Anda di halaman 1dari 25

KEPERAWATAN DASAR

‘’KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR’’

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 1 :

1. Ahmad Rofiq
2. Intan Putri Andriani
3. Muhammad Ikhwan
4. Niken Dewi Murti
5. Rapika Apriliani
6. Rony Hadiwijaya
7. Tiara Afriani
8. Yunita Herlina

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN AJARAN 2017/2018
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
A Latar belakang .......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 5
C. Tujuan........................................................................................................................................... 5
BAB II..................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 6

A Pengertian istirahat dan Tidur ................................................................................................ 6

B Perbedaan Istirahat dan Tidur ............................................................................................... 7

C Fungsi Tidur ......................................................................................................................... 10

D Fisiologi Tidur ..................................................................................................................... 12

E Tahapan Tidur ...................................................................................................................... 15

F Faktor –faktor yang mempengaruhi tidur ............................................................................ 19


BAB lll .................................................................................................................................................. 24
PENUTUP ............................................................................................................................................ 24
Kesimpulan ....................................................................................................................................... 24
A Saran ......................................................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 25
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat limpahan

rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini, dengan judul

kebutuhan istirahat dan tidur

Dalam penulisan Makalah ini Kami tidak henti-hentinya mengucapkan banyak terima

kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan Makalah ini.

Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan sebagaimana pepatah “Tak ada gading yang tak retak”. Oleh karenanya kami

membuka tangan selebar-lebarnya guna me

nerima saran dan kritik membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami mengharapkan agar makalah ini dapat berguna bagi pembaca.

Bengkulu, April 2018


BAB I

PENDAHULUAN

A Latar belakang
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur untuk dapat mempertahankan
status kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki
berbagai sel dalam tubuh. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting
bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh dan memperbaiki kerusakan pada sel.
Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka jumlah energi yang diharapkan
dapat memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-
hari terpenuhi. Selain itu, orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan
tidur lebih dari biasanya. Oleh karena itu, penulis membuat makalah dengan judul
“KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR”
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang.
Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan tidur yang
cukup. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk
mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal.
Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Pola istirahat dan
tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan. Namun dalam
keadaan sakit, pola tidur seseorang biasnya terganggu, sehingga perawat perlu berupaya
untuk membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien. Kebutuhan istirahat dan
tidur pada individu yang sakit sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan.
Oleh karena itu, perawat harus mempunyai kompetensi yang baik terkait dengan kebutuhan
istirahat dan tidur.
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar dapat mempertahankan status
kesehatan pada tingkat yang optimal. Selain itu, proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel
dalam tubuh. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang
yang sedang sakit agar lebih cepat memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan
istirahat dan tidur tersebut tercukupi, maka jumlah energy yang diharapkan untuk memulikan
status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi.
Selain itu, orang yang mengalami kelelahan juga membutukan istirahat dan tidur lebih dari
biassanya. ( hidayat dan uliya, 2015)Setiyo Purwanto (2000) Dalam Jurnal Mengatasi
Insomnia Dengan Terapi Relaksasi.
Tidur merupakan bagian hidup manusia yang memiliki porsi banyak, rata-rata hampir
seperempat hingga sepertiga waktu digunakan untuk tidur. Tidur merupakan kebutuhan
bukan suatu keadaan istirahat yang tidak bermanfaat, tidur merupakan proses yang diperlukan
oleh manusia untuk pembentukan sel-sel tubuh yang baru, perbaikan sel-sel tubuh yang rusak
(natural healing mechanism), memberi waktu organ tubuh untuk beristirahat maupun untuk
menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan istirahat dan tidur?

2. Apa sajakah perbedaan dari istirahat dan tidur?

3. Apa sajakah fungsi dari Tidur?

4. Apa yang dimaksud dengan fisiologis tidur?

5. Apa saja Tahapan Tidur?

6. Faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan tidur?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari istirahat dan tidur

2. Untuk mengetahui perbedaan dari istirahat dan tidur

3. Untuk memahami Fungsi dari Tidur

4. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Fisiologis Tidur

5. Untuk Mengetahui Tahapan Tidur

6. Untik mengetahui Kebutuhan Tidur


BAB II

PEMBAHASAN

A Pengertian istirahat dan Tidur

Menurut Ruslan Muctar (2009) dalam jurnal kebutuhan istirahat dan


tidur.Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yangmutlak harus dipenuhi olehsemua
orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsisecara optimal.
Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu.
istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya
dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Kata
istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri,
atau suatu keadaan melepaskan diri dari segalah hal yang membosankan, menyulitkan,
bahkan menjengkelkan. ( Hidayat & Uliyah, 2015)
Tidur merupakan kondisi tidak sadar yakni individu dapat dibangunkan oleh stimulus
atau sensori yang sesuai, atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang
relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu
urutan siklus yang berulang, dengan cirri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran
yang bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologi, dan terjadi penurunan respon terhadap
rangsangan luar. ( hidayat & uliya, 2015)
Setiyo Purwanto (2000) Dalam Jurnal Mengatasi Insomnia Dengan Terapi
Relaksasi.Tidur merupakan bagian hidup manusia yang memiliki porsi banyak, ratarata
hampir seperempat hingga sepertiga waktu digunakan untuk tidur. Tidur merupakan
kebutuhan bukan suatu keadaan. Rejeki, Sri Yuniarsih, Aeda Ernawati (2007) Dalam
Jurnal Persepsi perawat dan pasien tentang kebutuhan Istirahat dan Tidur.
Tidur merupakan kebutuhan dasar seperti kebutuhan makan, minum, aktivitas dan
lainnya, apabila tidur terganggu dapat menimbulkan pengaruh terhadap kualitas hidup
seseorang. Pasien yang sedang dirawat inap membutuhkan istirahat tidur yang cukup
sehingga dapat membantu proses penyembuhan penyakitnya.
B Perbedaan Istirahat dan Tidur

