Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TEORI DASAR KEPERAWATAN PEMENUHAN (KDM)

DOSEN PENGAMPU:NS SANDRA HARTINI M.KEP

“MANAJEMEN NYERI”

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6

NAMA:
1.AVIVAH AULIA RAHMI
2.NAFSA RISKA SALSABILA
3.LENDRA ANDARI PUTRI
4.SLIWANGI AMELIA PUTRI

1
KATA PENGANTAR

ASSALAMUALAIKUM WAROHMATULLAHHI WABAROKATUH


Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia- Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.Dengan selesainya makalah ini, tidak lepas dari bantuan banyak
pihak yang telah memberikan banyak masukan kepada saya. Untuk itu saya
mengucapkan terimakasih kepada ibuk Sandra selaku dosen mata kuliah teori
keperawatan. yang telah bersedia memeriksa dan mengoreksi makalah saya.
Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini.
Maka dari itu,kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan demi
tercapainya kesempurnaan dari makalah ini.

PADANG 2 DESEMBER 2021

PENULIS

2
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH……………………………………4
B. RUMUSAN
MASALAH…………………………………………………………….4
C. TUJUAN
PENULISAN……………………………………………………...………4
BAB 2 ISI
1. PENGERTIAN
NYERI………………………………………………………….…..5
2. FISIOLOGI NYERI………………………………………………….
………………5
3. KLASIFIKASI NYERI……………………………………………….
……………...7
4. STIMULUS NYERI……………………………………………………….
…………8
5. TEORI
NYERI………………………………………………………………….
……8
6. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
NYERI……………………………….……..9
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN…………………………………………………………21
B. SARAN…………………………………………………………………21
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………………22

3
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun
berat.Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan
akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan
kondisi terjadinya kerusakan Setiap individu pasti pernah mengalami nyeri
dalam tingkatan tertentu. Nyeri merupakanalasan yang paling umum orang
mencari perawatan kesehatan. Walaupun merupakan salah satu dari gejala
yang paling sering terjadi di bidang medis, nyeri merupakan salah satu
yang paling sedikit dipahami. Individu yang merasakan nyeri merasa menderita
dan mencari upaya untuk menghilangkannya.Perawat meggunakan berbagai
intervensi untuk dapat menghilangkan nyeri(manajemen nyeri)tersebut dan
mengembalikan kenyamanan klien. Perawat tidak dapat melihat dan
merasakan nyeri yang dialami oleh klien karena nyeri bersifat
subjektif. Nyeri dapat diekspresikan melalui menangis, pengutaraan, atau
isyarat perilaku. Nyeri yang bersifat subjektif membuat perawat harus
mampu dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistic dan
menanganinya
B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu nyeri?
2. Apa itu fisiologi nyeri?
3. Apa saja klasifikasi nyeri?
4. Apa itu stimulus nyeri?
5. Bagaimana teori nyeri?
6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada nyeri?
C.TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian nyeri
2. Mengetahui fisiologi nyeri
3. Mengetahui klasifikasi nyeri
4. Mengetahui stimulus nyeri
5. Mengetahui teori nyeri
6. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
7. Mengetahui asuhan keperawatan nyeri

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN NYERI
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subjektif karna perasaan nyeri sangat berbeda di tiap orang dalam hal skala atau
tingkatannya,dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan rasa nyeri yang
dialaminya.
Definisi pengertia nyeri menurut para ahli:
1) MC.COFFERY
Mendefenisikan nyeri sebagai suatu keadaan yang memengaruhi seseorang yang
keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya.
2) WOLF WEIFSEL FEURST
Bahwa nyeri suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang
bisa menimbulkan ketegangan.
3) ARTHUR C.CURTON
Nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh,timbul Ketika jaringan
sedang dirusak,dan menyebbakan individu tersebeut bereaksi untuk
menghilangkan rangsangan nyeri.
4) SCRUMUM
nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenagkan akibat terjadinya
rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh
reaksi fisik,fisiologis,dan emosional

