Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“Keperawatan Gerontik”

ISU-ISU, STRATEGI, DAN KEGIATAN UNTUK PROMOSI


KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN LANSIA SERTA DUKUNGAN
TERHADAP ORANG YANG TERLIBAT MERAWAT LANSIA

Disusun oleh :
KELOMPOK 3
YEMIMA SUMOLANG 19142010183
FIRGINIA KELES 19142010193
MERLY SAMBALAO 1614201312
YANE MANDENA 19142010172
PAULA LUKAS 19142010187
SHELLYN LEMPOY 19142010192
DELLA AYU RAMADANI 19142010170
REGINA SAMBENAUNG 19142010176
FREISILIA LUWUUNAUNG 19142010174
MICHELE DACHI 19142010261
ASTYVANI LAKSANDER 1814201196

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA


FAKULTAS KEPERAWATAN
MANADO
1
2022

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas tuntunan
kuasanyaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “isu-
isu, strategi, dan kegiatan promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia serta
dukungan terhadap yang terlibat merawat lansia” ini sebagai pemenuhan tugas dari
mata kuliah Keperawatan Gerontik.

Kami menyadari bahwa isi dari makalah ini belum sempurna sehingga saran
dan kritik diperlukan untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik.

Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan dipergunakan
semestinya.

Manado, 18 okt 2022

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang ......................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................

A. Pengertian Geriatri ..........................................................................................

B. Issu dan Kecenderungan Masalah Kesehatan Gerontik


..................................

C. Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia


........................

D. Kebutuhan promosi kesehatan dan proteksi kesehatan lansia di


komunitas ...

E. Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Lansia


.................................

F. Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia


.................................................

G. Dukungan keluarga .........................................................................................

BAB III PENUTUP .................................................................................................................

A. Kesimpulan
..................................................................................................................

B. Saran
............................................................................................................................

4
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................

5
6
BAB I
PENDAHULUAN
A,Latar Belakang

Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan


keberhasilan pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal
tersebut mendorong peningkatan kesejahteraan sosioekonomi serta
kesehatan. Pendekatan yang harus dilakukan dalam melaksanakan program
kesehatan adalah pendekatan kepada keluarga dan masyarakat. Pendekatan
ini lebih memprioritaskan upaya memelihara dan menjaga yang sehat
semakin sehat serta merawat yang sakit agar menjadi sehat.
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya
pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua
yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif (pasal 19 UU No. 23 tahun
1992 tentang kesehatan).
Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan
secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan
mengakibatkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh,
sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara
keseluruhan.
Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat
sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur,
timbul keriput, rambut menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan
penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang
lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di perut dan pinggul.
Kemunduran lain yang terjadi adalah kemampuan-kemampuan kognitif seperti
suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak
mudah menerima ide baru.
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat
mencapai usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan
keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia
dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan
bahagia.
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Geriatri
Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontology dan kedokteran yang
mempelajari kesehatan pada lansia dalam berbagai aspek, yaitu promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitative. Pada prinsipnya geriatric mengusahakan
masa tua yang bahagia dan berguna.

Gerontology adalah suatu ilmu yang mempelajari proses penuaan dan


masalah yang akan terjadi pada lansia yaitu kesehatan, social, ekonomi,
perilaku, lingkungan dan lail-lain.

Tujuan pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:


1. Mempertahan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindar dari
penyakit atau gangguan/kesehatan.
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan
dan aktivitas mental yang mendukung.
3. Melakukan diagnosis dini yang tepat dan memadai.

4. Melakukan pengobatan yang tepat.

5. Memelihara kemandirian secara maksimal.

6. Tetap memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya


agar kematiannya berlangsung dengan tenang.

Prinsip-prinsip pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:


1. Pendekatan yang menyeluruh (biopsikososialspiritual).

2. Orientasi terhadap kebutuhan klien.

3. Diagnosis secara terpadu.

8
4. Team work (koordinasi).

5. Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.


Perkembangan geriatric baru terjadi pada abad ke-20. Di Indonesia,
geriatric baru berkembang dan masih dalam masa perintisan. Pada prinsipnya,
geriatric

mengusahakan agar para lansia dapat menjadi lansia yang berguna dan bahagia,
sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.

B. Issu dan Kecenderungan Masalah Kesehatan Gerontik


 Masalah kehidupan sexual

Adanya anggapan bahwa semua ketertarikn seks pada lansia telah


hilang adalah mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada
kenyataannya hubungan seksual pada suami isteri yang sudah menikah
dapat berlanjut sampai bertahun- tahun. Bahkan aktivitas ini dapat
dilakukan pada saat klien sakit atau mengalami ketidakmampuan,
dengan cara berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan pasanagan
masing-masing. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa maturitas dan
kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya normal. Ketertarikan
terhadap hubungan intin dapat berulang antara pasangan dalam
membentuk ikatan fisik dan emosional secara mendalam selama masih
mampu melaksanakan.
 Perubahan perilaku

Pada lansia seering dijumpai terjaadi perubahan perilaku


diantaranya : daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada
kecenderungan penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan karena
dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering menyebabkan
sensitivitas emosional seseorang yang akhirnya menjadi sumber
banyak masalah.
 Pembatasan fisik

Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami


kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat
mengakibatkan pula timbulnya gangguan di dalam hal mencakupi
9
kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantungan
yang memerlukan bantuan orang lain
 Palliative care

Pemberian obat pad lansia yang bersifat palliative care adalah


obat tersebut ditujukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan
oleh lansia. Fenomena polifarmasi dapat menimbulkan masalah, yaitu
adanya interaksi obat dan efek samping obat. Sebagai contoh klien
dengan gangguan jantung dan edema mungkin diobati dengan digoksin
dan diuretika. Diuretic berfingsi untuk mengurangi volume darah dan
salah satu efek sampingnya yaitu keracunan digoksin. Klien yang sama
mungkin mengalami depressi sehingga diobati dengan antidepresi. Dan
efek samping Antidepressant adalah retensi urin. Dan efek samping
inilah yang menyebabkan ketidaknyamanan pada lansia.
 Penggunaan obat

Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan


merupakan persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau
rumah sakit. Persoalan utama dan terapi obat pada lansia adalah
terjadinya perubahan fisiologis pada lansia akibat efek obat yang luas,
termasuk efek samping obat tersebut. (Watson, 1992). Dampak praktis
dengan adanya perubahan usia ini adalah bahwa obat dengan dosis
yang lebih kecil cenderung diberikan untuk lansia. Namun hal ini tetap
bermasalah karena lansia sering kali menderita bermacam-macam
penyakit untuk diobati sehingga mereka membutuhkan beberapa jenis
obat. Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan adalah :
a. Bingung

b. Lemah ingatan

c. Penglihatan berkurang

d. Tidak bisa memegang

e. Kurang memahami pentingnya program tersebut untuk dipatuhi dan


dijalankan.
 Kesehatan mental

10
Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami
kemunduran mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya
akan semakin berkurang dan dapat mengakibatkan berkurangnya
integrasi dengan lingkungannya

C. Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia

a) Promosi Kesehatan dan Strategi Proteksi Kesehatan untuk Komunitas


Lansia Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua
elemen
pencegahan primer. Promosi kesehatan menekankan pada upaya
membantu masyarakat mengubah gaya hidup mereka dan bergerak
menuju kondisi kesehatan yang optimum sedangkan fokus proteksi
kesehatan adalah melindungi individu dari penyakit dan cedera dengan
memberikan imunisasi dan menurunkan pemajanan terhadap agens
karsinogenik toksin dan hal – hal yang membahayakan kesehatan di
lingkungan sekitar. Konsep kesehatan lansia harus ditinjau kembali
dalam upaya merencanakan intervensi promosi kesehatan. Filner dan
Williams ( 1997 ) mendefinisikan kesehatan lansia sebagai kemampuan
lansia untuk hidup dan berfungsi secara efektif dalam masyarakat serta
untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan otonomi sampai pada tahap
maksimum, tidak hanya terbebas dari penyakit. Apabila dibandingkan
dengan kelompok usia lainnya di Amerika lansia lebih aktif dalam
mencari informasi mengenai kesehatan dan mempunyai kemauan
untuk mempertahankan kesehatan dan kemandirinya. Promosi
kesehatan harus benar
– benar berfokus pada perilaku beresiko yang dapat dimodifikasi yang
disesuaikan dengan masalah kesehatan utama menurut usia ( USDHHS,
1998
). Secara umum, pelayanan kesehatan untuk lansia memiliki tiga tujuan

1. Meningkatkan kemampuan fungsional

2. Memperpanjang usia hidup

3. Meningkatkan dan menurunkan penderita ( O’Malley dan Blakeney,


1994 )
11
Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas
dibutuhkan suatu pendekatan multiaspek. Target intervensi harus
mengarah pada individu dan keluarga serta kelompok dan komunitas.

b) Intervensi Berfokus – Individu atau Kelompok

Intervensi promosi kesehatan / proteksi kesehatan berfokus –


individu atau keluarga dirancang dalam upaya meningkatkan
pengetahuan keterampilan dan kompetensi individu atau keluarga
untuk membuat keputusan kesehatan yang memaksimalkan promosi
kesehatan dan perilaku proteksi kesehatan. Tujuannya adalah
mendayagunakan lansia dan keluarganya dalam membuat keputusan
kesehatan yang rasional. Beberapa kategori yang termasuk ke dalam
intervensi promosi kesehatan dan proteksi kesehatan dengan target
individu dan / atau keluarga adalah :

a. Skrining kesehatan

b. Modifikasi gaya hidup

c. Pendidikan kesehatan ( individu atau kelompok )

d. Konseling

e. Kelompok pendukung

f. Pelayanan kesehatan primer

g. Imunisasi

h. Keamanan di rumah

i. Perawatan di rumah ( pelayanan kesehatan di rumah, perawatan personal atau


bantuan rumah tangga )

j. Makanan yang dikirimkan ke rumah

k. Dukungan sosial ( penjaminan kembali telepon dan kunjungan rumah )

l. Manajemen kasus

m. Bantuan pemeliharaan dirumah

12
c) Intervensi berfokus pada komunitas Intervensi berfokus komunitas adalah
aktivitas dan program yang diarahkan pada lansia komunitas secara keseluruhan atau
sub kelompok lansia yang beragam di komunitas. Tujuan intervensi berfokus
komunitas adalah meningkatkan kapasitas dan ketersediaan komunitas terhadap
pelayanan gabungan kesehatan dan sosial yang sesuai dan dibutuhkan dalam upaya
mempertahankan kemandirian dan status fungsional lansia di komunitas. Intervensi di
komunitas terutama melibatkan advokasi tindakan politis dan partisipasi dalam
pembuatan kebijakan yang memengaruhi lansia di komunitas. Contoh intervensi
berfokus komunitas adalah sebagai berikut :

 Kampanye pendidikan kesehatan di masyarakat luas yang menekankan


pada masyarakat lansia 11

 Mengadakan kampanye pada bulan mei yang telah ditetapkan sebagai


older American Month ( bulan lansia Amerika )

 Koalisi komunitas untuk menangani isu spesifik lansia seperti


pengembangan pusat informasi lokal, botlines telepon atau situs
internet

 Keterlibatan politis untuk advokasi kebutuhan lansia seperti


mempertahankan atau memperluas tanggunagan medicare untuk
pelayanan di rumah

 Kolaborasi dengan universitas, gereja pusat perkumpulan lansia proyek


pemukiman lansia serta organisasi komunitas lain yang tersedia untuk
memberikan pelayanan yang komprehensif kepada subkelompok asia

