DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
AIDIL SAPUTRA
ASMAUL HUSNA
ALVIN FAIZ
HILDA FITRI
NAZELLA AGRY
PUTRI MAULANI
REYHAN EGIANSYAH
LHOKSEUMAWE
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “MASALAH MASALAH YANG
TERJADI PADA KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN” dapat kami selesaikan
dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca tentang bagaimana kita terapkan rasa aman dan nyaman ini dalam keperawatan.
Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami
sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian
pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen pembimbing
kami yaitu Pak Abrar,dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami
dalam berbagai hal. Harapan kami, materi tentang rasa aman dan nyaman yang terdapat
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan
Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 4
Rumusan Masalah............................................................................................................. 4
Tujuan............................................................................................................................... 4
Manfaat............................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 5
Konsep.............................................................................................................................. 5
Rencana Asuhan............................................................................................................... 8
2.1 Pemgkajian................................................................................................................. 8
2.3 Perencanaan.............................................................................................................. 11
A.Kesimpulan................................................................................................................. 13
DAFTAR PUSAKA...................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kebutuhan rasa nyaman adalah suatu keadaan yang membuat seseorang merasa
nyaman, terlindung dari ancaman psikologis, bebas dari rasa sakit terutama nyeri.
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh setiap manusia
dalam mempertahankan kehidupan dan kesehatan, salah satunya adalah kebutuhan rasa
aman dan nyaman. Kenyamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan telah
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi) dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri).
Kenyamanan harus dipandang secara holistik mencakup empat aspek yaitu fisik, sosial,
psikososial dan lingkungan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
D. Manfaat Pembahasan
Potter & Perry, 2006 mengungkapkan kenyamanan atau rasa nyaman adalahsuatu
keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitukebutuhan akan ketentraman
(suatu kepuasan yang meningkatkanpenampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah
keadaan ketika individumengalami sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon
terhadapsuatu ransangan.Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis.
Pemenuhankebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas darikecelakaan
baik pasien,perawat atau petugas lainnya yang bekerja untukpemenuhan kebutuhan
tersebut.Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalamisensasi yang
tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsanganyang berbahaya .
a. Emosi.
Kecemasan,depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhikeamanan dan
kenyamanan.
b. Status mobilisasi.
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaranmenurun memudahkan
terjadinya resiko injury.
c. Gangguan persepsi sensory.
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahaya sepertigangguan
penciuman dan penglihatan.
d. Keadaan imunitas.
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehinggamudah terserang
penyakit.
e. Tingkat kesadaran.
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan.
f. Gangguan tingkat pengetahuan.
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapatdiprediksi
sebelumnya.
a. Jatuh.
Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh kecelakaan yang
terjadi di rumah sakit.Resiko jatuh lebih besardialami pasien lansia.
b. Oksigen.
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen akan mempengaruhi
keamanan pasien.
c. Pencahayaan.
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting.Tata pencahayaan
dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhikenyamanan pasien rawat inap.
4. Manifestasi Klinis.
a. Vakolasi.
1. Mengaduh.
2. Menangis.
3. Sesak nafas.
4. Mendengkur.
b. Ekspresi Wajah.
1. Meringis.
2. Mengeletuk gigi.
3. Mengernyit dahi.
4. Menutup mata, mulut dengan rapat.
5. Menggigit bibir.
c. Gerakan Tubuh.
1. Gelisah.
2. Imobilisasi.
3. Ketegangan otot.
4. Peningkatan gerakan jari dan tangan.
5. Gerakan ritmik atau gerakan menggosok.
6. Gerakan melindungi bagian tubuh.
d. Interaksi Sosial.
1. Menghindari percakapan.
2. Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri.
3. Menghindar kontak social.
4. Penurunan rentang perhatian.
5. Komplikasi.
a. Hipovolemik.
b. Hipertermi.
c. Masalah Mobilisasi
d. Hipertensie.
e. Edema Pulmonal.
f. Kejang.
6. Pemeriksaan penunjang.
7. Pemeriksaan fisik.
a. Inspeksi:ditemukan kulit tampak pucat, menggigil, gelisah, dan lemah.
b. Palpasi :pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin, nadi lambat.
c. Auskultasi :tekanan darah menurun.
8. Penatalaksanaan.
a. Relaksasi.
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan danstress.
Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadirasa tidak nyaman
atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi terbimbing klien
menciptakan kesan dalam pikiran,berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga
secara bertahap kliendapat mengurangi rasa nyerinya.
b. Teknik imajinasi.
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan
individu informasi tentang respon fisiologis misalnyatekanan darah.Hipnosis diri
dapat membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif dan
dapat mengurangi ditraksi.Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara
sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau
mencegahstimulus nyeri.
c. Teknik Distraksi.
Teknik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyerike stimulus
yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual(melihat pertandingan,
menonton televisi,dll),distraksi pendengaran(mendengarkan music,suara
gemericik air),distraksi pernafasan( bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain
kartu).
d. Terapi dengan pemberian analgesik.
Pemberian obat analgesik sangat membantu dalam manajemen nyeriseperti
pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yangbekerja pada saraf
perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan inflamasi,dan analgesic opioid
(morfin,kodein) yang dapat meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi
lebih nyamanwalaupun terdapat nyeri.
e. Immobilisasi.
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat kontraktur
atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegahterjadinya penyakit baru seperti
decubitus.
2.1 Pengkajian.
2.2.1 Definisi.
Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang sama disertai responautonom,
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.Perasaan ini
merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan bahaya yang akan terjadi
dan memampukanindividu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.
2.2.2 Batasan karakteristik.
a. Perilaku:
1) Penurunan produktivitas.
2) Mengekspresikan kehawatiran akibat perubahan dalamperistiwa hidup.
3) Gerakan yang tidak relevan.
4) Gelisah.
5) Memandang sekilas.
6) Insomnia.
b. Efektif.
1) Gelisah.
2) Kesedihan yang mendalam.
3) Distres.
4) Ketakutan.
5) Perasaan tidak kuat.
c. Fisiologis.
1) Wajah tegang.
2) Insomnia.
3) Peningkatan keringat.
4) Peningkatan ketegangan.
5) Terguncang.
2.2.3 Faktor yang berhubungan.
a. Terpajan toksin.
b. Hubungan keluarga atau hereditas.
c. Transmisi dan penularan interpersonal.
d. Krisis situasi dan maturasi.
e. Stres.
f. Penyalahgunaan zat.
g. Ancaman kematian.
2.2.4 Definisi.
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibatadanya kerusakan
jaringan yang aktual atau potensial, awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan
intensitas ringan sampai berat.
2.2.5 Batasan karakteristik.
a. Subjektif.
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri denganisyarat.
b. Objektif.
1) Posisi untuk menghindari nyeri.
2) Perubahan tonus otot.
3) Perubahan selera makan.
2.2.6 Faktor yang berhubungan.
Agen-agen penyebab cedera misalnya(biologis,kimia, fisik danpsikologis).
2.2.1 Definisi.
Merasa kurang senang,lega dan sempurna dalam dimensi fisik,psikospiritual,
ligkungan dan sosial.
2.2.2 Batasan karakteristik.
a. Menangis.
b. Gangguan pola tidur.
c. Takut.
d. Ketidakmampuan untuk rileks.
e. Melaporkan perasaan tidak nyaman.
f. Melaporkan distress.
g. Melaporkan kurang puas dengan keadaan.
2.2.3 Faktor yang berhubungan.
a. Gejala terkait penyakit.
b. Sumber yang tidak adekuat.
c. Kurang pengendalian lingkungan.
d. Kurang privasi.
e. Kurang control situasi.
2.3 Perencanaan.
Diagnosa 1: Ansietas (Buku saku diagnosis keperawatan, hal 42).
A. Kesimpulan
Keamanan dan kenyamanan merupakan kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan
tersebut dibutuhkan oleh seluruh rentang usia manusia, terutama pada usia vulnarable
seperti anak dan lansia. Usia secara alami akan memepengaruhi kesanggupan individu
untuk mempertahankan dirinya agar senantiasa merasa nyaman. Saat kebutuhan akan
kenyamanan dan keamanan terganggu, maka akan ada dampak yang nyata kepada
kehidupan sehari-hari yang menjurus kepadapenurunan kualitas hidup.
Daftar Pustaka
Potter & Ferry.(2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,Proses dan Praktik
Edisi 4.Jakarta: EGC
Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis KeperawatanEdisi 9. Jakarta:
EGC.