Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN SEMINAR AKHIR STASE KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN “NY. H” DENGAN


DIAGNOSA PERILAKU KEKERASAN DI RUANGAN KENANGA
RSKD MAKASSAR

OLEH :
KELOMPOK III

1. Agung M. F Kotalino, S.Kep


2. Arifin, S.Kep
3. Amaliya Veronica Palilati, S.Kep
4. Fahmila Utary Pilomonu, S.Kep
5. Fitri Abdullah, S.Kep
6. Fitri Rangian, S.Kep
7. Sukmawati Mahmud, S.Kep
8. Veronica Lumentut, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Laporan ini, yang Alhamdulillah  tepat  pada  waktunya.

Sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita nabi


besar, nabi Muhammad SAW, bersama keluarga dan sahabat-Nya yang telah
membimbing kita dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiah.

Dengan laporan ini mahasiswa dapat memetik manfaat maka kami


mengharapkan agar laporan ini dapat berperan sebagai penambah pengetahuan
kepada mereka yang membacanya.Kami menyadari bahwa laporan ini masih
terdapat banyak kekurangan oleh karena itu, diharapkan saran yang dapat
membantu demi perbaikan laporan ini.

Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari


kesempurnaan, namun demikian kami telah berusaha semaksimal mungkin, untuk
itu segala kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan demi
kesempurnaannya. Akhir kata dengan segala kerendahan hati kami berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Gorontalo, Oktober 2020


Penyusun

Kelompok III

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................2
1.1 Latar Belakang.............................................................................................2
1.2 Tujuan Penulisan..........................................................................................3
1.3 Manfaat Penulisan........................................................................................3
BAB IITINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1 KONSEP DASAR MEDIS..........................................................................4
2.1.1 Definisi...................................................................................................4
2.1.2 Rentang Respon.....................................................................................4
2.1.3Pohon Masalah........................................................................................9
2.1.4 Terapi Modalitas Kelompok..................................................................9
2.1.5 Diagnosa Keperawatan........................................................................11
2.1.6 Perencanaan Keperawatan...................................................................11
BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN................................................................15
3.1 PENGAKJIAN...........................................................................................15
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN................................................................23
3.3 ANALISA DATA.....................................................................................24
3.4 POHON MASALAH.................................................................................25
3.5 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN JIWA.....................................26
3.6 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA.......................................................................................28
BAB IVPENUTUP..............................................................................................32
4.1 Kesimpulan.................................................................................................32
4.2 Saran...........................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................34

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan jiwa adalah proses interpesonal yang berupaya untuk


meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang mengkonstribusi pada
fungsi yang terintegrasi. Pasien atau sistem klien dapat berupa individu,
keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA (American Nurses
Assaciation) mendefinisikan keperawatan kesehatan jiwa sebagai suatu
bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku
manusia seb agai ilmunya dan menggunakan diri yang bermanfaat sebagai
kiatnya.(Stuart,2006)
Kemiskinan dan impitan ekonomi yang melanda Indonesia belakangan
ini menimbulkan banyak penderita gangguan kesehatan jiwa. Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2007 menyebutkan 14,1% penduduk Indonesia mengalami
gangguan jiwa dari yang ringan hingga berat. Kondisi ini semakin diperberat
melalui aneka bencana alam yang terjadi di hampir seluruh wilayah
Indonesia. Guna mengatasi masalah gangguan jiwa, bukan hanya dengan
penyembuhan secara fisik ketika penderita itu dirawat di rumah sakit,
melainkan juga butuh penanganan secara preventif, promotif, terapi, serta
rehabilitasi. Faktor-faktor yang menyebabkan gangguan jiwa umumnya
adalah faktor biologis dan faktor dari luar.
Klien dengan perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang
ditujukan untuk melukai diri sendiri dan individu lain yang tidak
menginginkan tingkah laku tersebut yang disertai dengan perilaku mengamuk
yang tidak dapat dibatasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah
mendefinisikan kekerasan sebagai penggunaan sengaja fisik kekuatan atau
kekuasaan, terancam atau aktual, melawan diri sendiri, orang lain atau
terhadap kelompok atau komunitas yang baik menghasilkan atau memiliki

4
kemungkinan tinggi yang mengakibatkan cedera, kematian, kerugian
psikologis, malfungsi pembangunan atau kekurangan.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran tentang proses keperawatan pada klien
dengan Perilaku Kekerasan Di Ruangan Kenanga RSKD Makassar.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian, analisa data, merumuskan masalah
keperawatan, membuat pohon masalah, menetapkan diagnosa
keperawatan pada klien dengan Perilaku Kekerasan Di Ruangan
Kenanga RSKD Makassar
b. Dapat menyusun perencanaan tindakan keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan klien dan mengatasi masalah klien.
c. Dapat mengimplemnetasikan rencana tindakan keperawatan yang
nyata sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan.
d. Untuk dapat menilai hasil (Mengevaluasi) tindakan keperawatan
yang telah dilakukan.
e. Dapat melakukan pendokumentasian keperawatan
f. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori dengan praktek.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Pelayanan Keperawatan


