Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

Disusun oleh :

Nama : Nabil Fahri

NIM : 111210002

Dosen Pengampu :

Ns. Alif Nurul Rosyidah,S.KEP.,M.KEP

PROGRAM STUDI S¬-1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KESETIAKAWANAN


SOSIAL INDONESIA

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Ibu Ns Alif Nurul Rosyidah., S.Kep.,M.Kes pada mata kuliah keterampilan
dasar keperawatan . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang komunikasai yang efektif bagi para pembaca dan juga bagi
penulis Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran agar lebih
membangun kesempuraan makalah ini.
i
DAFTAR ISI

Kata pengantar...........................................................................................................................i

Daftar isi....................................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan...................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1

B. Tujuan ………..…………………...……………………........................……..…...2

C. Manfaat ……………………………….………………………...…..…………..…2

BAB II Pembahasan……………………………………………………………...……...….…3
A. Pengertian Teori Stimulus Oganismes………………………...………...……….…....3

B. Proses Karakteristik Responden ……………………………..…………...……...…....4

C. Proses Analisis Bivariat……………………………………….…………………....…7

BAB III Penutup…………………...………………………………………………….


………………16
Daftar pustaka……………………………….……………………………………….……….
……..17
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kebutuhan manusia perlu dipertahankan dengan cara memenuhi kebutuhan hidupnya.


Dan untuk memenuhi hal tersebut, manusia harus bekerja siang dan malam. Bahkan
sepertinya tidak mengenal waktu sehingga mengorbankan satu hal yang sangat berarti,
yaitu istirahat dan tidur (Siregar,2011)

Istirahat dan tidur yang tepat sama pentingnya dengan nutrisi yang baik dan latihan yang
adekuat. Setiap orang memerlukan jumlah istirahat dan tidur yang berbeda. Dengan tidak
tepatnya jumlah tidur dan istirahat seseorang maka akan mempengaruhi pada kemampuan
berkonsentrasi, membuat keputusan, kelabilan emosi, serta partisipasi dalam kehidupan
sehari-hari yang menurun. (Potter dan Perry,2013)

Tidur adalah bagian dari penyembuhan dan perbaikan (McCance et al., 2010). Ketika
seseorang dalam kondisi tidur, ia akan merasakan relax secara mental, terbebas dari rasa
kegelisahan, dan merasakan ketenangan dalam fisiknya. Tidur adalah reccurant,
perubahan dari kesadaran yang terjadi untuk periode yang berkelanjutan. Ketika
seseorang mendapatkan tidur yang tepat, mereka merasa bahwa energi mereka telah
dipulihkan. Tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan pemulihan sistem tubuh.
Kualitas yang memadai dan kuantitas tidur berkontribusi pada kesehatan yang optimal.
(Potter dan Perry,2011)

Mencapai kualitas tidur yang baik menjadi sangat penting bagi kesehatan dan sebagai
bentuk penyembuhan dari penyakit. Pasien yang sedang sakit sering kali membutuhkan
lebih banyak tidur dan sitirahat daripada pasien yang sehat. Namun demikian biasanya
penyakit mencegah beberapa pasien untuk mendapatkan tidur dan istirahat yang adekuat.
Lingkungan rumah sakit atau perawatan jangka panjang dan aktivitas pemberian layanan
sering kali membuat pasien sulit tidur. Atau beberapa pasien memang mempunyai
gangguan tidur sebelumnya, sedangkan pasien yang lain bertambah masalah tidurnya
akibat dari penyakit dan lingkungan rawat inap (Potter dan Perry,2013).
B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan konsep istirahat dan
tidur, antara lain; definisi istirahat dan tidur, fungsi istirahat dan tidur, mekanisme tidur,
tahap-tahap tidur, kebutuhan istirahat dan tidur berdasarkan usia, faktor yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur. Dan menjelaskan masalah
yang sering ditemukan pada klien gangguan istirahat dan tidur beserta asuhan
keperawatannya.

C. Manfaat

Mahasiswa memiliki dasar teori tentang konsep istirahat dan tidur yang kuat sehingga
mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Istirahat dan Tidur

Terdapat beberapa pengertian Tidur Menurut Para Ahli.Tidur didefinisikan sebagai suatu
keadaan bawah sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan dengan pemberian
rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton & Hall, 1997). Menurut Potter
& Perry (2005), Tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan
periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur merupakan kondisi tiak sadar dimana
induvidu dapat dibangunkan oleh stimulasi atau sensoriyang sesuai (Guyton dalam Aziz
Alimul H) atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif,
bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu
urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktifitas yang minim, memiliki
kesadaran yang bervariasi terhadap perubahan fisiologis dan terjadi penurunan respon
terhadap rangsangan dari luar.

Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketengan tanpa kegiatan
yang erupakan urutan siklus yang berulan-ulang dan masing-masing menyatakan fase
kegiatan otak dan badanlah yang berbeda.

2.2 Fungsi Tidur

Tujuan tidur masih belum jelas. Tidur berkonstribusi dalam menjaga kondisi fisiologis
dan psikologis. Tidur NREM membantu perbaikan jaringan tubuh. Selama tidur NREM,
fungsi biologis lambat. Denyut jantung normal orang dewasa sehat sepanjang hari rata-
rata 70-80 denyut per menit atau kurang jika individu berada dalam kondisi fisik yang
sangat baik. Namun, selama tidur denyut jantung turun ampai 60 denyut per menit aau
kurang. Ini berarti bahwa selama tidur jantung berdetak 10-20 kali lebih lambat dalam
setiap menit atau 60-120 kali lebih sedikit dalam setiap jam. Oleh karena itu, tidur
nyenyak bermanfaat dalam mempertahankan fungsi jantung. Fungsi biologis lainnya
yang menurun selama tidur adalah pernafasan, tekanan darah, dan otot.

Tubuh membutuhkan tidur secara rutin untuk memulihkan proses biologis tubuh. Selama
tidur, gelombang lambat dan dalam (NREM tahap 4), tubuh melepaskan hormon
pertumbuhan manusia untuk perbaikan dan pembaruan sel epitel dan sel-sel yang khusus
seperti sel-sel otak. sintetis protein dan pembelahan sel untuk peremajaan jaringan seperti
kulit, tulang, mukosa lambung, atau otak terjadi selama istirahat dan tidur. Tidur NREM
sangat penting bagi anak-anak, yang mengalami tahap 4 tidur yang lebih lama.

Teori lain tentang tujuan dari tidur adalah bahwa tubuh menghemat energi selama tidur.
Otot-otot rangka semakin rileks, dan tidak adanya kontraksi otot mempertahankan energi
kimia untuk proses seluler. Tidur akan menurunkan laju metabolisme basal yang
selanjutnya dapat menghemat suplai energi tubuh.

Tidur REM diperlukan untuk menjaga jaringan otak dan tampaknya menjadi penting
bagi pemulihan kognitif. Tidur REM berhubungan dengan perubahan aliran darah otak,
peningkatan aktivitas korteks, peningkatan konsumsi oksigen, dan pelepasan epinefrin.
Gabungan kegiatan ini membantu penyimpanan memori dan proses belajar. Selama tidur,
otak menyaring informasi yang tersimpan tentang kegiatan hari itu.

Manfaat tidur dalam perilaku sering tidak diketahui sampai seseorang mendapatkan
masalah akibat kurangnya tidur. Hilangnya tidur REM menyebabkan perasaan bingung
dan curiga. Berbagai fungsi tubuh (misalnya : suasana hati, performa motorik, memori
dan keseimbangan) berubah saat kehilangan tidur lama terjadi. Perubahan dalam fungsi
imun alami dan seluler juga muncul akibat kurangnya tidur tingkat sedang sampai berat.
Penelitian memperkirakan bahwa lalu lintas, rumah, dan kecelakaan berhubungan
dengan pekerjaan yang disebabkan oleh tertidur memakan biaya miliaran dolar dalam
setahun di Amerika Serikat berkaitan dengan hilangnya produkttivitas, biaya perawatan
kesehatan, dan kecelakaan.

Mimpi. Meskipun mimpi terjadi di kedua fase tidur NREM dan REM, tetapi mimpi pada
tidur REM lebih hidup dan rumit, beberapa orang percaya bahwa mimpi-mimpi tersebut
secara fungsional penting untuk belajar pengolahan memori serta adaptasi terhadap stres
isi dari mimpi REM mengalami kemajuan sepanjang malam, dari mimpi tengtang
peristiwa terkini hingga ke mimpi yang bersifat emosional pada masa kanak-kanak atau
masa lalu. Kepribadian mempengaruhi kualitas dari mimpi : misalnya, orang kreatif
memiliki mimpi yang rumit dan kompleks, sementara orang yang tertekan mengalami
mimpi tentang ketidakberdayaan.
Kebanyakan orang bermimpi tentang kekhawatiran yang sedang berlangsung, seperti
pertengkaran dengan pasangan atau kekhawatiran atas pekerjaan. Kadang-kadang
seseorang tidak menyadari ketakutan yang mereka rasakan yang diwakili dalam mimpi
aneh. Psikolog klinis mencoba menganalisis sifat simbolik dari mimpi sebagai bagian
dari psikoterapi klien. Kemampuan untuk menggambarkan mimpi dan menafsirkan
maknanya kadang-kadang membantu menyelesaikan masalah pribadi atau ketakutan-
ketakutannya.
Teori lain mengatakan bahwa mimpi menghapus fantasi tertentu atau kenangan tidak
masuk akal. Karena kebanyakan orasng melupakan mimpi mereka, hanya sedikit yang
ingat mimpi atau tidak percaya mimpi, seseorang harus berfikir secara sadar tentang halk
tersebut pada saat bangun. Orang-orang yang dapat mengingat mimpi dengan jelas
biasanya terbangun hanya setelah periode tidur REM.

2.3 Mekanisme Tidur

Tidur merupakan salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan kelelahan
mental. Dengan tidur semua keluhan hilang arau berkurang dan akan kembali
mendapatkan tenaga serta semangat untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
Makhluk hidup mempunyai irama kehidupan yang sesuai dengan beredarnya waktu
dalam siklus 24 jam. Irama yang seiring dengan rotasi bola dunia disebut sebagai Irama
Sirkadian. Pusat kontrol irama sirkadian terletak pada bagian ventral anterior
hypothalamus.

Bagian susunan saraf pusat yang mengadakan kegiatan penyesuain terletak pada
substansia ventrikulo retikularis medulo oblogata yang disebut sebagai pusat tidur.
Bagian susunan saraf pusat yang menghilangkan hubungan terdapat bagian rostral
madulo oblogata disebut sebagai pusat penggugah atau aurosal state.
Tidur dibagi menjadi dua tipe yaitu :

Rapid Eye Movement (REM)


Non Rapid Eye Movement (NREM)
Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 3 stadium lalu diikuti oleh
fase REM. Keadaan tidur normal antara fase NREM dan REM terdiri secara bergantian
antara 4 – 7 kali siklus semalam. Bayi baru lahir total tidur 16 – 20 jam/hari, anak-anak
10 – 12 jam/hari, kemudian menurun 9 – 10 jam/hari pada umur di atas 10 tahun dan
kira-kira 7 – 7,5 jam/hari pada orang dewasa.
Tipe NREM dibagi dalam tiga stadium yaitu :
Tidur Stadium 1 (N1)
Stadium ini merupakan antara tahap terjaga dan tahap awal tidur. Saat seseorang mulai
mengantuk, perlahan-lahan kesadaran mulai meninggalkan dirinya. Stadium ini disebut
juga dengan Downiness, yaitu tahap ketika pikiran kita melayang-layang tak menentu
tetapi masih menyadari kondisi di sekeliling sehingga merasa belum tidur.
Stadium ini hanya berlangsung 3 – 5 menit dan mudah sekali dibangunkan. Gambaran
EEG biasanya terdiri dari gelombang campuran alfa, beta, dan kadang gelombang teta
dengan amplitudo yang rendah. Tidak didapatkan adanya gelombang sleep spindle dan
kompleks K.
Tidur Stadium 2 (N2)
Tak lama kemudian, kita akan semakin dalam tertidur dan masuk ke tidur fase stadium
N2. Gelombang otak lambat masih menjadi latar, tetapi sesekali muncul gelombang khas
berupa gelombang Sleep Spindle, gelombang verteks dan kompleks K. Pada stadium ini,
tidur semakin sulit dibangunkan. Kita baru akan bangun dengan sentuhan atau panggilan
yang berulang-ulang. Stadium tidur kedua adalah tahap tidur terbanyak, kira-kira 50%
dari total tidur satu malam.
Tidur Stadium 3 (N3)
Setelah kira-kira 10 menit dalam tahap N2, kita akan masuk ke stadium tidur yang lebih
dalam, yaitu tahap stadium 3 (N3). Stadium ini sering disebutkan tidur dalam atau tidur
Slow Wave. Disebut demikian karena pada stadium ini gelombang otak semakin
melambat (slow wave) dengan frekuensi yang lebih rendah pula.
Semua tampak teratur pada laporan EEG. Tahap N3 sebelumnya dikenal sebagai tahap
tidur NREM 3 dan 4. Namun, kini digabung menjadi 1 tahapan N3 dikarenakan tidak
bermakna secara klinis. Gambaran EEG terdapat lebih banyak gelombang delta simetris
antara 25% - 50% serta tampak gelombang Sleep Spindle.
Dalam stadium inilah hormon pertumbuhan (Growth Hormon) dan prolaktin dikeluarkan
oleh tubuh. Hormon pertumbuhan akan digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan pada
bayi dan perbaikan jaringan yang rusak. Hormon ini diperlukan untuk mempertahankan
keutuhan maupun kemudahan jaringan tubuh. Sementara prolaktin adalah hormon yang
banyak tedapat pada ibu menyusui. Semakin bagus kualitas tidur ibu menyusui maka
semakin tinggi pula produksi prolaktin.
Stadium tidur ini adalah tahap tidur terdalam. Untuk membangunkan orang yang tidur
terdalam membutuhkan rangsangan yang lebih kuat. Rangsangan tersebut dapat berupa
suara keras dan tepukan di pundak berulang-ulang. Ketika bangun dari tahap ini, kita
tidak bisa langsung sadar sempurna. Diperlukan beberapa saat untuk memulihkan diri
dari rasa bingung dan disorientasi.
Tidur tahap R(REM)
Dari tahap N3 biasanya kita akan terus menanjak dan kembali kepada tahap N2. EEG
akan menunjukkan aktivitas otak yang meningkatkan secara drastis. Ini adalah pertanda
seseorangg akan memasuki tahap tidur R (REM) atau hanyut dalam mimpi.
Tahap ini tubuh kita benar-benar tidak bisa menerima rangsangan apapun. Hal ini
dikarenakan tubuh tidak merespons aktivitas otak yang menimbulkan lumpuh sesaat.
Kelumpuhan ini dianggap sebagai sebuah pemgaman dari semua aktivitas sehari-hari.
Namun, jangan khawatir karena masa lumpuh tersebut tidak berlangsung lama. Setelah
10 menit melewati tahap R, maka kita akan masuk kembali ke tahap N2 dan seterusnya
hingga siklus tidur terpenuhi.

Menjelang pagi, hormon kortisol akan dikeluarkan. Hormon ini biasa disebut sebagai
hormon stres karena dikeluarkan oleh kelenjar adrenal sebagai respon terhadap stres. Hal
ini diasumsikan untuk mengatasi stres yang akan dihadapi ketika siang hari.
Secara umum, tahapan dalam mekanisme tidur kita mengikuti pole berikut : 1, 2, 3, 4, 3,
2, REM, 2, 3, 4, 3, 2, REM, 2, 3, 4, 3, 2, REM, 2, 3, 4, 3, 2, REM. Dan seterusnya.
Dimana masing-masing siklus terjadi sekitar 60 – 100 menit. Hal ini berbeda pada tiap
orang

2.4 Kebutuhan Istirahat dan Tidur

Berdasarkan Usia
Durasi tidur dan kualitas bervariasi antara orang-orang dari semua kelompok umur.
Berikut pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur berdasarkan pada masing-masing usia :
Neonatus
Neonatus atau bayi baru lahir sampai usia 3 bulan tidur rata-rata sekitar 16 jam sehari,
tidur hampir terus-menerus selama minggu pertama. Siklus tidur umumnya 40 – 50
menit dengan bangun setelah 1 – 2 siklus tidur. Sekitar 50% dari tidur ini adalah tidur
REM yang merangsang pusat otak yang lebih tinggi. Hal ini penting untuk
perkembangan karena neonatus tidak bekerja cukup lama untuk stimulasi eksternal yang
signifikan.
Bayi
Bayi biasanya mengembangkan pola tidur malam dengan mimpi buruk dari usia 3 bulan.
Bayi biasanya melakukan beberapa kali tidur siang, namun tidur rata-rata selama 8 – 10
jam di malam hari dengan waktu tidur total 15 jam per hari. Sekitar 30% dari waktu tidur
adalah dalam siklus REM. Bangun umumnya terjadi di pagi hari, meskipun tidak bisa
lagi bayi terbangun di malam hari.
Balita
Pada umur 2 tahun, anak-anak biasanya tidur sepanjang malam dan tidur siang setiap
hari. Total tidur rata-rata 12 jam sehari. Setelah 3 tahun, anak-anak sering tidak tidur
siang (Hockenberry dan Wilson, 2006). Umum bagi balita untuk terbangun di malam
hari. Persentase tidur REM terus menerus. Selama masa ini, balita mungkin tidak mau
tidur pada malam hari karena kebutuhan otonomi atau takut berpisah dari orang tua
mereka.

Anak-anak Prasekolah

Rata-rata lama tidur anak prasekolah adalah sekitar 12 jam semalam (sekitar 20% adalah
REM). Pada umur 5 tahun, anak prasekolah jarang membutuhkan tidur siang kecuali
dalam budaya di mana tidur siang menjadi kebiasaan. Anak prasekolah biasanya
mengalami kesulitan untuk rileks atau menenangkan diri setelah melewati hari yang
sangat aktif dan memiliki masalah dengan ketakutan tidur, bangun pada malam hari, atau
mimpi buruk. Bangun sebentar dan kemudian terlelap lagi adalah hal yang sering. Pada
saat terbangun, anak akan menangis sebentar, berjalan-jalan, berbicara yang tidak
dipahami, tidur sambil berjalan, atau mengompol.

Anak Usia Sekolah

Jumlah tidur yang diperlukan beurvariasi sepanjang masa sekolah. Anak usia 6 tahun
rata-rata tidur 11 – 12 jam semalam, sedangkan anak usia 11 tahun tidur sekitar 9 – 10
jam. Anak usia 6 atau 7 tahun biasanya akan pergi tidur dengan beberapa dorongan atau
dengan melakukan kegiatan yang tenang. Anak yang lebih tua sering menolak tidur
karena suatu tidak peduli dengan rasa lelahnya atau kebutuhan untuk bebas.

Remaja
Rata-rata remaja mendapatkan sekitar 71/2 jam tidur per malam. Tipikal remaja yang
khas dikarenakan sejumlah perubahan seperti kebutuhan sekolah, kegiatan sosial setelah
sekolah, dan pekerjaan paruh waktu yang megurangi waktu untuk tidur. Waktu tidur
yang sering disingkat menghasilkan EDS. Mengurangi kinerja di sekolah, kerentanan
terhadap kecelakaan, masalah perilaku dan suasana hati, dan meningkatkan penggunaan
alkohol adalah hasil dari EDS karena kurangnya tidur.
Dewasa Muda

Kebanyakan orang dewasa muda rata-rata tidur 6 – 8,5 jam per malam. Sekitar 20% dari
waktu tidur adalah tidur REM yang tetap konsisten sepanjang hidup. Tekanan dalam
pekerjaan, hubungan keluarga, dan kegiatan sosial sering mengarah pada insomnia dan
penggunaan obat tidur. Kantuk di siang hari menyebabkan peningkatan jumlah
kecelakaan, penurunan produktivitas, dan masalah interpersonal dalam kelompok usia
ini. Kehamilan meningkatkan kebutuhan tidur dan beristirahat. Insomnia, gerakan
tungkai yang periodik, sindrom kaki gelisah, dan gangguan pernafasan saat tidur
merupakan masalah umum selama trimester ketiga kehamilan.
Dewasa Menengah
Selama masa dewasa menengah, total waktu tidur di malam hari mulai menurun. Jumlah
tidur stadium 4 mulai turun, penurunan terus berlanjut seiring dengan meningkatnya usia.
Insomnia sangat umum, mungkin karena perubahan dan stres pada usia dewasa
menengah. Kecemasan, depresi, atau penyakit fisik tertentu yang menyebabkan
gangguan tidur. Wanita menopause sering mengalami gejala insomnia.
Lansia
Keluhan kesulitan tidur meningkat seiring dengan meningkatnya umur. Episode tidur
REM cenderung menyingkat. Ada penurunan progresif dalam tidur tahap 3 dan 4
NREM, bahkan beberapa lansia hampir tidak memiliki tidur tahap 4 atau tidur nyenyak.
Seorang lansia terbangun lebih sering di malam hari, dan memerlukan lebih banyak
waktu untuk mereka agar dapat tidur kembali. Kecenderungan untuk tidur siang
tampaknya semakin meningkat seiring bertambahnya usia karena sering terjaga di malam
hari.
Perubahan pola tidur sering disebabkan oleh perubahan dalam sistem saraf pusat yang
memengaruhi pengaturan tidur. Penurunan sensorik mengurangi sensitivitas orang tua
terhadap waktu untuk mempertahankan irama sirkadian. (Potter dan Perry, 2010)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemenuhan Istirahat dan Tidur, Berikut sejumlah


faktor yang memengaruhi kualitas dan kuantitas tidur.
Sering kali faktor tunggal bukanlah satu-satunya penyebab untuk masalah tidur. Faktor
fisiologis, psikologis, dan faktor lingkungan sering mengubah kualitas dan kuantitas
tidur.

Obat dan Substansi

Kantuk, insomnia, dan kelelahan sering terjadi sebagai akibat langsung dari obat umum
yang diresepkan. Obat ini mengubah pola tidur dan menurunkan kewaspadaan di siang
hari, yang kemudian menjadi masalah bagi individu (Schweitzer, 2005). Obat yang
diresepkan untuk tidur sering menyebabkan lebih banyak masalah dari pada manfaat.
Lansia mengonsumsi berbagai obat untuk mengontrol atau mengobati penyakit kronis,
dan efek gabungan beberapa obat bisa sangat mengganggu tidur. Salah satu substansi
yang mendukung terjadinya tidur di banyak orang adalah L-triptofan, protein alami yang
ditemukan dalam makanan seperti susu, keju, dan daging.

Gaya Hidup

Rutinitas seseorang dapat memengaruhi pola tidur. Seseorang individu yang bekerja
secara rotasi sering mengalami kesulitan menyesuaikan perubahan jadwal tidur.
Kesulitan mempertahankan kewaspadaan selama waktu kerja menghasilkan penurunan
dan bahkan kinerja yang berbahaya. Perubahan lain dalam rutinitas yang mengganggu
pola tidur meliputi melakukan pekerjaan berat yang tidak biasa, terlibat dalam kegiatan
sosial sampai larut malam, dan mengubah waktu makan malam.

Pola Tidur yang Lazim

Kantuk patologis terjadi ketika individu perlu atau ingin terjaga. Orang yang mengalami
kurang tidur sementara sebagai hasil dari aktivitas malam yang aktif atau jadwal kerja
yang diperpanjang, biasanya akan merasa mengantuk keesokan harinya. Namun, mereka
mampu mengatasi perasaan ini meskipun mengalami kesulitan melaksanakan tugas dan
tetap memperhatikan. Kurang tidur yang kronis jauh lebih serius dari kurang tidur
sementara dan menyebabkan perubahan serius pada kemampuan untuk melakukan fungsi
sehari-hari. Kantuk cenderung paling sulit diatasi selama melakukan tugas yang menetap
(tidak aktif).

Stres Emosional

Stres emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan sering menyebabkan


frustasi ketika tidak dapat tidur. Stres juga menyebabkan seseorang berusaha terlalu
keras untuk dapat tertidur, sering terbangun selama siklus tidur, atau tidur terlalu lama.
Sters yang berkelanjutan menyebabkan kebiasaan tidur yang tidak baik.
Klien yang berusia lebih tua lebih sering mengalami kehilangan yang mengarah ke sters
emosional seperti pensiun, gangguan fisik, atau kematian orang yang dicintai. Lansia dan
orang yang menalami masalah depresi suasana hati mengalami penundaan waktu tidur,
munculnya tidur REM labih awal, sering terbangun, meningkatkan waktu total tidur,
perasaan tidur buruk, dan bangun lebih awal.

Lingkungan
Lingkungan fisik dimana seseorang tidur secara signifikan memengaruhi kemampuan
untuk memulai dan tetap tidur. Ventilasi yang baik sangat penting untuk tidur nyenyak.
Ukuran kenyamanan, dan posisi tempat tidur memengaruhi kualitas tidur.
Tingkat cahaya memengaruhi kemampuan seseorang untuk tidur. Beberapa klien
memilih kamar yang gelap, sedangkan yang lain seperti anak-anak atau orang lansia,
lebih menyukai cahaya lembut selama tidur. Klien juga mengalami kesulitan tidur
berhubungan dengan suhu kamar. Sebuah ruangan yang terlalu hangat atau terlalu dingin
sering menyebabkan klien menjadi gelisah.

Latihan dan Kelelahan

Seseorang yang cukup lelah biasanya dapat diukur dengan nyenyak, terutama jika
kelelahan tersebut merupakan hasil kerja atau latihan yang menyenagkan. Berolahraga 2
jam atau lebih sebelum tidur memungkinkan tubuh untuk mendinginkan, mengurangi
kelelahan, serta meningkatkan relaksasi. Namun, kelelahan yang berlebihan yang berasal
dari pekerjaan yang melelahkan atau stres membuat sulit tidur. Ini adalah masalah umum
bagi anak-anak sekolah dasar dan remaja.

Makanan dan Asupan Kalori

Mengikuti kebiasaan makan yang baik penting untuk menciptakan tidur yang baik.
Makan besar, berat, dan/atau makanan pedas pada malam hari sering mengakibatkan
gangguan pencernaan yang mengganggu tidur. Kafein, alkohol, dan nikotin yang
dikonsumsi dimalam hari menghasilkan insomnia. Kopi, teh, cola, dan coklat yang
mengandung kafein dan xanthenes menyebabkan keadaan tidak dapat tidur. Pengurangan
secara drastis atau menghindari zat-zat ini merupakan strategi penting yang bisa
digunakan untuk meningkatkan tidur. Beberapa alergi makanan menyebabkan insomnia.
Pada bayi, alergi susu kadang menyebabkan bangun malam dan menangis atau kolik.
Kehilangan atau penambahan berat badan dapat memengaruhi pola tidur. Berat badan
berkontribusi pada apnea tidur obstruktif karena terjadi peningkatan ukuran struktur
jaringan lunak di saluran nafas bagian atas. Berat badan menyebabkan insomnia dan
penurunan jumlah tidur. Gangguan tidur tertentu merupakan hasil dari diet semi-lapar
yang populer di masyarakat peduli berat badan.

Masalah yang Seringkali Ditemukan Sampai pada Pemenuhan Istirahat dan Tidur

Insomnia
Insomnia merupakan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara
kualitas maupun kuantitas. Seseorang yang terbangun dari tidur, tetapi merasa belum
cukup tidur dapat disebut mengalami insomnia (Japardi, 2002).
Ada tiga jenis insomnia diantaranya:
Insomnia inisial: ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai tidur.
Insomnia intermitten : ketidakmampuan untuk memepertahankan tidur atau keadaan
sering terjaga tidur.
Insomnia terminal: bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami insomnia
diantaranya adalah rasa nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa, dan kondisi yang
tidak menunjang untuk tidur. Perawat dapat membantu klien mengatasi insomnia melalui
pendidikan kesehatan, menciptakan lingkungan yang nyaman, melatih klien relaksasi,
dan tindakan lainnya.
Ada beberapa tindakan atau upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
insomnia yaitu:
Memakan makanan berprotein tinggi sebelum tidur, seperti keju atau susu
Usahakan agar selalu beranjak tidur pada waktu yang sama
Hindari tidur di waktu siang atau sore hari
Berusaha untuk tidur hanya apabila merasa benar-benar kantuk dan tidak pada waktu
kesadaran penuh
Hindari kegiatan-kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur
Lakukan latihan-latihan gerak badan setiap hari, tetapi tidak menjelang tidur
Gunakan teknik-teknik pelepasan otot-otot serta meditasi sebelum berusaha untuk tidur

Somnambulisme
Somnambulisme merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup
adanya otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, menutup
pintu, duduk di tempat tidur, emnabrak kursi, berjalan kaki, dan berbicara.
Somnambulisme ini lebih banyak terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa.
Seseorang yang mengalami somnabulisme mempunyai risiko terjadinya cedera.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi somnabulisme yaitu dengan
membimbing anak. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi somnabulisme
adalah dengan membuat lingkungan yang nyaman dan aman, serta dapat pula dengan
menggunakan obat seperti Diazepam dan Valium.

Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak disengaja (mengompol). Terjadi pada anak-anak dan
remaja, paling banyak terjadi pada laki-laki. Penyebab secara pasti belum jelas, tetapi
ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan enuresis seperti gangguan pada bladder,
stres, dan toilet training yang kaku. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah
enuresis anatara lain: hindari stres, hindari minum yang banyak sebelum tidur, dan
kosongkan kandung kemih (berkemih dulu) sebelum tidur.

Narkolepsi
Narkolepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan yang tak terkendali
untuk tidur. Dapat dikatakan pula narkolepsi adalah serangan mengantuk yang mendadak
sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangan tidur (kantuk) tersebut
datang.
Penyebab narkolepsi secara pasti belum jelas, tetapi diduga terjadi akibat kerusakan
genetika sistem saraf pusat dimana periode REM tidak dapat dikendalikan. Serangan
narkolepsi ini dapat menimbulkan bahaya apabila terjadi pada waktu mengendarai
kendaraan, pekerja yang bekerja pada alat-alat yang berputar-putar, atau berada di tepi
jurang.
Obat-obat agripnotik dapat digunakan untuk mengendalikan narkolepsi yaitu sejenis obat
yang membuat orang tidak dapat tidur. Obat tersebut diantarnya jenis ampetamin.

Night terrors

Night terrors adalah mimpi buruk. Umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih.
Setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan
ketakutan.

 Mendengkur
Mendengkur disebabkan oleh rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut.
Amandel yang membengkak dan adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan
mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran napas pada lansia. Otot-otot di
bagian belakang mulut mengendur lalu bergetar jika dilewati udara pernapasan.

BAB 3

3.1 Study Kasus

Tuan Khumar berusia 73 tahun dirawat satu kamar dengan Tuan Lau yang berusia 79
tahun. Tuan Khumar beragama Sikh sedangkan Tuan Lau beragama kristen advent. Tuan
Lau gemar mendengarkan musik gospel dari smartphonenya sambil bersenandung
mengikuti lirik lagu. Sedangkan Tuan Khumar senang mengikuti berita dari iPad
kesayangannya. Seringkali Tuan Khumar merasa terganggu dengan suara musik dan
nyanyian Tuan Lau yang tidak kenal waktu termasuk di malam hari. Sebaliknya, Tuan
Lau mengeluh sulit tidur karena Tuan Khumar tidak berhenti membaca dan menyalakan
lampu. Tuan Lau bisa tidur jika kamar gelap-gulita.

Pengkajian

PASIEN 1 (Tuan Khumar)


PASIEN 2 (Tuan Lau)
DATA DEMOGRAFI
Nama : Khumar
Nama : Lau

Umur : 73 tahun
Umur : 79 tahun

Jenis Kelamin : Pria


Jenis Kelamin : Pria

Agama : Sikh
Agama : Kristen Advent

KELUHAN UTAMA
merasa terganggu dengan suara musik dan nyanyian Tuan Lau yang tidak kenal waktu
termasuk di malam hari mengeluh sulit tidur karena Tuan Khumar tidak berhenti
membaca dan menyalakan lampu
Batasan
Kharakteristik

Data Subyektif:
Merasa terganggu dengan suara musik dan nyanyian TN. Lau.

Data Obyektif:
Senang membaca berita dan menyalakan lampu.

Data Subyektif:

Mengeluh sulit tidur karena Tn. Khumar tidak berhenti membaca dan menyalakan
lampu.

Data Obyektif:

-Gemar mendengarkan musik gospel termasuk dimalam hari.

-Bisa tidur jika kamar gelap-gulita.

Faktor yang Berhubungan

Faktor lingkungan (mis. Suara bising lingkungan, pencahayaan, suhu, kelembapan dan
tatanan yang asing)

Hyegene tidur yang tidak adekuat

Ketidaknyamanan fisik (mis. Suhu tubuh, nyeri)

Pola aktivitas (mis. Pengaturan waktu, jumlah)

Faktor lingkungan (mis. Suara bising lingkungan, pencahayaan, suhu, kelembapan dan
tatanan yang asing)

Hyegene tidur yang tidak adekuat

Ketidaknyamanan fisik (mis. Suhu tubuh, nyeri)

Pola aktivitas (mis. Pengaturan waktu, jumlah)

DIAGNOSIS

Tn. Khumar
Tn. Lau

Gagguan Pola Tidur yang Berhubungan Dengan Faktor Ritual sebelum tidur

i. Tujuan Umum : Kebutuhan tidur terpenuhi


ii. Tujuan khusus : tidak terjaga di malam hari Meningkatkan kenyamanan saat tidur
iii. Kriteria hasil : Merasa segar setelah tidur Kebutuhan tidur terpenuhi Gangguan
pola tidur yang berhubungan dengan faktor perubahan lingkungan
iv. Tujuan Umum : Memenuhi lingkungan yang sesuai dengan kebiasaan tidur
v. Tujuan khusus : Menghilangkan irama sirkardian yang tidak normal;
kemungkinan menyebabkan sulit tidur Mengkondisikan lingkungan sesuai
kebiasaan tidur dengan baik
vi. Kriteria hasil : Merasa rileks saat bangun Mata kembali normal

Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan Manajemen waktu

i. Tujuan umum : Membuat aktivitas menjadi teratur


ii. Tujuan khusus : Memperkuat aktivitas siang hari menjadi adekuat Membuat tidur
menjadi nyaman/ nyenyak/ optimal
iii. Kriteria hasil : Kebutuhan tidur lebih terpenuhi Membuat tubuh menjadi rileks
dan fit disaat bangun

INTERVENSI TINDAKAN

Tn. Khumar

Tn. Lau

i. Menjelaskan situasi dan keadaan kepada pasien


ii. Memberikan penutup mata saat akan menjelang tidur
iii. Memberikan penutup telinga pada T. Khumar ketika Tn Lau mendengarkan
musik gospel
Melakukan penjadwalan mendengarkan musik. Pagi pukul 07.00, siang pukul 12.00, dan
malam 3 jam sebelum tidur ±1 jam Memajukan kebiasaan membaca Tn. Khumar ± 2 jam
sebelum tidur Melakukan penjadwalan tidur.

Tn. Lau dapat tidur ±7-8 jam (William, 1971) tanpa gangguan dan bangun tepat waktu.

i. Periksa pasien secara berkala


ii. Periksa pasien secara berkala dengan catatan tidak memberikan tindakan
keperawatan yang dapat membangunkan tidur.
iii. Tidak memberikan obat tidur.
iv. Tidak memberikan obat tidur.
v. Memindahkan pasien ke kamar yang berbeda.

RASIONAL TINDAKAN

Tn. Khumar

Tn. Lau

i. pasien dapat memahami situasi dan kondisi lingkungan


ii. pasien dapat tidur dengan nyenyak meskipun lampu tetap menyala
iii. Pasien dapat beraktivitas tanpa merasa terganggu dengan kebisingan yang ada di
sekitarnya
iv. Pasien tetap dapat mendengarkan music gospel bersamaan dengan asuhan
keperawatan pada Tn. Khumar dapat terjaga dan dapat memenuhi kebutuhan
tidur secara optimal
v. pasien tidak menimbulkan stimulan yang dapat memperlambat tidur dan dapat
tidur tepat waktu
Terpenuhinya kebutuhan tidur secara optimal, maka tubuh pasien terasa segar dan
mendapat pola tidur yang sehat

Pasien dapat tidur dengan pulas


Obat tidur dapat menganggu kualitas tidur pasien, dan menyebabkan mengantuk setiap
hari dan dengan memberikan tindakan keperawatan yang dapat mengganggu tidur
pasien, maka paisen tidak dapat tidur dengan optimal. Akibatnya disiang hari pasien akan
merasa mengantuk.

Obat tidur dapat menganggu kualitas tidur pasien, dan menyebabkan mengantuk setiap
hari

Menghilangkan gangguan yang ada pada kamar sebelumnya agar tidak terulang kembali.

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Istirahat dan tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk ke
dalam kebutuhan fisiologis. Istiarahat dan tidur sebagai salah satu kebutuhan dasar yang
universal, karena semua manusia membutuhkan kebutuhan tidur dan istirahat. Hal ini
mengindikasikan bahwa tidur memiliki peranan yang penting bagi manusia. Potter &
Perry (2005) mengatakan bahwa kebutuhan untuk istirahat dan tidur adalah penting bagi
kualitas hidup semua orang. Namun demikian, tiap individu memiliki kebutuhan yang
berbeda dalam jumlah tidur (Quantity of Sleep) dan kualitas tidur (Quality of Sleep).

Fungsi dari istirahat dan tidur adalah memperbaiki keadaan fisiologis dan
psikologis,melepaskan stress dan ketegangan, memulihkan keseimbangan alami diantara
pusat-pusat neuron, waktu untuk memperbaiki dan menyiapkan diri untuk periode
bangun,memperbaiki proses biologis dan memelihara fungsi jantung, mengembalikan
konsentrasi dan aktivitas sehari-hari, menghemat dan menyediakan energi bagi tubuh,
memelihara kesehatan optimal dan mengembalikan kondisi fisik tubuh. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan istirahat-tidur antara lain penyakit,
lingkungan, kelelahan, gaya hidup, stress emosional, stimulan dan alkohol, diet,
merokok, medikasi, motivasi.Sedangkan masalah yang seringkali ditemukan terkait
pemenuhan kebutuhan istirahat-tidur diantaranya insomnia, parasomnia, hipersomnia,
narkolepsi, apnea saat tidur.
4.2 Saran

Dalam memberikan tindakan keperawatan hendaknya diperhatikan betul prosedur kerja


yang akan dijalankan.

Mahasiswa hendaknya dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia yang berhubungan


dengan istirahat dan pola tidur sebelum melakukan tindakan keperawatan.

Menjelaskan atau memberitahukan pada pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
harus selalu diterapkan oleh perawat sebelum melakukan tindakan keperawatan.

WOC (Web of Caution)

Proses penyembuhan lebih lama insomnia Ganguan pemenuhan tidur Stress psikologi
Stress psikologi Pemenuhan istirahat berkurang Pemenuhan istirahat berkurang
Kebiasaan tidur di malam hari Kenyamanan lingkungan Kegemaran yang tak kenal
waktu Kenyamanan lingkungan Ritual sebelum tidur

Proses penymbuhan lebih lama

insomnia

Ganguan pemenuhan tidur

Stress psikologi

Stress psikologi

Pemenuhan istirahat berkurang

Pemenuhan istirahat berkurang

Kebiasaan tidur di malam hari

Kenyamanan lingkungan

Kegemaran yang tak kenal waktu

Kenyamanan lingkungan

Ritual sebelum tidur


DAFTAR PUSTAKA

Capernito-Moyet.2010.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi13.

Jakarta:EGC

McCance KL, et al.2010.Pathophisiology:The Biology Basic For Disease In Adults and


Children.6th Edition.Mosby Elsevier

NANDA International.2011.Nursing Diagnosis : Definitions & Classification 2012-


2014.Heather Herdman. Alih Bahasa Made Sumarwati, S.Kp., MN. EGC:Jakarta

Potter,Perry.2013.Fundamental of Nursing.8th Edition.Mosby Elsevier

Potter,Perry.2011.Basic Nursing.7th Edition.Mosby Elsevier

Potter,Perry.2010.Fundamentals of Nursing Fundamental Keperawatan. Buku 3 Edisi


7.Salemba Medika:Jakarta

Siregar, Mukhlidah Hanum.2011.Mengenal Sebab-sebab, Akibat-akibat, dan Cara Terapi


Insomnia.Flashbooks:Jogjakarta

Wilkinson dan Ahern.2009.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.Jakarta:EGC

_________http://www.e-jurnal.com/2013/12/pengertian-tidur-menurut-para-ahli.html,
diakses 27 Maret 2015

Anda mungkin juga menyukai