Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ISU-ISU, STRATEGI, DAN KEGIATAN

UNTUK PROMOSI KESEHATAN DAN


KESEJAHTERAAN LANSIA SERTA DUKUNGAN
TERHADAP ORANG YANG TERLIBAT MERAWAT
LANSIA

OLEH: KELOMPOK 4
Axsel Takaria (P2012005)
Nathalia Tamarinszky Souhuwat (P2012024)
Welmina Tetekay (P2012033)
Venderi S. Unitly (P2012009)
Vivian Lesnussa (P2012029)
Erlany Wamese (P2012013)
Hasbi Rumonin (P2012019
Agustina Rahael (P2012039)
Yesi M. Payara (P1911093)
Brian N. Mangol (P2012045)
Dwi A. Litiloly (P2012051)
Gerson Apalem (P2012060)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PASAPUA AMBON


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas tuntunan kuasanya-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Isu-isu, Strategi, dan
Kegiatan untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia Serta Dukungan
Terhadap Orang yang Terlibat Merawat Lansia” ini sebagai pemenuhan tugas dari mata
kuliah Keperawatan Gerontik.

Kami menyadari bahwa isi dari makalah ini belum sempurna, sehingga saran dan
kritik diperlukan untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik.

Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan dapat dipergunakan
dengan semestinya.

Ambon, 12 November 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................

KATA PENGANTAR.........................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN...................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN....................................................................................


A. Pengertian Geriatri.................................................................................
B. Issue-issue dan Kecenderungan Masalah Kesehatan Pada Lansia...............
C. Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia..........
D. Kebutuhan Promkes dan Proteksi Kesehatan Lansia di Komunitas.
E. Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Lansia....................
F. Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia.....................................
G. Dukungan Keluarga terhadap Lansia...................................................

BAB III. PENUTUP............................................................................................


A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran.........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan keberhasilan
pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut mendorong
peningkatan kesejahteraan sosioekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang harus
dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada
keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya memelihara
dan menjaga yang sehat semakin sehat serta merawat yang sakit agar menjadi
sehat.
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan
serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia,
berdaya guna, dan produktif (pasal 19 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan).
Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan
secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan
perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan
mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan.
Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat
sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur,
timbul keriput, rambut menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan
penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah,
serta terjadi penimbunan lemak terutama di perut dan pinggul. Kemunduran lain
yang terjadi adalah kemampuan-kemampuan kognitif seperti suka lupa,
kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak mudah menerima
ide baru.
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat
mencapai usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan
keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia dapat
menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Geriatri?
2. Apa saja Issue-issue dan Kecenderungan Masalah Kesehatan pada Lansia?
3. Bagaimana strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan pada Lansia?
4. Bagaimana Kebutuhan Promkes dan Proteksi Kesehatan Lansia di Komunitas?
5. Bagaimana Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Lansia?
6. Bagaimana Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia?
7. Bagaimana Dukungan Keluarga terhadap Lansia?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Geriatri
2. Untuk mengetahui Issue-issue dan Kecenderungan Masalah Kesehatan pada
Lansia.
3. Untuk mengetahui strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan pada
Lansia.
4. Untuk mengetahui Kebutuhan Promkes dan Proteksi Kesehatan Lansia di
Komunitas.
5. Untuk mengetahui Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Lansia
6. Untuk mengetahui Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia
7. Untuk mengetahui Dukungan Keluarga terhadap Lansia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Geriatri
Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontology dan kedokteran
yang mempelajari kesehatan pada lansia dalam berbagai aspek, yaitu
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative. Pada prinsipnya geriatric
mengusahakan masa tua yang bahagia dan berguna. (DEPKES RI, 2000)
Gerontology adalah suatu ilmu yang mempelajari proses penuaan dan
masalah yang akan terjadi pada lansia yaitu kesehatan, social, ekonomi,
perilaku, lingkungan dan lain-lain. (DEPKES RI, 2000)

Tujuan pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:

1. Mempertahan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindar dari


penyakit atau gangguan/kesehatan.
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan
aktivitas mental yang mendukung.
3. Melakukan diagnosis dini yang tepat dan memadai.
4. Melakukan pengobatan yang tepat.
5. Memelihara kemandirian secara maksimal.
6. Tetap memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar
kematiannya berlangsung dengan tenang.

Prinsip-prinsip pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan yang menyeluruh (biopsikososialspiritual).


2. Orientasi terhadap kebutuhan klien.
3. Diagnosis secara terpadu.
4. Team work (koordinasi).
5. Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.

Perkembangan geriatric baru terjadi pada abad ke-20. Di Indonesia, geriatric


baru berkembang dan masih dalam masa perintisan. Pada prinsipnya, geriatric
mengusahakan agar para lansia dapat menjadi lansia yang berguna dan bahagia,
sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.
B. Issue-issue dan Kecenderungan Masalah Kesehatan Pada Lansia
1. Masalah Kehidupan Sexual
Adanya anggapan bahwa semua ketertarikn seks pada lansia telah hilang
adalah mitos atau kesalahpahaman (parke, 1990). Pada kenyataannya hubungan
seksual pada suami isteri yang sudah menikah dapat berlanjut sampai bertahun-
tahun. Bahkan aktivitas ini dapat dilakukan pada saat klien sakit atau
mengalami ketidakmampuan, dengan cara berimajinasi atau menyesuaikan diri
dengan pasanagan masing-masing. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa
maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya normal.
Ketertarikan terhadap hubungan intin dapat berulang antara pasangan dalam
membentuk ikatan fisik dan emosional secara mendalam selama masih mampu
melaksanakan.
2. Perubahan Perilaku
Pada lansia seering dijumpai terjaadi perubahan perilaku diantaranya : daya
ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan penurunan
merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik
lagi, lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang
akhirnya menjadi sumber banyak masalah.
3. Pembatasan Fisik
Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran
terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan pula timbulnya
gangguan di dalam hal mencakupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat
meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain.
4. Palliative Care
Pemberian obat pada lansia yang bersifat palliative care adalah obat tersebut
ditujukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia. Fenomena
polifarmasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat dan efek
samping obat. Sebagai contoh klien dengan gangguan jantung dan edema
mungkin diobati dengan digoksin dan diuretika. Diuretic berfungsi untuk
mengurangi volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu keracunan
digoksin. Klien yang sama mungkin mengalami depresi sehingga diobati
dengan antidepresi. Dan efek samping Antidepressant adalah retensi urin. Dan
efek samping inilah yang menyebabkan ketidaknyamanan pada lansia.
5. Penggunaan Obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan
persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit. Persoalan
utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan fisiologis pada
lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping obat tersebut.
(Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan usia ini adalah
bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan untuk lansia.
Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia sering kali menderita bermacam-
macam penyakit untuk diobati sehingga mereka membutuhkan beberapa jenis
obat. Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan adalah :
a. Bingung
b. Lemah ingatan
c. Penglihatan berkurang
d. Tidak bisa memegang
e. Kurang memahami pentingnya program tersebut untuk dipatuhi dan
dijalankan.

6. Kesehatan Mental

Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami kemunduran mental.


Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang dan dapat
mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya.

C. Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan pada Lansia

1. Promosi Kesehatan dan Strategi Proteksi Kesehatan untuk Komunitas Lansia

Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen pencegahan


primer. Promosi kesehatan menekankan pada upaya membantu masyarakat mengubah
gaya hidup mereka dan bergerak menuju kondisi kesehatan yang optimum sedangkan
fokus proteksi kesehatan adalah melindungi individu dari penyakit dan cedera dengan
memberikan imunisasi dan menurunkan pemajanan terhadap agens karsinogenik toksin
dan hal – hal yang membahayakan kesehatan di lingkungan sekitar. Konsep kesehatan
lansia harus ditinjau kembali dalam upaya merencanakan intervensi promosi
kesehatan. Filner dan Williams (1997) mendefinisikan kesehatan lansia sebagai
kemampuan lansia untuk hidup dan berfungsi secara efektif dalam masyarakat serta
untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan otonomi sampai pada tahap maksimum,
tidak hanya terbebas dari penyakit. Apabila dibandingkan dengan kelompok usia
lainnya di Amerika lansia lebih aktif dalam mencari informasi mengenai kesehatan
dan mempunyai kemauan untuk mempertahankan kesehatan dan kemandirinya.
Promosi kesehatan harus benar-benar berfokus pada perilaku beresiko yang dapat
dimodifikasi yang disesuaikan dengan masalah kesehatan utama menurut usia
(USDHHS, 1998). Secara umum, pelayanan kesehatan untuk lansia memiliki tiga
tujuan:

2. Meningkatkan kemampuan fungsional


3. Memperpanjang usia hidup
4. Meningkatkan dan menurunkan penderita (O’Malley dan Blakeney, 1994)
Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas
dibutuhkan suatu pendekatan multiaspek. Target intervensi harus mengarah
pada individu dan keluarga serta kelompok dan komunitas.

2. Intervensi Berfokus – Individu atau Kelompok


Intervensi promosi kesehatan / proteksi kesehatan berfokus – individu atau
keluarga dirancang dalam upaya meningkatkan pengetahuan keterampilan
dan kompetensi individu atau keluarga untuk membuat keputusan
kesehatan yang memaksimalkan promosi kesehatan dan perilaku proteksi
kesehatan. Tujuannya adalah mendayagunakan lansia dan keluarganya
dalam membuat keputusan kesehatan yang rasional. Beberapa kategori yang
termasuk ke dalam intervensi promosi kesehatan dan proteksi kesehatan
dengan target individu dan / atau keluarga adalah :
a. Skrining kesehatan
b. Modifikasi gaya hidup
c. Pendidikan kesehatan ( individu atau kelompok )
d. Konseling
e. Kelompok pendukung
f. Pelayanan kesehatan primer
g. Imunisasi
h. Keamanan di rumah
i. Perawatan di rumah ( pelayanan kesehatan di rumah, perawatan
personal atau bantuan rumah tangga )
j. Makanan yang dikirimkan ke rumah
k. Dukungan sosial ( penjaminan kembali telepon dan kunjungan rumah )
l. Manajemen kasus
m. Bantuan pemeliharaan di rumah

3. Intervensi berfokus pada komunitas


Intervensi berfokus komunitas adalah aktivitas dan program yang diarahkan pada lansia
komunitas secara keseluruhan atau sub kelompok lansia yang beragam di komunitas.
Tujuan intervensi berfokus komunitas adalah meningkatkan kapasitas dan ketersediaan
komunitas terhadap pelayanan gabungan kesehatan dan sosial yang sesuai dan
dibutuhkan dalam upaya mempertahankan kemandirian dan status fungsional lansia di
komunitas. Intervensi di komunitas terutama melibatkan advokasi tindakan politis dan
partisipasi dalam pembuatan kebijakan yang memengaruhi lansia di komunitas.
Contoh intervensi berfokus komunitas adalah sebagai berikut :
 Kampanye pendidikan kesehatan di masyarakat luas yang
menekankan pada masyarakat lansia.

 Mengadakan kampanye pada bulan mei yang telah ditetapkan sebagai


older American Month (bulan lansia Amerika).
 Koalisi komunitas untuk menangani isu spesifik lansia seperti
pengembangan pusat informasi lokal, botlines telepon atau situs
internet.
 Keterlibatan politis untuk advokasi kebutuhan lansia seperti
mempertahankan atau memperluas tanggunagan medicare untuk
pelayanan di rumah.
 Kolaborasi dengan universitas, gereja pusat perkumpulan lansia
proyek pemukiman lansia serta organisasi komunitas lain yang
tersedia untuk memberikan pelayanan yang komprehensif kepada
subkelompok asia.
 Aktivitas pencegahan kejahatan.
 Berpartisipasi dalam pameran kesehatan berfokus pada komunitas.