Bagi rumah sakit jiwa dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan
terhadap perawat dalam merawat pasien dengan perilaku kekerasan dan
dapat memberikan pemahaman kepada pasien tentang mengontrol cara
yang efektif serta meningkatkan pengetahuan pasien tentang masalah yang
dihadapinya sehingga pasien dapat mengatasi masalahnya. Bidang
keperawatan dalam membuat panduan pendoman peraturan bagi perawat
dalam melakukan tindakan restrain.

5
2. Bagi Ilmu Keperawatan
Keperawatan kesehatan jiwa merupakan salah satu sumber daya yang
terpenting dalam pemberi pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menghasilkan suatu metode dan intervensi dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada pasien perilaku
kekerasan dan menjadi motivasi bagi perawat jiwa dapat meningkatkan
perannya status kesehatan jiwa

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. Pengertian Perilaku Kekerasan
a. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada
diri sendiri maupun orang lain. Sering di sebut juga gaduh gelisah atau
amuk di mana seseorang marah berespon terhadap suatu stressor dengan
gerakan motorik yang tidak terkontrol (Yosep, 2007).
b. Rentang Respon Adaptof dan Mal Adaptif
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan


Keterangan :
1) Asertif
Individu dapat mengungkapkan marah tanpa menyalahkan orang lain
dan memberikan ketenangan
2) Frustasi
Individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah dan tidak
dapat menemukan alternative
3) Pasif
Individu tidak dapat mengungkapkan perasaannya
4) Agresif
Perilaku yang menyertai marah, terdapat dorongan untuk menuntut
tetapi masih terkontrol

7
5) Kekerasan
Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta hilangnya control
Perbandingan antara perilaku Asertif, Pasif dan Agresif/Kekerasan
Pasif Asertif Agresif
Isi Negatif dan Positif dan Menyombongkan
Pembicaraan merendahkan diri, menawarkan diri, diri. Merendahkan
contohnya contohnya orang lain,
perkataan : perkataan : contohnya perkataan
“Dapatkah saya?” “Saya dapat…” :
“Dapatkah kamu?” “Saya akan….” “Kamu selalu…”
“Kamu tidak
pernah…”
Tekanan Cepat lambat, Sedang Keras dan ngotot
suara mengeluh
Posisi badan Menundukan Tegap dan santai Kaku, condong
kepala kedepan
Jarak Menjaga jarak Mempertahankan Siap dengan jarak
dengan sikap acuh/ jarak yang akan menyerang
mengabaikan nyaman orang lain
Penampilan Loyo, tidak dapat Sikap tenang Mengancam, posisi
tenang menyerang
Kontak mata Sedikit/sama sekali Mempertahankan Mata melotot dan
tidak kontak mata dipertahankan
sesuai dengan
hubungan

c. Etiologi
1) Faktor Predisposisi
a. Psikologis
Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang
kemudian dapat timbul agresif atau perilaku
kekerasan,contohnya: pada masa anak-anak yang mendapat
perilaku kekerasan cenderung saat dewasa menjadi pelaku
perilaku kekerasan.
b. Perilaku
Kekerasan didapat pada saat setiap melakukan sesuatu maka
kekerasan yang diterima sehingga secara tidak langsung hal
tersebut akan diadopsi dan dijadikan perilaku yang wajar.

8
c. Sosial Budaya
Budaya yang pasif – agresif dan kontrol sosial yang tidak pasti
terhadap pelaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah
kekerasan adalah hal yang wajar.
d. Bioneurologis
Beberapa berpendapat bahwa kerusaka pada sistem limbik,
lobus frontal, lobus temporal, dan ketidakseimbangan
neurotransmitter ikut menyumbang terjadi perilaku kekerasan
2) Faktor Presipitasi
Faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan sering kali
berkaitan  dengan (Yosep, 2009):
a) Ekspresi diri, ingin menunjukkan  eksistensi diri atau simbol
solidaritas seperti dalam sebuah konser, penonton sepak bola,
geng sekolah, perkelahian masal dan sebagainya.
b) Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi
sosial ekonomi.
c) Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga
serta tidak membiasakan dialog untuk memecahkan masalah
cenderung melalukan kekerasan dalam menyelesaikan konflik.
d) Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan
ketidakmampuan dirinya sebagai seorang yang dewasa.
e) Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan
obat dan alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya
pada saat menghadapi rasa frustasi.
f) Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan
pekerjaan, perubahan tahap perkembangan, atau perubahan
tahap perkembangan keluarga.
3) Mekanisme Koping
Mekanisme yang umum digunakan adalah mekanisme
pertahanan ego seperti displacement, sublimasi, proyeksi, represif,
denial, dan reaksi formasi.

