Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEPERAWATAN JIWA
(TERAPI DALAM KEPERAWATAN JIWA)

Disusun oleh :
Kelompok 15
1. Ira Andriyana
2. Julia
3. Vera Kurniawaty
4. Ria Elmiana
5. Fitriyanto
6. Tamrin

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NON REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
TANJUNG PINANG
2022 / 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ TERAPI DALAM KEPERAWATAN
JIWA ” tepat pada waktunya.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan, baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun penulis harapkan demi
mencapai kesempurnaan makalah berikutnya.
Sekian penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu. Semoga Allah SWT senantiasa melancarkan segala usaha kita.

Dabo Singkep, 03 Februari 2023

Kelompok 15

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................4
A. Latar Belakang..........................................................................4
B. Tujuan.......................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI.........................................................................6
A. Pengertian..................................................................................6
B. Tujuan Terapi Modalitas...........................................................6
C. Peran Perawat Dalam Terapi Modalitas....................................6
D. Jenis Terapi Modalitas..............................................................7
BAB III PENUTUP.......................................................................................14
A. KESIMPULAN.........................................................................14
B. SARAN.....................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................15

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan penyakit dengan multi
kausal, suatu penyakit dengan berbagai penyebab yang sangat bervariasi.
Penyebab gangguan jiwa yang banyak diderita terjadi karena frustasi, napza
(narkotika, psikotropika, dan zat adaktif lainnya), masalah keluarga, pekerjaan,
organik dan ekonomi. Dalam konsep stress-adaptasi penyebab perilaku
maladaptive dikostrukkan sebagai tahapan mulai adanya faktor predisposisi,
faktor presipitasi dalam bentuk stressor pencetus, kemampuan penilaian terhadap
stressor, sumber koping yang dimiliki, dan bagaimana mekanisme koping yang
dipilih oleh seorang individu. Dari sini kemudian baru menentukan apakah
perilaku individu tersebut adaptif atau maladaptive. Di Indonesia berdasarkan
(Rikesda tahun 2007) bahwa prevelansi gangguan jiwa berat sebesar 4,6 permil,
artinya ada empat sampai lima penduduk dari 1000 penduduk Indonesia
menderita gangguan jiwa berat.
Banyak ahli dalam kesehatan jiwa memiliki persepsi yang berbeda-beda
terhadap apa yang dimaksud gangguan jiwa dan bagaimana gangguan perilaku
terjadi. Perbedaan pandangan tersebut tertuang dalam bentuk model konseptual
kesehatan jiwa. Pandangan model psikoanalisa berbeda dengan pandangan
model social, model perilaku, model eksistensial, model medical, berbeda pula
dengan model stress – adaptasi. Masing-masing model memiliki pendekatan
unik dalam terapi gangguan jiwa termasuk terapi modalitas.
Terapi Modalitas merupakan terapi utama dalam keperawatan jiwa.
Terapi ini diberikan dalam upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku
maladaptive menjadi perilaku adaptif (Prabowo,2014). Terapi Modalitas adalah
terapi dalam keperawatan jiwa, dimana perawat mendasarkan potensi yang
dimiliki pasien sebagai titik tolak terapi atau penyembuhan. Ada beberapa terapi
yang dapat dilakukan perawat pada pasien dengan masalah kejiwaan yaitu, terapi
aktivitas kelompok dan terapi individu.

5
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Memahami ketepatan dalam terapi keperawatan jiwa
b. Mengetahui tentang apa itu terapi modalitas
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memahami ketepatan dalam terapi keperawatan jiwa
b. Untuk mengetahui pengertian dari terapi modalitas
c. Untuk mengetahui prinsip pelaksanaan terapi modalitas
d. Untuk mengetahui dasar pemberian terapi modalitas
e. Untuk mengetahui tujuan dari terapi modalitas
f. Untuk mengetahui peran perawat dalam terapi modalitas
g. Untuk mengetahui jenis-jenis terapi modalitas dalam keperawatan
jiwa

6
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Terapi modalitas merupakan terapi utama dalam keperawatan jiwa.
Terapi ini diberikan dalam upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku yang
maladaptif menjadi perilaku yang adaptif ( Prabowo, 2014).
Terapi modalitas keperawatan jiwa merupakan bentuk terapi non-
farmakologis yang dilakukan untuk memperbaiki dan mempertahankan sikap
klien agar mampu bertahan dan bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat
sekitar dengan harapan klien dapat terus bekerja dan tetap berhubungan dengan
keluarga, teman, dan sistem pendukung yang ada ketika menjalani terapi. Prinsip
terapi modalitas yaitu perawat sebagai terapis mendasarkan potensi yang
dimiliki pasien sebagai titik tolak terapi atau penyembuhan (Nasir dan Muhits,
2011).

B. Tujuan Terapi Modalitas


Tujuan dilaksanakannya terapi modalitas dalam keperawatan jiwa adalah:
1. Menimbulkan kesadaran terhadap salah satu perilaku pasien
2. Mengurangi gejala gangguan jiwa
3. Memperlambat kemunduran
4. Membantu adaptasi terhadap situasi sekarang
5. Membantu keluarga dan orang-orang yang berarti
6. Mempengaruhi keterampilan merawat diri sendiri
7. Meningkatkan aktivitas
8. Meningkatkan kemandirian (Prabowo,2014).

C. Peran Perawat Dalam Terapi Modalitas


Secara umum peran perawat dalam pelaksanaan terapi modalitas
bertindak sebagai leader, fasilitator, evaluator dan motivator ( Nasir dan
Muhits, 2011). Tindakan tersebut meliputi:

7
1. Mendidik dan mengorientasi kembali seluruh anggota keluarga, misalnya
perawat menjelaskan mengapa komunikasi itu penting, apa visi seluruh
keluarga, kesamaan harapan apa yang dimiliki semua anggota keluarga.
2. Memberikan dukungan kepada klien serta sistem yang mendukung klien
untuk mencapai tujuan dan usaha untuuk berubah. Perawat menyakinkan
bahwa anggota keluarga klien mampu memecahkan masalah yang
dihadapi anggota keluarganya.
3. Mengkoodinasi dan mengintegrasi sumber pelayanan kesehatan. Perawat
menunjukkan institusi kesehatan mana yang harusbekerja sama dengan
keluarga dan siapa yang bisa diajak konsultasi
4. Memberi pelayanan prevensi primer, sekunder dan tersier melalui
penyuluhan, perawatan dirumah, pendidikan dan sebagainnya. Bila ada
anggota keluarga yang kurang memahami perilaku sehat didiskusikan
atau bila ada keluarga yang membutuhkan perawatan.

D. Jenis Terapi Modalitas


Ada beberapa terapi yang dapat dilakukan perawat pada pasien
dengan masalah kejiwaan yaitu terapi aktivitas kelompok dan terapi individu.
1. Terapi Individu
a) Pengertian
- Terapi individu adalah suatu hubungan yang terstruktur yang
terjalin antara perawat dan klien untuk mengubah perilaku klien.
Dimana ubungan yang terjalin merupakan hubungan yang disengaja
dengan tujuan terapi, dilakukan dengan tahap sistematis
(terstruktur) sehingga melalui hubungan ini diharapkan terjadi
perubahan tingakah laku klien sesuai dengan tujuan yang ditetapkan
di awal hubungan.
- Sebuah hubungan yang terstruktur akan dijalin antara perawat
dengan klien nantinya bisa mengubah perilaku klien. Terapi
individual merupakan penanganan seseorang dengan macam-
macam gangguan jiwa melalui pendekatan hubungan individual
antara terapis dengan klien tersebut. Sedangkan hubungan yang

8
dijalin sendiri adalah hubungan yang memang disengaja dengan
tujuan terapi dan dilakukan pada tahap sistematis atau terstruktur
sehingga lewat hubungan tersebut nantinya perilaku klien dapat
berubah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Nasir & Muhith,
2011).

b) Kegiatan Terapi Individu


Terdapat beberapa kegiatan yang termasuk terapi individu dalam
keperawatan jiwa adalah sebagai berikut :
1) Memberikan bimbingan sosial kepada orang yang menderita
penyakit parah (terminal illness), dan stress.
2) Membantu para pegawai yang menghadapi pemutusan hubungan
kerja (PHK) dalam memperoleh pelatihan dan pekerjaan baru.
3) Memberikan bimbingan sosial kepada pasangan muda yang baru
menikah atau pelatihan parenting skills kepada pasangan yang baru
memiliki anak (Nasir & Muhith, 2011).

c) Tahap-tahap Terapi Individu


Terdapat beberapa tahapan yang digunakan dalam terapi individual ini
meliputi tiga tahapan yakni :
1) Tahapan Orientasi
Tahapan orientasi dilaksanakan ketika perawat memulai interaksi
dengan klien. Tahap orientasi merupakan jenis terapi dalam
psikologi yang dilakukan saat perawat memulai interaksi dengan
klien untuk membina hubungan saling percaya. Setelah klien
mempercayai perawat, tahapan selanjutnya adalah klien bersama
perawat mendiskusikan apa yang menjadi latar belakang munculnya
masalah pada klien, apa konflik yang terjadi, juga penderitaan yang
klien hadapi. Tahapan orientasi diakhiri dengan kesepakatan antara
perawat dank lien untuk menentukan tujuan yang hendak dicapai
dalam hubungan perawat-klien dan bagaimana kegiatan yang akan

9
dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut (Nasir & Muhith,
2011).

2) Tahapan Kerja
Tahapan kerja dilakukan saat klien memulai bisa mengeksplorasi diri
dan mengungkapkan apa saja yang sedang ia alami. Tugas perawat
nantinya tidak hanya untuk memperhatikan namun konteks cerita
juga memperhatikan perasaan klien saat bercerita
(Nasir&Muhith,2011).
3) Tahapan Terminasi
Tahapan terminasi dilakukan ketika terjalin hubungan terapeutik
yang sudah mereda dan terkendali yakni klien sudah merasa lebih
baik, memprlihatkan peningkatan fungsi diri, sosial dan juga
pekerjaan serta yang terpenting adalah mencapai tujuan dari terapi
(Nasir&Muhith,2011).

2. Terapi Aktivitas Kelompok


a) Pengertian
Terapi aktivitas kelompok adalah suatu bentuk psikoterapi yang
kegiatannya diikuti oleh beberapa pasien yang menpunyai masalah yang
sama atau sejenis dan dipandu oleh satu atau lebih terapis pada saat
yang sama dengan cara berdiskusi satu sama lain (Susana,2011).
Menurut Depkes RI terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu
upaya untuk memfasilitasi psikoterapis terhadap sejumlah pasien pada
waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan hubungan antar
anggota (Prabowo,2014).

b) Manfaat Terapi Aktivitas Kelompok


Menurut Purwaningsih (2010) Terapi Aktivitas Kelompok mempunyai
beberapa manfaat :
1) Umum

10
 Meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui
komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
 Melakukan sosialisasi
 Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan
afektif.
2) Khusus
 Meningkatkan identitas diri
 Menyalurkan emosi secara konstruktif
 Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau sosial
3) Rehabilitasi
 Meningkatkan keterampilan ekspresi diri
 Meningkatkan kemampuan sosial
 Meningkatkan kemampuan empati
 Meningkatkan kemampuan/pengetahuan pemecahan masalah.

c) Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok


Tujuan terapi aktivitas kelompok menurut Purwaningsih (2010),
1) Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi/kognitif
 Meningkatkan kemampuan orientasi realita
 Meningkatkan kemampuan memusatkan perhatian
 Meningkatkan kemampuan intelektual
 Mengungkapkan perasaannya
 Mengemukakan pendapat dan menerima pendapat orang lain

2) Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori


 Meningkatkan kemampuan sensori
 Meningkatkan upaya memusatkan perhatian
 Meningkatkan kesegaran jasmani
 Mengekspresikan perasaan

3) Terapi aktivitas kelompok orientasi realita


 Pasien mampu mengidentifikasi stimulus internal dan eksternal

11
 Pasien dapat membedakan antara khayalan dan kenyataan
 Pembicaraan pasien sesuai realita

4) Terapi aktivitas kelompok sosialisasi


 Pasien mampu meningkatkan hubungan interpersonal
 Pasien dapat memberi tanggapan terhadap orang lain
 Pasien dapat mengungkapkan idenya dan saling betukar persepsi
dengan orang lain.
 Pasien menerima stimulus eksternal yang berasal dari
lingkungan

d) Jenis – jenis Terapi Aktivitas kelompok


Terapi aktivitas kelompok terdiri dari empat jenis (Purwaningsih,2010),
1) Terapi aktivitas kelompok stimulus persepsi/kognitif
Merupakan terapi yang bertujuan untuk membantu pasien
menstimulasi persepsi dalam upaya memotivasi proses berpikir dan
afektif serta mengurangi perilaku maladaptif.

2) Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori


Merupakan terapi aktivitas yang digunakan untuk menstimulasi
pada sensasi pasien, kemudian diobservasi reaksi sensori pasien
berupa ekspresi emosi atau perasaan melalui gerakan tubuh,
ekspresi muka dan ucapan. Terapi aktivitas ini untuk menstimulasi
sensori pasien yang mengalami kemunduran fungsi sensori.

3) Terapi aktivitas kelompok orientasi realita


Merupakan pendekatan yang dilakukan untuk mengorientasikan
pasien terhadap situasi nyata. Biasanya dilakukan pada kelompok
yang mengalami gangguan orientasi terhadap orang, waktu dan
tempat. Pasien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar
pasien yaitu diri sendiri, orang lain yang dekat dengan pasien,

12
lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan pasien dan
waktu saat ini maupun yang lalu.

4) Terapi aktivitas kelompok sosialisasi


Merupakan terapi yang dilakukan untuk meningkatakan
kemampuan pasien dalam melakukan interaksi sosial maupun
berperan dalam lingkungan sosial. Pasien di bantu untuk
melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar pasien.

e) Tahapan dalam Terapi Aktivitas Kelompok


Fase – fase dalam terapi aktivitas kelompok menurut Purwaningsih
(2010) adalah sebagai berikut :
1) Pre kelompok
Pada fase ini dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan siapa
yang menjadi leader, anggota, tempat dan waktu kegiatan
kelompok dilaksanakan serta proposal lengkap dengan media apa
saja yang digunakan beserta dana yang dibutuhkan.

2) Fase awal
Pada fase awal ini ada tiga tahapan yang terjadi yaitu:
 Orientasi yaitu anggota mulai mengembangkan sistem sosial
masing-masing, leader mulai menunjukkan rencana terapi dan
mengambil kontrak dengan anggota.
 Konflik merupakan masa sulit dalam proses kelompok,
anggota mulai memikirkan siapa yang berkuasa dalam
kelompok, bagaimana peran anggota, tugas anggotanya dan
saling ketergantungan yang akan terjadi.
 Kebersamaan yaitu anggota mulai bekerja sama untuk
mengatasi masalah dan anggota mulai menemukan siapa
dirinya.

13
3) Fase kerja
Pada fase ini kelompok sudah menjadi sebuah tim, pada fase ini
aka terjadi :
 Fase yang menyenangkan bagi leader dang anggotanya
 Perasaan positif dan negatif dapat di koreksi dengan hubungan
saling percaya yang telah terbina
 Semua anggota bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah
disepakati
 Tanggung jawab setiap anggota sama, kecemasan menurun,
kelompok lebih stabil dan realistis
 Kelompok mulai mengeksplorasi lebih jauh sesuai dengan
tujuan dan tugas kelompok dalam menyelesaikan tugasnya.
 Fase ini ditandai dengan penyelesaian masalah yang kreatif.

4) Fase terminasi
Ada 2 jenis terminasi, yaitu terminasi akhir dan terminasi
sementara. Anggota kelompok mungkin akan mengalami terminasi
premature, sukses atau tidak sukses. Terminasi dapat menyebabkan
kecemasan, regresi atau kecewa. Untuk hal itu terapis perlu
mengevaluasi kegiatan dan menunjukkan sikap betapa
bermaknanya kegiatan tersebut, menganjurkan anggota untuk
memberi umpan balik pada tiap anggota. Akhir terapi aktivitas
kelompok harus dievaluasi, bisa melalui pre atau post test.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Terapi modalitas merupakan terapi utama dalam keperawatan jiwa.
Terapi ini diberikan dalam upaya mengubah perilaku pasien dari perilaku
yang maladaptif menjadi perilaku yang adaptif (Prabowo,2014).
Terapi modalitas merupakan bentuk terapi non-farmakologis yang
dilakukan untuk memperbaiki dan mempertahankan sikap klien agar
mampu bertahan dan bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitar
dengan harapan klien dapat terus bekerja dan tetap berhubungan dengan
keluarga, teman, dan sistem pendukung yang ada ketika menjalani terapi
(Nasir dan Muhits, 2011).

B. SARAN
Bagi petugas kesehatan, dalam pemberian asuhan keperawatan untuk
pasien dengan gangguan kejiwaan salah satu caranya yaitu dengan
diberikan terapi modalitas. Akan tetapi sebelum dilakukan terapi tersebut
perawat perlu mempelajari konsep dan teori terapi tersebut agar terapi
terlaksana dengan baik dan hasil yang maksimal.

15
DAFTAR PUSTAKA
Direja, Ade Herman Surya.2011. Buku Ajar : Asuhan Keperawatan Jiwa.Nuha
Medika.
Yogyakarta.

Nasir, Abdul Dan Abdul Muhith.2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa:


Pengantar Dan
Teori.Salemba Medika. Jakarta.

Prabowo, Eko.2014. Konsep Dan Apliikasi : Asuhan Keperawatan Jiwa.Nuha


Medika.
Yogyakarta.

Purawaningsih, W & Karlina, I.2010. Asuhan Keperawatan Jiwa.Nuha


Medika.Yogyakarta.

Susana, S.A, & Hendarsih, S.2011. Terapi Modalitas Keperawatan Kesehatan


Jiwa. EGC.Jakarta.

https://id.scribd.com/document/502438771/Makalah-Kelompok-1-Keperawatan-
Jiwa-Terapi-Individu

16

Anda mungkin juga menyukai