a. Istirahat
Secara umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang,relaks,tanpa
tekanan emosional,dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi,beristirahat bukan berarti tidak
melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang,berjalan-jalan di taman juga bias dikatakan
sebagai suatu bentuk istirahat.Istirahat adalah keadaan rileks tanpa adanya tekanan
emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang
membutuhkan ketenangan. Terdapat beberapa karakteristik dari istirahat, diantaranya: merasa
segala sesuatu dapat diatasi, merasa diterima, mengetahui apa yang sedang terjadi, bebas dari
gangguan ketidaknyamanan, mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang
mempunyai tujuan, mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan. Istirahat merupakan
keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak
beraktivitas tetapi juga kondisi yg membutuhkan ketenangan
Istirahat juga disebut dengan Suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres emosional,
bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk santai
di kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai
pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat
begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan istirahat dengan jalan-
jalan. Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam menyiapkan lingkungan atau
suasana yang nyaman untuk beristirahat bagi klien/pasien. Menurut Narrow (1645-1967)
terdapat enam kondisi seseorang dapat beristirahat.

 Merasa segala sesuatu berjalan normal


 Merasa diterima
 Merasa diri mengerti apa yang sedang berlangsung
 Bebas dari perlukaan dan ketidaknyamanan
 Merasa puas telah melakukan aktifitas-aktifitas yang berguna
 Mengetahui bahwa mereka akan mendapat pertolongan bila membutuhkannya

Istirahat merupakan keadaan yang tenang, relaks tanpa tekanan emosional dan bebas dari
kegelisahan (ansietas).
b. Tidur
. Secara umum, Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus yang bergantian dengan
periode yang lebih lama dari keterjagaan. Siklus tidur terjaga mempengaruhi dan mengatur
fungsi fisiologis dan respon prilaku.ada beberapa pengertian tidur:
 Tidur berasal dari kata bahasa latin "somnus" yang berarti alami periode
pemulihan, keadaan fisiologi dari istirahat untuk tubuh dan pikiran.
 Tidur merupakan keadaan hilangnya kesadaran secara normal dan periode
 Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar yang di alami seseorang, yang dapat
dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Wahit, 2007).
Jadi tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang
minimal,tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fsiologis tubuh,dan penurunan
respons terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita,kita gunakan untuk
tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau
mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas,mengurangi stress dan kecemasan,serta
dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-
hari.Tidur adalah bagian dari penyembuhan dan perbaikan(NCC Cance dan Whuethrr,2006).
Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkanoleh stimulus atau
sensoris yang sesuai(Guyton, 1986)Tidur diartikan sebagai suatu kedaan perubahan
kesadaran melalui tingkatan stimulus yang bervariasi yang menghasilkan keterjagaan. Tidur
merupakan keadaan irama yang aktif dan kompleks yang melibatkan siklus yang berulang
dimana tiap siklus merupakan penggambaran dari fase-fase aktivitas tubuh dan otak yang
berbeda-beda. Secara umum tidur ditandai dengan aktivitas fisik minimal
 tingkatan kesadaran yang bervariasi
 perubahan-perubahan proses fisiologis tubuh
 penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.

Kebutuhan istirahat dapat dirasakan apabila semua karakteristik tersebut diatas dapat
terpenuhi. Hal ini dapat dijumpai apabila pasien merasakan segala kebutuhannya dapat
diatasi, adanya pengawasan, dan penerimaan dari tindakan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan sehingga dapat memberika kedamaian. Apabila pasien tidak merasakan enam
karakter tersebut diatas, maka kebutuhan istirahatnya masih belum terpenuhi sehingga
diperlukan tindakan yang dapat meningkatkan terpenuhinya kebutuhan istirahat dan tidur.
Misalnya, mndengarkan secara hati-hati tentang khawatiran personal pasien dan mencoba
meringankannya jika memungkinkan.Pasien yang mempunyai peraaan tidak diterima, tidak
mungkin dapat beristirahat dengan tenang. Oleh sebab itu, maka tenaga kesehatan harus
sensitif terhadap khawatiran pasien. Pengenalan pasien terhadap apa yang akan terjadi
merupakan keadaan lain yang penting diketahui sehingga pasien dapat beristirahat. Adanya
ketidaktahuan akan menimbulkan gangguan pada isirahat pasien dengan kecemasan pada
tingkat yang berbeda-beda. Tenaga kesehatan harus membatu memberikan penjelasan kepada
pasiennya.

Agar pasien merasa diterima dan mendapatkan kepuasan, maka pasien harus dilibatkan
dalam melaksanakan berbagai aktivitas yang mempunyai tujuan. Hal tersebu dapat membuat
pasien merasa diterima dan dihargai tentang kompetensiyang ada pada dirinya. Pasien akan
merasa aman jika ia mengetahui bahwa ia akan mendapat bantuan sesuai dengan yang
diperlukannya. Pasien yang merasa terisolasi dengan kurang mendapat bantuan, tidak akan
dapat beristirahat. Oleh karenanya, tenaga kesehatan harus dapat menciptakan suasana agar
pasien tidak merasa terisolasi dengan melibakan keluarga dan teman-teman pasien.
Tidur adalah kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau
sensoris yang sesuai (Guyton, 1986). Tidur memiliki ciri, yaitu adanya aktivitas yang minim,
memiliki kesadaran yang bervariasi, dan terjadinya penurunan respons terhadap rangsangan
dari luar. Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang disertai
peningkatan ambang rangsangan yang tinggi terhadap stimulus dari luar. Keadaan ini
bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan terjaga(bangun), dan mudah dibangunkan,
(Hartman). Pendapat lain juga menyebutkan bahwa tidur merupakan suatu keadaan istirahat
yang terjadi dalam suatu waktu tertentu, berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki
sistem tubuh/memulihkan energi. Juga tidur sebagai fenomena di mana terdapat periode tidak
sadar yang disertai perilaku fisik psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.

