Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
Kelompok 8
6. Prasetiawan : P07220221114
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat Nya penyusun
masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “Menerapkan Pembinaan Gizi Masyarakat Pada Tatanan
Pelayanan Kesehatan” ini disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah
Asuhan Keperawatan Kegawatdaruratan Kardiopulmonal diprogram studi sarjana
terapan keperawatan.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dimasa akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan
untuk menambah pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat dan pembaca.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................................
Kata Pengantar.............................................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................................
A. Pengertian Gizi..........................................................................................................
B. Fungsi dari Gizi..............................................................................................
C. Gizi dalam Kesehatan Masyarakat................................................................
D. Definisi Satatus Gizi.......................................................................................
E. Indikator Status Gizi.......................................................................................
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Seseorang.............................
G. Akibat yang Ditimbulkan karena Gizi Salah (Malnutrisi).............................
H. Pencegahan Masalah Gizi...............................................................................
I. Masalah Gizi di Indonesia ...............................................................................
J. Program Perbaikan Gizi dan Kesehatan Masa Depan......................................
BAB III PENUTUP......................................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Status gizi merupakan ekspresi dari keseimbangan dalam bentuk variable tertentu
atau indicator baik buruk nya penyedian makanan sehari-hari. Status gizi yang baik
diperlukan untuk mempertahankan derajat kesehatan dan membantu pertumbuhan bagi anak.
(Irianto 2007)
Gizi baik merupakan fondasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas
karena berkaitan erat dengan peningkatan kapasitas belajar, kemampuan kognitif dan
intelektualitas seseorang. Gizi baik juga merupakan penanda keberhasilan pembangunan dan
terpenuhinya hak azasi manusia terhadap pangan dan kesehatan. Perbaikan gizi masyarakat
merupakan sarana untuk memutus rantai kemiskinan melalui meningkatkan pertumbuhan
ekonomi sehingga berdampak pada kesejahteraan di tingkat masyarakat, keluarga dan individu.
Masalah gizi di Indonesia meliputi masalah kekurangan gizi dan kelebihan gizi.
Masalah kekurangan gizi yang mendapat banyak perhatian akhir-akhir ini adalah masalah
kurang gizi kronis dalam bentuk anak pendek atau “stunting”, kurang gizi akut dalam bentuk
anak kurus atau “wasting”. Kemiskinan dan rendahnya pendidikan dipandang sebagai akar
penyebab kekurangan gizi. Masalah kegemukan terkait dengan berbagai penyakit tidak
menular (PTM), seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes, stroke dan kanker paru-paru
dianggap masalah negara maju dan kaya, bukan masalah negara berkembang dan miskin.
Kenyataan menunjukkan bahwa kedua masalah gizi tersebut saat ini juga terjadi di negara
berkembang. Dengan demikian negara berkembang dan miskin saat ini mempunyai beban
ganda akibat kedua masalah gizi tersebut.
Hasil Riskesdas menunjukkan bahwa 30.8% balita Indonesia mengalami stunting
dan sekitar 10.2% balita mengalami gizi kurang (wasting). Anak-anak yang mengalami
masalah gizi tersebut memiliki risiko 11.6 kali lebih tinggi untuk mengalami kematian
dibanding anak-anak yang memiliki status gizi baik. Pun jika anak-anak dengan masalah
gizi tersbut mampu bertahan tetapi akan berisiko untuk mengalami masalah
pertumbuhan, perkembangan dan masalah kesehatan lainnya di sepanjang tahap
kehidupannya.
Selain itu, masalah kekurangan zat gizi mikro masih mendominasi permasalah gizi
di Indonesia yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya prevalensi anemia pada
ibu hamil dari 37.1% pada tahun 2013 menjadi 48.9% pada tahun 2018. Ibu hamil yang
mengalami anemia berisiko tinggi untuk melahirkan bayi premature, bayi dengna berat
lahir rendah juga mengalami perdarahan pada saat melahirkan bahkan dapt
mengakibatkan kematian. Sementara disisi lain, masalah gizi lebih dan obesitas pada
usia dewasa juga meningkat secara signifikan dari 15% di tahun 2013 menjadi 22% di
tahun 2018 (Riskesdas, 2018)
Remaja adalah adalah periode sensitif kedua untuk pertumbuhan fisik yang
cukup pesat. Pada fase ini juga terjadi perubahan psikososial dan emosional yang cukup
mendalam serta tercapainya kapasitas intektual dan kemampuan kognitif.
Kelompok usia remaja sangat rentan untuk mengalami masalah gizi kurang
maupun gizi lebih. Diperkirakan hampir sepertiga remaja puteri Indonesia akan
memasuki fase kehamilan dalam keadaan kurang gizi atau sebagai ibu hamil berisiko
tinggi karena kelebihan berat badan (oeverweight). Riskesdas 2018 melaporkan bahwa
overweight pada kelompok umur 16 – 18 tahun meningkat cukup tajam dari 1.4% tahun
2010 menjadi 7.3% tahun 2013.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Gizi ?
2. Apa Saja Fungsi dari Gizi ?
3. Bagaimana Gizi dalam Kesehatan Masyarakat ?
4. Apa Definisi Satatus Gizi?
5. Apa saja Indikator Status Gizi
6. Apa Saja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Seseorang
7. Apa Akibat yang Ditimbulkan karena Gizi Salah (Malnutrisi)
8. Bagaimana Pencegahan Masalah Gizi
9. Apa Saja Masalah Gizi di Indonesia
10. Apa Program Perbaikan Gizi dan Kesehatan Masa Depan ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
A. Pengertian Gizi
Secara etimologi, kata “gizi” berasal dari bahasa Arab “ghidza”, yang berarti
“makanan”. Menurut dialek Mesir, “ghidza” dibaca “ghizi”.
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Gizi adalah proses makhluk hidup menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses digesti (penyerapan), absorpsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan.
6. Pemantauan Pertumbuhan
7. Pemberian Makanan Tambahan untuk Balita Gizi Kurang
8. Manajement Terpadu Balita Gizi Buruk
Selain itu, masalah kekurangan zat gizi mikro masih mendominasi permasalah gizi
di Indonesia yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya prevalensi anemia pada
ibu hamil dari 37.1% pada tahun 2013 menjadi 48.9% pada tahun 2018. Ibu hamil yang
mengalami anemia berisiko tinggi untuk melahirkan bayi premature, bayi dengna berat
lahir rendah juga mengalami perdarahan pada saat melahirkan bahkan dapt
mengakibatkan kematian. Sementara disisi lain, masalah gizi lebih dan obesitas pada
usia dewasa juga meningkat secara signifikan dari 15% di tahun 2013 menjadi 22% di
tahun 2018 (Riskesdas, 2018)
Remaja adalah adalah periode sensitif kedua untuk pertumbuhan fisik yang cukup
pesat. Pada fase ini juga terjadi perubahan psikososial dan emosional yang cukup
mendalam serta tercapainya kapasitas intektual dan kemampuan kognitif.
Kelompok usia remaja sangat rentan untuk mengalami masalah gizi kurang
maupun gizi lebih. Diperkirakan hampir sepertiga remaja puteri Indonesia akan
memasuki fase kehamilan dalam keadaan kurang gizi atau sebagai ibu hamil berisiko
tinggi karena kelebihan berat badan (oeverweight). Riskesdas 2018 melaporkan bahwa
overweight pada kelompok umur 16 – 18 tahun meningkat cukup tajam dari 1.4% tahun
2010 menjadi 7.3% tahun 2013.
Terdapat 3 faktor penyebab tidak langsung terjadinya masalah beban ganda gizi di Indonesia
(double burden of malnutrition):
1. asupan/konsumsi makanan yang tidak adekuat. Hampir setengah dari masyarakat
Indonesia (45.7%) menkonsumsi energi kurang dari 70% dari Angka Kecukupan Gizi
(AKG) yang dianjurkan, dan sekitar 36.1% masyarakat mengkonsumsi protein
kurang dari 80% AKG.
2. terkait dengan pola penyakit, akses ke fasilitas pelayanan kesehatan, akses air bersih
dan sanitasi. Prevalensi penyakit menular masih cukup tinggi dan sangat terkait
dengan masalah gizi, terutama gizi kurang. Penyakit tidak menular meningkat
sebagai akibat dari naiknya prevalensi obesitas yang menambah beban sistem
pelayanan kesehatan.
3. tidak adekuatnya praktik Pemberian Makan pada Bayi dan Anak (PMBA),
kurangnya asupan makanan bergizi pada ibu hamil dan menyusui, serta pola asuh
yang kurang baik.
Jadi, dapat disimpulkan ada 3 Jenis Masalah Gizi di Indonesia :
1. Gizi Kurang / Buruk
Gizi kurang dan gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang
kekurangan nutrisi, atau nutrisinya dibawah rata-rata. Gizi kurang adalah
kekurangan bahan-bahan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin
yang dibutuhkan oleh tubuh (Krisnansari, 2010). Cara menilai status gizi dapat
dilakukan dengan pengukuran antropometri, klinik, biokimia dan biofisik.
Pengukuran antropometri dapat dilakukan dengan beberapa macam pengukuran
yaitu pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan sebagainya.
Dari beberapa pengukuran tersebut, pengukuran Berat Badan (BB) sesuai
Tinggi Badan (TB) merupakan salah satu pengukuran antropometri yang baik
dengan mengadopsi acuan Harvard dan World Health Organization–National Center
For Health Statistics (Yetty Nency, et al., 2005).
2. Stunting
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat dari kekurangan gizi
kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi
dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting
baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Balita pendek (stunted) dan sangat pendek
(severely stunted) adalah balita dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U)
menurut umurnya dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS (Multicentre
Growth Reference Study) 2006. Sedangkan definisi stunting menurut Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) adalah anak balita dengan nilai zscorenya kurang dari
-2SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari – 3SD (severely stunted).
3. Gizi Berlebih
Gizi lebih adalah keadaan gizi yang melampaui batas normal dalam waktu yang
cukup lama dan dapat dilihat dari berat badan yang berlebih. Kegemukan dan obesitas
termasuk ke dalam gizi lebih. Dampak masalah gizi lebih tampak dengan semakin
meningkatnya penyakit degeneratif, seperti jantung koroner, diabetes mellitus (DM),
hipertensi, dan penyakit hati.
Status gizi lebih merupakan keadaan tubuh seseorang yang mengalami kelebihan
berat badan, yang terjadi karena kelebihan jumlah asupan energi yang disimpan dalam
bentuk cadangan berupa lemak. Ada yang menyebutkan bahwa masalah gizi lebih
identik dengan kegemukan. Kegemukan dapat menimbulkan dampak yang sangat
berbahaya yaitu dengan munculnya penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus,
penyakit jantung koroner, hipertensi, gangguan ginjal dan masih banyak lagi.
d) Indikator Kinerja
NO
6 Cakupan INDIKATOR
Bayi Baru Lahir 54 58 TARGET
62 66 70
Mendapat Inisiasi Menyusu 2020 2021 2022 2023 2024
1 Persentase Ibu Hamil 45 42 39 36 33
Dini (IMD)
Anemia
7 Cakupan Bayi Usia 6 Bulan 35 40 45 50 55
2 Cakupan Ibu Hamil yang 80 81 82 83 84
Mendapat ASI Eksklusif
Mendapat Tablet Tambah
8 Darah (TTD)
Cakupan Minimal
Balita 90
6-59 bulan 86 87 88 89 90
Tablet Selama
mendapat MasaVitamin A
Kapsul
Kehamilan
9 Cakupan Balita Gizi Kurang 85 85 85 85 85
3 Mendapat
Cakupan Ibu Hamil Kurang
Makanan 80 80 80 80 80
Energi Kronik
Tambahan (KEK) yang
Mendapat Makanan
10 Cakupan
TambahanKasus Balita Gizi 80 84 86 88 90
Buruk mendapat Perawatan 24,1 21,1 18,4 16 14
Kegiatan pembinaan gizi masyarakat tahun 2020 - 2024, terbagi ke dalam pokok
kegiatan yaitu:
A. Kesimpulan
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ,
serta menghasilkan energi.
Definisi Gizi kesehatan masyarakat merupakan penyulingan kompetensi
untuk gizi kesehatan masyarakat yang disarankan oleh para pemimpin nasional
dan internasional dilapangan.
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk
variabel tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator
baik-buruknya penyediaan makanan sehari-hari. Indikator status gizi yaitu tanda-
tanda yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan keseimbangan antara
asupan dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh.
Beberapa faktor yang memengaruhi status gizi seseorang yaitu faktor
lingkungan, faktor ekonomi, faktor sosial-budaya, faktor biologis/keturunan, dan
faktor religi.
Akibat yang ditimbulkan karena gizi salah (malnutrisi) akan berpengaruh
negatif terhadap perkembangan mental, perkembangan fisik, produktivitas, dan
kesanggupan kerja manusia. Tiga Masalah Gizi di Indonesia yaitu Gizi Kurang /
Buruk, Stunitng, dan Gizi Berlebih
Program Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu dengan melakukan pembinaan
kegiatan Gizi kepada Masyarakat.
B. Saran
Penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga
penulis mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari pembaca sehingga
makalah ini bisa mendekati kata sempurna. Opini dari para pembaca sangat
berarti bagi kami guna evaluasi untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA