Oleh
FITRIYANI
VERAWATI
HERNI SURYANI PURBA
ALFIANA
RADIANSYAH
Latar Belakang
Sistem endokrin merupakan salah satu bagian dari berbagai sistem
tubuh yang mempunyai fungsi utama sebagai homeostasis berbagai
fungsi tubuh.
1. Pencegahan primer
• Mempertahankan pola makan sehari-hari yang sehat dan
seimbang yaitu:
a) Meningkatkan konsumsi sayuran dan buah
b) Membatasi makanan tinggi lemak dan karbohidrat
sederhana
c) Mempertahankan berat badan normal/idaman sesuai
dengan umur dan tinggi badan
3. Pencegahan tersier
pemeriksaan pembuluh darah pada mata (pemeriksaan funduskopi
tiap 6-12 bulan), pemeriksaan otak, ginjal serta tungkai.
Asuhan Keperawatan Diabetic Ketoasidosis
1. Pengkajian
Anamnesis :
a. Riwayat DM
b. Poliuria, Polidipsi
c. Berhenti menyuntik insulin
d. Demam dan infeksi
e. Nyeri perut, mual, mutah
f. Penglihatan kabur
g. Lemah dan sakit kepala
2. Pemeriksan Fisik :
4. Pengkajian head to toe
a) Data subyektif
b) Data objektif
5. Diagnosa Keperawatan yang mungkin timbul
a) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan
kemampuan bernapas
b) Defisit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran
cairan berlebihan (diuresisosmotic) akibat hiperglikemia
c) Risiko tinggi terjadinya ganguan pertukaran gas
b/d peningkatan keasaman ( pHmenurun) akibat hiperglikemia,
glukoneogenesis, lipolysis
1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan
dengan penurunan kemampuan bernapas
Intervensi:
02 04
a) Kaji status pernafasan dengan mendeteksi pulmonal.
b) Berikan fisioterapi dada termasuk drainase postural
c) Penghisapan untuk pembuangan lendir.
d) Identifikasi kemampuan dan berikan keyakinan dalam bernafas
.
e) Kolaborasi dalam pemberian therapi medis
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan
pengeluaran cairan berlebihan (diuresisosmotic)
akibat hiperglikemia
Intervensi:
a) Observasi pemasukan dan pengeluaran cairan setiap jam
b) Observasi kepatenan atau kelancaran infus
c) Monitor TTV dan tingkat kesadaran tiap 15 menit, bila stabil
lanjutkan untuk setiap jam
d) Observasi turgor kulit, selaput mukosa, akral, pengisian kapiler
e) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Hiperglikemia hyperosmolar state (HHS)
Definisi
Hiperglikemia hyperosmolar state (HHS) adalah keadaan
daruratyang dapat mengancam jiwa yang disebabkan oleh
defisiensi insulin relative dan resistensi insulin yang signifikan,
mengakibatkan hiperglikemia parah dengan diuresis osmotic
yang berat yang menyebabkan dehidrasi dan hiperosmolaritas.
• Etiologi
Penyebab terjadinya hiperglikemia hyperosmolar state dapat
terjadi akibat stress berat yang berkaitan dengan penyakit
stroke.. IMA, pankreatitis, trauma, sepsis, luka bakar, dan
pneumonia.
Lansia merupakan kelompok yang sangat beresiko tinggi, terutama
pada lansia yang mengalami gangguan kognisi dan lansia yang
berada difasilitas perawatan kronis jangka panjang. Obat-obatan
sejenis kortikosteroid, diuretic tiazid, sedative, simatomimetik
memberikan efek yang tidak baik terhadap metabolism karbohidrat
dan menyebabkan gangguan glukosa. (Morton Patricia Gonce
Fontaine, M. Hudak and M.Gallo, 2011, pp. 1316-1317).