9
Perilaku kekerasan biasanya diawali dengan situasi berduka
yang berkepanjangan dari seseorang karena ditinggal oleh orang
yang dianggap sangat berpengaruh dalam hidupnya. Bila kondisi
tersebut tidak teratasi, maka dapat menyebabkan seseorang rendah
diri (Harga diri rendah), sehingga sulit untuk bergaul dengan orang
lain. Bila ketidakmampuan bergaul dengan orang lain ini tidak
diatasi akan memunculkan halusinasi berupa suara-suara atau
bayangan yang meminta klien untuk melakukan tindak kekerasan.
Hal tersebut dapat berdampak pada keselamatan dirinya dan orang
lain (resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan).
Selain diakibatkan oleh berduka yang berkepanjangan,
dukungan keluarga yang kurang baik dalam menghadapi kondisi
klien dapat mempengaruhi perkembangan klien (koping keluarga
tidak efektif). Hal ini tentunya menyebabkan klien sering keluar
masuk RS atau menimbulkan kekambuhan karena dukungan
keluarga tidak maksimal (regimen teurapeutik inefektif).
d. Masalah keperawatan
Perilaku kekerasan
1) Data Mayor :
Data Subjektif
- Mengancam, mengumpat, bicara keras dan kasar
Data Objektif
- Agitasi, meninju, membanting dan melempar
2) Data Minor :
Data Subjektif
- Mengatakan ada yang mengejek dan mengancam, mendengar
suara yang menjelekkan, merasa orang lain mengancam dirinya
Data Objektif :
- Menjau dari orang lain, katatonia

10
d. Pohon Masalah

Resiko mencederai diriorang lain dan lingkungan


effect

Perilaku Kekerasan/amuk
Core problem

Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah


causa

1. Diagnosa Keperawatan
a. Perilaku kekerasan
b. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
c. Perubahan persepsi sensori: halusinasi
d. Harga diri rendah kronis
e. Isolasi social
2. Perencanaan Keperawatan

No Pasien Keluarga
. SPIP SPIk
1. Identifikasi penyebab, Tanda & Diskusikan masalah yang dirasakan
Gejala PK yang dilakukan, keluarga dalam merawat pasien
akibat PK
2. Jelaskan cara mengontrol PK: Jelaskan pengertian PK, tanda dan
Fisik, Obat, Verbal, Spiritualgejala, dan proses terjadinya PK
(Gunakan BOOKLET)
3. Latih cara mengontrol PK jelaskan cara merawat PK
Secara Fisik: Tarik Nafas
Dalam dan pukul kasur dan
bantal
4 Masukkan pada jadwal kegiatan Latih Satu cara merawat PK dengan
untuk latihan fisik melakukan kegiatan fisik: tarik nafas
dalam dan pukul kasur sdan bantal
Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan beri pujian
SPIIP SPIIk

11
1. Evaluasi kegiatan Ltihan Fisik. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
Beri Pujian merawat, melatih pasien fisik. Beri
pujian
2. Latih Cara mengontrol PK Jelaskan 6 Benar Minum oBat
dengan obat (Jelaskan 6 Benar
minum obat : Jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontiunitas
minum obat)
3. Masukkan ke dalam jadwal Latih cara memberikan/membimbing
kegiatan untuk latihan fisik minum obat
minum obat
4. Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberi pujian
SPIIIP SPIIIk
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik Evaluasi kegiatan keluarga dalam
& obat. Beri pujian merawat/melatih pasien fisik dan
memberikan obat. Beri pujian

2. Latih cara mengontrol PK Latih cara membimbing: cara bicara


dengan cara verbal (3 cara, yang baik
yaitu mengungkapkan,
meminta, menolak dengan
benar)
3. Memasukkan ke dalam jadwal Latih cara membimbing kegiatan
kegiatan untuk latihan fisik spiritual
minum obat dan verbal
4 Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan berikan pujian
SPIVP SP IV K
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik Evaluasi kegiatan keluarga dalam
& obat & verbal. Beri pujian merawat/ melatih pasien fisik,
memberikan obat, latihan bicara yang
baik & kegiatan spiritual. Beri pujian
2. Latih cara mengontrol spiritual Jelaskan Follow Up Ke RSJ/PKM
(2 kegiatan) tanda kambuh, rujukan
3. Masukkan pada jadwal kegiatan Anjurkan membantu pasien sesuai
untuk latihan fisik, minum obat, jadwal dan memberikan pujian
verbal dan spiritual
SPVP SP V K
1. Evaluasi kegiatan latihan fisisk Evaluasi kegiatan keluarga dalam
1,2 & obat & Verbal & merawat/melatih pasien fisik,
Spiritual. Beri pujian memberikan obat, cara bicara yang
baik & kegiatan spiritual dan follow
up. Beri pujian

12
2. Nilai kemampuan yang telah Nilai kemampuan keluarga merawat
mandiri pasien
3. Nilai apakah PK terkontrol Nilai kemampuan keluarga melakukan
kontrol ke RSJ/PKM

3. Tindakan Keperawatan

Rencana Tindakan Keperawatan


No Diagnosa
Tujuan
Dx Keperawatan Tindakan Keperawatan
(Umum dan Khusus)
1 Perilaku Setelah dilakukan
Kekerasan tindakan keperawatan 1. Tindakan keperawatan
selama 3x30 menit pada Pasien
diharapkan klien tidak a. Bina hubungan saling
mengalami gangguan percaya
isi pikir dengan b. Diskusikan bersama
kriteria hasil : pasien penyebab
1. Pasien dapat perilaku kekerasan
mengidentifikasi sekarang dan yang
penyebab perilaku lalu
kekerasan c. Dsikusikan perasaan,
2. Pasien dapat tanda, dan gejala yang
mengidentifikasi dirasakan pasien jika
tanda-tanda terjadi penyebab
perilaku kekerasan perilaku kekerasan
3. Pasien dapat d. Diskusikan bersama
menyebutkan jenis pasien tentang
perilaku kekerasan perilaku kekerasan
yang pernah yang biasa dilakukan
dilakukannya pada saat marah
4. Pasien dapat e. Diskusikan bersama
menyebutkan pasien akibat perilaku
akibat dari perilaku kekerasan yang ia
kekerasan yang lakukan
pernah f. Diskusikan bersama
dilakukannya pasien cara
5. Pasien dapat mengendalikan
menyebutkan cara perilaku kekerasan
mencegah/mengen g. Bantu pasien latihan
dalikan perilaku mengendalikan
kekerasannya perilaku kekerasan
6. Pasien dapat secara fisik
mencegah/menegd h. Bantu pasien latihan
alikan perilaku mengendalikan
kekerasannya perilaku kekerasan

13
secara fisik,
spiritual, sosial, secara sosial/verbal
dan dengan terapi i. Bantu pasien latihan
psikofarmaka. mengendalikan
perilaku kekerasan
secara spiritual
j. Bantu pasien
mengendalikan
perilaku kekerasan
dengan patuh minum
obat
k. Ikut sertakan pasien
dalam TAK stimulasi
persepsi untuk
mengendalikan
perilaku kekerasan.

2. Tindakan Keperawatan
pada Keluarga
a. Diskusikan masalah
yang dihadapi
keluarga dalam
merawat pasien
b. Diskusikan bersama
kelurga tentang
perilaku kekerasan
(penyebab, tada dan
gejala, perilaku yang
muncul, dan akibat
dari perilaku tersebut)
c. Diskusikan bersama
keluarga tentang
kondisi pasien yang
perlu segera
dilaporkan kepada
perawat, seperti
melempar atau
memukul benda/orang
lain
d. Bantu latihan
keluarga dalam
merawat pasien
perilaku kekerasan
e. Buat rencana pulang
bersama keluarga

14
5. Terapi Modalitas Kelompok
a. Definisi
Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi
ini di berikan dalam upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku
maladaptif menjadi perilaku adaptif. Terapi modalitas mendasarkan
potensi yang dimiliki pasien (modal-modality) sebagai titik tolak terapi
atau penyembuhannya. Tapi terapi ini bisa dipakai untuk terapi
keperawatan keluarga.
Terapi kelompok adalah bentuk terapi kepada klien yang dibentuk
dalam kelompok, suatu pendekatan perubahan perilaku melalui media
kelompok. Dalam terapi kelompok perawat berinteraksi dengan
sekelompok klien secara teratur. Tujuannya adalah meningkatkan
kesadaran diri klien, meningkatkan hubungan interpersonal, dan mengubah
perilaku maladaptive. Tahapannya meliputi: tahap permulaan, fase kerja,
diakhiri tahap terminasi.
b. Dasar-dasar Pemberian Terapi Modalitas
Dasar-dasar Pemberian Terapi Modalitas
2) Gangguan jiwa tidak merusak seluruh kepribadian atau perilaku
manusia
3) Tingkah laku manusia selalu dapat diarahkan dan dibina ke arah
kondisi yang mengandung reaksi( respon yang baru )
4) Tingkah laku manusia selalu mengindahkan ada atau tidak adanya
faktor-faktor yang sifatnya menimbulkan tekanan sosial pada individu
sehingga reaksi indv tersebut dapat diprediksi ( reward dan
punishment )
5) Sikap dan tekanan sosial dalam kelompok sangat penting dalam
menunjuang dan menghambat perilaku individu dalam kelompok
social

15
6) Terapi modalitas adalah proses pemulihan fungsi fisik mental
emosional dan sosial ke arah keutuhan pribadi yang dilakukan secara
holistic
c. Tahapan Terapi Modalitas
Terapi kelompok dimulai fase permulaan atau sering juga disebut
sebagai fase orientasi. Dalam fase ini klien diorientasikan kepada apa yang
diperlukan dalam interaksi, kegiatan yang akan dilaksanakan, dan untuk
apa aktivitas tersebut dilaksanakan. Peran terapis dalam fase ini adalah
sebagai model peran dengan cara mengusulkan struktur kelompok,
meredakan ansietas yang biasa terjadi di awal pembentukan kelompok, dan
memfasilitasi interaksi di antara anggota kelompok.
Fase permulaan dilanjutkan dengan fase kerja. Di fase kerja terapis
membantu klien untuk mengeksplorasi isu dengan berfokus pada keadaan
here and now. Dukungan diberikan agar masing-masing anggota kelompok
melakukan kegiatan yang disepakati di fase permulaan untuk mencapai
tujuan terapi.
Fase kerja adalah inti dari terapi kelompok di mana klien bersama
kelompoknya melakukan kegiatan untuk mencapai target perubahan
perilaku dengan saling mendukung di antara satu sama lain anggota
kelompok. Setelah target tercapai sesuai tujuan yang telah ditetapkan maka
diakhiri dengan fase terminasi.
Fase terminasi dilaksanakan jika kelompok telah difasilitasi dan
dilibatkan dalam hubungan interpersonal antar anggota. Peran perawat
adalah mendorong anggota kelompok untuk saling memberi umpan balik,
dukungan, serta bertoleran si terhadap setiap perbedaan yang ada. Akhir
dari terapi kelompok adalah mendorong agar anggota kelompok berani dan
mampu menyelesaikan masalah yang mungkin terjadi di masa mendatang.

16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “NY. H” DENGAN
DIAGNOSA PERILAKU KEKERASAN DI RUANGAN KENANGA
RSKD MAKASSAR

Ruang rawat : PHCU Tanggal Dirawat :10/09/2020


I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny.H (P) Tanggal Pengkajian : 21-10-2020

Umur : 28 Tahun RM No. : 184778


Informan : pasien

II. ALASAN MASUK


Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 21 Oktober 2020 melalui video
call, pasien mengatakan alasan masuk rumah sakit karena pasien sering
mengamuk tanpa alasan apa-apa. Bawaanya pengen Mengamuk terus.
Pasien juga mengatakan waktu dirumah pernah memukul adik kandungnya,
Dan Pasien juga mengatakan sudah sudah hampir ± 1 bulan berada di
rumah sakit jiwa.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Tidak 

2. Pengobatan sebelumnya (-)


3. Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya Fisik

Aniaya Seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga 

Tindakan kriminal

Jelaskan No. 1, 2, 3, 4, 5 : klien mengatakan pernah memukul adiknya

Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan ( PK )

17
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?

Ya Tidak 

5. Hubungan Keluarga Gejala Riwayat Pengobatan/Perawatan


Ya Tidak

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah gangguan jiwa


dalamkeluarga

6. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Masalah Keperawatan : Tidak ada pengalaman masa lalu yang


kurang menyenangkan

I. FISIK
1. Tanda vital : TD : N: S: P:
2. Ukur : TB : BB :
3. Keluhan Fisik
Ya Tidak 

Masalah Keperawatan : Tidak ada

II. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
a. Pola Asuh Dalam Keluarga : Klien mengatakan klien merupakan
anak pertama dari 6 bersaudara. Klien mengatakan dalam
keluarga mereka dibebaskan dalam melakukan sesuatu akan tetapi
tetap dalam pengawasan orangtua
b. Pola pengambilan keputusan keluarga : Klien mengatakan tinggal
bersama kedua orang tuannya, dan saudarannya, yang bertindak
sebagai pengambil keputusan dalam keluarga yaitu ayahnya
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah dalam psikososial

2. Konsep diri :

18
a. Citra tubuh : klien mengatakan semua bagian tubuh klien
disukai dan klien bersyukur
b. Identitas : klien mengetahui tentang dirinya
danidentitasnya, dan bersaudara 6 orang , klien belum menikah
c. Peran : klien mengatakan berstatus sebagai anak ke
1 dari 6 bersaudara Dan tidak memiliki pekerjaan tetap
d. Ideal diri : Klien mengatakan ingin segera keluar dari
rumah sakit dan ingin bekerja seperti semula tetapi keluarga
belum ada yang datang menjemput
e. Harga diri : Klien merasa dirinya tidak pintar seperti
orang lain sehingga klien tidak bisa melakukan apa-apa sehingga
terbiasa melakukannya sendiri
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

4. Hubungan Sosial :
a. Orang terdekat : pasien mengatakan orang terdekat adalah
Adiknya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Sebelum dirawat
Klien termasuk pribadi yang suka bergaul
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :Klien tidak ada
masalah atau hambatan berhubungan dengan
masyarakat sekitar.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah dalam hubungan sosial

5. Spiritual :
a. Nilai dan keyakinan : Klien menyadari bahwa dirinya sedang sakit,
menurut pasien semua yang terjadi adalah kehendak tuhan
b. Kegiatan ibadah : Klien mengatakan selama di RS melakukan sholat
5 waktu

19
Masalah : Tidak ada masalah dalam spiritual

IV. STATUS MENTAL


1. Penampilan
 rapih Penggunaan pakaian tidak sesuai

Jelaskan : klien tampak rapih, rambut pasien tampak teratur


Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah dalam penampilan

2. Pembicaraan
Cepat  Keras Gagap Apatis
Inkoheren Lambat Membisu

Jelaskan : Disaat berbicara klien menggunakan nada bicara yang keras


Masalah Keperawatan : Perilaku kekerasan

3. Aktivitas Motorik
Lesu  Tegang/kaku Gelisah Agitasi
Tik Grimasen Tremor Kompulsif
Jelaskan : Saat berbincang- bincang dengan klien posisi badannya
tegang dan lebih condong kedepan
Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan (agresif)

4. Alam Perasaan
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir

Jelaskan : Klien mengatakan ingin cepat pulang kerumah bertemu


keluarga
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

20
5. Afek
Datar Tumpul  Labil Tidak sesuai
Jelaskan : status emosi klien labil dan dapat berubah sesuai dengan
kondisi, klien nampak menatap dengan sorot mata yang tajam
Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan (agresif)

6. Interaksi selama wawancara


Bermusuhan  kooperatif
Mudah tersinggung Kontak mata kurang
Jelaskan : saat di wawancarai respon yang terlihat dari klien adalah
klien sesuai dengan stimulus ketika ditanya dapat menjawab dengan
serius.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah selama interaksi

7. Persepsi
Halusinasi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

8. Proses Pikir
 Sirkumstansial Tangensial Kehilangan
Flight of ideas Blocking Pengulangan
Jelaskan : klien mampu menceritakan sesuai alur cerita kehidupannya
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah dalam proses pikir

21
9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait
Waham
Agama Somatik Kebesaran
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

10. Tingkat Kesadaran


Bingung Sedasi Stupor

Disorientasi :
 Waktu  Tempat  Orang
Jelaskan : klien mengetahui dirinya dirawat di rumah sakit dan
mengenal teman-temannya
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan
daya ingat
jangka pendek

Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi


Jelaskan : klien dapat mengingat masalah dan pengalamannya
Masalah Keperawatan : klien tidak memiliki masalah dalam daya
ingat

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


Mudah beralih  mampu berhitung sederhana

Jelaskan : klien mampu berhitung sederhana

22
Masalah Keperawatan : klien tidak memiliki masalah dalam
Konsentrasi dan berhitung

13. Kemampuan Penilaian


 Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan : Klien mampu menjawab pertanyaan yang sederhana
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

14. Daya tilik diri


Mengingkari penyakit yang diderita

Menyalahkan hal-hal Diluar dirinya.

Jelaskan : klien mengetahui bahwa dirinya sakit dan sedang dirawat


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

III. MEKANISME KOPING


Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat / berlebih

Teknik relokasi Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif Menghindar

Olah raga Mencederai diri/orang

Lainnya : Istirahat Lainnya

Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan

23
IV. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

1. Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan :


klien mendapat dukungan dari ibu dan keluarga lainnya dan klien
mengatakan sering dijenguk

2. Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan :

Klien mudah bergaul dengan teman-temannya

3. Masalah dengan pendidikan, uraikan : klien tidak dapat melanjutkan


pendidikan

4. Masalah dengan pekerjaan, uraikan : Klien tidak memiliki pekerjaan


tetap

5. Masalah dengan perumahan, uraikan : Klien mengatakan tinggal


dengan orangtuannya

6. Masalah dengan ekonomi, uraikan : Klien mengatakan orangtuannya


yang membiayai hidupnya selama klien belum memiliki pekerjaan
tetap

7. Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan :Klien tidak memiliki


masalah dalam pelayanan kesehatan sebelumnya

8. Masalah lainnya, uraikan

Masalah keperawatan :

V. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


Penyakit jiwa Sistem pendukung

Faktor presipitasi Penyakit fisik

Koping Obat-obatan

24
Lainnya :

Masalah Keperawatan : Klien tidak mengetahui mengenai nama


kegunaan dan manfaat dari obat-obatan yang sering dikonsumsi, klien
hanya mengetahui warnannya

V. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : Psikotik non organic ytt

Terapi medik : Risperidone 2mg 2x1


Clozapin 25mg 1x1 malam

VI. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


Perilaku kekerasan
Harga Diri Rendah

VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Perilaku kekerasan

Mahasiswa Profesi Ners X

KELOMPOK III

25
ANALISA DATA

NO DATA MASALAH
KEPERAWATAN

Data Subjektif :

1. klien mengatakan sering mengamuk


2. klien mengatakan Selama dirumah suka mengamuk tanpa alasan
3. klien mengatakan waktu dirumah pernah memukul adiknya

Data Objektif
PERILAKU KEKERASAN
1. klien nampak gelisah
2. kontak mata kurang
3. Disaat berbicara klien menggunakan nada bicara yang keras
4. Saat berbincang- bincang dengan klien posisi badannya tegang dan lebih condong
kedepan
5. status emosi klien labil dan dapat berubah sesuai dengan kondisi, klien nampak
menatap dengan sorot mata yang tajam
6. klien nampak dapat memperagakan cara mengontrol PK dengan latihan fisik yaitu
dengan tarik nafas dalam

26
POHON MASALAH

Risiko Perilaku Kekerasan


effect

Perilaku kekerasan
Core problem

Gangguan Harga Diri Rendah

Causa

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Perilaku Kekerasan

27
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Inisial Klien : NY. H Ruangan : Kenanga RM No. : 184778

DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


KEPERAWATAN
TUJUAN KRITERIA HASIL
Setelah dilakukan tindakan SPIP
keperawatan selama 3x30 1. Identifikasi penyebab,
Perilaku Kekerasan menit diharapkan klien Tanda & Gejala PK yang
tidak mengalami gangguan dilakukan, akibat PK
isi pikir dengan kriteria 2. Jelaskan cara mengontrol
hasil : PK: Fisik, Obat, Verbal,
1. Pasien dapat Spiritual
mengidentifikasi 3. Latih cara mengontrol PK
penyebab perilaku Secara Fisik: Tarik Nafas
kekerasan Dalam dan pukul kasur
2. Pasien dapat dan Bantal
mengidentifikasi 4. Masukan dalam jadwal
tanda-tanda perilaku kegiatan harian
kekerasan
3. Pasien dapat SPIIP
menyebutkan jenis 1. Evaluasi kegiatan Latihan
perilaku kekerasan Fisik. Beri Pujian
yang pernah 2. Latih Cara mengontrol
dilakukannya PK
4. Pasien dapat dengan obat (Jelaskan 6
menyebutkan akibat Benar minum obat : Jenis,
dari perilaku kekerasan guna, dosis, frekuensi,
yang pernah cara, kontiunitas
dilakukannya minum obat)
5. Pasien dapat 3. Masukkan pada jadwal
menyebutkan cara kegiatan untuk latihan fisik
mencegah/ dan minum
mengendalikan obat
perilaku kekerasannya
6. Pasien dapat mencegah SPIIIP
/ menegdalikan 1. Evaluasi kegiatan latihan
fisik
perilaku
kekerasannya secara & obat. Beri pujian
fisik, spiritual, sosial, 2. Latih cara mengontrol PK
dan dengan terapi dengan cara verbal (3 cara,
psikofarmaka. yaitu mengungkapkan,
meminta,

28
menolak dengan benar)
3. Memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan
untuk latiha fisik
minum obat dan verbal

SPIVP
1. Evaluasi kegiatan latihan
fisik & obat & verbal. Beri
pujian
2. Latih cara mengontrol
spiritual
(2 kegiatan)
3. Masukkan pada jadwal
kegiatan
untuk latihan fisik, minum
obat,
verbal dan spiritual

SPVP
1. evaluasi kegiatan latihan
fisik 1,2 & Obat & Verbal
& Spiritual. beri pujian
2. Nilai kemampuan yang
telah mandiri
3. Nilai apakah PK terkontrol

29
IMPEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Inisial Klien : NY. H Ruangan : Kenanga RM No. : 184778

HARI & DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


TGL / TINDAKAN
JAM KEPERAWATAN
Rabu, Perilaku 1. Mengidentifikasi S :
21-10- kekerasan penyebab tanda dan gejala - Klien senang
2020 PK yang dilakukan, akibat diajak
PK berbincang-
2. Jelaskan cara mengontrol bincang mengenai
PK: fisik, obat, verbal, penyebab PK
spiritual yaitu
3. Latih Cara mengontrol PK dikarenakan
secara fisik: tarik nafas teman yang sering
dalam dan pukul kasur menganggunya,
dan bantal tanda dan gejala
4. Memasukkan pada jadwal PK yang
kegiatan untuk latihan dilakukan dan
fisik akibatnya PK

O:
Klien dapat
memperagakan
cara mengontrol
PK dengan cara
fisik : Tarik nafas
dalam dan pukul
bantal / kasur

30
A : perilaku
kekerasan +

P : : Latihan fisik
2 kali sehari

Kamis, Perilaku 1. Mengevaluasi kegiatan S :


22-10- kekerasan latihan Fisik, Beri Pujian - Klien mengatakan
2020 2. melatih cara mengontrol sudah melakukan
PK dengan Obat cara mengontrol
(jelaskan 6 benar minum PK dengan cara
obat: Jenis, Guna, dosis, fisik memukul
frekuensi, cara, bantal dan kasur,
kontiunitas minum obat) tarik nafas dalam
3. Memasukkan kedalam - Klien senang
jadwal kegiatan untuk diajak
latihan fisik, obat berbincang-
bincang dan
mengetahui
mengenai obat
yang diminum
yaitu kegunaanya
untuk
kesembuhannya

O:
Klien mampu
mengatakan obat
yang sering
diminum warna

31
beserta
kegunaannya

A : perilaku
kekerasan +

P : : Klien minum
obat 2 kali sehari

Kamis, Perilaku 1. Mengevaluasi kegiatan S :


22-10- kekerasan latihan fisik, obat, beri - Klien mengatakan
2020 pujian sudah melakukan
2. Melatih cara mengontrol cara mengontrol
PK dengan cara verbal (3 PK dengan cara
cara, yaitu fisik dan klien
mengungkapkan, sudah meminum
meminta, menolak obat yang
dengan benar diberikan
3. Memasukkan kedalam - Klien mengatakan
jadwal kegiatan untuk akan melakukan
latihan fisik, minum obat, cara verbal yaitu
verbal meminta dan
menolak sesuatu
dengan baik

O:
Klien mampu
mengulangi
bagaimana cara
meminta dan

32
menolak sesuatu
dengan baik
sesuai yang
diajarkan kepada
klien

A : perilaku
kekerasan +

P : : klien
memasukan dalam
jadwal kegiatan
harian

33
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan proses asuhan keperawatan ysng dimulsi dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan,
dan evaluasi keperawatan, maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien “Ny. H” Di Ruangan
Kenanga RSKD Makassar di dapatkan diagnosa keperawatan, yaitu
Perilaku Kekerasan
2. Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien khususnya dengan Perilaku
kekerasan, klien sangat membutuhkan kehadiran keluarga sebagai
pendukung yaitu mengerti keadaan dan permasalahan dirinya. Peran serta
yang bersangkutan harus bisa merubah perilakunya. Disamping itu
perawat atau petugas kesehatan juga membutuhkan kehaidran keluarga
dalam memberikan data yang diperlukan dan membina kerjasama dalam
memberi perawatan pada klien. Dalam hal ini kami dapat menyimpulkan
bahwa peran serta keluarga merupakan faktor penting dalam proses
penyembuhan kien.

B. Saran
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Bagi rumah sakit jiwa dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan
terhadap perawat dalam merawat pasien dengan perilaku kekerasan dan
dapat memberikan pemahaman kepada pasien tentang mengontrol cara
yang efektif serta meningkatkan pengetahuan pasien tentang masalah
yang dihadapinya sehingga pasien dapat mengatasi masalahnya. Bidang
keperawatan dalam membuat panduan pendoman peraturan bagi perawat
dalam melakukan tindakan restrain.

34
2. Bagi Ilmu Keperawatan
Keperawatan kesehatan jiwa merupakan salah satu sumber daya yang
terpenting dalam pemberi pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menghasilkan suatu metode dan intervensi dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada pasien perilaku
kekerasan dan menjadi motivasi bagi perawat jiwa dapat meningkatkan
perannya status kesehatan jiwa

35
DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk, 2003 ,Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD


Dr. Amino Gonohutomo,
Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor
Keliat Budi Ana, 1999, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I,
Jakarta : EGC,
Keliat Budi Ana, 1999, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC,
Stuart GW, Sundeen, 1995, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5
th ed.). St.Louis Mosby Year Book,
Townsend C. Mary , 1998, Diagnosa Keperawatan Psikiatri, Edisi 3,
Penerbit Buku Kedokteran,EGC;Jakarta.

36

Anda mungkin juga menyukai