DISUSUN OLEH :
NIM : 043STYC18
KELAS : A2
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat limpahan rahmat, karunia dan hidayah Nya-lah kami dapat
menyelesaikan LaporanPendahuluan pada kasus Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Istirahat Dan Tidur. Selain bertujuan untuk memenuhi tugas praktek
laporan ini juga disusun dengan maksud agar pembaca dapat memperluas ilmu
dan pengetahuan tentang asuhan dalam keperawatan.
Laporan ini memuat tentang tahap laporan asuhan dalam keperawatan, dalam
hal ini mahasiswa dituntut bukan hanya memahami tetapi juga menerapkannya
dalam melaksanakan praktek klinik. Luasnya pengetahuan dapat membuat
seorang mahasiswa menguasai tahap ini. Kami juga mengucapkan terimakasih
yang tak terhingga kepada Dosen-dosen yang telah membimbing kami.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan................................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan..............................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................3
2.1 KONSEP DASAR.............................................................................3
2.1.1 Definisi.....................................................................................3
2.1.2 Fungsi Dan Tujuan...................................................................4
2.1.3 Jenis Tidur................................................................................5
2.1.4 Masalah Kebutuhan Tidur........................................................8
2.1.5 Tanda Dan Gejala.....................................................................9
2.1.6 Etiologi....................................................................................10
2.1.7 Patofisiologi.............................................................................10
2.1.9. Komplikasi.............................................................................11
2.1.10. Pemeriksaan Penunjang........................................................11
2.1.11. Penatalaksaan Medis.............................................................11
2.2 ASUHANKEPERAWATAN............................................................12
2.2.1 Pengkajian..............................................................................12
2.2.2 Diagnosa................................................................................15
2.2.3 Intervensi................................................................................16
2.2.4 Implementasi..........................................................................18
2.2.5 Evaluasi..................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Istirahat adalah suatu periode tidak aktif dapat berupa istirahat untuk seluruh
tubuh atau untuk sebagian saja. Istirahat memberikan kesempatan pada tubuh
untuk memperbaiki sel tubuh yang rusak, membuat dan mengembalikan fungsi
jaringan. Idealnya istirahat dapat digantikan dengan aktivitas yang memungkinkan
tubuh pulih kembali secara sempurna dari suatu aktivitas sebelum aktivitas yang
lain dimulai, penggantian ini lebih baik dilakukan secara terjadwal, aktivitas yang
berat hendaknya diikuti oleh istirahat yang panjang. Narrow (1967 -1645)
mengemukakan karakteristik yang berhubungan dengan istirahat dan memberikan
arti tentang istirahat serta memberikan pedoman kepada perawat dalam mengkaji
dan meningkatkn istirahat.
Menurut Potter & Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang
bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur
adalah keadaan gangguan kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan dengan
minimnya aktivitas (Keperawatan Dasar, 2011:203). Tidur adalah suatu keadaan
relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan
urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan
otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto, 2006).
1
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar dapat memperluas wawasan dan memperoleh pengalaman
secara langsung dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada klien
dengan gangguan Personal Hygiene kebersihan mulut dengan
pendekatan proses keperawatan.
1.2.3 Tujuan Khusus
Dengan penulisan laporan pendahuluan ini, penulis diharapkan dapat :
1. Melakukan pengkajian secara komprehensif pada klien
2. Merumuskan diagnosa keperawatan sesuai data yang diperoleh dari
klien
3. Mengimplementasikan tindakan yang telah direncanakan
4. Mengevaluasi dan mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan
yang telah dilakukan kepada klien
1.3Manfaat Penulisan
1.3.1 Bagi Penulis
Dapat memperluas wawasan memperoleh pengalaman secara
langsung dalam memberikan asuhan keperawatan.
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan refrensi untuk pembuatan laporan-laporan selanjutnya.