2.FISIOLOGI NYERI
Definisi nyeri berdasarkan International Association for the Study of Pain(IASP,
1979) adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkandimana
berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial terjadi kerusakan jaringan.
A. NOSISEPSI
System saraf perifer mengandung saraf sensorik primer yang berfungsi
mendeteksi kerusakan jaringan dan membangkitkan beberapa sensasi,salah
satunya nyeri.rasa nyeri dihantarkan oleh reseptor yang di sebut
nosiseptor.Nosiseptor merupakan ujung saraf perifer yang bebas dan tidak
bermielin atau hanya memiliki sedikit mielin.reseptor ini tersebar di kulit dan
mukosa,khususnya pada visera,persendian,dinding arteri,hati,dan kandung

5
empedu.reseptor nyeri tersebut dapat di rangsang oleh stimulus
mekanis,ternal,listrik,atau kimiawi(misalnya histamin,bradykinin,dan
prostaglandin).
Proses fisiologis yang terkait nyeri disebut nosisepsi.taha-tahap proses ini:
a) Transduksi
Rangsangan (stimulus) yang membahayakan memicu pelepasan mediator
biokomia(misalnya histamin,bradykinin,prostaglandin,dan subtansi p). mediator
ini kemudian mensentisasi nosiseptor.
b) Tranmisi
1.stimulasi yang diterima oleh reseptor ditransmisikan berupa impuls nyeri dari
serabut saraf perifer ke mdula spinalis.jenis nosiseptor yang terlibat dalan transisi
ini yaitu serabut C dan serabut A-delta.serabut C mentransmisikan nyeri tumpul
dan menyaktkan,sedangkan serabut A-delta mentransmisikan nyeri yang tajam
dan terlokalisasi.
2.nyeri di transmisikan dari medulla spinalis ke batang otak dan thalamus melalui
jalur spinotalamikus(spinothalamic tract atau STT) yang membawa informasi
tentang sifat dan lokasi stimulus ke thalamus.
3.sinyal diteruskan ke korteks sensorik somatic(tempat nyeri
dipersepsikan),impuls yang ditransmisikan melalui STT mengaktifkan respon
lotonomik dan limbik.
c) Persepsi
Individu mulai menyadari adanya nyeri dan tampaknya persepsi nyeri tersebut
terjadi di srtiktur korteks sehingga memungkinkan timbulnya berbagai strategi
perilaku kognitif untuk mengurangi komponen sensorik dan afektiv nyeri.
d) Modulasi atau system desendens
Neuron di batang otak mengirimkan sinyal-sinyal Kembali ke tanduk dorsal
medulla spinalis yang terkonduksi dengan nosiseptor impuls supresif.serabut
desendens melepaskan subtansi seperti opioid,serotonim,dan norepinefrin yang
yang akan menghambat impuls asendens yang membahayakan di bagian dorsal
medulla spinalis.
2. Teori gate control
Dikemukakan oleh melzack dan well pada1965. Berdasarkan teori ini fisiologi
nyeri dijelaskan sebagai berikut.
Akar dorsal pada medulla spinalis terdiri atas beberapa lapisan atau laminae
yang saling bertautan.diantara lapisan dua dan tiga terdapat subtansi
gelatinosa(subtantia gelatinosa atau SG) yang berperan seperti layaknya pintu
gerbang yang menghalangi masuknya impuls nyeri menuju otak.subtansi