 Aktivitas pencegahan kejahatan

 Berpartisipasi dalam pameran kesehatan berfokus pada komunitas

d) Kemitraan dengan Komunitas Lansia Secara umum komunitas lansia


terbuka untuk praktik kesehatan baru dan berespons terhadap bermacam – macam
pendekatan yang berpotensi meningkatkan kesehatan mereka. Dalam merencanakan
program kesehatan yang efektif perawat kesehatan komunitas harus memvalidasi
strategi dan tujuan bersama kelompok lansia yang ditargetkan. Keterlibatan lansia
dalam merencanakan promosi kesehatan dan aktivitas pencegahan penyakit adalah
13
hal yang esensial karena lansia sensitif terhadap kehilangan potensi kemandiriannya.
Oleh karena itu jika lansia dilibatkan rasa kemandirian mereka akan menngkat.
Tahapan tindakan yang dilakukan ketika bekerja dengan lansia di komunitas antara
lain:

1. Jalankan program ditempat – tempat biasa lansia berkumpul seperti gereja,


senior center, dan tempat perkumpulan pensiunan.

2. Libatkan aktivitas outreach ke dalam seluruh program

3. Siapkan sarana transportasi menuju tempat aktivitas kelompok

4. Antisipasi kebutuhan lansia yang memiliki pandangan dan / atau penglihatan


tidak adekuat ( contoh penggunaan tulisanyang besar, membatasi penggunaan
makalah, penggunaan ruangan yang tenang dan / atau pengeras suara yang adekuat

5. Pertahankan aktivitas secara berlahan dan berikan waktu yang cukup untuk
berespons

6. Berikan waktu yang cukup bagi para lansia untuk berbagi pengalaman hidup

7. Pertahankan pengajaran dalam waktu yang relatif singkat

8. Lakukan pengulangan ganda dan penguatan informasi1

9. Susunlah aktivitas pendidikan kesehatan yang dapat memberikan rasa


nyaman pada para lansia dalam mengajukan pertanyaan dan atau menanyakan
informasi baru atau informasi yang masih meragukan mereka

10. Dorong keterlibata keluarga, teman dan kerabat

11. Advokasi untuk meningkatkan sumber sumber yang ada di komunitas serta
kebijakan yang memengaruhi lansia

D. Kebutuhan promosi kesehatan dan proteksi kesehatan lansia di komunitas

a. Pelayanan Kesehatan

Lansia berusia lebih dari 65 tahun membutuhkan pelayanan kesehatan primer yang
teratur untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah penyakit kronik kecacatan
serta kondisi yang mengancam hidupnya. Pelayanan promosi kesehatan yang dapat

14
mendasari intervensi keperawatan komunitas meliputi :

1. Imunisasi ( influenza, difteri, tetanus, vaksin, pneumokokus )

2. Skrining penyakit kronik seperti kanker penyakit kardiovaskuler, dan diabetes.

3. Manajemen dan pengendalian penyakit kronis yang ada ( pendidikan kesehatan,


manajemen kasus,dan manajemen medikasi).

4. Pengetahuan tentang praktik penggantia dan tangguan biaya ( termasuk biaya


pengobatan alternatif ) dari Medicare/Medicare Managed Care, asuransi Medicare
tambahan, dan program asuransi kesehatan spesifik.

5. Program outreach dan upaya advokasi untuk menjamin akses lansia pada sumber-
sumber yang dibutuhkan; seperti advokasi kesehatan, pelatihan kesehatan, dan
pengendali akses di komunitas, Personel yang ditugaskan bisa karyawan perusahaan
swasta, staf gereja, dan karyawan perudahaan BUMN yang dapat merujuk lansia
kepada sumber-sumber yang ada di komunitas (Florioet al, 1996).

