Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA

GANGGUAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah IKD 2

Disusun Oleh:

Indah Abdillah 2120029


Ridha Lestari 2120026
Sophia Endahsari 2120019

PRODI S1 KEPERAWATAN – NON REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT
2020 – 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah swt. atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, dan juga shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW serta kepada umatnya yang menaati ajaran beliau sampai akhir
zaman.

Alhamdulillah Penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “


Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa Gangguan Istirahat Dan Tidur ”.
Makalah ini penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah IKD 2 sebagai salah satu
tugas mata kuliah tersebut.
Dengan selesainya makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen mata kuliah IKD 2 yang telah membimbing dalam pembuatan makalah.

2. Dan pihak – pihak lain yang Penulis tidak dapat sebutkan satu persatu, yang juga
telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Penulis memohon kepada bapak/ibu dosen khususnya, umumnya para pembaca


apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam makalah ini, baik dari segi
bahasanya maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun kepada semua pembaca demi lebih baiknya dalam penulisan makalah yang
akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat diambil manfaatnya sehingga
dapat memberikan inspirasi bagi pembaca.

Bandung, November 2020

Penulis

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................1
C. Manfaat..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN TEORI …………………………………………………3
A. Pengertian ..............................................................................................3
B. Etiologi...................................................................................................3
C. Tanda Dan Gejala ..................................................................................5
D. Fisiologi.................................................................................................5
E. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Tidur ………………………………….6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN…………………………………………….7
A. Pengkajian ……………………………………………………………...7
B. Pemeriksaan Penunjang ………………………………………………..11
C. Analisa Data ……………………………………………………………13
D. Diagnosa Keperawatan …………………………………………………15
E. Rencana Tindakan Keperawatan ……………………………………….15
F. Implementasi Dan Evaluasi …………………………………………….18
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………...22
A. Kesimpulan ……………………………………………………..………22
B. Saran …………………………………………………………………… 22
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................23

ii
1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan fisiologi adalah kebutuhan yang paling dasar pada manusia, anta
ra lain pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan, nutrisi, eliminasi, ak
tivitas, seksual, keseimbangan suhu tubuh, istirahat dan tidur. Tidur merupakan proses
yang sangat diperlukan oleh manusia untuk terjadinya pembentukan sel tubuh yang ru
sak (natural healing mechanism), memberikan waktu organ tubuh untuk beristirahat m
aupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh. Tidur diatur
oleh RAS (Reticular Activating System) terdiri dari sistem retikulasi batang otak, post
erior hipotalamus dan basal otak depan. Hipotalamus merupakan pusat utama tidur ya
ng menyekresi hipocreatin yang mengakibatkan seseorang terjaga dan tidur. RAS pada
bagian batang otak memuat-sel-sel khusus yang mempertahankan kondisi sadar dan te
rjaga. Sedangkan di medulla dan spons diatur oleh BSR (Bulbar Syncrhonizing Regio
n) yang mempertahankan kondisi tidur. Tidur juga melibatkan aktivitas fisiologi yang
terintegrasi dalam sistem saraf terkait dengan perubahan sistem saraf, endokrin, kardio
vaskuler, pernapasan, dan otot. Oleh karena itu, tidur menjadi bagian penting pada sikl
us kehidupan dan setiap gangguan yang terjadi pada saat tidur akan berdampak pada k
esehatan (Perry & Potter, 2010).
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseoran
g tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu da
n apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata p
erih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk (Hid
ayat, 2006). Kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukan berbag
ai tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan makalah ini adalah untuk
mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan istirahat dan tidur.

1
2. Tujuan Khusus
Adapun secara khusus tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
a. Mengetahui dan memahami pengertian dari gangguan istirahat dan tidur
b. Mengetahui etiologi gangguan istirahat dan tidur
c. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari pasien gangguan istirahat dan
tidur
d. Memahami fisiologi gangguan istirahat dan tidur
e. Mengetahui upaya pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
f. Mengetahui asuhan keperawatan dengan gangguan istirahat dan tidur

C. Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah :
a. Menambah pengetahuan dan kesadaran perawat tentang pentingnya tindakan
mandiri perawat dalam membantu meningkatkan kualitas tidur pasien.
b. Menjadi masukan bagi institusi pelayanan kesehatan dalam membuat prosedur
tetap tentang pelayanan mandiri keperawatan untuk meningkatkan kualitas tidur.
c. Menjadi masukkan dalam merencanakan dan membuat penelitian keperawatan
yang berfokus pada tindakan keperawatan mandiri yang dapat memberikan
manfaat nyata bagi pasien.

2
BAB II

PEMBAHASAN TEORI

1. Pengertian

Istirahat merupakan keadaan yang relaks tanpa adanya tekanan emosional,


bukan hanya dalam keadaan tidak beraktifitas saja akan tetapi istirahat juga
membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti menyegarkan diri atau diam setelah
melakukan kerja keras, suatu keadaan untuk melepaskan lelah, bersantai untuk
menyegarkan diri, atau suatu keadaan melepaskan diri dari segala hal yang
membosankan, menyulitkan, bahkan menjengkelkan.
Istirahat dan Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan re
aksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang dan dapat dibangunkan kemba
li dengan stimulus dan sensori yang cukup. Selain itu tidur juga dikatakan sebagai kea
daan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa ke
giatan, melainkan merupakan sesuatu urutan siklus yang berulang (Wahit Iqbal Mubar
ak et al., 2015).
Tidur merupakan suatu keadaan yang berulang-ulang, dimana perubahan status
kesadaran yang terjadi selama periode tertentu (Potter & Perry, 2006). Gangguan pola
tidur merupakan gangguan yang terjadi pada kualitas dan kuantitas waktu tidur seseor
ang akibat faktor eksternal (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).

2. Etiologi Gangguan Pola Istirahat dan Tidur

Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur:


Kualitas dan kuantitas tidur dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat
menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah
istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan tidur, antara lain :
a. Status Kesehatan
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan dapat tidur dengan
nyenyak, tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan istirahat dan
tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik sehingga tidak dapat tidur dengan

3
nyenyak. Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur, seperti
penyakit yang disebabkan oleh infeksi terutama infeksi limpa. Infeksi limpa
berkaitan denga keletihan sehingga penderitanya membutuhkan banyak tidur untuk
mengatasinya. Banyak juga keadaan sakit yang membuat penderitanya kesulitan
tidur atau bahkan tidak bisa tidur. Misalnya pada klien dengan gangguan pada
sistem pernapasan. Dalam kondisinya yang sesak napas, maka seseorang tidak
mungkin dapat istirahat dan tidur.
b. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang nyaman dan aman bagi seseorang dapat mempercepat
proses terjadinya tidur. Sebaliknya, lingkungna yang tidak aman dan nyaman bagi
seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi
proses tidur.
c. Stress psikologis
Kecemasan merupakan perasaan yang tidak jelas, keprihatinan dan kekhawatiran
karena ancaman pada sistem nilai atau pola keamanan seseorang (Carpenito, 2000).
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini
disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin darah
melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM.
d. Obat-obatan
Obat dapat juga memengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang memengaruhi
proses tidur, seperti jenis golongan obat diuretic yang dapat menyebabkan
insomnia, anti depresan yang dapat menekan REM ,kafein yang dapat
meningkatkan saraf simpatis sehingga menyebabkan kesulitan untuk tidur,
golongan beta blocker dapat berefek pada timbulnya insomnia.
e. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dapat mempercepat proses tidur. Konsumsi protein
yang tinggi dapat menyebabkan individu tersebut akan mempercepat proses
terjadinya tidur karena dihasilkan tripofan. Tripofan merupakan asam amino hasil
pencernaan protein yang dapat membantu kemudahan dalam tidur. Demikian
sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga memengaruhi proses tidur,
bahkan terkadang sulit untuk tidur

4
f. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur,
sehingga dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk
tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.

3. Tanda dan Gejala Gangguan Istirahat dan Tidur

Pasien yang mengalami gangguan pola tidur akan biasanya menunjukkan gejala dan
tanda mayor maupun minor seperti berikut : (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).

a. Gejala dan tanda mayor

1) Secara subjektif pasien mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh
tidak puas tidur, mengeluh pola tidur berubah, dan mengeluh istirahat tidak
cukup.

2) Secara objektif tidak tersedia gejala mayor dari gangguan pola tidur.

b. Gejala dan tanda minor

1) Secara subjektif pasien mengeluh kemampuan beraktivitas menurun

2) Secara objektif yaitu adanya kehitaman di daerah sekitar mata, konjungtiva


pasien tampak merah, wajah pasien tampak mengantuk (Wahit Iqbal
Mubarak et al., 2015).

4. Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur terdiri dari:
a. Irama sirkadian Irama siklus 24 jam siang-malam disebut irama sirkadian. Irama sir
kadian memengaruhi perilaku dan pola fungsi biologis utama seperti suhu tubuh, de
nyut jantung, tekanan darah, sekresi hormon, kemampuan sensorik dan suasana hati
Irama sirkadian dipengaruhi oleh cahaya, suhu, dan faktor eksternal seperti aktivita
s sosial dan rutinitas pekerjaan.
b. Tahapan tidur Dua fase tidur normal : NREM (pergerakan mata yang tidak cepat), d
an REM (pergerakan mata yang cepat) terdiri dari :

5
1) Tahap 1 : NREM Merupakan tingkatan paling dangkal dari tidur. Tahapan ini be
rakhir beberapa menit sehingga orang mudah terbangun karena suara.Merasa tel
ah melamun setelah bangun.
2) Tahap 2 : NREM Merupakan tidur bersuara. Terjadi relaksasi sehingga untuk ba
ngun sulit. Tahap ini berakhir 10-20 menit. Fungsi tubuh menjadi lambat.
3) Tahap 3 : NREM Menjadi tahap awal tidur yang dalam. Otot – otot menjadi rela
ks penuh sehingga sulit untuk dibangunkan dan jarang bergerak. Tanda-tanda vit
al menurun namun teratur. Berakhir 15-30 menit.
4) Tahap 4 : NREM Menjadi tahap tidur mendalam. Individu menjadi sulit dibangu
nkan. Jika individu kurang tidur, individu akan menyeimbangkan porsi tidurnya
pada tahap ini. Tanda-tanda vital menurun secara bermakna. Pada tahap ini terja
di tidur sambil berjalan dan enuresis. Berakhir dalam waktu 15-30 menit.
5) Tidur REM Pada tahap ini, individu akan mengalami mimpi. Respon pergerakan
mata yang cepat, fluktuasi jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatan teka
nan darah. Terjadi tonus otot skelet penurunan dan sekresi lambung meningkat.
13 Berakhir dalam waktu 90 menit. Terjadi penigkatan tidur REM tiap siklus dal
am waktu 20 menit (Saryono & Tri Widianti, 2011).

5. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Tidur


Meningkatkan kualitas dan kuantitas memerlukan beberapa upaya yang mel
iputi:
a. Melakukan ritual tidur
Sebagian besar orang yang terbiasa untuk melakukan ritual tidur atau melakukan ru
tinitas sebelum tidur yang kondusif untuk kenyamanan dan relaksasi. Aktivitas seb
elum tidur yang biasa dilakukan oleh orang dewasa mencakup berjalan-jalan di ma
lam hari, mendengarkan musik, menonton televisi dan beribadah. Tidur juga dapat
di dahului dengan rutinitas kebersihan seperti membasuh wajah dan tangan, menyik
at gigi dan berkemih (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2010).
b. Meningkatkan kenyamanan dan relaksasi
Kenyamanan sangat penting untuk membuat seseorang tertidur maupun tetap tidur,
terutama jika dampak penyakit seseorang mempengaruhi tidur. Untuk meningkatka
n relaksasi dapat dilakukan dengan menggunakan gaun tidur yang 20 longgar dan

6
mengatur posisi yang nyaman serta memastikan lingkungan hangat dan aman sesua
i dengan kebutuhan dari individu (Kozier et al., 2010).

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. W


POST OP LAPARATOMY APPENDECTOMY
DI RS MELINDA 2 BANDUNG
November 2020

I.    PENGKAJIAN
1.   Identitas
a.  Identitas Pasien
Nama                        : Tn. W
Umur                        : 32 tahun
Agama                : Budha
Jenis Kelamin           : Laki laki
Status                        : Menikah
Pendidikan                : S1
Pekerjaan                  : Pegawai Swasta
Suku Bangsa             : Sunda
Alamat                      : Landmark Residence A 20 - 06
Tanggal Masuk         : 23 November 2020
Tanggal Pengkajian   : 25 November 2020
No. Register              : 00093290
Diagnosa Medis        : Post op laparatomy appendectomy

b.   Identitas Penanggung Jawab


Nama                        : Ny. C
Umur                        : 25 tahun
Hub. Dengan Pasien : Istri
Pekerjaan                  : Ibu Rumah tangga

7
Alamat                      : sama dengan atas

2.      Status Kesehatan
a.     Status Kesehatan Saat Ini
1)     Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Nyeri post op laparatomy appendectomy dengan skala 4 ( 1 – 10 ), nyeri
dirasakan di bagian perut luka operasinya.
2)     Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit
Pasien datang dengan keluahan nyeri ulu hati menjalar ke perut kanan
bawah, keluhan disertai mual (+) , muntah (+) , dan demam (+). Pasien
sebelum operasi dengan dx = Susp appendicitis acute perforasi.

b.    Satus Kesehatan Masa Lalu


1)   Penyakit yang pernah dialami
Pasien pernah berobat dengan keluahan yang sama ke RS sebelumnya dengan
diagnosa sakit lambung saja.
2)   Alergi
Tidak ada alergi obat ataupun makanan
3) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Kebiasaan klien merokok sejak usia 20 tahun tapi tidak sering, pasien suka
meminum kopi.

c.    Riwayat Penyakit Keluarga


Ada riwayat penyakit hipertensi dikeluarganya yaitu ayahnya

d.   Diagnosa Medis dan therapy


Post laparatomy appendectomy
Th./ Opimer :3x1 gr, Trogyl :3x500 mg, Esomax :2x40 mg, Ondansentron :2x8
mg, Primperan :3x1 Ketesse 2x50 mg , Xanax 0,5 mg prn.

3.   Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)

8
a.  Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
pasien mengganggap penyakitnya saat ini merupakan penyakit akibat tidak bisa
menjaga kesehatan makannya.

b.  Pola Nutrisi-Metabolik
   Sebelum sakit          :
Sebelum sakit pasien makan 3 kali sehari , lauk pauk tahu tempe, sayur daging
telor
Minum 6 -8 gelas sehari (1500 cc- 2000cc ) tidak ada penurunan nafsu makan.
  Saat sakit                 :
Nafsu makan klien menurun sejak sakit , Diit diatur oleh RS, POD1 Air putih 2
– 3 sendok per jam, juice 2x50 cc, teh manis 2x50 cc selang seling dngan
ensure 2x50cc, POD 4 mulai cream sup 3x1, ensure 2x1 gls, juice 2x1 gls,
minum bebas, POD 6 mulai bubur nasi.
c.    Pola Eliminasi
1)   BAB
   Sebelum sakit          :
BAB 1 kali sehari warna kuning, bau khas dan konsistensi lunak tidak ada
kesulitan saat BAB
   Saat sakit                 :
Perubahan pola eliminasi BAB berkurang, saat masuk RS 4 hari baru bisa
BAB.
2)   BAK
    Sebelum sakit       : BAK 4-7 kali sehari warna kuning jumlah kurang
lebih 300 cc sekali BAK, bau khas tidak ada nyeri atau keluhan lain saat
BAK
    Saat sakit            : Terpasang DC untuk BAK volume kurang lebih 1000
– 2000 cc sehari warna kuning bau khas.
d.      Pola aktivitas dan latihan
2)  Latihan
 Sebelum sakit
Pasien sering berolahraga rutin
 Saat sakit          

9
Saat sedang sakit klien lebih banyak tidur dan istirahat dirumah
e.     Pola kognitif dan Persepsi
Tidak ada disorientasi waktu, tempat dan orang, mampu berkomunikasi 2 arah
dengan baik dan mampu mengingat apa yang dibicarakan.

f.      Pola Persepsi-Konsep diri


Pasien merasa setelah sakit harus menjadi orang yang menjaga kesehatannya dan
menjaga pola makan dan kebersihannya.
g.   Pola Tidur dan Istirahat
 Sebelum sakit          :
Pasien terbiasa tidur dari jam 21.00 sampai dengan jam 05.30
 Saat sakit                 :
Pasien mengatakan tidurnya sering terganggu karena rasa nyeri dengan adanya
luka post operasi dan setiap hari tidak nyenyak tidurnya.
h.     Pola Peran-Hubungan
Pasien tinggal bersama keluarganya istri dan 1 orang anaknya, hubungan dengan
tetangga baik dan tidak ada masalah
i.      Pola Toleransi Stress-Koping
Dalam setiap peristiwa yang tidal menyenangkan dalam kehidupan sehari harinya
pasien mengganggap ini adalah cobaan dari tuhan yang harus dijalani dengan
ikhlas dan sabar dan justru akan semakin mendekatkan klien kepada sang maha
pencipta.
j.     Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien memeluk agama Budha dan percaya bahwa semua ini adalah takdir dari
tuhan untuknya dan keluarganya.

4.   Pengkajian Fisik
a.    Keadaan umum : Sakit sedang
Tingkat kesadaran : komposmetis
GCS           : verbal: 5 Psikomotor: 6 Mata : 4
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 90 x/mt , Suhu = 36,3  , TD = 131/ 81 mmhg , RR =
21 x/mt, SPO2 = 97 %,
c.       Keadaan fisik

10
1. Kepala  dan leher       :tidak ada kelainan pada bentuk bentuk dan fungsi
kepala dan leher
2. Dada  :
   Paru
Bentuk dada simetris ,pengembangan dada simetris tidak ada benjolan didada,
tidak ada lesi dan suara nafas vesikuler
   Jantung
Tidak ada suara tambahan dijantung
3. Payudara dan ketiak   :
Tidak ada lesi atau benjolan dipayudara dan ketiak
4. Abdomen        :
Abdomen datar tidak ada lesi atau benjolan tidak ada distensi, bisng usus 12
x/mt, terdapat luka operasi di tutup verban, terpasang drain venros, dan
drain silicon.
5. Genetalia        :
Tidak ada gangguan digenetalia
6. Integumen :
Kulit berwarna sawo matang, tidak ada lesi dan benjolan
7. Ekstremitas     :
     Atas dan Bawah
Bentuk simetris tidak ada fraktur dan lesi, kekuatan otot 5 | 5

5. Pemeriksaan Penunjang

11
12
6. Analisa Data
a . Tabel Analisa Data

Data Etiologi Masalah


DS: Terjadi tindakan pembedahan Nyeri akut berhubungan
pasien mengeluh nyeri pada dengan Agen injuri.
daerah operasi, seperti ditusuk Terputusnya kontunitas jaringan
– tusuk ketika mobilisasi

13
dengan skala nyeri 4 Merangsang pengeluaran zat histamin,
DO: bradikinin, dan serotinin
- Ekspresi wajah pasien
meringis kesakitan Rangsangan tersebut dihantarkan ke
- Terdapat luka operasi thalamus melalui traktus spinothalamic
di abdomen kurang
lebih 10 cm tertutup Persepsi nyeri timbul
verban.
- TD = 131/81 mmhg Nyeri akut
- Nadi = 90 x/mnt
Risiko infeksi
DS : Terjadi tindakan pembedahan berhubungan dengan luka
pasien mengeluh nyeri pada operasi.
daerah operasi, seperti ditusuk Terputusnya kontunitas jaringan
– tusuk ketika mobilisasi
dengan skala nyeri 4 Adanya luka operasi

DO : Jaringan kontak dengan dunia luar


- Terdapat luka operasi
di abdomen kurang Media invansi kuman masuk ke
lebih 10 cm tertutup jaringan
verban.
- Ganti verban per 2 hari Resiko infeksi
sekali
Gangguan Istirahat dan
DS: Nyeri akut tidur berhubungan
Klien mengatakan tidak tidur dengan nyeri akut.
karena nyeri dan tidak Lingkungan bising
nyaman.
DO: Pasien terjaga
- Kantung mata terlihat
hitam Istirahat dan tidur tidak terpenuhi
- Muka terlihat kusam

14
saat pagi hari
- Pasien terlihat sering
menguap

Gangguan mobilitas
DS: Klien mengatakan nyeri fisik berhubungan dengan
saat mau duduk dirasakan Adanya luka operasi ketidak nyaman nyeri.
pasca operasi
DO: Terputusnya kontunitas jaringan
- Ekspresi wajah pasien
meringis kesakitan Merangsang pengeluaran zat histamin,
- Terdapat luka operasi bradikinin, dan serotinin
di abdomen kurang
lebih 10 cm tertutup Persepsi nyeri timbul
verban.
- TD = 131/81 mmhg Kelemahan fisik
- Nadi = 90 x/mnt
- Pasien tampak dibantu Gangguan mobilitas fisik
keluarga dalam
bergerak
- Aktivitas pasien
tampak terbatas

7. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri akut berhubungan dengan Agen injuri.


b. Risiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
c. Gangguan Istirahat dan tidur berhubungan dengan nyeri akut.
d. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidak nyaman nyeri.

8. Rencana Tindakan  Keperawatan

15
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :


dengan:  Pain Level,  Lakukan pengkajian nyeri secara
Agen injuri (biologi, kimia,  pain control, komprehensif termasuk lokasi,
fisik, psikologis), kerusakan  comfort level karakteristik, durasi, frekuensi,
jaringan Setelah dilakukan tindakan kualitas dan faktor presipitasi
keperawatan selama  Kontrol lingkungan yang dapat
DS: 3x24jam Pasien tidak mempengaruhi nyeri seperti suhu
pasien mengeluh nyeri pada mengalami nyeri, dengan ruangan, pencahayaan dan
daerah operasi, seperti ditusuk kriteria hasil: kebisingan
– tusuk ketika mobilisasi  Mampu mengontrol nyeri  Ajarkan tentang teknik non
dengan skala nyeri 4 (tahu penyebab nyeri, farmakologi: napas dalam,
DO: mampu menggunakan relaksasi, distraksi, kompres
- Ekspresi wajah pasien tehnik nonfarmakologi hangat/ dingin
meringis kesakitan untuk mengurangi nyeri,  Berikan analgetik untuk
- Terdapat luka operasi mencari bantuan) mengurangi nyeri:
di abdomen kurang  Melaporkan bahwa nyeri  Tingkatkan istirahat
lebih 10 cm tertutup berkurang dengan  Berikan informasi tentang nyeri
verban. menggunakan manajemen seperti penyebab nyeri, berapa
- TD = 131/81 mmhg nyeri lama nyeri akan berkurang dan
- Nadi = 90 x/mnt  Mampu mengenali nyeri antisipasi ketidaknyamanan dari
(skala, intensitas, frekuensi prosedur
dan tanda nyeri)  Monitor vital sign sebelum dan
 Menyatakan rasa nyaman sesudah pemberian analgesik
setelah nyeri berkurang pertama kali
 Tanda vital dalam rentang
normal
 Tidak mengalami
gangguan tidur

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Risiko infeksi berhubungan NOC : NIC :


dengan luka operasi.  Immune Status  Pertahankan teknik aseptif
 Knowledge : Infection  Batasi pengunjung bila perlu
DS : control
 Cuci tangan setiap sebelum dan
pasien mengeluh nyeri pada  Risk control
Setelah dilakukan tindakan sesudah tindakan keperawatan
daerah operasi, seperti ditusuk
keperawatan selama 3x24  Gunakan baju, sarung tangan
– tusuk ketika mobilisasi jam pasien tidak mengalami sebagai alat pelindung
dengan skala nyeri 4 infeksi dengan kriteria hasil:  Gunakan kateter intermiten untuk
 Klien bebas dari tanda menurunkan infeksi kandung
DO : dan gejala infeksi

16
- Terdapat luka operasi  Menunjukkan kencing
di abdomen kurang kemampuan untuk  Tingkatkan intake nutrisi
lebih 10 cm tertutup mencegah timbulnya  Berikan terapi antibiotik
infeksi
verban.  Monitor tanda dan gejala infeksi
 Jumlah leukosit dalam
- Ganti verban per 2 hari batas normal sistemik dan lokal
sekali  Menunjukkan perilaku
hidup sehat
 Status imun,
gastrointestinal,
genitourinaria dalam
batas normal

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil

Gangguan pola tidur NOC: NIC :


berhubungan dengan  Anxiety Control Sleep Enhancement
nyeri akut.  Comfort Level - Determinasi efek-efek
DS:  Pain Level medikasi terhadap pola tidur
Klien mengatakan tidak tidur  Rest : Extent and - Jelaskan pentingnya tidur yang
karena nyeri dan tidak nyaman. Pattern adekuat
DO:  Sleep : Extent and - Fasilitasi untuk
- Kantung mata terlihat Pattern mempertahankan aktivitas
hitam Setelah dilakukan sebelum tidur (membaca)
- Muka terlihat kusam saat tindakan keperawatan - Ciptakan lingkungan yang
pagi hari selama 3x24jam nyaman
- Pasien terlihat sering gangguan pola tidur - Kolaburasi pemberian obat
menguap pasien teratasi dengan tidur
- Saat pagi hari posisi kriteria hasil:
bantal selalu diatas muka  Jumlah jam tidur
dalam batas normal
 Pola tidur,kualitas
dalam batas normal
 Perasaan fresh
sesudah tidur/istirahat
 Mampu
mengidentifikasi hal-
hal yang
meningkatkan tidur

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

17
Gangguan mobilitas fisik NOC : NIC :
berhubungan dengan ketidak  Joint Movement : Exercise therapy : ambulation
nyaman nyeri. Active  Monitoring vital sign
 Mobility Level sebelm/sesudah latihan dan
DS: Klien mengatakan nyeri
 Self care : ADLs lihat respon pasien saat latihan
saat mau duduk dirasakan  Transfer performance  Ajarkan pasien atau keluarga
pasca operasi Setelah dilakukan tindakan tentang teknik ambulasi
DO: keperawatan selama 3x24  Kaji kemampuan pasien dalam
- Ekspresi wajah pasien jam gangguan mobilitas mobilisasi
meringis kesakitan fisik teratasi dengan kriteria  Latih pasien dalam pemenuhan
- Terdapat luka operasi hasil: kebutuhan ADLs secara
 Klien meningkat dalam mandiri sesuai kemampuan
di abdomen kurang
aktivitas fisik  Dampingi dan Bantu pasien
lebih 10 cm tertutup  Mengerti tujuan dari saat mobilisasi dan bantu
verban. peningkatan mobilitas penuhi kebutuhan ADL.
- TD = 131/81 mmhg  Memverbalisasikan  Ajarkan pasien bagaimana
- Nadi = 90 x/mnt perasaan dalam merubah posisi dan berikan
- Pasien tampak dibantu meningkatkan kekuatan bantuan jika diperlukan
keluarga dalam dan kemampuan
berpindah
bergerak
 Memperagakan
- Aktivitas pasien penggunaan alat Bantu
tampak terbatas untuk mobilisasi
(walker)

9. Implmentasi dan Evaluasi Keperawatan

Tgl dan Ttd


No Dx Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Jam
26 – 11 – 20 1. Nyeri  Melakukan pengkajian nyeri S = pasien mengatakan letak nyeri
secara komprehensif di bagian perut luka post operasi
akut
 Mengontrol lingkungan
berhubungan O=
yang dapat mempengaruhi
nyeri seperti suhu ruangan, - Ku : sakit sedang kes : cm
dengan
pencahayaan dan kebisingan - Skala nyeri 4 ( 1-10 )
Agen injuri  Mengajarkan tentang teknik - Pasien tampak kesakitan
non farmakologi: napas

18
dalam, relaksasi, distraksi, - Terdapat luka operasi di
kompres hangat/ dingin abdomen kurang lebih 10
 Berikan analgetik untuk
cm tertutup verban.
mengurangi nyeri:
 Tingkatkan istirahat - TD = 131/81 mmhg
 Berikan informasi tentang - Nadi = 90 x/mnt
nyeri seperti penyebab nyeri, - Therapi (+) Ketesse 2x 50
berapa lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi mg
ketidaknyamanan dari A = Masalah belum teratasi
prosedur P = Lanjutkan intervensi
 Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali.

29-11-2020
 Monitor vital sign sebelum S = pasien mengatakan letak nyeri
dan sesudah pemberian di bagian perut luka post operasi
analgesik pertama kali.
 Melakukan pengkajian nyeri berkurang
secara komprehensif O=
 Mengajarkan tentang teknik - Ku : sakit sedang kes : cm
non farmakologi: napas
dalam, relaksasi, distraksi, - Skala nyeri 2 ( 1-10 )
kompres hangat/ dingin - Terdapat luka operasi di
 Berikan analgetik untuk abdomen kurang lebih 10
mengurangi nyeri
cm tertutup verban.
- TD = 125/80 mmhg
- Nadi = 80 x/mnt
- Therapi (+) Ketesse 2x 50
mg
A = Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi

2-12-2020
S = pasien mengatakan nyeri
 Monitor vital sign sebelum
berkurang
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali. O=
 Melakukan pengkajian nyeri - Ku : baik kes : cm
secara komprehensif
- Skala nyeri 1 ( 1-10 )

19
- Terdapat luka operasi di
abdomen kurang lebih 10
cm tertutup verban.
- TD = 120/75 mmhg
- Nadi = 77 x/mnt
- Therapi (+) Ketesse 2x1
tab (PO)
A = Masalah teratasi
P = Lanjutkan intervensi

27-11-2020 2. Risiko  Pertahankan teknik aseptif S = pasien mengeluh nyeri pada


infeksi  Batasi pengunjung bila perlu daerah operasi, seperti ditusuk –
berhubungan  Cuci tangan setiap sebelum dan tusuk ketika mobilisasi dengan
dengan luka sesudah tindakan keperawatan skala nyeri 4
operasi. O=
 Gunakan baju, sarung tangan
sebagai alat pelindung - Terdapat luka operasi di
 Gunakan kateter intermiten untuk abdomen kurang lebih 10
menurunkan infeksi kandung cm tertutup verban.
kencing - Ganti verban per 2 hari
 Tingkatkan intake nutrisi sekali, bila rembes extra
GV
 Berikan terapi antibiotik
- Terdapat drain penros dan
 Monitor tanda dan gejala infeksi
drain silikon
sistemik dan lokal
- Terpasang DC
- Therapy (+) Opimer 3x1 gr
- Trogyl 3x500 mg
A = Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi

 Pertahankan teknik aseptif


30-11-2020 S : pasien mengeluh nyeri pada
 Batasi pengunjung bila perlu daerah operasi saat mobilisasi
 Cuci tangan setiap sebelum dan dengan skala nyeri 2 (1-10)
sesudah tindakan keperawatan
 Gunakan baju, sarung tangan O:
sebagai alat pelindung - Terdapat luka operasi di
 Tingkatkan intake nutrisi abdomen kurang lebih 10
 Berikan terapi antibiotik cm tertutup verban.
 Monitor tanda dan gejala infeksi - Ganti verban per 2 hari
sistemik dan lokal sekali, bila rembes extra
GV
- Drain penros dan drain
silikon (+) dilepas
- DC (+) di lepas

20
- Therapy (+) Opimer 3x1 gr
- Trogyl 3x500 mg
A = Masalah teratasi
P = Lanjutkan intervensi

- Determinasi efek-efek medikasi S = Klien mengatakan tidak tidur


terhadap pola tidur karena nyeri dan tidak nyaman.
26-11-2020 - Jelaskan pentingnya tidur yang O =
adekuat - Kantung mata terlihat
- Fasilitasi untuk
hitam
mempertahankan aktivitas - Muka terlihat kusam saat
sebelum tidur (membaca)
pagi hari
- Ciptakan lingkungan yang - Pasien terlihat sering
nyaman
menguap
- Kolaburasi pemberian obat tidur - Saat pagi hari posisi bantal
selalu diatas muka
- Therapy (+) Xanax 0,5 mg
Prn
- Skala nyeri 4 (1-10)
A = Masalah belum teratasi
3. Gangguan P = Lanjutkan intervensi
pola tidur
berhubungan
dengan
nyeri akut.
- Fasilitasi untuk S = Klien mengatakan mulai bisa
mempertahankan aktivitas tidur.
29-11-2020 sebelum tidur (membaca) O=
- Ciptakan lingkungan yang - Saat pagi hari posisi bantal
nyaman selalu diatas muka
- Kolaburasi pemberian obat tidur - Skala nyeri 2 (1-10)
- Therapy (+) Xanax 0,5 mg
Prn
A = Masalah belum teratasi
- Fasilitasi untuk P = Lanjutkan intervensi
mempertahankan aktivitas
S = Klien mengatakan bisa tidur.
sebelum tidur (membaca)
O=
- Ciptakan lingkungan yang
2-12-1010 nyaman - Skala nyeri 1 (1-10)
- Muka lebih tampak segar
A = Masalah teratasi
P = Lanjutkan intervensi
26-11-2020 4. Gangguan  Monitoring vital sign S = Klien mengatakan nyeri saat
mobilitas sebelm/sesudah latihan dan lihat mau duduk dirasakan pasca operasi
fisik respon pasien saat latihan O=
berhubungan  Ajarkan pasien atau keluarga
- Ekspresi wajah pasien
dengan tentang teknik ambulasi
ketidak  Kaji kemampuan pasien dalam meringis kesakitan
nyaman mobilisasi - Terdapat luka operasi di
nyeri.  Latih pasien dalam pemenuhan abdomen kurang lebih 10
kebutuhan ADLs secara mandiri cm tertutup verban.

21
sesuai kemampuan - TD = 131/81 mmhg
 Dampingi dan Bantu pasien saat - Nadi = 90 x/mnt
mobilisasi dan bantu penuhi - Pasien tampak dibantu
kebutuhan ADL. keluarga dalam bergerak
 Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan - Aktivitas pasien tampak
bantuan jika diperlukan terbatas
A = Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi

29-11-2020  Kaji kemampuan pasien dalam S = Klien mengatakan nyeri


mobilisasi berkurang
 Latih pasien dalam pemenuhan O=
kebutuhan ADLs secara mandiri - Terdapat luka operasi di
sesuai kemampuan abdomen kurang lebih 10
 Dampingi dan Bantu pasien saat
cm tertutup verban.
mobilisasi dan bantu penuhi
- Pasien tampak dibantu
kebutuhan ADL.
 Ajarkan pasien bagaimana keluarga dalam bergerak
merubah posisi dan berikan A = Masalah belum teratasi
bantuan jika diperlukan P = Lanjutkan intervensi

2-12-2020 S = Klien mengatakan nyeri


 Latih pasien dalam pemenuhan berkurang
kebutuhan ADLs secara mandiri O =
sesuai kemampuan
- Terdapat luka operasi di
 Dampingi dan Bantu pasien saat
mobilisasi dan bantu penuhi abdomen kurang lebih 10
kebutuhan ADL. cm tertutup verban.
A = Masalah teratasi
P = Lanjutkan intervensi
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Istirahat dan Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan
reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang dan dapat dibangunkan
kembali dengan stimulus dan sensori yang cukup. Selain itu tidur juga dikatakan
sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh

22
ketenangan tanpa kegiatan, melainkan merupakan sesuatu urutan siklus yang
berulang.
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status
kesehatan pada tngkat optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai
sel dalam tubuh. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting
bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh dan memperbaiki kerusakan
sel. Apabila kebutuhan istirahat cukup maka jumlah energi yang dibutuhkan dapat
terpenuhi, sehingga status kesehatan dan kegiatan sehari – hari pulih kembali.
Selain itu orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur
lebih banyak dari biasa.

B. Saran
Menjaga Kesehatan dan Upaya meningkatkan kenyamanan sangat penting
untuk membuat seseorang tertidur maupun tetap tidur, terutama jika dampak
penyakit seseorang mempengaruhi tidur. Untuk meningkatkan relaksasi dapat
dilakukan dengan menggunakan gaun tidur yang 20 longgar dan mengatur posisi
yang nyaman serta memastikan lingkungan hangat dan aman sesuai dengan
kebutuhan dari individu

DAFTAR PUSTAKA

Aminoff.M, Neurology and General Medicine 4th edition, 2008,Churchill Livingstone,


USA,P;605-609.
Aquilino, Mary Lober, Et al. 2008. Nursing Outcomes Classification. Fifth Edition. United
State of America: Mosby Elsevier.

Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

23
Dochterman, Janne McCloskey dan Bulcchek, Gloria M. 2008. Nursing Interventions
Clarifications. Fifth Edition.united State of America: Mosby Elsevier.

Guillemunault C. Bassiri A (2005). Clicinal Features and evaluation of obstructive sleep


apnea-hypoapnea syndrome and the upper airway resistance syndrome, in : MH
kryger, TH Roth, WC Dement (Eds.). Pronciples and Practice of sleep Medicine.
$th edn. WB Saunders, Philadelphia.

Huda,Amin.,Kusuma,Hardhi.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis & NANDA NIC-NOC.Yogyakarta: MediAction

Herdman, T. Heather. 2015. NANDA Internasional Inc. diagnosa keperawatan: definisi &
klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC

Potter, Patricia A., Perry, Anne G.2009.Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku


3.Jakarta: Salemba Medika

Posner.J, Plum And Posner Diagnosis Of Stupor And Coma 4th Edition, 2007,Oxford
University Press, New York P;11-25
Tarwoto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:Medika Salemba.

Vaughans, Bennita W. 2011. Keperawatan Dasar. Yogyakarta : Rapha Publishing.

24

Anda mungkin juga menyukai