Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

DISUSUN OLEH :

NAMA : Nina Kania Safitri

NIM : 043STYC18

KELAS : A2

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat limpahan rahmat, karunia dan hidayah Nya-lah kami dapat
menyelesaikan LaporanPendahuluan pada kasus Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Istirahat Dan Tidur. Selain bertujuan untuk memenuhi tugas praktek
laporan ini juga disusun dengan maksud agar pembaca dapat memperluas ilmu
dan pengetahuan tentang asuhan dalam keperawatan.

Laporan ini memuat tentang tahap laporan asuhan dalam keperawatan, dalam
hal ini mahasiswa dituntut bukan hanya memahami tetapi juga menerapkannya
dalam melaksanakan praktek klinik. Luasnya pengetahuan dapat membuat
seorang mahasiswa menguasai tahap ini. Kami juga mengucapkan terimakasih
yang tak terhingga kepada Dosen-dosen yang telah membimbing kami.

Kritik dan saran selalu kami harapkan demi penyempurnaan laporan-laporans


elanjutnya. Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca dan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram , 22 Juli 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan................................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan..............................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................3
2.1 KONSEP DASAR.............................................................................3
2.1.1 Definisi.....................................................................................3
2.1.2 Fungsi Dan Tujuan...................................................................4
2.1.3 Jenis Tidur................................................................................5
2.1.4 Masalah Kebutuhan Tidur........................................................8
2.1.5 Tanda Dan Gejala.....................................................................9
2.1.6 Etiologi....................................................................................10
2.1.7 Patofisiologi.............................................................................10
2.1.9. Komplikasi.............................................................................11
2.1.10. Pemeriksaan Penunjang........................................................11
2.1.11. Penatalaksaan Medis.............................................................11
2.2 ASUHANKEPERAWATAN............................................................12

2.2.1 Pengkajian..............................................................................12
2.2.2 Diagnosa................................................................................15
2.2.3 Intervensi................................................................................16
2.2.4 Implementasi..........................................................................18
2.2.5 Evaluasi..................................................................................18

BAB III PENUTUP.....................................................................................22


3.1 kesimpulan................................................................................22
3.2 saran .........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istirahat adalah suatu periode tidak aktif dapat berupa istirahat untuk seluruh
tubuh atau untuk sebagian saja. Istirahat memberikan kesempatan pada tubuh
untuk memperbaiki sel tubuh yang rusak, membuat dan mengembalikan fungsi
jaringan. Idealnya istirahat dapat digantikan dengan aktivitas yang memungkinkan
tubuh pulih kembali secara sempurna dari suatu aktivitas sebelum aktivitas yang
lain dimulai, penggantian ini lebih baik dilakukan secara terjadwal, aktivitas yang
berat hendaknya diikuti oleh istirahat yang panjang. Narrow (1967 -1645)
mengemukakan karakteristik yang berhubungan dengan istirahat dan memberikan
arti tentang istirahat serta memberikan pedoman kepada perawat dalam mengkaji
dan meningkatkn istirahat.

Menurut Potter & Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang
bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur
adalah keadaan gangguan kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan dengan
minimnya aktivitas (Keperawatan Dasar, 2011:203). Tidur adalah suatu keadaan
relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan
urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan
otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto, 2006).

1
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar dapat memperluas wawasan dan memperoleh pengalaman
secara langsung dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada klien
dengan gangguan Personal Hygiene kebersihan mulut dengan
pendekatan proses keperawatan.
1.2.3 Tujuan Khusus
Dengan penulisan laporan pendahuluan ini, penulis diharapkan dapat :
1. Melakukan pengkajian secara komprehensif pada klien
2. Merumuskan diagnosa keperawatan sesuai data yang diperoleh dari
klien
3. Mengimplementasikan tindakan yang telah direncanakan
4. Mengevaluasi dan mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan
yang telah dilakukan kepada klien
1.3Manfaat Penulisan
1.3.1 Bagi Penulis
Dapat memperluas wawasan memperoleh pengalaman secara
langsung dalam memberikan asuhan keperawatan.
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan refrensi untuk pembuatan laporan-laporan selanjutnya.
1.3.3 Bagi Pembaca
Dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 KONSEP DASAR
2.1.1 DEFINISI

