A. DEFINISI
Ketoasidosis diabetikum (KAD) adalah gangguan metaboli akut yang secara
primer ditandai dengan peningkatan badan keton dalam sirkulasi yang berlanjut menjadi
ketoasidosis berat denga hiperglikemia tidak terkontrol akibat defisiensi insulin.
Umumnya KAD ditemukan pada pasien dengan insulin dependent diabetes mellitus
(IDDM/ DM tipe 1) dan yang tidak patuh terapi insulin (DM tipe 2) atau dengan infeksi
berat.
Pasien dengan KAD sering datang dalam keadaan asidosis metabolik berat dan
hyperkalemia yang disertai dengan penurunan kesadaran dan gangguan pernapasan
sehingga memerlukan tindakan yang tepat dan perawatan intensif.
American Diabetes Association mendefinisikan KAD sebagai kadar gula darah
>250mmHg; plasma HCO3 18mmHg/L; pH plasma ≤ 7,30; peningkatan anion gap; dan
adanya badan keton dalam darah dan urin.
B. ETIOLOGI
Defisiensi insulin absolut atau relative
Infeksi berat
Pengobatan : onset baru diabetes atau dosis insulin tidak adekuat
Kardiovaskuler : infark miokard
Penyebab lain : pankreatitis, kehamilan, pengobatan kortikosteroid dan
adrenergik
C. PATOFISIOLOGI
KAD ditandai oleh adanya hiperglikemia, asidosis metabolic, dan peningkatan
konsentrasi keton yang beredar dalam sirkulasi. Ketoasidosis merupakan akibat dari
kekurangan inefektifitas insulin yang terjadi bersamaan dengan peningkatan hormon
kontraregulator (glukagon, katekolamin, kortisol, dan growth hormone). Kedua hal
2
Pada hepar, asam lemak bebas dioksidasi menjadi badan keton yang prosesnya
distimulasi terutama oleh glukagon. Peningkatan konsentrasi glukagon menurunkan
kadar malonyl coenzyme A (Co A) dengan cara menghambat konversi piruvat menjadi
acetyl Co A melalui inhibisi acetyl Co A carboxylase, enzim pertama yang dihambat
pada sintesis asam lemak bebas. Molonyl Co A menghambat camitine
palmitoyltransferase I (CPT I), enzim untuk transesterifikasi dari fatty acyl Co A
menjadi fatty acyl camitine, yang mengakibatkan oksidasi asam lemak menjadi bedan
keton. CPT I diperlukan untuk perpindahan asam lemak bebas ke mitokondria tempat
dimana asam lemak teroksidasi. Peningkatan aktivitas fatty acyl Co A dan CPT I pada
KAD mengakibatkan ketogenesis.
3
+
4
D. MANIFESTASI KLINIS
Kadang terjadi Penurunan status mental/penurunan kesadaran
Kadang mengalami hipovolemi dan syok
Lemah
Polidipsi
Poliphagi
Poliuri
Dehidrasi (tekanan turgor kulit menurun, lidah dan bibir kering)
Asidosis metabolic
Mual-muntah
Pernafasan cepat dan dangkal (Kussmaul breathing)
Nafas bau aseton
Nyeri perut
Demam
Hipertensi
6
Tujuan penatalaksanaan :
1. Memperbaiki sirkulasi dan perfusi jaringan (resusitasi dan rehidrasi)
2. Menghentikan ketogenesis
3. Koreksi gangguan elektrolit
4. Mencegah komplikasi
5. Mengenali dan menghilangkan factor pencetus
G. ASUHAN KEPERAWATAN
a. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan data
Anamnese didapat :
a. Identifikasi klien.
7
3. Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breath) :
Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi/tidak). Tanda : Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum
purulen Frekuensi pernapasan meningkat.
Napas berbau aseton atau buah, pernapasan menunjukkan pernapasan cepat
(kusmaul)/hiperventilasi.
b. B2 (Blood)
1) Tachicardi
2) Disritmia
c. B3 (Bladder) :
Awalnya poliuri dapat diikuti oliguri dan anuri.
d. B4 (Brain)
Gejala : Pusing/pening, sakit kepala Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot,
parestesia. Gangguan penglihatan. Kesadaran CM / Letargi / Koma.
Tanda : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut).
Gangguan memori (baru, masa lalu), kacau mental, aktifitas kejang
(tahap lanjut dari DKA).
e. B5 (Bowel)
a. Distensi abdomen
b. Bising usus menurun
f. B6 (Bone)
Penurunan kekuatan otot, Kram otot, tonus otot menurun, gangguan
istrahat/tidur.
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istrahat atau aktifitas
4. Pengkajian Gawat Darurat
a. Airways : kaji kepatenan jalan nafas pasien, ada tidaknya sputum atau benda
asing yang menghalangi jalan nafas.
b. Breathing : kaji frekuensi nafas, bunyi nafas, ada tidaknya penggunaan otot bantu
pernafasan
9
b. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan sirkulasi spontan
2. Hipovolemia
3. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
4. Pola napas tidak efektif
5. Gangguan pertukaran gas
6. Gangguan/Risiko ketidakseimbangan elektrolit
7. Risiko defisit nutrisi
8. Risiko Infeksi
9. Defisit pengetahuan tentang manajemen penyakit kronis/program diet
10. Ketidakpatuhan
c. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Gangguan sirkulasi spontan
2. Hipovolemia
3. Ketidakstabilan kadar glukosa darah
4. Pola napas tidak efektif
5. Gangguan pertukaran gas
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama …x24 jam, maka pertukaran gas
meningkat, dengan kriteria hasil :
1. Sesak napas menurun
2. Wheezing menurun
3. Takikardia menurun
4. PCO2 membaik
5. PO2 membaik
6. pH arteri membaik
Intervensi Utama
Pemantauan Respirasi
Observasi
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
10
- Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan kalori
Terapeutik
- Timbang berat badan secara rutin
- Diskusikan perilaku makan dan jumlah aktivitas fisik (termasuk olahraga)
yang sesuai
- Lakukan kontrak perilaku (mis: target berat badan, tanggungjawab
perilaku)
- Damping ke kamar mandi untuk pengamatan perilaku memuntahkan
Kembali makanan
- Berikan penguatan positif terhadap keberhasilan target dan perubahan
perilaku
- Berikan konsekuensi jika tidak mencapai target sesuai kontrak
- Rencanakan program pengobatan untuk perawatan di rumah (mis: medis,
konseling)
Edukasi
- Anjurkan membuat catatan harian tentang perasaan dan situasi pemicu
pengeluaran makanan (mis: pengeluaran yang disengaja, muntah,
aktivitas berlebihan)
- Ajarkan pengaturan diet yang tepat
- Ajarkan keterampilan koping untuk penyelesaian masalah perilaku
makan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat badan, kebutuhan
kalori dan pilihan makanan
Manajemen Nutrisi
Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi makanan yang disukai
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
- Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
- Monitor asupan makanan
13
8. Risiko Infeksi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama …x24 jam, maka tingkat infeksi
menurun, dengan kriteria hasil :
1. Demam menurun
2. Kemerahan menurun
3. Nyeri menurun
4. Bengkak menurun
5. Kadar sel darah putih membaik
Intervensi Utama :
Pencegahan Infeksi
Observasi
- Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
Terapeutik
- Batasi jumlah pengunjung
14
10. Ketidakpatuhan
Setelah dilakukan intervensi utama selama …x 24 jam, maka status tingkat kepatuhan
meningkat dengan kriteria hasil :
1. Verbalisasi kemauan mematuhi program perawatan atau pengobatan meningkat
2. Verbalisasi mengikuti anjuran meningkat
3. Perilaku mengikuti program perawatan/pengobatan membaik
4. Perilaku menjalankan anjuran membaik
Intervensi Utama :
Dukungan kepatuhan program pengobatan
Observasi
- Identifikasi kepatuhan menjalani pengobatan
Terapeutik
- Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik
- Buat jadwal pendampingan keluarga untuk bergantian menemani pasien selama
menjalani program pengobatan, jika perlu
- Dokumentasikan aktivitas selama menjalani program pengobatan
- Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung atau menghambat berjalannya program
pengobatan
- Libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang dijalani
Edukasi
- Informasikan program pengobatan yang harus dijalani
- Informasikan manfaat yang akan diperoleh jika teratur menjalani program
pengobatan
- Anjurkan keluarga untuk mendampingi dan merawat pasien selama menjalani
program pengobatan
- Anjurkan pasien dan keluarga melakukan konsultasi ke pelayanan Kesehatan
terdekat, jika perlu
16
Promosi koping
Observasi
- Identifikasi kegiatan jangka pendek dan Panjang sesuai tujuan
- Identifikasi kemampuan yang dimiliki
- Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
- Identifikasi pemahaman proses penyakit
- Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
- Identifikasi metode penyelesaian masalah
- Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial
Terapeutik
- Diskusikan perubahan peran yang dialami
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
- Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi perilaku
sendiri
- Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu
- Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri
- Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
- Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam perawatan
- Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis
- Tinjau Kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan
- Hindari mengambil keputusan saat pasien berada dibawah tekanan
- Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial
- Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia
- Damping saat berduka (mis: penyakit kronis, kecacatan)
- Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami
pengalaman sama
- Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
- Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancam
Edukasi
18
.
d. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tindakan keperawatan atau Implementasi sesuai intervensi dan evaluasi berdasarkan tujuan
serta kriteria hasil yang ditentukan dalam intervensi.