Disusun Oleh:
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah swt. atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, dan juga shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW serta kepada umatnya yang menaati ajaran beliau sampai akhir
zaman.
1. Dosen mata kuliah IKD 2 yang telah membimbing dalam pembuatan makalah.
2. Dan pihak – pihak lain yang Penulis tidak dapat sebutkan satu persatu, yang juga
telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan....................................................................................................1
C. Manfaat..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN TEORI …………………………………………………3
A. Pengertian ..............................................................................................3
B. Etiologi...................................................................................................3
C. Tanda Dan Gejala ..................................................................................5
D. Fisiologi.................................................................................................5
E. Upaya Pemenuhan Kebutuhan Tidur ………………………………….6
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN…………………………………………….7
A. Pengkajian ……………………………………………………………...7
B. Pemeriksaan Penunjang ………………………………………………..11
C. Analisa Data ……………………………………………………………13
D. Diagnosa Keperawatan …………………………………………………15
E. Rencana Tindakan Keperawatan ……………………………………….15
F. Implementasi Dan Evaluasi …………………………………………….18
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………...22
A. Kesimpulan ……………………………………………………..………22
B. Saran …………………………………………………………………… 22
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................23
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan fisiologi adalah kebutuhan yang paling dasar pada manusia, anta
ra lain pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan, nutrisi, eliminasi, ak
tivitas, seksual, keseimbangan suhu tubuh, istirahat dan tidur. Tidur merupakan proses
yang sangat diperlukan oleh manusia untuk terjadinya pembentukan sel tubuh yang ru
sak (natural healing mechanism), memberikan waktu organ tubuh untuk beristirahat m
aupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh. Tidur diatur
oleh RAS (Reticular Activating System) terdiri dari sistem retikulasi batang otak, post
erior hipotalamus dan basal otak depan. Hipotalamus merupakan pusat utama tidur ya
ng menyekresi hipocreatin yang mengakibatkan seseorang terjaga dan tidur. RAS pada
bagian batang otak memuat-sel-sel khusus yang mempertahankan kondisi sadar dan te
rjaga. Sedangkan di medulla dan spons diatur oleh BSR (Bulbar Syncrhonizing Regio
n) yang mempertahankan kondisi tidur. Tidur juga melibatkan aktivitas fisiologi yang
terintegrasi dalam sistem saraf terkait dengan perubahan sistem saraf, endokrin, kardio
vaskuler, pernapasan, dan otot. Oleh karena itu, tidur menjadi bagian penting pada sikl
us kehidupan dan setiap gangguan yang terjadi pada saat tidur akan berdampak pada k
esehatan (Perry & Potter, 2010).
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur, sehingga seseoran
g tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu da
n apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata p
erih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk (Hid
ayat, 2006). Kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukan berbag
ai tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dari penyusunan makalah ini adalah untuk
mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan istirahat dan tidur.
1
2. Tujuan Khusus
Adapun secara khusus tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
a. Mengetahui dan memahami pengertian dari gangguan istirahat dan tidur
b. Mengetahui etiologi gangguan istirahat dan tidur
c. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari pasien gangguan istirahat dan
tidur
d. Memahami fisiologi gangguan istirahat dan tidur
e. Mengetahui upaya pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
f. Mengetahui asuhan keperawatan dengan gangguan istirahat dan tidur
C. Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah :
a. Menambah pengetahuan dan kesadaran perawat tentang pentingnya tindakan
mandiri perawat dalam membantu meningkatkan kualitas tidur pasien.
b. Menjadi masukan bagi institusi pelayanan kesehatan dalam membuat prosedur
tetap tentang pelayanan mandiri keperawatan untuk meningkatkan kualitas tidur.
c. Menjadi masukkan dalam merencanakan dan membuat penelitian keperawatan
yang berfokus pada tindakan keperawatan mandiri yang dapat memberikan
manfaat nyata bagi pasien.
2
BAB II
PEMBAHASAN TEORI
1. Pengertian
3
nyenyak. Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur, seperti
penyakit yang disebabkan oleh infeksi terutama infeksi limpa. Infeksi limpa
berkaitan denga keletihan sehingga penderitanya membutuhkan banyak tidur untuk
mengatasinya. Banyak juga keadaan sakit yang membuat penderitanya kesulitan
tidur atau bahkan tidak bisa tidur. Misalnya pada klien dengan gangguan pada
sistem pernapasan. Dalam kondisinya yang sesak napas, maka seseorang tidak
mungkin dapat istirahat dan tidur.
b. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang nyaman dan aman bagi seseorang dapat mempercepat
proses terjadinya tidur. Sebaliknya, lingkungna yang tidak aman dan nyaman bagi
seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi
proses tidur.
c. Stress psikologis
Kecemasan merupakan perasaan yang tidak jelas, keprihatinan dan kekhawatiran
karena ancaman pada sistem nilai atau pola keamanan seseorang (Carpenito, 2000).
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini
disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin darah
melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM.
d. Obat-obatan
Obat dapat juga memengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang memengaruhi
proses tidur, seperti jenis golongan obat diuretic yang dapat menyebabkan
insomnia, anti depresan yang dapat menekan REM ,kafein yang dapat
meningkatkan saraf simpatis sehingga menyebabkan kesulitan untuk tidur,
golongan beta blocker dapat berefek pada timbulnya insomnia.
e. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dapat mempercepat proses tidur. Konsumsi protein
yang tinggi dapat menyebabkan individu tersebut akan mempercepat proses
terjadinya tidur karena dihasilkan tripofan. Tripofan merupakan asam amino hasil
pencernaan protein yang dapat membantu kemudahan dalam tidur. Demikian
sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga memengaruhi proses tidur,
bahkan terkadang sulit untuk tidur
4
f. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur,
sehingga dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk
tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.
Pasien yang mengalami gangguan pola tidur akan biasanya menunjukkan gejala dan
tanda mayor maupun minor seperti berikut : (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
1) Secara subjektif pasien mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh
tidak puas tidur, mengeluh pola tidur berubah, dan mengeluh istirahat tidak
cukup.
2) Secara objektif tidak tersedia gejala mayor dari gangguan pola tidur.
4. Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur terdiri dari:
a. Irama sirkadian Irama siklus 24 jam siang-malam disebut irama sirkadian. Irama sir
kadian memengaruhi perilaku dan pola fungsi biologis utama seperti suhu tubuh, de
nyut jantung, tekanan darah, sekresi hormon, kemampuan sensorik dan suasana hati
Irama sirkadian dipengaruhi oleh cahaya, suhu, dan faktor eksternal seperti aktivita
s sosial dan rutinitas pekerjaan.
b. Tahapan tidur Dua fase tidur normal : NREM (pergerakan mata yang tidak cepat), d
an REM (pergerakan mata yang cepat) terdiri dari :
5
1) Tahap 1 : NREM Merupakan tingkatan paling dangkal dari tidur. Tahapan ini be
rakhir beberapa menit sehingga orang mudah terbangun karena suara.Merasa tel
ah melamun setelah bangun.
2) Tahap 2 : NREM Merupakan tidur bersuara. Terjadi relaksasi sehingga untuk ba
ngun sulit. Tahap ini berakhir 10-20 menit. Fungsi tubuh menjadi lambat.
3) Tahap 3 : NREM Menjadi tahap awal tidur yang dalam. Otot – otot menjadi rela
ks penuh sehingga sulit untuk dibangunkan dan jarang bergerak. Tanda-tanda vit
al menurun namun teratur. Berakhir 15-30 menit.
4) Tahap 4 : NREM Menjadi tahap tidur mendalam. Individu menjadi sulit dibangu
nkan. Jika individu kurang tidur, individu akan menyeimbangkan porsi tidurnya
pada tahap ini. Tanda-tanda vital menurun secara bermakna. Pada tahap ini terja
di tidur sambil berjalan dan enuresis. Berakhir dalam waktu 15-30 menit.
5) Tidur REM Pada tahap ini, individu akan mengalami mimpi. Respon pergerakan
mata yang cepat, fluktuasi jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatan teka
nan darah. Terjadi tonus otot skelet penurunan dan sekresi lambung meningkat.