6
gelatonosa ini di lewati oleh saraf dan saraf kecil yang berperan dalam
penghantaran nyeri.
Pada mekanisme nyeri,rangsangan nyeri dihantarkan melalui serabut saraf
kecil.rangsangan pada serat kecil dapat menghambat subtansi gelatinosa dan
membuka pintu mekanisme sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya
akan menghantarkan nyeri.rangsangan nyeri yang dihantarkan melalui saraf
kecildapatb dihambat apabila terjadi rangsangan pada saraf besar .rangsangan
pada saraf besar akan mengakibatkan aktivitas subtansi gelatinosa meningkat
sehingga pintu mekanisme tertutup dan hantaran pun terhambat .rangsangan yang
melalui saraf besar dapat langsung merambat ke korteks serebri agar dapat
diidentifikasi dengan cepat.
Sebagai mana diketahui bahwa nyeri tidaklah selalu berhubungandengan derajat
kerusakan jaringan yang dijumpai. Namun nyeri bersifat individualyang
dipengaruhi oleh genetik, latar belakang kultural, umur dan jenis
kelamin.Kegagalan dalam menilai faktor kompleks nyeri dan hanya bergantung
padapemeriksaan fisik sepenuhnya serta tes laboratorium mengarahkan kita
padakesalahpahaman dan terapi yang tidak adekuat terhadap nyeri, terutama
padapasien-pasien dengan resiko tinggi seperti orang tua, anak-anak dan pasien
dengangangguan komunikasi
Setiap pasien yang mengalami trauma berat (tekanan, suhu, kimia) ataupaska
pembedahan harus dilakukan penanganan nyeri yang sempurna, karenadampak
dari nyeri itu sendiri akan menimbulkan respon stres metabolik (MSR)yang akan
mempengaruhi semua sistem tubuh dan memperberat kondisipasiennya. Hal ini
akan merugikan pasien akibat timbulnya perubahan fisiologidan psikologi pasien
itu sendiri, seperti.
 Perubahan kognitif (sentral) : kecemasan, ketakutan, gangguan tidur dan
putus asaan.
 Perubahan neurohumoral : hiperalgesia perifer, peningkatan kepekaan luka
 Plastisitas neural (kornudorsalis), transmisi nosiseptif yang
difasilitasisehingga meningkatkan kepekaan nyeri
 Aktivasi simpatoadrenal : pelepasan renin, angiotensin, hipertensi,
takikardi
 Perubahan neuroendokrin : peningkatan kortisol, hiperglikemi,
katabolisme
3.KLASIFIKASI NYERI
JENIS NYERI
 Nyeri perifer
 Nyeri superfisial:rasa nyeri muncul akibat rangsangan pada kulit dan
mukosa
 Nyeri visceral :rasa nyeri timbul akibat rangsangan pada reseptor
nyreri di rongga abdomen,cranium dan toraks.

7
 Nyeri alih :rasa nyeri dirasakan di daerah lain yang jauh dari jaringan
penyebab nyeri.
 Nyeri sentral
Adalah nyeri yang muncul akibat rangsangan pada medulla spinalis,batang
otak,dan thalamus.
 Nyeri psikogenik
Nyeri yang penyebab fisiknya tidak diketahui.umumnya nyeri ini disebabkan
faktor psikologis.
Jenis nyeri yang lain contohnya sebagai berikut:
a.nyeri somatic: nyeri yang berasal dari tendon,tulang,saraf,dan pembuluh darah
b.nyeri menjalar: nyeri yang dirasakan tubuh lain.umumnya disebabkan kerusakan
atau cidera pada organ visceral.
c. nyeri neorologis: bentuk nyeri tajam yang di sebabkan oleh spasme di
sepanjang atau di beberapa jalur saraf.
d.nyeri phantom: nyeri yang dirasakan bagian tubuh yang hilang,misalnya pada
bagian kaki yang sudah diamputasi.
BENTUK NYERI
A. Nyeri akut
Nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang.umumnya nyeri ini
berlangsung tidak lebih dari enam bulan.penyebab dan lokasi nyeri biasanya
sudah diketahui.nyeri akut ditandai dengan peningkatan tegangan otot dan
kecemasan.
B. Nyeri kronis
Merupakan nyeri yang berlangsung berkepanjangan,berulang atau menetap
xselama lebih dari enam bulan .sumber nyeri dapat diketahui atau tidak .umumnya
nyeri ini tidak dapat disembuhkan.nyeri kronis dapat dibagi menjadi beberapa
kategori,antara lain nyeri terminal,sindrom nyeri kronis,dan nyeri psikosomatis.