6. Rujukan kepada program bantuan farmasi negara yang ada serta advokasi untuk
membuat program yang mereka butuhkan.

7. Pendidikan mengenai manajemen medikasi ( penjadwalan, kepatuhan, kalender,


dan sebagainya ).

8. Sumber berkelanjutan datri pelayanan primer.

9. One stop shopping untuk pelayanan kesehatan.

10. Hubungan kepada kelompok pendukung penyakit kronik.

b. Nutrisi

Nutrisi adekuat adalah hal paling penting bagi lansia dalam mempertahankan
kesehatan, mencegah penyakit, yang memperlambat perkembangan penyakit kronis
yang di derita. Dalam upaya membantu lansia meningkatkan dan mempertahankan
status nutrisinya, pengkajian nutrisi dan membangun kekuatan yang ada adalah hal
yang sangat membantu. Daftar Periksa Skrining Nutrisi ( Nutrision Screning Checklist )
yang dibuat oleh American Academy of Family Physicians, American Dietetic
Association, dan National Council on Aging ( Nutrition Screning Initiative, 1992 )
adalah alat pengkajian nutrisi yang sangat baik. Berikut ini adalah program kemitraan

15
dalam bidang kesehatan nutrisi yang dapat Anda pertimbangkan.

c. “Makan sehat dan enak!”

Rencanakan kelas atau serial kelas nutrisi yang berfokus pada nutrisi dasar dan
manajemen resiko nutrisi ( rendah garam, rendah lemak, rendah gula, tinggi serat dan
sebagainya ). Apabila kebutuhan terhadap diet gula khusus harus dibahas,
pertimbangkan untuk mengadakan serial kelas dan bentuk kelompok menurut
ingkatran kebutuhan diet spesifiknya. Kelas nutrisi akan lebih efektif jiak penyajiannya
sangat interaktif dengan para partisipan-mencicipi dan berbagi resep, membangun
kebiasaan positif yang ada, dan memasukkan makanan yang etnis. Pemasangan
poster dengan tulisan yang besar dan berwarna-warni serta tayangan video aalah
langkah yang tepat. Makalah juga bisa membantu. Ingat, lansia senang
membicarakan dan menceritakan pengalaman hidup mereka. Berikan hadiah kepda
lansia yang menghadiri kelas, seperti tongkat, kanduk kertas, makaronidan makanan
yang tidak cepat membusuk. Dapatkan bantuan hadiah dari toko yang menjual bahan
makanan. Tantangan terbesarnya adalah enumbuhkan minat para lansia
untukmenghadirikelas ini. Pertimbangkan individu dari komunitas atau kelompok
teman sebaya untuk membantu marketing dan program outreach.

d. Olahraga dan Kebugaran

Manfaat olahraga telah dibuktikan sepanjang rentang kehidupan manusia.


Olahraga untuk lansia harus mempertimbangkan kesehatan dan status fungsionalnya.
Di bawah ini adalah beberapa bentuk program olahraga kebugaran.

 “DUDUK MENENDANG KE ATAS: OLAHRAGA UNTUK LANSIA”

Ketika mengadakan klinik skrining tekanan darah dipusat nutrisi lansia, perawat
mengobservasi bahwa pengunjung sering kali datang sekitar pukul 8 pagi. Mereka
mengisi waktu dengan duduk-duduk sampai makan siang dihidangkan pada pukul 12
siang. Mereka bermain permainan meja seperti kartu atau domino, tetapi aktivitas
fisik mereka sedikit. Ketika memeriksa tekanan darah, perawat menanyakan tentang
aktivitas fisik yang lansia lakukan dan memperoleh informasi bahwa kebanyakan

16
lansia tidak merasa aman untuk berjalan di sekitar lingkungan mereka atau mereka
belum mengetahui bentuk lain dari olahraga. Setelah memvalidasi kebutuhan
terhadap tipe olahraga ringan ( low-impact ) yang dapat dilakukan di kursi,suatu
program dikembangkan dan beberapa pertisipan dilatih sebagai instruktur olahraga.
Rogram tersebut dinamakan “Duduk, Menendang ke Atas: Olahraga untuk Lansia”.
Dengan bimbingan sukarelawan instruktur olahraga, program telah dimasukkan
secara nyata ke dalam jadwal aktivitas sehari-hari.

 Pencegahan jatuh

Jatuh adalah masalah besar pada lansia. Anda mungkin hendak membangun
sebuah tim dengan ahli terapi oku pasional dan ahli terapi fisik untuk mengadakan
kelas pencegahan jatuh pada lokasi tempat para lansia biasa berkumpul ( ya ,
mungkin saja anda tidak dapat mempengaruhi para lansia untuk datang mengahadiri
kelas ini yang justru sangat mereka butuhkan; para lansia tersebut berada di
rumahanya karena meraka takut jatuh jika mereka pergi keluar). Beberapa individu
dapat memberikan koesioner mengenai pengkajian jatuh, sebagian lagi dapat
melakukan tes keseimbangan, mendemonstrasikan cara – cara untuk mencegah jatuh
dan memberikan konseling individual mengenai hal – hal yang dapat menyebabkan
jatuh. Proyek kolaborasif multidisiplin ini dapat berdampak sangat besar terhadap
masalah yang terkadang mengakibatkan lansia kehilangan kemandiriannya atau
bahkan dapat membawa kepada kematian. Anda mungkin perlu memasarkan proyek
ini serta mendapatkan tempat untuk skrining, tes keseimbangan, demonstrasi dan
konseling. Pertimbangkan untuk memiliki formulir pernyataan dan persetujuan untuk
menjalani tes keseimbangan pada setiap kejadian jatuh.

 Keamanan komunitas

Dalam upaya menurunkan ketakutan lansia terhadap kekerasan yang sering


menghantui mereka, perawat perlu bekerja sama dengan lembaga penegak hukum
setempat untuk mengembangkan program komunitas. Prototipe program meliputi
neighborbood crime watch program, citizens on patrol dan program keamanan
organisasi kemasyarakatan lainnya. Lansia membutuhkan pendidikan yang mencakup
program pertahan diri, baik secara fisik maupun secara psikologis. Kampanye media
di masyarakat harus berkonsentrasi pada upaya menumbuhkan kewaspadaan lansia
terhadap tipe – tipe kejahatan spesifik di dalam masyarakat, termasuk frekuensi dan
17
waktu kejadian. Selain itu, menabungkan cek bulanan untuk menurunkan kerentanan
terhadap kejahatan.

 Keamanan berkendara

Seiring dengan peningkatan presentasi lansia di amerika, jumlah pengendara


lansia juga semakin banyak. Derekomendasikan agar pengendara lansia belajar
mengemudi kembali untuk mengakomodasikan perubahan neuromuskular dan
sensorik yang terjadi seiring proses menua. Pengendara lansia dianjurka untuk
mengevaluasi kemabli secara periodik kemampuan mereka dalam mengemudi,
termasuk pemerikasaan penglihatan / pendengaran dan evaluasi perubahan fisik
lainnya dapat mempengaruhi mereka dalam berkendara. AARP mensponsori 55 ALIVE
/ Mature Driving Program untuk membantu pengendara yang berusia lanjut
meningkatkan kemampuan berkendaranya, mencegah tabrakan kendaraan dan
menghindari pelanggaran lalu lintas (AARP, 1999a) . AARP juga menerbitkan Older
Driver Assesment and Resource Guide ( panduan pengkajian dan sumber pengemudi
lansia) yang disediakan secara gratis. Pengemudi yang berusia lanjut harus mengacu
kepada sumber ini atau sumber lain yang ada di komunitas.