Tidur yang ideal adalah tidur dengan kuantitas dan kualitas yang baik yang akan
menimbulkan efek segar saat terjaga di pagi hari dengan durasi tidur sesuai kebutuhan sesuai
jenjang usia.
C Fungsi Tidur

Fungsi Tidur sangat besar pengaruhnya bagi kesehatan. Menurut Kozier (2004), tidur
menggunakan kedua efek psikologis pada jaringan otak dan organ-organ tubuh manusia.
Tidur dalam beberapa cara dapat menyegarkan kembali aktivitas tingkatan normal dan
aktivitas normal pada bagian jaringan otak.Menurut Dewit (2001), istirahat dan tidur yang
cukup adalah sangat penting bagi kesehatan dan pemulihan dari kondisi sakit. Potter (2005)
berpendapat bahwa, selama tidur NREM bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung dan
selama tidur gelombang rendah yang dalam (NREM tahap IV) tubuh melepaskan hormon
pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan memperbaharui sel epitel dan khusus seperti
sel otak.

Selain itu, tubuh menyimpan energi selama tidur dan penurunan laju metabolik
basal menyimpan persediaan energi tubuh.Selama tidur semua fungsi-fungsi tubuh terisi
diperbaharui lagi. Istirahat tidak hanya mercakup tidur, tetapi juga bersantai, perubahan
dalam aktifitas, menghilangkan segala tekanan-tekanan kerja atau masalah-masalah lainnya
(Dian, 2006).Menurut Aman (2005), tidur memang sangat penting bagi tubuh manusia untuk
jaringan otak dan fungsi organ-organ tubuh manusia karena dapat memulihkan tenaga dan
berpengaruh terhadap metabolisme tubuh.Selain itu juga bisa merangsang daya asimilasi
karena tidur terlalu lama justru bisa menimbulkan hal yang tidak sehat dikarenakan tubuh
menyerap atau mengasimilasi sisa metabolisme yang berakibat tubuh menjadi loyo dan tidak
bersemangat saat bangun tidur.Sehingga tidur berfungsi untuk mengembalikan tenaga untuk
beraktifitas sehari-hari, memperbaiki kondisi yang sedang sakit, tubuh menyimpan energi
selama tidur dan penurunan laju metabolik basal menyimpan persediaan energi tubuh.

Ada beberapa fungsi utama tidur,diantaranya:

1. Tidur mempengaruhi pola makan


Apabila Anda memiliki cukup tidur, tujuh sampai delapan jam per hari, maka Anda
tidak perlu khawatir. Namun jika tidur Anda kurang dari yang dianjurkan, maka Anda
akan mudah terserang stres. Stres tersebut juga membuat Anda cenderung
mengonsumsi berbagai makanan yang tidak sehat dan menganggu regulasi kadar gula
dalam tubuh, sehingga menimbulkan obesitas bahkan diabetes.
2. Tidur memperbaiki sel rusak
Ketika tidur, tubuh akan memperbaiki sel yang rusak dengan lebih efektif. Tidur juga
meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang mampu menjauhkan Anda dari berbagai
macam penyakit.
3. Tidur meningkatkan daya ingat
Tidur sesuai dengan kebutuhan akan membantu peningkatan daya ingat, kreatifitas,
dan kesadaran diri Anda. Saat tidur, neuron di korteks serebral otak akan
memperbaiki diri dan meningkatkan daya ingat serta konsentrasi Anda.
4. Tidur mencegah penyakit
Gangguan tidur bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dan gagal jantung. Oleh
sebab itu sebaiknya Anda tetap memiliki cukup tidur untuk mencegah datangnya
penyakit tersebut.
5. Tidur meningkatkan energi
Tidur jelas berfungsi untuk meningkatkan energi, vitalitas, dan daya tubuh Anda.
Selain itu, Anda akan merasakan performa terbaik Anda di tempat kerja, saat
berolahraga, maupun berhubungan seks jika memenuhi kebutuhan tidur setiap
harinya.
6. Tidur mencegah stres
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tidur cukup akan menghindarkan diri Anda
dari stres. Namun ingat, tidur berlebihan juga tidak baik karena justru akan memicu
stres.

Untuk dapat merasakan fungsi utama tidur si atas, mulai sekarang sebaiknya Anda
menjaga porsi tidur Anda selama tujuh sampai delapan jam setiap hari.
D Fisiologi Tidur
Fisiologi Tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan
mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar
dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivitasi
retikularis yang merupakan sistem yng mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf
pusat termaksuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. (Hidayat & Uliyah, 2015). Dalam
keadaan sadar, neuron dalam Recticular activating system (RAS) akan melepaskan
katekolamin seperti norepineprin. RAS memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri
dan perabaan. Juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi
dan proses pikir. Pada saat tidur, terdapat pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang
berada di pons dan batang otak tengah yaitu Bulbar syncronizing regional (BSR). Sedangkan
saat bangunnya seseorang tergantung dari keseimbangan implus yang diterima di pusat otak
dan sistem limbiks.
Menurut Ruslan Muctar (2009) dalam jurnal kebutuhan istirahat dan
tidur menjelaskan tentang fisiologi tidur yaitu Aktivitas dan tidur di atur dan di control oleh
dua sistem pada batang otak . yaitu Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar
Synchronizing Region (BSR) . RAS dibagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel
khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran ; memberi stimulasi visual,
pendengaran, nyeri, dan sensori raba ; serta emosi dan proses berpikir . pada saat sadar , RAS
melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari
BSR.
Menurut Elis Deti Dariah1 Okatiranti (2015) dalam jurnal
Hubungan kecemasan dengan kualitas tidur lansia di posbindu anyelir kecamatan cisarua
kabupaten bandung barat.Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya
hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan
pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem
pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan
susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan aktivitas
kewaspadaan dan tidur terletak dalam mensefalon dan bagian atas pons.
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak,yaitu Reticular
Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region(BSR). RAS di bagian atas
batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan
kesadaran, memberi stimulus visual, pendengaran, nyeri, dan sensori raba, serta emosi dan
proses berfikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin,sedangkan pada saat tidur
terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR (Tarwoto,Wartonah,2003).

Tidur ditandai dengan Aktivitas fisik, minimal:

 Perubahan-perubahan fisiologis tubuh dan


 Penurunan respon terhadap rangsangan eksternal

Meskipun tujuan dari tidur sebenarnya tidak jelas, namun diyakini bahwa tidur
diperlukan untuk memelihara kesehatan dan menjaga keseimbangan mental
emosional.Apabila kekurangan tidur akan mengakibatkan kondisi yang dapat merusak orang
yang mengalaminya.Fungsi dan tujuan tidur masih belum diketahui secara jelas. Meskipun
demikian, tidur diduga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional, dan
kesehatan. Sclain itu, stres pada paru, sistem kardiovaskuler, endokrin, dan lain-lainnya juga
menurun aktivitasnya. Energi yang tersimpan selama dari tidur diarahkan untuk fungsi-fungsi
seluler yang penting. Secara umum terdapat dua efek fisiologis tidur, pertama efek pada
sistem saraf yang dipeerkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di
antara berbagai susunan saraf. Kedua, efek pada struktur tubuh dengan memulihkan
kesogaran dan fungsi organ dalam tubuh, mengingat terjadinya penurunan aktivitas organ-
organ tubuh tersebut selama tidur.

Tidur didefinisikan sebagai keadaan di mana terjadi penurunan atau kehilangan kesadaran
secara alami yang ditandai dengan menurunnya aktivitas motorik dan sensorik, di mana anak
masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang.Fisiologi tidur dibedakan menjadi dua
tipe: tidur rapid eye movement (REM) dan non-REM (NRM). Kedua tipe ini ditentukan oleh
perbedaan dalam pola electroencephalogram (EEG), gerakan mata, dan tonus otot.Tidur
NREM terdiri atas tiga atau empat tahap, tergantung pada pilihan penentuan kriteria.13 Tahap
1 diamati pada transisi antara bangun dan tidur. Tahap 2 ditandai dengan sering munculnya
gelombang tidur (sleep spindle) pada aktivitas ritme EEG dan K-kompleks tegangan tinggi
lonjakan lambat. Tahap 3 dan 4 dikenal sebagai tidur gelombang lambat atau slow wave sleep
(SWS) dan ditandai dengan aktivitas EEG tegangan tinggi yang terus menerus secara
predominan pada rentang frekuensi paling lambat.14 Rekomendasi saat ini pada penilaian
tidur digunakan dua tahap yang digabungkan menjadi satu.Tidur REM berasal dari sering
munculnya gerakan mata fasik khusus untuk tipe tidur ini. Tidur REM juga ditandai oleh
frekuensi campuran aktivitas EEG dengan tegangan relatif rendah, hilangnya tonus otot,
frekuensi jantung dan napas yang 8 ireguler.14 Periode tidur REM terjadi kira-kira 60% dari
waktu tidur dalam beberapa minggu pertama kehidupan.Tidur REM dan NREM
didistribusikan secara merata selama beberapa bulan pertama setelah kelahiran. Selama masa
kanak-kanak proporsi tidur REM menurun hingga mencapai tingkat dewasa sekitar 20-25%
dari tidur malam hari total. Jumlah dan amplitudo SWS terbesar selama masa kanak-kanak,
cepat menurun selama masa pubertas dan kemudian terus menurun secara bertahap sepanjang
usia.12,16 Selama periode tidur, NREM dan REM mempunyai siklus beberapa kali. Panjang
setiap siklus REM/ NREM, yang dikenal sebagai ritme tidur ultradian, juga berubah seiring
masa kanak-kanak. Selama masa bayi ritme ultradian memiliki panjang siklus sekitar 50
menit. Selama masa kanak-kanak hal ini meningkat hingga 90-110 menit yang bertahan
hingga sepanjang masa dewasa.12,17 Dengan demikian, anak-anak dan orang dewasa yang
sehat mengalami 4 sampai 5 periode NREM dan REM selama periode tidur 8 jam. Proporsi
NREM terbesar di awal periode tidur, sedangkan proporsi terbesar REM terjadi di akhir
periode tidur.
E Tahapan Tidur

Tidur bukan hanya satu bagian inaktif dan pasif dari keseluruhan siklus hidup harian
kita, seperti apa yang dipercaya oleh masyarakat puluhan tahun lalu berkat rekaman
electroencephalograph (EEG) milik Nathaniel Kleitman dan Eugene Aserinksy yang
menunjukkan bahwa tidur sebenarnya terdiri tahapan yang berbeda yang terjadi dalam urutan
karakteristik. Siklus normal tidur dan waktu terjaga menyiratkan bahwa ada banyak sistem
saraf yang diaktifkan, sementara yang lainnya dimatikan. Penelitian juga menunjukkan
bahwa zat kimia yang disebut adenosine menumpuk dalam darah kita saat kita terjaga dan
menyebabkan kantuk. Senyawa kimia ini kemudian akan pecah dengan sendirinya secara
bertahap saat kita tidur.Selama tidur, kita biasanya melewati empat tahapan tidur: tahap 1,2,3
dari tidur Non-REM (NREM) dan tidur REM, alias Rapid Eye Movement. Siklus tidur
dimulai dari tahap 1 NREM hingga tidur REM, kemudian kembali lagi ke tahap 1. Kita
menghabiskan hampir 50 persen dari total waktu tidur kita dalam tahap 2 tidur NREM,
sekitar 20 persen dalam tidur REM, dan 30 persen sisanya dalam tahap lainnya. Bayi,
sebaliknya, menghabiskan sekitar setengah dari waktu tidur mereka dalam tidur REM.

Mengenal empat tahapan tidur

Ada tiga tahapan tidur Non-REM. Setiap tahap dapat berlangsung dari lima hingga 15 menit.
Anda akan melewati keseluruhan empat taham sebelum pada akhirnya mencapai fase tidur
REM. Mimpi biasanya terjadi selama tidur REM.

Tahap 1 NREM: Tidur-tidur ayam

Selama tahapan tidur pertama, yaitu tidur ringan, tubuh, mental, dan pikiran Anda
berada di ambang realita dan bawah sadar — setengah sadar, setengah (hampir) tertidur. Otak
menghasilkan apa yang dikenal sebagai gelombang beta, yang kecil dan cepat. Mata tertutup,
namun Anda masih dapat dibangunkan atau terbangun dengan mudah. Pergerakan mata di
tahap ini sangat lambat, begitu pula dengan aktivitas otot.Selagi otak mulai bersantai dan
kinerjanya melambat, otak juga sekaligus memproduksi gelombang lambat yang disebut
dengan gelombang alpha. Selama periode tahapan tidur ini, Anda mungkin mengalami
sensasi aneh namun terasa sangat nyata, dikenal sebagai halusinasi hypnagogic. Contoh
umum dari fenomena ini termasuk perasaan seperti terjatuh atau mendengar seseorang
memanggil nama Anda. Familiar, bukan? Peristiwa lain yang sangat umum terjadi selama
periode ini dikenal sebagai sentakan mioklonik. Jika Anda pernah terkejut mendadak tanpa
alasan apapun, artinya Anda mengalami fenomena ini. Mungkin tampak mengkhawatirkan,
namun sentakan mioklonik sebenarnya cukup umum.Kemudian, otak menghasilkan
gelombang theta beramplitudo tinggi, yaitu gelombang otak yang sangat lambat. Orang yang
terbangun dari tahap 1 tidur sering mengingat pecahan ingatan gambar visual. Jika Anda
membangunkan seseorang selama tahap ini, mereka mungkin melaporkan bahwa mereka
tidak benar-benar tertidur.

Tahap 2 NREM: Menyambut tidur pulas

Denyut jantung dan pernapasan melambat, menjadi semakin teratur, dan suhu tubuh
menurun. Anda juga akan menjadi semakin kurang sadar akan lingkungan sekitar. Jika ada
suara yang terdengar di tahap ini, Anda tidak dapat memahami apa kontennya.Ketika
memasuki tahapan tidur kedua, gerak mata berhenti dan gelombang otak melambat, dengan
kehadiran semburan gelombang cepat sesekali, yang disebut spindle tidur. Selain itu, tahap 2
tidur NREM juga ditandai oleh adanya K-complex, yaitu puncak tegangan tinggi negatif
pendek. Kedua fenomena ini bekejera sama melindungi tidur dan menekan respon terhadap
rangsangan luar, juga untuk membantu penggabungan memori berbasis tidur dan pengolahan
informasi. Tubuh kita bersiap-siap untuk tidur nyenyak.Karena Anda bisa melewati tahapan
ini beberapa kali sepanjang malam, ada lebih banyak waktu yang dihabiskan di tahapan tidur
kedua daripada tahap-tahap lainnya, dan biasanya mencakup 45-50% dari total waktu tidur
orang dewasa, bahkan dewasa muda.

Tahap 3 NREM: Tidur nyenyak

Tahapan tidur ketiga adalah apa yang disebut dengan tidur nyenyak. Pada tahap ini,
otak melepaskan gelombang delta, yang awalnya diselingi oleh gelombang yang lebih kecil
dan cepat, kemudian akan secara eklusif didominasi oleh gelombang delta. Selama tahap ini,
Anda menjadi kurang responsif dan suara dan aktivitas di lingkungan mungkin gagal untuk
menghasilkan respon. Tidak ada gerakan mata atau otot aktivitas. Tahapan ketiga juga
bertindak sebagai masa transisi antara tidur ringan dan tidur yang sangat dalam.Akan sangat
sulit untuk membangunkan seseorang yang sedang nyenyak terlelap. Biasanya, jika
terbangun, ia tidak bisa sesegera mungkin menyesuaikan diri dengan perubahan dan
seringnya merasa grogi dan kebingungan selama beberapa menit setelah bangun. Beberapa
anak mengalami ngompol, teror malam, atau sleepwalkingselama tahapan tidur
nyenyak.Selama tahapan tidur nyenyak, tubuh memulai perbaikan dan pertumbuhan jaringan
kembali, membangun kekuatan tulang dan otot, meningkatkan pasokan darah ke otot,
meningkatkan dan memperkuat sistem imun. Energi juga dipulihkan dan hormon
pertumbuhan — penting untuk tumbuh kembang, termasuk perkembangan otot.

Tidur REM: tidur bermimpi

Ketika kita beralih ke tidur REM (Rapid Eye Movement), pernapasan menjadi lebih
cepat, tidak teratur, dan dangkal; mata bergerak ke segala arah dengan sangat cepat, seperti
gelisah; aktivitas otak meningkat; dan, detak jantung meningkat, tekanan darah naik, dan,
bagi pria, mengembangkan ereksi. Kebanyakan mimpi bermula di tahap ini.The American
Sleep Foundation bahwa orang menghabiskan sekitar 20 persen dari total tidur mereka di
tahap ini. Tidur REM juga sering disebut sebagai paradoks tidur, karena sementara otak dan
sistem tubuh lainnya aktif bekerja, otot-otot menjadi lebih rileks. Mimpi terjadi akibat
peningkatan aktivitas otak, tapi otot mengalami kelumpuhan sementara yang disengaja.

