Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Program Gizi
Dosen Pengampu: Andra Vidyarini, S. Gz., M. Si.
Disusun Oleh :
Kelompok 6
C. Kondisi Geografi.
Sebagai daerah kepulauan, Provinsi Maluku memiliki luas wilayah 581.376 km²
dan terdiri dari luas lautan 527.191 km² dan luas daratan 54.185 km² yang berarti
Provinsi Maluku terdiri dari 92,4% lautan dan 7,6% daratan dengan jumlah pulau
yang mencapai 1.412 buah pulau dan panjang garis pantai 10.662 km. Provinsi
Maluku terletak di antara 3°9' LU - 3°15' LS dan 129°,23' BT - 129°,383' BT. Secara
geostrategik, wilayah kepulauan Maluku terletak pada posisi silang geopolitik dan
geoekonomi serta merupakan jalur penting lintas perdagangan internasional yakni
ALKI 3. Wilayah Kepulauan Maluku berhadapan langsung dengan kawasan Asia
Pasifik dan kawasan Australia serta Oceania. Posisi Maluku cukup strategis yakni
sebagai wilayah yang berada pada kawasan perbatasan dengan Australia dan Timor
Leste, sehingga ke depannya perlu membangun konektivitas wilayah sebagai pintu
gerbang bagian selatan Indonesia.
d) Sanitasi.
- Persentase penduduk Provinsi Maluku terhadap penggunaan jamban sehat
capaiannya meningkat dari tahun 2014 sebesar 28,76 % menjadi 31,9% di
tahun 2015. Sedangkan dari hasil persentase penduduk yang akses terhadap
sanitasi yang layak di Provinsi Maluku, ada empat kab/kota yang tidak
memasuksan laporan. Capaian tertinggi di Kota Ambon dengan persentase
81,90%. Hal ini disebabkan karena adanya kesadaran dari masyarakat tentang
pentingnya BAB di jamban, sedangkan persentase penduduk yang akses
terhadap sanitasi layak yang paling terendah Kabupaten Aru sebesar 6,7%.
- Persentase rumah tangga yang memiliki fasilitas tempat buang air besar
sendiri di Provinsi Maluku adalah sebesar 71,28%. Capaian tertinggi daerah
yang memiliki fasilitas buang air besar sendiri adalah Kota Tual dengan
persentase 84,55% dan capaian terendah daerah yang memiliki fasilitas buang
air besar sendiri adalah Kepulauan Aru dengan persentase sebesar 48,21%.
- Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, di Provinsi Maluku rumah tangga yang
membuang air limbah utama dari kamar mandi atau tempat cuci ke tanah atau
tanpa penampungan ada sekitar 40,51% rumah tangga dengan persentase
tertinggi dicapai oleh Maluku Barat Daya (69,06%) dan persentase terendah
dicapai oleh Kota Ambon (12,88%). Proporsi rumah tangga yang membuang
air limbah utama dari kamar mandi atau tempat cuci langsung ke sungai/kali
ada sekitar 37,34% rumah tangga dengan persentase tertinggi dicapai oleh
Kota Ambon (70,45%) dan persentase terendah dicapai oleh Maluku Tenggara
(14,75%).
- Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, di Provinsi Maluku rumah tangga yang
membuang air limbah utama dari dapur rumah ke tanah atau tanpa
penampungan ada sekitar 45,28% rumah tangga dengan persentase tertinggi
dicapai oleh Maluku Barat Daya (80,43%) dan persentase terendah dicapai
oleh Kota Ambon (12,54%). Proporsi rumah tangga yang membuang air
limbah utama dari dapur rumah ke sungai/kali ada sekitar 37,26% rumah
tangga dengan persentase tertinggi dicapai oleh Kota Ambon (72,65%) dan
persentase terendah dicapai oleh Maluku Barat Daya (14,61%).
- Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, ada sekitar 79,60% rumah tangga yang
menggunakan tempat sampah terbuka sebagai tempat penampungan sampah
basah/organik.
- Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, ada sekitar 35,41% rumah tangga yang
mengelola sampah rumah tangga nya dengan cara diangkut oleh petugas TPS,
28,91% rumah tangga mengelola sampah dengan cara dibuang ke sungai/got
dan 15,61% mengelola sampah dengan cara dibakar.
b) Perilaku
- Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 di Provinsi Maluku, insiden malaria
berdasarkan diagnosis sebesar 1,21% atau 12 kasus per 1.000 penduduk.
Program pengendalian vektor malaria yang telah dilakukan penduduk
Provinsi Maluku adalah dengan cara mengendalikan populasi nyamuk dewasa
melalui penggunaan kelambu berinsektisida sebesar 31,20%, menggunakan
rapelan atau bahan – bahan pencegah gigitan nyamuk sebesar 22,51% dan
menggunakan alat pembasmi nyamuk elektrik sebesar 5,55%.
- Penduduk Provinsi Maluku termasuk kurang dalam mengonsumsi sayur dan
buah. Indikator konsumsi sayur dan buah pada penduduk berusia > 5 tahun
adalah dikategorikan “cukup” jika konsumsi sayur dan buah minimal 5
porsi/hari selama seminggu dan dikategorikan “kurang” apabila konsumsi
kombinasi buah dan sayur kurang dari ketentuan. Prevalensi penduduk yang
mengonsumsi sayur dan buah di Provinsi Maluku sebesar 92%.
- Perilaku cuci tangan yang dianggap benar, jika penduduk melakukannya
sebelum menyiapkan makanan, setiap kali tangan kotor (memegang uang,
binatang dan berkebun), setelah buang air besar, setelah menceboki bayi, dan
sebelum makan dengan menggunakan sabun dan air mengalir. Persentase
jumlah penduduk yang melakukan perilaku cuci tangan dengan benar pada
penduduk > 10 tahun di Provinsi Maluku yaitu sebesar 35,47%.
- Perilaku merokok pada penduduk Provinsi Maluku masih cukup tinggi.
Prevalensi perokok yang berusia diatas >10 tahun mencapai 22,05% dengan
daerah tertinggi dimiliki oleh Seram Bagian Timur sebesar 32,73%
sedangkan daerah terendah dimiliki oleh Maluku Barat Daya sebesar 25,32%.
- Perilaku meminum alkohol bagi penduduk Provinsi Maluku sudah menjadi
budaya untuk mereka. Minuman beralkohol sudah sejak dulu disediakan pada
acara – acara adat tertentu dan menjadi tradisi yang masih dipertahankan. Hal
ini dilakukan dengan tujuan mempererat hubungan persaudaraan, menjaga
persatuan, musyawarah, dan penyucian diri serta pembersihan lingkungan
sekitar mengahadapi Natal dan Tahun baru. Proporsi perilaku konsumsi
minuman beralkohol dalam 1 bulan terakhir pada penduduk berusia > 10
tahun di Provinsi Maluku adalah sebesar 11,05%.
-
- Proporsi minuman alkohol yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Maluku
adalah minuman tradisional bening 56,26%, bir 19,58%, minuman tradisional
keruh 13,84%, anggur atau arak 4,45%, minuman oplosan 2,06% dan whisky
0,66%.
c) Kebiasaan
- Kebiasaan konsumsi yang beresiko seperti makanan dan minuman manis,
makanan yang dibakar, makanan dengan pengawet, bumbu penyedap, soft
drink dan makanan instan yang dapat berakibat pada status gizi individu.
- Perilaku merokok pada penduduk Provinsi Maluku masih cukup tinggi
prevalensinya. Kebiasaan merokok dapat menjadi salah satu faktor resiko
bagi penyakit tidak menular seperti PPOK dan hipertensi.
- Perilaku meminum alkohol bagi penduduk Provinsi Maluku sudah menjadi
budaya untuk mereka. Minuman beralkohol sudah sejak dulu disediakan pada
acara – acara adat tertentu dan menjadi tradisi yang masih dipertahankan.
Kebiasaan mengonsumsi alkohol yang terlalu sering dapat menyebabkan
gangguan detak jantung, peningkatan tekanan darah dan denyut jantung,
pembesaran jantung, serta meningkatnya risiko terkena stroke dan penyakit
jantung.
Jumlah SDM kesehatan di Provinsi Maluku yang tercatat ada sebanyak 7.298
tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri dari dokter umum dan dokter spesialis
445 orang, perawat 4.325 orang, bidan 1.826 orang, tenaga kefarmasian 302 orang
dan tenaga gizi 400 orang.
b) Cakupan program kesehatan
No. Nama Kegiatan Dana Alokasi Realisasi
Pemerintah
1 Monitoring pemberian Rp. 100.000.000 Rp. 98.944.400
suplementasi gizi (PMT) ibu
hamil dan balita
2 Orientasi asuhan gizi Puskesmas Rp. 197.502.000 Rp. 186.202.000
tahun 2019
3 Pelatihan pemberian makan pada Rp. 217.198.000 Rp. 217.198.000
anak (PMBA) untuk puskesmas
di kabupaten/kota prioritas
stunting
4 Pemutakhiran data surveilans Rp. 1.649.514.000 Rp. 1.435.227.600
gizi di Provinsi Maluku tahun
2019
5 Pertemuan desiminasi informasi Rp. 174.239.000 Rp. 174.239.000
gizi dalam upaya percepatan
penurunan stunting di Maluku
tahun 2019
6 Sosialisasi pencegahan stunting Rp. 226.535.000 Rp. 222.200.000
dan pengukuhan duta parenting
Provinsi Maluku
7 Pengadaan Makanan Tambahan Rp. 15.412.170.750.000 Rp. 11.779.723.065.000
bagi Ibu Hamil
8 Monev Percepatan Penurunan Rp. 744.236.060.000 Rp. 188.034.000.000
Stunting dan Gizi Buruk
Swasta
1 Program Pertamina SEHATI - -
(Sehat Ibu dan Anak Tercinta)
oleh Pertamina
2 Program Nutrisi oleh - -
doctorSHARE
3. TABEL SINTESA DATA
A. Tujuan
Mengkaji status gizi stunting pada balita dan faktor penyebab terjadinya masalah gizi
baik penyebab langsung atau penyebab tidak langsung dari masalah gizi (stunting) di
wilayah Provinsi Maluku.
B. Kerangka Konsep.
STUNTING
Pengetahuan sanitasi
- Akses terhadap pelayanan Proporsi akses mudah Menurut data Riskesdas
kesehatan = 22,92% 2018, didapatkan bahwa
(Puskesmas/Pustu/Pusling/ Proporsi akses sulit = proporsi akses mudah
Bidan Desa) 35,66% lebih rendah
Proposrsi sangat sulit = dibandingkan angka
41,42%. nasional.
Angka nasional Menurut data Riskesdas
proporsi akses mudah 2018, didapatkan bahwa
= 39,2% proporsi akses sulit
Angka nasional lebih tinggi
proporsi akses sulit = dibandingkan angka
31,8% nasional.