4. Kemitraan dengan Komunitas Lansia

Secara umum komunitas lansia terbuka untuk praktik kesehatan baru dan berespons
terhadap bermacam-macam pendekatan yang berpotensi meningkatkan kesehatan
mereka. Dalam merencanakan program kesehatan yang efektif perawat kesehatan
komunitas harus memvalidasi strategi dan tujuan bersama kelompok lansia yang
ditargetkan. Keterlibatan lansia dalam merencanakan promosi kesehatan dan aktivitas
pencegahan penyakit adalah hal yang esensial karena lansia sensitif terhadap
kehilangan potensi kemandiriannya. Oleh karena itu jika lansia dilibatkan rasa
kemandirian mereka akan menngkat.

Tahapan tindakan yang dilakukan ketika bekerja dengan lansia di komunitas antara lain:
1. Jalankan program ditempat-tempat biasa lansia berkumpul seperti
gereja, senior center, dan tempat perkumpulan pensiunan.
2. Libatkan aktivitas outreach ke dalam seluruh program
3. Siapkan sarana transportasi menuju tempat aktivitas kelompok
4. Antisipasi kebutuhan lansia yang memiliki pandangan dan atau
penglihatan tidak adekuat (contoh penggunaan tulisan yang besar,
membatasi penggunaan makalah, penggunaan ruangan yang tenang
dan atau pengeras suara yang adekuat).

5. Pertahankan aktivitas secara berlahan dan berikan waktu yang


cukup untuk berespons
6. Berikan waktu yang cukup bagi para lansia untuk berbagi
pengalaman hidup
7. Pertahankan pengajaran dalam waktu yang relatif singkat
8. Lakukan pengulangan ganda dan penguatan informasi 1
9. Susunlah aktivitas pendidikan kesehatan yang dapat memberikan rasa
nyaman pada para lansia dalam mengajukan pertanyaan dan atau
menanyakan informasi baru atau informasi yang masih meragukan
mereka
10. Dorong keterlibatan keluarga, teman dan kerabat
11. Advokasi untuk meningkatkan sumber sumber yang ada di komunitas
serta kebijakan yang memengaruhi lansia.

D. Kebutuhan Promosi Kesehatan dan Proteksi Kesehatan Lansia di Komunitas


a. Pelayanan Kesehatan
Lansia berusia lebih dari 65 tahun membutuhkan pelayanan
kesehatan primer yang teratur untuk mempertahankan kesehatan dan
mencegah penyakit kronik kecacatan serta kondisi yang mengancam
hidupnya. Pelayanan promosi kesehatan yang dapat mendasari
intervensi keperawatan komunitas meliputi :
1. Imunisasi ( influenza, difteri, tetanus, vaksin, pneumokokus )
2. Skrining penyakit kronik seperti kanker penyakit
kardiovaskuler, dan diabetes.
3. Manajemen dan pengendalian penyakit kronis yang ada (
pendidikan kesehatan, manajemen kasus,dan manajemen
medikasi).
4. Pengetahuan tentang praktik penggantia dan tangguan biaya (
termasuk biaya pengobatan alternatif ) dari
Medicare/Medicare Managed Care, asuransi Medicare
tambahan, dan program asuransi kesehatan spesifik.

5. Program outreach dan upaya advokasi untuk menjamin akses


lansia pada sumber-sumber yang dibutuhkan; seperti advokasi
kesehatan, pelatihan kesehatan, dan pengendali akses di
komunitas, Personel yang ditugaskan bisa karyawan
perusahaan swasta, staf gereja, dan karyawan perudahaan
BUMN yang dapat merujuk lansia kepada sumber-sumber
yang ada di komunitas (Florioet al, 1996).
6. Rujukan kepada program bantuan farmasi negara yang ada
serta advokasi untuk membuat program yang mereka
butuhkan.
7. Pendidikan mengenai manajemen medikasi (penjadwalan,
kepatuhan, kalender, dan sebagainya).
8. Sumber berkelanjutan datri pelayanan primer.
9. One stop shopping untuk pelayanan kesehatan.
10. Hubungan kepada kelompok pendukung penyakit kronik.