1.3.3 Bagi Pembaca
Dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP DASAR
2.1.1 DEFINISI
2
Istirahat adalah suatu periode tidak aktif dapat berupa istirahat
untuk seluruh tubuh atau untuk sebagian saja. Istirahat memberikan
kesempatan pada tubuh untuk memperbaiki sel tubuh yang rusak, membuat
dan mengembalikan fungsi jaringan. Idealnya istirahat dapat digantikan
dengan aktivitas yang memungkinkan tubuh pulih kembali secara sempurna
dari suatu aktivitas sebelum aktivitas yang lain dimulai, penggantian ini
lebih baik dilakukan secara terjadwal, aktivitas yang berat hendaknya
diikuti oleh istirahat yang panjang. Narrow (1967 -1645) mengemukakan
karakteristik yang berhubungan dengan istirahat dan memberikan arti
tentang istirahat serta memberikan pedoman kepada perawat dalam
mengkaji dan meningkatkn istirahat.
Menurut Potter & Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang
bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur
adalah keadaan gangguan kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan
dengan minimnya aktivitas (Keperawatan Dasar, 2011:203). Tidur adalah
suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan
yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing
menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto, 2006).
3
18 bulan-3 tahun 11-12 jam/hari
Selain faktor usia faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan tidur adalah
latihan dan tingkat kelelahan, konsumsi obat, motivasi, Kebiasaan dan
lingkungan, status kesehatan, dan Psikis seseorang.
4
disebut tidur nonrapid eye movement (NREM).Kedua jenis tidur yang
disebabkan oleh penyaluran isyarat-isyarat abnormal dari dalam otak,
meskipun kegiatan otak tidak tertekan secara berarti.Jenis tidur yang
kedua disebut dengan jenis tidur paradox atau rapid eye movement
(REM).
1. Tidur gelombang lambat/NREM, jenis tidur ini dikenal dengan tidur
yang dalam, atau juga dikenal dengan tidur yang nyenyak. Ciri-ciri
tidur nyenyak adalah menyegarkan, tanpa mimpi atau tidur dengan
gelombang delta. Ciri lainnya adalah individu berada dalam keadaan
istirahat penuh, tekanan darah menurun, frekuensi napas menurun,
pergerakan bola mata melambat, mimpi berkurang dan metabolisme
menurun.Perubahan selama proses NREM tampak melalui
elektroensefalografi dengan memperlihatkan gelombang otak berada
pada setiap tahap tidur NREM. Tahap tersebut yaitu; kewaspadaan
penuh dengan gelombang delta yang berfrekuensi tinggi dan bervoltase
rendah, istirahat tenang yang dapat diperlihatkan pada gelombang alfa,
tidur ringan karena terjadi perlambatan gelombang alfa ke jenis beta
atau delta yang bervoltase rendah, dan tidur nyenyak gelombang
lambat dengan gelombang delta bervoltase tinggi dan berkecepatan 1-2
perdetik.
Tahapan tidur jenis NREM:
a. Tahap I
Tahap ini adalah tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri
sebagai berikut: rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasa
mengantuk, bola mata bergerak dari samping ke samping,
frekuensi nadi dan napas sedikit menurun, serta dapat bangun
segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit
b. Tahap II
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus
menurun dengan ciri sebagai berikut: mata pada umumnya
menetap, denyut jantung dan frekuensi napas menurun,
temperature tubuh menurun, metabolisme menurun, serta
berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit.
5
c. Tahap III
Tahap III merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi, frekuensi
napas, dan proses tubuh lainnya lambat. Hal ini disebabkan
oleh adanya dominasi sistem parasimpatis sehingga sulit
dibangunkan.
d. Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan
jantung dan pernapasan menurun, jarang bergerak, sulit
dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung menurun
dan tonus otot menurun.
2. Tidur paradox/REM, tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam
yang terjadi selama 5-20 menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode
pertama timbul 80-100 menit. Namun apabila kondisi seseorang sangat
lelah, maka awal tidur sangat cepat dan bahkan jenis tidur ini tidak ada.
Ciri tidur REM adalah sebagai berikut:
a. Biasanya disertai dengan mimpi aktif
b. Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak NREM
c. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukan
inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis
d. Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur
e. Pada otot perifer, terjadi gerakan otot yang tidak teratur
f. Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular,
tekanan darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster
meningkat, dan metabolism meningkat
g. Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga
berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi
Bangun (Pratidur)
6
NREM I Tidur REM
NREM II NREM II
NREM IV
7
tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak, yaitu pada tahap III dan IV
tidur NREM.somnabulisme ini dapat menyebabkan cedera.