2
Istirahat adalah suatu periode tidak aktif dapat berupa istirahat
untuk seluruh tubuh atau untuk sebagian saja. Istirahat memberikan
kesempatan pada tubuh untuk memperbaiki sel tubuh yang rusak, membuat
dan mengembalikan fungsi jaringan. Idealnya istirahat dapat digantikan
dengan aktivitas yang memungkinkan tubuh pulih kembali secara sempurna
dari suatu aktivitas sebelum aktivitas yang lain dimulai, penggantian ini
lebih baik dilakukan secara terjadwal, aktivitas yang berat hendaknya
diikuti oleh istirahat yang panjang. Narrow (1967 -1645) mengemukakan
karakteristik yang berhubungan dengan istirahat dan memberikan arti
tentang istirahat serta memberikan pedoman kepada perawat dalam
mengkaji dan meningkatkn istirahat.

Menurut Potter & Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang
bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur
adalah keadaan gangguan kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan
dengan minimnya aktivitas (Keperawatan Dasar, 2011:203). Tidur adalah
suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan
yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing
menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto, 2006).

Kebutuhan tidur menurut usia :

Umur Kebutuhan tidur

0-1 bulan 14-18 jam/hari

1-18 bulan 12-14 jam/hari

3
18 bulan-3 tahun 11-12 jam/hari

3-6 tahun 11 jam/hari

6.12 Tahun 10 jam/hari

12.18 tahun 8,5 jam/hari

18-40 tahun 7-8 jam/hari

40-60 tahun 7 jam/hari

60 tahun ke atas 6 jam/hari

(A.Aziz Azimul, 2009)

Selain faktor usia faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan tidur adalah
latihan dan tingkat kelelahan, konsumsi obat, motivasi, Kebiasaan dan
lingkungan, status kesehatan, dan Psikis seseorang.

2.1.2 FUNGSI DAN TUJUAN


Tidur dapat mengurangi stress, cemas dan membantu seseorang
memperoleh energi untuk konsentrasi, pertahanan dan memelihara aktivitas
sehari-hari, tidur tidak memerlukan pergantian energi yang hilang dalam
sehari, kecuali itu suatu penyakit, maka bangunnya relatif lama dan
tidurnya tetap konstan.

Sedangkan Fungsi atau tujuan istirahat adalah:

1. Mempercepat relaksasi otot dan mengurangi ketegangan otot dan sendi


2. Memberi kesempatan pada tubuh untuk membentuk kekuatan baru
3. Menambah kesegaran dan kekuatan untuk melakukan pekerjaan
4. Melepaskan rasa lelah
2.1.3 JENIS TIDUR

Berdasarkan prosesnya, terdapat dua jenis tidur, pertama jenis tidur


yang disebabkan oleh menurunnya kegiatan di dalam sistem
pengaktivasi retikularis.Jenis tidur tersebut disebut dengan tidur
gelombang lambat karena gelombang otaknya sangat lambat, atau

