Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

“PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA RESIKO TINGGI DAN


PENYAKIT MENULAR”

Dosen Pengampu :
Ns. Ervan., S.Kep., M.Kep, Sp.Kep.J
Disusun Oleh:
Kelompok 3B :

Ami Cahayani Putri P05120220048


Azizah Inayah P05120220050
Bambang S P05120220051
Elly Irna Erviana P05120220056
Rahayu Anindia P05120220072
Serli Febriani Simamora P05120220079

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BENGKULU PROGRAM
STUDI DIII KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya
sehingga makalah ini telah terselesaikan.

Penulis sadar bahwa terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari


dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, Kepada berbagai pihak yang telah
membantu terselesainya makalah ini penulis mengucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun tetap penulis harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Harapan penulis semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Bengkulu, Agustus 2022

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................5
D. Manfaat..................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................6
A. Pendidikan Kesehatan............................................................................................6
1. Pengertian...........................................................................................................6
2. Tujuan Pendidikan Kesehatan............................................................................6
3. Tingkat Pelayanan Kesehatan...........................................................................10
4. Peranan Pendidikan Kesehatan.........................................................................10
5. Peranan Pendidikan Kesehatan.........................................................................11
B. Konsep Dasar Keluarga Resiko Tinggi................................................................12
C. Pengertian Penyakit Menular................................................................................13
1. pengertian.........................................................................................................13
2. Jenis-Jenis Penyakit Menular yang Bersumber Lingkungan Tidak Sehat.........15
3. Usaha Pencegahan dan Perawatan Penyakit Menular.......................................15
BAB III............................................................................................................................16
PENUTUP.......................................................................................................................16
A. Kesimpulan..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diera globalisasi sekarang ini bidang kesehatan banyak mengalami
pemuktahiran dan pekembangan-perkembangan ilmu yang mencuri
perhatian masyarakat. Seiring dengan itu banyak pula masalah-masalah
yang tentunya mampu membuat derajat kesehatan manusia menurun.
Dengan adanya masalah-masalahtersebut maka status kesehatan
masyarakat masyarakat juga mengalami degradasi.Pada masa sekarang
status kesehatan telah menjadi suatu keharusan untuk dipertahankan bagi
setiap anggota masyarakat yang bermukim dalam suatu wilayah tertentu.
Status kesehatan sekarang telah dianggap sesuatu yang berharga dan
menjadi suatu hal yang harus ditingkatkan oleh setiap manusia.
Keberhasilan program pendidikan kesehatan yang meliputi
perilaku kesehatan dan domain kesehatan sangat besar peranannya guna
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan
kesehatan yang meliputi perilaku kesehatan dan domain kesehatan ini
harus didukung oleh semua pihak terutama masyarakatnya. Program ini
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan tentunya
menyadarkan mereka tentang pentingnya kesehatan itu sendiri.Kesehatan
sendiri adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup,
dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pendidikan
kesehatan.Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat, maka perlu
dilakukan pendidikan, khususnya pendidikan yang ditujukan kepada
masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian pendidikan kesehatan ?
2. Apa saja Tujuan pendidikan kesehatan ?
3. Apa saja Ruang lingkup pendidikan kesehatan ?
4. Apa saja Prinsip-prinsip pendidikan kesehatan ?
5. Apa Peranan pendidikan kesehatan ?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas
dari mata kuliah dan juga sebagai referensi bagi pembaca dalam
mendapatkan informasi tentang pendidikan kesehatan sehingga pembaca
dapat memahami tentang kesehatan masyarakat yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari.

D. Manfaat
Meningkatkan pengetahuan bagi pembaca agar dapat mengetahui tentang
pendidikan kesehatan keluarga resiko tinggi dan penyakit menular.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Kesehatan
1. Pengertian
Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu
meningkatkan kontrol dam memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan
yang direncanakan untuk individu, kelompok atau masyarakat agar belajar
tentang kesehatan dan melakukan perubahan- perubahan secara suka rela
dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991). Pengertian pendidikan
kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang berpengaruh
menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan ada
hubungannya dengan kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsa.
Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimanya
secara suka rela perilaku yang akan meninhkatkan dna memelihara
kesehatan.Menurut Wood dikutip dari Effendi (1997).
Unsur program ksehatan dan kedoktern yang didalamnya terkandung
rencana untuk merubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan
tujuan untuk membantu tercapainya program pengobatan, rehabilitasi,
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Menurut Stewart dikutip
dari Effendi (1997). Pendidikan kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan. Sedang dalam keperawatan, pendidikan
kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri
untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran,
yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik. Menurut
(Notoatmodjo. S, 2003: 20).

