KELOMPOK II
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan ini, kami telah mengalami berbagai hal baik suka maupun
duka. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan
lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai
pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus kami
sampaikan terima kasih.
Dalam penyusunan ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatau permasalahan yang berhubungan
dengan judul makalah ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
2. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang keterampilan dasar kebidanan serta
tentang gambaran nyeri, jenis serta manajemen nyeri.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi nyeri
2. Untuk mengetahui tentang sifat jenis
3. Untuk mengetahui tentang fisiologi nyeri
4. Untuk mengetahui tentang klasifikasi nyeri
5. Untuk mengetahui tentang apa saja faktor nyeri
6. Untuk mengetahui tentang metode menghilangkan nyeri
3. MANFAAT
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis
maupun praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai
pengembangan pengetahuan mengenai keterampilan dasar kebidanan serta tentang
gambaran nyeri, jenis serta manajemen nyeri.:
BAB 2
PEMBAHASAN
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), Nyeri adalah sensori
subyektif
dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan
jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Teori Specificity “suggest” menyatakan bahwa Nyeri adalah sensori spesifik yang
muncul karena adanya injury, dan informasi ini didapat melalui sistem saraf perifer dan
sentral melalui reseptor nyeri di saraf nyeri perifer dan spesifik di spinal cord.
Secara umum Kebidanan mendefinisikan Nyeri sebagai apapun yang menyakitkan
tubuh, yang dikatakan individu yang mengalaminya, dan yang ada kapanpun individu
mengatakannya.
Mekanisme Nyeri
Mekanisme nyeri secara sederhana dimulai dari transduksi stimuli akibat
kerusakan jaringan dalam saraf sensorik menjadi aktivitas listrik, kemudian
ditransmisikan melalui serabut saraf bermielin A delta dan saraf tidak bermielin C ke
kornu dorsalis medula spinalis, talamus, dan korteks serebri. Impuls listrik tersebut
dipersepsikan dan didiskriminasikan sebagai kualitas dan kuantitas nyeri setelah
mengalami modulasi sepanjang saraf perifer dan disusun saraf pusat. Rangsangan
yang dapat membangkitkan nyeri dapat berupa rangsangan mekanik, suhu (panas atau
dingin) dan agen kimiawi yang dilepaskan karena trauma/inflamas
3. Fisiologi Nyeri
Banyak teori berusaha untuk menjelaskan dasar neurologis dari nyeri, meskipun
tidak ada satu teori yang menjelaskan secara sempurna bagaimana nyeri
ditransmisikan atau diserap.
Untuk memudahkan memahami fisiologi nyeri, maka perlu mempelajari 3 (tiga)
komponen fisiologis berikut ini:
c. Fase akibat (aftermath) terjadi ketika nyeri berkurang atau berhenti
Fase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau hilang. Pada fase ini klien masih
membutuhkan kontrol dari bidan, karena nyeri bersifat krisis, sehingga dimungkinkan
klien mengalami gejala sisa pasca nyeri. Apabila klien mengalami episode nyeri
berulang, maka respon akibat (aftermath) dapat menjadi masalah kesehatan yang
berat. Bidan berperan dalam membantu memperoleh kontrol diri untuk meminimalkan
rasa takut akan kemungkinan nyeri berulang.
3. Kultur
Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon
terhadap nyeri.
Contoh : suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus
diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada
nyeri.
4. Makna nyeri
Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan
dan bagaimana mengatasinya.
5. Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut Gill (1990), perhatian yang meningkat
dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan
dengan respon nyeri yang menurun. Tehnik relaksasi, guided imagery merupakan
tehnik untuk mengatasi nyeri.
6. Ansietas
Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri juga bisa menyebabkan
seseorang cemas.
8. Pola koping
Pola koping adaptif akan mempermudah seseorang mengatasi nyeri dan
sebaliknya pola koping yang maladaptive akan menyulitkan seseorang mengatasi nyeri.
