Anda di halaman 1dari 6

Penyelenggaraan Makanan Karyawan di PT.

Prima Alloy Steel


Universal Tbk. (Analisis Pola Menu, Standar Porsi,
Ketersediaan Energi dan Zat Gizi, serta Kepuasan Konsumen)

Madinatul Munawwaroh, Dwie Soelistyorini, Bachyar Bakri

Abstrak
Penyelenggaraan makanan karyawan dalam suatu industri sangat diperlukan karena
makanan yang dikonsumsi mengandung zat-zat gizi yang dapat mempengaruhi
konsentrasi dan meningkatkan produktivitas kerja seperti, karbohidrat, protein, lemak,
zat besi (Fe), dan vitamin C. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pola menu,
standar porsi, ketersediaan energi dan zat gizi, serta kepuasan konsumen pada
penyelenggaraan makanan karyawan di PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk.
Jenis penelitian ini adalah observasional dengan desain cross sectional study dengan
menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dan survei. Waktu
pelaksanaan penelitian dilakukan setiap hari Minggu pada bulan Maret-April 2019.
Jenis data yang dikumpulkan meliputi pola menu, standar porsi, ketersediaan energi
dan zat gizi, serta kepuasan konsumen. Dikumpulkan dengan cara observasi,
penimbangan, dan survei. Pengolahan data dengan cara deskriptif dan disajikan
dengan deskriptif.
Berdasarkan pengolahan data diperoleh pola menu sudah sesuai, standar porsi yang
disajikan untuk lauk hewani melebihi 268% dari standar, lauk nabati hanya memenuhi
60%, sayur melebihi 20% dari standar, serta makanan pokok dan buah sudah sesuai
dengan standar (memenuhi 90-199%). Ketersediaan energi melebihi 3%, protein
melebihi 6%, lemak melebihi 18%, karbohidrat melebihi 4%, zat besi (Fe) melebihi
119%, dan vitamin C melebihi 35% dari AKG. Indeks kepuasan pelanggan adalah
0,73 yang termasuk dalam kriteria puas.
Kepada penyelenggaraan makanan karyawan di PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk.
diharapkan melakukan perbaikan porsi makanan dan peningkatan kualitas
pelayanan.

Kata Kunci: Penyelenggaraan Makanan Karyawan, Pola Menu, Standar Porsi,


Ketersediaan Energi dan Zat Gizi, Kepuasan Konsumen
PENDAHULUAN sama dengan PT. Prima Alloy Steel
Universal Tbk. juga kurang
Penyelenggaraan makanan karyawan
memperhatikan variasi menu makanan
dalam suatu industri sangat diperlukan
yang disajikan, hal ini berdasarkan
karena makanan yang dikonsumsi
keterangan wawancara bahwa terdapat
mengandung zat-zat gizi yang dapat
sedikitnya 4 kali pengulangan menu
mempengaruhi konsentrasi dan
(sayur bening) dalam siklus menu 10
meningkatkan produktivitas kerja seperti,
hari. Selain itu, berdasarkan studi
karbohidrat, protein, lemak, zat besi (Fe),
pendahuluan yang telah dilakukan pada
dan vitamin C. Para pekerja yang tidak
25 Juni 2018, ternyata tidak terdapat
mendapatkan asupan gizi yang cukup
menu lauk nabati yang disajikan pada
bisa jadi akan berkurang konsentrasi
hari tersebut, hal ini bisa menyebabkan
dan produktivitasnya, apalagi jika
kekurangan zat gizi tertentu pada para
ternyata mutu makanan yang
karyawan, terutama protein dari sumber
dikonsumsi tidak memenuhi syarat
nabati.
kesehatan (tidak saniter dan higienis)
dalam pengolahannya. Berdasarkan gambaran tersebut,
penulis ingin mengetahui bagaimana
Sebagai perusahaan multinasional, PT.
proses penyelenggaraan makanan
Prima Alloy Steel Universal Tbk. di
karyawan di PT. Prima Alloy Steel
Sidoarjo menyediakan makanan untuk
Universal Tbk. yang mencakup analisis
para karyawannya, dengan harapan
pola menu, standar porsi, ketersediaan
pemenuhan gizi karyawan melalui
energi dan zat gizi, serta kepuasan
makanan akan meningkatkan
konsumen.
produktivitas sehingga secara tidak
langsung akan berdampak pada
meningkatnya kuantitas produk yang
METODE
dihasilkan dan meningkatnya profit
perusahaan. Penelitian ini termasuk penelitian
observasional dengan desain cross
Hasil wawancara yang dilakukan
sectional study dengan menggunakan
dengan karyawan bagian personalia
pendekatan kualitatif dengan metode
pada 23 Juni 2018 di PT. Prima Alloy
deskriptif dan survei. Penelitian dengan
Steel Universal Tbk., diketahui bahwa
metode deskriptif bertujuan untuk
terdapat 3 catering yang berbeda untuk
mengumpulkan informasi aktual secara
melayani makanan karyawan, catering
rinci dengan melukiskan segala fakta
ini melakukan pelayanan secara
yang ada, mengidentifikasi masalah,
bergantian tiap bulannya. Pihak
membuat perbandingan dan evaluasi
manajemen PT. Prima Alloy Steel
terhadap informasi/data yang diperoleh
Universal Tbk. memberikan rincian
(Haris, 2007).
anggaran dana yang selanjutnya akan
direncanakan sebagai menu oleh pihak Dalam penelitian ini, peneliti mengambil
catering. Penyelenggaraan makanan sampel dengan jumlah 10% dari total
dilakukan pada jam makan siang yaitu karyawan yang bekerja di PT. Prima
jam 11.30-13.00 dengan melayani 1040 Alloy Steel Universal Tbk. yaitu
orang karyawan setiap harinya. sebanyak 104 orang karyawan dengan
teknik accidental sampling. Data
Dari hasil wawancara tersebut,
kemudian diolah dan disajikan secara
didapatkan hasil bahwa sebanyak 50%
deskriptif.
karyawan bagian personalia jarang
mengambil jatah makan siangnya, hal
ini dikarenakan karyawan kurang HASIL
menyukai makanan yang disediakan,
karyawan lebih memilih membawa Pola Menu
makanan sendiri dari rumah maupun Berdasarkan penelitian dapat
membeli makanan dari luar pabrik. disimpulkan bahwa pola menu yang
Ketiga pihak catering yang bekerja
terdapat pada penyelenggaraan dianjurkan, porsi yang disajikan
makanan di PT. Prima Alloy Steel cenderung kecil yaitu 30 gram.
Universal Tbk. sudah seimbang.
Lauk hewani dan nabati bisa saling
Poin-poin yang diperhatikan dalam
menggantikan dalam memenuhi
menyusun suatu menu yaitu susunan
kebutuhan tubuh akan protein, namun
hidangan lengkap dan menu yang
dalam penyelenggaraan makan siang di
bervariasi. Dalam membuat suatu pola
PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk.,
menu dapat disimpulkan bahwa pihak
porsi yang disajikan sudah melebihi
pengelola sudah memperhatikan
standar porsi yang dianjurkan, hal ini
susunan hidangan, susunan hidangan
dapat berakibat pada kelebihan protein
yang direncanakan berupa makanan
dalam tubuh. Menurut Supriyatna (2017),
pokok, lauk hewani/nabati, sayur, dan
kelebihan protein dapat menyebabkan
buah. Susunan hidangan pada
bahaya sepeti kelebihan berat badan,
penyelenggaraan makanan di PT. Prima
masalah ginjal, dehidrasi, pengikisan
Alloy Steel Universal Tbk. sudah sesuai
kalsium tulang, masalah jantung,
dengan standar meskipun tidak ada
mengurangi proses ketosis dalam tubuh,
prosedur tentang susunan hidangan
serta asam urat. Oleh karena itu sangat
yang baku dan tetap pada
penting bagi pihak catering untuk
penyelenggaraan makanan di PT. Prima
memiliki standar porsi yang sesuai
Alloy Steel Universal Tbk., pihak pabrik
dengan standar yang dianjurkan.
menyerahkan semua perencanaan
menu kepada pihak catering. Untuk menu sayur selalu disajikan pada
penyelenggaraan makan siang di PT.
Prima Alloy Steel Universal Tbk., porsi
Standar Porsi sayur juga tidak sesuai dengan standar
porsi yang dianjurkan karena porsinya
Penyajian makanan pokok sudah sesuai
cenderung besar (lebih 20% dari
dengan standar porsi yang dianjurkan
standar yang dianjurkan). Namun hal ini
karena ada tenaga pemorsi. Standar
tidak menjadi masalah dikarenakan
porsi yang dianjurkan bagi orang
sayur-sayuran dapat menambah vitamin
dewasa laki-laki untuk makan siang
dan mineral yang diperlukan tubuh
adalah 3 porsi yaitu sebanyak 300 gram.
untuk bekerja.
Pada penyelenggaraan makan siang di
Untuk menu buah-buahan yang
PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk.
disajikan pada penyelenggaraan makan
lauk hewani selalu ada dalam menu
siang di PT. Prima Alloy Steel Universal
yang disajikan. Porsi penyajian lauk
Tbk., porsinya sudah sesuai dengan
hewani tidak sesuai dengan standar
standar porsi yang dianjurkan yaitu 100
porsi yang dianjurkan yaitu disajikan
gram.
sebesar 194 gram dari standar 50 gram
(lebih besar dari standar porsi), hal ini Berdasarkan penelitian Renzahika
disebabkan karena tidak adanya standar (2013), menunjukkan bahwa observasi
porsi dari catering yang mengelola terhadap standar porsi yang dilakukan di
penyelenggaraan makan siang SD Anak Soleh Kota Malang juga tidak
sehingga terkadang ada lauk hewani ada yang sesuai dengan standar porsi
yang porsinya besar dan ada yang kecil. makanan yang dianjurkan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa penyelenggaraan
Lauk nabati yang disajikan pada
makanan cenderung kurang
penyelenggaraan makan siang di PT.
memperhatikan standar porsi yang
Prima Alloy Steel Universal Tbk. berupa
dianjurkan. Padahal porsi yang sesuai
tahu dan tempe, terkadang ada
akan berpengaruh terhadap nilai gizi
tambahan lain berupa bakwan jagung
makanan, terutama bagi para pekerja
dan bakwan sayur sebagai variasi menu.
pabrik yang membutuhkan energi lebih
Lauk nabati yang disajikan juga tidak
banyak untuk menunjang kelancaran
sesuai dengan standar porsi yang
pekerjaan.
kepuasan pelanggan adalah 0,73 yang
termasuk dalam kriteria puas. Dari hasil
Ketersediaan Energi dan Zat Gizi
tersebut sebaiknya pihak pengelola
Ketersediaan energi dan zat gizi dari penyelenggaraan makanan dapat terus
menu dan standar porsi yang disajikan meningkatkan kualitas pelayanan
pada penyelenggaraan makanan sehingga konsumen dapat merasa
karyawan di PT. Prima Alloy Steel sangat puas terhadap jasa pelayanan.
Universal Tbk. yang meliputi: energi,
protein, karbohidrat, lemak, zat besi (Fe),
dan vitamin C sebagian besar tergolong Analisis Hubungan Pola Menu
di atas standar kebutuhan normal. Untuk dengan Atribut Mutu Kepuasan
ketersediaan energi melebihi 3%, Konsumen (Makanan yang Disajikan
protein melebihi 6%, lemak melebihi Selalu Bervariasi)
18%, karbohidrat melebihi 4%, zat besi
Dari hasil penelitian yang telah
(Fe) melebihi 119%, dan vitamin C
dilakukan, dapat diketahui beberapa
melebihi 35% dari AKG.
atribut yang termasuk dalam prioritas
Menurut Ratnawati (2011), pemenuhan utama, artinya pihak penyelenggaraan
kecukupan gizi pekerja selama bekerja makanan karyawan di PT. Prima Alloy
merupakan salah satu bentuk Steel Universal Tbk. harus fokus untuk
penerapan syarat keselamatan, dan memperbaiki atribut-atribut tersebut.
kesehatan kerja sebagai bagian dari Salah satu atribut mutu yang termasuk
upaya meningkatkan derajat kesehatan dalam prioritas utama adalah menu
pekerja. Gizi merupakan salah satu makanan yang disajikan selalu
aspek kesehatan kerja yang memiliki bervariasi, hal ini artinya harapan
peran penting dalam peningkatan konsumen tinggi namun kinerja yang
produktivitas kerja. diberikan tidak memuaskan. Hal ini bisa
terjadi akibat tidak adanya pola menu
Dari pernyataan tersebut dapat
yang diberikan oleh catering sehingga
disimpulkan bahwa ketersediaan energi
terkadang ada menu yang berulang dan
dan zat gizi penting untuk menunjang
membuat konsumen bosan, selain itu
aktivitas para pekerja (karyawan).
juga terdapat menu yang polanya tidak
Namun ada akibat yang ditimbulkan dari seimbang seperti tidak adanya lauk
kelebihan zat gizi dalam tubuh. Menurut hewani dan buah pada beberapa hari
Arifin (2013), kelebihan zat gizi makro saat dilakukan penelitian, oleh karena
bisa menyebabkan overweight dan itu variasi menu juga diperlukan agar
obesitas yang berujung pada timbulnya konsumen tidak bosan dan
penyakit degeneratif seperti jantung mendapatkan zat-zat gizi tambahan dari
hipertensi, diabetes, hipertiroid, dan susunan pola menu yang seimbang.
stroke.
Analisis Hubungan Standar Porsi
dengan Atribut Mutu Kepuasan
Kepuasan Konsumen Konsumen (Makanan yang Disajikan
Memiliki Porsi yang Sesuai)
Berdasarkan metode CSI (Customer
Satisfaction Index) dapat dilihat bahwa Dari hasil penelitian juga ditemukan
nilai total (weighted total) sebesar adanya atribut lain yang termasuk dalam
292,78. Nilai ini merupakan kuadran I yaitu makanan yang disajikan
penjumlahan dari weighted score memiliki porsi yang sesuai, hal ini
seluruh atribut kualitas pelayanan menunjukkan bahwa konsumen
penyelenggaraan makanan di PT. Prima menganggap porsi yang diberikan tidak
Alloy Steel Universal Tbk. Indeks sesuai. Atribut ini dinilai secara subjektif
kepuasan pelanggan diperoleh dengan oleh konsumen, namun dari hasil
membagi nilai weighted total dengan wawancara kepada beberapa
skala maksimum yang digunakan dalam konsumen, sebagian besar berpendapat
penelitian. Dengan demikian indeks bahwa porsi lauk nabati dan lauk hewani
terlalu kecil, kadang besar potongannya yang disajikan sudah sesuai dengan
juga berbeda antara satu dengan yang dengan syarat pola menu seimbang.
lainnya. Hal ini bisa terjadi akibat tidak Sebagian besar menu makan siang
adanya standar porsi yang dimiliki oleh yang disajikan di PT. Prima Alloy Steel
pihak penyelenggara makanan, padahal Universal Tbk. tidak sesuai dengan
standar porsi juga berguna untuk standar porsi yang dianjurkan untuk
menghitung berapa ketersediaan energi orang dewasa laki-laki. Ketersediaan
dan zat gizi yang terkandung dalam energi dan zat gizi dari menu dan
makanan yang disajikan pada standar porsi yang disajikan pada
penyelenggaraan makanan. penyelenggaraan makanan karyawan di
PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk.
yang meliputi: energi, protein,
Analisis Hubungan Ketersediaan karbohidrat, lemak, zat besi (Fe), dan
Energi dan Zat Gizi dengan Kepuasan vitamin C sebagian besar tergolong di
Konsumen atas standar kebutuhan normal. Indeks
Peningkatan atau perbaikan kepuasan pelanggan pada
atribut-atribut pada kuadran I dan II penyelenggaraan makanan karyawan di
dapat dipertimbangkan kembali oleh PT. PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk.
Prima Alloy Steel Universal Tbk., hal ini adalah 0,73 yang termasuk dalam
berkaitan dengan kepuasan dan kriteria puas.
manfaat yang dirasakan oleh konsumen. Berdasarkan hasil penelitian ini
Seperti ketersediaan energi dan zat gizi disarankan agar pihak penyelenggaraan
dalam makanan yang sebagian besar makanan karyawan di PT. Prima Alloy
termasuk dalam kategori di atas normal, Steel Universal Tbk. dapat melakukan
meskipun kebutuhan gizi untuk tenaga perbaikan porsi makanan dan
kerja lebih banyak dari orang pada peningkatan kualitas pelayanan.
umumnya, namun kelebihan energi dan
zat gizi juga bisa berdampak pada
tubuh. Rujukan
Kelebihan karbohidrat akan berdampak 1. Almatsier, Sunita. (2004). Prinsip
pada obesitas, jika hal ini dibiarkan Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia
terus-menerus akan berakibat pada gula Pustaka Utama.
darah yang meningkat dan 2. Amalina, Raida. (2014). Analisis
menyebabkan diabetes. Kelebihan Penyelenggaraan Makanan dan Tingkat
protein akan menambah beban kerja Kepuasan Konsumen di Restoran Sate
hati dan ginjal. Sedangkan kelebihan Tegal Laka-Laka. Skripsi Sarjana pada
lemak juga berdampak pada obesitas Fakultas Ekologi Manusia Institut
(Djajadi, 2013). Pertanian Bogor: tidak diterbitkan.
3. Amelia, Sri. (2014). Permenkes
Oleh karena itu sangat penting untuk
tentang Angka Kecukupan Gizi.
memperhatikan ketersediaan energi dan
Direktorat Gizi Masyarakat Kementrian
zat gizi yang terkandung dalam menu
Kesehatan RI [Online]. Tersedia:
makanan karyawan, selain untuk
http://gizi.depkes.go.id/permenkes-tenta
memenuhi kebutuhan gizi dan
ng-angka-kecukupan-gizi. [17 Mei 2018]
menunjang kesehatan, gizi juga
4. Aritonang, Irianton. (2012).
berperan untuk memberi tambahan
Penyelenggaraan Makanan Manajemen
tenaga dan mendorong produktivitas
Sistem Pelayanan Gizi Swakelola &
kerja.
Jasaboga di Instalasi Gizi Rumah Sakit.
Yogyakarta: Penerbit Leutika.
Kesimpulan dan Saran 5. Asniar, Sisvika. (2012).
Penyelenggaraan Makanan bagi
Berdasarkan pembahasan di atas dapat Institusi. [Online].
disimpulkan bahwa selama 7 hari Tersedia:http://sisvikaasniar.blogspot.co.
penelitian, diketahui bahwa pola menu
id/2012/03/penyelenggaraan-makanan- Jasa Boga. Jakarta: Bharata Karya
bagi-institusi.html. [13 Mei 2018] Aksara.
6. Bakri, dkk. (2013). Manajemen 19. Palacio JP, Theis M. (2009).
Sistem Penyelenggaraan Makanan. Introduction to Foodservice (11th ed).
Buku Ajar pada Jurusan Gizi Poltekkes Ohio: Pearson Education.
Kemenkes Malang: tidak diterbitkan. 20. PERMENKES Nomor
7. Departemen Kesehatan. (1991). 1096/MENKES/PER/VI/2011. Higiene
Menyusun Menu Makanan Karyawan. Sanitasi Jasaboga.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 21. Rahmariza, Emillia. (2012). Tingkat
8. Depkes RI. (2013). Pedoman Kecukupan Gizi Karyawan dan
Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Penyelenggaraan Makanan di
9. Gregoire, Mary B. (2013). Pangansari Utama Catering Tambang
Foodservice Organizations A Senakin, Kalimantan Selatan. kripsi
Managerial and Systems Approach. Sarjana pada Fakultas Ekologi Manusia
New Jersey: Pearson. Institut Pertanian Bogor: tidak
10. Karina, Sa’diah Multi dan Endang diterbitkan.
Titi Amrihati. (2017). Pengembangan 22. Rotua, Manutun, dan Dra. Rohanta
Kuliner. Jakarta: Kementerian Siregar. (2015). Manajemen Sistem
Kesehatan Republik Indonesia. Penyelenggaraan Makanan Institusi
11. Kemenkes RI. (2014). Pedoman Dasar. Jakarta: EGC.
Konversi Berat Matang-Mentah, Berat 23. Soekirman, dkk. (2006). Hidup
Dapat Dimakan (BDD) dan Resep Sehat. Jakarta: PT. Primadia Pustaka.
Makanan Siap Saji dan Jajanan. Jakarta: 24. Tarwotjo, dkk. (1998). Dasar-dasar
Kementerian Kesehatan Republik Gizi Kuliner. Jakarta: Gramedia
Indonesia. Widiasarana Indonesia.
12. Kemenkes RI. (2014). Pedoman 25. UU Republik Indonesia Nomor 18
Perkiraan Jumlah Garam dan Tahun 2012. Pangan.
Penyerapan Minyak Goreng. Jakarta: 26. Wedya, Bayumitra Katondio. (2014).
Kementerian Kesehatan Republik Sistem Penyelenggaraan Makanan
Indonesia. Institusi.
13. Kemenpan No. 14 tahun 2017. Tersedia:https://giziberkarya.blogspot.c
Pedoman Penyusunan Survei o.id/2014/03/sistem-penyelenggaraan-m
Kepuasan Masyarakat Unit akanan-institusi.html. [20 Mei 2017]
Penyelenggara Pelayanan Publik.
14. Komariah, Kokom dan Marwanti.
(2010). Pemantapan dan
Pengembangan Pengetahuan Menu
dan Resep. Modul pada Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta: tidak
diterbitkan.
15. KMK REPUBLIK INDONESIA
Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003.
Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah
Makan dan Restoran.
16. Mukrie, A. Nursiah. (1990).
Manajemen Penyelenggaraan Makanan
Institusi Dasar. Jakarta: Akademi Gizi
Jakarta.
17. Mukrie, A. Nursiah. (1990).
Manajemen Penyelenggaraan Makanan
Institusi Lanjut. Jakarta: Akademi Gizi
Jakarta.
18. Moehyi, Sjahmien. (1992).
Penyelenggaraan Makanan Institusi dan

Anda mungkin juga menyukai