4.STIMULUS NYERI
beberapa jenis stimulus nyeri,diantaranya sebagai berikut:
1) Trauma pada jaringan tubuh,misalnya karena bedah akibat terjadinya
kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor.
2) .gangguan pada jaringan tubuh misalnya, karena ederma akibat terjadinya
penekanan pada reseptor nyeri
3) Tumor,juga dapat menekan pada reseptor nyeri

8
4) Iskemia pada jaringan,misalnya terjadi blockade pada arteri koronaria yang
menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat.
5) Spasme otot,dapat menstimulasi mekanik.
5.TEOR NYERI
a. teori pemisahan(specificity theory)
rangsangan sakit masuk ke medulla spinalis melalui kornu dosalis yang bersinap
di daerah posterior,kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang di garis median
ke sisi lainnya,dan berakhir di korteks sensorik tempat rangsangan nyeri tersebut
diteruskan.
b.teori pola(patten theory)
masuk melalui akar ganglion dorsalm ke medulla spinalis dan merangsang
aktivitas sel T. hal ini mengakibatkan suatu respon yang merangsang ke bagian
yang lebih tinggi,yaitu,korteks serebri,serta kontraksi menimbulkan persepsi dan
otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri .persepsi di pengaruhi oleh
modalitas respos dari reksi sel T.
c.teori pengendalian gerbang(gate control theory)
nyeri tergantung dari kerja saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar
ganglion dorsalis.rangsangan pada serat saraf akan meningkatkan aktivitas
subtansia gelatinosa.yang mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga
aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut
terhambat.rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri.hasil
presepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui serat eferen dan
reaksinya mempengaruhi sel T.Rangsangan pada serat kecil akan menghambat
aktivitas subtansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme.sehingga
merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan
nyeri.
d.teori tranmisi dan inhibisi
adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls
spesifik.kemudian,inhibisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls pada
serabut-serabut besar yang memblok impuls-impuls pada serabut lamban dan
endogen opiate system supresif.
6.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NYERI
1.Arti nyeri.
Arti nyeri bagi seseorang memilki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti
nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak, dan lain-lain.
Keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, jenis kelamin, latar
belakang sosial budaya, lingkungan, dan pengalaman.
2.Persepsi Nyeri.

9
Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektif tempatnya pada korteks
(pada fungsi evaluatif kognitif). Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor yang dapat
memicu stimulasi nociceptor.
3.Toleransi Nyeri.
Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat memengaruhi
kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat memengaruhi
peningkatan toleransi nyeri antara lain alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan
atau gerakan pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat, dan sebagainya.
Sementara itu faktor yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan, rasa marah,
bosan, cemas, nyeri yang tidak kunjung hilang, sakit, dan lain-lain.
4.Reaksi Terhadap Nyeri.
Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang terhadap nyeri,
seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. Semua itu bentuk
respons nyeri yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti arti nyeri,
tingkat persepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial,
kesehatan fisik dan mental, rasa takut, cemas, usia, dan lain-lain.
Menurut Smeltzer, (2001) faktor-faktor yang mempengaruhi respon nyeri adalah :
a. Pengalaman masa lalu
Individu yang mempunyai pengalaman yang multiple dan berkepanjangan dengan
nyeri akan lebih sedikit gelisah dan lebih toleran terhadap nyeri dibanding dengan
orang yang hanya mengalami sedikit nyeri. Bagi kebanyakan orang,
bagaimanapun, hal ini tidak selalu benar. Sering kali, lebih berpengalaman
individu dengan nyeri yang dialami, makin takut individu tersebut terhadap
peristiwa yang menyakitkan yang akan diakibatkan.
b. Ansietas
Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas seringkali
meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu perasaan
ansietas. Pola bangkitan otonom adalah sama dalam nyeri dan ansietas. Sulit
untuk memisahkan suatu sensasi. Paice (1991) melaporkan suatu bukti bahwa
stimulus nyeri mengaktifkan bagian limbik yang diyanikini mengendalikan emosi
seseorang, khususnya ansietas. Sistem limbik dapat memproses reaksi emosi
terhadap nyeri, yakni memperburuk atau menghilangkan nyeri.
c. Budaya
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri.
Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh
kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri. Ada
perbedaan makna dan sikap dikaitkan dengan nyeri diberbagai kelompok budaya.
Suatu pemahaman tentang nyeri dari segi makna budaya akan membantu perawat

10
dalam merancang asuhan keperawatan yang relevan untuk klien yang mengalami
nyeri (Potter, 2005).
d. Usia
Usia merupakan faktor penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada anak-
anak dan lansia. Perkembangan, yang ditemukan diantara kelompok usia ini dapat
mempengaruhi bagaimana anak-nak dan lansia bereaksi terhadap nyeri. Anak
yang masih kecil mempunyai kesulitan mengungkapkan dan mengekspresikan
nyeri.
e. Efek Plasebo
Plasebo merupakan zat tanpa kegiatan farmakologik dalam bentuk tablet, kapsul,
cairan injeksi dan sebagainya. Plasebo umumnya terdiri atas gula,larutan salin
normal, dan atau air biasa. Karena plasebo tidak memiliki efek farmakologis, obat
ini hanya memberikan efek dikeluarkannya produk ilmiah (endogen) endorfin
dalam sistem kontrol desenden, sehingga menimbulkan efek penurunan nyeri
(Tamsuri, 2006).
PENGUKURAN INTENSITAS NYERI
1.SKALA NYERI MENURUT HAYWARD
Dilakukan dengan meminta penderita untuk memilih salah satu bilangan dari 0-10
yang menurutnya paling menggambarkan pengalaman nyeri yang ia rasakan.
0 =tidak nyeri
1-3 =nyeri ringan
4-6 =nyeri sedang
7-9 =sangat nyeri masih dapat dikendalikan dengan aktivitas yang biasa dilakukan
10 =sangat nyeri dan tidak bisa dikendalikan.

2.SKALA NYERI MENURUT MCGILL


Pengukuran intensitas nyeri dengan menggunakan skala nyeri mcgill dilakukan
dengan meminta penderita untuk memilih salah satu bilangan dari 0-5 yang
menurutnya paling menggambarkan pengalaman nyeri yang ia rasakan.
Skala nyeri sebagai berikut
0=tidak nyeri

11
1=nyeri ringan
2=nyeri sedang
3=nyeri berat atau parah
4=nyeri sangat berat
5=nyeri hebat
3.SKALA WAJAH ATAU WONG BAKER FACES RATING SCALE
Dilakukan dengan memerhatikan mimic wajah pasien pada saat nyeri tersebut
menyerang. cara ini di terapkan pada pasien yang tidak dapat menyatakan
intensitas nyerinya dengan skala angka,misalnya anak-anak dan lansia.

12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A.PENGKAJIAN
Dalam melakukan pengkajian harus menggerakan semua indra dan tenaga untuk
melakukan pengkajian secara cermat baik melalui wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik untuk menggali data yang akurat meliputi

Data Demografi
Identitas Pasien:
Nama :Ny.S
Jenis Kelamin :Perempuan
Umur :48 tahun
Status perkawinan :Menikah
Agama :Islam
Pendidikan :SD
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Alamat :JL.Air Tawar Padang Utara,Kota Padang
Tanggal Pengkajian:7 Desember 2021
Cara masuk :Poli umum
Rujukan masuk :Puskesmas

Identitas Penanggung Jawab


Nama :
Umur :
Hubungan Dengan Pasien :

13
Pekerjaan :
No hp/tlp :
Alasan Masuk Pasien :
Riwayat Kesehatan Sekarang:Merasakan sakit pada saat terlalu Lelah,lemas dan
Merasakan nyeri
Riwayat Kesehatan dahulu :mengalami penyakit asam lambung sejak sebelum
Menikah sampai sekarang
Riwayat Kesehatan keluarga:Ayah pasien memiliki penyakit hipertensi
Kakak perempuan memiliki penyakit hipertensi
yang
Diturunkan oleh salah satu orang tuanya
Memiliki penyakit keturunan hipertensi.
Pola aktivitas sakit:aktivitas sehari-hari dibantu oleh keluarga.
Pola aktivitas sehat:Pasien mampu melakukan aktivitas secara mandiri
Pola eliminasi :
1.urine:pasien mengatakan sering tidak ada hambatan
Karakter urine:warna urine kuning bening
Urine berdarah /tidak:Tidak
Ada endapan/kristalisasi:Tidak ada

2.Alfi (BAB):klien mengatakan 1 hari sekali untuk BAB


karakter feses:berbentuk lunak
feses berdarah/tidak:Tidak

pola nutrisi : klien mengatakan tidak makan teratur


pola spiritual:pasien mampu melaksanakan ibadah shalat 5 waktu
pola kebersihan:Ny.S selalu mandi 2x sehari
pemeriksaan fisik
A.Keadaan Umum:keadaan umum klien tampak baik,dan sedikit lemas
B.Tanda-Tanda Vital:

14
1.Suhu tubuh :37℃
2. Tekanan darah:140/90 mmHg
3.Nadi:83x/i
4.pernafasan:22x/i
5.Skala nyeri:5
6. Tinggi Badan;160 cm
7.Berat Badan:55 kg

Pemeriksaan Head To Toe


1.Kepala :
Bentuk :bentuk kepala simetris
Ubun-ubun:memiliki 1 ubun-ubun
Kulit kepala:kulit kepala bersih dan tidak berketombe
Dan berwarna sawo matang
2.Rambut:
Keadaan rambut:Tampak tidak lebat dan penyebarannya merata
Bau :Rambut tidak berbau
Warna rambut:Hitam

3.Wajah
Warna kulit: Berwarna sawo matang
Struktur wajah :Bentuk struktur wajah oval

4.Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan mata:Memiliki dua bola mata yang
Lengkap dan simetris
Kebersihan:tidak ada kotoran
Konjungtiva dan sclera: anemis
Pupil:Reaksi terhadap cahaya melambat/tidak normal

15
5.Hidung:
Septumnasi:tegak lurus
Warna kulit hidung:sama dengan kulit lainnya
Pengeluaran:tidak ada cairan berupa flu/darah
Lubang hidung:normal dan simetris

6.Telinga :
Bentuk telinga :simetris dan normal.
Ukuran telinga :normal.
Kotoran telinga: bersih dan tidak ada cairan.
Getaran pendengaran :normal.
7.Leher:
Posisi trachea atau thyroid :normal,teraba pada kedua sisi
Suara :normal
Kelenjar limfa :tidak ada pembesaran kelenjar getah
Bening.
Vena jugularis : tampak Ketika berbicara
Denyut nadi karotis :teraba
8.thoraks atau dada:
Inspeksi thoraks :simetris,warna kulit normal atau sama dengan
warna kulit tubuh lainnya,cairan pada
payudara

9.paru-paru :
Pernafasan :normal,24x/menit
Lobus kanan-kiri : normal
Palfasi :anto dan poste ukuran 2:1 normal,vibrasi normal.
Askultasi :peristaltik normal

16
10.jantung :
Inspirasi normal
Palpasi:teraba normal tapi tidak terlihat
Perkusi:normal
Auskultasi:jantung batasnya terasa

11.abdomen
Inspeksi(bentuk,tonjolan):bentuk tidak normal dan abdomen terlihat
Membesar
Auskultasi :peristaltic normal 5x/menit
Palpasi:terdapat nyeri tekan pada abdomen kiri bagian atas serta
Nyeri di atas umbilicus dan abdomen sedikit membesar
Perkusi(suara abdomen):suara tympani

12.vagina
Kebersihan :bersih dan tidak ada kotoran
Cairan keluar :normal

13.anus
Kebersihan:bersih tidak ada kudis
Vena pada anus:normal dan tidak yang keluar/ambeyen
B.DIAGNOSA

No. Data fokus pasien pathway Masalah


Objektif dan subjektif keperawatan

17
1. DS: Kebiasaan Gangguan nyeri
a. Klien mengatakan nyeri makanan yang
pada daerah abdomen kiri tidak teratur
atas dan diatas umbilicus.