2. Relaksasi
Teknik relaksasi dapat mengurangi ketegangan otot dan mengurangi
kecemasan. Membantu klien dengan teknik relaksasi , bidan dapat mengenal nyeri klien
dan ekspresi kebutuhan dibantu dari klien untuk mengurangi distress yang disebabkan
oleh nyerinya. Teknik relaksasi lebih efektif untuk klien dengan nyeri kronik.
Relaksasi memberikan efek positif untuk klien yang mengalami nyeri, yaitu:
1. Memperbaiki kualitas tidur
2. Memperbaiki kemampuan memecahkan masalah
3. Mengurangi keletihan / fatigue
4. Meningkatkan kepercayaan dan perasaan dapat mengontrol diri dalam mengatasi
nyeri
5. Mengurangi efek kerusakan fisiologi dari stress yang berlanjut atau berulang
karena nyeri
6. Pengalihan rasa nyeri/distraksi.
7. Meningkatkan keefektifan teknik – teknik pengurangan nyeri yang lain.
8. Memperbaiki kemampuan mentoleransi nyeri
9. Menurunkan distress atau ketakutan selama antisipasi terhadap nyeri.
4. Stimulasi Kutan
Teknik dengan menstimulasi permukaan kulit untuk mengurangi nyeri. Meintz
(1995) menyatakan bahwa massage, salah satu bentuk stimulasi kutan, dapat
mengurangi kecemasan dan persepsi nyeri pada klien dengan kanker. Stimulasi kutan,
meliputi :
1. Massage
2. Kompres hangat atau dingin, atau keduanya bergantian
3. Accupressure
4. Stimulasikon trilateral.
5. Anestesi
Anestesi secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika
melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit
pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada
tahun 1846.
PERIODE INTRANATAL
DATA UMUM
Alamat : Palembang Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan terakhir : D3
4. Obat-obatan : ( - )
4. HPHT : 09 Januari 2012
2. Hamil ini.
9. Kontrasepsi yang pernah dipakai dan masalah yang pernah dialami selama
penggunaan alat kontrasepsi : tak terkaji
10. Makanan bayi sebelumnya ASI/PASI: Anak sebelumnya diberikan ASI sampai
usia 2 tahun dan disertai PASI .
11. Pendidikan Kesehatan yang ingin Ibu dapatkan selama perawatan : ( - )
12. Setelah bayi lahir siapa yang diharapkan membantu : Suami dan orang tua serta
keluargalainnya.
Merasa mules-mules mulai jam 00.00 tanggal 3Oktober 2013, kontraksi belum
teratur,lendir darah sudah keluar, air ketuban ( - ). Selanjutnya pagi harinya tanggal
3Okt dari IGDober 2013 masuk di ruang VK jam 06.00 dengan keluhan kenceng-
kenceng, lendir darah ( + ) , air ketuban ( - ), lokasi ketidaknyamanan pinggang
menjalar ke perut dan terus meningkat, KU baik, TD 112/64 mmHg, N 112 X/mnt, RR
20 X/mnt, S 36,2 °C, pasien mengeluh nyeri, merintih dan nampak kesakitan, tidak ada
oedema, dilakukan palpasi : Janin tunggal, letak memanjang,presentasi kepala, kepala
masuk panggul , Tinggi fundus uteri : 3J6px, DJJ ( + ), letak Pu-Ka.
2. Keadaan kontraksi ( frekuensi dalam 10 menit, lamanya , kekuatan) : His 3 kali
dalam 10 menit lamanya 40 – 70 mmHg,kontraksi teratur (jam 06.30 Wib).
3. Frekuensi dan kekuatan denyut jantung janin : 140 x/m, kekuatan : cukup kuat.
Refleks : ( + /+ )
7. Laboratorium
DATA PSIKOSOSIAL
LAPORAN PERSALINAN
1. Kala I
Analisa data :
DS : pasien mengatakan nyeri pada saat kenceng-kenceng, rasa tak nyaman
pada pinggang, menjalar keperut dan terus meningkat
2. Kala II
Panjang badan : 50 cm
Lingkar kepala : 30 cm
Lingkar dada : 30 cm
Lingkar perut : 28 cm
APGAR SCORE ;
Pernafasan 2 2
Refleks 1 1
Tonus otot 2 2
Warna kulit 1 2
Kesimpulan : AS Baik.
