Anda di halaman 1dari 21

KEPERAWATAN KRITIS

KETOASIDOSIS DIABETIKUM
Kelompok 10 :
Astivani Laksander ( 1814201196 )
Anastasya Salindeho (19142010185)
Yane Mandena (19142010172)
Windhy Sendow (19142010166)
 
Definisi

 Ketoasidosis diabetik (KAD) adalah keadaan dekompensasi metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia,
asidosis dan ketosis, terutama disebabkan oleh defisiensi insulin absolut atau relatif. KAD dan hipoglikemia
merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang serius dan membutuhkan pengelolaan gawat darurat. Akibat
diuresis osmotik, KAD biasanya mengalami dehidrasi berat dan bahkan dapat sampai menyebabkan syok.
Ketoasidosis diabetik (KAD) merupakan komplikasi akut diabetes melitus yang ditandai dengan dehidrasi,
kehilangan elektrolit dan asidosis.
Etiologi

 Insulin tidak diberikan atau diberikan dengan dosis yang dikurangi


 Keadaan sakit atau infeksi
 Manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati
 Infeksi : pneumonia, infeksi traktus urinarius, dan sepsis. diketahui bahwa jumlah sel darah putih
mungkin meningkat tanpa indikasi yang mendasari infeksi.
 Ketidakpatuhan: karena ketidakpatuhan dalam dosis
 Pengobatan: onset baru diabetes atau dosis insulin tidak adekuat
 Kardiovaskuler : infark miokardium
 Penyebab lain : hipertiroidisme, pankreatitis, kehamilan, pengobatan kortikosteroid and adrenergik.
Faktor ketoasidosis Diabetikum

Krisis hiperglikemia pada diabetes tipe 2 biasanya terjadi karena ada keadaan yang mencetuskannya. Faktor
pencetus krisis hiperglikemia ini antara lain :

1. Infeksi : meliputi 20 –55% dari kasus krisis hiperglikemia dicetuskan oleh Infeksi. Infeksinya dapat berupa
: Pneumonia, Infeksi traktus urinarius, Abses, Sepsis, Lain-lain.

2. Penyakit vaskular akut: Penyakit serebrovaskuler, Infark miokard akut, Emboli paru, Thrombosis
V.Mesenterika
3. Trauma, luka bakar, hematom subdural.
4. Heat stroke
5. Kelainan gastrointestinal: Pankreatitis akut, Kholesistitis akut, Obstruksi intestinal
6. Obat-obatan : Diuretika, Steroid, Lain-lain
Tanda Dan Gejala Ketoasisdosis Diabetikum

 Poliuri
 Kadar gula tinggi (>240 mg/dl)
 Polidipsi
 Nafas berbau aseton
 Berat badan berkurang
 Kulit/mukosa kering
 Mual muntah
 Keringat
 Nyeri abdomen
 Pernafasan cepat
 Penurunan kesadaran
 Syok hipovolemia
 Dehidrasi
 Tekanan darah sistolik 20 mmHg
Patofisiologis Ketoasidosis Diabetikum

 Ketoasidois terjadi bila tubuh sangat kekurangan insulin. Karena dipakainya jaringan
lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, maka akan terbentuk ketoa. Bila hal ini
dibiarkan terakumulasi, darah akan menjadi asam sehingga jaringan tubuh akan rusak dan
bisa menderita koma.
 Hal ini biasanya terjadi karena tidak mematuhi perencanaan makan, menghentikan sendiri
suntikan insulin, tidak tahu bahwa dirinya sakit diabetes mellitus, mendapat infeksi atau
penyakit berat lainnya seperti kematian otot jantung, stroke, dan sebagainya.
 Faktor factorpemicu yang paling umum dalam perkembangan ketoasidosis diabetik
(KAD) adalah infeksi, infark miokardial, trauma, ataupun kehilangan insulin. Semua
gangguan gangguan metabolik yang ditemukan pada ketoasidosis diabetik (KAD) adalah
tergolong konsekuensi langsung atau tidak langsung dari kekurangan insulin.
Pemeriksaan Penunjang Ketoasisdosi
Diabetikum
a.Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan diagnostik

