DI SUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPUH
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
sertakarunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “pendekatan perawatan lansia, prinsip dan etika”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dansaran yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan sertadalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga makalah ini dapat memberikanmanfaat bagi kita sekalian
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1. Latar belakang........................................................................................................4
2. Tujuan Penulisan....................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
A. Pengertian Lansia...................................................................................................6
B. Tujuan Pelayanan Kesehatan Pada Lansia..............................................................6
C. Pemeliharaan dan Pelayanan...............................................................................11
D. Prinsip Moral Etik terhadap Lansia.......................................................................12
E. Aspek Hukum Dan Etika.......................................................................................13
F. Permasalahan pada Lanjut Usia Ditinjau dari Aspek Hukum dan Etik..................14
BAB III...............................................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................................16
A. KESIMPULAN........................................................................................................16
B. SARAN..................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lansia
b. Pendekatan Psikis
Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan
pendekatan edukatif pada klien lanjut usia. Perawat dapat berperan
sebagai pendukung dan interpreter terhadap segala sesuatu yang
asing, penampung rahasia pribadi dan sahabat yang akrab.
Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam
memberi kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima
berbagai bdentuk keluhan agar lanjut usia merasa puas. Perawat
harus selalu memegang prinsip triple S yaitu sabar, simpatik dan
service.
Bila ingin mengubah tingkah laku dan pandangan mereka
terhadap kesehatan, perawat bisa melakukannya secara perlahan dan
bertahap. Perawat ahrus mendukung mental mereka kearah
pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang dilaluinya
tidak menambah beban. Bila perlu, usahakan agar mereka merasa
puas dan bahagia di masa lanjut usianya.
c. Pendekatan Sosial
Berdiskusi serta bertukar pikiran dan cerita merupakan salah
satu upaya perawat dalam melakukan pendekatan sosial. Memberi
kesempatan untuk berkumpul bersama sesame klien lanjut usia
berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi, pendekatan sosial ini
merupakan pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya
adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Dalam
pelaksanaannya, perawat dapat menciptakan hubungan sosial, baik
antara lanjut usia maupun lanjut usia dengan perawat.
Perawat memberi kesempatan seluas-luasnya kepada lanjut usia
untuk mengadakan komunikasi, melakukan rekreasi. Lansia prlu
dirangsang untuk membaca surat kabar dan majalah.
Dengan demikian, perawat tetap mempunyai hubungan
komunikasi, baik dengan sesama mereka maupun petugas yang
secara lansung berkaitan dengan pelayanan kesejahteraan sosial bagi
lanjut usia, termasuk asuhan keperawatan lansia dipanti sosial tresna
wherda.
3. Prinsip Pelayanan
Dalam memberi asuhan keperawatan pada lansia, dilaksanakan
dengan memperhatikan bebrapa prinsip:
a. Tidak memberi stigma, pada dasarnya proses menua disertai masalah
seperti kesepian, berkurang pendengaran, kurangnya penglihatan dan
lemah fisik. Hal tersebut merupakan proses alamiah.
b. Tidak mengucilkan
c. Tidak membesar-besarkan masalah
d. Pelayanan yang bermutu
e. Pelayanan yang cepat dan tepat
f. Pelayanan secara komprehensif
g. Menghindari sikap belas kasihan
h. Pelayanan yang efektif dan efesien
i. Pelayanan yang akuntabel
2. Tidak lansung
a. keluarga lansia, masyarakat di lingkungan lansia, organisasi sosial
masyarakat
b. pemeliharaan kesehatan masyarakat di PSTW pada umumnya
dilaksanakan oleh petugas kesehatan puskesmas secara berkala
c. keperawatan lansia yang sakit, lansia yang mengalami sakit yang
cukup serius dan perlu dirawat secra intensif, dirujuk ke rumah sakit
yang lebih bagus.
Lansia yang sehat secara fungsional masih bisa mandiri dan tidak
tergantung pada orang lain. Aktivitas sehari-hari maish penuh dan mampu
merawat diri sendiri. Asuhan keperawatan yang diperlukan adalah
pencegahan primer yang mengutamakan peningkatan derajat kesehatan dan
pencegahan penyakit.