13 Berakhir dalam waktu 90 menit. Terjadi penigkatan tidur REM tiap siklus dal
am waktu 20 menit (Saryono & Tri Widianti, 2011).
6
mengatur posisi yang nyaman serta memastikan lingkungan hangat dan aman sesua
i dengan kebutuhan dari individu (Kozier et al., 2010).
BAB III
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. W
Umur : 32 tahun
Agama : Budha
Jenis Kelamin : Laki laki
Status : Menikah
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Suku Bangsa : Sunda
Alamat : Landmark Residence A 20 - 06
Tanggal Masuk : 23 November 2020
Tanggal Pengkajian : 25 November 2020
No. Register : 00093290
Diagnosa Medis : Post op laparatomy appendectomy
7
Alamat : sama dengan atas
2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Nyeri post op laparatomy appendectomy dengan skala 4 ( 1 – 10 ), nyeri
dirasakan di bagian perut luka operasinya.
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit
Pasien datang dengan keluahan nyeri ulu hati menjalar ke perut kanan
bawah, keluhan disertai mual (+) , muntah (+) , dan demam (+). Pasien
sebelum operasi dengan dx = Susp appendicitis acute perforasi.
8
a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
pasien mengganggap penyakitnya saat ini merupakan penyakit akibat tidak bisa
menjaga kesehatan makannya.
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit :
Sebelum sakit pasien makan 3 kali sehari , lauk pauk tahu tempe, sayur daging
telor
Minum 6 -8 gelas sehari (1500 cc- 2000cc ) tidak ada penurunan nafsu makan.
Saat sakit :
Nafsu makan klien menurun sejak sakit , Diit diatur oleh RS, POD1 Air putih 2
– 3 sendok per jam, juice 2x50 cc, teh manis 2x50 cc selang seling dngan
ensure 2x50cc, POD 4 mulai cream sup 3x1, ensure 2x1 gls, juice 2x1 gls,
minum bebas, POD 6 mulai bubur nasi.
c. Pola Eliminasi
1) BAB
Sebelum sakit :
BAB 1 kali sehari warna kuning, bau khas dan konsistensi lunak tidak ada
kesulitan saat BAB
Saat sakit :
Perubahan pola eliminasi BAB berkurang, saat masuk RS 4 hari baru bisa
BAB.
2) BAK
Sebelum sakit : BAK 4-7 kali sehari warna kuning jumlah kurang
lebih 300 cc sekali BAK, bau khas tidak ada nyeri atau keluhan lain saat
BAK
Saat sakit : Terpasang DC untuk BAK volume kurang lebih 1000
– 2000 cc sehari warna kuning bau khas.
d. Pola aktivitas dan latihan
2) Latihan
Sebelum sakit
Pasien sering berolahraga rutin
Saat sakit
9
Saat sedang sakit klien lebih banyak tidur dan istirahat dirumah
e. Pola kognitif dan Persepsi
Tidak ada disorientasi waktu, tempat dan orang, mampu berkomunikasi 2 arah
dengan baik dan mampu mengingat apa yang dibicarakan.
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Sakit sedang
Tingkat kesadaran : komposmetis
GCS : verbal: 5 Psikomotor: 6 Mata : 4
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 90 x/mt , Suhu = 36,3 , TD = 131/ 81 mmhg , RR =
21 x/mt, SPO2 = 97 %,
c. Keadaan fisik
10
1. Kepala dan leher :tidak ada kelainan pada bentuk bentuk dan fungsi
kepala dan leher
2. Dada :
Paru
Bentuk dada simetris ,pengembangan dada simetris tidak ada benjolan didada,
tidak ada lesi dan suara nafas vesikuler
Jantung
Tidak ada suara tambahan dijantung
3. Payudara dan ketiak :
Tidak ada lesi atau benjolan dipayudara dan ketiak
4. Abdomen :
Abdomen datar tidak ada lesi atau benjolan tidak ada distensi, bisng usus 12
x/mt, terdapat luka operasi di tutup verban, terpasang drain venros, dan
drain silicon.
5. Genetalia :
Tidak ada gangguan digenetalia
6. Integumen :
Kulit berwarna sawo matang, tidak ada lesi dan benjolan
7. Ekstremitas :
Atas dan Bawah
Bentuk simetris tidak ada fraktur dan lesi, kekuatan otot 5 | 5
5. Pemeriksaan Penunjang
11
12
6. Analisa Data
a . Tabel Analisa Data
13
dengan skala nyeri 4 Merangsang pengeluaran zat histamin,
DO: bradikinin, dan serotinin
- Ekspresi wajah pasien
meringis kesakitan Rangsangan tersebut dihantarkan ke
- Terdapat luka operasi thalamus melalui traktus spinothalamic
di abdomen kurang
lebih 10 cm tertutup Persepsi nyeri timbul
verban.
- TD = 131/81 mmhg Nyeri akut
- Nadi = 90 x/mnt
Risiko infeksi
DS : Terjadi tindakan pembedahan berhubungan dengan luka
pasien mengeluh nyeri pada operasi.
daerah operasi, seperti ditusuk Terputusnya kontunitas jaringan
– tusuk ketika mobilisasi
dengan skala nyeri 4 Adanya luka operasi
14
saat pagi hari
- Pasien terlihat sering
menguap
Gangguan mobilitas
DS: Klien mengatakan nyeri fisik berhubungan dengan
saat mau duduk dirasakan Adanya luka operasi ketidak nyaman nyeri.
pasca operasi
DO: Terputusnya kontunitas jaringan
- Ekspresi wajah pasien
meringis kesakitan Merangsang pengeluaran zat histamin,
- Terdapat luka operasi bradikinin, dan serotinin
di abdomen kurang
lebih 10 cm tertutup Persepsi nyeri timbul
verban.
- TD = 131/81 mmhg Kelemahan fisik
- Nadi = 90 x/mnt
- Pasien tampak dibantu Gangguan mobilitas fisik
keluarga dalam
bergerak
- Aktivitas pasien
tampak terbatas
7. Diagnosa Keperawatan
8. Rencana Tindakan Keperawatan
15
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
16
- Terdapat luka operasi Menunjukkan kencing
di abdomen kurang kemampuan untuk Tingkatkan intake nutrisi
lebih 10 cm tertutup mencegah timbulnya Berikan terapi antibiotik
infeksi
verban. Monitor tanda dan gejala infeksi
Jumlah leukosit dalam
- Ganti verban per 2 hari batas normal sistemik dan lokal
sekali Menunjukkan perilaku
hidup sehat
Status imun,
gastrointestinal,
genitourinaria dalam
batas normal
17
Gangguan mobilitas fisik NOC : NIC :
berhubungan dengan ketidak Joint Movement : Exercise therapy : ambulation
nyaman nyeri. Active Monitoring vital sign
Mobility Level sebelm/sesudah latihan dan
DS: Klien mengatakan nyeri
Self care : ADLs lihat respon pasien saat latihan
saat mau duduk dirasakan Transfer performance Ajarkan pasien atau keluarga
pasca operasi Setelah dilakukan tindakan tentang teknik ambulasi
DO: keperawatan selama 3x24 Kaji kemampuan pasien dalam
- Ekspresi wajah pasien jam gangguan mobilitas mobilisasi
meringis kesakitan fisik teratasi dengan kriteria Latih pasien dalam pemenuhan
- Terdapat luka operasi hasil: kebutuhan ADLs secara
Klien meningkat dalam mandiri sesuai kemampuan
di abdomen kurang
aktivitas fisik Dampingi dan Bantu pasien
lebih 10 cm tertutup Mengerti tujuan dari saat mobilisasi dan bantu
verban. peningkatan mobilitas penuhi kebutuhan ADL.
- TD = 131/81 mmhg Memverbalisasikan Ajarkan pasien bagaimana
- Nadi = 90 x/mnt perasaan dalam merubah posisi dan berikan
- Pasien tampak dibantu meningkatkan kekuatan bantuan jika diperlukan
keluarga dalam dan kemampuan
berpindah
bergerak
Memperagakan
- Aktivitas pasien penggunaan alat Bantu
tampak terbatas untuk mobilisasi
(walker)
18
dalam, relaksasi, distraksi, - Terdapat luka operasi di
kompres hangat/ dingin abdomen kurang lebih 10
Berikan analgetik untuk
cm tertutup verban.
mengurangi nyeri:
Tingkatkan istirahat - TD = 131/81 mmhg
Berikan informasi tentang - Nadi = 90 x/mnt
nyeri seperti penyebab nyeri, - Therapi (+) Ketesse 2x 50
berapa lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi mg
ketidaknyamanan dari A = Masalah belum teratasi
prosedur P = Lanjutkan intervensi
Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali.
29-11-2020
Monitor vital sign sebelum S = pasien mengatakan letak nyeri
dan sesudah pemberian di bagian perut luka post operasi
analgesik pertama kali.
Melakukan pengkajian nyeri berkurang
secara komprehensif O=
Mengajarkan tentang teknik - Ku : sakit sedang kes : cm
non farmakologi: napas
dalam, relaksasi, distraksi, - Skala nyeri 2 ( 1-10 )
kompres hangat/ dingin - Terdapat luka operasi di
Berikan analgetik untuk abdomen kurang lebih 10
mengurangi nyeri
cm tertutup verban.
- TD = 125/80 mmhg
- Nadi = 80 x/mnt
- Therapi (+) Ketesse 2x 50
mg
A = Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi
2-12-2020
S = pasien mengatakan nyeri
Monitor vital sign sebelum
berkurang
dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali. O=
Melakukan pengkajian nyeri - Ku : baik kes : cm
secara komprehensif
- Skala nyeri 1 ( 1-10 )
19
- Terdapat luka operasi di
abdomen kurang lebih 10
cm tertutup verban.
- TD = 120/75 mmhg
- Nadi = 77 x/mnt
- Therapi (+) Ketesse 2x1
tab (PO)
A = Masalah teratasi
P = Lanjutkan intervensi
20
- Therapy (+) Opimer 3x1 gr
- Trogyl 3x500 mg
A = Masalah teratasi
P = Lanjutkan intervensi
21
sesuai kemampuan - TD = 131/81 mmhg
Dampingi dan Bantu pasien saat - Nadi = 90 x/mnt
mobilisasi dan bantu penuhi - Pasien tampak dibantu
kebutuhan ADL. keluarga dalam bergerak
Ajarkan pasien bagaimana
merubah posisi dan berikan - Aktivitas pasien tampak
bantuan jika diperlukan terbatas
A = Masalah belum teratasi
P = Lanjutkan intervensi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istirahat dan Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan
reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang dan dapat dibangunkan
kembali dengan stimulus dan sensori yang cukup. Selain itu tidur juga dikatakan
sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh
22
ketenangan tanpa kegiatan, melainkan merupakan sesuatu urutan siklus yang
berulang.
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status
kesehatan pada tngkat optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai
sel dalam tubuh. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting
bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh dan memperbaiki kerusakan
sel. Apabila kebutuhan istirahat cukup maka jumlah energi yang dibutuhkan dapat
terpenuhi, sehingga status kesehatan dan kegiatan sehari – hari pulih kembali.
Selain itu orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur
lebih banyak dari biasa.
B. Saran
Menjaga Kesehatan dan Upaya meningkatkan kenyamanan sangat penting
untuk membuat seseorang tertidur maupun tetap tidur, terutama jika dampak
penyakit seseorang mempengaruhi tidur. Untuk meningkatkan relaksasi dapat
dilakukan dengan menggunakan gaun tidur yang 20 longgar dan mengatur posisi
yang nyaman serta memastikan lingkungan hangat dan aman sesuai dengan
kebutuhan dari individu
DAFTAR PUSTAKA
23
Dochterman, Janne McCloskey dan Bulcchek, Gloria M. 2008. Nursing Interventions
Clarifications. Fifth Edition.united State of America: Mosby Elsevier.
Herdman, T. Heather. 2015. NANDA Internasional Inc. diagnosa keperawatan: definisi &
klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC
Posner.J, Plum And Posner Diagnosis Of Stupor And Coma 4th Edition, 2007,Oxford
University Press, New York P;11-25
Tarwoto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:Medika Salemba.
24