Periode tidur REM pertama biasanya terjadi sekitar 70 sampai 90 menit setelah
kita tertidur. Sebuah siklus tidur lengkap membutuhkan waktu 90 sampai 110 menit rata-rata.
Setelah sekitar 10 menit dalam tidur REM, otak biasanya siklus kembali melalui tahap tidur
non-REM. Rata-rata, empat periode tambahan tidur REM terjadi, masing-masing memiliki
durasi lebih lama.Siklus tidur pertama setiap malam mengandung periode REM yang relatif
singkat dan jangka waktu tidur nyenyak. Saat malam berlangsung, periode tidur REM
meningkat durasinya, sementara kenyenyakan tidur menurun. Pada pagi hari, orang
menghabiskan hampir seluruh waktu mereka terlelap di tahapan tidur 1, 2, dan REM.

Anda akan kehilangan beberapa kemampuan untuk mengatur suhu tubuh selama
berada di bawah pengaru tidur REM, sehingga suhu panas atau dingin yang minta ampun di
lingkungan tidur dapat mengganggu pulasnya tidur Anda.Penting pula untuk dipahami bahwa
Anda tidak melalui keseluruhan tahapan tidur ini secara berurutan. Tidur dimulai pada tahap
1 dan maju ke tahap 2, dan kemudian 3. Setelah tahapan tidur 3, tahap 2 tidur diulang
sebelum memasuki tidur REM. Setelah tidur REM berakhir, tubuh biasanya kembali ke tahap
2. Jika tidur REM terganggu, tubuh kita tidak mengikuti perkembangan siklus tidur mormal,
begitu momen berikutnya kita tertidur. Sebaliknya, kita sering tergelincir langsung ke
tahapan tidur REM dan mengalami periode REM yang diperpanjang sampai kita “mengejar
ketertinggalan” di tahapan tidur ini.

Tahapan-tahapan/ fase tidur dapat dimati melalu pengamatan gelombang ,otak selama
periode tidur dengan menggunakan alat EEG.
 Tahap I
Tahap I adalah tahapan paling “ringan“Dari keempat tahapan tidur dan hal itu terjadi saat
kita mulai merasa mengantuk. selama tahapan ini, terdapat periodeperiode singkat akivitas
gelombang theta (4-7 Hz), yang mengindikasikan rasa ngantuk.
 Tahap II
Tahap II dicirikan oleh “ kumparan “ tidur (sleep spindles), yang berupa lonjakan-
lonjakan ritmik aktivitas EEG yang bekisar pada 12-15 Hz.
 Tahap III
Tahap III terdapat sejumlah gelombang delta berfungsi sangat rendah (1-4Hz) , dan
pola “ kumparan “ juga berlangsung Tahap IV rekaman-rekaman EEG menunjukan hasil
serupa dengan tahap III, namun memiliki lebih banyak gelombang delta .tahap ke IV adalah
tahap tidur yang paling dalam, saat orangpaling sulit di bangunkan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat elektroen
sefalogram(EEG), elektro-okulogram (EOG), dan elektrokiogram (EM G),
diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu non-rapid eye movement (NREM) dan rapid eye
movement (REM).
1. Tidur NREM.
Tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang-pendek karena gelombang otak
yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek daripada gelombang alfa dan beta yang
ditunjukkan orang yang sadar. Pada tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologi
tubuh. Di samping itu,semua proses metabolic termasuk tanda-tanda vital,
metabolism, dan kerja otot melambat.
2. Tidur REM.
Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-30 menit. Tidur
REM tidak senyenyak tidur NREM, dan sebagian besar mimpi terjadi pada tahap ini. Selama
tidur REM,otak cenderung aktif dan metabolismenya meninggkat hingga 20%. Pada
tahap individu menjadi sulit untuk dibangunkan atau justru dapat bangun dengan tiba-tiba,
tonus otot terdepresi, sekresi lambung meningkat, dan frekuensi jantung dan
pernapasansering kali tidak teratur. ( Mubarak & chayatin, 2007)
F Faktor –faktor yang mempengaruhi tidur

Faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur banyak factor yang
mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur,di antaranya adalah penyakit,
lingkungan, kelelahan, gaya hidup, stress emosional, stimulan dan alcohol, diet, merokok,
dan motivasi.
 Penyakit.
Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapatmenyebabkan
gangguan tidur. Individu yang sakit membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak
daripada biasanya. Di samping itu, siklus bangun-tidur selama sakit juga dapat mengalami
gangguan. (Mubarak & chayatin, 2015). Klien yang berpenyakit paru kronik seperti
emfisema dengan napas pendek dan seringkali tidak dapat tidur tanpa dua atau tiga bantal
untuk meninggikan kepala mereka. Asma, bronchitis, dan rhinitis alergi mengubah irama
pernapasan dan mengganggu tidur.Klien yang berpenyakit jantung koroner mengalami
frekuensi terbangun yang sering dan perubahan tahapan selama tidur (mis. sering berpindah
tahap 3 dan 4 ke tidur tahap 2 yang dangkal) seperti perubahan yang bermakna dalam semua
tahap tidur, sebagai contoh, supresi tidur REM dan tahap 3 dan 4 (Landis, 1988, dalam Potter
& Perry, 2005).