4
disebut tidur nonrapid eye movement (NREM).Kedua jenis tidur yang
disebabkan oleh penyaluran isyarat-isyarat abnormal dari dalam otak,
meskipun kegiatan otak tidak tertekan secara berarti.Jenis tidur yang
kedua disebut dengan jenis tidur paradox atau rapid eye movement
(REM).
1. Tidur gelombang lambat/NREM, jenis tidur ini dikenal dengan tidur
yang dalam, atau juga dikenal dengan tidur yang nyenyak. Ciri-ciri
tidur nyenyak adalah menyegarkan, tanpa mimpi atau tidur dengan
gelombang delta. Ciri lainnya adalah individu berada dalam keadaan
istirahat penuh, tekanan darah menurun, frekuensi napas menurun,
pergerakan bola mata melambat, mimpi berkurang dan metabolisme
menurun.Perubahan selama proses NREM tampak melalui
elektroensefalografi dengan memperlihatkan gelombang otak berada
pada setiap tahap tidur NREM. Tahap tersebut yaitu; kewaspadaan
penuh dengan gelombang delta yang berfrekuensi tinggi dan bervoltase
rendah, istirahat tenang yang dapat diperlihatkan pada gelombang alfa,
tidur ringan karena terjadi perlambatan gelombang alfa ke jenis beta
atau delta yang bervoltase rendah, dan tidur nyenyak gelombang
lambat dengan gelombang delta bervoltase tinggi dan berkecepatan 1-2
perdetik.
Tahapan tidur jenis NREM:
a. Tahap I
Tahap ini adalah tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri
sebagai berikut: rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasa
mengantuk, bola mata bergerak dari samping ke samping,
frekuensi nadi dan napas sedikit menurun, serta dapat bangun
segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit
b. Tahap II
Tahap ini merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus
menurun dengan ciri sebagai berikut: mata pada umumnya
menetap, denyut jantung dan frekuensi napas menurun,
temperature tubuh menurun, metabolisme menurun, serta
berlangsung pendek dan berakhir 10-15 menit.

5
c. Tahap III
Tahap III merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi, frekuensi
napas, dan proses tubuh lainnya lambat. Hal ini disebabkan
oleh adanya dominasi sistem parasimpatis sehingga sulit
dibangunkan.
d. Tahap IV
Tahap ini merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan
jantung dan pernapasan menurun, jarang bergerak, sulit
dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung menurun
dan tonus otot menurun.

2. Tidur paradox/REM, tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam
yang terjadi selama 5-20 menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode
pertama timbul 80-100 menit. Namun apabila kondisi seseorang sangat
lelah, maka awal tidur sangat cepat dan bahkan jenis tidur ini tidak ada.
Ciri tidur REM adalah sebagai berikut:
a. Biasanya disertai dengan mimpi aktif
b. Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak NREM
c. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukan
inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis
d. Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur
e. Pada otot perifer, terjadi gerakan otot yang tidak teratur
f. Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular,
tekanan darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster
meningkat, dan metabolism meningkat
g. Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga
berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi

Secara umum, siklus tidur normal adalah sebagai berikut:

Bangun (Pratidur)

6
NREM I Tidur REM

NREM II NREM II

NREM III NREM III

NREM IV

Gambar. Siklus tidur (sumber :Potter & Perry, 1997)

2.1.4 MASALAH KEBUTUHAN TIDUR


Gangguan tidur adalah kondisi jika tidak diobati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan masalah-
masalah gangguan tidur. Masalah-masalah kebutuhan tidur :
1. Insomnia :
Insomnia merupakan suatu keadaan ketidakmampuan
mendapatkan tidur yang adekuat, baik kualitas maupun kuantitas,
dengan keadaan tidur yang hanya sebentar atau susah tidur.insomnia
terbagi menjadi 3 jenis, yaitu : initial insomnia, merupakan
ketidakmampuan untuk jatuh tidur atau mengawali tidur ; interminten
insomnia, merupakan ketidakmampuan tetap tidur karena selalu
terbangun pada malam hari; dan terminal insomnia, ketidakmampuan
untuk tidur kembali setelah bangun tidur pada malam hari.
2. Hipersomnia
Hipersomnia merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur
berlebihan, pada umumnya lebih dari sembilan jam pada malam hari,
disebabkan oleh kemungkinan adanya masalah psikologis, depresi,
kecemasan, dll.
3. Parasomnia
Parasomnia merupakan kumpulan beberapa penyakit yang dapat
mengganggu pola tidur, seperti somnabulisme (berjalan-jalan dalam

7
tidur) yang banyak terjadi pada anak-anak, yaitu pada tahap III dan IV
tidur NREM.somnabulisme ini dapat menyebabkan cedera.
4. Enuresa
Enuresa merupakan buang air kecil yang tidak sengaja pada
waktu tidur, atau biasa disebut dengan istilah mengompol. Enuresa ada
dua jenis, yaitu: enuresa noktural, merupakan mengompol diwaktu
tidur ; dan enuresa diurnal, mengompol pada saat bangun tidur.
Enuresa noktural umumnya merupakan gangguan pada tidur NREM.

5. Apnea Tidur dan Mendengkur


Mendengkur pada umumnya tidak termasuk gangguan tidur,
tetapi mendengkur yang disertai dengan keadaan apnea dapat menjadi
masalah. Terjadinya apnea dapat mengacaukan jalannya pernapasan
sehingga dapat mengakibatkan henti napas. Bila kondisi ini
berlangsung lama, maka akan dapat menyebabkan kadar oksigen
dalam darah menurun dan denyut nadi menjadi tidak teratur.
6. Narcolepsi
Narcolepsi merupakan keadaan tidak dapat mengendalikan diri
untuk tidur, misalnya tertidur dalam keadaan berdiri, mengemudikan
kendaraan, atau disaat sedang membicarakan sesuatu. Hal ini
merupakan suatu gangguan neurologis.
Gangguan pola tidur secara umum merupakan suatu keadaan dimana
individu mengalami atau mempunyai risiko perubahan dalam jumlah dan
kualitas pola istirahat yang menyebabkanketidaknyamanan atau mengganggu
gaya hidup yang diinginkan (Carpenito, LJ, 1995).

2.1.5 TANDA DAN GEJALA


1. Pasien menunjukkan perasaan lelah
2. Iritabel dan gelisah
3. Lesu dan apatis
4. Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata
terasa pedih
5. Perhatian terpecah-pecah

8
6. Sakit kepala
7. Nausea
8. Perubahan tingkah laku dan kepribadian
9. Meningkatkan kegelisahan
10. Gangguan persepsi
11. Bingung dan disorientasi waktu dan tempat
12. Gangguan koordinasi
13. Bicara rancu
2.1.6 ETIOLOGI
a) Rasa nyeri
b) Psikologis
c) Suhu tubuh
d) Rasa bosan
e) Pola aktivitas siang hari
f) Keletihan
g) Ketakutan
h) Depresi
i) Kurangnya privasi
j) Gejala emosi
k) Kondisi yang tidak menunjang tidur
l) Rasa khawatir (kecemasan) atau tertekan jiwanya
(Guyton, 1986).

2.1.7 PATOFISIOLOGI

Pengontrolan siklus yang dialami selama tidur berpusat pada kedua


tempat khusus di batang otak yaitu Reticularis Activiting System (RAS)
dan Bulbar SynchconitingRegion BSR) di medulla. Dua system RAS dan
BSR diperkirakan terjadinya kegiatan/ pergerakan yang intermiten dan
selanjutnya menekan pusat-pusat otak. Ras dihubungkan dengan
pernyataan tubuh tentang kewaspadaan dan menerima impulssensori,
seperti stimulus auditory, visual, nyeri dan stimulus taktil. Stimulus sensori
inimempertahankan keadaan bangun dan waspada. Selama tidur tubuh
mengirim sedikitsekali stimulus dari korteks cerebri.atau reseptor sensori
perifer pada RAS. Individu bangun dari tidur jika celah peningkatan dari
stimulus BSR meningkat pada saat tidur.Terjadinya insomnia

9
dimungkinkan RAS dan BSR tidak bekerja dengan semestinya di batang
otak. (Johnson, 2000).

2.1.8. PATHWAYS

2.1.9. KOMPLIKASI
Pasien mengeluh lemah, letargi( suatu keadaan di mana terjadi
penurunan kesadaran dan pemusatan perhatian serta kesiagaan), lingkaran
hitam di sekitar mata, konjungtiva kemerahan, kelopak mata bengkak,
apnea tidur ( henti nafas atau jeda nafas saat tidur ), ndividu yang tidak
menerima jumlah yang cukup tidur mungkin berakhir merasa stres, depresi
dan cemas. (Carpenito, LJ, 1995).
2.1.10. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat,
saraf perifer endokrin kardio vaskuler, respirasi muskuloskeletal
(Robinson, 1993, dalam poner). Tiap kejadian tersebut dapat di identifikasi
atau direkam dengan Electroencephalogram ( EEG ), untuk aktifitas listrik
otak electromiogram ( EMG ), untuk pengukuran tonus otot dan

