KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepadat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan tepat waktu yang berjudul “Masalah Gangguan Istirahat Tidur (Induksi
Tidur)”.
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Keperawatan
Medical Bedah II, yaitu Ibu Dewi Purnamawati, M.Kep. atas ilmu yang telah
diberikan sehingga dapat sangat membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Terimakasih pula kami ucapkan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses
pembuatan makalah sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Besar harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai informasi
ataupun pengetahuan bagi pembaca dan dapat membantu mahasiswa dalam belajar
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan
yang baik dengan nutrisi yang baik dan olahraga yang cukup. Tiap individu
membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat dna tidur. Kesehatan fisik dan
emosi tergantung pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia.
Tanpa jumlah istirahat dan tidur yang cukup, kempuan untuk berkonsentrasi,
membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam aktivitas harian akan menurun
(Hidayat,2008).
Pengidentifikasian dan penanganan gangguan pola tidur klien adalah
tujuan penting perawat. Untuk membantu klien mendapatkan kebutuhan istirahat
dan tidur, maka perawat harus memahami sifat alamiah dari tidur, faktor yang
mempengaruhi, dan kebiasaan tidur klien. Klien membutuhkan suatu pendekatan
individual berdasarkan pada kebiasaan pribadi mereka dan pola tidur serta
masalah khusus yang mempengaruhi tidur mereka. Intervensi keperawatan dapat
menjadi efektif dalam mengatasi gangguan tidur jangka pendek dan jangka
panjang (Hidayat,2008).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari istirahat dan tidur?
2. Apa fungsi dari Tidur ?
3. Bagaimana fisiologi tidur?
4. Apa saja tahapan – tahapan tidur?
5. Bagaimana jumlah kebutuhan tubuh berdasarkan usia ?
6. Faktor apa saja yang mempengaruhi tidur?
7. Apa saja masalah dan gangguan tidur?
8. Bagaimana cara menangani masalah tidur?
1
2
C. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian dari istirahat dan tidur.
2. Menjelaskan fungsi dari Tidur.
3. Menjelaskan fisiologi tidur.
4. Menjelaskan tahapan – tahapan tidur.
5. Menjelaskan jumlah kebutuhan tubuh berdasarkan usia.
6. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi tidur.
7. Menjelaskan masalah dan gangguan tidur.
8. Menjelaskan cara menangani masalah tidur.
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Menurut Hodgson (1991) dalam Potter & Perry (2005), kegunaan tidur masih
belum jelas, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan
mental, emosional dan kesehatan.
Seseorangan dapat dikategorikan sedang tidur apabila terdapat tanda-tanda
sebagai berikut:
1. Aktivitas fisik minimal.
2. Tingkat kesadaran yang bervariasi.
3. Terjadi perubahan-perubaahan proses fisiologis tubuh, dan
4. Penurunan respons terhadap rangsanan dari luar.
Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis.
Perubahan tersebut antara lain:
1. Penurunan tekanan darah, denyut nadi.
2. Dilatasi pembulih darah perifer.
3. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktur gastrointestinal.
4. Relaksasi otot-otot rangka.
5. Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30%.)
B. FUNGSI TIDUR
Kegunaan tidur masih tetap belum jelas. Tidur dipercaya mengkonstribusi
pemulihan fisiologis dan psikologis. Tidur nampaknya diperlukan untuk
memperbaiki proses biologis secara rutin. Selama tidur gelombang rendah yang
dalam (NREM tahap 4), tubuh melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk
memperbaiki dan memperbaharui sel epitel dan khusu seperti sel otak. Penelitian
lain menunjukkan bahwa sintesis protein dan pembagian sel untuk pembaharuan
jaringan sepertu pada kulit, sumsum tulang, mukosa lambung, atau otak terjadu
selama istirahat dan tidur.
Teori lain tentang kegunaan tidur adalah tubuh menyimpan energi selama
tidur. Otot skelet berelaksasi secara progresif, dan tidak adanya kontraksi otot
menyimpan energi kimia untuk proses seluler. Penuruan laju metabolik basal
lebih jauh menyimpan persediaan energi tubuh.
4
5
5
6
2. Irama Sirkadian
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda.
Pada manusia,bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan factor
lingkungan (mis; cahaya, kegelapan, gravitasi dan stimulus elektromagnetik).
Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme sirkadian-yamg melengkapi
siklus selama 24 jam. Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung, tekanan darah,
temperature, sekresi hormone, metabolism dan penampilan serta perasaan
individu bergantung pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama
biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika
individu memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya:
individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau paling aktif
dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah.
D. TAHAPAN – TAHAPAN TIDUR
Dua fase tidur normal: NREM (pergerakan mata yang tidak cepat) dan
REM (pergerakan mata yang cepat).
1. Tidur NREM
a. Tahap 1: NREM
Merupakan tingkatan paling dangkal dari tidur. Tahapan ini
berakhir beberapa menit sehingga orang mudah terbangun karena suara.
Terjadi pengurangan aktivitas fisiologis seperti pengurangan tanda-tanda
vital dan metabolisme.
b. Tahap 2: NREM
Merupakan tidur bersuara. Terjadi relaksasi sehingga untuk bangun
pun sulit. Tahap ini berakhir 10-20 menit. Fungsi tubuh menjadi lambat.
c. Tahap 3: NREM
Menjadi tahap awal tidur yang dalam. Otot-otot menjadi relaks
penuh sehingga sulit untuk dibangunkan dan jarang bergerak. Tanda-tanda
vital menurun namun teratur. Berakhir 15-30 menit.
6
7
d. Tahap 4: NREM
Menjadi tahap tidur terdalam. Individu menjadi sulit dibangunkan.
Jika kurang tidur, individu akan menyeimbangkan porsi tidurnya pada
tahap ini. Tanda-tanda vital menurun secara bermakna. Berakhir 15-30
menit.
2. Tidur REM
Pada tahap ini, individu akan mengalami mimpi. Respon pergerakan
mata yang cepat. Fluktusi jantung dan kecepatan respirasi dan peningkatan
tekanan darah. Terjadi tonus otot skelet penurunan. Sekresi lambung
meningkat, berakhir dalam waktu 90 menit. Selama tidur, denyut jantung
menurun mencapai 60x per menit dan tubuh mengeluarkan hormon untuk
pertumbuhan tubuh dengan memperbaiki sel-sel epitel, sel otak.
E. JUMLAH KEBUTUHAN TIDUR SESUAI USIA
1. Neonatus
Neonatus sampai usia 3 bulan rata-rata tidur sekitar 16 jam sehari.
Bayi yang lahir dari ibu tanpa medikasi lahir dalam keadaan terjaga. Mata
terbuka lebar dan menghisap kencang. Setelah sekitar satu jam bayi baru lahir
menjadi diam dan kurang responsive terhadap stimulus internal dan eksternal.
Periode tidur berakhir beberapa menit sampai 2 samapi 4 jam setelahnya.
Kemudian bayi terbangun lagi dan seringkali menjadi terlalu reponsif
terhadap stimulus. Stimulus lapar, nyeri, dingin, atau yang lain seringkali
menyebabkan tangisan. Pada minggu pertama, bayi baru lahir tidur dengan
konstan. Kira-kira 50% dari tidur ini adalah tidur REM yang menstimulasi
pusat otak tertinggi. Hal ini dianggap esensial bagiperkembangan karena
neonates tidak terjaga cukup lama untuk stimulasi eksternal yang bermakna.
2. Masa Bayi
Pada umumnya bayi mengalami pola tidur malam hari pada usia 3
bulan. Bayi tertidur beberapa kali pada siang hari tetapi biasanya tidur rata-
rata 8 sampai 10 jam pada malam hari. Sekitar 30% dari waktu tidur
7
8
dihabiskan dalam siklus REM. Bangun biasanya terjadi pada pagi hari
meskipun tidak umum bagi bayi untuk terjaga selama malam hari. Jika bangun
malam hari menjadi rutin, masalahnya pada diet karena lapar. Bayi yang
minum ASI biasanya tidur selama periode yang lebih pendek, dengan lebih
sering terbangun daripada bayi yang minum susu botol. Seorang bayi antara
usia 1 bulan dan 1 tahun tidur rata-rata 14 jam sehari. Dibandingkan dengan
anak-anak yang lebih besar, tidur aktif (REM) membentuk proporsi tidur yang
lebih besar. Sebaliknya pada bayi baru lahir yang tidur dan bangun bergantian
sepanjang periode 24 jam, setelah usia 3 bulan periode tidur terpanjang
terlihat pada malam hari.
3. Masa Toodler
Pada usia 2 tahun, anak-anak biasanya tidur sepanjang malam dan
tidur siang setiap hari. Total tidur rata-rata 12 jam sehari. Tidur siang dapat
hilang pada usia 3 tahun. Hal yang umum bagi todler terbangun malam hari.
Presentasi tidur REM berlanjut menurun. Selama periode ini toodler tidak
ingin tidur pada malam hari. Ketidakinginan ini dapat berhubungan dengan
kebutuhan untuk otonomi atau takut perpisahan. Toodler mempunyai
kebutuhan untuk mengeksplorasi dan memuaskan keingintahuannya yang
dapat menjelaskan mengapa beberapa dari mereka mencoba untuk menunda
waktu tidur.
4. Masa Pre sekolah
Rata-rata tidur anak usia prasekolah sekitar 12 jam semalam. Pada usia
5 tahun, anak prasekolah jarang tidur siang. Anak usia prasekolah biasanya
mengalami kesulitan untuk diam setelah hari- hari yang aktif, panjang. Anak
usia prasekolah juga mempunyai masalah dengan ketakutan waktu tidur,
terjaga pada malam hari, atau mimpi buruk.
5. Masa Sekolah
Jumlah tidur yang diperlukan pada usia sekolah bersifat individual
dikarenakan status aktivitas dan tingkat kesehatan yang bervariasi. Anak usia
8
9
sekolah biasanya tidak membutuhkan tidur siang. Pada usia 6 tahun akan tidur
malam rata-rata 11-12 jam. Sementara anak usia 11 tahun tidur sekitar 9-10
jam.
6. Masa Remaja
Remaja memperoleh sekitar 71/2 jam untuk tidur setiap malam. Pada
saat kebutuhan tidur yang aktual meningkat, remaja umumnya mengalami
sejumlah perubahan yang seringkali mengurangi waktu tidur. Biasanya orang
tua tidak lagi terlibat dalam penataan waktu tidur yang spesifik. Tuntutan
sekolah, kegiatan sosial setelah sekolah dan pekerjaan paruh waktu menekan
waktu yang tersedia untuk tidur.
7. Masa Dewasa Muda
Kebanyakan dewasa muda tidur malam hari rata-rata 6-8 1/2 jam, tetapi
hal ini bervariasi. Dewasa muda jarang sekali tidur siang. Kurang lebih 20%
waktu tidur dihabiskan yaitu tidur REM, yang tetap konsisten sepanjang hidup.
Stress pekerjaan, hubungan keluarga dan aktivitas social dapat mengarah pada
insomnia dan penggunaan medikasi untuk tidur.
8. Masa Dewasa Tua
Jumlah tidur yang biasa dibutuhkan pada masa ini yaitu 7 jam/hari.
Gangguan tidur seringkali mulai didiagnosa diantara orang-orang pada rentang
usia ini bahkan ketika gejala dari gangguan yang telah ada untuk beberapa
tahun.
9. Masa Dewasa Akhir
Jumlah tidur yang pada masa ini adalah 6 jam/hari. Kualitas tidur
kelihatan menjadi berubah pada kebanyakan lansia. Keluhan tentang kesulitan
tidur waktu malam hari seringkali terjadi di antara lansia.
F. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS TIDUR
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur,di
antaranya adalah penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya hidup, stress
emosional,stimulan dan alcohol,diet, merokok,dan motivasi.
9
10
1. Penyakit
Penyakit dapat menyebabkan nyeri atau distress fisik yang dapat
menyebabkan gangguan tidur. Individu yang sakit membutuhkan waktu tidur
yang lebih banyak daripada biasanya.di samping itu, siklus banguntidur
selama sakit juga dapat mengalami gangguan.
2. Lingkungan
Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses
tidur. Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus yang asing dapat
menghambat upaya tidur. Sebagai contoh, temperatur yang tidak nyaman atau
ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi tidur seseorang. Akan tetapi,
seiring waktu individu bisa beradaptasi dan tidak lagi terpengaruh dengan
kondisi trsebut.
3. Kelelahan
Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang.
Semakin lelah seseorang,semakin pendek siklus tidur REM yang dilaluinya.
Setelah beristirahat biasanya siklus REM akan kembali memanjang.
4. Gaya Hidup
Individu yang sering berganti jam kerja harus mengatur aktivitasnya
agar bisa tidur pada waktu yang tepat.
5. Stress Emosional
Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. kondisi
ansietas dapat meningkatkan kadar norepinfrin darah melalui stimulasi system
saraf simapatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklus tidur NREM
tahap IV dan tidur REM serta seringnya terjaga saat tidur.
6. Stimulant dan alcohol
Kafein yang terkandung dalam beberapa minuman dapat merangsang
SSP sehingga dapat mengganggu pola tidur. Sedangkan konsumsi alcohol
10
11
11
12
individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor
mental seperti perasaan gundah atau gelisah. Ada tiga jenis insomnia:
a. Insomnia inisial yaitu kesulitan untuk memulai tidur.
b. Insomnia intermiten yaitu kesulitan untuk tetap tertidur karena seringnya
terjaga.
c. Insomnia terminal yaitu bangun terlalu dini dan sulit untuk tidur kembali.
2. Parasomnia
Parasomnia adalah masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada
anak-anak diantaranya :
d. Night terrors dan mimpi buruk
e. Sleepwalking dan sleeptalking
f. Bruksisme
g. Enuresis
3. Hypersomnia
Gangguan ini adalah kebalikan dari insomnia. Seringkali penderita
dianggap memiliki gangguan jiwa atau malas. Para penderita hypersomnia
membutuhkan waktu tidur yang sangat banyak dari ukuran normal. Meskipun
penderita tidur melebihi ukuran normal, namun mereka selalu merasa letih
dan lesu sepanjang hari. Namun gangguan ini tidaklah terlalu serius dan
dapat diatasi sendiri oleh penderita dengan menerapkan prinsip-prinsip
manajemen diri.
4. Apnea Tidur
Apnea tidur yaitu gangguan yg dicirikan dengan kurangnya aliran
udara melalui hidung dan mulut. Ada 3 jenis apnea tidur:
a. Apnea Obstruktif
Terjadi pada saat otot atau struktur rongga mulut atau tenggorok
rileks pada saat tidur. Jalan nafas atas menjadi tersumbat, dan aliran
udara pada hidung berkurang atau berhenti. Individu masih berusaha
12
13
untuk bernafas karena gerakan dada dan abdomen terus terjadi, yang
seringkali menyebabkan bunyi dengkuran atau dengusan yang keras.
b. Apnea Sentral
Melibatkan disfungsi pada pusat pengendalian pernafasan di otak.
Impuls untuk bernafas sementara berhenti, dan aliran udara pada hidung
dan gerakan dinding dada juga terhenti. Saturasi oksigen dalam darah
juga menurun. Kondisi ini terjadi pada klien yg mengalami cedera batang
otak
c. Apnea Campuran
Merupakan perpaduan antara apnea obstruktif dan apnea sentral.
5. Narkolepsi
Disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur. Suatu
kondisi yang dicirikan oleh keinginan yang tidak terkendali untuk tidur.
Orang yg menderita narkolepsi boleh dikatakan dapat tidur diwaktu sedang
berdiri, tengah mengemudikan kendaraan, tidur di tengah tengah suatu
pembicaraan atau selagi berenang.
H. CARA MENANGANI MASALAH TIDUR
1. Induksi tidur
Induksi tidur adalah suatu tindakan atau proses untuk mennyebabkan tidur.
Meningkatkan rutinitas menjelang tidur merilekskan klien dalam persiapan
untuk tidur
2. Kontrol lingkungan
Semua klien memerlukan lingkungan tidur dengan temperatur ruangan
yang nyaman dan ventilasi yang baik, sumber bising yang minimal, tempat
tidur yang nyaman dan pencahayaan yang tepat.
3. Meningkatkan kenyamanan
Seseorang akan tertidur hanya jika ia telah merasa nyaman dan rileks
4. Pengendalian gangguan fisiologis
13
14
14
15
b. Tahap Orientasi
• Beri salam dan panggil nama pasien dengan nama yang disukainya.
Serta perkenalkan diri perawat
• Validasi identitas pasien
• Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang
akan dilakukan kepada pasien/keluarga
• Kontrak waktu
• Berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk bertanya
sebelum tindakan dimulai.
• Minta persetujuan pasien/keluarga.
c. Tahap Kerja
• Dekatkan alat
• Jaga privasi klien
• Cuci tangan
• Menggunakan handscoon bersih (jika perlu)
• Memposisikan pasien senyaman mungkin
• Kendalikan sumber-sumber kebisingan di lingkungan klien, dapat
dengan menutup pintu atau mematikan TV dan radio dalam kamar
• Gunakan musik yang lembut jika perlu untuk menyamarkan
kebisingan.
• Pastikan bahwa kamar tidur memiliki penerangan dan ventilasi yang
baik. Perawat dapat mematikan lampu atau menggunakan lampu
tidur, sesuai dengan keinginan klien.
• Tanyakan tentang pola dan kebiasaan yang biasa dilakukan klien
sebelum tidur
• Gunakan teknik relaksasi untuk meningkatkan tidur
• Tingkatkan kenyamanan klien, dengan :
✓ Lakukan tindakan higiene bagi klien yang tirah baring.
✓ Anjurkan klien memakai pakaian dalam yang longgar.
15
16
16
17
• Mencuci tangan
d. Tahap Terminasi
• Menyimpulkan hasil tindakan
• Evaluasi respon pasien
• Lakukan kontrak waktu untuk tindakan selanjutnya
• Berikan reinforcement positif pada klien
• Mengakhiri tindakan dengan memberi salam
e. Tahap Dokumentasi
• Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan, tentang:
✓ Jumlah dan waktu tidur klien
✓ Medikasi yang diberikan (nama, dosis, cara pemberian)
✓ Respon klien terhadap tindakan yang dilakukan.
17
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tidur diyakini dapat memberikan pemulihan fisiologis dan psikologis.
Siklus tidur-bangun 24 jam adalah irama sirkadian yang mempengaruhi fungsi
fisiologis dan prilaku. Selama tidur malam seseorang biasanya melewati empat
sampai enam siklus tidur yang lengkap. Setiap siklus terdiri dari tiga tahap NREM
dan satu periode tidur REM.
B. SARAN
Diharapkan perawat mampu membantu pasien melakukan tindakan untuk
memperbaiki masalah tidur pasien dengan menggunakan cara-cara yang dapat
membantu proses tidur, diharapkan pasien mendapatkan kepuasan karena
kebutuhan tidurnya terpenuhi. Dalam melakukan induksi tidur, perawat perlu
memperhatikan kenyamanan klien agar induksi yang dilakukan dapat terlaksana
dengan baik
18
19
DAFTAR PUSTAKA
19
20
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
Definisi:
Induksi tidur adalah suatu tindakan atau proses untuk mennyebabkan tidur.
Tujuan:
a. Memberikan klien perasaan segar setelah tidur
b. Mendapatkan pola tidur sehat
c. Menjaga keseimbangan mental, emosional, kesehatan, mengurangi stres pada paru,
kardiovaskuler, endokrin, dan lainnya
d. Memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara berbagai susunan saraf
e. Memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh karena selama tidur terjadi
penurunan
Indikasi:
a. Pasien dengan masalah tidur
b. Pasien yang membutuhkan istirahat tidur
Kontraindikasi:
Tidak dilakukan pada pasien yang tidak memiliki gangguan tidur
NILAI KET
LANGKAH
0 1 2
TAHAP PRA INTERAKSI
• Periksa catatan medis klien
• Cuci tangan
• Siapkan alat dan bahan:
20
21
✓ Selimut
✓ Medikasi (jika perlu)
✓ Bantal tambahan (jika diperlukan)
✓ Pakaian tambahan (kaos kaki, topi jika perlu)
TAHAP ORIENTASI
1. Beri salam dan panggil nama pasien dengan nama yang
disukainya. Serta perkenalkan diri perawat
2. Validasi identitas pasien
3. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur
tindakan yang akan dilakukan kepada pasien/keluarga
4. Kontrak waktu
5. Berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk
bertanya sebelum tindakan dimulai.
6. Minta persetujuan pasien/keluarga.
TAHAP KERJA
1. Dekatkan alat
2. Jaga privasi klien
3. Cuci tangan
4. Menggunakan handscoon bersih (jika perlu)
5. Memposisikan pasien senyaman mungkin
6. Kendalikan sumber-sumber kebisingan di lingkungan
klien, dapat dengan menutup pintu atau mematikan TV
dan radio dalam kamar
7. Gunakan musik yang lembut jika perlu untuk
menyamarkan kebisingan.
8. Pastikan bahwa kamar tidur memiliki penerangan dan
ventilasi yang baik. Perawat dapat mematikan lampu atau
menggunakan lampu tidur, sesuai dengan keinginan klien.
9. Tanyakan tentang pola dan kebiasaan yang biasa
21
22
22
23
23
24
Keterangan:
0 = Tidak dilakukan
1 = Dilakukan, tetapi tidak sempurna
2 = Dilakukan dengan sempurna
Mataram,.................................2022
Pembimbing / Penguji
Praktik
(........................................................)
24
25
HASIL DISKUSI
TANYA JAWAB KELOMPOK 5
1. NAMA : INDAH RISQI NURWAKHIDAH
KELAS : 2A
KELOMPOK :4
PERTANYAAN
Tadi sudah dijelaskan sedikit mengenai gangguan-gangguan tidur, yang
salah satunya adalah insomnia. Disini kita sudah tidak merasa asing lagi dengan
yang namanya insomnia, mungkin beberapa teman – teman pernah mengalami
insomnia. Disini pertanyaan saya mengapa seseorang itu cenderung mengalami
insomnia dan bagaimana sih cara mengatasinya? Karena jujur sih saat ini saya
sedang mengalami hal itu merasa kesulitan untuk memulai tidur dan terkadang
terbangun pada malam dini hari serta kesulitan untuk tidur Kembali.
JAWABAN
Beberapa penyebab insomnia menurut kelompok yaitu adalah sebagai
berikut:
a. Stress akibat tugas atau pekerjaan yang belum dapat disesesaikan sebelum
tidur.
b. Mengalami mimpi buruk saat tidur malam sehingga dapat menyebabkan
seseorang menjaga terjaga dan sulit untuk tidur Kembali.
c. Tidur siang yang terlalu lama juga dapat menjadi penyebab seseorang sulit
untuk tidur lebih cepat di malam hari.
d. Menggunakan gadget atau smartphone menjelang tidur malam hari juga
dapat mengganggu kualitas tidur karena paparan dari sinar radiasi yamg
dihasilkan dari gadget.
Beberapa cara mengatasinya gangguan tidur insomnia adalah:
a. Berdoa sebelum memulai tidur.
b. Lakukan kebiasaan sebelum tidur seperti membaca buku, mengkonsumsi
susu hangat, mendengarkan musik penghantar tidur, dll.
25
26
26
27
diet itu sama dengan apa yang sudah dibacakan sebelumnya, jika berbeda mohon
dijelaskan!
JAWABAN
Diet yang menyebabkan gangguan tidur yaitu:
a. Makan terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat mengganggu tidur
b. Saat diet, seringkali kurang mengkonsumsi makanan sebelum tidur, bahkan
tidak sama sekali. Tanpa sadar ini dapat membuat alat pencernaan tidak
nyaman dan berujung pada tidur yang tidak nyenyak.
c. Hindari makan terlalu malam.
d. Pada saat sebelum tidur hindari makanan yang berat, jika tidur dengan
kondisi perut yang penuh maka akan meningkatkan asam lambung yang
nantinya berjalan menuju esophagus, menyebabkan mulas atau sakit perut
yang dapat mengganggu tidur.
Cara mengatasi hal tersebut adalah dengan mengkonsumsi susu / madu
sebelum tidur. Susu menandung tryptophan, asam amino penting yang
merupakan bahan diet alami penyebab tidur. Tryptophan meningkatkan serotonin
pada otak yang akan membuat anda tenag. Menambahkan madu juga akan
membuat tidur semakin nyenyak. Ini juga baik untuk diet karena tidak
mengandung gula.
4. NAMA : IDA NURMAYANI
KELAS : 2B
KELOMPOK :6
PERTANYAAN
Telah di paparkan oleh kelompok mengenai perubahan fisiologis pada saat
tidur. Pertanyaannya adakah perubahan fisiologis yang terjadi ketika sedang
istirahat ?
27
28
JAWABAN
Sama halnya seperti saat tidur, akan terjadi pula perubahan fisiologis pada
tubuh saat istirahat seperti penurunan tanda – tanda vital yang meliputi penurunan
tekanan darah dan denyut nadi.
5. NAMA : NANI EWI SALMAN
KELAS : 2B
KELOMPOK :4
PERTANYAAN
Sudah disebutkan sebelumnya, tahapan tidur memiliki waktu disetiap
tahapnya. Apabila waktu salah satu tahapan tidur tidak bisa dicapai, misalnya
tahap tidur REM berakhir 90 menit, namun jika kita terbangun sebelum waktu
tidur REM tersebut selesai, apakah akan terjadi masalah atau bagaimana ?
JAWABAN
Pada saat tidur REM tidak mencapai 90 menit dan terbangun sebelum
waktunya sebenarnya tidak akan berdampak buruk bagi tubuh. Akan tetapi lebih
baik jika waktu tidur di setiap tahapannya dipenuhi karena dengan tidur yang
cukup hormon pertumbuhan dan perkembangan pada tubuh kita dapat berkerja
dengan baik dan dengan tidur yang cukup dapat juga mengembalikan konsentrasi
sehingga lebih focus terhadap pekerjaan atau hal yang dilakukan.
6. NAMA : DEWI PURNAMAWATI, M.Kep.
DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH KMB II
PERTANYAAN
Jika pasien di rumah sakit ada pasien yang bisa tidur jika tidak
menggunakan lampu dan sebaliknya. Bagaimana mengatasi kondisi ini?
JAWABAN
Apabila terdapat pasien yang tidak bisa tidur dengan kondisi lampu
menyala, maka pasien dapat dianjurkan untuk menggunakan penutup mata
sebelum tidur sehingga pasien dapat tidur dengan lebih nyaman.
28
29
Sedangkan, jika pada pasien yang tidak bisa tidur dengan keadaan
lingkungan yang gelap / lampu dimatikan maka pasien dapat dianjurkan untuk
menggunakan lampu tidur yang penerangannya cukup sesuai dengan keinginan
pasien. Dengan begitu maka tidak akan mengganggu pasien yang berada
disebelahnya.
29