a. Pemeriksaan Laboratorium 1. Tes glukosa

1. Glukosa. 2. Gula darah puasa

2. Natrium. 3. Essei haemoglobin glikolisat


3. Kalium. 4. Kolestrol
4. Bikarbonat. 5. Aseton plasma
5. Sel darah lengkap (CBC).
6. Lemak bebas
6. Gas darah arteri (AGD).
7. Elektrolit
7. Urinalisasi
8. Hemoglobin glikosilat
8. Osmolalitas
9. Gas darah
9. Fosfor
10. Tingkat BUN meningkat 10. Tromosit darah

11. Kadar keratin 11. Ureum/creatinine


12. ß-hidroksibutirat. 12. Amilase darah
13. Keton
Komplikasi Ketoasidoisis Diabetikum
 Ginjal diabetik ( Nefropati Diabetik )
 Kebutaan ( Retinopati Diabetik )
 Syaraf ( Neuropati Diabetik )
 Kelainan Jantung.
 Hipoglikemia.
 Hipertensi
Penatalaksanaan Ketoasidosis Diabetikum

Tujuan penatalaksanaan :
1. Memperbaiki sirkulasi dan perfusi jaringan (resusitasi dan rehidrasi),
2. Menghentikan ketogenesis (insulin),
3. Koreksi gangguan elektrolit,
4. Mencegah komplikasi,
5. Mengenali dan menghilangkan faktor pencetus.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA
PASIEN KETOASIDOSIS DIABETIKUM
 
Pengkajian
1. Pengumpulan data Anamnese didapat :
a. Identifikasi klien.
b. Keluhan utama klien :
Mual muntah dan sesak napas, hipotensi, serta sakit kepala
c. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang dengan keluhan sesak napas, kelemahan, tekanan darah menurun (hipotensi ortostatik). terkadang
disertai muntah dan mual, pasien juga dapat mengeluhkan cemas atas apa yang sedang dialaminya.
d. Riwayat penyakit dahulu :
Menderita Diabetes Militus, penggunaan insulin yang tidak teratur.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga memiliki riwayat diabetes melitus.
f. Riwayat psikososial
Pasien dengan KAD memiliki hubungan yang terhambat dengan sosial sebab terkadang pasien disertai dengan
sesak napas.
Pengkajian Gawat Darurat

a. Airway
 Pasien dengan ketoasidosis diabetik jarang ditemukan adanya sumbatan jalan napas, tetapi dapat
terjadi kemungkinan apabila pasien sudah sampai mengalami penurunan kesadaran untuk itu
pembebasan jalan napas dengan teknik head tilt chin lift dapat dilakukan.
b. Breathing
 Pasien yang mengalami ketoasidosis diabetik akan mengalami hiperventilasi sebab keasaman
dalam tubuh meningkat karena peningkatan paCO2 dan keton dalam tubuh untuk itu kompensasi
tubuh melakukan pernapasan cepat bertujua untuk mengeluarkan CO2 dan meningkatkan kadar
O2 dalam tubuh.
c. Circulation
 Pasien KAD akan mengaalami penurunan tekanan darah dan peningkatan nadi sebab pasien
yang mengalami KAD akan mengalami lebih sering buang air kecil, lebih sering buang air kecil
ini disebabkan karena tingginya gula darah dan ginjal tidak mampu lagu untuk menyaring
glukosa ini sehingga glukosa akan keluar bersama cairan dan mengakibatkan dehidrasi
Pemeriksaan Fisik

 Napas berbau aseton


 Pernafasan cepat
 Pusing/pening
 Kelelahan
 Gangguan penglihatan
 Mulut kering
 Penurunan otot menurun
 Kesadaran
 Kram otot
 Aktifitas kejang
Pengkajian Gawat Darurat

a. Airways :
 Kaji kepatenan jalan nafas pasien, ada tidaknya sputum atau benda asing yang
menghalangi jalan nafas.
b. Breathing :
 Kaji frekuensi nafas, bunyi nafas, ada tidaknya penggunaan otot bantu pernafasan
c. Circulation :
 Kaji nadi, capillary refil
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Pola NapasTidak Efektif berhubungan dengan penurunan kemampuan bernapas