4. Enuresa
Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak sengaja pada
waktu tidur, atau biasa disebut dengan istilah mengompol. Enuresa ada
dua jenis, yaitu: enuresa noktural, merupakan mengompol diwaktu
tidur ; dan enuresa diurnal, mengompol pada saat bangun tidur.
Enuresa noktural umumnya merupakan gangguan pada tidur NREM.
8
6. Sakit kepala
7. Nausea
8. Perubahan tingkah laku dan kepribadian
9. Meningkatkan kegelisahan
10. Gangguan persepsi
11. Bingung dan disorientasi waktu dan tempat
12. Gangguan koordinasi
13. Bicara rancu
2.1.6 ETIOLOGI
a) Rasa nyeri
b) Psikologis
c) Suhu tubuh
d) Rasa bosan
e) Pola aktivitas siang hari
f) Keletihan
g) Ketakutan
h) Depresi
i) Kurangnya privasi
j) Gejala emosi
k) Kondisi yang tidak menunjang tidur
l) Rasa khawatir (kecemasan) atau tertekan jiwanya
(Guyton, 1986).
2.1.7 PATOFISIOLOGI
9
dimungkinkan RAS dan BSR tidak bekerja dengan semestinya di batang
otak. (Johnson, 2000).
2.1.8. PATHWAYS
2.1.9. KOMPLIKASI
Pasien mengeluh lemah, letargi( suatu keadaan di mana terjadi
penurunan kesadaran dan pemusatan perhatian serta kesiagaan), lingkaran
hitam di sekitar mata, konjungtiva kemerahan, kelopak mata bengkak,
apnea tidur ( henti nafas atau jeda nafas saat tidur ), ndividu yang tidak
menerima jumlah yang cukup tidur mungkin berakhir merasa stres, depresi
dan cemas. (Carpenito, LJ, 1995).
2.1.10. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat,
saraf perifer endokrin kardio vaskuler, respirasi muskuloskeletal
(Robinson, 1993, dalam poner). Tiap kejadian tersebut dapat di identifikasi
atau direkam dengan Electroencephalogram ( EEG ), untuk aktifitas listrik
otak electromiogram ( EMG ), untuk pengukuran tonus otot dan
10
electroculogram ( EOG ) untuk mengukur pergerakan mata. (Robinson,
1993, dalam poner)
2.1.11. PENATALAKSAAN MEDIS
1. Kurangi jumlah stimulus
2. Diupayakan mengonsumsi kudapan yang kaya L-triptofan (mis;
susu,kacang) menjelang tidur.
3. Berikan linngkungan yang suportif
4. Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan
cemas.
5. Berikan obat sedaktif sesuai program terapi kolaboratif.
6. Bantu pasien mendapatkan posisi tidur yang nyaman.
7. Lakukan rujukan segera bila gangguan tidur kronis.
8. Pada pasien rakolepsi (tidur secara tiba-tiba) berikan obat
kelompok Amfetamin /kelomppok Metilfenidat hidroklorida
(ritalin) untuk mengendalikan narkolepsi
(A.Aziz Azimul, 2009)
11
berlangsung lama bila dihubungkan dengan usia dan kemungkinan
penyebabnya, namun karena tidak mengganggu aktivitas klien,
kondisi ini tidak dikeluhkan.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada
tidaknya hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh
klien.Meliputi pengkajian apakah pasien mengalami alergi atau
penyakit keturunan.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Meliputi pengkajian apakah gangguan yang dirasakan pertama kali
atau sudah sering mengalami gangguan pola tidur.
3. Kebutuhan Biopsikososial Spiritual
a. Bernapas
b. Nutrisi
c. Eliminasi
d. Aktivitas
e. Istirahat tidur
f. Berpakaian
g. Pengaturan suhu tubuh
h. Personal Hygiene
i. Rasa Aman Nyaman
j. Komunikasi
k. Spiritual
l. Rekreasi
m.Bekerja
n. Pengetahuan atau belajar
4. Data Pengkajian Fisik
a. Keadaan Umum Pasien
Meliputi kesadaran, postur tubuh, kebersihan diri, turgor kulit, warna
kulit.
b. Gejala Kardial
Meliputi suhu, tensi, nadi, dan napas.
c. Keadaan fisik
Meliputi pengkajian dari head to toe meliputi kepala, mata, hidung, mulut,
telinga, leher, thoraks, abdomen, dan ekstermitas. Secara umum, teknik
pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam memperoleh berbagai
penyimpangan fungsi adalah : Inspeksi, Palpasi, Auskultasi dan Perkusi.
