“Keperawatan Gerontik”
Disusun oleh :
KELOMPOK 3
YEMIMA SUMOLANG 19142010183
FIRGINIA KELES 19142010193
MERLY SAMBALAO 1614201312
YANE MANDENA 19142010172
PAULA LUKAS 19142010187
SHELLYN LEMPOY 19142010192
DELLA AYU RAMADANI 19142010170
REGINA SAMBENAUNG 19142010176
FREISILIA LUWUUNAUNG 19142010174
MICHELE DACHI 19142010261
ASTYVANI LAKSANDER 1814201196
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas tuntunan
kuasanyaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “isu-
isu, strategi, dan kegiatan promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia serta
dukungan terhadap yang terlibat merawat lansia” ini sebagai pemenuhan tugas dari
mata kuliah Keperawatan Gerontik.
Kami menyadari bahwa isi dari makalah ini belum sempurna sehingga saran
dan kritik diperlukan untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik.
Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan dipergunakan
semestinya.
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Kesimpulan
..................................................................................................................
B. Saran
............................................................................................................................
4
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................
5
6
BAB I
PENDAHULUAN
A,Latar Belakang
8
4. Team work (koordinasi).
mengusahakan agar para lansia dapat menjadi lansia yang berguna dan bahagia,
sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.
b. Lemah ingatan
c. Penglihatan berkurang
10
Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami
kemunduran mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya
akan semakin berkurang dan dapat mengakibatkan berkurangnya
integrasi dengan lingkungannya
a. Skrining kesehatan
d. Konseling
e. Kelompok pendukung
g. Imunisasi
h. Keamanan di rumah
l. Manajemen kasus
12
c) Intervensi berfokus pada komunitas Intervensi berfokus komunitas adalah
aktivitas dan program yang diarahkan pada lansia komunitas secara keseluruhan atau
sub kelompok lansia yang beragam di komunitas. Tujuan intervensi berfokus
komunitas adalah meningkatkan kapasitas dan ketersediaan komunitas terhadap
pelayanan gabungan kesehatan dan sosial yang sesuai dan dibutuhkan dalam upaya
mempertahankan kemandirian dan status fungsional lansia di komunitas. Intervensi di
komunitas terutama melibatkan advokasi tindakan politis dan partisipasi dalam
pembuatan kebijakan yang memengaruhi lansia di komunitas. Contoh intervensi
berfokus komunitas adalah sebagai berikut :
5. Pertahankan aktivitas secara berlahan dan berikan waktu yang cukup untuk
berespons
6. Berikan waktu yang cukup bagi para lansia untuk berbagi pengalaman hidup
11. Advokasi untuk meningkatkan sumber sumber yang ada di komunitas serta
kebijakan yang memengaruhi lansia
a. Pelayanan Kesehatan
Lansia berusia lebih dari 65 tahun membutuhkan pelayanan kesehatan primer yang
teratur untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah penyakit kronik kecacatan
serta kondisi yang mengancam hidupnya. Pelayanan promosi kesehatan yang dapat
14
mendasari intervensi keperawatan komunitas meliputi :
5. Program outreach dan upaya advokasi untuk menjamin akses lansia pada sumber-
sumber yang dibutuhkan; seperti advokasi kesehatan, pelatihan kesehatan, dan
pengendali akses di komunitas, Personel yang ditugaskan bisa karyawan perusahaan
swasta, staf gereja, dan karyawan perudahaan BUMN yang dapat merujuk lansia
kepada sumber-sumber yang ada di komunitas (Florioet al, 1996).
6. Rujukan kepada program bantuan farmasi negara yang ada serta advokasi untuk
membuat program yang mereka butuhkan.
b. Nutrisi
Nutrisi adekuat adalah hal paling penting bagi lansia dalam mempertahankan
kesehatan, mencegah penyakit, yang memperlambat perkembangan penyakit kronis
yang di derita. Dalam upaya membantu lansia meningkatkan dan mempertahankan
status nutrisinya, pengkajian nutrisi dan membangun kekuatan yang ada adalah hal
yang sangat membantu. Daftar Periksa Skrining Nutrisi ( Nutrision Screning Checklist )
yang dibuat oleh American Academy of Family Physicians, American Dietetic
Association, dan National Council on Aging ( Nutrition Screning Initiative, 1992 )
adalah alat pengkajian nutrisi yang sangat baik. Berikut ini adalah program kemitraan
15
dalam bidang kesehatan nutrisi yang dapat Anda pertimbangkan.
Rencanakan kelas atau serial kelas nutrisi yang berfokus pada nutrisi dasar dan
manajemen resiko nutrisi ( rendah garam, rendah lemak, rendah gula, tinggi serat dan
sebagainya ). Apabila kebutuhan terhadap diet gula khusus harus dibahas,
pertimbangkan untuk mengadakan serial kelas dan bentuk kelompok menurut
ingkatran kebutuhan diet spesifiknya. Kelas nutrisi akan lebih efektif jiak penyajiannya
sangat interaktif dengan para partisipan-mencicipi dan berbagi resep, membangun
kebiasaan positif yang ada, dan memasukkan makanan yang etnis. Pemasangan
poster dengan tulisan yang besar dan berwarna-warni serta tayangan video aalah
langkah yang tepat. Makalah juga bisa membantu. Ingat, lansia senang
membicarakan dan menceritakan pengalaman hidup mereka. Berikan hadiah kepda
lansia yang menghadiri kelas, seperti tongkat, kanduk kertas, makaronidan makanan
yang tidak cepat membusuk. Dapatkan bantuan hadiah dari toko yang menjual bahan
makanan. Tantangan terbesarnya adalah enumbuhkan minat para lansia
untukmenghadirikelas ini. Pertimbangkan individu dari komunitas atau kelompok
teman sebaya untuk membantu marketing dan program outreach.
Ketika mengadakan klinik skrining tekanan darah dipusat nutrisi lansia, perawat
mengobservasi bahwa pengunjung sering kali datang sekitar pukul 8 pagi. Mereka
mengisi waktu dengan duduk-duduk sampai makan siang dihidangkan pada pukul 12
siang. Mereka bermain permainan meja seperti kartu atau domino, tetapi aktivitas
fisik mereka sedikit. Ketika memeriksa tekanan darah, perawat menanyakan tentang
aktivitas fisik yang lansia lakukan dan memperoleh informasi bahwa kebanyakan
16
lansia tidak merasa aman untuk berjalan di sekitar lingkungan mereka atau mereka
belum mengetahui bentuk lain dari olahraga. Setelah memvalidasi kebutuhan
terhadap tipe olahraga ringan ( low-impact ) yang dapat dilakukan di kursi,suatu
program dikembangkan dan beberapa pertisipan dilatih sebagai instruktur olahraga.
Rogram tersebut dinamakan “Duduk, Menendang ke Atas: Olahraga untuk Lansia”.
Dengan bimbingan sukarelawan instruktur olahraga, program telah dimasukkan
secara nyata ke dalam jadwal aktivitas sehari-hari.
Pencegahan jatuh
Jatuh adalah masalah besar pada lansia. Anda mungkin hendak membangun
sebuah tim dengan ahli terapi oku pasional dan ahli terapi fisik untuk mengadakan
kelas pencegahan jatuh pada lokasi tempat para lansia biasa berkumpul ( ya ,
mungkin saja anda tidak dapat mempengaruhi para lansia untuk datang mengahadiri
kelas ini yang justru sangat mereka butuhkan; para lansia tersebut berada di
rumahanya karena meraka takut jatuh jika mereka pergi keluar). Beberapa individu
dapat memberikan koesioner mengenai pengkajian jatuh, sebagian lagi dapat
melakukan tes keseimbangan, mendemonstrasikan cara – cara untuk mencegah jatuh
dan memberikan konseling individual mengenai hal – hal yang dapat menyebabkan
jatuh. Proyek kolaborasif multidisiplin ini dapat berdampak sangat besar terhadap
masalah yang terkadang mengakibatkan lansia kehilangan kemandiriannya atau
bahkan dapat membawa kepada kematian. Anda mungkin perlu memasarkan proyek
ini serta mendapatkan tempat untuk skrining, tes keseimbangan, demonstrasi dan
konseling. Pertimbangkan untuk memiliki formulir pernyataan dan persetujuan untuk
menjalani tes keseimbangan pada setiap kejadian jatuh.
Keamanan komunitas
Keamanan berkendara
18
Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azaz, pendekatan, dan
jenis pelayanan kesehatan yang diterima.
1) AZAZ
a. Menurut WHO (1991) adalah to Add Life to the Years that Have Been Added
to Life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi, perawatan,
pemenuhan diri, dan kehormatan.
b. Azaz yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI Add Life to the Years, Add
Health to Life, and Add Years to Life. Yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia,
meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia.
3) JENIS
19
Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk
meningkatkan dukungan klien, tenaga professional dan masyarakat
terhadap praktik kesehatan yang positif menjadi norma-norma social.
Upaya promotif dilakukan untuk membantu orang-orang mengubah gaya
hidup mereka dan bergerak kea rah keadaan kesehatan yang optimal serta
mendukung pemberdayaan seseorang untuk membuat pilihan yang sehat
tentang prilaku hidup mereka. Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia
adalah sebagai berikut:
20
Makan sedikit tetapi sering, memilih makanan yang sesuai, dan banyak
minum (sebaiknya air putih).
b. Preventif
- Dukungan nutrisi.
- Exircise.
21
- Keamanan didalam dan disekitar rumah.
- Manajemen stress.
- Control hipertensi.
G. Dukungan keluarga
3) Sarankan satu perubahan dalam satu waktu, karena umumnya orang sulit
untuk menerima perubahan
22
4) Pertimbangkan siapa yang cocok untuk berbicara pada lansia
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
23
Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal yang
mendesak dan juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat
lansia. Perawat profesional untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk
orang yang berusia 65 tahun yang dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi
merupakan komponen penting dalam perawatan kesehatan.
B. Saran
Demikian makalah yang telah kami buat, kami menyadari masih terdapat
banyak kekurangan pada makalah yang kami susun. Atas kekurangan dan
kelebihan kami mohon maaf yang sebesar – besarnya.Kami juga memohon
untuk saran dan kritik untuk makalah kami apabila ada yang kurang berkenan,
DAFTAR PUSTAKA
24
Mubarak,W. 2009. Pengantar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Salemba
Medika. Mickey S, Patricia.2006.Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2.
Jakarta:ECG. Anderson, Elizabeth T.2006.Keperawata Komunitas Teori dan
Praktik. Jakarta:EGC.
Karima, A., dkk. 2016. Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Activity Daily Living Di Panti
Social Tresna Werdha Senja Rawi. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. Vol 2,
No. 1.
25