10
electroculogram ( EOG ) untuk mengukur pergerakan mata. (Robinson,
1993, dalam poner)
2.1.11. PENATALAKSAAN MEDIS
1. Kurangi jumlah stimulus
2. Diupayakan mengonsumsi kudapan yang kaya L-triptofan (mis;
susu,kacang) menjelang tidur.
3. Berikan linngkungan yang suportif
4. Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan
cemas.
5. Berikan obat sedaktif sesuai program terapi kolaboratif.
6. Bantu pasien mendapatkan posisi tidur yang nyaman.
7. Lakukan rujukan segera bila gangguan tidur kronis.
8. Pada pasien rakolepsi (tidur secara tiba-tiba) berikan obat
kelompok Amfetamin /kelomppok Metilfenidat hidroklorida
(ritalin) untuk mengendalikan narkolepsi
(A.Aziz Azimul, 2009)

2.2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN (GANGGUAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR)
2.2.1 PENGKAJIAN
1. Pengkajian Umum
Mengkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien
dengan format nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan,
suku bangsa, alamat, pendidikan, diagnose medis, sumber biaya,
hubungan antara pasien dengan penanggung jawab.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : Perawat memfokuskan pada hal-hal yang
menyebabkan klien meminta bantuan pelayanan seperti :
1) Apa yang dirasakan klien
2) Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba
atau perlahan dan sejak kapan dirasakan
3) Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari
4) Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu
klien.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang
dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah

11
berlangsung lama bila dihubungkan dengan usia dan kemungkinan
penyebabnya, namun karena tidak mengganggu aktivitas klien,
kondisi ini tidak dikeluhkan.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji kondisi kesehatan keluarga klien untuk menilai ada
tidaknya hubungan dengan penyakit yang sedang dialami oleh
klien.Meliputi pengkajian apakah pasien mengalami alergi atau
penyakit keturunan.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Meliputi pengkajian apakah gangguan yang dirasakan pertama kali
atau sudah sering mengalami gangguan pola tidur.
3. Kebutuhan Biopsikososial Spiritual
a. Bernapas
b. Nutrisi
c. Eliminasi
d. Aktivitas
e. Istirahat tidur
f. Berpakaian
g. Pengaturan suhu tubuh
h. Personal Hygiene
i. Rasa Aman Nyaman
j. Komunikasi
k. Spiritual
l. Rekreasi
m.Bekerja
n. Pengetahuan atau belajar
4. Data Pengkajian Fisik
a. Keadaan Umum Pasien
Meliputi kesadaran, postur tubuh, kebersihan diri, turgor kulit, warna
kulit.
b. Gejala Kardial
Meliputi suhu, tensi, nadi, dan napas.
c. Keadaan fisik
Meliputi pengkajian dari head to toe meliputi kepala, mata, hidung, mulut,
telinga, leher, thoraks, abdomen, dan ekstermitas. Secara umum, teknik
pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam memperoleh berbagai
penyimpangan fungsi adalah : Inspeksi, Palpasi, Auskultasi dan Perkusi.
5. Data Pemeriksaan Penunjang

12
Meliputi data laboratorium dan cek laboratorium yang telah dilakukan
pasien baik selama perawatan ataupun baru masuk rumah sakit.
6. Pengkajian Psikososial
Mengkaji keterampilan koping, dukungan keluarga, teman dan handai taulan
serta bagaimana keyakinan klien tentang sehat dan sakit.

7. Pengkajian Fokus
a. Riwayat tidur meliputi :
1) Pola tidur biasa dan perubahan pola tidur
2) waktu berangkat, jatuh, dan bangun dari tidur
3) jumlah tidur siang, malam, dan lamanya
4) rutinitas menjelang tidur
5) kebiasaan dan lingkungan tidur
6) apakah pasien tidur sendirian
7) obat-obat yang digunakan sebelum tidur
8) gejala yang dialami saat terbangun
9) penyakit psikis dan status emosional saat ini

b. Tanda dan gejala klinis :