b. Nutrisi
Nutrisi adekuat adalah hal paling penting bagi lansia dalam
mempertahankan kesehatan, mencegah penyakit, yang
memperlambat perkembangan penyakit kronis yang di derita. Dalam
upaya membantu lansia meningkatkan dan mempertahankan status
nutrisinya, pengkajian nutrisi dan membangun kekuatan yang ada
adalah hal yang sangat membantu. Daftar Periksa Skrining Nutrisi
(Nutrision Screning Checklist) yang dibuat oleh American Academy
of Family Physicians, American Dietetic Association, dan National
Council on Aging (Nutrition Screning Initiative, 1992) adalah alat
pengkajian nutrisi yang sangat baik. Berikut ini adalah program
kemitraan dalam bidang kesehatan nutrisi yang dapat Anda
pertimbangkan.

c. “Makan Sehat dan Enak!”

Rencanakan kelas atau serial kelas nutrisi yang berfokus pada nutrisi
dasar dan manajemen resiko nutrisi ( rendah garam, rendah lemak,
rendah gula, tinggi serat dan sebagainya ). Apabila kebutuhan
terhadap diet gula khusus harus dibahas, pertimbangkan untuk
mengadakan serial kelas dan bentuk kelompok menurut ingkatran
kebutuhan diet spesifiknya. Kelas nutrisi akan lebih efektif jika
penyajiannya sangat interaktif dengan para partisipan-mencicipi dan
berbagi resep, membangun kebiasaan positif yang ada, dan
memasukkan makanan yang etnis. Pemasangan poster dengan tulisan
yang besar dan berwarna-warni serta tayangan video aalah langkah
yang tepat. Makalah juga bisa membantu. Ingat, lansia senang
membicarakan dan menceritakan pengalaman hidup mereka. Berikan
hadiah kepda lansia yang menghadiri kelas, seperti tongkat, kanduk
kertas, makaronidan makanan yang tidak cepat membusuk. Dapatkan
bantuan hadiah dari toko yang menjual bahan makanan. Tantangan
terbesarnya adalah enumbuhkan minat para lansia
untukmenghadirikelas ini. Pertimbangkan individu dari komunitas
atau kelompok teman sebaya untuk membantu marketing dan
program outreach.

d. Olahraga dan Kebugaran

Manfaat olahraga telah dibuktikan sepanjang rentang


kehidupan manusia. Olahraga untuk lansia harus mempertimbangkan
kesehatan dan status fungsionalnya. Di bawah ini adalah beberapa
bentuk program olahraga kebugaran.
1. “DUDUK MENENDANG KE ATAS: OLAHRAGA
UNTUK LANSIA”
Ketika mengadakan klinik skrining tekanan darah dipusat
nutrisi lansia, perawat mengobservasi bahwa pengunjung
sering kali datang sekitar pukul 8 pagi. Mereka mengisi
waktu dengan duduk-duduk sampai makan siang
dihidangkan pada pukul 12 siang. Mereka bermain permainan
meja seperti kartu atau domino, tetapi aktivitas fisik mereka
sedikit. Ketika memeriksa tekanan darah, perawat
menanyakan tentang aktivitas fisik yang lansia lakukan dan
memperoleh informasi bahwa kebanyakan lansia tidak
merasa aman untuk berjalan di sekitar lingkungan mereka
atau mereka belum mengetahui bentuk lain dari olahraga.
Setelah memvalidasi kebutuhan terhadap tipe olahraga
ringan (low-impact) yang dapat dilakukan di kursi,suatu
program dikembangkan dan beberapa pertisipan dilatih
sebagai instruktur olahraga. Rogram tersebut dinamakan
“Duduk, Menendang ke Atas: Olahraga untuk Lansia”.
Dengan bimbingan sukarelawan instruktur olahraga, program
telah dimasukkan secara nyata ke dalam jadwal aktivitas
sehari-hari.

2. Pencegahan Jatuh

Jatuh adalah masalah besar pada lansia. Anda mungkin hendak


membangun sebuah tim dengan ahli terapi oku pasional dan
ahli terapi fisik untuk mengadakan kelas pencegahan jatuh
pada lokasi tempat para lansia biasa berkumpul (ya , mungkin
saja anda tidak dapat mempengaruhi para lansia untuk datang
mengahadiri kelas ini yang justru sangat mereka butuhkan;
para lansia tersebut berada di rumahanya karena meraka takut
jatuh jika mereka pergi keluar). Beberapa individu dapat
memberikan koesioner mengenai pengkajian jatuh, sebagian
lagi dapat melakukan tes keseimbangan, mendemonstrasikan
cara-cara untuk mencegah jatuh dan memberikan konseling
individual mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan jatuh.
Proyek kolaborasif multidisiplin ini dapat berdampak sangat
besar terhadap masalah yang terkadang mengakibatkan lansia
kehilangan kemandiriannya atau bahkan dapat membawa
kepada kematian. Anda mungkin perlu memasarkan proyek ini
serta mendapatkan tempat untuk skrining, tes keseimbangan,
demonstrasi dan konseling. Pertimbangkan untuk memiliki
formulir pernyataan dan persetujuan untuk menjalani tes
keseimbangan pada setiap kejadian jatuh.

3. Keamanan Komunitas

Dalam upaya menurunkan ketakutan lansia terhadap


kekerasan yang sering menghantui mereka, perawat perlu
bekerja sama dengan lembaga penegak hukum setempat
untuk mengembangkan program komunitas. Prototipe
program meliputi neighbor bood crime watch program,
citizens on patrol dan program keamanan organisasi
kemasyarakatan lainnya. Lansia membutuhkan pendidikan
yang mencakup program pertahan diri, baik secara fisik
maupun secara psikologis. Kampanye media di masyarakat
harus berkonsentrasi pada upaya menumbuhkan
kewaspadaan lansia terhadap tipe – tipe kejahatan spesifik di
dalam masyarakat, termasuk frekuensi dan waktu kejadian.
Selain itu, menabungkan cek bulanan untuk menurunkan
kerentanan terhadap kejahatan.

4. Keamanan Berkendara

Seiring dengan peningkatan presentasi lansia di Amerika,


jumlah pengendara lansia juga semakin banyak.
Derekomendasikan agar pengendara lansia belajar mengemudi
kembali untuk mengakomodasikan perubahan neuromuskular
dan sensorik yang terjadi seiring proses menua. Pengendara
lansia dianjurkan untuk mengevaluasi kembali secara periodik
kemampuan mereka dalam mengemudi, termasuk
pemerikasaan penglihatan / pendengaran dan evaluasi
perubahan fisik lainnya dapat mempengaruhi mereka dalam
berkendara. AARP mensponsori 55 ALIVE / Mature
Driving Program untuk membantu pengendara yang berusia
lanjut meningkatkan kemampuan berkendaranya, mencegah
tabrakan kendaraan dan menghindari pelanggaran lalu lintas
(AARP, 1999a) . AARP juga menerbitkan Older Driver
Assesment and Resource Guide ( panduan pengkajian dan
sumber pengemudi lansia) yang disediakan secara gratis.
Pengemudi yang berusia lanjut harus mengacu kepada sumber
ini atau sumber lain yang ada di komunitas.

E. Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Lansia


Penuaan di dalam masyarakat kita merupakan fenomena yang dominan pada saat
ini. Tiga dari empat penyebab kematian yang sering terjadi di kalangan lansia:
penyakit jantung, kanker dan stroke merupakan akibat dari gaya hidup yang kurang
sehat. Namun gambaran suram tentang penduduk lansia yang kurang gerak,
lansia yang mengalami penyakit kronis secara bertahap telah digantikan oleh
konsep baru seperti masa tua dengan penuh kesuksesan (misalnya kemampuan
individu untuk beradaptasi terhadap proses penuaan) dan penurunan morbiditas
(misalnya penundaan awitan terjadinya penyakit kronis dan melemahkan sampai
pada tahap akhir kehidupan). Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan
merupakan hal yang mendesak dan juga merupakan kerangka kerja yang tepat
untuk merawat lansia. Perawat profesional untuk lansia mengenal bahwa
pencegahan untuk orang yang berusia 65 tahun yang dapat diharapkan hidup 20
tahun lagi merupakan komponen penting dalam perawatan kesehatan.

F. Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia


Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azaz, pendekatan, dan jenis
pelayanan kesehatan yang diterima.

1. AZAZ

a. Menurut WHO (1991) adalah to Add Life to the Years that Have Been
Added to Life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi,
perawatan, pemenuhan diri, dan kehormatan.

b. Azaz yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI Add Life to the Years,
Add Health to Life, and Add Years to Life. Yaitu meningkatkan mutu
kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia.

2. PENDEKATAN

Menurut WHO (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut:


a. Menikmati hasil pembangunan.
b. Masing-masing lansia memiliki keunikan.
c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal.
d. Lansia turut memilih kebijakan.
e. Memberikan perawatan dirumah.
f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah.
g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/antar generasi.
h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia.
i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya.
j. Lansia beserta keluarga aktif memeliharan kesehatan lansia.

3. JENIS
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan, yaitu
peningkatan (promotion), pencegahan (prevention), diagnosis dini dan pengobatan,
pembatasan kecacatan, serta pemulihan.
a. Promotif
Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak langsung
untuk menigkatkan derajat kesehatan dan mencegah penyakit. Upaya
promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan
dukungan klien, tenaga professional dan masyarakat terhadap praktik
kesehatan yang positif menjadi norma-norma social. Upaya promotif
dilakukan untuk membantu orang-orang mengubah gaya hidup mereka dan
bergerak kea rah keadaan kesehatan yang optimal serta mendukung
pemberdayaan seseorang untuk membuat pilihan yang sehat tentang prilaku
hidup mereka.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia adalah sebagai berikut:
 Mengurangi cedera, dilakukan dengan tujuan
mengurangi jatuh, mengurangi bahaya kebakaran
dalam rumah, meningkatkan penggunaan alat
pengaman dan mengurangi kejadian keracunan
makanan atau zat kimia.
 Meningkatkan kemanan ditempat kerja yang bertujuan
untuk mengurangi terpapar dengan bahan-bahan kimia
dan menigkatkan penggunaan system keamanan kerja.
 Menigkatkan perlindungan dari kualitas udara yang
buruk, bertujuan untuk mengurangi penggunaan
semprotan bahan-bahan kimia, mengurangi radiasi di
rumah, meningkatkan pengelolaan rumah tangga
terhadap bahan berbahaya, serta mengurangi
kontaminasi makanan dan obat-obatan.

 Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan


mulut yang bertujuan untuk mengurangi karies gigi
serta memelihara kebersihan gigi dan mulut.

Penyampaian 10 prilaku yang baik pada lansia, baik


perorangan maupun kelompok lansia adalah dengan cara
sebagai berikut:

 Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.


 Mau menerima keadaan, sabar dan optimis, serta
meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan
kegiatan sesuai kemampuan.
 Menjalin hubungan teratur dengan keluarga dan sesama.
 Olahraga ringan setiap hari.
 Makan sedikit tetapi sering, memilih makanan yang
sesuai, dan banyak minum (sebaiknya air putih).
 Berhenti merokok dan meminum minuman keras.
 Meminum obat sesuai anjuran dokter.
 Kembangkan hobi atau minat sesuai kemampuan.
 Tetap memeliharan dan bergairah dalam kehidupan seks.
 Memeriksa kesehatan dan gigi secara teratur.

Menyampaikan pesan B-A-H-A-G-I-A.

 B-Berat badan berlebihan harus dihindari.


 A-Atur makanan yang seimbang.
 H-Hindari factor resiko penyakit jantung iskemik dan
situasi menegangkan.
 A-Agar terus merasa berguna dengan mengembangkan
kegiatan atau hobi yang bermanfaat.
 G-Gerak badan teratur dan sesuai kemampuan.
 I-Ikuti nasihat dokter.
 A-Awasi kesehatan dengan pemeriksaan secara berkala.

b. Preventif
1. Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.
2. Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan
pada lansia sehat, terdapat factor resiko, tidak ada
penyakit dan promosi kesehatan.
Jenis pelayanan pencegahan primer adalah sebagai
berikut.
- Program imunisasi, misalnya vaksin influenza.
- Konseling : berhenti merokok
dan minum beralkohol.
- Dukungan nutrisi.
- Exircise.
- Keamanan didalam dan disekitar rumah.
- Manajemen stress.
- Penggunaan medikasi yang tepat.
3. Melakukan pencegahan sekunder, meliputi
pemeriksaan terhadap penderita tanpa gejala, dari
awal penyakit hingga terjadi gejala penyakit belum
tampak secara klinis, dan mengidap factor resiko.
Jenis pelayanan pencegahan sekunder antara lain
adalah sebagai berikut.
- Control hipertensi.
- Deteksi dan pengobatan kanker.
- Screening : pemeriksaan rectal, mammogram,
papsmear, gigi mulut dan lain-lain.
4. Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sesudah
terdapat gejala penyakit dan cacat; mencegah cacat
bertambah dan ketergantungan; serta perawatan
bertahap, tahap (1) perawatan di rumah sakit, (2)
rehabilitasi pasien rawat jalan, dan (3) perawatan
jangka panjang.
Jenis pelayanan pencegahan tersier adalah sebagai
berikut.
- Mencegah berkembangnya gejala dengan
memfasilitasi rehabilitasi dan membatasi
ketidakmampuan akibat kondisi kronis. Misalnya
osteoporosis atau inkontinensia urine/fekal.
- Mendukung usaha untuk mempertahankan
kemampuan berfungsi.

G. Dukungan Keluarga terhadap Lansia


Pendekatan yang bisa dilakukan keluarga pada lansia
Menurut Lueckenotte (2006), ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan
keluarga terhadap lansia yaitu:
1) Memahami persepsi dan perasaan lansia
2) Dekati lansia dengan baik, sehingga lansia tidak merasa ketergantungan
3) Sarankan satu perubahan dalam satu waktu, karena umumnya orang
sulit untuk menerima perubahan
4) Pertimbangkan siapa yang cocok untuk berbicara pada lansia
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai simpulan umum, ada beberapa hal yang sangat penting dan mendasar dalam
issue pelayanan kesehatan warga lansia.
Pertama, adalah bahwa proses menua (Degeneratif) sudah harus diantisipasi sejak dini,
sebelum usia 50 tahun, dan hal ini harus kita pahamkan dengan baik kepada semua warga
masyarakat. Bagi mereka yang lansia, yang paling penting adalah upaya pemulihan agar
tetap mampu mengerjakan tugas dan tanggung jawab sehari-hari, sehingga mereka bisa
hidup secara mandiri, produktif dan bahagia. Kedua, keluarga sangat penting perannya
dalam meningkatkan Kesehatan dan Kesejahteraan lansia. Ketiga, kesadaran daei lansia
sendiri sangat menentukan untuk bisa hidup secara mandiri, sehat, dan bahagia. Keempat,
upaya peningkatan kualitas lansia memerlukan dukungan dari organisasi profesi,
pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, dan seluruh kalangan masyarakat.

B. Saran
Dengan makalah ini kami mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
serta kami berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca untuk menambah referensi
khususnya bagi mahasiswa ilmu keperawatan dalam mempelajari tentang issue-issue,
strategis untuk promkes dan kesejahteraan lansia.
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak,W. 2009. Pengantar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Salemba

Medika. Mickey S, Patricia.2006.Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2.

Jakarta:ECG. Anderson, Elizabeth T.2006.Keperawata Komunitas Teori dan

Praktik. Jakarta:EGC.

Karima, A., dkk. 2016. Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Activity Daily Living Di
Panti Social Tresna Werdha Senja Rawi. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. Vol 2,
No. 1.

Mustika I. 2016. Membangun kebijakan kesehatan lansia berbasis kearifan lokal. Jurnal
skala husada. Vol 13. No. 1. Hal 1-12.

Anda mungkin juga menyukai