Angka nasional Menurut data Riskesdas
proposrsi sangat sulit = 2018, didapatkan bahwa
29%. proporsi akses sangat
sulit lebih tinggi
dibandingkan angka
nasional.
Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.
- Perilaku BAB Proporsi perilaku benar Menurut data Riskesdas
BAB pada penduduk 2018, didapatkan bahwa
berusia ≥ 3 tahun = proporsi perilku benar
86,06% BAB pada penduduk
Angka nasional berusia ≥ 3 tahun
proporsi perilaku benar sebesar 86,06% dan
BAB pada penduduk lebih rendah
berusia ≥ 3 tahun = dibandingkan angka
88,2% nasional.
Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.
- Penanganan tinja balita Proporsi cara Menurut data Riskesdas
penanganan tinja balita 2018, didapatkan bahwa
oleh rumah tangga: proporsi cara
Menggunakan penanganan tinja balita
jamban = 27,05% menggunakan jamban
Dibuang ke jamban sebesar 27,05% dan
= 11,27% lebih rendah
Ditanam ke tanah = dibandingkan angka
4,55%. nasional.
Dibuang Menurut data Riskesdas
sembarangan = 2018, didapatkan bahwa
50,53% proporsi cara
Dibersihkan di penanganan tinja balita
sembarang tempat dibunag ke jamban
= 4,84% sebesar 11,27% dan
Lainnya = 1,75%. lebih rendah
Angka nasional dibandingkan angka
proporsi cara nasional.
penanganan tinja balita Menurut data Riskesdas
oleh rumah tangga: 2018, didapatkan bahwa
Menggunakan proporsi cara
jamban = 37,80% penanganan tinja balita
Dibuang ke jamban ditanam ke tanah sebesar
= 20,1% 4,55% dan lebih tinggi
Ditanam ke tanah = dibandingkan angka
3,7%. nasional.
Dibuang Menurut data Riskesdas
sembarangan = 2018, didapatkan bahwa
33,5% proporsi cara
Dibersihkan di penanganan tinja balita
sembarang tempat dibuang sembarangan
= 4,0% sebesar 50,53% dan
Lainnya = 0,8%. lebih tinggi
dibandingkan angka
nasional.
Menurut data Riskesdas
2018, didapatkan bahwa
proporsi cara
penanganan tinja balita
dibersihkan di
sembarang tempat
sebesar 4,84% dan lebih
tinggi dibandingkan
angka nasional.
Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.
Pengetahuan
- Kepemilikan buku KIA Tidak memiliki buku Menurut data Riskesdas
ibu hamil KIA = 39,46% 2018, didapatkan bahwa
Tidak bisa proporsi ibu tidak
menunjukkan buku memiki buku KIA
KIA = 13,85% sebesar 39,46% dan
Bisa menunjukkan lebih tinggi
buku KIA = 46,70% dibandingkan angka
Angka nasional tidak nasional.
memiki buku KIA = Menurut data Riskesdas
30%. 2018, didapatkan bahwa
Angka nasional tidak proporsi ibu tidak bisa
bisa menunjukkan menunjukkan buku KIA
buku KIA = 10%. sebesar 13,85% dan
Angka nasional bisa lebih tinggi
menunjukan buku KIA dibandingkan angka
= 60%. nasional.
Menurut data Riskesdas
2018, didapatkan bahwa
proporsi ibu bisa
menunjukkan buku KIA
sebesar 46,70% dan
lebih rendah
dibandingkan angka
nasional.
Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.
E. Sintesa Data
Data Dasar Sintesa Data
Antropometri
- Status gizi balita:
- Indikator TB/U = 34,02% Pendek dan sangat pendek = high
(pendek dan sangat pendek) prevalence.
- Sangat pendek = 12,47%. Sangat pendek = low prevalence.
Klinik/Fisik
Sanitasi dan pelayanan:
- Pemeriksaan kehamilan
ANC (Akses) = 85,88% Lebih rendah dibandingkan angka
- Proporsi terhadap pelayanan nasional.
kesehatan mudah = 22,92%
- Proporsi terhadap pelayanan Lebih rendah dibandingkan angka nasional
Asupan makan
Lebih tinggi dibandingkan angka nasional
- Asupan energi perkapita
Provinsi Maluku = 1.782,61
Lebih rendah dibandingkan angka
kkal
nasional.
- Asupan protein perkapita
Provinsi Maluku = 50,59 gr
- Balita 6 – 59 bln mendapat
Lebih rendah dibandingkan angka
PMT = 62,10%
nasional.
- Ibu hamil yang mendapat
PMT = 28,9%
Lebih rendah dibandingkan angka
- Konsumsi makanan beragam
nasional.
pada anak umur 6 – 23 bln =
Lebih rendah dibandingkan angka
18,19%
nasional.
Lebih tinggi dibandingkan angka
Penyakit infeksi
nasional.
- Prevalensi malaria = 1,21%
- Prevalensi diare pada balita
Lebih rendah dibandingkan angka
= 10,15%
nasional
- Prevalensi ISPA = 5,6%
Sosial ekonomi
- Pendapatan perkapita Rp.
2,20 jt/bulan. Lebih tinggi dibandingkan angka nasional.
Ketahanan pangan Lebih rendah dibandingkan angka
- Skor IKP Provinsi Maluku nasional.
= 52,35%
- Indeks ketersediaan pangan Lebih tinggi dibandingkan angka nasional.
Provinsi Maluku = 58,97%
- Rata – rata pengeluaran per Lebih rendah dibandingkan angka
kapita per bulan Provinsi nasional
Maluku = Rp. 965.838
4. DAFTAR MASALAH
No. Masalah Berapa Siapa Dimana Perkiraan Sumber
(Prevalensi) Penyebab Data
1. Stunting 34,02% Balita - Maluku Barat - Tingkat Riskesdas
Daya. pendidikan 2018
- Seram Barat. masyaraka yang
- Seram Timur. masih cukup
- Maluku rendah.
Tengah - Pekerjaan
KRT mayoritas
buruh dan
petani.
- Mayoritas
penduduk
tinggal di
pedesaan.
- Kondisi sosial
ekonomi pada
tingkat rumah
tangga masih
cukup rendah
sehingga
tingkat
ketahanan
pangan rendah.
2. Obesitas 31,76% Penduduk - Ambon. -Rendahnya Riskesdas
2018
Sentral berusia >15 - Kota Tual. tingkat
tahun pendidikan dan
pengetahuan
masyarakat.
-Rendahnya
tingkat
konsumsi buah
dan sayur dalam
rumah tangga.
- Tingginya
tingkat
konsumsi
makanan
berisiko seperti
makanan manis
dan makanan
yang
mengandung
tinggi kolestrol.
3. KEK Wanita 30,66% Wanita - Maluku - Kurangnya Riskesdas
2018
Hamil hamil Tengara Barat. asupan
berusia 15 -Kepulauan Aru. makanan dan
– 49 tahun - Seram Barat. tidak sesuai
dengan
kebutuhan
tubuh.
- Rendahnya
pendidikan para
calon ibu.
- Rendahnya
keadaan
ekonomi rumah
tangga sehingga
tidak mampu
memenuhi
kebutuhan
asupan pangan
bergizi sehari –
hari.
- Usia calon ibu
yang masih
terlalu muda
atau sudah
terlalu tua.
4. Wasting 24,91% Balita -Kepulauan Aru. - Pendapatan Riskesdas
2018
rumah tangga
yang rendah.
- Kurangnya
pengetahuan
ibu pada gizi
masa
pertumbuhan.
- Pekerjaan
KRT mayoritas
buruh dan
petani.
- Budaya dapat
mempengaruhi
tingkah laku
dan kebiasaan
masyarakat.
- Terjangkit
suatu penyakit
infeksi.
5. KEK WUS 21,41% Wanita usia -Kepulauan Aru. - Kurangnya Riskesdas
2018
subur - Seram Timur. asupan
(WUS) makanan dan
berusia 15 tidak sesuai
– 49 tahun dengan
kebutuhan
tubuh.
- Rendahnya
keadaan
ekonomi rumah
tangga sehingga
tidak mampu
memenuhi
kebutuhan
asupan pangan
bergizi sehari –
hari.
6. ISPA 5,58% Penduduk - Kota Tual. - Kondisi Riskesdas
2018
berusia 55 lingkungan
– 64 tahun yang kotor.
- Kebiasaan
masyarakat
menjadi
perokok aktif
maupun
perokok pasif.
7. Hipertensi 5,01% Penduduk -Kepulauan Aru. - Berat badan Riskesdas
2018
berusia 65 - Maluku berlebih.
– 74 tahun Tenggara. - Kebiasaan
masyarakat
menjadi
perokok aktif
maupun
perokok pasif.
- Rendahnya
pengetahuan
masyarakat
mengenai
penyakit tidak
menular atau
penyakit
degeneratif.
8. HIV AIDS 3,63% Penduduk - Maluku - Rendahnya Riskesdas
2018
berusia Tenggara. pengetahuan
produktif masyarakat
yaitu 25 – mengenai
49 tahun kesehatan organ
reproduksi.
- Kurangnya
kepedulian dari
sektor
pemerintah
pusat.
- Fasilitas dan
pelayanan
kesehatan yang
kurang
memadai.
9. Diabetes 0,75% Penduduk - Ambon. - Keturunan Riskesdas
2018
Mellitus berusia 65 - Kota Tual. genetik.
– 74 tahun - Pola makan
yang salah
seperti
mengonsumsi
makanan tinggi
karbohidrat.
- Rendahnya
pengetahuan
masyarakat
mengenai
penyakit tidak
menular atau
penyakit
degeneratif.
10. Penyakit 0,47% Penduduk - Maluku - Tekanan darah Riskesdas
2018
Ginjal Kronik berusia 75+ tinggi.
- Rendahnya
pengetahuan
masyarakat
mengenai
penyakit tidak
menular atau
penyakit
degeneratif.
11. TB Paru 0,39% Penduduk - Maluku - Kebiasaan Riskesdas
2018
berusia 65 Tengah. masyarakat
– 74 tahun - Maluku menjadi
Tenggara. perokok aktif
maupun
perokok pasif.
- Terpapar dari
penderita.
- Sistem
pelayanan
kesehatan
seperti akses
dan transportasi
untuk daerah
terpencil masih
kurang.
- Kurangnya
pengetahuan
mengenai
penyakit
menular.
5. ANALISIS PARTISIPASI
Person/Group Category Characteristic Interest, Potential Implication for
motives and Strength (+) the project
attitude and Weakness
(-)
Balita Target - Tidak punya Memiliki (+) Mudah Menjadikannya
pengalaman. keingintahuan dipengaruhi oleh target bagi
- Patuh pada dan minat yang orang lain program gizi.
kedua orang tua. tinggi terhadap ataupun
hal – hal baru di sekitarnya.
sekitarnya. (+) Mudah
menerima
informasi.
(-) Sulit
diajarkan
mengenai
sesuatu karena
perkembangan
kognitifnya
belum maksimal.
(-) Belum dapat
mengontrol
emosi.
Ibu balita Sasaran - Penyedia Mendapatkan (+) Mudah Meningkatkan
makanan dalam informasi menerima pengetahuan
tingkat rumah tambahan informasi yang terkait dengan
tangga. mengenai baru diberikan. kesehatan, sanitas
- Pengelola kesehatan, (+) Memiliki dan gizi pada ibu
keuangan bagi sanitasi dan kasih sayang dan balita sebagai
keluarga. pengetahuan kepedulian lebih sasaran dalam
- Pengetahuan gizi. kepada anggota terlaksananya
mengenai gizi, keluarganya. program.
kesehatan dan (-) Pengetahuan
sanitasi masih mengenai
kurang. keseehatan,
sanitasi dan gizi
kurang.
(-) Tidak dapat
mengambil
keputusan
sendiri.
Ayah balita Pendukung dan - Tegas. - Mewujudkan (+) Dipercaya - Peningkatan
penanggung - Pemenuh keluarga yang sebagai pengetahuan
jawab ketika kebutuhan sehat. pemimpin, dan
target sedang ekonomi dalam - Membuat pengambil pemberian
berada di rumah tingkat rumah keluarga keputusan dalam keyakinan
tangga. bahagia, keluarga, sumber serta motivasi
sejahtera dan pemasukan bagi untuk
tercukupi segala keluarga dan mendukung
kebutuhannya mendapatkan istri dalam
baik materil informasi terkait praktek
maupun non gizi untuk pemberian
materil. menjamin makanan dan
kesehatan ASI pada
anggota balita.
keluarga. - Menyediakan
(-) Diragukan dana.
pengetahuannya - Mendukung
dalam hal istri.
mengurus anak,
keterbatasan
waktu untuk
mendampingi
anak dan
cenderung
mempercayakan
semua hal yang
berkaitan dengan
anak kepada
istri.
Ibu hamil Sasaran - Penyedia Mendapatkan (+) Mudah Meningkatkan
makanan dalam informasi menerima pengetahuan
tingkat rumah tambahan informasi yang terkait dengan
tangga. mengenai gizi baru diberikan. kesehatan,
- Pengelola dan kesehatan. (+) Memiliki sanitasi dan gizi
keuangan bagi kasih sayang pada ibu hamil
keluarga. yang besar sebagai sasaram
- Pengetahuan terhadap dalam
mengenai gizi, janinnya. terlaksananya
kesehatan dan (-) Pengetahuan program.
sanitasi masih mengenai
kurang. keseehatan,
- Menginginkan sanitasi dan gizi
apapun yang kurang.
terbaik untuk (-) Tidak dapat
calon bayi nya. mengambil
keputusan
sendiri.
(-) Mudah stres.
Tenaga Pelaku - Netral. Memberikan (+) Memiliki Berperan sebagai
kesehatan - Memiliki informasi dan pengetahuan pihak yang
pengetahuan melaksanakan mengenia mendukung dan
mengenai intervensi secara kesehatan, bekerja keras
kesehatan, langsung terkait sanitasi dan gizi. dalam proses
sanitasi dan gizi. dengan (+) Terdidik dan terlaksananya
- Memiliki sikap kesehatan gizi terampil. program
penuh tanggung masyarakat (+) Terbuka
jawab. untuk diajak
bekerjasama.
(-) Pelaksanaan
intervensi yang
kurang efektif
karena adanya
faktor – faktor
tertentu.
Tokoh agama Pendukung - Dapat Menciptakan (+) Dapat Memotivasi
memengaruhi suasana memengaruhi masyarakat untuk
pola pikir lingkungan yang pola pikir meningkatkan
masyarakat. aman, tentram masyarakat praktek hidup
- Orang yang dan nyaman. karena dipercaya sehat dengan gizi
dipecaya oleh masyarakat. seimbang.
masyarakat (+) Menjadi
sekitarnya. pihak penengah
- Menjadi pihak jika ada suatu
penengah bila masalah di
terjadi suatu masyarakat.
masalah di (-)Pengetahuan
masyarakat. mengenai
keseehatan,
sanitasi dan gizi
kurang.
Tokoh Pendukung - Memiliki Mengurangi (+) Memiliki Menyediakan
pemerintahan kekuasaan masalah kekuasaan yang dana, sarana dan
(Kepala Desa, yang kesehatan yang berlandaskan prasarana dalam
RT, RW) berlandaskan ada di hukum. proses
hukum. masyarakat (+) Ikut serta berlangsungnya
- Disegani dan dalam proses pelaksanaan
dihormati oleh mensukseskan program.
masyarakat program dan
sekitar. kooperatif.
- Bertugas (-) Kurangnya
sebagai manajemen
pemimpin di dalam alur
wilayah pelaksanaan
setempat. program, dana
- Mendukung dalam
segala upaya pelaksanaan
untuk program serta
meningkatkan acuh dalam
derajat menangani
kesehatan program.
masyarakat.
6. PRIORITAS MASALAH
No Prevalens Masalah Magnitud Severity Vulnerability Communit Affordabilit Total Prioritas
i e y y
1 34,02% Stunting 5 5 4 5 5 2500 1
2 31,76% Obesitas 4 4 5 4 1 320 2
Sentral
3 30,66% KEK 4 3 2 3 2 144 4
Wanita
Hamil
4 24,91% Wasting 3 2 3 4 3 216 3
5 21,41% KEK 3 3 1 2 2 36 5
WUS
965.838 (Indeks Kesejahteraan dengan benar pada penduduk termasuk ke dalam kategori
Indeks ketersediaan
Rendahnya tingkat ketersediaan Rendahnya tingkat keberagaman Rendahnya pengetahuan yang
pangan Provinsi
pangan pada rumah tangga pangan pada rumah tangga berkaitan dengan gizi
Maluku = 58,97%
Persentase penduduk
Skor IKP Maluku berusia 7 – 24 tahun
Rendahnya tingkat ketahanan Rendahnya tingkat pendidikan yang
52,35% (IKP Maluku Tingginya angka kemiskinan
pangan pada rumah tangga dimiliki oleh Ibu yang tidak bersekolah
2019) lagi = 22,08%
a. Manusia 3 2
b. Dana 3 1
c. Sarana prasarana 4 3
d. Waktu 3 2
1. Dukungan Kebijakan 4 4
2. Dukungan Masyarakat 4 3
3. Keberlangsungan 4 2
TOTAL SKOR 25 17
9. PPM
Summary Of Objectives
Means Of Verification
Objectively Verifiable Indicators (Indikator) Assumptions (Faktor di luar kendali yang harus diperhatikan)
(Sumber data)
Overall goals: Prevalensi stunting pada balita menurun hingga mendekati angka - Riskesdas 2018. - Keterbatasan tenaga kesehatan dalam program pemerintah.
Menurukan prevalensi kejadian stunting pada balita. nasional yaitu dari 34% menjadi sekitar 30% - Data sekunder hasil - Keterbatasan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait
wawancara gizi.
Project Purpose: - Proporsi keberagaman asupan makan pada balita meningkat - Riskesdas 2018. - Keterbatasan akses dalam memenuhi kebutuhan asupan makro.
- Meningkatnya asupan energi dan zat gizi makro pada hingga memenuhi proporsi nasional atau mencapai sekitar 50%. - Data sekunder hasil - Keterbatasan ekonomi keluarga dalam upaya pemenuhan
balita. - Meningkatnya asupan energi dan zat gizi makro pada balita wawancara. asupan balita.
hingga mencapai AKG. - Rendahnya nafsu makan balita karna tidak tertarik dengan
- Meningkatnya proporsi pemberian PMT pada balita menjadi makanan yang disajikan.
sekitar 50%.
Result/Output: - Proporsi keberagaman asupan makan balita meningkat hingga - Riskesdas 2018. - Pada saat kegiatan terdistraksi dengan lingkungan sehingga
- Pengetahuan ibu terhadap makanan yang dikonsumsi memenuhi proporsi nasional atau mencapai sekitar 50%. - Data sekunder hasil tidak memperhatikan pada saat kegiatan.
pada balita meningkat. - Meningkatnya pengetahuan ibu balita mengenai makanan dan wawancara.
- Kesadaran Ibu akan pentingnya gizi seimbang pada gizi yang tepat untuk balita mencapai 80%.
1000 HPK balita meningkat. - Frekuensi makan balita menjadi 3x makan utama dan 2x
- Asupan makan dalam bentuk frekuensi dan porsi makan selingan.
makan balita meningkat.
- Penerapan program yang telah diberikan kepada ibu
balita.
Activities: Input: Output: - Tidak hadirnya responden pada saat pelaksaan kegiatan.
- Kegiatan MMD. - Ibu balita. - Terlaksananya kegiatan - Suasana dan keadaan lingkungan yang kurang kondusif.
- Kegiatan penyuluhan kepada ibu balita dan ibu hamil - Ibu hamil. perizinan di wilayah tersebut.
mengenai gizi seimbang dan pola asuh yang baik - Stake holder wilayah setempat. - Terlaksananya kegiatan
terutama pada 1000 HPK anak. - Tempat dan waktu. penyuluhan pada ibu balita dan
- Kegiatan TTG memanfaatkan bahan lokal yaitu - Sumber dana. ibu hamil.
dengan inovasi produk membuat nugget ikan wortel. - Media: - Terlaksananya kegiatan inovasi
- Kegiatan emodemo isi piringku demi masa depanku. Poster makanan bagi balita.
Leaflet - Terlaksananya kegiatan emo
demo bagi ibu balita.
Power point - Ibu balita dan ibu hamil dapat
Proyektor memahami materi dan mampu
Lembar kegiatan.
Peralatan memasak.
Bahan pangan lokal.
- Tenaga pelaksana.
- Biaya: Rp. 1.380.000
Mendapatkan 1. Persiapan Mahasiswa, - Target : -Persiapan: 10 menit. - Surat Perizinan: 5 x Rp. 2.000= Rp.10.000 Mahasiswa Atika Indah Putri Rahardja
perizinan, a. Mengundang para Kepala Stakeholder - Form daftar hadir: 1 x Rp. 500 = Rp. 500
-Pelaksanaan: 15 menit
kesepakatan stakeholder setempat seperti Desa, Ketua setempat seperti - MOU: 15 x Rp. 2.000 = Rp. 30.000
serta solusi Kepala Desa, Ketua RW, RW, Ketua Kepala Desa, - Penutup: 5 menit - Proposal Kegiatan: 1 x Rp. 20.000 = Rp. 20.000
dari Kepala Ketua RT dan kader dalam RT dan Ketua RW, Ketua - Pulpen: 1 pak x Rp. 20.000 = Rp. 20.000
- Total: 30 menit.
Desa, ketua proses perizinan kegiatan kader. RT dan kader - Air mineral: 1 dus x Rp.25.000 = Rp.25.000
RW, ketua RT gizi yang akan dilakukan. posyandu di Desa -Snack : (Isi 3 pcs @ Rp.7.000): 20 x Rp. 7.000 = Rp.
dan kader b. Menentukan waktu dan Piliana, Maluku 140.000
untuk dapat tempat yang akan Tengah. -Total Biaya : Rp. 245.500
melaksanakan digunakan.
setiap kegiatan c. Menyiapkan materi yang Sasaran :
program gizi berkaitan dengan kegiatan Ibu balita dan ibu
di Desa atau program gizi yang akan hamil.
Piliana, dilaksanakan.
Maluku d. Menyiapkan surat perizinan
Tengah. dan MOU untuk kegiatan
yang akan dilaksanakan.
e. Membuat rundown kegiatan
intervensi gizi.
f. Membuat daftar hadir.
2. Pelaksanaan
a. Memaparkan apa saja
masalah gizi yang ada serta
tujuan pelaksanaan program
gizi yang akan dilaksanakan
kepada para stakeholder dan
tokoh masyarakat.
b. Memaparkan apa saja
kegiatan dan program
intervensi gizi yang akan
dilaksanakan di daerah
tersebut.
c. Melakukan musyawarah
untuk mencapai mufakat
dengan para stakeholder dan
terkait dengan perizinan.
d. Menandatangani surat
perizinan dan MOU oleh
pelaksana kegiatan dan
pihak stakeholder dan tokoh
masyarakat.
3. Monitoring dan evaluasi.
a. Daftar kehadiran peserta.
b. Kemudahan akses dalam
pelaksanaan kegiatan.
c. Partisipasi dan antusias
masyarakat daerah setempat
dalam kegiatan.
d. Disetujui dan diberikan izin
untuk melakukan program
intervensi gizi.
Satuan Acara Pelaksanaan (SAP) MMD
Nama Kegiatan : Musyawarah Mufakat Desa (MMD)
Topik : Meminta perizinan dalam penyelenggaraan program intervensi gizi
Deskripsi Kegiatan Pokok Bahasan Sasaran & Target Metode Waktu (Tanggal & Lokasi Alat Bantu/Media Evaluasi
Jam)
Mendiskusikan masalah Menyampaikan apa saja Target: Kepala Ceramah dan tanya Rabu, 20 Januari 2021 Posyandu Desa Piliana, Surat izin 5 lembar dan form daftar Diizinkannya
gizi yang terdapat di masalah gizi yang ada di Desa, Ketua RT, jawab @ 10.00 – 10.30 WIT Kecamatan Tehoru, hadir. mahasiswa untuk
Desa Piliana, Maluku wilayah tersebut. Ketua RW dan Maluku Tengah Proposal kegiatan. melaksanakan
Tengah hingga Menyampaikan rencana kader Posyandu. Media: Power point, proyektor dan program intervensi
mendapatkan program intervensi gizi. Sasaran: rundown acara. gizi yang sudah
kesepakatan pemecahan Tanya jawab bersama stake Ibu balita dan ibu direncanakan.
masalah yang nantinya holder. hamil.
akan dilakukan program
intervensi gizi yang
sudah direncanakan.
2. Pelaksanaan
a. Mengumpulkan dan
meminta ketersediaan ibu
balita dan ibu hamil untuk
melakukan penyuluhan gizi
seimbang dan pola asuh
yang baik.
b. Pembukaan kegiatan
penyuluhan oleh ketua
pelaksana dan
menyampaikan maksud dari
program penyuluhan gizi
seimbang dan pola asuh.
c. Melakukan pengisian pre
test.
d. Memberikan materi
penyuluhan tentang gizi
seimbang dan pola asuh
yang baik dan benar pada
anak bersama dengan kader
posyandu.
e. Melakukan sesi FGD dan
tanya jawab bersama ibu
balita, ibu hamil dan kader
posyandu yang mengikuti
acara.
f. Melakukan pengisian post
test.
g. Penutupan.
Poster 3. Menyiapkan soal pre test dan post test. dengan meningkatnya hasil post- test.
C. Emodemo
Plan Of Action (POA) Emodemo
Nama POA : POA Emodemo Isi Piringku.
Desa/Kecamatan : Desa Piliana, Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah.
Tujuan Langkah -Langkah Strategi Kegiatan Sumber daya Penanggung jawab
Kegiatan Instansi/Personil Target & Waktu Jenis dan Sumber
Penyuluhan isi 1. Persiapan Mahasiswa Kader Sasaran: -Persiapan: 10 menit. - Form daftar hadir: 1 x Rp. 500 = Rp. 500 Mahasiswa Shavira Nurulita
piringku untuk a. Mengundang ibu balita di Posyandu Seluruh ibu balita
meningkatkan sekitar daerah Posyandu Desa Piliana di Desa Piliana, - Puzzle: 1 x Rp. 50.000 = Rp. 50.000
-Pelaksanaan: 30 menit
pengetahuan Desa Piliana melalui kader Maluku Tengah. - Papan kardus: 2 x Rp. 5.000 = Rp. 10.000
ibu balita Posyandu untuk melakukan - Penutup: 5 menit - Form pre – post test: 15 x Rp. 2.000 = Rp. 30.000
terkait kegiatan penyuluhan Target : - Pulpen: 1 pak x Rp. 20.000 = Rp. 20.000
- Total: 45 menit.
kelengkapan emodemo tentang isi 10 ibu balita - Air mineral: 15 pcs x Rp. 1.000 = Rp. 15.000
komponen piringku. - Snack : (Isi 3 pcs @ Rp.7.000): 15 x Rp. 7.000 = Rp.
yang terdapat b. Menyiapkan materi yang 105.000
pada menu akan disampaikan. - Total Biaya : Rp. 230.500
makan balita c. Menyiapkan soal pre test dan
serta post test.
kandungan zat d. Menyiapkan peralatan
gizi seimbang puzzle untuk penyuluhan
dan porsi emodemo isi piringku.
makanan yang e. Menyiapkan tempat yang
cukup dari dibutuhkan selama kegiatan
setiap berlangsung.
komponen f. Membuat suasana yang
makanan dari nyaman dan kondusif dalam
setiap menu penyuluhan.
makan. g. Membuat daftar hadir
peserta.
2. Pelaksanaan
a. Mengumpulkan dan
meminta ketersediaan ibu
balita untuk melakukan
penyuluhan emodemo isi
piringku.
b. Pembukaan kegiatan
penyuluhan oleh ketua
pelaksana dan
menyampaikan maksud dari
program penyuluhan
emodemo isi piringku.
c. Melakukan pengisian pre
test.
d. Memberikan materi
penyuluhan tentang isi
piringku.
e. Melakukan kegiatan emo
demo pada ibu balita
bersama kader posyandu.
f. Melakukan tanya jawab.
g. Melakukan pengisian post
test.
h. Penutup.
Form daftar hadir : 1 x Rp. 500 5. Membuat suasana yang nyaman dan kondusif
= Rp. 500 dalam penyuluhan.
Memberikan 1. Persiapan Mahasiswa Kader Sasaran : -Persiapan: 15 menit. - Form daftar hadir: 1 x Rp. 500 = Rp. 500 Mahasiswa Anisa Riski Nuraini
inovasi produk a. Mengundang ibu balita dan Posyandu Seluruh ibu balita - Poster: 3 x Rp. 10.000= Rp. 30.000 dan Yeni Firdausiah
-Pelaksanaan: 40 menit
makanan ibu hamil di sekitar daerah Desa Piliana dan ibu hamil di - Panduan resep TTG: 20 x Rp. 3.000 = Rp. 60.000 Agusti
kepada ibu Posyandu Desa Piliana Desa Piliana,
balita dan ibu melalui kader Posyandu Maluku Tengah. - Penutup: 5 menit - Form post test: 20 x Rp. 1.000 = Rp. 20.000
hamil untuk untuk melakukan kegiatan - Pulpen: 1 pak x Rp. 20.000 = Rp. 20.000
- Total: 60 menit.
meningkatkan TTG menggunakan bahan Target : - Peralatan masak(kompor, wajan, baskom, sendok,
keterampilan pangan lokal yaitu membuat 10 ibu balita dan sutil, saringan,dll): 1 paket x Rp. 100.000 = Rp.
ibu balita nugget ikan wortel. 5 ibu hamil. 100.000
dalam b. Menyiapkan resep masakan - Bahan demo masak:
melakukan yang akan dipraktekkan. - Ikan kerapu: ½ kg x Rp. 130.000 = Rp. 65.000.
pengolahan c. Menyiapkan tempat dan - Wortel: ½ kg x Rp. 8.000 = Rp. 4.000.
bahan peralatan yang dibutuhkan - Tepung terigu: ½ kg x Rp. 10.000 = Rp. 5.000
makanan selama kegiatan - Tepung roti: ¼ kg x Rp. 15.000 = Rp. 7.500.
dengan berlangsung. - Telur: 2 butir x Rp. 2.000 = Rp. 4.000.
memanfaatkan d. Membuat suasana yang - Minyak goreng: ½ liter x Rp. 28.000 = Rp. 16.000
bahan pangan nyaman dan kondusif. - Air mineral: 1 dus x Rp. 25.000 = Rp. 25.000
lokal. 2. Pelaksanaan - Snack : (Isi 3 pcs @ Rp.7.000): 20 x Rp. 7.000 = Rp.
a. Mengumpulkan dan 140.000
meminta ketersediaan ibu - Total Biaya : Rp. 497.000
balita dan ibu hamil untuk
melakukan demo masak
TTG nugget ikan wortel.
b. Pembukaan kegiatan oleh
ketua pelaksana dan
menyampaikan maksud dari
program TTG.
c. Menyampaikan apa yang
akan dipraktekkan dalam
sesi TTG.
d. Mengajak peserta
melakukan demo masak
TTG bersama – sama.
e. Melakukan tanya jawab
bersama ibu balita, ibu hamil
dan kader posyandu yang
mengikuti acara.
f. Melakukan pengisian post
test.
g. Penutupan.
3. Monitoring dan evaluasi.
a. Kehadiran peserta dalam
proses penyuluhan sesuai
dengan target.
b. Partisipasi aktif dari peserta
penyuluhan.
c. Tingkat minat peserta dalam
mengikuti kegiatan demo
masak membuat inovasi
produk pangan.
d. Seluruh peserta penyuluhan
mengetahui manfaat dari
kegiatan penyuluhan ini.
Poster dipraktekkan.
3. Menyiapkan tempat dan peralatan yang
Panduan resep TTG
dibutuhkan selama kegiatan berlangsung.
Form post test. 4. Membuat suasana yang nyaman dan kondusif.
Form daftar hadir : 1 x Rp. 500 5. Membuat daftar hadir peserta.
= Rp. 500 Pelaksanaan
Form post tes: 20 x Rp. 1.000 = 1. Pembukaan
Rp. 20.000 2. Mengumpulkan dan meminta ketersediaan ibu
Poster: 3 x Rp. 10.000= Rp. balita dan ibu hamil untuk melakukan demo