D. Prinsip Moral Etik terhadap Lansia
Nilai etik dapat membei dampak dalam keperawatan lanjut usia. Menurut
hasil penelitian LiseLotte Jonasson, MSc., et.all (2011), berdasarkan
pengamatan pada lansia usia 65 tahun dan wawancara tindak lanjut dengan 20
perawat dan data dianalisis dengan analisis komparatif konstan menunjukkan
adanya pengaruh etik dalam perawat lansia yaitu tiga kategori diidentifikasi
berupa pertimbangan, hubungan dan perawatan. Kategori ini membentk dasar
kategori inti yaitu “Penguatan”. Dalam upaya penguatan, fokusnya adalah
pada orang ang membutuhkan integritas dan penentuan nasib sendiri yaitu
berupa prinsip otonomi. Pembenaran menempatkan tanggung jawab khusus
pada perawat akan manfaat pasien ang lebih ta melalui dukungan dan
pemberian kekuatan. Penguatan tawaran lainnya dilakukan dengan dukungan
dan interaksi. Hal ini tidak cukup untuk menjadi pertimbangan baik yaitu
untuk mendapatkan keuntungan seseorang dan juga menutun perawat hars
menghubungkan dan merawat orang tua yaitu menunjukkan non sifat
mencelakakan untuk menguatkan lansia tersebut dapat meningkatkan etika
asuhan keperawatan. Prinsip keadilan tidak secara khusus diidentifikasika
sebagai tindakan keperawatan pada pasien. Namun, semua pasien
lanjut usia menerima pengobatan, perawatan, dan penerimaan secara setara
atau sama tanpa ada perbedaan.
Hukum tentang Lanjut Usia dan penerapannya disuatu negara merupakan
gambaran sampai berapa jauh perhatian negara terhadap para Lanjut Usianya.
Baru sejak tahun 1965 di indonesia diletakkan landasan hukum, yaitu Undang-
Undang nomor 4 tahun 1965 tentang Bantuan bagi Orang Jompo. Bila
dibandingkan dengan keadaan di negara maju, di negara berkembang
perhatian terhadap Lanjut Usia belum begitu besar.
F. Permasalahan pada Lanjut Usia Ditinjau dari Aspek Hukum dan
Etik
Permasalahan yang masih terdapat pada Lanjut Usia, bila ditinjau dari aspek
hukum dan etika, dapat disebabkan ole factor, seperti berikut :
1. Produk Hukum
Walaupun telah diterbitkan dalam jumlah banyak, belum semua
produk hukum dan perundang-undangan mempunyai Peraturan
Pelaksanaan. Begitu juga belum diterbirkan Peraturan Daerah, Petunjuk
Pelaksanaan serta Petunjuk Teknisnya, sehingga penerapannya di
lapangan sering menimbulkan permasalahan. Undang-undang terakhir
yang diterbitkan yaitu Undang-undang Nomor 13 tahun 1998, baru
mengatur kesejahteraan sosial Lanjut Usia, sehingga perlu
dipertimbangkan diterbitkannya undang-undang lainnya yang dapat
mengatasi permasalahan Lanjut Usia secara spesifik.
2. Keterbatasan prasarana
Prasarana pelayanan terhadap Lanjut Usia yang terbatas di tingkat
masyarakat, pelayanan tingkat dasar, pelayanan rujukan tingkat I dan
tingkat II, sering menimbulkan permasalahan bagi para Lanjut Usia.
Demikian pula, lembaga sosial masyarakat dan organisasi sosial dan
kemasyarakatan lainnya yang menaruh minat pada permasalahan ini
terbatas jumlahnya. Hal ini mengakibatkan para Lanjut Usia tak dapat
diberi pelayanan sedini mungkin, sehingga persoalanya menjadi berat
pada saat diberikan pelayanan.
3. Keterbatasan sumberdaya Manusia
Terbatasntya kuantitas dan kualitas tenaga yang dapat memberi
pelayanan serta perawatan kepada Lanjut Usia secara bermutu dan
berkelanjutan mengakibatkan keterlambatan dalam mengetahui tanda-
tanda dini adanya suatu permasalahan hukum dan etika yang sedang
terjadi. Dengan demikian, upaya mengatasinya secara benar oleh tenaga
yang berkompeten sering dilakukan terlambat dan permasalahan sudah
berlarut. Tenaga yang dimaksud berasal dari berbagai disiplin ilmu, antara
lain :
1. Tenaga ahli gerontology
2. Tenaga kesehatan : dokter spesalis geriatric, psikogeriatri, neurogeriatri,
dokter spesialis dan dokter umum terlatih, fisioterapis, speech therapist,
perawat terlatih.
3. Lembaga sosisal : sosiolog, petugas yang mengorganisasi kegiatan
(case managers), petugas sosial masyarakat, konselor.
4. Ahli hukum: sarjana hukum terlatih dalam gerontology, pengacara
terlatih, jaksa penuntut umum, hakim terlatih.
5. Ahli psikolog : psikolog terlatih dalam gerontology, konselor.
6. Tenaga relawan : kelompok masyarakat terlatih seperti sarjana,
mahasiswa, pramuka, pemuda, ibu rumah tangga, pengurus lembaga
ketahanan masyarakat desa, Rukun Warga/RW, Rukun Tetangga/RT
terlatih.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Akbar, Amar. 2017. Hubungan pola komunikasi keluarga dengan tingkat depresi
lansia di Desa Kebondalem Kecamatan Mojosari Kabupaten Mojokerto: Sain Med
Jurnal Kesehatan Vol. 9 No.1. Surabaya: Kantor Kopertis Wilayah VII Amal,
Ahmad Ikhlasul. 2017.
Musliha & Fatmawati, Siti. 2010. Komunikasi keperawatan plus materi komunika