Anda di halaman 1dari 76

PERENCANAAN PROGRAM GIZI PROVINSI MALUKU

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan Program Gizi
Dosen Pengampu: Andra Vidyarini, S. Gz., M. Si.

Disusun Oleh :
Kelompok 6

Atika Indah Putri Raharja 1805025175


Shavira Nurulita 1805025298
Anisa Rizki Nuraini 1805025095
Innas Yuniar Rahmawati 1805025228
Yeni Firdhausiah Agusti 1805025266
5B

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2020
1. GAMBARAN UMUM WILAYAH
A. Administrasi Wilayah.
Ibu kota dari Maluku adalah Kota Ambon. Wilayah Maluku memiliki hanya 4
(pulau besar dan 1.336 pulau lainnya merupakan pulau kecil bahkan sangat kecil.
Keempat pulau besar dimaksud adalah Pulau Seram (18.625 km²), Pulau Buru
(9.000 km²), Pulau Yamdena (5.085 km²) dan Pulau Wetar (3.624 km²).
Provinsi Maluku terbagi atas 11 kabupaten dan kota, yaitu:
- Kabupaten Buru dipimpin oleh Ramly Umasugi terdiri dari 10 kecamatan dan
82 desa.
- Kabupaten Buru Selatan dipimpin oleh Tagop Sudarsono Soulisa terdiri dari
6 kecamatan dan 79 desa.
- Kabupaten Kepulauan Aru dipimpin oleh Johan Gonga terdiri dari 10
kecamatan, 2 kelurahan dan 117 desa.
- Kabupaten Maluku Barat Daya dipimpin oleh Benyamin Thomas Nyoach
terdiri dari 17 kecamatan, 1 kelurahan dan 117 desa.
- Kabupaten Maluku Tengah dipimpin oleh Abua Tuasikal terdiri dari 18
kecamatan, 7 kelurahan dan 186 desa.
- Kabupaten Maluku Tenggara dipimpin oleh Muh. Thaher Hanubun terdiri
dari 11 kecamatan dan 191 desa.
- Kabupaten Kepulauan Tanimbar dipimpin oleh Petrus Fatlolon terdiri dari 10
kecamatan, 2 kelurahan dan 80 desa.
- Kabupaten Seram Bagian Barat dipimpin oleh Moh. Yasin Payapo terdiri dari
11 kecamatan dan 92 desa.
- Kabupaten Seram Bagian Timur dipimpin Abdul Mukti Keliobas terdiri dari
15 kecamatan dan 198 desa.
- Kota Ambon dipimpin oleh Richard Louhenapessy terdiri dari 5 kecamatan,
20 kelurahan dan 30 desa.
- Kota Tual dipimpin oleh Adam Rahayaan terdiri dari 5 kecamatan, 3
kelurahan dan 27 desa.
B. Batas Wilayah.
Berdasarkan posisi geografisnya, batas wilayah Provinsi Maluku terdiri atas 4
bagian yaitu sebelah utara berbatasan dengan Laut Seram, sebelah selatan berbatasan
dengan Lautan Indonesia dan Laut Arafura, sebelah Timur berbatasan dengan Pulau
Irian atau Provinsi Papua dan sebelah barat berbatasan dengan Pulau Sulawesi.

C. Kondisi Geografi.
Sebagai daerah kepulauan, Provinsi Maluku memiliki luas wilayah 581.376 km²
dan terdiri dari luas lautan 527.191 km² dan luas daratan 54.185 km² yang berarti
Provinsi Maluku terdiri dari 92,4% lautan dan 7,6% daratan dengan jumlah pulau
yang mencapai 1.412 buah pulau dan panjang garis pantai 10.662 km. Provinsi
Maluku terletak di antara 3°9' LU - 3°15' LS dan 129°,23' BT - 129°,383' BT. Secara
geostrategik, wilayah kepulauan Maluku terletak pada posisi silang geopolitik dan
geoekonomi serta merupakan jalur penting lintas perdagangan internasional yakni
ALKI 3. Wilayah Kepulauan Maluku berhadapan langsung dengan kawasan Asia
Pasifik dan kawasan Australia serta Oceania. Posisi Maluku cukup strategis yakni
sebagai wilayah yang berada pada kawasan perbatasan dengan Australia dan Timor
Leste, sehingga ke depannya perlu membangun konektivitas wilayah sebagai pintu
gerbang bagian selatan Indonesia.

D. Tata Guna Lahan


Luas kawasan hutan di Provinsi Maluku adalah seluas 3.919.701 Ha, yang terdiri
dari Hutan Konservasi seluas 429.543 Ha (10,96%), Hutan Lindung 627.503 Ha
(16,01%), Hutan Produksi Terbatas 894.153 Ha (22,81%), Hutan Produksi Tetap
641.603 Ha (16,37%) dan Hutan Produksi Konversi 1.326.899 Ha (33,85%).
Sedangkan areal penggunaan lain seluas 1.498.799 Ha. Persentase luas kawasan
hutan yang terbesar berada pada Kabupaten Aru dengan luas 777.956 Ha dan luas
kawasan hutan terkecil berada pada Kota Ambon dengan luas 9.511 Ha. Di bawah ini
tercantum peta tata guna lahan Provinsi Maluku:
2. ANALISIS SITUASI WILAYAH
A. Analisis Derajat dan Masalah Kesehatan.
a) Morbiditas:
Angka kesakitan penduduk di Maluku tercatatat sebesar 11,19%. Hal ini berarti
bahwa diantara 100 orang yang mengalami keluhan kesehatan, ada sekitar 11 orang
diantaranya yang merasa bahwa keluhan kesehatannya itu mengganggu kegiatan
sehari – hari. Angka kesakitan yang paling besar tercatat dialami oleh penduduk
Kabupaten Buru sebesar 17,07% sedangkan angka terendah dimiliki oleh Kabupaten
Maluku Tengah sebesar 8,92%.
b) Mortalitas
Penilaian terhadap derajat kesehatan dapat menggunakan beberapa indikator yaitu
angka mortalitas yang terdiri dari Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian
Balita (AKABA), dan Angka Kematian Ibu (AKL). Angka kematian bayi yang
dilaporkan di Provinsi Maluku pada tahun 2015 adalah 4 kematian per 1.000
kelahiran hidup, yang artinya dari 1.000 kelahiran bayi terdapat 4 orang bayi yang
meninggal. Kabupaten dengan jumlah kematian bayi tertinggi adalah Kabupaten
Maluku Tenggara Barat yaitu sebesar 22 kasus sedangkan yang paling rendah adalah
Kabupaten Seram Bagian Timur yaitu sebesar 2 kasus.
Angka kematian balita yang dilaporkan di Provinsi Maluku pada tahun 2015
adalah 5 kematian per 1000 kelahiran hidup. Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan
Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan kabupaten yang paling tinggi jumlah
kematian balita yaitu sebesar 32 kasus, diikuti oleh Kepulauan Aru yaitu sebesar 25
kasus dan Kabupaten Buru sebesar 24 kasus, sedangkan jumlah kematian balita
terendah dimiliki oleh Kota Tual yaitu sebesar 11 kasus diikuti oleh Kota Ambon
yaitu 9 kasus dan Kabupaten Seram Bagian Barat sebesar 2 kasus.
Angka kematian ibu di Provinsi Maluku pada tahun 2015 adalah 260 kematian per
100.000 kelahiran hidup. Kabupaten Seram Bagian Barat dan Kabupaten Seram
Bagian Timur merupakan kabupaten yang paling tinggi jumlah kematian ibu yaitu
sebesar 12 kasus, diikuti oleh Kabupaten Maluku Tengah dan Kabupaten Maluku
Tenggara yaitu sebesar 10 kasus sedangkan jumlah kematian ibu terendah di
Kabupaten Maluku Tenggara Barat yaitu sebesar 2 kasus.