• Klasifikasi
a) Hiperglikemia sedang
Peningkatan kadar gula dalam darah pada fase awal dimana dalam
level > 126 mg/dl untuk gula darah puasa.
b) Hiperglikemia berat
Peningkatan kadar gula dalam darah pada level 200 mg/dl untuk
gula darah puasa setelah terjadi selama beberapa periodic ytanpa
adanya hypoglikemic medication.
• Pencegahan primer, sekunder dan tersier
a) Pencegahan primer
Pencegahan primer terdiri dari tindakan penyuluhan dan pengelolaan
yang ditujukan untuk kelompok masyarakat penderita DM.
b) Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya mencegah atau menghambat
timbulnya penyulit pada pasien yang telah terdiagnosis DM.
Asuhan Keperawatan Hiperglikemia
hyperosmolar state (HHS)
1. Pengkajian
Pengkajian HHS pada KGD didasarkan pada prinsip – prinsip skala
prioritas : Airway (A), Breating (B), Circulation (C), dan pengkajian
esensial yang lain.
Diagnosa dan Rencana Keperawatan
Risiko Ketidakstabilan gula darah Intervensi Standar Intervensi
Tujuan dan Kriteria Hasil Keperawatan Indonesia (
(Standar Luaran Keperawatan Indonesia SIKI )
(SLKI)
Perfusi Perifer tidak efektif Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (
(Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) SIKI )
23
Perfusi perifer tidak efektif Perawatan Sirkulasi
D.0009 Tujuan: Setelah dilakukan Observasi:
tindakan keperawatan 3X24 a. Periksa sirkulasi perifer
Jam diharapkan perfusi perifer
membaik b. Identifikasi faktor risiko
gangguan sirkulasi
c. Monitor panas
kemerahan,nyeri atau
bengkak pada ekstermitas
Teraupetik:
d. Hindari pemasangan infus
atau pengambilan darah
di area
keterbatasan perifer
e. Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstermitas dengan
keterbatasan perfusi
f. Hindari penekanan dan
pemasangan torniquet
pada area yang cedera
g. Lakukan pencegahan
infeksi
h. Lakukan Hidrasi Edukasi:
i. Anjurkan berhenti
merokok
j. Anjurkan berolahraga
rutin
Hipoglikemia
Definisi
Hipoglikemia adalah keadaan dimana kadar glukosa darah
berada dibawah normal, yang dapat terjadi karena
ketidakseimbangan antara makanan yang dimakan, aktivitas
fisik dan obat-obatan yang digunakan.
• Etiologi
Hipoglikemia bisa disebabkan oleh :
Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pancreas
Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang
diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar
gula darahnya
Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal
Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan
glukosa dihati
Adapun penyebab hipoglikemia yaitu :
1. Dosis suntikan insulin yang terlalu banyak
2. Lupa makan atau makan terlalu sedikit
3. Aktifitas terlalu berat
4. Minum alkohol tanpa disertai makan
5. Menggunakan tipe insulin yang salah pada malam hari
6. Penebalan dilokasi suntikan
7. Kesalahan waktu pemberian obat dan makanan
8. Penyakit yang menyebabkan gangguan penyerapan glukosa
9. Gangguan hormonal
10.Pemakaian aspirin dosis tinggi
11.Riwayat hipoglikemia sebelumnya
• Klasifikasi
Tipe hipoglikemia digolongkan menjadi
beberapa jenis yakni :
No. Intervensi
2 Tempatkan pasien pada posisi semi fowler atau posisi kepala lebih
tinggi
3 Hindari pemberian cairan atau makanan per oral jika kesadaran klien
rendah
No Intervensi
1 Ciptakan lingkungan yang aman bagi klien, pidahkan perabotan yang dapat
membahayakan klien
2 Pasang pengaman pada sisi tempat tidur klien dan turunkan tinggi tempat tidur
klien
No Intervensi
Observasi tanda-tanda nyeri non-verbal seperti ekspresi wajah, posisi tubuh dan
gelisah