5. Data Pemeriksaan Penunjang
12
Meliputi data laboratorium dan cek laboratorium yang telah dilakukan
pasien baik selama perawatan ataupun baru masuk rumah sakit.
6. Pengkajian Psikososial
Mengkaji keterampilan koping, dukungan keluarga, teman dan handai taulan
serta bagaimana keyakinan klien tentang sehat dan sakit.
7. Pengkajian Fokus
a. Riwayat tidur meliputi :
1) Pola tidur biasa dan perubahan pola tidur
2) waktu berangkat, jatuh, dan bangun dari tidur
3) jumlah tidur siang, malam, dan lamanya
4) rutinitas menjelang tidur
5) kebiasaan dan lingkungan tidur
6) apakah pasien tidur sendirian
7) obat-obat yang digunakan sebelum tidur
8) gejala yang dialami saat terbangun
9) penyakit psikis dan status emosional saat ini
13
2.2.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur berhubungan dengan
nyeri pada abdomen.
2. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan lingkungan yang mengganggu
2.2.3. INTERVENSI
Tujuan dan
NoDiagnosa kriteria hasil Intervensi (NIC) Rasional
(NOC)
14
Klien 5. Pastikan kamar mengganggu siklus
melaporkan tidur memiliki tidur
perasaan
ventilasi yang
segar disaat 5. Rasional :
terbangun di baik
ventilasi yang baik
pagi hari
6. Berikan fasilitas mempermudah
Badan
tidur senyaman pertukaran udara
tampak
segar dan mungkin (kasur,
tidak lesu bantal, slimut)
6. Rasional :
Memberikan rasa
nyaman
15
jam/hari. tentang teknik tidur pasien.
2. pola tidur,
tidur pasien.
8. mengetahui
kualitas
7. instruksikan pengaruh waktu
dalam batas
untuk memonitor makan dan minum
normal.
tidur pasien. terhadap pola tidur
8. monitor waktu
pasien.
3. perasaan
makan dan minum 9. mengetahui
segar
dengan waktu tidur. perkembangan
sesudah 9. Monitor/catat
pola tidur pasien.
tidur atau kebutuhan tidur
istirahat. pasien setiap hari
4. Mampu dan jam.
mengidenti
fikasi hal-
hal yang
meningkatk
an tidur.
2.2.4. IMPLEMENTASI
Melaksanakan Bagaimana
tindakan yang respon klien
telah setelah tindakan
direncanakan keperawatan
sesuai dengan dilakukan
intervensi
16
keperawatan
2.2.5. EVALUASI
1. Evaluasi Formatif (Merefleksikan observasi perawat dan analisis
terhadap klien terhadap respon langsung pada intervensi
keperawatan).
2. Evaluasi Sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsis observasi
dan analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu) (Poer,
2012).
S : Subjektif
Keluhan yang masih dirasakan
pasien setelah dilakukan
tindakan keperawatan
O : Objektif
A : Analisis
17
P : Planning
18
ada
I : Implementasi
E : Evaluasi
R : Reassesment
19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Istirahat adalah suatu periode tidak aktif dapat berupa istirahat untuk
seluruh tubuh atau untuk sebagian saja. Istirahat memberikan kesempatan pada
tubuh untuk memperbaiki sel tubuh yang rusak, membuat dan mengembalikan
fungsi jaringan. Idealnya istirahat dapat digantikan dengan aktivitas yang
memungkinkan tubuh pulih kembali secara sempurna dari suatu aktivitas sebelum
aktivitas yang lain dimulai, penggantian ini lebih baik dilakukan secara terjadwal,
aktivitas yang berat hendaknya diikuti oleh istirahat yang panjang.
Menurut Potter & Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang
bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur
adalah keadaan gangguan kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan dengan
minimnya aktivitas (Keperawatan Dasar, 2011:203).
3.2 SARAN
.....Semoga laporan pendahuluan ini bermanfaat bagi pembaca, apabila ada
kekurangan dalam penulisan laporan pendahuluan ini mohon kritiknya.
20
DAFTAR PUSTAKA