b. Klien mengatakan nyeri Peradangan


uluh hati,mual,dan mukosa lambung
muntah

DO:
a. Klien tampak kesakitan Iritasi mukosa
dan meletakkan tangan
didaerah yang nyeri

b. Nyeri tekan pada saat peningkatan


dilakukan palpasi ekskresi HCL

c. Suara abdomen tympani Nyeri

d. Abdomen membesar/tidak
simetris

e. Tanda-tanda vital

Tekanan darah:140/90 mmHg


Nadi:83x/i
pernafasan:22x/i
skala nyeri:5

DS: Ansietas Kurang


a. Keluarga mengatakan pengetahuan
kurang mengetahui
penyakit grastritis

Kurang informasi

DO:
a. Keluarga kelihatan Kurang
cemas terhadap pengetahuan
Kesehatan Ny.S

18
C.INTERVENSI
NO NANDA NOC NIC
1. Gangguan Gejala gangguan Lakukan pengkajian nyeri yang
nyeri nyeri meliputi
karakteristik ,frekuensi,kualitas,i
ntesitas
Atau berat nyeri dan faktor
Pencetus

Pastikan perawatan analgesic


bagi pasien dilakukan
pemantauan
Yang ketat

Gunakan strategi komunikasi


terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri

Gali Bersama pasien faktor-


faktor yang dapat menurunkan
atau memperberat nyeri

Kurangi atau eliminasi faktor-


faktor yang dapat mencetuskan
atau meningkatkan
nyer(ketakutan,kelelahan,keadaan
monoton dan kurang
pengetahuan)

Dorong pasien untuk memonitor


nyeri dan menangani nyeri
dengan tepat

D.IMPLEMENTASI
Diagnosa Implementasi
Gangguan nyeri Melakukan pengkajian nyeri yang
meliputi
karakteristik ,frekuensi,kualitas,intesit
as
Atau berat nyeri dan faktor
Pencetus

19
memastikan perawatan analgesic bagi
pasien dilakukan pemantauan
Yang ketat

menggunakan strategi komunikasi


terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri

menggali Bersama pasien faktor-


faktor yang dapat menurunkan atau
memperberat nyeri

mengurangi atau eliminasi faktor-


faktor yang dapat mencetuskan atau
meningkatkan
nyer(ketakutan,kelelahan,keadaan
monoton dan kurang pengetahuan)

mendorong pasien untuk memonitor


nyeri dan menangani nyeri dengan
tepat

E.EVALUASI
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
DIAGNOSA EVALUASI

Gangguan nyeri Soap:Klien mengatakan mengerti dan


mempraktekan Teknik relaksasi nyeri
dengan Tarik nafas dalam.
Soap:.masalah Teratasi Sebagian
Soap: klien melakukan Gerakan kecil
sesuai kemampuan klien.
Soap: pasien sudah banyak melakukan
aktivitas baru.
Soap: pasien masih merasakan nyeri
saat berjalan terlalu lama.

20
BAB 3
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Nyeri merupakan suatu gejala yang bersifat ojektif .hanya orang yang merasakan
yang bisa mengungkapkan.kebutuhan dasar manusia untuk memenuhi rasa yang
tidak nyaman atau nyeri ini,perawat perlu memperhatiakn ,mengkaji konsep dasar
nyeri pada klien yangmengalami gngguan keamaman.

B.Saran

Semoga dengan memahami konsep dasar nyeri ini .kita bisa menerapkan dan
membagi ilmu dalam menyelesaikan masalah gengguan tidak nyaman ini dalan
kehidupan .

21
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul pengantar kebutuhan manusia edisi II Padang:sumber
salemba medika.
Bulechek,M.Gloria,Howard K. Buthcer,joaanne M. Dochterman,Cheryl
M.wagner:2018 nursing intervention classification(NIC) edisi 6 :Indonesia
Elsevier.
Lepak,sesan galagher,phD,RN,Dean of college of health,2018.Nanda
internasional terminology organisasi dan informasi umum NANDA I edisi ke
sebelas Asia:igaku shoin .

22

Anda mungkin juga menyukai