 Lingkungan.
faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur. Tidak adanya
stimulus tertentu atau adanya stimu lus yang asing dapat menghambat upaya
tidur. Sebagai contoh, temperatur yang tidak nyaman atau ventilasi yang buruk dapat
mempengaruhi tidur seseorang. Akan tetapi, seiring waktu individu bisa beradaptasi dan tidak
lagi terpengaruh dengan kondisi tersebut. Lingkungan fisik tempat seseorang tidur
berpengaruh penting pada kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Ventilasi yang baik
adalah esensial untuk tidur yang tenang. Ukuran, kekerasan dan posisi tempat tidur
mempengaruhi kualitas tidur. Suara juga mempengaruhi tidur. Tingkat suara yang diperlukan
untuk membangunkan orang tergantung pada tahap tidur (Webster dan Thompson, 1986,
dalam, Potter & Perry, 2005)
 Kelelahan.
Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang . Semakin lelah
seseorang, semakin pendek siklus tidur REM yang dilaluinya. Setelah beristirahat biasanya
siklus REM akan kembali memanjang. Seseorang yang kelelahan menengah (moderate)
biasanya memperoleh tidur yang mengistirahatkan, khususnya jika kelelahan adalah hasil dari
kerja atau latihan yang menyenangkan. Latihan 2 jam atau lebih sebelum waktu tidur
membuat tubuh mendingin dan mempertahankan suatu keadaan kelelahan yang
meningkatkan relaksasi. Akan tetapi, kelelahan yang berlebihan yang dihasilkan dari kerja
yang meletihkan atau penuh stress membuat sulit tidur. Hal ini dapat menjadi masalah yang
umum bagi anak sekolah dan remaja (Potter & Perry, 2005).
 G a ya h i d u p .
Individu yang sering berganti jam kerja harus mengaturaktivitasnya agar bisa tidur
pada waktu yang tepat. Rutinitas harian seseorang mempengaruhi pola tidur. Individu yang
bekerja bergantian (mis. 2 minggu siang diikuti oleh 1 minggu malam) seringkali mempunyai
kesulitan menyesuaikan perubahan jadwal tidur. Perubahan lain dalam rutinitas yang
mengganggu pola tidur meliputi kerja berat yang tidak biasanya, terlibat dalam aktivitas
social pada larut malam, dan perubahan waktu makan malam (Potter & Perry, 2005).
 Stress emosional.
Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. kondisi ansietas dapat
meningkatkan kadar norepinfrin darah melalui stimulasi system saraf simapatis. Kondisi ini
menyebabkan berkurangnya siklustidur NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya
terjaga saat tidur. Stres emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan seringkali
mengarah frustasi apabila tidak tidur. Stress juga menyebabkan seseorang mencoba terlalu
keras untuk tertidur, sering terbangun selama siklus tidur, atau terlalu banyak tidur. Stress
yang berlanjut dapat menyebabkan kebiasaan tidur yang buruk (Potter & Perry, 2005).
 Stimulant dan alcohol.
Kafein yang terkandung dalam beberapa minumandapat merangsang SSP
sehingga dapat mengganggu pola tidur. Sedangkan konsumsi alcohol yang berlebihan
dapat mengganggu siklus tidur REM. Ketika pengaruh alcohol telah hilang, individu sering
kali mengalami mimpi buruk. Dari daftar obat di PDR 1990, dengan 584 obat resep atau obat
bebas menuliskan mengantuk sebagai salah satu efek samping, 486 menulis insomnia, dan
281 menyebabkan kelelahan (Buysse, 1991, dalam Potter & Perry, 2005). Mengantuk dan
deprivasi tidur adalah efek samping yang umum (lihat di kotak bawah). Orang dewasa muda
dan dewasa tengah dapat tergantung pada obat tidur untuk mengatsi stressor gaya hidupnya.
Lansia seringkali menggunakan variasi obat untuk mengontrol atau mengatasi penyakit
kroniknya, dan efek kombinasi dari beberapa obat dapat mengganggu tidur secara serius.

Obat-obatan dan pengaruhnya pada tidur


HIPNOTIK KAFEIN
· Mengganggu dengan mencapai
· Mencegah seseorang tertidur.Dapat
tahap tidur yang lebih dalam. menyebabkan seseorang terbangun di
Memberikan hanya peningkatan malam hari.
kualitas tidur sementara (1- PENYEKAT-BETA
minggu)Seringkali menyebabkan
· Menyebabkan mimpi buruk.
“rasa mengambang” sepanjang Menyebabkan insomnia.
siang hari; perasaan mengantuk
· Menyebabkan terbangun dari tidur.
yang berlebihan, bingung, BENZODIAZEPIN
penurunan energy. Memperburuk
· Meningkatkan waktu tidur.
apnea tidur pada lansia. · Meningkatkan kantuk di siang hari.
DUIRETIK NARKOTIKA
· Menyebabkan nokturia. (MORFIN/DEMEROL)
ANTIDEPRESAN ·
DAN Menekan tidur REM.
STIMULAN · Menyebabkan peningkatan perasaan
· Menekan tidur REM. kantuk pada siang hari.
· Menurunkan total waktu tidur.
ALKOHOL
· Mempercepat mulanya tidur.
· Mengganggu tidur REM.
· Membangunkan seseorang pada
malam hari dan menyebabkan
kesulitan untuk kembali tidur.

 Diet.
Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur
dan seringnya terjaga di malam hari. Sebaliknya, penambahan berat badan dikaitkan dengan
peningkatan total tidur dan sedikitnya periode terjaga di malam hari. Orang tidur lebih baik
ketika sehat sehingga mengikuti kebiasaan makan yang baik adalah penting untuk
kesehatan yang tepat dan tidur (Hauri dan Linde, 1990, dalam Potter & Perry, 2005). Makan
besar, berat dan/atau berbumbu pada makan malam dapat menyebabkan tidak dapat
dicerna yang mengganggu tidur.
 Merokok.
Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada tubuh.
Akibatnya, perokok sering kali kesulitan untuk tidur dan mudahterbangun di malam hari.
 Medikasi.
Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Hipnotik dapat
mengganggu tahap III dan IV tidur NREM, metabloker
Dapat menyebabkan insomnia dan mimpi buruk, sedangkan narkotik (mis; meperidin
hidroklorida dan morfin) diketahui dapat menekan tidur REM dan menyebabkan seringnya
terjaga di malam hari.
 Motivasi.
Keinginan untuk tetap terjaga terkadang da pat menutupi perasaanlelah
seseorang. sebaliknya, perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untukterjaga sering kali
dapat mendatangkan kantuk.
Berikut rekomendasi durasi tidur yang spesifik bagi tiap jenjang usia yang dikutip dari
health.kompas.com:

a. Bayi baru lahir (0-3 bulan): durasi tidur diperkecil menjadi 14-17 jam per hari.
Sebelumnya 12-18 jam.
b. Bayi usia 4-11 bulan: durasi tidur ditambah menjadi 12-15 jam.Sebelumnya 14-15
jam.
c. Balita (1-2 tahun) : durasi tidur ditambah menjadi 11-14 jam sebelumnya 12-14 jam.
d. Balita 3-5 tahun: durasi tidur dipersempit menjadi 11-13 jam.Sebelumnya berjumlah
11-13 jam.
e. . Anak-anak usia 6-13 tahun: durasi tidur menjadi 9-11 jam. Sebelumnya 10-11 jam.
f. Remaja usia 14-17 tahun: durasi tidur mereka ditambah satu jam sehingga menjadi 8-
10 jam per hari. Sebelumnya hanya 8,5-9,5 jam.
g. Orang menuju dewasa (18-25 tahun): kategori ini merupakan kategori baru. Durasi
tidurnya 7-9 jam per harinya.
h. Orang dewasa (26-64 tahun): durasi tidur tetap, yakni 7-9 jam.12
i. Orang lanjut usia (65 tahun ke atas): kategori baru. Durasi tidur 7-8 jam per hari.

Tingkat Perkembangan/
Pola Tidur Normal
Usia
Tidur 14-18 jam sehari, pernafasan teratur, gerak tubuh
Bayi baru lahir sedikit, 50% tidur NREM, banyak waktu tidurnya
(0 – 1 bulan) dilewatkan pada tahap III dan IV tidur NREM. Setiap
siklus sekitar 45-60 menit.
Tidur 12-14 jam sehari, 20-30% tidur REM, tidur lebih
Bayi
lama pada malam hari dan punya pola terbangun
(1 – 18 bulan)
sebentar
Tidur sekitar 10-12 jam sehari, 25% tidur REM, banyak
Toddler tidur pada malam hari, terbangun dini hari berkurang,
(18 bulan – 3 tahun) siklus bangun tidur normal sudah menetap pada umur 2-
3 tahun
Tidur sekitar 11 jam sehari, 20% tidur REM, periode
Pra Sekolah terbangun kedua hilang pada umur 3 tahun. Pada umur 5
(3 – 6 tahun) tahun, tidur siang tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore
hari.
Usia Sekolah Tidur sekitar 10 jam sehari, 18,5% tidur REM. Sisa
(6 – 12 tahun) waktu tidur relatif konstan.
Remaja Tidur sekitar 8,5 jam sehari, dan 20% tidur tahap III-IV.
(12 – 18 tahun)
Tidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25% tidur REM, 5-10%
Dewasa Muda
tidur tahap I, 59% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap
(18 – 40 tahun)
III-IV.
Dewasa Pertengahan Tidur sekitar 7 jam sehari, 20% tidur REM, mungkin
(40 – 60 tahun) mengalami insomnia dan sulit untuk dapat tidur.
Tidur sekitar 6 jam sehari, 20-25% tidur REM, tidur
Dewasa Tua tahap IV nyata berkurang kadang-kadang tidak ada.
(> 60 tahun) Mungkin mengalami insomnia dan sering terbangun
sewaktu tidur malam hari.
BAB lll

PENUTUP

A. Kesimpulan

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh
semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi secara
optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu.
Sedangkan tidut adalah Tidur merupakan bagian
hidup manusia yang memiliki porsi banyak, ratarata hampir seperempat hingga sepertiga
waktu digunakan untuk tidur.
Fisiologi Tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan
mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar
dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivitasi
retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf
pusat termaksuk pengaturan kewaspadaan dan tidur.
Ada dua jenis tidur yaitu tidur REM dan tidur NREM. Tidur REM (rapideye
movement) terjadi disaat kita bermimpi hal tersebut ditandai dengan tingginya aktivitas
mental, dan fisik. Sedangkan, Tidur non-REM memiliki empat tingkatan. Selama tingkatan
terdalam berlangsung (3 dan 4), orang tersebut akan cukup sulit dibangunkan. Beranjak lebih
malam, status tidur non-REM semakin ringan. Pada tingkat 4, tidur serasa menyegarkan/
meguatkan. Selama periode ini, tubuh memperbaiki dirinya dengan menggunakan hormon
yang dinamakan somastostatin.

A Saran

Menjaga pola istirahat dan tidur dapat membantu terpenuhnya kebutuhan


dasar manusia, maka mulai dari sekarang mari ita mengatur waktu agar kebutuhan istirahat
dan tidur dapat terpenuhi dan sesuai dengan kebutuhan setiap individu.
DAFTAR PUSTAKA

Potter,(2009).Fundamental of Nursing,Ed W.St Louis;Mosby:


Sri Rejeki, Sri Yuniarsih, Aeda Ernawati (2007) Jurnal Persepsi perawat dan pasien tentang
kebutuhan Istirahat dan Tidur.
H, A. (2006). Pengantar KDM Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Potter, P. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
Tarwoto dan Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai