Disusun oleh :
1. Baiti Puspita Damayanti (P1337420117087)
2. Infantriago Abrian M.H (P1337420117058)
3. Julia Handayani (P1337420117073)
4. Vita Syofiana (P1337420117070)
Kelas 1 A2
Dosen Pengajar : Dra. Desak Parwati, Skep, Ners, Mkes
1
KATA PENGATAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Konsep
Kebutuhan Keselamatan dan Kenyamanan tentang Penyakit Kronis”.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Amin
Penyusun,
2
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................................... 1
Kata Pengantar .................................................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 5
A. Definisi Keselamatan dan Kenyamanan ................................................................. 5
B. Cara Meningkatkan Keamanan ............................................................................... 7
C. Faktor yang Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan ..................................... 7
D. Definisi Penyakit Kronis ......................................................................................... 8
E. Kebutuhan Keselamatan dan Kenyamanan Penyakit Kronik ................................. 10
BAB II PENUTUP .............................................................................................................. 15
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 15
B. Saran ....................................................................................................................... 15
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun psikologis. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia antara lain: penyakit,
hubungan keluarga, konsep diri, dan tahap perkembangan.
Menurut Maslow kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau
hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling
tinggi (aktualisasi diri). Hierarchy of needs (hirarki kebutuhan) dari Maslow
menyatakan bahwa manusia memiliki 5 macam kebutuhan yaitu physiological needs
(kebutuhan fisiologis), safety and security needs (kebutuhan akan rasa aman), love
and belonging needs (kebutuhan akan rasa kasih sayang dan rasa memiliki), esteem
needs (kebutuhan akan harga diri), dan self-actualization (kebutuhan akan aktualisasi
diri).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keselamatan dan kenyamanan?
2. Bagaimana cara meningkatkan keamanan?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan?
4. Apa yang dimaksud dengan penyakit kronis?
5. Apa kebutuhan keselamatan dan kenyamanan bagi pasien dengan penyakit kronis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari keselamatan dan kenyamanan
2. Untuk mengetahui cara meningkatkan keamanan
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keamanan dan kenyamanan
4. Untuk mengetahui definisi dari penyakit kronis
5. Untuk mengetahui kebutuhan keselamtan dan kenyamanan bagi pasien dengan
penyakit kronis.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
keselamatan psikologis pada pengalaman yang baru dan yang tidak
dikenal. (Potter&Perry,2005).
2. Definisi Kenyamanan
Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) megungkapkan kenyamanan atau
rasa nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden
(keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan mesti
dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:
a. Fisik, yaitu berhubungan dengan sensasi tubuh.
b. Sosial, yaitu berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan
sosial.
c. Psikospiritual, yaitu berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri
sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan.
6
d. Lingkungan, yaitu berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal
manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan perawat telah memberikan
kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum
dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa
nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena
kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan kondisi yang mempengaruhi
perasaan tidak nyaman pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda
pada pasien.
7
4. Keadaan Imunits
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah
terserang penyakit
5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan, paralisis,
disorientasi, dan kurang tidur.
6. Informasi atau Komunikasi
Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat
menimbulkan kecelakaan.
7. Gangguan Tingkat Pengetahuan
Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi
sebelumnya.
8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
9. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.
10. Usia
Pembedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan
lansia mempengaruhi reaksi terhadap nyeri
11. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon
nyeri dan tingkat kenyamanannya.
12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri dan tingkat kenyaman yang mereka punya.
8
2006). Rasa sakit yang diderita akan mengganggu aktivitasnya sehari-hari, tujuan
dalam hidup, dan kualitas tidurnya (Affleck et al. dalam Sarafino, 2006).
9
a. Lived with illnesses. Pada kategori ini individu diharuskan beradaptasi dan
mempelajari kondisi penyakitnya selama hidup dan biasanya tidak mengalami
kehidupan yang mengancam. Penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah
diabetes, asma, arthritis, dan epilepsi.
b. Mortal illnesses. Pada kategori ini secara jelas kehidupan individu terancam dan
individu yang menderita penyakit ini hanya bisa merasakan gejala-gejala penyakit
dan ancaman kematian. Penyakit dalam kategori ini adalah kanker dan penyakit
kardiovaskuler.
c. At risk illnesses. Kategori penyakit ini sangat berbeda dari dua kategori
sebelumnya. Pada kategori ini tidak ditekankan pada penyakitnya, tetapi pada
risiko penyakitnya. Penyakit yang termasuk dalam kategori ini adalah hipertensi
dan penyakit yang berhubungan dengan hereditas.
Manajemen Diri
Manajemen diri merupakan proses dinamis, interaktif, artinya pasien terlibat aktif
dalam pengontrolan dan manajemen penyakitnya. Manajemen diri merujuk pada
kemampuan individu (pasien) untuk bekerja sama dengan keluarga, komunitas, dan
pemberi pelayanan kesehatan untuk melakukan manajemen gejala penyakit, terapi,
perubahan gaya hidup, dan konsekuensi psikososial, budaya, serta spiritual terkait
dengan kondisi penyakit (Richard & Shea, 2011). Manajemen diri pada pasien dengan
penyakit kronis mencakup perawatan diri, manajemen nutrisi, manajemen stres,
protokol terapi sesuai dengan penyakit dan dukungan sosial.
10
a. Perawatan Diri
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri
sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik
maupun psikologis. Pemenuhan perawatan diri dipengaruhi berbagai faktor, di
antaranya budaya, nilai sosial pada individu atau keluarga, pengetahuan terhadap
perawatan diri, dan persepsi terhadap perawatan diri (Hidayat, 2006). Perawatan
diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya
untuk memepertahankan hidupnya, kesehatannya, dan kesejahteraannya sesuai
dengan kondisi kesehatannya. Kemampuan untuk melakukan perawatan diri
meliputi kemampuan fungsional klien, baik di lingkungan rumah mereka maupun
dalam pelayanan kesehatan, meliputi aktivitas makan, mandi, berpakaian,
perawatan diri, dan berdandan (Potter & Perry, 2006).
11
Perawatan Pagi Hari
Perawatan pagi hari adalah perawatan yang dilakukan setelah
melakukan makan pagi dengan melakukan perawatan diri.
Perawatan Siang Hari
Perawatan siang hari adalah jenis perawatan diri yang dilakukan
setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan
setelah makan siang.
Perawatan Menjelang Tidur
Perawatan diri menjelang tidur adalah perawatan yang dilakukan pada
saat menjelang tidur agar pasien dapat tidur atau beristirahat dangan
tenang.
2. Jenis Perawatan Diri Berdasarkan Tempat
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat
melindungi tubuh dari berbagai kuman atau trauma sehingga
diperlukan perawatan yang adekuat (cukup) dalam mempertahankan
fungsinya. Perawatan diri pada kulit bertujuan untuk menghilangkan
atau membersihkan bau badan setelah melakukan aktivitas,
mengurangi kekeringan serta sel matidengan cara perawatan diri
berupa mencuci badan.
12
disertai kerusakan dasar kuku atau infeksi), bau tidak sedap yang
merupakan reaksi mikroorganisme yang menyebabkan bau tidak sedap.
Perawatan diri pada alat kelamin yang dimaksud adalah pada alat
kelamin perempuan dan laki-laki, yaitu pada organ eksterna masing-
masing.
b. Manajemen Nutrisi
Manajemen nutrisi adalah intervensi pengaturan diet yang adekuat untuk
mengurangi gejala penyakit, meningkatkan kenyamanan, mencegah atau sebagai
terapi malnutrisi. Manajemen nutrisi merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kealitas hidup dengan cara mengurangi gajala penyakit sehingga
dapat memaksimalkan kesehatan individu (Aziz, 2008).
c. Manajemen Stres
13
Secara umum, manajemen stres mencakup kebiasaan promosi kesehatan yang
dapat mengurangi dampak stres pada kesehatan fisik dan mental. Teknik ini sering
menjadi pendekatan yang masuk akal yang memberi dasarkan untuk hidup dalam
situasi stres rendah. Teknik yang umum dilakukan untuk manajemen stress, antara
lain olah raga teratur, humor, diet dan nutrisi yang baik, istirahat yang cukup, dan
teknik relaksasi (Potter & Perry, 2006).
e. Dukungan Sosial
Dukungan sosial adalah satu di antara fungsi pertalian atau ikatan sosial, dimana
segi fungsionalnya mencakup dukungan emosional, mendorong adanya ungkapan
perasaan, memberikan nasihat atau informasi, dan pemberian bantuan material.
Dukungan sosial terdiri atas informasi atau nasihat verbal dan atau nonverbal,
bantuan nyata atau tindakan yang diberikan karena adanya keakraban sosial
(Nursalam & Kuniawati, 2007).
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16