Analisa Data :
DS : ( - )
DS : -
4. Kala IV :
Analisa Data :
KALA I
- Ibu Tanda
bersalin vital: TD:
biasanya 110/80
merasa mmHg, N: 98
panas dan x/mnt, R: 24
banyak x/mnt, S:
keringat atasi 36,2 oC.
dengan cara:
gunakan Assesment
kipas Rasa nyeri
angin/AC, semakin kuat
Kipas biasa dan sering,
dan ibu mampu
menganjurka beradaptasi
n ibu mandi dengan
sebelumnya kondisinya.
3. Edukasi Planing
prosedur/pera
watan - Berikan
support ibu
- Demonstr untuk tidak
asikan mengejan
pereda nyeri sebelum
non invasif/ waktunya.
non
farmakologis : - Damping
massage, i ibu sampai
distraksi/imaji pembukaan
nasi, lengkap.
relaksasi,
pengaturan - Evaluasi
posisi yang nyeri his.
nyaman.
* Jika ibu
tsb tampak
kesakitan
dukungan/as
uhan yang
dapat
diberikan;
- lakukan
perubahan
posisi,
sarankan ia
untuk
berjalan, dll.
- Anjurkan
ibu untuk
tidak
mengejan
sebelum
pembukaan
lengkap
- Anjurkan
ke
keluargauntu
k
mendampingi
dan
melakukan
massage
pada
punggung
atau paha ibu
6. - Administr
asi medikasi
- Berikan
antibiotik
sesuai
program
KALA II
KALA III
Planning
- Monitor
tanda vital.
- Lakukan
pengkajian
nyeri.
- Anjurkan
penggunaan
nafas dalam
dan distraksi
(diajak
bicara).
11. 4.Health Planning
Education
- Gunaka
- Berikan n teknik
penjelasan tentang aseptic
mengapa klien dalam
menghadapi risiko perawatan
infeksi, tanda dan luka.
gejala infeksi
- Berikan
12. 5.Administrasi antibiotik
medikasi sesuai
order.
- Berikan antibiotik
sesuai program - Anjurka
n ibu untuk
menjaga
hygiene.
KALA IV
- Libatkan Planing
keluarga untuk - Lanjutkan
memberikan intervensi.
support.
* Fasilitasi ibu
untuk
beristirahat:
Jaga
ketenangan
ruangan,
kebiasaan
sebelum
istirahat.
BAB 3
PENUTUP
1 KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah dapat disimpulkan :
1.Secara umum nyeri didefinisikan sebagai apapun yang menyakitkan tubuh, yang
dikatakan individu yang mengalaminya, dan yang ada kapanpun individu
mengatakannya.
2.Sifat nyeri yaitu: melelahkan dan membutuhkan banyak energi, bersifat subyektif dan
individual, tak dapat dinilai secara objektif, bidan hanya dapat mengkaji nyeri pasien
dengan melihat perubahan fisiologis tingkah laku dan dari pernyataan klien.
3.Untuk memudahkan memahami fisiologi nyeri, maka perlu mempelajari 3 (tiga)
komponen fisiologis yaitu: resepsi, persepsi, reaksi .
4.Klasifikasi nyeri dibedakan berdasarkan : sumber, penyebab, lama (durasi), dan lokasi
(letak).
5.Faktor yang mempengaruhi nyeri yaitu : usia, jenis kelamin, kultur, makna nyeri,
perhatian, ansietas, pengalaman masa lalu, pola koping, support keluarga dan sosial.
6.Metode yang digunakan untuk menghilangkan nyeri ialah distraksi, relaksasi, imagery,
stimulasi kutan, anestesi dan terapi musik.
2 SARAN
Penulis mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain sebagainnya. Oleh
sebab itu saran untuk teman-teman agar dapat menambahkan referensi tentang
keterampilan dasar kebidanan khususnya di perpustakaan agar lebih dapat
meningkatkan jumlah referensi-referensi terbaru.