OLEH
NIM : 18112146
KELAS : II A
PRODI : D3 KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala
berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelasaikan makalah ini. Dalam proses
pembuatan makalah ini penyususn menyadari adanya kekurangan dan
keterbatasan namun berkat bimbingan dan bantuan dari semua pihak sehingga
makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Tidak lupa penyusun memohon
maaf apabila dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan. Untuk itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah inidapat bermanfaat bagi pembaca.
` Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang...............................................................................................
2. Rumusan Masalah.........................................................................................
3. Tujuan............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1. Macam Macam Gangguan
Tidur....................................................................
2. Bagaimana Kebutuhan Istirahat Dan Tidur Pada Pasien Luka Bakar Dan
Dermatitis.......................................................................................................
3. Pengkajian Teoritis Penyakit Luka Bakar Dan
Dermatitis.............................
4. Diagnosa Keperawatan Pad Apsie Dermatitis Dan Luka
Bakar.....................
Tidur adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri yang relatif bukan
merupakan keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan merupakan suatu
urutan siklus yang berulang. Tingkat kesadaran berfluktuasi selama berbagai
tahap/fase dalam tidur. Fisiologi tidur. Tidur merupakan proses fisiologis yang
bersiklus yang bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan.
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika di obati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah
satu dari ketiga masalah berikut : insomnea : gerakan atau sensasi abnormal
dikala tidur atau ketika terjaga di tengah malam ; atau rasa mengantuk yang
berlebihan di siang hari. Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu
mengalami atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau
kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau
mengganggu gaya hidup yang diinginkannya.
2. RUMUSAN MASALAH
a. Menjelaskan macam macam gangguan tidur
b. Menjelaskan bagaimana kebutuhan istirahat dan tidur pada pasien luka
bakar dan dermatitis
c. Menjelaskan pengkajian teoritis penyakit luka bakar dan dermatitis
d. Menjelaskan diagnosa keperawatan pad apsie dermatitis dan luka bakar
3. TUJUAN
a. Menjelaskan macam macam gangguan tidur?
b. Menjelaskan bagaimana kebutuhan istirahat dan tidur pada pasien luka
bakar dan dermatitis?
c. Menjelaskan pengkajian teoritis penyakit luka bakar dan dermatitis?
d. Menjelaskan diagnosa keperawatan pad apsie dermatitis dan luka bakar
BAB II
PEMBAHASAN
Tidur adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri yang relatif bukan
merupakan keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan merupakan suatu
urutan siklus yang berulang. Tingkat kesadaran berfluktuasi selama berbagai
tahap/fase dalam tidur. Fisiologi tidur. Tidur merupakan proses fisiologis yang
bersiklus yang bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan.
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika di obati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah
satu dari ketiga masalah berikut : insomnea : gerakan atau sensasi abnormal
dikala tidur atau ketika terjaga di tengah malam ; atau rasa mengantuk yang
berlebihan di siang hari. Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu
mengalami atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau
kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau
mengganggu gaya hidup yang diinginkannya.
2. Etiologi
a. Penyakit fisik
Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik (mis.
Kesulitan bernapas), atau masalah suasana hati, seperti kecemasan atau
depresi, dapt menyebabkan masalah tidur.
b. Obat-obatan dan substansi
Dari daftar obat di PDR 1990, dengan 584 obat resep atau obat bebas
menuliskan mengantuk sebagai salah satu efek samping, 486 menulis
imsomnia, dan 281 menyebabkan kelelahan. Mengantuk dan deprsi tidur
adalah efek samping mediksi yang umum. Mediksi yang diresepkan untuk
tidur seringkali menyebankan masalah daripada keuntungan.
c. Gaya hidup
Rutinitas harian seseorang mempengaruhi pola tidur. Individu yang
bekerja bergantian berputar (mis. 2 minggu siang diikuti 1 minggu malam)
seringkali mempunyai kesulitan menyesuaikan perubahan jadwal tidur.
d. Stres emosional
Kecemasan tentang masalah pribadi atau situasi dapat mengganggu tidur.
Stres emosional menyebabklan seseorang menjadi tegang dan seringkali
mengarah frustasi apabila tidur. Stres juga menyebabkan seseorang
mencoba terlalu keras untuk tertidur, sering terbangun selama siklus tidur,
atau terlalu banyak tidur. Stres yang berlanjut dapat menyebabkan
kebiasaan tidur yang buruk.
e. Lingkungan
Lingkungan fisik tempat seseorang tidur berpengaruh peting pada
kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Ventilasi yang baik dalah
esensial untuk tidur tenang. Ukuran, kekerasan, dan posisi tempat tidur
mempengaruhi kualitas tidur. Tempat tidur rumah sakit seringkali lebih
keras daripada di rumah. Suara juga mempengaruhi tidur. Tingkat suara
yang diperlukan untuk membangunkan orang tergantung pada tahap tidur.
f. Latihan fisik dan kelelahan
Seseorang yang kelelahan menengah (moderate) biasanya memperoleh
tidur yang mengistirahatkan, khususnya jika kelelahan adalah hasil dari
kerja atau latihan yang menyenangkan. Latihan 2 jam atau lebih sebelum
waktu tidur membuat tubuh mendingin dan mempertahankan suatu
keadaan melelahkan yang meningkatkan relaksasi. Akan tetapi kelelahan
yang berlebihan yang dihasilkan dari kerja yang meletihkan atau penuh
stres membuat sulit tidur
g. Asupan makanan dan kalori
Orang tidur lebih baik ketika sehat sehingga mengikuti kebiasaan makan
yang baik adalah penting untuk kesehatan yang tepat dan tidur. Makan
besar, berat, dan/atau berbumbu pada makan malam dapat menyebabkan
tidak dapat dicerna yang mengganggu tidur. Kafein dan alkohol yang
dikomsumsi pada malam hari mempunyai efek produksi-insomnia
sehingga mengurangi atau menghindari zat tersebut secara drastis adalah
strategi penting yang digunakan untuk meningkatkan tidur
PENGKAJIAN TEORITIS
Riwayat Kesehatan
- Riwayat penyakit sekarang : Biasanya keadaan klien mulai
tarjadinya luka bakar, penyabeb lamanya kontak, pertolongan
pertama yang dilakuakn serta keluhan klien selama menjalan
perawatan ketika dilakukan pengkajian. Apabila dirawat meliputi
beberapa fase : fase emergency (±48 jam pertama terjadi perubahan
pola bak), fase akut (48 jam pertamabeberapa hari / bulan ), fase
rehabilitatif (menjelang klien pulang).
- Riwayat penyakit masa lalu : Biasanya klien sebelum mengalami
luka bakar. Resiko kematian akan meningkat jika klien mempunyai
riwayat penyakit kardiovaskuler, paru, DM, neurologis, atau
penyalagunaan obat dan alcohol
- Riwayat penyakit keluarga : Biasanya kesehatan keluarga dan
penyakit yang berhubungan dengan kesehatan klien, meliputi :
jumlah anggota keluarga, kebiasaan keluarga mencari pertolongan,
tanggapan keluarga mengenai masalah kesehatan, serta
kemungkinan penyakit turunan.
Pola ADL (Activity Daily Living)
- Aktifitas/istirahat: Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan;
keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit; gangguan massa
otot, perubahan tonus.
- Sirkulasi: Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT):
hipotensi (syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas
yang cedera; vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi,
kulit putih dan dingin (syok listrik); takikardia
(syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok listrik); pembentukan
oedema jaringan (semua luka bakar).
- Eliminasi: Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase
darurat; warna mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin,
mengindikasikan kerusakan otot dalam; diuresis (setelah kebocoran
kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising
usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari
20% sebagai stres penurunan motilitas/peristaltik gastrik.
- Makanan/cairan: Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia;
mual/muntah.
- Neurosensori: Gejala: area batas; kesemutan, Tanda: perubahan
orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon dalam (RTD)
pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik); laserasi
korneal; kerusakan retinal; penurunan ketajaman penglihatan (syok
listrik); ruptur membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera
listrik pada aliran saraf).
- Nyeri/kenyamanan: Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar
derajat pertama secara eksteren sensitif untuk disentuh; ditekan;
gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan sedang
derajat kedua sangat nyeri; smentara respon pada luka bakar
ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka
bakar derajat tiga tidak nyeri.
- Pernafasan: Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama
(kemungkinan cedera inhalasi). Tanda: serak; batuk mengii;
partikel karbon dalam sputum; ketidakmampuan menelan sekresi
oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi. Pengembangan torak
mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan nafas
atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme,
oedema laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema paru); stridor
(oedema laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi).
Riwayat psiko-sosial Pada klien dengan luka bakar sering muncul
masalah konsep diri body image yang disebabkan karena fungsi kulit
sebagai kosmetik mengalami gangguan perubahan. Selain itu juga
luka bakar juga membutuhkan perawatan yang laam sehingga
mengganggu klien dalam melakukan aktifitas. Hal ini menumbuhkan
stress, rasa cemas, dan takut.
Pemeriksaan kulit Merupakan pemeriksaan pada darah yang
mengalami luka bakar (luas dan kedalaman luka).
2. DERMATITIS
A. Defenisi
Dermatitis adalah peradangan kulit epidermis dan dermis
sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen,
menimbulkan kelainan klinis berubah eflo-resensi polimorfik (eritema,
edema,papul, vesikel, skuama, dan keluhan gatal). (Adhi Juanda,2005)
DERMATITIS lebih dikenal sebagai eksim, merupakan
penyakit kulit yang mengalami peradangan. Dermatitis dapat terjadi
karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai jenis, terutama
kulit yang kering. Umumnya enzim dapat menyebabkan
pembengkakan, memerah, dan gatal pada kulit. Dermatitis tidak
berbahaya, dalam arti tidak membahayakan hidup dan tidak menular.
Walaupun demikian, penyakit ini jelas menyebabkan rasa tidak
nyaman dan amat mengganggu. Dermatitis muncul dalam beberapa
jenis, yang masing-masing memiliki indikasi dan gejala Dermatitis
yang muncul dipicu alergen (penyebab alergi) tertentu seperti racun
yang terdapat pada berbeda.
B. Etiologi
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar(eksogen), misalnya
bahan kimia (contoh : detergen,asam, basa, oli, semen), fisik (sinar dan
suhu), mikroorganisme (contohnya : bakteri, jamur) dapat pula dari
dalam(endogen), misalnya dermatitis atopik.(Adhi Djuanda,2005)
Sejumlah kondisi kesehatan, alergi, faktor genetik, fisik, stres,
dan iritasi dapat menjadi penyebab eksim. Masing-masing jenis eksim,
biasanya memiliki penyebab berbeda pula. Seringkali, kulit yang
pecah-pecah dan meradang yang disebabkan eksim menjadi infeksi.
Jika kulit tangan ada strip merah seperti goresan, kita mungkin
mengalami selulit infeksi bakteri yang terjadi di bawah jaringan kulit.
Selulit muncul karena peradangan pada kulit yang terlihat bentol-
bentol, memerah, berisi cairan dan terasa panas saat disentuh dan
.Selulit muncul pada seseorang yang sistem kekebalan tubuhnya tidak
bagus. Segera periksa ke dokter jika kita mengalami selulit dan eksim.
C. Manifestasi Klinik
Subyektif ada tanda–tanda radang akut terutama priritus
( sebagai pengganti dolor). Selain itu terdapat pula kenaikan suhu
(kalor), kemerahan (rubor), edema atau pembengkakan dan gangguan
fungsi kulit (function laisa).Obyektif, biasanya batas kelainan tidak
tgas an terdapt lesi polimorfi yang dapat timbul scara serentak atau
beturut-turut. Pada permulaan eritema dan edema.Edema sangat jelas
pada klit yang longgar misalya muka (terutama palpebra dan bibir) dan
genetelia eksterna .Infiltrasi biasanya terdiri atas papul.
Dermatitis madidans (basah) bearti terdapat eksudasi.Disana-
sini terdapat sumber dermatitis, artinya terdapat Vesikel-veikel
fungtiformis yang berkelompok yang kemudian membesar. Kelainan
tersebut dapat disertai bula atau pustule, jika disertai infeksi.Dermatitis
sika (kering) berarti tiak madidans bila gelembung-gelumbung
mongering maka akan terlihat erosi atau ekskoriasi dengan krusta. Hal
ini berarti dermatitis menjadi kering disebut ematiti sika.Pada stadium
tersebut terjadi deskuamasi, artinya timbul sisik. Bila proses menjadi
kronis tapak likenifikasi dan sebagai sekuele telihat hiperpigmentai tau
hipopigmentasi.
D. Patofisiologi
1. Dermatitis Kontak
Terdapat 2 tipe dermatitis kontak yang disebabkan oleh zat
yang berkontak dengan kulit yaitu dermatitis kontak iritan dan
dermatitis kontak alergik.
Dermaitis Kontak Iritan :
Kulit berkontak dengan zat iritan dalam waktu dan konsentrasi
cukup, umumnya berbatas relatif tegas. Paparan ulang akan
menyebabkan proses menjadi kronik dan kulit menebal disebut
skin hardering.
Dermatitis Kontak Alergik :
Batas tak tegas. Proses yang mendasarinya ialah reaksi
hipersensitivitas. Lokalisasi daerah terpapar, tapi tidak tertutup
kemungkinan di daerah lain.
2. Dermatitis Atopik
Bersifat kronis dengan eksaserbasi akut, dapat terjadi infeksi
sekunder. Riwayat stigmata atopik pada penderita atau
keluarganya.
3. Dermatitis Numularis
Kelainan terdiri dari eritema, edema, papel, vesikel, bentuk
numuler, dengan diameter bervariasi 5 – 40 mm. Bersifat
membasah (oozing), batas relatif jelas, bila kering membentuk
krusta. bagian tubuh
4. Dermatitis Statis
Akibat bendungan, tekanan vena makin meningkat sehingga
memanjang dan melebar. Terlihat berkelok-kelok seperti cacing
(varises). Cairan intravaskuler masuk ke jaringan dan terjadilah
edema. Timbul keluhan rasa berat bila lama berdiri dan rasa
kesemutan atau seperti ditusuk-tusuk. Terjadi ekstravasasi eritrosit
dan timbul purpura. Bercak-bercak semula tampak merah berubah
menjadi hemosiderin. Akibat garukan menimbulkan erosi, skuama.
Bila berlangsung lama, edema diganti jaringan ikat sehingga kulit
teraba kaku, warna kulit lebih hitam
5. Dermatitis Seiboroika
Merupakan penyakit kronik, residif, dan gatal. Kelainan berupa
skuama kering, basah atau kasar; krusta kekuningan dengan bentuk
dan besar bervariasi.Tempat kulit kepala, alis, daerah nasolabial
belakang telinga, lipatan mammae, presternal, ketiak, umbilikus,
lipat bokong, lipat paha dan skrotum.Pada kulit kepala terdapat
skuama kering dikenal sebagai dandruff dan bila basah
disebutpytiriasis steatoides ; disertai kerontokan rambut. Lesi dapat
menjalar ke dahi, belakang telinga, tengkuk, serta oozing
(membasah), da menjadi nkeadaan eksfoliatif generalisata. Pada
bayi dapat terjadi eritroderma deskuamativa atau disebut penyakit
Leiner.
E. Komplikasi
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Infeksi sekunder
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit,
protein total, albumin, globulin
b. Urin : pemerikasaan histopatologi
2. Penunjang : pemeriksaan histopatologi
G. Penatalaksanaan
1. Umum
1. Mengatasi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
2. Mengatasi hipotermia
3. Perbaikan kesadaran umum
4. Emolient untuk mengurangi kulit yang kaku
2. Khusus pengobatan spesifik tergantung kausa. Umumnya
dengan kortikosteroid dengan dosis awal 40-60 mg
prednison/hari. Antibiotika diberikan terutama untuk kasus-
kasus yang eksofoliasinya dalam keadaan lembab untuk
menghindari infeksi.
3. Perawatan inap di isolasi
4. Konsultasi : Penyakit dalam, mata, ICU
H. Asuhan Keperawatan
1. PENGKAJIAN.
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada
pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien
untuk menanggulanginya.
b. Riwayat Penyakit Dahulu :
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau
penyakit kulit lainnya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga :
d. Apakah ada keluarga yang pernah menderita penyakit seperti ini
atau penyakit kulit lainnya.
e. Riwayat Psikososial :
Apakah pasien merasakan kecemasan yang berlebihan. Apakah
sedang mengalami stress yang berkepanjangan.
f. Riwayat Pemakaian Obat :
Apakah pasien pernah menggunakan obat-obatan yang dipakai pada
kulit, atau pernahkah pasien tidak tahan (alergi) terhadap sesuatu
obat
2. Pola ADL
Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan
o Persepsi terhadap penyakit :
Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan
penyakit. Apakah pasien langsung mencari pengobatan atau
menunggu sampai penyakit tersebut mengganggu aktivitas
pasien.
o Penggunaan :
Tanyakan tentang penggunaan obat-obat tertentu (misalnya
antidepresan trisiklik, antihistamin, fenotiasin, inhibitor
monoamin oksidase ( MAO), antikolinergik dan antispasmotik
dan obat anti-parkinson
Tanyakan tentang penggunaan alcohol, dan tembakau untuk
mengetahui gaya hidup klien.
Pola Nutrisi/Metabolisme
o Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien
( pagi, siang dan malam )
o Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual
muntah, pantangan atau alergi
o Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan
o Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan
sayur-sayuran yang mengandung vitamin antioksidant
Pola Eliminasi
o Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna dan
karakteristiknya
o Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi
o Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah
penggunaan alat bantu untuk miksi dan defekasi.
Pola Aktivitas/Olahraga
o Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan
gangguan pada kulit.
o Kekuatan Otot :Biasanya klien tidak ada masalah dengan
kekuatan ototnya karena yang terganggu adalah kulitnya
o Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.
Pola Istirahat/Tidur
o Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien
o Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah
istirahat/tidur yang berhubungan dengan gangguan pada kulit
o Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa
segar atau tidak?
Pola Kognitif/Persepsi
o Kaji status mental klien
o Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dalam
memahami sesuatu
o Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada
bicara klien. Identifikasi penyebab kecemasan klien
o Kaji penglihatan dan pendengaran klien.
o Kaji apakah klien mengalami vertigo
o Kaji nyeri : Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak
merah pada kulit.
Pola Persepsi dan Konsep Diri
o Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya
sendiri, apakah kejadian yang menimpa klien mengubah
gambaran dirinya
o Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa
cemas, depresi atau takut
o Apakah ada hal yang menjadi pikirannya
Pola Peran Hubungan
o Tanyakan apa pekerjaan pasien
o Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan klien
seperti: pasangan, teman, dll.
o Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan
perawatan penyakit klien
Pola Seksualitas/Reproduksi
o Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan
penyakitnya
o Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan
terkait dengan menopau
o Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan dalam
pemenuhan kebutuhan seks
Pola Koping-Toleransi Stres
o Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS
( financial atau perawatan diri )
o Kaji keadan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien
mengatasi kecemasannya (mekanisme koping klien ). Apakah
ada penggunaan obat untuk penghilang stress atau klien sering
berbagi masalahnya dengan orang-orang terdekat.
Pola Keyakinan-Nilai
o Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-pantangan
dalam beragama serta seberapa taat klien menjalankan ajaran
agamanya. Orang yang dekat kepada Tuhannya lebih berfikiran
positif.
NOC NIC
NO DIAGNOSA KEP
1 Ganguan integritas kulit Integritas Jaringan : Kulit danPengawasan Kulit
Membran Mukosa Aktifitas :
Penyembuhan Luka : Tahapan Memantau area merah dan rusak
Utama dari kulit
Penyembuhan Luka : Tahapan Memantau kudis dan abrasi kulit
Kedua Memantau kelainan kekeringan
dan kelembaban kulit
Memantau warna kulit
Memantau suhu kulit
Mencatat perubahan kulit atau
membrane mukosa
Menginstruksikan anggota
keluarga/pemberi perawatan
tentang tanda-tanda dari
kerusakan kulit, jika perlu
2 Resiko infeksi Integritas diameter jalan masuk. Kontrol Infeksi
Status imun. Batasi jumlah
Pengetahuan : Kontrol infeksi pengunjung/pembezuk.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika di obati, secara umum akan
menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah
satu dari ketiga masalah berikut : insomnea : gerakan atau sensasi abnormal
dikala tidur atau ketika terjaga di tengah malam ; atau rasa mengantuk yang
berlebihan di siang hari. Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu
mengalami atau berisiko mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau
kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau
mengganggu gaya hidup yang diinginkannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/6369623/ASUHAN_KEPERAWATAN_DERMATITI
S
https://www.academia.edu/11753517/COMBUSTIO_LUKA_BAKAR