2. Nausea berhubungan dengan gangguan biokimiawi
3. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif akibat diuresis osmotik akibat
hiperglikemia
4. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan resitensi insulin
A. Pola NapasTidak Efektif berhubungan dengan penurunan kemampuan bernapas

 Pola napas

a. Dyspnea Menurun 5

b. penggunaan otot bantu napas Menurun 5

c. frekuensi nafas Membaik 5


 Manajemen jalan nafas (SIKI)

Tindakan :

Observasi :

a. Monitor pola nafas (frekuensi,kedalaman,usaha nafas)

b. Monitor bunyi nafas tambahan

Terapeutik :

c. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw thrust jika di curigai trauma servikal)

d. Berikan minuman hangat

e. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu

Edukasi :

f. Anjurkan asupan cairan 2000 Ml perhari, jika tidak kontraindikasi

Kolaborasi :

g. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspetoran, mukolitik, jika perlu.


B.Nausea berhubungan dengan gangguan biokimiawi

Manajemen Mual (SIKI)


Tingkat nausea

 Tindakan
 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1X24 jam diharapkan masalah dapat teratasi dengan  Observasi :
tujuan dan 1. Identifikasi pengalaman mual
Kriteria hasil (SLKI) : 2. Identifikasi dampak napsu terhadap kwalitas hidup (mis. Nafsu
makan, aktifitas, dan tidur)
1. Keluhan mual menurun 5
3. Identifikasi factor penyebab mual (mis.pengobatan dan prosedur)
2. Perasaan ingin muntah menurun 5 4. Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi, dan tindakan keparahan)
3. Perasaan asam di mulut menurun 5 5. Monitor asupan nutrisi dan kalori
4. Pucat cukup membaik 4  Edukasi
a. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
b. Ajarkan penggunaan teknik nonformakologis (mis. Relaksasi)
 Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiemetic,jika perlu
C.Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif akibat
diuresis osmotik akibat hiperglikemia

Status cairan
Pemantauan cairan (SIKI)
 Tindakan

 Observasi
 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadii
1X24 jam diharapkan masalah dapat teratasi
dengan tujuan dan 2. Monitor frekuensi nafas

3. Monitor tekanan darah


Kriteria hasil (SLKI) :
4. Monitor berat badan
1. Pengisian vena Meningkat 5
5. Monitor intake dan ouput cairan
2. Dyspnea Meningkat 5
6. Identifikasi tandan-tanda hypovolemia (mis. Nadi terasa lemah, tekanan darah
3. Frekuensi nadi Membaik 5 menurun, volume urin menurun, lemah, berat badan menurun dalam waktu
singkat)
4. Tekanan darah Membaik 5
 Terapeutik
5. Tekanan nadi Membaik 5 1. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
6. Membran mukosa Membaik 5 2. Dokumentasikan hasil pemantauan

 Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu


D. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan
resitensi insulin

 Kestabilan kadar glukosa darah

 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1X24 jam diharapkan masalah dapat teratasi dengan tujuan dan
Kriteria hasil (SLKI) :
a. Pusing Menurun 1
b. Lelah/Lesu menurun 1
c. Kadar glukosa dalam darah Membaik 5
Manajemen hiperglikemia (SIKI)

 Tindakan

 Observasi

a. Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia

b. Identifikasi situasi yang menyebabkan kebutuhan insulin meningkat

c. Monitor kadar glukosa darah, jika perlu

d. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia (mis.kelemahan sakit kepala)

e. Monitor intake dan ouput cairan


 Terapeutik :

a. Berikan asupan cairan oral

b. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk
 Edukasi :

1. Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri

2. Ajarkan pengelolaan diabetes (mis. Penggunaan insulin, obat oral, monitor asupan cairan pengantian karbohidrat, dan bantu professional kesehatan)

 Kolaborasi :

1. Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu

2. Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu

3. Kolaborasi pemberian kalium, jika perlu


TERIMA KASIH 🙏

Anda mungkin juga menyukai