Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

TENTANG
ASUHAN KEPERAWATAN INSOMNIA

Kelompok 3 :
Rabeca Noveresy
Rosmini
Siti Maryamah
Sri Wahyuni
Syarifah Nuraiza
Syukri Herman
Vonni Pebriani
Wdia Ningrum
Yeni Ardila Ningsih
Yonanda diki purwati
Yuda Nugraha
Yulia Prastika
Dosen pembimbing : Ns. Nina Selvia Artha, M.Kep

POLTEKKES KEMENKES RIAU


PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
DI LUAR KAMPUS UTAMA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Asuhan Keperawatan Insomnia. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah
ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II.
Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan, pencarian bahan,
sampai penulisan, saya mendapat bantuan, saran, petunjuk, dan bimbingan dari
banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Saya menyadari bahwa banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Pematang reba, 24 September 2020

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................. 2
C. Manfaat .............................................................................................. 2
BAB II TIANJAUAN TEORITIS
A. Definisi ................................................................................................ 3
B. Etiologi ................................................................................................ 3
C. Patofisiologi......................................................................................... 4
D. Manifestasi Klinis............................................................................... 5
E. Klasifikasi............................................................................................ 5
F. Penatalaksanaan ................................................................................ 6
G. Komplikasi ......................................................................................... 7
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian........................................................................................... 8
B. Diagnose .............................................................................................. 8
C. Intervensi ............................................................................................ 9
D. Implementasi....................................................................................... 10
E. Evaluasi ............................................................................................... 10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 11
B. Saran.................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istirahat dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya bagi kesehatan
yang baik dengan nutrisi yang baik dan olahraga yang cukup. Tiap individu
membutuhkan jumlah yang berbeda untuk istirahat dan tidur. Kesehatan fisik
dan emosi vang tergantung pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
dasar manusia. Tanpa jumlah istirahat dan tidur yang cukup, kemampuan
untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam aktivitas
harian akan menurun, dan meningkatkan iritabilitas. Gangguan tidur adalah
kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan menyebabkan gangguan
tidur malam yang mengakibatkan munculnya insomnia.
Insomnia merupakan ganggguan tidur yang paling sering dikeluhkan.
Penelitian menunjukkan bahwa kurang lebih 1/3 dari orang dewasa pernah
menderita insomnia setiap tahunnya. Gangguan tidur ini dapat mempengaruhi
pekerjaan, aktifitas social dan status kesehatan penderitanya. Bukti lain
menunjukkan bahwa adanya korelasi yang bermakna antara kurang tidur dan
kecelakaan lalu lintas.
Kesulitan untuk memulai tidur (initiating sleep) lebih sering dijumpai
pada wanita, sedangkan kesulitan mempertahankan tidur dan terbangun pada
pagi hari memiliki prevalensi yang sama antara wanita dan pria . Keluhan
insomnia lebih sering didapat pada orang yang mudah cemas atau depresi,
orang dengan sosial ekonomi yang rendah, bercerai ,mereka dengan penyakit
kronis, dan pada peminum alkohol berat.
Insomnia umumnya merupakan kondisi sementara atau jangka pendek.
Dalam beberapa kasus, insomnia dapat menjadi kronis. Hal ini sering disebut
sebagai gangguan penyesuaian tidur karena paling sering terjadi dalam
konteks situsional stress akut, seperti pekerjaan baru atau menjelang ujian.

1
Insomnia ini biasanya hilang ketika stressor hilang atau atau individu telah
beradaptasi dengan stressor. Namun, insomnia sementara sering berulang
ketika tegangan baru atau serupa muncul dalam kehidupan pasien.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan makalah ini dapat mengetahui konsep penyakit dan asuhan
keperawatan klien dengan insomnia
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui defenisi insomnia
b. Untuk mengetahui etiologi insomnia
c. Untuk mengetahui patofisiologi insomnia
d. Untuk mengetahui manifestasi klinis insomnia
e. Untuk mengetahui klasifikasi insomnia
f. Untuk mengetahui penatalaksanaan insomnia
g. Untuk mengetahui komplikasi insomnia
h. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan klien dengan insomnia

C. Manfaat
1. Bagi kampus
Dapat dijadikan literature pembelajaran asuhan keperawatan klien
dengan insomnia
2. Bagi mahasiswa
Dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk mempelajari asuhan
keperawatan klien dengan insomnia

2
BAB II

KONSEP INSOMNIA

A. Defenisi
Insomnia (berasal dari kata in = tidak dan sommus = tidur) bisa
menyebabkan seseorang tampak tidak segar atau lesu di pagi hari.(Subandi, A,
2008:3)
Menurut beberapa sumber terdapat berbagai definisi insomnia. Nanda
(2012) menyebutkan bahwa insomnia adalah suatu gangguan kuantitas dan
kualitas tidur yang menghambat fungsi fisik seseorang. Menurut Simpson
(1996), Insomnia merupakan ketidakmampuan untuk tertidur meskipun ada
keinginan untuk melakukannya. Menurut Holbrok (2000), Insomnia adalah
gangguan tidur yang terjadi setiap tiga kali dalam seminggu dan terjadi
setidaknya dalam satu bulan. Sedangkan menurut Zorick (1994), Insomnia
adalah gejala yang dialami oleh seseorang yang mengalami kesulitan untuk
tidur, sering terbangun dari tidur, dan mengalami tidur yang singkat.
Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa
kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap tertidur. Bahkan seseorang
yang terbangun dari tidur, tetapi merasa belum cukup tidur dapat disebut
mengalami insomnia (Japardi, 2002). Dengan demikian, insomnia merupakan
ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas
maupun kuantitas. (Asmadi, 2008: 139)

B. Etiologi
Beberapa faktor yang merupakan penyebab insomnia yaitu:
1. Faktor psikologis

3
Stress yang berkepanjangan paling sering menjadi penyebab dari
insomnia jenis kronis, sedangkan berita-berita buruk gagal rencana dapat
menjadi penyebab insomnia transient.
2. Problem psikiatri
Depresi paling sering ditemukan. Jika bangun lebih pagi dari biasanya
yang tidak diinginkan, adalah gejala paling umum dari awal depresi,
cemas, neorosa, dan gangguan psikologi lainnya sering menjadi penyebab
dari gangguan tidur
3. Sakit fisik
Sesak nafas pada orang yang terserang asma, sinus, flu sehingga
hidung yang tersumbat dapat merupakan penyebab gangguan tidur.
Selama penyebab fisik atau sakit fisik tersebut belum dapat ditanggulangi
dengan baik, gangguan tidur atau sulit tidur akan tetap terjadi.
4. Faktor lingkungan
Lingkungan yang bising seperti lingkungan lintasan pesawat jet, lintas
kereta api, pabrik atau bahkan TV tetangga dapat menjadi faktor penyebab
susah tidur.
5. Gaya hidup
Alcohol, rokok, kopi, obat penurun berat badan, jam kerja yang tidak
teratur, juga dapat menjadi faktor penyebab sulit tidur.

C. Patofisiologi
Tidur merupakan suatu ritme biologis yang bekerja 24 jam yang
bertujuan untuk mengembalikan stamina untuk kembali beraktivitas. Tidur
dan terbangun diatur oleh batang otak, thalamus, hypothalamus dan beberapa
neurohormon dan neurotransmitter juga dihubungkan dengan tidur. Hasil
yang diproduksi oleh mekanisme serebral dalam batang otak yaitu serotonin.
Serotonin ini merupakan neurotransmitter yang berperan sangat penting dalam

4
menginduksi rasa kantuk, juga sebagai medula kerja otak(Guyton & Hall,
2008).
Dalam tubuh serotonin diubah menjadi melatonin yang merupakan
hormone katekolamin yang diproduksi secara alami oleh tubuh.Adanya lesi
pada pusat pengatur tidur di hypothalamus juga dapat mengakibatkan keadaan
siaga tidur. Katekolamin yang dilepaskan akan menghasilkan hormone
norepineprin yang akan merangsang otak untuk melakukan peningkatan
aktivitas. Stress juga merupakan salah satu factor pemicu, dimana dalam
keadaan stress atau cemas, kadar hormone katekolamin akan meningkat dalam
darah yang akan merangsang sistem saraf simpatetik sehingga seseorang akan
terus terjaga (Perry, dalam Iswari & Wahyuni, 2013).

D. Manifestasi Klinis
1. Perasaan sulit tidur, bangun terlalu awal
2. wajah keliatan kusam
3. mata merah, hingga timbul bayangan gelap di bawah mata
4. lemas, mudah mengantuk
5. resah dan mudah cemas
6. sulit berkonsentrasi, depresi, gangguan memori, dan gampang tersinggung
E. Klasifikasi
1. Insomnia sementara (transient )
Yakni insomnia yang berlangsung beberapa malam dan biasanya
berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu yang berlangsung
sementara dan biasanya menimbulkan stress dan dapat dikenali dengan
mudah oleh pasien sendiri. Diagnosis transient insomnia biasanya dibuat
secara retrospektif setelah keluhan pasien sudah hilang. Keluhan ini
kurang lebih ditemukan sama pada pria dan wanita dan episode berulang
juga cukup sering ditemukan, faktor yang memicu antara lain akibat
lingkungan tidur yang berbeda, gangguan irama sirkadian sementara

5
akibat rotasi waktu kerja, stress situasional akibat lingkungan kerja
baru, dan lain-lainnya. Transient insomnia biasanya tidak memerlukan
terapi khusus dan jarang membawa pasien kedokter.
2. Insomnia jangka pendek
Yakni gangguan tidur yang terjadi dalam jangka waktu dua
sampai tiga minggu. Kedua jenis insomnia ini biasanya menyerang
orang yang sedang mengalami stress, berada di lingkungan yang
ribut-ramai, berada di lingkungan yang mengalami perubahan temperatur
ekstrim, masalah dengan jadwal tidur-bangun seperti yang terjadi saat
jetlag, efek samping pengobatan.
3. Insomnia kronis
Kesulitan tidur yang dialami hampir setiap malam selama sebulan atau
lebih. Salah satu penyebab chronic insomnia yang paling umum adalah
depresi. Penyebab lainnya arthritis, gangguan ginjal, gagal jantung, sleep
apnea. Namun demikian, insomnia kronis bisa juga disebabkan oleh faktor
perilaku, termasuk penyalahgunaan kafein, alcohol, dan substansi lain,
siklus tidur/bangun yang disebabkan oleh kerja lembur dan kegiatan
malam hari lainnya, dan stress kronis.

F. Penatalaksanaan Medis
1. Psikoterapi
Keberhasilan mengatasi insomnia, sangat tergantung dari kemampuan
pasien untuk santai dan belajar bagaimana cara-cara tidur yang benar.
Terapi perilaku bisa menyembuhkan insomnia kronik dan terapi ini efektif
untuk segala usia, terutama pasien usia tua.
2. Herbal
Bahan-bahan seperti valerian (untuk relaksasi otot), melatonin (untuk
gangguan irama sirkadian seperti jetlag). Melatonis menurunkan fase tidur
laten, meningkatkan efisiensi tidur, dan meningkatkan persentasi tidur

6
REM (Rapid Eye Movement), dan chamomile (untuk mengurangi
kecemasan) banyak dipakai untuk terapi insomnia.
3. Terapi cahaya
Prinsip terapi ini adalah bahwa cahaya terang dapat mengurangi rasa
mengantuk dan kegelapan bisa menyebabkan mengantuk.
4. Farmakoterapi
Tujuan pengobatan dengan obat-obatan hipnotik bukan hanya untuk
meningkatkan kualitas dan durasi tidur, tapi juga untuk meningkatkan
derajat kewaspadaan pada siang harinya dan untuk menghilangkan
hyperarousal state.

G. Komplikasi
1. Efek fisilogis
Karena kebanyakan insomnia diakibatkan oleh stress, terdapat
peningkatan noraadrenalin serum, peningkatan ACTH dan kortisol, juga
penurunan produksi melatonin
2. Efek psikologis
Dapat berupa gangguan memori, gangguan berkonsentrasi, irritable,
kehilangan motivasi, depresi, dan sebagainya.
3. Efek fisik/somatic
Dapat berupa kelelahan, nyeri otot, hipertensi, dan sebagainya
4. Efek sosial
Dapat berupa kualitas hidup yang terganggu, seperti susah mendapat
promosi pada lingkungan kerjanya, kurang bisa menikmati hubungan
sosial dan keluarga

7
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN INSOMNIA

A. Pengkajian
Aspek yang perlu dikaji klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan
kebutuhan istirahat dan tidur meliputi pengkajian mengenai:
1. Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur, jam berapa
biasa bangun tidur, dan keteraturan pola tidur klien
2. Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti membaca buku,
buang air kecil, dan lain-lain
3. Gangguan tidur yang sering dialami klien dan cara mengatasinya
4. Kebiasaan tidur siang
5. Lingkungan tidur klien
Bagaimana kondisi lingkungan tidur klien, apakah kondisinya bising,
gelap, atau suhunya dingin, dan lain-lain
6. Peristiwa yang baru dialami klien dalam hidup
Perawat mempelajari apakah peristiwa yang dialami klien, yang
menyebabkan klien mengalami gangguan tidur
7. Status emosi dan mental klien
Status emosi dan mental memengaruhi terhadap kemampuan klien untuk
istirahat dan tidur. Perawat perlu mengkaji mengenai status emosional dan
mental klien, misalnya apakah klien mengalami stress emosional dan
ansietas, juga dikaji sumber stress yang dialami klien.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Masalah keperawatan : Insomnia
2. Batasan karakteristik

8
a. Afek tambah berubah
b. Tampak kurang energy
c. Peningkatan ketidakhadiran di tempat kerja/sekolah
3. Faktor yang berhubungan
a. Pola aktivitas (mis, pengaturan waktu, jumlah)
b. Ansietas
c. Depresi
d. Faktor lingkungan (mis, suara bising lingkungan sekitar, pencahayaan
siang hari/malam hari, suhu/kelembapan lingkungan sekitar, tatanan
yang asing)
e. Ketakutan
f. Berduka
g. Stress
h. Gangguan pola tidur normal (mis, perjalanan, kerja sif, tanggung
jawab sebagai orang tua)

C. Intervensi
NOC
1. pasien memperliatkan tidur, yang dibuktikan oleh indicator sebagai
berikut (sebutkan 1-5 : gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak
ada gangguan)
a. jumlah jam tidur (sedikitnya 5 jam per 24 jam untuk orang dewasa)
b. Pola, kualitas, rutinitas tidur
c. Perasaan segar setelah tidur
d. Terbangun di waktu yang sesuai
2. Mengidentifikasi tindakan yang dapat meningkatkan tidur atau istirahat
3. Menunjukkan kesejahteraan fisik dan psikologis

9
NIC

1. Penurunan ansietas
Meminimalkan ketakutan, ketakutan berlebih, persangkaan, atau
ketidaknyamanan yang berhubungan dengan sumber yang tidak diketahui
akan bahaya yang diidentifikasi
2. Peningkatan koping
Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor, perubahan,
atau ancaman yang menganggu pemenuhan tuntutan dan peran hidup
3. Manajemen lingkungan
Memanipulasi lingkungan pasien untuk manfaat terapeutik
4. Manajemen energy
Mengatur penggunaan energy untuk menangani atau mencegah keletihan
dan mengoptimalkan fungsi
5. Manajemen nyeri
Meringankan rasa nyeri atau meredakan nyeri ke tingkat yang lebih
nyaman dan dapat diterima pasien

D. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan klien secara optimal.

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana
mengenai kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dan dilakukan
secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
lainnya. Penilaian dalam keperawatan bertujuan untuk mengatasi pemenuhan
kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan.

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut beberapa sumber terdapat berbagai definisi insomnia. Nanda
(2012) menyebutkan bahwa insomnia adalah suatu gangguan kuantitas dan
kualitas tidur yang menghambat fungsi fisik seseorang. Menurut Simpson
(1996), Insomnia merupakan ketidakmampuan untuk tertidur meskipun ada
keinginan untuk melakukannya. Menurut Holbrok (2000), Insomnia adalah
gangguan tidur yang terjadi setiap tiga kali dalam seminggu dan terjadi
setidaknya dalam satu bulan. Sedangkan menurut Zorick (1994), Insomnia
adalah gejala yang dialami oleh seseorang yang mengalami kesulitan untuk
tidur, sering terbangun dari tidur, dan mengalami tidur yang singkat.

B. Saran
Dalam melakukan praktek asuhan keperawatan agar mempersiapkan
diri membaca literature tentang insomnia sehingga dalam melaksanakan
sesuai dengan teori dan berkesinambungan baik dalam perdokumentasian
maupun dalam pelaksanaan keperawatan

11
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi,2008. Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika. Hal 139

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20351478-PR-Ruby%20Larasaty.pdf

https://www.academia.edu/26664383/MAKALAH_PENYAKIT_INSOMNIA_DAN
_ASKEP

https://id.scribd.com/doc/79811756/Asuhan-Keperawatan-Pada-Insomnia

12

Anda mungkin juga menyukai