1) Pasien memperlihatkan perasaan lelah
2) Intable dan gelisah
3) Lesu dan apatis
4) Mata sembab, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah dan mata
terasa perih
c. Tanda atau gejala penyimpangan tidur:
1) Perubahan tingkah laku dan kepribadian
2) Meningkatnya kegelisahan
3) Gangguan presepsi (halusinasi, visual, auditorik)
4) Bingung dan disorientasi tempat dan waktu
5) Gangguan koordinasi dan bicara rancau
(Potter Perry, 2002)

Tabel Analisis Data


No Simptom Problem Etiologi

Data yang muncul dari


Masalah yang timbul Penyebab
hasil pengkajian

13
2.2.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur berhubungan dengan
nyeri pada abdomen.
2. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan lingkungan yang mengganggu

2.2.3. INTERVENSI

Tujuan dan
NoDiagnosa kriteria hasil Intervensi (NIC) Rasional
(NOC)

Gangguan Tujuan 1. Kendalikan 1. Rasional :suara


pemenuhan intervensi : sumber-sumber bising (keras)
membentuk
istirahat dan kebisingan dapat mengganggu
kembali
tidur pola tidur lingkungan tidur/istirahat
dan istirahat
pasien 2. Ajarkan klien 2. Rasional:
(kebiasaan unyuk relaksasi relaksasi
pasien) yang
sebelum tidur mengurangi
sesuai
dengan peningkatan tonus
3. Atur posisi klien
kebutuhan simpatik
pada posisi
Kriteria
fowler 3. Rasional : posisi
hasil:
fowler
Klien 4. Anjurkan agar
mempermudah
tertidur klien tidak
dalam pernapasan saat
mengkonsumsi
waktu 30 tidur
kafein dan
menit
setelah naik alkohol 4. Rasional: kafein
tempat tidur dan alkohol

14
Klien 5. Pastikan kamar mengganggu siklus
melaporkan tidur memiliki tidur
perasaan
ventilasi yang
segar disaat 5. Rasional :
terbangun di baik
ventilasi yang baik
pagi hari
6. Berikan fasilitas mempermudah
Badan
tidur senyaman pertukaran udara
tampak
segar dan mungkin (kasur,
tidak lesu bantal, slimut)
6. Rasional :
Memberikan rasa
nyaman

2. Gangguan Setelah 1. determinasi efek- 1. mengetahui


Pola Tidur dilakukan efek medikasi pengaruh obat
asuhan terhadap pola tidur. dengan pola tidur
2. jelaskan
keperawatan pasien.
pentingnya tidur 2. memberikan
selama... x
yang adekuat. informasi kepada
24 jam
3. fasilitas untuk
pasien dan keluarga
diharapkan
mempertahankan
pasien.
px tidak
aktivitas sebelum 3. meningkatkan
terganggu
tidur (membaca). tidur.
saat tidur 4. ciptakan 4 Agar periode tidur
dengan lingkungan yang tidak terganggu dan
kriteria hasil nyaman. rileks.
5. kolaborasi 5. mengurangi
:
pemberian obat gangguan tidur.
1. jumlah 6. meningkatkan pola
tidur.
jam tidur 6. diskusikan tidur yang baik
dalam batas dengan pasien secara mandiri.
7. mengetahui
normal 6-8 dan keluarga
perkembangan pola

15
jam/hari. tentang teknik tidur pasien.
2. pola tidur,
tidur pasien.
8. mengetahui
kualitas
7. instruksikan pengaruh waktu
dalam batas
untuk memonitor makan dan minum
normal.
tidur pasien. terhadap pola tidur
8. monitor waktu
pasien.
3. perasaan
makan dan minum 9. mengetahui
segar
dengan waktu tidur. perkembangan
sesudah 9. Monitor/catat
pola tidur pasien.
tidur atau kebutuhan tidur
istirahat. pasien setiap hari
4. Mampu dan jam.
mengidenti
fikasi hal-
hal yang
meningkatk
an tidur.