E.Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Lansia

Penuaan di dalam masyarakat kita merupakan fenomena yang dominan pada


saat ini. Tiga dari empat penyebab kematian yang sering terjadi di kalangan lansia –
penyakit jantung, kanker dan stroke merupakan akibat dari gaya hidup yang kurang
sehat. Namun gambaran suram tentang penduduk lansia yang kurang gerak, lansia
yang mengalami penyakit kronis secara bertahap telah digantikan oleh konsep baru
seperti masa tua dengan penuh kesuksesan ( misalnya kemampuan individu untuk
beradaptasi terhadap proses penuaan ) dan penurunan morbiditas ( misalnya
penundaan awitan terjadinya penyakit kronis dan melemahkan sampai pada tahap
akhir kehidupan ). Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal
yang mendesak dan juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia.
Perawat profesional untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang
berusia 65 tahun yang dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen
penting dalam perawatan kesehatan.

F.Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia

18
Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azaz, pendekatan, dan
jenis pelayanan kesehatan yang diterima.

1) AZAZ

a. Menurut WHO (1991) adalah to Add Life to the Years that Have Been Added
to Life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi, perawatan,
pemenuhan diri, dan kehormatan.

b. Azaz yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI Add Life to the Years, Add
Health to Life, and Add Years to Life. Yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia,
meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia.

2) PENDEKATAN Menurut WHO (1982), pendekatan yang digunakan adalah


sebagai berikut:

a. Menikmati hasil pembangunan.

b. Masing-masing lansia memiliki keunikan.

c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal.

d. Lansia turut memilih kebijakan.

e. Memberikan perawatan dirumah.

f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah.

g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/antar generasi.

h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia.

i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya.

j. Lansia beserta keluarga aktif memeliharan kesehatan lansia.

3) JENIS

Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan,


yaitu peningkatan (promotion), pencegahan (prevention), diagnosis dini dan
pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan.

a. Promotif Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak


langsung untuk menigkatkan derajat kesehatan dan mencegah penyakit.

19
Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk
meningkatkan dukungan klien, tenaga professional dan masyarakat
terhadap praktik kesehatan yang positif menjadi norma-norma social.
Upaya promotif dilakukan untuk membantu orang-orang mengubah gaya
hidup mereka dan bergerak kea rah keadaan kesehatan yang optimal serta
mendukung pemberdayaan seseorang untuk membuat pilihan yang sehat
tentang prilaku hidup mereka. Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia
adalah sebagai berikut:

 Mengurangi cedera, dilakukan dengan tujuan mengurangi jatuh,


mengurangi bahaya kebakaran dalam rumah, meningkatkan penggunaan
alat pengaman dan mengurangi kejadian keracunan makanan atau zat
kimia.

 Meningkatkan kemanan ditempat kerja yang bertujuan untuk mengurangi


terpapar dengan bahan-bahan kimia dan menigkatkan penggunaan system
keamanan kerja.

 Menigkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk, bertujuan untuk


mengurangi penggunaan semprotan bahan-bahan kimia, mengurangi
radiasi di rumah, meningkatkan pengelolaan rumah tangga terhadap bahan
berbahaya, serta mengurangi kontaminasi makanan dan obat-obatan.

 Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut yang


bertujuan untuk mengurangi karies gigi serta memelihara kebersihan gigi
dan mulut.

Penyampaian 10 prilaku yang baik pada lansia, baik perorangan maupun


kelompok lansia adalah dengan cara sebagai berikut:

 Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.

 Mau menerima keadaan, sabar dan optimis, serta meningkatkan rasa


percaya diri dengan melakukan kegiatan sesuai kemampuan.

 Menjalin hubungan teratur dengan keluarga dan sesama.

 Olahraga ringan setiap hari.

20
 Makan sedikit tetapi sering, memilih makanan yang sesuai, dan banyak
minum (sebaiknya air putih).

 Berhenti merokok dan meminum minuman keras.

 Meminum obat sesuai anjuran dokter.

 Kembangkan hobi atau minat sesuai kemampuan.

 Tetap memeliharan dan bergairah dalam kehidupan seks.

 Memeriksa kesehatan dan gigi secara teratur.

Menyampaikan pesan B-A-H-A-G-I-A.

 B-Berat badan berlebihan harus dihindari.

 A-Atur makanan yang seimbang.

 H-Hindari factor resiko penyakit jantung iskemik dan situasi menegangkan.

 A-Agar terus merasa berguna dengan mengembangkan kegiatan atau hobi


yang bermanfaat.

 G-Gerak badan teratur dan sesuai kemampuan.

 I-Ikuti nasihat dokter.

 A-Awasi kesehatan dengan pemeriksaan secara berkala.

b. Preventif

 Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.

 Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada lansia sehat,


terdapat factor resiko, tidak ada penyakit dan promosi kesehatan. Jenis
pelayanan pencegahan primer adalah sebagai berikut.

- Program imunisasi, misalnya vaksin influenza.

- Konseling : berhenti merokok dan minum beralkohol.

- Dukungan nutrisi.

- Exircise.

21
- Keamanan didalam dan disekitar rumah.

- Manajemen stress.

- Penggunaan medikasi yang tepat.

 Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan terhadap


penderita tanpa gejala, dari awal penyakit hingga terjadi gejala penyakit
belum tampak secara klinis, dan mengidap factor resiko. Jenis pelayanan
pencegahan sekunder antara lain adalah sebagai berikut.

- Control hipertensi.

- Deteksi dan pengobatan kanker.

- Screening : pemeriksaan rectal, mammogram, papsmear, gigi mulut dan


lain-lain.  Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sesudah terdapat
gejala penyakit dan cacat; mencegah cacat bertambah dan ketergantungan;
serta perawatan bertahap, tahap

(1) perawatan di rumah sakit,

(2) rehabilitasi pasien rawat jalan, dan

(3) perawatan jangka panjang. Jenis pelayanan pencegahan tersier adalah


sebagai berikut.

- Mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilitasi rehabilitasi dan


membatasi ketidakmampuan akibat kondisi kronis. Misalnya osteoporosis
atau inkontinensia urine/fekal.

- Mendukung usaha untuk mempertahankan kemampuan berfungsi.

G. Dukungan keluarga

Pendekatan yang bisa dilakukan keluarga pada lansia Menurut Lueckenotte


(2006), ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan keluarga terhadap lansia yaitu:

1) Memahami persepsi dan perasaan lansia

2) Dekati lansia dengan baik, sehingga lansia tidak merasa ketergantungan

3) Sarankan satu perubahan dalam satu waktu, karena umumnya orang sulit
untuk menerima perubahan
22
4) Pertimbangkan siapa yang cocok untuk berbicara pada lansia

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

23
Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal yang
mendesak dan juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat
lansia. Perawat profesional untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk
orang yang berusia 65 tahun yang dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi
merupakan komponen penting dalam perawatan kesehatan.

B. Saran

Demikian makalah yang telah kami buat, kami menyadari masih terdapat
banyak kekurangan pada makalah yang kami susun. Atas kekurangan dan
kelebihan kami mohon maaf yang sebesar – besarnya.Kami juga memohon
untuk saran dan kritik untuk makalah kami apabila ada yang kurang berkenan,

DAFTAR PUSTAKA

24
Mubarak,W. 2009. Pengantar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Salemba
Medika. Mickey S, Patricia.2006.Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2.
Jakarta:ECG. Anderson, Elizabeth T.2006.Keperawata Komunitas Teori dan
Praktik. Jakarta:EGC.
Karima, A., dkk. 2016. Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Activity Daily Living Di Panti
Social Tresna Werdha Senja Rawi. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. Vol 2,
No. 1.

Mustika I. 2016. Membangun kebijakan kesehatan lansia berbasis kearifan lokal.


Jurnal skala husada. Vol 13. No. 1. Hal 1-12.

25

Anda mungkin juga menyukai