Anda di halaman 1dari 14

Mata Kuliah.

: Keperawatan Dasar

Dosen Pembimbing : Ns. Fanny Dewi Sartika S.kep., M.Kes., M.kep

KONSEP KEBUTUHAN
RASA AMAN DAN NYAMAN

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Alfira Endang Junaedhy


Hasria Ramadhani
Syayyidah Fatimah Azzahrah
Muh. Shahih Muhajir

Akademi Keperawatan Syekh Yusuf Gowa

Semester I/X/2020/20201
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan
Dasar dengan judul “KONSEP KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN ”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah
ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Sungguminasa, September 2020

Penyusun

Kelompok 1

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i


Daftar Isi ..................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. Latar belakang ................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 2
A. Pengertian Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman .............................................................. 2
B. Konsep Kebutuhan Rasa Aman ....................................................................................... 2
C. Konsep Kebutuhan Rasa Anyaman.................................................................................... 3
D. Prinsip Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman .................................................................... 3
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasa Aman dan Nyaman ........................................... 4
F. Konsep Dasar Perawatan dengan Masalah Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Perawatan Diri…… .................................................................................................................... 4
G. Asuhan Keperawatan Pada Masalah Kebutuhan Dasar Perawatan Diri........................... 7
BAB III ...................................................................................................................................... 10
PENUTUP ................................................................................................................................ 10
Kesimpulan ........................................................................................................................... 10
Saran .................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kebutuhan rasa aman yaitu suatu keadaan bebas dari segala fisik dan psikologis
merupakan salah satu KDM yang harus dipenuhi, serta dipengaruhi dengan faktor
lingkungan, Karena lingkungan yang aman akan secara otomatis kebetuhan dasar
manusia terpenuhi.

Seringkali terjadi hal kelainan terhadap klien yang berusia lanjut atau lansia
dikarenakan kurangnya perhatian terhadap klien. Untuk itu sebagai perawat memberi
ASKEP (Asuhan Keperawatan) kepada klien yang mengalami gangguan kebutuhan
rasa aman haruslah benar-benar diperhatikan agar kebutuhan klien terpenuhi.

B. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan Pengertian Konsep Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman

2. Menjelaskan Prinsip Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman.

3. Menjelaskan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasa Aman dan Nyaman.

4. Menjelaskan Tentang Kebutuhan Dasar Perawatan Diri

5. Menjelaskan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Perawatan Diri

C. Tujuan Penulisan

• Mengetahui Terkait Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman.

• Mengetahui Tentang Kebutuhan Perawatan Diri.

• Mengetahui Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Diri

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman

Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga keadaan
aman dan tentram (Potter& Perry, 2006). Kebutuhan rasa aman adalah kebutuhan untuk
melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap rasa aman seseorang dapat
dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, retmal dan bakteriologis. Kebutuhan akan
keamanan terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan interpersonal.Kebutuhan rasa
nyaman adalah suatu keadaan yang telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu
kebutuhan akan ketentraman, kelegaan, dan transenden (Kolcaba 1992, dalam Potter &
Perry, 2006). Secara umum dalam aplikasinya kebutuhan rasa nyaman adalah bebas dari
rasa nyeri.

B. Konsep Kebutuhan Rasa Nyaman

• Kebutuhan Fisiologi

Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan primer yang menjadi syarat dasar bagi
kelangsungan hidup manusia guna memelihara homeostasis tubuh. Kebutuhan fisiologis ini
mutlak harus terpenuhi, jika tidak dapat berpengaruh terhadap kebutuhan lainnya (Abraham
Maslow,1908-1970).
Kebutuhan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan
seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi (mis, penyakit, nyeri, cemas, dan
sebagainya. Kebutuhan Fisiologi terdiri dari :

1. Oksigen merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi manusia demi


kelangsungan hidup.

2. Cairan tubuh manusia sebanyak 50-60 (. Oleh karena itu tubuh membutuhkan
keseimbangan antara pemasukkan dan pengeluaran cairan.

3. Nutrisi merupakan kebutuhan esensial pada tubuh manusia yang apabila tidak
mendapat pasukan makanan dalam waktu cukup lama akan mengalami
kerusakkan pada sel dan jaringan tubuh yang berakibat fatal bagi fungsi tubuh
itu sendiri.

4. Temperatur berfungsi secara optimal bila suhu jika tubuh berada diluar rentang
itu maka dapat menimbulkan kerusakkan bagi sel tubuh.

5. Eliminasi merupakan suatu proses untuk mengeluarkan sampah metabolisme


ke luar tubuh melalui paru-paru, ginjal, kulit, dan pencernaan. Istirahat-tidur
dibutuhkan oleh manusia untuk memberikan kesempatan bagi tubuh untuk
memperbaiki sel-sel tubuh yang terganggung atau rusak.

2
6. Hubungan interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti kemampuan
berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah, kemampuan memahami,
tingkah laku yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami
orang-orang di sekitarnya dan lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu
kadang membuat perasaan cemas dan tidak aman (Asmadi, 2005).

C. Konsep Kebutuhan Rasa Anyaman

1. Ketentraman.

Ketentraman yaitu suatu keadaan yang aman dan teratur yang tidak
menimbulkan kekacauan yang membuat hati dan pikiran tenang. Contoh :
Mengerjakan tugas kuliah yang di berikan.

2. Kelegaan

Lega atau rileks yaitu suatu kadaan yang membuat seseorang merasa senang
tidak gelisah (khawatir) karena kebutuhan telah terpenuhi. Contoh : Merasa
senang ketika telah membayar uang SPP.

D. Prinsip Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman

Kebutuhan rasa aman dan nyaman mencakup empat aspek yaitu :

1. Fisik yaitu berhubungan dengan sensasi tubuh

2. Sosial yaitu berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan


sosial.

3. Psikospiritual yaitu berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri


sendiri yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan.

4. Lingkungan yaitu berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal


manusia seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rasa Aman dan Nyaman

• Emosi : Emosi menyebabkan marah depresi, dan kecemasan yang akan


mempengaruhi keselamatan dan kenyaman seseorang.

• Status Mobilisasi : Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan


kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury yang mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan seseorang.

• Gangguan Persepsi Sensori : Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan


yang berbahaya seperti gangguan penciuman dan penglihatan.

3
• Keadaan Imunits : Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang
sehinggak mudah terserang penyakit.

• Status nutrisi : Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan


mudah menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya dapat beresiko terhadap
penyakit tertentu.

• Jenis kelamin : Secara umum pria dan wanita berbeda dalam menangapi
seseuatu yang menggangu keamanan dan kenyamanan mereka.

• Usia : Perbedaan usia mempengaruhi tingkat keamanan dan

• kenyamanan.

F. Konsep Dasar Perawatan dengan Masalah Gangguan Pemenuhan


Kebutuhan Dasar Perawatan Diri

a. Pengertian Perawatan Diri

Hygiene adalah ilmu kesehatan, cara perawatan diri manusia untuk


memelihara kesehatan mereka disebut hygiene perorangan, cara perawatan
diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien.
Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu memenuhi
kebutuhan kesehatan sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik
memerlukan bantuan perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin.
Selain itu, beragam faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi praktik
hygiene klien (Potter & Perry, 2006). Personal hygiene berasal dari bahasa
Yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti
sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis
sesuai kondisi kesehatannya (Tarwoto & Wartonah, 2006).

b. Jenis-jenis Perawatan Diri


Menurut Nurjannah (2004) jenis-jenis perawatan diri yaitu:

1. Kurang perawatan diri : Mandi/kebersihan


Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktivitas mandi/kebersihan diri.
2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian/berhias.
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan
memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
3. Kurang perawatan diri : Makan

4
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkan aktivitas makan.
4. Kurang perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Dermawan,2013).

c. Tujuan Perawatan Diri


Menurut Tarwoto & Wartonah (2006) tujuan perawatan diri yaitu:

a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang


b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
d. Pencegahan penyakit
e. Meningkatkan percaya diri seseorang
f. Menciptakan keindahan

d. Macam-macam Perawatan Diri


Menurut Tarwoto & Wartonah (2006) macam-macam personal hygiene:

a. Perawatan kulit kepala dan rambut


b. Perawatan mata
c. Perawatan hidung
d. Perawatan telinga
e. Perawatan kuku kaki dan tangan
f. Perawatan genetalia
g. Perawatan kulit seluruh tubuh
h. Perawatan tubuh secara keseluruhan

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi


Menurut Potter & Perry (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi personal
hygiene yaitu:
a. Citra Tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentingnya hygiene
pada orang tersebut, citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang
tentang penampilan fisiknya, citra tubuh mempengaruhi cara
mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat
mempertimbangkan rincian kerapian ketika merencanakan perawatan
dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang
bagaimana memberikan perawatan hygiene.

5
b. Praktik Sosial
Kelompok-kelompok sosial pada seorang klien berhubungan dapat
mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak,
anak-anak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Remaja
dapat menjadi lebih perhatian pada hygiene seperti peningkatan
ketertarikan mereka pada lawan jenisnya.

c. Status Sosioekonomi
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat
praktik kebersihan yang digunakan. Perawat harus menentukan apakah
klien dapat menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodoran,
shampo, pasta gigi, dan kosmetik. Perawat juga harus menentukan jika
penggunaan dari produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan
sosial yang di praktikkan oleh kelompok sosial klien.

d. Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi
kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Demikian, pengetahuan itu
sendiri tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara
perawatan diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi
mendorong klien untuk meningkatkan hygiene.

e. Variable Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi
perawatan hygienis.Orang dari latar kebudayaan yang berbeda
mengikuti praktik perawatan diri yang berbeda. Dalam merawat klien
dengan praktik higienis yang berbeda, perawat menghindari menjadi
pembuat keputusan atau mencoba untuk menentukan standar
kebersihannya.

f. Pilihan Pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk
mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut. Klien memilih
produk yang berbeda menurut pilihan dan kebutuhan pribadi. Klien juga
memiliki pilihan mengenai bagaimana melakukan hygiene.

g. Kondisi Fisik
Orang yang menderita penyakit tertentu (misalnya: kanker tahap lanjut)
atau yang menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau
ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.

6
G. Asuhan Keperawatan Pada Masalah Kebutuhan Dasar Perawatan Diri

1. Pengkajian
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses fikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun. Perawatan diri tampak dari ketidakmampuan
merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, dan eliminasi/toileting (buang
air besar/buang air kecil) secara mandiri (Keliat, 2011). Untuk mengetahui
apakah pasien mengalami masalah defisit perawatan diri, maka tanda dan
gejala dapat diperoleh melalui observasi pada pasien yaitu:

• Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,


• kulit berdaki dan berbau, kuku panjang dan kotor.
• Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak
bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan.
• Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makan tidak pada
tempatnya.
• Ketidakmampuan defekasi/berkemih secara mandiri, ditandai dengan
defekasi/berkemih tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik
setelah defekasi/berkemih (Keliat, 2011).

2. Analisa Data
Analisa data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan
secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan
keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan data merupakan tahap
awal dalam proses keperawatan, dari informasi yang dikumpul didapatkan data
dasar dan data fokus. Data dasar adalah data yang berisikan mengenai status
kesehatan klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya
sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan terhadap dirinya
sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.
Data fokus adalah tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap
kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan
yang dilaksanakan terhadap klien. Data dasar akan digunakan untuk
menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan,
serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk rumah sakit (Initial assessment),
selama klien dirawat secara terus menerus (Ongoing assessment), serta
pengkajian ulang untuk menambah/melengkapi data (re-assesment) (Sigit,
2010)

7
3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan masalah apa yang
akan dicapai. Masalah keperawatan yang akan dicapai dilihat berdasarkan
teori kebutuhan dasar dan hasil pengkajian kasus klien. Pada kasus ini
kebutuhan dasar yang dibahas adalah kebutuhan dasar perawatan diri.

Pada masalah kebutuhan dasar perawatan diri diagnosa keperawatan yang


mungkin muncul menurut Potter dan Perry (2006) adalah sebagai berikut:

a. Defisit perawatan diri : mandi


b. Defisiensi pengetahuan
c. Kerusakan membrane mukosa oral
d. Gangguan citra tubuh
e. Defisit perawatan diri : toileting
f. Defisit perawatan diri : makan

4. Perencanaan
Rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan
secara tepat mengenai rencana tindakan dilakukan terhadap klien sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan diagnosa keperawatan. Adapun kemampuan
perawatan diri berdasarkan kriteria hasil menurut Wilkinson (2006) adalah
sebagai berikut:

a. Mandi/Hygiene
Hasil yang disarankan NOC:
Perawatan diri: aktivitas kehidupan sehari-hari: kemampuan untuk
melakukan tugas fisik paling dasar dan aktivitas perawatan hygiene
(kemampuan untuk mempertahankan hygiene dirinya).
Intervensi prioritas NIC:
Mandi (membersihkan tubuh yang berguna untuk relaksasi, kebersihan
dan penyembuhan).Bantuan perawatan diri mandi/hygiene (membantu
klien untuk memenuhi hygiene pribadi).

b. Berpakaian/Berhias
Hasil yang disarankan NOC:
Perawatan diri: aktivitas kehidupan sehari-hari: kemampuan untuk
melakukan tugas fisik yang paling mendasar dan aktivitas perawatan

8
pribadi. Berpakaian (kemampuan untuk mengenakan pakaian sendiri),
berdandan (kemampuan untuk mempertahankan penampilan yang
rapi), hygiene (kemampuan untuk mempertahankan hygiene dirinya).
Intervensi Prioritas NIC:
Berpakaian (memilih, mengenakan dan melepas pakaian untuk orang
yang tidak dapat melakukan hal itu sendiri), perawatan rambut (adanya
peningkatan penampilan rambut yang bersih, rapi dan menarik).Bantuan
perawatan diri berpakaian/berhias (membantu klien dalam berpakaian
dan menggunakan tata rias).

c. Makan
Hasil yang disarankan NOC:
Perawatan diri: aktivitas kehidupan sehari-hari: kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan yang paling dasar dan aktivitas perawatan diri.
Makan (kemampuan untuk menyiapkan dan memakan makanan).
Intervensi prioritas NIC:
Makan (memberi asupan nutrisi untuk klien yang tidak mampu makan
sendiri). Bantuan perawatan diri makan (membantu klien untuk makan)

d. Toileting
Hasil yang disarankan NOC:
Perawatan diri: aktivitas kehidupan sehari-hari: kemampuan untuk
melakukan aktivitas perawatan fisik dan pribadi paling dasar. Eliminasi
(kemampuan untuk melakukan aktivitas eliminasi sendiri).
Intervensi prioritas NIC:
Pengelolaan lingkungan (memanipulasi lingkungan sekitar klien untuk
keperluan terapeutik).Bantuan perawatan diri toileting (bantuan untuk
eliminasi).

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Konsep dan prinsip kebutuhan rasa aman dan nyaman yaitu


perencanaan dan pedoman bagaimana cara agar kebutuhan
keamanan dan kenyamanan seseorang dapat terpenuhi karena
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk menjalani
kehidupannya secara normal.

Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan


individu, keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat
mampu memenuhi kebutuhan kesehatan sendiri, pada orang sakit
atau tantangan fisik memerlukan bantuan perawat untuk melakukan
praktik kesehatan yang rutin. Selain itu, beragam faktor pribadi dan
sosial budaya mempengaruhi praktik hygiene klien (Potter & Perry,
2006)

Saran

Untuk memenuhi kebutuhan keamanan dan kenyamanan di


perlukan pengetahuan tentang konsep dan prinsip kebutuhan rasa
aman dan nyaman agar kebutuhan tersebut dapat terpenuhi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Kasiati, ddk.2016. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta Selatan: Pusdik SDM


Kesehatan.
Budiono,2016. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta Selatan: Pusdik SDM
Kesehatan.

https://www.google.com/url?q=http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/12345678
9/67373/Chapter%2520II.pdf%3Fsequence%3D1%26isAllowed%3Dy&usg=AFQjCN
HqmTXlcDfOPdnT2AGP1VLNbgyoFw / Pemenuhan kebutuhan perawatan diri dan
gangguan pemenuhan kebutuhan perawatan diri.

11

Anda mungkin juga menyukai