2.2.4. IMPLEMENTASI

Tabel Implementasi Keperawatan

Hari/Tanggal Dx Implementasi Respon Hasil Paraf


Keperawatan
Jam

Melaksanakan Bagaimana
tindakan yang respon klien
telah setelah tindakan
direncanakan keperawatan
sesuai dengan dilakukan
intervensi

16
keperawatan

2.2.5. EVALUASI
1. Evaluasi Formatif (Merefleksikan observasi perawat dan analisis
terhadap klien terhadap respon langsung pada intervensi
keperawatan).
2. Evaluasi Sumatif (Merefleksikan rekapitulasi dan sinopsis observasi
dan analisis mengenai status kesehatan klien terhadap waktu) (Poer,
2012).

Tabel Evaluasi Keperawatan

Masalah Tanggal/Jam Catatan Perkembangan Paraf


Keperawatan

S : Subjektif
Keluhan yang masih dirasakan
pasien setelah dilakukan
tindakan keperawatan

O : Objektif

Data berdasarkan hasil


pengukuran/observasi perawat
secara langsung kepada klien,
dan yang dirasakan klien setelah
dilakukan tindakan kepetawatan

A : Analisis

Interpretasi data subjektif dan


objektif, merupakan suatu
masalah atau diagnosis
keperawatan yang masih terjadi

17
P : Planning

Intervensi keperawatan yang


akan dilanjutkan, dihentikan,
dimodifikasi, atau ditambajkan
dari rencana tindakan
keperawatan yang telah
ditentukan sebelumnya

1.Tindakan yang perlu


dilanjutkan atau tindakan yang
masih kompeten untuk
menyelesaikan masalah klien
dan membutuhkan waktu untuk
mencapai keberhasilannya
2.Tindakan yang perlu
dimodifikasi adalah tindakan
yang dirasa dapat membantu
menyelesaikan masalah klien,
tetapi perlu ditingkatkan
kualitasnya atau mempunyai
alternatif pilihan yang lain yang
diduga dapat membantu
mempercepat proses
penyembuhan
3.Rencana tindakan baru atau
sebelumnya tidak ada, dapat
ditentukan apabila timbul
masalah baru atau rencana
tindakan yang sudah tidak
kompeten lagi untuk
menyelesaikan masakah yang

18
ada
I : Implementasi

Tindakan keperawatan yang


dilakukan sesuai dengan
instruksi yang telah
teridentifikasi dalam
perencanaan (p), disertai dengan
menuliskan tanggal jam
pelaksanaan

E : Evaluasi

Respon klien setelah dilakukan


tindakan keperawatan

R : Reassesment

Pengkajian ulang yang dilakukan


terhadap perencanaan setelah
diketahui hasil evaluasi, apakah
dari rencana tindakan perlu
dilanjutkan, dimodifikasi atau
dihentikan.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Istirahat adalah suatu periode tidak aktif dapat berupa istirahat untuk
seluruh tubuh atau untuk sebagian saja. Istirahat memberikan kesempatan pada
tubuh untuk memperbaiki sel tubuh yang rusak, membuat dan mengembalikan
fungsi jaringan. Idealnya istirahat dapat digantikan dengan aktivitas yang
memungkinkan tubuh pulih kembali secara sempurna dari suatu aktivitas sebelum
aktivitas yang lain dimulai, penggantian ini lebih baik dilakukan secara terjadwal,
aktivitas yang berat hendaknya diikuti oleh istirahat yang panjang.

Menurut Potter & Perry (2005), tidur merupakan proses fisiologis yang
bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur
adalah keadaan gangguan kesadaran yang dapat bangun dikarakterisasikan dengan
minimnya aktivitas (Keperawatan Dasar, 2011:203).

3.2 SARAN
.....Semoga laporan pendahuluan ini bermanfaat bagi pembaca, apabila ada
kekurangan dalam penulisan laporan pendahuluan ini mohon kritiknya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. (1999). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta. Penerbit


Buku Kedokteran : EGC

Potter, Patricia A, Anne Geryfin Perry. 2002.Fundamental Keperawatan Volume 1


dan 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Johnson. M. Moorhead. S. 2000. Nursing Outcome Classification (NOC).


Philadelpia. Mosby

Alimul H. A. Aziz(2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep


dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medik
2

Anda mungkin juga menyukai