OLEH :
KELOMPOK III
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Laporan ini, yang Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Kelompok III
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................2
1.1 Latar Belakang.............................................................................................2
1.2 Tujuan Penulisan..........................................................................................3
1.3 Manfaat Penulisan........................................................................................3
BAB IITINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1 KONSEP DASAR MEDIS..........................................................................4
2.1.1 Definisi...................................................................................................4
2.1.2 Rentang Respon.....................................................................................4
2.1.3Pohon Masalah........................................................................................9
2.1.4 Terapi Modalitas Kelompok..................................................................9
2.1.5 Diagnosa Keperawatan........................................................................11
2.1.6 Perencanaan Keperawatan...................................................................11
BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN................................................................15
3.1 PENGAKJIAN...........................................................................................15
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN................................................................23
3.3 ANALISA DATA.....................................................................................24
3.4 POHON MASALAH.................................................................................25
3.5 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN JIWA.....................................26
3.6 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA.......................................................................................28
BAB IVPENUTUP..............................................................................................32
4.1 Kesimpulan.................................................................................................32
4.2 Saran...........................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................34
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
kemungkinan tinggi yang mengakibatkan cedera, kematian, kerugian
psikologis, malfungsi pembangunan atau kekurangan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran tentang proses keperawatan pada klien
dengan Perilaku Kekerasan Di Ruangan Kenanga RSKD Makassar.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian, analisa data, merumuskan masalah
keperawatan, membuat pohon masalah, menetapkan diagnosa
keperawatan pada klien dengan Perilaku Kekerasan Di Ruangan
Kenanga RSKD Makassar
b. Dapat menyusun perencanaan tindakan keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan klien dan mengatasi masalah klien.
c. Dapat mengimplemnetasikan rencana tindakan keperawatan yang
nyata sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan.
d. Untuk dapat menilai hasil (Mengevaluasi) tindakan keperawatan
yang telah dilakukan.
e. Dapat melakukan pendokumentasian keperawatan
f. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori dengan praktek.
C. Manfaat Penulisan
5
2. Bagi Ilmu Keperawatan
Keperawatan kesehatan jiwa merupakan salah satu sumber daya yang
terpenting dalam pemberi pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menghasilkan suatu metode dan intervensi dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada pasien perilaku
kekerasan dan menjadi motivasi bagi perawat jiwa dapat meningkatkan
perannya status kesehatan jiwa
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
5) Kekerasan
Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta hilangnya control
Perbandingan antara perilaku Asertif, Pasif dan Agresif/Kekerasan
Pasif Asertif Agresif
Isi Negatif dan Positif dan Menyombongkan
Pembicaraan merendahkan diri, menawarkan diri, diri. Merendahkan
contohnya contohnya orang lain,
perkataan : perkataan : contohnya perkataan
“Dapatkah saya?” “Saya dapat…” :
“Dapatkah kamu?” “Saya akan….” “Kamu selalu…”
“Kamu tidak
pernah…”
Tekanan Cepat lambat, Sedang Keras dan ngotot
suara mengeluh
Posisi badan Menundukan Tegap dan santai Kaku, condong
kepala kedepan
Jarak Menjaga jarak Mempertahankan Siap dengan jarak
dengan sikap acuh/ jarak yang akan menyerang
mengabaikan nyaman orang lain
Penampilan Loyo, tidak dapat Sikap tenang Mengancam, posisi
tenang menyerang
Kontak mata Sedikit/sama sekali Mempertahankan Mata melotot dan
tidak kontak mata dipertahankan
sesuai dengan
hubungan
c. Etiologi
1) Faktor Predisposisi
a. Psikologis
Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang
kemudian dapat timbul agresif atau perilaku
kekerasan,contohnya: pada masa anak-anak yang mendapat
perilaku kekerasan cenderung saat dewasa menjadi pelaku
perilaku kekerasan.
b. Perilaku
Kekerasan didapat pada saat setiap melakukan sesuatu maka
kekerasan yang diterima sehingga secara tidak langsung hal
tersebut akan diadopsi dan dijadikan perilaku yang wajar.
8
c. Sosial Budaya
Budaya yang pasif – agresif dan kontrol sosial yang tidak pasti
terhadap pelaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah
kekerasan adalah hal yang wajar.
d. Bioneurologis
Beberapa berpendapat bahwa kerusaka pada sistem limbik,
lobus frontal, lobus temporal, dan ketidakseimbangan
neurotransmitter ikut menyumbang terjadi perilaku kekerasan
2) Faktor Presipitasi
Faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan sering kali
berkaitan dengan (Yosep, 2009):
a) Ekspresi diri, ingin menunjukkan eksistensi diri atau simbol
solidaritas seperti dalam sebuah konser, penonton sepak bola,
geng sekolah, perkelahian masal dan sebagainya.
b) Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi
sosial ekonomi.
c) Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga
serta tidak membiasakan dialog untuk memecahkan masalah
cenderung melalukan kekerasan dalam menyelesaikan konflik.
d) Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan
ketidakmampuan dirinya sebagai seorang yang dewasa.
e) Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan
obat dan alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya
pada saat menghadapi rasa frustasi.
f) Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan
pekerjaan, perubahan tahap perkembangan, atau perubahan
tahap perkembangan keluarga.
3) Mekanisme Koping
Mekanisme yang umum digunakan adalah mekanisme
pertahanan ego seperti displacement, sublimasi, proyeksi, represif,
denial, dan reaksi formasi.
9
Perilaku kekerasan biasanya diawali dengan situasi berduka
yang berkepanjangan dari seseorang karena ditinggal oleh orang
yang dianggap sangat berpengaruh dalam hidupnya. Bila kondisi
tersebut tidak teratasi, maka dapat menyebabkan seseorang rendah
diri (Harga diri rendah), sehingga sulit untuk bergaul dengan orang
lain. Bila ketidakmampuan bergaul dengan orang lain ini tidak
diatasi akan memunculkan halusinasi berupa suara-suara atau
bayangan yang meminta klien untuk melakukan tindak kekerasan.
Hal tersebut dapat berdampak pada keselamatan dirinya dan orang
lain (resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan).
Selain diakibatkan oleh berduka yang berkepanjangan,
dukungan keluarga yang kurang baik dalam menghadapi kondisi
klien dapat mempengaruhi perkembangan klien (koping keluarga
tidak efektif). Hal ini tentunya menyebabkan klien sering keluar
masuk RS atau menimbulkan kekambuhan karena dukungan
keluarga tidak maksimal (regimen teurapeutik inefektif).
d. Masalah keperawatan
Perilaku kekerasan
1) Data Mayor :
Data Subjektif
- Mengancam, mengumpat, bicara keras dan kasar
Data Objektif
- Agitasi, meninju, membanting dan melempar
2) Data Minor :
Data Subjektif
- Mengatakan ada yang mengejek dan mengancam, mendengar
suara yang menjelekkan, merasa orang lain mengancam dirinya
Data Objektif :
- Menjau dari orang lain, katatonia
10
d. Pohon Masalah
Perilaku Kekerasan/amuk
Core problem
1. Diagnosa Keperawatan
a. Perilaku kekerasan
b. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
c. Perubahan persepsi sensori: halusinasi
d. Harga diri rendah kronis
e. Isolasi social
2. Perencanaan Keperawatan
No Pasien Keluarga
. SPIP SPIk
1. Identifikasi penyebab, Tanda & Diskusikan masalah yang dirasakan
Gejala PK yang dilakukan, keluarga dalam merawat pasien
akibat PK
2. Jelaskan cara mengontrol PK: Jelaskan pengertian PK, tanda dan
Fisik, Obat, Verbal, Spiritualgejala, dan proses terjadinya PK
(Gunakan BOOKLET)
3. Latih cara mengontrol PK jelaskan cara merawat PK
Secara Fisik: Tarik Nafas
Dalam dan pukul kasur dan
bantal
4 Masukkan pada jadwal kegiatan Latih Satu cara merawat PK dengan
untuk latihan fisik melakukan kegiatan fisik: tarik nafas
dalam dan pukul kasur sdan bantal
Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan beri pujian
SPIIP SPIIk
11
1. Evaluasi kegiatan Ltihan Fisik. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
Beri Pujian merawat, melatih pasien fisik. Beri
pujian
2. Latih Cara mengontrol PK Jelaskan 6 Benar Minum oBat
dengan obat (Jelaskan 6 Benar
minum obat : Jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara, kontiunitas
minum obat)
3. Masukkan ke dalam jadwal Latih cara memberikan/membimbing
kegiatan untuk latihan fisik minum obat
minum obat
4. Anjurkan membantu pasien sesuai
jadwal dan memberi pujian
SPIIIP SPIIIk
1. Evaluasi kegiatan latihan fisik Evaluasi kegiatan keluarga dalam
& obat. Beri pujian merawat/melatih pasien fisik dan
memberikan obat. Beri pujian
12
2. Nilai kemampuan yang telah Nilai kemampuan keluarga merawat
mandiri pasien
3. Nilai apakah PK terkontrol Nilai kemampuan keluarga melakukan
kontrol ke RSJ/PKM
3. Tindakan Keperawatan
13
secara fisik,
spiritual, sosial, secara sosial/verbal
dan dengan terapi i. Bantu pasien latihan
psikofarmaka. mengendalikan
perilaku kekerasan
secara spiritual
j. Bantu pasien
mengendalikan
perilaku kekerasan
dengan patuh minum
obat
k. Ikut sertakan pasien
dalam TAK stimulasi
persepsi untuk
mengendalikan
perilaku kekerasan.
2. Tindakan Keperawatan
pada Keluarga
a. Diskusikan masalah
yang dihadapi
keluarga dalam
merawat pasien
b. Diskusikan bersama
kelurga tentang
perilaku kekerasan
(penyebab, tada dan
gejala, perilaku yang
muncul, dan akibat
dari perilaku tersebut)
c. Diskusikan bersama
keluarga tentang
kondisi pasien yang
perlu segera
dilaporkan kepada
perawat, seperti
melempar atau
memukul benda/orang
lain
d. Bantu latihan
keluarga dalam
merawat pasien
perilaku kekerasan
e. Buat rencana pulang
bersama keluarga
14
5. Terapi Modalitas Kelompok
a. Definisi
Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Terapi
ini di berikan dalam upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku
maladaptif menjadi perilaku adaptif. Terapi modalitas mendasarkan
potensi yang dimiliki pasien (modal-modality) sebagai titik tolak terapi
atau penyembuhannya. Tapi terapi ini bisa dipakai untuk terapi
keperawatan keluarga.
Terapi kelompok adalah bentuk terapi kepada klien yang dibentuk
dalam kelompok, suatu pendekatan perubahan perilaku melalui media
kelompok. Dalam terapi kelompok perawat berinteraksi dengan
sekelompok klien secara teratur. Tujuannya adalah meningkatkan
kesadaran diri klien, meningkatkan hubungan interpersonal, dan mengubah
perilaku maladaptive. Tahapannya meliputi: tahap permulaan, fase kerja,
diakhiri tahap terminasi.
b. Dasar-dasar Pemberian Terapi Modalitas
Dasar-dasar Pemberian Terapi Modalitas
2) Gangguan jiwa tidak merusak seluruh kepribadian atau perilaku
manusia
3) Tingkah laku manusia selalu dapat diarahkan dan dibina ke arah
kondisi yang mengandung reaksi( respon yang baru )
4) Tingkah laku manusia selalu mengindahkan ada atau tidak adanya
faktor-faktor yang sifatnya menimbulkan tekanan sosial pada individu
sehingga reaksi indv tersebut dapat diprediksi ( reward dan
punishment )
5) Sikap dan tekanan sosial dalam kelompok sangat penting dalam
menunjuang dan menghambat perilaku individu dalam kelompok
social
15
6) Terapi modalitas adalah proses pemulihan fungsi fisik mental
emosional dan sosial ke arah keutuhan pribadi yang dilakukan secara
holistic
c. Tahapan Terapi Modalitas
Terapi kelompok dimulai fase permulaan atau sering juga disebut
sebagai fase orientasi. Dalam fase ini klien diorientasikan kepada apa yang
diperlukan dalam interaksi, kegiatan yang akan dilaksanakan, dan untuk
apa aktivitas tersebut dilaksanakan. Peran terapis dalam fase ini adalah
sebagai model peran dengan cara mengusulkan struktur kelompok,
meredakan ansietas yang biasa terjadi di awal pembentukan kelompok, dan
memfasilitasi interaksi di antara anggota kelompok.
Fase permulaan dilanjutkan dengan fase kerja. Di fase kerja terapis
membantu klien untuk mengeksplorasi isu dengan berfokus pada keadaan
here and now. Dukungan diberikan agar masing-masing anggota kelompok
melakukan kegiatan yang disepakati di fase permulaan untuk mencapai
tujuan terapi.
Fase kerja adalah inti dari terapi kelompok di mana klien bersama
kelompoknya melakukan kegiatan untuk mencapai target perubahan
perilaku dengan saling mendukung di antara satu sama lain anggota
kelompok. Setelah target tercapai sesuai tujuan yang telah ditetapkan maka
diakhiri dengan fase terminasi.
Fase terminasi dilaksanakan jika kelompok telah difasilitasi dan
dilibatkan dalam hubungan interpersonal antar anggota. Peran perawat
adalah mendorong anggota kelompok untuk saling memberi umpan balik,
dukungan, serta bertoleran si terhadap setiap perbedaan yang ada. Akhir
dari terapi kelompok adalah mendorong agar anggota kelompok berani dan
mampu menyelesaikan masalah yang mungkin terjadi di masa mendatang.
16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “NY. H” DENGAN
DIAGNOSA PERILAKU KEKERASAN DI RUANGAN KENANGA
RSKD MAKASSAR
Aniaya Seksual
Penolakan
Tindakan kriminal
17
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?
Ya Tidak
Ya Tidak
I. FISIK
1. Tanda vital : TD : N: S: P:
2. Ukur : TB : BB :
3. Keluhan Fisik
Ya Tidak
II. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
a. Pola Asuh Dalam Keluarga : Klien mengatakan klien merupakan
anak pertama dari 6 bersaudara. Klien mengatakan dalam
keluarga mereka dibebaskan dalam melakukan sesuatu akan tetapi
tetap dalam pengawasan orangtua
b. Pola pengambilan keputusan keluarga : Klien mengatakan tinggal
bersama kedua orang tuannya, dan saudarannya, yang bertindak
sebagai pengambil keputusan dalam keluarga yaitu ayahnya
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah dalam psikososial
2. Konsep diri :
18
a. Citra tubuh : klien mengatakan semua bagian tubuh klien
disukai dan klien bersyukur
b. Identitas : klien mengetahui tentang dirinya
danidentitasnya, dan bersaudara 6 orang , klien belum menikah
c. Peran : klien mengatakan berstatus sebagai anak ke
1 dari 6 bersaudara Dan tidak memiliki pekerjaan tetap
d. Ideal diri : Klien mengatakan ingin segera keluar dari
rumah sakit dan ingin bekerja seperti semula tetapi keluarga
belum ada yang datang menjemput
e. Harga diri : Klien merasa dirinya tidak pintar seperti
orang lain sehingga klien tidak bisa melakukan apa-apa sehingga
terbiasa melakukannya sendiri
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
4. Hubungan Sosial :
a. Orang terdekat : pasien mengatakan orang terdekat adalah
Adiknya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Sebelum dirawat
Klien termasuk pribadi yang suka bergaul
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :Klien tidak ada
masalah atau hambatan berhubungan dengan
masyarakat sekitar.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah dalam hubungan sosial
5. Spiritual :
a. Nilai dan keyakinan : Klien menyadari bahwa dirinya sedang sakit,
menurut pasien semua yang terjadi adalah kehendak tuhan
b. Kegiatan ibadah : Klien mengatakan selama di RS melakukan sholat
5 waktu
19
Masalah : Tidak ada masalah dalam spiritual
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Apatis
Inkoheren Lambat Membisu
3. Aktivitas Motorik
Lesu Tegang/kaku Gelisah Agitasi
Tik Grimasen Tremor Kompulsif
Jelaskan : Saat berbincang- bincang dengan klien posisi badannya
tegang dan lebih condong kedepan
Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan (agresif)
4. Alam Perasaan
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir
20
5. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan : status emosi klien labil dan dapat berubah sesuai dengan
kondisi, klien nampak menatap dengan sorot mata yang tajam
Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan (agresif)
7. Persepsi
Halusinasi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Jelaskan : -
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
8. Proses Pikir
Sirkumstansial Tangensial Kehilangan
Flight of ideas Blocking Pengulangan
Jelaskan : klien mampu menceritakan sesuai alur cerita kehidupannya
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah dalam proses pikir
21
9. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait
Waham
Agama Somatik Kebesaran
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir
Disorientasi :
Waktu Tempat Orang
Jelaskan : klien mengetahui dirinya dirawat di rumah sakit dan
mengenal teman-temannya
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan
daya ingat
jangka pendek
22
Masalah Keperawatan : klien tidak memiliki masalah dalam
Konsentrasi dan berhitung
23
IV. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah keperawatan :
Koping Obat-obatan
24
Lainnya :
V. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : Psikotik non organic ytt
KELOMPOK III
25
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
KEPERAWATAN
Data Subjektif :
Data Objektif
PERILAKU KEKERASAN
1. klien nampak gelisah
2. kontak mata kurang
3. Disaat berbicara klien menggunakan nada bicara yang keras
4. Saat berbincang- bincang dengan klien posisi badannya tegang dan lebih condong
kedepan
5. status emosi klien labil dan dapat berubah sesuai dengan kondisi, klien nampak
menatap dengan sorot mata yang tajam
6. klien nampak dapat memperagakan cara mengontrol PK dengan latihan fisik yaitu
dengan tarik nafas dalam
26
POHON MASALAH
Perilaku kekerasan
Core problem
Causa
27
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
28
menolak dengan benar)
3. Memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan
untuk latiha fisik
minum obat dan verbal
SPIVP
1. Evaluasi kegiatan latihan
fisik & obat & verbal. Beri
pujian
2. Latih cara mengontrol
spiritual
(2 kegiatan)
3. Masukkan pada jadwal
kegiatan
untuk latihan fisik, minum
obat,
verbal dan spiritual
SPVP
1. evaluasi kegiatan latihan
fisik 1,2 & Obat & Verbal
& Spiritual. beri pujian
2. Nilai kemampuan yang
telah mandiri
3. Nilai apakah PK terkontrol
29
IMPEMENTASI DAN EVALUASI
TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
O:
Klien dapat
memperagakan
cara mengontrol
PK dengan cara
fisik : Tarik nafas
dalam dan pukul
bantal / kasur
30
A : perilaku
kekerasan +
P : : Latihan fisik
2 kali sehari
O:
Klien mampu
mengatakan obat
yang sering
diminum warna
31
beserta
kegunaannya
A : perilaku
kekerasan +
P : : Klien minum
obat 2 kali sehari
O:
Klien mampu
mengulangi
bagaimana cara
meminta dan
32
menolak sesuatu
dengan baik
sesuai yang
diajarkan kepada
klien
A : perilaku
kekerasan +
P : : klien
memasukan dalam
jadwal kegiatan
harian
33
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan proses asuhan keperawatan ysng dimulsi dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan,
dan evaluasi keperawatan, maka dapat ditarik kesimpulan :
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien “Ny. H” Di Ruangan
Kenanga RSKD Makassar di dapatkan diagnosa keperawatan, yaitu
Perilaku Kekerasan
2. Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien khususnya dengan Perilaku
kekerasan, klien sangat membutuhkan kehadiran keluarga sebagai
pendukung yaitu mengerti keadaan dan permasalahan dirinya. Peran serta
yang bersangkutan harus bisa merubah perilakunya. Disamping itu
perawat atau petugas kesehatan juga membutuhkan kehaidran keluarga
dalam memberikan data yang diperlukan dan membina kerjasama dalam
memberi perawatan pada klien. Dalam hal ini kami dapat menyimpulkan
bahwa peran serta keluarga merupakan faktor penting dalam proses
penyembuhan kien.
B. Saran
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Bagi rumah sakit jiwa dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan
terhadap perawat dalam merawat pasien dengan perilaku kekerasan dan
dapat memberikan pemahaman kepada pasien tentang mengontrol cara
yang efektif serta meningkatkan pengetahuan pasien tentang masalah
yang dihadapinya sehingga pasien dapat mengatasi masalahnya. Bidang
keperawatan dalam membuat panduan pendoman peraturan bagi perawat
dalam melakukan tindakan restrain.
34
2. Bagi Ilmu Keperawatan
Keperawatan kesehatan jiwa merupakan salah satu sumber daya yang
terpenting dalam pemberi pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menghasilkan suatu metode dan intervensi dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada pasien perilaku
kekerasan dan menjadi motivasi bagi perawat jiwa dapat meningkatkan
perannya status kesehatan jiwa
35
DAFTAR PUSTAKA
36