Anda di halaman 1dari 3

Diet Vegetarian dan Dampaknya Terhadap Kesehatan

M. Ridho Nugroho, S.Si.T,M.K.M


(DPC Persagi Kota Lubuklinggau)

Dewasa ini makin banyak orang yang secara sadar telah mengalihkan kebiasaan
konsumsinya dari makanan yang berasal dari daging menjadi makanan tanpa daging, dan
beralih kepada makanan berupa buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian dan produk biji-
bijian, kebiasaan makan diatas disebut dengan diet vegetarian. Pola diet vegetarian
menunjukkan peningkatan pesat setiap tahunnya. Hal ini terlihat dengan meningkatnya
jumlah populasi vegetarian di dunia serta meningkatnya publikasi artikel ilmiah dan non
ilmiah tentang vegetarian. Pola diet Vegetarian adalah gaya hidup yang tidak mengkonsumsi
daging, produk unggas, atau ikan dan produk turunannya. Terdapat beberapa jenis vegetarian
yaitu total vegetarian yang hanya mengkonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan, lacto
vegetarian mengkonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan dan meminum susu, ovo
vegetarian mengkonsusmi makanan yang berasal dari tumbuhan dan mengkonsumsi telur,
lacto-ovo vegetarian mengkonsumsi makanan yang berasal dari tumbuhan, telur, susu dan
produk olahannya. Beberapa alasan mengapa orang memilih menjadi vegetarian, antara lain
karena ingin hidup sehat, ajaran agama, kepedulian akan hewan dan lingkungan.

Pola diet vegetarian semakin populer karena dianggap baik dan menguntungkan, yaitu
diantaranya adalah dapat mencegah penyakit kronik degeneratif serta memperpanjang umur.
Kandungan tinggi vitamin, mineral, antioksidan dan fitokimia yang banyak dikonsumsi oleh
vegetarian sangat penting sebagai agen protektif. Beberapa penyakit kronik degeneratif yang
dapat dicegah dengan pola makan vegetarian diantaranya adalah penyakit jantung, hipertensi,
kanker, obesitas, diabetes melitus, gangguan syaraf dan osteoporosis. Seorang vegetarian
yang berdisiplin dapat hidup lebih sehat dibandingkan orang yang menu makannya campuran
(non vegetarian), karena mereka dapat terhindar dari resiko penyakit degeneratif dan penyakit
saluran pencernaan lainnya.

Tetapi walaupun vegetarian memakan sedikit lemak hewan dan mengkonsumsi lebih
banyak serat, sayur-sayuran dan buah segar, tidak dengan sendirinya mereka lebih sehat
sebab makanan vegetarian tersebut tidak mengandung zat-zat gizi yang terdapat pada
makanan hasil produk hewani yaitu Vitamin B12 sehingga pada vegetarian sering dijumpai
anemia. Pada menu total vegetarian, dijumpai sedikit kesulitan untuk mencukupi gizi protein
yang dibutuhkan oleh orang berusia muda yang masih dalam masa pertumbuhan, baik mental
maupun fisiknya, juga sulit memenuhi gizi lain yang diperlukan tubuh jika hanya berasal dari
makanan nabati saja, misalnya kalsium, vitamin B2 dan vitamin B12. Diketahui bahwa
banyak vegans yang kelihatannya sehat-sehat saja setelah 2 atau 3 tahun tanpa mengkonsumsi
vitamin B12, hal ini disebabkan cadangan vitamin B12 dapat tersimpan dalam hati. Gejala
kekurangan biasanya muncul sesudah beberapa tahun kemudian atau agak lama, karena hati
merupakan tempat penyimpanan cadangan vitamin B12 dan dapat memuat 2000-5000 mcg ;
suatu simpanan yang cukup untuk tiga sampai lima tahun.

Pada umumnya, defisiensi vitamin B12 disebabkan karena kurang baiknya sistem
penyerapan. Defisiensi vitamin B12 dapat menyebabkan anemia pernisiosa, yaitu tidak
terproduksinya faktor intrinsik oleh tubuh sehingga vitamin B12 tidak dapat diserap. Keadaan
defisiensi menyebabkan sumsum tulang tidak mampu memproduksi sel eritrosit secara
normal, hal ini mengakibatkan daya pengangkutan hemoglobin menjadi sangat terbatas.
Gejala yang ditimbulkan dari gangguan tersebut adalah pucat, dan berat badannya menurun.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis terhadap 10 orang sampel vegetarian di
Vihara Meitriya Khirti Palembang dengan cara melakukan recall makanan vegetarian selama
3 hari berturut-turut kemudian mengkonversikannya kedalam program nutrisurvey serta
melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap kadar Mean Corpuscular Volume (MCV)
dalam darah sampel vegetarian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara jumlah asupan
vitamin B12 dalam makanan vegetarian terhadap kadar MCV dalam darah vegetarian,
semakin rendah jumlah asupan vitamin B12 maka semakin tinggi kadar MCV dalam darah.

Mean Corpuscular Volume atau MCV adalah ukuran atau volume rata-rata sel darah
merah pada tubuh manusia, mengetahui nilai MCV dapat bermanfaat untuk mendiagnosis
atau memantau kelainan sel darah merah . Kadar hemoglobin (Hb) akan menunjukkan adanya
anemia atau tidak, dan hasil tes MCV darah akan memberikan informasi lebih lanjut. Nilai
MCV sangat membantu dalam memberikan informasi jenis anemianya. MCV tinggi
menunjukkan bahwa volume sel darah merah diatas normal alias terlalu besar, suatu kondisi
yang disebut Macrocytosis (sel besar). Bila sel terlalu besar, maka eritrosit akan mudah pecah
saat melewati kapiler kecil yang mengalirkan darah ke sel-sel tubuh. Penyebab umum MCV
tinggi pada hasil pemeriksaan darah lengkap yaitu akibat kekurangan vitamin B12. Vitamin
B12 diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dengan tepat. Jika kadar vitamin B12
kurang maka mengakibatkan MCV tinggi.

Asupan vitamin B12 sangat berhubungan dengan nilai MCV dalam darah, di dalam
darah manusia terkandung sel darah putih (leukosit), sel darah merah (eritrosit) dan trombosit
serta plasma, sebagai komponen utamanya. Bentuk sel darah merah adalah gepeng (piringan)
yang mengandung molekul yang disebut hemoglobin (Hb). Hemoglobin inilah yang
memberikan warna merah pada eritrosit dan membantu membawa oksigen dari paru-paru ke
sel-sel tubuh dan pada tempat yang dibutuhkan. Agar sel darah merah bekerja efektif, maka
sel darah merah tersebut harus memiliki volume atau ukuran yang tepat. Selain itu penyebab
umum nilai MCV tinggi pada hasil pemeriksaan darah lengkap disebabkan karena terjadinya
defisiensi asam folat dan jumlah konsumsi alkohol yang berlebihan. Pengobatan yang
dilakukan yaitu dengan memberikan kapsul oral vitamin B12 atau sianokobalamin.
Diperlukan vitamin B12 dalam bentuk injeksi jika tingginya kadar MCV ini disebabkan oleh
faktor intrinsik atau kelainan tubuh. Dalam waktu tiga bulan masa pengobatan ini seharusnya
nilai MCV kembali normal.

Untuk menghindari terjadinya dampak buruk terhadap kesehatan, maka disarankan


kepada masyarakat yang memilih untuk menjalani diet vegetarian agar dapat memperbaiki
kualitas, memperbanyak jumlah porsi makannya serta memvariasikan penggunaan jenis
bahan makanan dengan zat gizi seimbang terutama bahan makanan telur dan susu yang masih
diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh vegetarian tipe lacto, ovo dan , lacto ovo vegetarian
dan kepada vegetarian disarankan rutin mengkonsumsi suplemen vitamin B12 untuk
memenuhi kebutuhannya.

(artikel lengkap dapat di akses di https://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/view/273/146)

Anda mungkin juga menyukai