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu
meningkatkan kontrol dam memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan
yang direncanakan untuk individu, kelompok atau masyarakat agar
belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan- perubahan secara
suka rela dalam tingkah laku individu (Entjang, 1991). Pengertian
pendidikan kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang
berpengaruh menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan
ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan, masyarakat, dan
bangsa. Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam rangka mempermudah
diterimanya secara suka rela perilaku yang akan meninhkatkan dna
memelihara kesehatan.Menurut Wood dikutip dari Effendi (1997).
Unsur program ksehatan dan kedoktern yang didalamnya
terkandung rencana untuk merubah perilaku perseorangan dan
masyarakat dengan tujuan untuk membantu tercapainya program
pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Menurut Stewart dikutip dari Effendi (1997). Pendidikan
kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Sedang dalam
keperawatan, pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi
keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu,
kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya
melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan
sebagai perawat pendidik. Menurut (Notoatmodjo. S, 2003: 20).
a. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Pengetahuan
yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih didalam
struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
b. Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek.Sikap terdiri dari berbagai
tingkatan yaitu:
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek).
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
c. Praktik atau tindakan (practice)
Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan:
1) Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan
tindakan yangakan diambil adalah merupakan praktik tingkat
pertama.
2) Respon terpimpin (guided response)
Dapat dilakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat dua.

3) Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar


secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka
ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.
4) Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa
mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
d. Ruang Lingkung Pendidikan Kesehatan
Menurut ( Notoatmodjo. S, 2003: 27 ) ruang lingkup pendidikan
kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain: dimensi aspek
kesehatan, dimensi tatanan atau tempat pelaksanaan pendidikan
kesehatan,dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan.
1. Aspek Kesehatan
Telah menjadi kesepakatan umum bahwa kesehatan masyarakat itu
mencakup empat aspek pokok yaitu:
a) Promosi ( promotif )
b) Pencegahan ( preventif )
c) Penyembuhan ( kuratif )
d) Pemulihan ( rehabilitatif )
2. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat
dikelompokkan menjadi lima yaitu:
a) Pendidikan kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)
b) Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah, dilakukan di
sekolah dengansasaran murid.
c) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran
buruh atau karyawan yang bersangkutan.
d) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum, yang mencakup
terminal bus, stasiun, bandar udara, tempat-tempat olahraga, dan
sebagainya.
e) Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan,
seperti: rumahsakit, Puskesmas, Poliklinik rumah bersalin, dan
sebagainya.

3. Tingkat Pelayanan Kesehatan


Dimensi tingkat pelayanan kesehatan pendidikan kesehatan dapat
dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan dari leavel and clark,
sebagai berikut;
a) Promosi kesehatan seperti peningkatan gizi, kebiasaan hidup dan
perbaikan sanitasi lingkungan.
b) Perlindungan khusus seperti adanya program imunisasi.
c) Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera.
d) Pembatasan Cacat yaitu seperti kurangnya pengertian dan
kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit seringkali
mengakibatkan masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya
sampai tuntas, sedang pengobatan yang tidak sempurna dapat
mengakibatkan orang yang ber sangkutan menjadi cacat.
e) Rehabilitasi (pemulihan).

4. Peranan Pendidikan Kesehatan


Pendidikan kesehatan sangat penting untuk menunjang program-
program kesehatan yang lain. Akan tetapi pernyatan ini tidak didukung
dengan kenyataan yang ada. karena program pelayanan kesehatan yang
ada kurang melibatkan pendidikan kesehatan. Pendidikan merupakan
‘behavior investment’ jangka panjang. Artinya pendidikan kesehatan
baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian. Dalam waktu yang pendek,
pendidikan kesehatan hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan masyarakat. Sedangkan peningkatan pengetahuan saja
belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan.
Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai
hasil jangka menengah dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya akan
berpengaruh pada peningkatan indikator kesehatan masyarakat sebagai
keluaran pendidikan kesehatan. Prinsip Pendidikan Kesehatan yaitu:
a. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi
merupakan kumpulan pengalaman dimana saja dan kapan saja
sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan
sasaran pendidikan.
b. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh
seseorang kepada orang lain, karena pada akhirnya sasaran
pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah kebiasaan dan tingkah
lakunya sendiri.
c. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan
sasaran agar individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat
mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri.
d. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan
(individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah
sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.

5. Peranan Pendidikan Kesehatan


Ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan
mengacu kepada H.L.Blum. Blum menyimpulkan bahwa lingkungan
mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan. Disusul
oleh perilaku mempunyai andil nomor dua. Pelayanan kesehatan, dan
keturunan mempunyai andil kecil terhadap status kesehatan.Lawrence
Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatar belakangi atau dipengaruhi
3 faktor pokok yakni :
a. Faktor-faktor prediposisi (predisposing factors)
b. Faktor-faktor yang mendukung (enabling factors)
c. Faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors)
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa peranan
pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku
sehingga perilaku individu kelompok atau masyarakat sesuai dengan nila-
nilai kesehatan. Dengan kata lain pendidikan kesehatan adalah suatu
usaha ntuk menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka
berperilaku sesuai dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan.

B. Konsep Dasar Keluarga Resiko Tinggi


Konsep Keluarga Berisiko Definisi Keluarga Berisiko Keluarga
berisiko tinngi merupakan keluarga yang memiliki kebutuhan untuk
menyesuaikan diri terkait siklus perkembangan anggota keluarga, keluarga
dengan faktor risiko penurunan status kesehatan. (KepMenKes No. 908
tahun 2010 tentang pedoman mpenyelenggaraan pelayanan keperawatan
keluarga) Keluarga resiko tinggi adalah keluarga dimana terdapat faktor
resiko yang dapat mengancam kesehatan keluarga karena keadaan fisik,
mental, maupun sosial ekonominya perlu mendapatkan bimbingan dan
asuhan keperawatan serta pelayanan kesehatan karena tidak tahu, tidak
mampu dan tidak memelihara kesehatan dan perawatan ( Effendi. N, 1998 :
24 ). Kelompok Yang Termasuk Keluarga Berisiko yaitu Keluarga dengan
anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah:
a. Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah
b. Keluarga tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri
c. Keluarga yang kurang baik atau dengan penyakit keturunan

Macam-macam resiko tinggi :

1. Populasi berisiko tinggi, Adalah kelompok populasi tertentu yang


mempunyai risiko lebih tinggi untuk terpapar dan menderita dari
kelompok lainnya.
2. Perilaku risiko tinggi, Ialah perilaku yang menyebabkan seseorang
mempunyai risiko besar terserang penyakit.
3. Risti Sehat, Adalah kondisi kesehatan seseorang yang mana secara
fisik tidak mengidap penyakit apa pun namun keadaan fisiknya itu
memudahkan penyakit- penyakit tertentu untuk menyerang.
4. Risti Sakit, Siapapun dikategorikan ke dalam kelompok risti sakit, jika
ia menderita penyakit kronis.
5. Kelompok Resiko Tinggi

a. Pekerja seks laki dan Perempuan

b. Pelanggan pekerja seks

c. Penyalahgunaan narkoba

d. Waria pekerja seks dan pelanggannya

e. Lelaki sukai lelaki (Homogen)

f. Narapidana/warga binaan
6. Kelompok Rentan

a. Orang dengan mobilitas tinggi

b. Perempuan,remaja

c. Anak jalanan, pengungsi

d. Ibu hamil

e. Penerima transfuse darah

f. Petugas pelayanan kesehatan

C. Pengertian Penyakit Menular


1. pengertian
Penyakit menular ialah penyakit yang dapat berpindah dari
seseorang ke orang lain. Penyakit dapat ditularkan baik melalui kontak
langsung dengan penderita, melalui binatang perantara, udara, makanan dan
minuman, atau bendabenda yang sudah tercemar oleh bakteri, virus,
cendawan, atau jamur. Masalah dominannya penyakit menular dalam
komposisi penyakit yang abadi di Indonesia tentu tidak menggembirakan.
Berkembangnya penyakit menular di Indonesia merupakan akibat dari
rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, ditambah lagi dengan keadaan
lingkungan yang kurang terawat menyebabkan munculnya berbagai wabah
penyakit. Untuk mencegah dan mengatasi wabah penyakit itu, pemerintah
membekali setiap petugas kesehatan dengan pengetahuan dan keterampilan
untuk pence-gahan serta penanganan masalah wabah penyakit menular
tersebut. Cara-Cara Penularan Penyakit Menular Penyakit menular dapat
berpindah dari penderita ke orang lain dengan caracarasebagai berikut.
Melalui Kontak Jasmani (Personal Contact) Kontak jasmani terdiri atas dua
jenis, yaitu kontak langsung dan kontak tidaklangsung.
a. Kontak Langsung (Direct Contact)
a. Penyakit dapat menular kepada orang lain karena adanya kontak
langsung antara anggota badan dengan anggota badan orang yang
ditulari. Misalnya, penularan penyakit kelamin dan penyakit kulit.
b. Kontak Tak Langsung (Indirect Contact) Penyakit dapat menular kepada
orang lain melalui perantaraan bendabenda yang telah terkontaminasi
(tercemar) oleh penderita, misalnya melalui handuk, pakaian,
dansaputangan.
c. Melalui Makanan dan Minuman (Food Borne Infection) Penyakit dapat
menular melalui perantaraan makanan dan minuman yang telah
terkontaminasi. Penyakit yang menular dengan cara ini terutama
penyakitpenyakit yang berhubungan dengan saluran percerna-kan
makanan, seperti kolera, tifus, poliomyelitis, hepatitis, dan penyakit-
penyakit yang disebabkan oleh cacing. Di negara miskin masih banyak
orang menggunakan air yang tidak memenuhi syarat kesehatan untuk
keperluan rumah tangga sehingga penyakit-penyakit tersebut seringkali
ditularkan melalui air. Oleh karena itu, penyakit tersebut dinamakan juga
water borne diseases.
d. Melalui Serangga (Insect Borne Infection) Penyakit yang dapat menular
dengan perantara serangga, antara lain sebagai berikut.
e. Malaria, yang disebabkan oleh Plasmodium dan ditularkan oleh nyamuk
Anopheles.
f. Demam berdarah, yang disebabkan oleh salah satu virus dari selotipe
genusflavivirus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
g. Demam kuning, yang disebabkan oleh arbovirus dan ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti.
h. Filariasis atau penyakit kaki gajah, yang disebabkan oleh cacing Filaria
bancroftiatau Filaria malayi, ditularkan oleh nyamuk Culex fatigans.
i. Penyakit saluran pencernaan makanan dapat ditularkan oleh lalat yang
dipindah-kan dari feses (kotoran) penderita ke makanan atau alat-alat
makan.
j. Melalui Udara (Air Borne Infection) Penyakit yang ditularkan dengan cara
ini terutama pada penyakit saluran pernapasan, di antaranya sebagai
berikut:
1) Melalui udara yang mengandung bibit penyakitnya, misalnya
penularan penyakit TB.
2) Melalui ludah ketika batuk atau ber-cakap-cakap, misalnya penularan
penyakit dipteri dan pertusis.

2. Jenis-Jenis Penyakit Menular yang Bersumber Lingkungan Tidak Sehat


Salah satu kebutuhan penting akan kesehatan lingkungan adalah masalah
air bersih, persampahan dan sanitasi, yaitu kebutuhan akan air bersih,
pengelolaan sampah yang setiap hari diproduksi oleh masyarakat serta
pembuangan air limbah yang langsung dialirkan pada saluran/sungai. Hal
tersebut menyebabkan pandangkalan saluran/sungai, tersumbatnya
saluran/sungai karena sampah. Pada saat musim penghujan selalu terjadi banjir
dan menimbulkan penyakit. Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi
yang kurang baik serta pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik
diantaranya adalah:
a. Penyakit Tifus
b. Penyakit Kolera
c. Penyakit Tuberculosis (TB)
d. Penyakit Hepatitis

3. Usaha Pencegahan dan Perawatan Penyakit Menular


Secara garis besar, usaha-usaha penang-gulangan penyakit menular dapat
dibagi dalam tiga golongan, yaitu usaha pencegahan (usaha preventif), usaha
pengobatan (usaha kurati, dan usaha rehabilitasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang
mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang
didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik.
Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku
sehingga perilaku individu kelompok atau masyarakat sesuai dengan nila-
nilai kesehatan
Konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu,
kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan
menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya
sendiri menjadi mampu dan lain sebagainya.
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa pendidikan kesehatan
itu perlu untuk diteapkan dalam masyarakat Indonesia. Dengan adanya
pendidikan kesehatan masyarakat Indonesia dapat bertindak sesuai dengan
ketentuan dalam kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit-
penyakit yang membahayakan diri sendiri. Meskipun hasilnya akan terlihat
dalam beberapa tahun kedepan, namun pendidikan ini baik adanya untuk
membantu masyarakat Indonesia terlepas dari serangan penyakit serta
terhindar dari tindakan pencegahan yang membahayakan.
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmojo,soekidjo.2003.Pendidikan dan perilaku kesehatan.jakarta ;RINEKA


CIPTA Setiawati,Dermawan.2008.Proses Pembelajaran Dalam Pendidikan
Kesehatan.Jakarta;TRANS INFO MEDIA
Budiarto, Eko. 2003, PengantarEpidemiologi. Jakarta: penerbit buku kedokteran
egc. Bustan,Mn. 2002.Pengantarepidemiologi. Jakarta Rineka Cipta Nasry, Nur.
Dasar-DasarEpidemiologi Arsip Mata Kuliah FKM Unhas 2006

Anda mungkin juga menyukai