B. Analisis Lingkungan Kesehatan.


a) Lingkungan fisik.
Lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia yang tidak
bernyawa seperti air, kelembaban, udara, suhu, angin, rumah dan benda mati
lainnya.
- Iklim di wilayah Provinsi Maluku dipengaruhi oleh iklim tropis dan iklim
musim yang disebabkan oleh kondisi Provinsi Maluku yang terdiri dari pulau
– pulau dan dikelilingi oleh lautan. Berdasarkan data klimatologi di Stasiun
Meteorologi dan Geofisika Provinsi Maluku, suhu rata – rata di Provinsi
Maluku adalah 27˚C dengan suhu minimal 19,8 ˚C dan suhu maksimal
32,5˚C.
- Berdasarkan data klimatologi di Stasiun Meteorologi dan Geofisika Provinsi
Maluku, curah hujan tertinggi di Provinsi Maluku sebesar 534 Mm dan curah
hujan terendah sebesar 14Mm.
- Berdasarkan data klimatologi di Stasiun Meteorologi dan Geofisika Provinsi
Maluku, kelembababan udara rata – rata di Provinsi Maluku sebesar 80%
dengan kelembaban udara maksimal sebesar 100% dan kelembaban udara
minimal sebesar 78%.
- Berdasarkan data klimatologi di Stasiun Meteorologi dan Geofisika Provinsi
Maluku, rata – rata kecepatan angin di Provinsi Maluku sebesar 4 knot dengan
kecepatan angin maksimal sebesar 29 knot dan kelembaban minimal sebesar
12 knot.
- Berdasarkan data klimatologi di Stasiun Meteorologi dan Geofisika Provinsi
Maluku, rata – rata tekanan udara di Provinsi Maluku sebesar 1010 mb
dengan tekanan udara maksimal sebesar 1016,2 mb dan tekanan udara
minimal sebesar 1000 mb.
b) Lingkungan sosial.
Lingkungan sosial adalah tempat dimana masyarakat saling berinteraksi dan
melakukan sesuatu bersama–sama antar sesama maupun dengan lingkungannya.
- Secara umum persentase penduduk berumur 7 – 24 tahun yang tidak/belum
pernah sekolah tercatat sebesar 0,41%, masih sekolah sebesar 77,50% dan
tidak bersekolah lagi sebesar 22,08%. Bila dilihat menurut jenis kelamin,
persentase penduduk perempuan berumur 7 – 24 tahun yang masih bersekolah
lebih besar dibanding penduduk laki-laki, yaitu 79,06% - 76,04%. Demikian
sebaliknya, persentase penduduk laki-laki berumur 7 - 24 tahun yang tidak
bersekolah lagi lebih tinggi dibanding penduduk perempuan yaitu masing –
masing sebesar 23,44% dan 20,64%.
- Jumlah penduduk miskin di Provinsi Maluku terus mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Persentase penduduk miskin pada tahun 2020 baik di
perkotaan dan pedesaan adalah sekitar 17,44%. Kabupaten yang memiliki
penduduk miskin terbanyak adalah Maluku Barat Daya dengan persentase
sebesar 29,43%.
- Pada tahun 2018, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku mengalami
pertumbuhan menjadi sebesar 5,94%. Kontribusi pertumbuhan ekonomi
Provinsi Maluku masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan sebesar 23,32% di tahun 2018 sedangkan pertumbuhan ekonomi
tertinggi dicapai oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian yaitu
sebesar 21,29%, diikuti oleh lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi
sebesar 10,73% dan lapangan usaha konstruksi sebesar 9,48%.
c) Sediaan air bersih.
- Proporsi rumah tangga pengguna sumber air bersih tertinggi di Provinsi
Maluku pada tahun 2012 sebanyak 97,05%, dan mengalami penurunan hingga
tahun 2015 sebanyak 47,7 %. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, kualitas fisik
air minum di Maluku termasuk dalam kategori baik (tidak keruh, tidak
berwarna, tidak berasa tidak berbusa dan tidak berbau) sebesar 92,5%.
- Komposisi pelanggan air bersih di Provinsi Maluku didominasi oleh
kelompok rumah tangga dan volume air yang disalurkan juga paling besar
diterima oleh kelompok pelanggan rumah tangga. Di Provinsi Maluku,
persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap sumber air minum
yang layak adalah sebesar 50,05%.
- Proporsi jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum dan jumlah
penduduk menurut kabupaten atau kota di Provinsi Maluku pada tahun 2017
sebesar 82%. Dengan persentase terbesar adalah Kabupaten Buru yaitu 87%.

d) Sanitasi.
- Persentase penduduk Provinsi Maluku terhadap penggunaan jamban sehat
capaiannya meningkat dari tahun 2014 sebesar 28,76 % menjadi 31,9% di
tahun 2015. Sedangkan dari hasil persentase penduduk yang akses terhadap
sanitasi yang layak di Provinsi Maluku, ada empat kab/kota yang tidak
memasuksan laporan. Capaian tertinggi di Kota Ambon dengan persentase
81,90%. Hal ini disebabkan karena adanya kesadaran dari masyarakat tentang
pentingnya BAB di jamban, sedangkan persentase penduduk yang akses
terhadap sanitasi layak yang paling terendah Kabupaten Aru sebesar 6,7%.
- Persentase rumah tangga yang memiliki fasilitas tempat buang air besar
sendiri di Provinsi Maluku adalah sebesar 71,28%. Capaian tertinggi daerah
yang memiliki fasilitas buang air besar sendiri adalah Kota Tual dengan
persentase 84,55% dan capaian terendah daerah yang memiliki fasilitas buang
air besar sendiri adalah Kepulauan Aru dengan persentase sebesar 48,21%.
- Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, di Provinsi Maluku rumah tangga yang
membuang air limbah utama dari kamar mandi atau tempat cuci ke tanah atau
tanpa penampungan ada sekitar 40,51% rumah tangga dengan persentase
tertinggi dicapai oleh Maluku Barat Daya (69,06%) dan persentase terendah
dicapai oleh Kota Ambon (12,88%). Proporsi rumah tangga yang membuang
air limbah utama dari kamar mandi atau tempat cuci langsung ke sungai/kali
ada sekitar 37,34% rumah tangga dengan persentase tertinggi dicapai oleh
Kota Ambon (70,45%) dan persentase terendah dicapai oleh Maluku Tenggara
(14,75%).
- Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, di Provinsi Maluku rumah tangga yang
membuang air limbah utama dari dapur rumah ke tanah atau tanpa
penampungan ada sekitar 45,28% rumah tangga dengan persentase tertinggi
dicapai oleh Maluku Barat Daya (80,43%) dan persentase terendah dicapai
oleh Kota Ambon (12,54%). Proporsi rumah tangga yang membuang air
limbah utama dari dapur rumah ke sungai/kali ada sekitar 37,26% rumah
tangga dengan persentase tertinggi dicapai oleh Kota Ambon (72,65%) dan
persentase terendah dicapai oleh Maluku Barat Daya (14,61%).
- Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, ada sekitar 79,60% rumah tangga yang
menggunakan tempat sampah terbuka sebagai tempat penampungan sampah
basah/organik.
- Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, ada sekitar 35,41% rumah tangga yang
mengelola sampah rumah tangga nya dengan cara diangkut oleh petugas TPS,
28,91% rumah tangga mengelola sampah dengan cara dibuang ke sungai/got
dan 15,61% mengelola sampah dengan cara dibakar.

C. Analisis Perilaku Kesehatan


a) Kepercayaan
Mayoritas penduduk di Provinsi Maluku sudah mengalami kemajuan dengan
memilih penolong persalinan yang lebih profesional di bidangnya seperti bidan
dan dokter kandungan dibanding dengan penolong yang mengandalkan ilmu turun
temurun seperti dukun. Berdasarkan data Maluku Dalam Angka 2020, penolong
persalinan dari persentase tertinggi yakni 44,04% untuk bidan, 31,79% untuk
perawat dan tenaga medis lain, 17,91% untuk dokter dan 0,56 % untuk dukun.

b) Perilaku
- Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 di Provinsi Maluku, insiden malaria
berdasarkan diagnosis sebesar 1,21% atau 12 kasus per 1.000 penduduk.
Program pengendalian vektor malaria yang telah dilakukan penduduk
Provinsi Maluku adalah dengan cara mengendalikan populasi nyamuk dewasa
melalui penggunaan kelambu berinsektisida sebesar 31,20%, menggunakan
rapelan atau bahan – bahan pencegah gigitan nyamuk sebesar 22,51% dan
menggunakan alat pembasmi nyamuk elektrik sebesar 5,55%.
- Penduduk Provinsi Maluku termasuk kurang dalam mengonsumsi sayur dan
buah. Indikator konsumsi sayur dan buah pada penduduk berusia > 5 tahun
adalah dikategorikan “cukup” jika konsumsi sayur dan buah minimal 5
porsi/hari selama seminggu dan dikategorikan “kurang” apabila konsumsi
kombinasi buah dan sayur kurang dari ketentuan. Prevalensi penduduk yang
mengonsumsi sayur dan buah di Provinsi Maluku sebesar 92%.
- Perilaku cuci tangan yang dianggap benar, jika penduduk melakukannya
sebelum menyiapkan makanan, setiap kali tangan kotor (memegang uang,
binatang dan berkebun), setelah buang air besar, setelah menceboki bayi, dan
sebelum makan dengan menggunakan sabun dan air mengalir. Persentase
jumlah penduduk yang melakukan perilaku cuci tangan dengan benar pada
penduduk > 10 tahun di Provinsi Maluku yaitu sebesar 35,47%.
- Perilaku merokok pada penduduk Provinsi Maluku masih cukup tinggi.
Prevalensi perokok yang berusia diatas >10 tahun mencapai 22,05% dengan
daerah tertinggi dimiliki oleh Seram Bagian Timur sebesar 32,73%
sedangkan daerah terendah dimiliki oleh Maluku Barat Daya sebesar 25,32%.
- Perilaku meminum alkohol bagi penduduk Provinsi Maluku sudah menjadi
budaya untuk mereka. Minuman beralkohol sudah sejak dulu disediakan pada
acara – acara adat tertentu dan menjadi tradisi yang masih dipertahankan. Hal
ini dilakukan dengan tujuan mempererat hubungan persaudaraan, menjaga
persatuan, musyawarah, dan penyucian diri serta pembersihan lingkungan
sekitar mengahadapi Natal dan Tahun baru. Proporsi perilaku konsumsi
minuman beralkohol dalam 1 bulan terakhir pada penduduk berusia > 10
tahun di Provinsi Maluku adalah sebesar 11,05%.
-
- Proporsi minuman alkohol yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Maluku
adalah minuman tradisional bening 56,26%, bir 19,58%, minuman tradisional
keruh 13,84%, anggur atau arak 4,45%, minuman oplosan 2,06% dan whisky
0,66%.
c) Kebiasaan
- Kebiasaan konsumsi yang beresiko seperti makanan dan minuman manis,
makanan yang dibakar, makanan dengan pengawet, bumbu penyedap, soft
drink dan makanan instan yang dapat berakibat pada status gizi individu.
- Perilaku merokok pada penduduk Provinsi Maluku masih cukup tinggi
prevalensinya. Kebiasaan merokok dapat menjadi salah satu faktor resiko
bagi penyakit tidak menular seperti PPOK dan hipertensi.
- Perilaku meminum alkohol bagi penduduk Provinsi Maluku sudah menjadi
budaya untuk mereka. Minuman beralkohol sudah sejak dulu disediakan pada
acara – acara adat tertentu dan menjadi tradisi yang masih dipertahankan.
Kebiasaan mengonsumsi alkohol yang terlalu sering dapat menyebabkan
gangguan detak jantung, peningkatan tekanan darah dan denyut jantung,
pembesaran jantung, serta meningkatnya risiko terkena stroke dan penyakit
jantung.

D. Analisis Faktor Keturunan atau Analisis Kependudukan:


a) Jumlah penduduk
Jumlah penduduk Provinsi Maluku di tahun 2020 mencapai 1.802.870 jiwa. Hasil
estimasi jumlah penduduk tertinggi di Provinsi Maluku terdapat di Kota Ambon
dengan jumlah penduduk sebesar 478.616 jiwa lalu diikuti oleh Kabupaten
Maluku Tengah sebesar 373.378 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terendah
terdapat di Kabupaten Buru Selatan dengan jumlah penduduk sebesar 63.328 jiwa
dan Kabupaten Maluku Barat Daya sebesar 73.103 jiwa.
b) Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk menunjukkan rata – rata jumlah penduduk per 1 kilometer
persegi. Semakin besar angka kepadatan penduduk menunjukkan bahwa semakin
padat penduduk yang mendiami wilayah tersebut. Rata – rata kepadatan penduduk
di Provinsi Maluku pada tahun 2020 berdasarkan hasil estimasi Badan Pusat
Statistik Provinsi Maluku sebesar 38 penduduk/km². Kepadatan penduduk di
Provinsi Maluku belum merata. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kota
Ambon dengan jumlah 1.603 penduduk/km² sedangkan kepadatan penduduk
terendah terdapat di Kepulauan Aru dengan jumlah 12 penduduk/km².
c) Pertumbuhan penduduk:
- Berdasarkan data Maluku Dalam Angka tahun 2020, jumlah penduduk
Provinsi Maluku sebanyak 1.802.870 orang yang terdiri dari 908.736
penduduk laki-laki dan 894.134 penduduk perempuan.
- Rata-rata laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Maluku adalah sebesar
1,75% dengan daerah tertinggi dimiliki oleh Kota Ambon sebesar 4,09% dan
Kepulauan Buru sebesar 3,09% sedangkan daerah terendah dimiliki oleh
Maluku Tengah sebesar 0,31% dan Maluku Tenggara 0,32%.
- Frekuensi terbesar untuk penduduk laki – laki dan penduduk perempuan
berada di kelompok umur 0 – 4 tahun sebesar 206.863 jiwa kemudian disusul
kelompok umur 5 – 9 tahun sebesar 196.116 jiwa. Rasio jenis kelamin
penduduk Maluku tahun 2020 sebesar 101,63.
d) Proporsi muda dan tua penduduk
Secara umum, Provinsi Maluku memiliki sekitar 32,63% penduduk yang tercatat
berusia muda (0 - 14 tahun), 63,04% penduduk berusia produktif (15 – 64 tahun)
dan 4,34% penduduk berusia 65 tahun ke atas

E. Analisis Program dan Pelayanan Kesehatan


a) Sarana pelayanan kesehatan
Berdasarkan data Maluku Dalam Angka 2020, jumlah sarana pelayanan yang
dimiliki Provinsi Maluku adalah 28 rumah sakit, 512 pustu, 209 puskesmas, 2328
posyandu dan 354 poskesdes. Kabupaten Maluku Tengah memiliki sarana bidang
kesehatan yang tertinggi sebanyak 688 sarana sedangkan Kabupaten/Kota yang
memiliki sarana bidang kesehatan yang terendah adalah di Kota Tual sebanyak
143 sarana.

Jumlah SDM kesehatan di Provinsi Maluku yang tercatat ada sebanyak 7.298
tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri dari dokter umum dan dokter spesialis
445 orang, perawat 4.325 orang, bidan 1.826 orang, tenaga kefarmasian 302 orang
dan tenaga gizi 400 orang.
b) Cakupan program kesehatan
No. Nama Kegiatan Dana Alokasi Realisasi
Pemerintah
1 Monitoring pemberian Rp. 100.000.000 Rp. 98.944.400
suplementasi gizi (PMT) ibu
hamil dan balita
2 Orientasi asuhan gizi Puskesmas Rp. 197.502.000 Rp. 186.202.000
tahun 2019
3 Pelatihan pemberian makan pada Rp. 217.198.000 Rp. 217.198.000
anak (PMBA) untuk puskesmas
di kabupaten/kota prioritas
stunting
4 Pemutakhiran data surveilans Rp. 1.649.514.000 Rp. 1.435.227.600
gizi di Provinsi Maluku tahun
2019
5 Pertemuan desiminasi informasi Rp. 174.239.000 Rp. 174.239.000
gizi dalam upaya percepatan
penurunan stunting di Maluku
tahun 2019
6 Sosialisasi pencegahan stunting Rp. 226.535.000 Rp. 222.200.000
dan pengukuhan duta parenting
Provinsi Maluku
7 Pengadaan Makanan Tambahan Rp. 15.412.170.750.000 Rp. 11.779.723.065.000
bagi Ibu Hamil
8 Monev Percepatan Penurunan Rp. 744.236.060.000 Rp. 188.034.000.000
Stunting dan Gizi Buruk
Swasta
1 Program Pertamina SEHATI - -
(Sehat Ibu dan Anak Tercinta)
oleh Pertamina
2 Program Nutrisi oleh - -
doctorSHARE
3. TABEL SINTESA DATA
A. Tujuan
Mengkaji status gizi stunting pada balita dan faktor penyebab terjadinya masalah gizi
baik penyebab langsung atau penyebab tidak langsung dari masalah gizi (stunting) di
wilayah Provinsi Maluku.
B. Kerangka Konsep.

STUNTING

Status kesehatan yang Timbulnya penyakit infeksi


buruk
Kurangnya asupan Risiko BBLR tinggi
makanan yang
mengandung gizi Pola asuh terhadap anak Keadaan lingkungan dan
seimbang yang kurang memadai sanitasi buruk

Tingkat pengetahuan Ibu


Tingkat pengetahuan dan keterampilan
Sulitnya akses ke pelayanan kesehatan terkait kesehatan dan
Ibu terkait pola asuh yang rendah
sanitasi yang rendah

Ketahanan pangan Gizi ibu pada masa kehamilan


keluarga rendah rendah Tingkat pendidikan Ibu rendah

Status sosial dan ekonomi rendah


C. Matriks Variabel dan Indikator.
No Variabel Indikator Metode Sumber pustaka
1 Stunting TB/U, BB/TB, dan Antropometri WHO (2005)
PB/U
2 Kurangnya asupan Asupan energi dan Single 24H food Gibson (2005);
makanan yang zat gizi (protein) recall Fahmida & Dillon
mengandung gizi (2011)
seimbang
2.1 Ketahanan pangan Defisiensi asupan Wawancara Riskesdas (2018)
keluarga rendah makan

3 Resiko BBLR Asupan asi esklusif Wawancara, melihat UNICEF (2004)


tinggi asupan makan dengan
food recall dan
melihat KMS
3.1 Gizi ibu pada masa Defisiensi zat gizi Asupan makan WHO (2003)
kehamilan rendah dengan food recall
dan wawancara
selama masa hamil
4 Status kesehatan Defisiensi zat gizi Single 24-H food Gibson (2005);
yang buruk recall Fahmida & Dillon
(2011)
4.1 Pola asuh terhadap Pendidikan ibu Wawancara Yuliani Soeracmad
anak yang kurang terhadap informasi (2019)
memadai gizi
4.1.1 Tingkat Pendidikan ibu Wawancara Yuliani Soeracmad
pengetahuan dan terhadap pembuatan- (2019)
keterampilan Ibu penyajian makan dan
terkait pola asuh informasi gizi
yang rendah
4.2 Lebih percaya Kepercayaan ibu Wawancara/kuesioner UNICEF (2004)
dengan metode
tradisional
dibanding tenaga
medis
5 Timbulnya Defisiensi zat gizi Wawancara dan Atika Rahayu
penyakit infeksi sehingga Single 24-H food (2014)
menimbulkan recall
penyakit infeksi
5.1 Keadaan Sanitasi yang buruk Wawancara Dewi Khairiyah
lingkungan dan (2019)
sanitasi buruk
5.1.1 Tingkat BB/U, usia, Antropometri dan Dewi Khairiyah
pengetahuan Ibu pekerjaan, wawancara dengan (2019)
terkait kesehatan pendidikan, kuesioner terstruktur
dan sanitasi yang pendapatan keluarga,
rendah dan pengetahuan
tentang asupan
makan (E, P, L, KH)

5.2 Akses Pelayanan Ketersediaan Pengamatan Profil Dinas


kesehatan kurang Puskesmas dan kesehatan Kesehatan Provinsi
posyandu Maluku

6 Status sosial dan Pendapatan perkapita Kuesioner Ummi Afiyah


ekonomi rendah rendah Rizalina (2018)
7 Tingkat pendidikan Pendidikan terakhir Wawancara/kuesioner Ummi Afiyah
ibu rendah ibu sehingga sulit Rizalina (2018)
menyerap informasi
Gizi

D. Analisis dan Interpretasi Data


Variable Data yang Diperoleh Analisis dan Interpretasi
Antropometri
- Status gizi balita stunting.  Indikator TB/U = 34,02%  Berdasarkan Riskesdas
(Pendek dan sangat 2018, prevalensi status
pendek) gizi sangat pendek dan
 Sangat pendek = 12,47%. pendek adalah sebesar
 Pendek = 21,55%. 34,02% dan masuk ke
 % balita dengan Z – score dalam kategori high
> - 3SD sampai < - 2SD prevalence.
dan < 3SD.  Menurut data Riskesdas
2018, status gizi stunting
sangat pendek dan
pendek pada usia balita
yaitu 12,47% (Low
prevalance ) dan
21,55% (Medium
prevalance).
 Dianalisis menggunakan
indikator NLIS WHO.
- BBLR  Proporsi berat badan lahir  Menurut data Riskesdas
> 2500 gr pada anak 0 – 59 2018, proporsi berat
bulan = 5,8%. badan lahir > 2500 gr
 Angka nasional proporsi pada anak 0 – 59 bulan
berat badan lahir > 2500 gr yaitu 5,8% dan lebih
pada anak 0 – 59 bulan = rendah dibandingkan
6,2%. angka nasional.
 Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.
- Panjang badan saat lahir  Proporsi panjang badan  Menurut data Riskesdas
lahir < 48 cm pada anak 2018, proporsi panjang
umur 0 – 59 bulan = 11,7% badan lahir > 48 cm
 Angka nasional proporsi pada anak 0 – 59 bulan
panjang badan lahir < 48 yaitu 11,7% dan lebih
cm pada anak umur 0 – 59 rendah dibandingkan
bulan = 22,6% angka nasional.
 Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.
- Lingkar kepala saat lahir  Proporsi linkar kepala lahir  Menurut data Riskesdas
anak usia 0 – 59 bulan < 33 2018, proporsi lingkar
cm (microcephalus) = kepala lahir < 33 cm
51,3%. (microchepalus) pada
 Proporsi lingkar kepala anak 0 – 59 bulan yaitu
lahir anak usia 0 – 59 bulan 51,3% dan lebih tinggi
33 – 37 cm (normal) = dibandingkan angka
39%. nasional.
 Proporsi lingkar kepala  Menurut data Riskesdas
lahir anak usia 0 – 59 bulan 2018, proporsi lingkar
> 37 cm (macrocephalus) = kepala lahir 33 – 37 cm
9,8%. (normal) pada anak 0 –
 Angka nasional proporsi 59 bulan yaitu 39% dan
lingkar kepala lahir anak lebih rendah
usia 0 – 59 bulan > 33 cm dibandingkan angka
(microcephalus) = 40,6%. nasional.
 Angka nasional proporsi  Menurut data Riskesdas
lingkar kepala lahir anak 2018, proporsi lingkar
usia 0 – 59 bulan 33 – 37 kepala lahir > 37 cm
cm (normal) = 58,4% (macrochepalus) pada
 Angka nasional proporsi anak 0 – 59 bulan yaitu
lingkar kepala lahir anak 9,8% dan lebih tinggi
usia 0 – 59 bulan > 37 cm dibandingkan angka
(macrocephalus) =1,0%. nasional.
 Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.
Status gizi
 KEK WUS  KEK WUS = 21,41%.  Menurut data Riskesdas
 KEK wanita hamil  KEK wanita hamil = 2018, didapatkan bahwa
30,66% proporsi WUS dengan
 Angka nasional KEK WUS LILA <23,5 cm yang
= 14,5%. mengalami KEK sebesar
 Angka nasional KEK 21,41% dan lebih tinggi
wanita hamil = 17,3%. dibandingkan angka
nasional.
 Menurut data Riskesdas
2018, didapatkan bahwa
proporsi wanita hamil
dengan LILA <23,5 cm
yang mengalami KEK
sebesar 30,66% dan
lebih tinggi
dibandingkan angka
nasional.
 Indikator KEK = LILA
wanita usia subur 15 –
49 tahun < 23,5cm.
 Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.
Penyakit Infeksi
- Malaria  Prevalensi malaria =  Menurut data Riskesdas
1,21%. 2018, didapatkan bahwa
 Angka nasional malaria = prevalensi malaria di
0,4% Maluku sebesar 1,21%
dan lebih tinggi
dibandingkan angka
nasional.
 Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.
- Diare  Prevalensi diare pada balita  Menurut data Riskesdas
= 10,15%. 2018, didapatkan bahwa
 Angka nasional prevalensi prevalensi diare pada
diare pada balita = 12,3% balita sebesar 10,15%
 dan lebih rendah
dibandingkan angka
nasional.
 Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.
- ISPA  Prevalensi ISPA = 5,6%.  Menurut data Riskesdas
 Angka nasional prevalensi 2018, didapatkan bahwa
ISPA = 4,4% prevalensi ISPA sebesar
10,15% dan lebih tinggi
dibandingkan angka
nasional.
 Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.
Asupan makan
- Asupan energi dan zat gizi  Data BPS Maluku 2019 -Menurut data BPS Maluku
menunjukkan rata – rata 2019, didapatkan bahwa
intake asupan energi rata – rata asupan energi
perkapita dalam sehari perkapita dalam sehari
sebanyak 1.782,61 kkal lebih rendah
dan asupan protein dibandingkan dengan
perkapita sebanyak 50,69 angka nasional.
gr. -Menurut data BPS Maluku
 Data BPS Nasional 2019 2019, didapatkan bahwa
menunjukkan rata – rata rata – rata asupan protein
intake asupan energi perkapita dalam sehari
perkapita dalam sehari lebih rendah
sebanyak 2.120,52 kkal dibandingkan dengan
dan asupan protein angka nasional.
perkapita sebanyak 62,13
gr.
- Balita mendapat PMT  Balita berusia 6 - 59 -Menurut data Riskesdas
bln yang mendapat 2018, didapatkan bahwa
PMT = 37,26% proporsi balita berusia 6
 Angka nasional balita - 59 bln yang mendapat
berusia 6 – 59 bulan PMT sebesar 37,26%
yang mendapat PMT = dan lebih rendah
41% dibandingkan angka
nasional.
 Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.
- Ibu hamil mendapat PMT  Proporsi ibu hamil  Menurut data Riskesdas
yang mendapat PMT = 2018, didapatkan bahwa
28,9% proporsi ibu hamil yang
 Angka nasional ibu mendapat PMT sebesar
hamil yang mendapat 28,9% dan lebih tinggi
PMT = 25,2% dibandingkan angka
nasional.
 Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.
- Inisiasi menyusui dini  Proporsi IMD pada  Menurut data Riskesdas
(IMD) pada anak umur 0- anak 0 – 23 bulan = 2018, didapatkan bahwa
23 bln 37,99%. proporsi IMD pada anak
 Angka nasional IMD 0 – 23 bulan sebesar
pada anak 0 – 23 bulan 37,99% dan lebih
= 58,2%. rendah dibandingkan
angka nasional.
 Target pada 2019
adalah 50%.
 Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.
- ASI eksklusif pada anak 0  Proporsi hanya minum  Menurut data Pusdatin,
– 6 bln ASI eksklusif = didapatkan bahwa
25,2%. proporsi hanya minum
 Angka nasional hanya ASI saja untuk anak 0 –
minum ASI ekslusif = 6 bulan sebesar 25,2%
54,3%. dan lebih rendah
dibandingkan angka
nasional.
 Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.
- Konsumsi makanan  Proporsi konsumsi  Menurut data Riskesdas
beragam pada anak umur makanan beragam pada 2018, didapatkan bahwa
6 – 23 bln. anak umur 6 – 23 proporsi konsumsi
bulan = 18,19%. makanan beragam pada
 Angka nasional anak umur 6 – 23 bulan
konsumsi makanan sebesar 18,19% dan
beragam pada anak lebih rendah
umur 6 – 23 bulan = dibandingkan angka
46,6% nasional.
 Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.

Pengetahuan sanitasi
- Akses terhadap pelayanan  Proporsi akses mudah  Menurut data Riskesdas
kesehatan = 22,92% 2018, didapatkan bahwa
(Puskesmas/Pustu/Pusling/  Proporsi akses sulit = proporsi akses mudah
Bidan Desa) 35,66% lebih rendah
 Proposrsi sangat sulit = dibandingkan angka
41,42%. nasional.
 Angka nasional  Menurut data Riskesdas
proporsi akses mudah 2018, didapatkan bahwa
= 39,2% proporsi akses sulit
 Angka nasional lebih tinggi
proporsi akses sulit = dibandingkan angka
31,8% nasional.
 Angka nasional  Menurut data Riskesdas
proposrsi sangat sulit = 2018, didapatkan bahwa
29%. proporsi akses sangat
sulit lebih tinggi
dibandingkan angka
nasional.
 Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.
- Perilaku BAB  Proporsi perilaku benar  Menurut data Riskesdas
BAB pada penduduk 2018, didapatkan bahwa
berusia ≥ 3 tahun = proporsi perilku benar
86,06% BAB pada penduduk
 Angka nasional berusia ≥ 3 tahun
proporsi perilaku benar sebesar 86,06% dan
BAB pada penduduk lebih rendah
berusia ≥ 3 tahun = dibandingkan angka
88,2% nasional.
 Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.
- Penanganan tinja balita  Proporsi cara  Menurut data Riskesdas
penanganan tinja balita 2018, didapatkan bahwa
oleh rumah tangga: proporsi cara
 Menggunakan penanganan tinja balita
jamban = 27,05% menggunakan jamban
 Dibuang ke jamban sebesar 27,05% dan
= 11,27% lebih rendah
 Ditanam ke tanah = dibandingkan angka
4,55%. nasional.
 Dibuang  Menurut data Riskesdas
sembarangan = 2018, didapatkan bahwa
50,53% proporsi cara
 Dibersihkan di penanganan tinja balita
sembarang tempat dibunag ke jamban
= 4,84% sebesar 11,27% dan
 Lainnya = 1,75%. lebih rendah
 Angka nasional dibandingkan angka
proporsi cara nasional.
penanganan tinja balita  Menurut data Riskesdas
oleh rumah tangga: 2018, didapatkan bahwa
 Menggunakan proporsi cara
jamban = 37,80% penanganan tinja balita
 Dibuang ke jamban ditanam ke tanah sebesar
= 20,1% 4,55% dan lebih tinggi
 Ditanam ke tanah = dibandingkan angka
3,7%. nasional.
 Dibuang  Menurut data Riskesdas
sembarangan = 2018, didapatkan bahwa
33,5% proporsi cara
 Dibersihkan di penanganan tinja balita
sembarang tempat dibuang sembarangan
= 4,0% sebesar 50,53% dan
 Lainnya = 0,8%. lebih tinggi
dibandingkan angka
nasional.
 Menurut data Riskesdas
2018, didapatkan bahwa
proporsi cara
penanganan tinja balita
dibersihkan di
sembarang tempat
sebesar 4,84% dan lebih
tinggi dibandingkan
angka nasional.
 Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.
Pengetahuan
- Kepemilikan buku KIA  Tidak memiliki buku  Menurut data Riskesdas
ibu hamil KIA = 39,46% 2018, didapatkan bahwa
 Tidak bisa proporsi ibu tidak
menunjukkan buku memiki buku KIA
KIA = 13,85% sebesar 39,46% dan
 Bisa menunjukkan lebih tinggi
buku KIA = 46,70% dibandingkan angka
 Angka nasional tidak nasional.
memiki buku KIA =  Menurut data Riskesdas
30%. 2018, didapatkan bahwa
 Angka nasional tidak proporsi ibu tidak bisa
bisa menunjukkan menunjukkan buku KIA
buku KIA = 10%. sebesar 13,85% dan
 Angka nasional bisa lebih tinggi
menunjukan buku KIA dibandingkan angka
= 60%. nasional.
 Menurut data Riskesdas
2018, didapatkan bahwa
proporsi ibu bisa
menunjukkan buku KIA
sebesar 46,70% dan
lebih rendah
dibandingkan angka
nasional.
 Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.

- Ibu hamil  Proporsi pemeriksaan  Menurut data Riskesdas


kehamilan ke ANC = 2018, didapatkan bahwa
85,88%. proporsi pemeriksaan
 Angka nasional kehamilan ke ANC
pemeriksaan sebesar 85,88% dan
kehamilan ke ANC = lebih rendah
96,1%. dibandingkan angka
nasional.
 Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.
- Indeks perkembangan  Proporsi indeks  Menurut data Riskesdas
anak perkembangan anak 2018, didapatkan bahwa
umur 36 – 59 bln = proporsi indeks
82,39% perkembangan anak
 Angka nasional umur 36 – 59 bulan
proporsi indeks sebesar 82,39% dan
perkembangan anak lebih rendah
umur 36 – 59 bln = dibandingkan angka
88,3% nasional.
 Dianalisis menggunakan
perbandingan dengan
angka nasional.
Ekonomi
- Pendapatan perkapita  Pendapatan perkapita  Menurut data BPS,
perbulan: Rp. 2,20 didapatkan bahwa
jt/bulan. pendapatan perkapita
 Angka nasional Provinsi Maluku masih
pendapatan perkapita jauh dibawah angka
perbulan: Rp. 4,92 nasional.
jt/blm
- Ketahanan pangan  Skor Indeks Ketahanan  Menurut data IKP 2019,
Pangan Provinsi didapatkan bahwa skor
Maluku 2019 = IKP Provinsi Maluku
52,35% sebesar 52,35 dan lebih
 Angka nasional IKP rendah dibandingkan
2019 = 62,6 dengan angka IKP
nasional.
- Tingkat konsumsi pangan  Rata – rata  Menurut data Indeks
pengeluaran per kapita Kesejahteraan Rakyat
per bulan Prvinsi 2019, didapatkan bahwa
Maluku: Rp. 965.838 rata – rata pengeluaran
 Rata – rata per kapita per bulan
pengeluaran per kapita Provinsi Maluku sebesar
per bulan nasional: Rp. Rp. 965.838 dan lebih
1.124.717 rendah dibandingkan
dengan angka rata – rata
pengeluaran per kapita
per bulan nasional.

E. Sintesa Data
Data Dasar Sintesa Data
Antropometri
- Status gizi balita:
- Indikator TB/U = 34,02%  Pendek dan sangat pendek = high
(pendek dan sangat pendek) prevalence.
- Sangat pendek = 12,47%.  Sangat pendek = low prevalence.

- Pendek = 21,55%.  Pendek = medium prevalence.

- BBLR = 5,8%.  Lebih rendah dibandingkan angka


nasional.
- Panjang badan lahir < 48 cm  Lebih rendah dibandingkan angka
pada anak umur 0 – 59 bulan nasional.
= 11,7%
- Proporsi lingkar kepala lahir  Lebih tinggi dibandingkan angka
anak usia 0 – 59 bulan < 33 nasional.
cm (microcephalus) =
51,3%.
- Proporsi lingkar kepala lahir  Lebih rendah dibandingkan angka
anak usia 0 – 59 bulan 33 – nasional.
37 cm (normal) = 39%.
- Proporsi lingkar kepala lahir  Lebih tinggi dibandingkan angka
anak usia 0 – 59 bulan > 37 nasional.
cm (macrocephalus) = 9,8%.
Status gizi
- KEK WUS = 21,41%  Lebih tinggi dibandingkan angka nasional
- KEK wanita hamil = 30,66%  Lebih tinggi dibandingkan angka
- Indeks perkembangan anak nasional.

umur 36-59 bln menurut  Lebih rendah dibandingkan angka

karakteristik = 82,39% nasional.

- Pemberian ASI eksklusif 0 –


6 bulan = 25,2%  Lebih rendah dibandingkan angka

- Proporsi IMD pada anak 0 – nasional.

23 bulan = 37,99%.  Lebih rendah dibandingkan angka


nasional.
Biokimia
- -

Klinik/Fisik
 Sanitasi dan pelayanan:
- Pemeriksaan kehamilan
ANC (Akses) = 85,88%  Lebih rendah dibandingkan angka
- Proporsi terhadap pelayanan nasional.
kesehatan mudah = 22,92%
- Proporsi terhadap pelayanan  Lebih rendah dibandingkan angka nasional

kesehatan sulit = 35,66%


 Lebih tinggi dibandingkan angka nasional
- Proporsi terhadap pelayanan
kesehatan sangat sulit =  Lebih tinggi dibandingkan angka nasional
41,42%
- Perilaku BAB benar
penduduk berusia ≥ 3 tahun  Lebih rendah dibandingkan angka
= 86,06% nasional.
- Proporsi cara penanganan
tinja balita oleh rumah
tangga:
 Menggunakan jamban =
27,05%  Lebih rendah dibandingkan angka
 Dibuang ke jamban = nasional
11,27%
 Ditanam ke tanah =  Lebih rendah dibandingkan angka
4,55%. nasional.
 Dibuang sembarangan =  Lebih tinggi dibandingkan angka nasional
50,53%
 Dibersihkan di  Lebih tinggi dibandingkan angka
sembarang tempat = nasional.
4,84%
 Lainnya = 1,75%.  Lebih tinggi dibandingkan angka
- Kepemilikan KIA Ibu: nasional.
 Tidak memiliki buku
KIA = 39,46%.
 Lebih tinggi dibandingkan angka
 Tidak bisa menunjukkan
nasional.
buku KIA = 13,85%
 Bisa menunjukkan buku
 Lebih tinggi dibandingkan angka
KIA = 46,70%
nasional.

 Asupan makan
 Lebih tinggi dibandingkan angka nasional
- Asupan energi perkapita
Provinsi Maluku = 1.782,61
 Lebih rendah dibandingkan angka
kkal
nasional.
- Asupan protein perkapita
Provinsi Maluku = 50,59 gr
- Balita 6 – 59 bln mendapat
 Lebih rendah dibandingkan angka
PMT = 62,10%
nasional.
- Ibu hamil yang mendapat
PMT = 28,9%
 Lebih rendah dibandingkan angka
- Konsumsi makanan beragam
nasional.
pada anak umur 6 – 23 bln =
 Lebih rendah dibandingkan angka
18,19%
nasional.
 Lebih tinggi dibandingkan angka
 Penyakit infeksi
nasional.
- Prevalensi malaria = 1,21%
- Prevalensi diare pada balita
 Lebih rendah dibandingkan angka
= 10,15%
nasional
- Prevalensi ISPA = 5,6%

 Sosial ekonomi
- Pendapatan perkapita Rp.
2,20 jt/bulan.  Lebih tinggi dibandingkan angka nasional.
 Ketahanan pangan  Lebih rendah dibandingkan angka
- Skor IKP Provinsi Maluku nasional.
= 52,35%
- Indeks ketersediaan pangan  Lebih tinggi dibandingkan angka nasional.
Provinsi Maluku = 58,97%
- Rata – rata pengeluaran per  Lebih rendah dibandingkan angka
kapita per bulan Provinsi nasional
Maluku = Rp. 965.838

 Lebih rendah dibandingkan angka


nasional
 Lebih rendah dibandingkan angka
nasional

 Lebih rendah dibandingkan angka


nasional

4. DAFTAR MASALAH
No. Masalah Berapa Siapa Dimana Perkiraan Sumber
(Prevalensi) Penyebab Data
1. Stunting 34,02% Balita - Maluku Barat - Tingkat Riskesdas
Daya. pendidikan 2018
- Seram Barat. masyaraka yang
- Seram Timur. masih cukup
- Maluku rendah.
Tengah - Pekerjaan
KRT mayoritas
buruh dan
petani.
- Mayoritas
penduduk
tinggal di
pedesaan.
- Kondisi sosial
ekonomi pada
tingkat rumah
tangga masih
cukup rendah
sehingga
tingkat
ketahanan
pangan rendah.
2. Obesitas 31,76% Penduduk - Ambon. -Rendahnya Riskesdas
2018
Sentral berusia >15 - Kota Tual. tingkat
tahun pendidikan dan
pengetahuan
masyarakat.
-Rendahnya
tingkat
konsumsi buah
dan sayur dalam
rumah tangga.
- Tingginya
tingkat
konsumsi
makanan
berisiko seperti
makanan manis
dan makanan
yang
mengandung
tinggi kolestrol.
3. KEK Wanita 30,66% Wanita - Maluku - Kurangnya Riskesdas
2018
Hamil hamil Tengara Barat. asupan
berusia 15 -Kepulauan Aru. makanan dan
– 49 tahun - Seram Barat. tidak sesuai
dengan
kebutuhan
tubuh.
- Rendahnya
pendidikan para
calon ibu.
- Rendahnya
keadaan
ekonomi rumah
tangga sehingga
tidak mampu
memenuhi
kebutuhan
asupan pangan
bergizi sehari –
hari.
- Usia calon ibu
yang masih
terlalu muda
atau sudah
terlalu tua.
4. Wasting 24,91% Balita -Kepulauan Aru. - Pendapatan Riskesdas
2018
rumah tangga
yang rendah.
- Kurangnya
pengetahuan
ibu pada gizi
masa
pertumbuhan.
- Pekerjaan
KRT mayoritas
buruh dan
petani.
- Budaya dapat
mempengaruhi
tingkah laku
dan kebiasaan
masyarakat.
- Terjangkit
suatu penyakit
infeksi.
5. KEK WUS 21,41% Wanita usia -Kepulauan Aru. - Kurangnya Riskesdas
2018
subur - Seram Timur. asupan
(WUS) makanan dan
berusia 15 tidak sesuai
– 49 tahun dengan
kebutuhan
tubuh.
- Rendahnya
keadaan
ekonomi rumah
tangga sehingga
tidak mampu
memenuhi
kebutuhan
asupan pangan
bergizi sehari –
hari.
6. ISPA 5,58% Penduduk - Kota Tual. - Kondisi Riskesdas
2018
berusia 55 lingkungan
– 64 tahun yang kotor.
- Kebiasaan
masyarakat
menjadi
perokok aktif
maupun
perokok pasif.
7. Hipertensi 5,01% Penduduk -Kepulauan Aru. - Berat badan Riskesdas
2018
berusia 65 - Maluku berlebih.
– 74 tahun Tenggara. - Kebiasaan
masyarakat
menjadi
perokok aktif
maupun
perokok pasif.
- Rendahnya
pengetahuan
masyarakat
mengenai
penyakit tidak
menular atau
penyakit
degeneratif.
8. HIV AIDS 3,63% Penduduk - Maluku - Rendahnya Riskesdas
2018
berusia Tenggara. pengetahuan
produktif masyarakat
yaitu 25 – mengenai
49 tahun kesehatan organ
reproduksi.
- Kurangnya
kepedulian dari
sektor
pemerintah
pusat.
- Fasilitas dan
pelayanan
kesehatan yang
kurang
memadai.
9. Diabetes 0,75% Penduduk - Ambon. - Keturunan Riskesdas
2018
Mellitus berusia 65 - Kota Tual. genetik.
– 74 tahun - Pola makan
yang salah
seperti
mengonsumsi
makanan tinggi
karbohidrat.
- Rendahnya
pengetahuan
masyarakat
mengenai
penyakit tidak
menular atau
penyakit
degeneratif.
10. Penyakit 0,47% Penduduk - Maluku - Tekanan darah Riskesdas
2018
Ginjal Kronik berusia 75+ tinggi.
- Rendahnya
pengetahuan
masyarakat
mengenai
penyakit tidak
menular atau
penyakit
degeneratif.
11. TB Paru 0,39% Penduduk - Maluku - Kebiasaan Riskesdas
2018
berusia 65 Tengah. masyarakat
– 74 tahun - Maluku menjadi
Tenggara. perokok aktif
maupun
perokok pasif.
- Terpapar dari
penderita.
- Sistem
pelayanan
kesehatan
seperti akses
dan transportasi
untuk daerah
terpencil masih
kurang.
- Kurangnya
pengetahuan
mengenai
penyakit
menular.

5. ANALISIS PARTISIPASI
Person/Group Category Characteristic Interest, Potential  Implication for
motives and Strength (+) the project
attitude and Weakness
(-)
Balita Target - Tidak punya Memiliki (+) Mudah Menjadikannya
pengalaman. keingintahuan dipengaruhi oleh target bagi
- Patuh pada dan minat yang orang lain program gizi.
kedua orang tua. tinggi terhadap ataupun
hal – hal baru di sekitarnya.
sekitarnya. (+) Mudah
menerima
informasi.
(-) Sulit
diajarkan
mengenai
sesuatu karena
perkembangan
kognitifnya
belum maksimal.
(-) Belum dapat
mengontrol
emosi.
Ibu balita Sasaran - Penyedia Mendapatkan (+) Mudah Meningkatkan
makanan dalam informasi menerima pengetahuan
tingkat rumah tambahan informasi yang terkait dengan
tangga. mengenai baru diberikan. kesehatan, sanitas
- Pengelola kesehatan, (+) Memiliki dan gizi pada ibu
keuangan bagi sanitasi dan kasih sayang dan balita sebagai
keluarga. pengetahuan kepedulian lebih sasaran dalam
- Pengetahuan gizi. kepada anggota terlaksananya
mengenai gizi, keluarganya. program.
kesehatan dan (-) Pengetahuan
sanitasi masih mengenai
kurang. keseehatan,
sanitasi dan gizi
kurang.
(-) Tidak dapat
mengambil
keputusan
sendiri.
Ayah balita Pendukung dan - Tegas. - Mewujudkan (+) Dipercaya - Peningkatan
penanggung - Pemenuh keluarga yang sebagai pengetahuan
jawab ketika kebutuhan sehat. pemimpin, dan
target sedang ekonomi dalam - Membuat pengambil pemberian
berada di rumah tingkat rumah keluarga keputusan dalam keyakinan
tangga. bahagia, keluarga, sumber serta motivasi
sejahtera dan pemasukan bagi untuk
tercukupi segala keluarga dan mendukung
kebutuhannya mendapatkan istri dalam
baik materil informasi terkait praktek
maupun non gizi untuk pemberian
materil. menjamin makanan dan
kesehatan ASI pada
anggota balita.
keluarga. - Menyediakan
(-) Diragukan dana.
pengetahuannya - Mendukung
dalam hal istri.
mengurus anak,
keterbatasan
waktu untuk
mendampingi
anak dan
cenderung
mempercayakan
semua hal yang
berkaitan dengan
anak kepada
istri.
Ibu hamil Sasaran - Penyedia Mendapatkan (+) Mudah Meningkatkan
makanan dalam informasi menerima pengetahuan
tingkat rumah tambahan informasi yang terkait dengan
tangga. mengenai gizi baru diberikan. kesehatan,
- Pengelola dan kesehatan. (+) Memiliki sanitasi dan gizi
keuangan bagi kasih sayang pada ibu hamil
keluarga. yang besar sebagai sasaram
- Pengetahuan terhadap dalam
mengenai gizi, janinnya. terlaksananya
kesehatan dan (-) Pengetahuan program.
sanitasi masih mengenai
kurang. keseehatan,
- Menginginkan sanitasi dan gizi
apapun yang kurang.
terbaik untuk (-) Tidak dapat
calon bayi nya. mengambil
keputusan
sendiri.
(-) Mudah stres.
Tenaga Pelaku - Netral. Memberikan (+) Memiliki Berperan sebagai
kesehatan - Memiliki informasi dan pengetahuan pihak yang
pengetahuan melaksanakan mengenia mendukung dan
mengenai intervensi secara kesehatan, bekerja keras
kesehatan, langsung terkait sanitasi dan gizi. dalam proses
sanitasi dan gizi. dengan (+) Terdidik dan terlaksananya
- Memiliki sikap kesehatan gizi terampil. program
penuh tanggung masyarakat (+) Terbuka
jawab. untuk diajak
bekerjasama.
(-) Pelaksanaan
intervensi yang
kurang efektif
karena adanya
faktor – faktor
tertentu.
Tokoh agama Pendukung - Dapat Menciptakan (+) Dapat Memotivasi
memengaruhi suasana memengaruhi masyarakat untuk
pola pikir lingkungan yang pola pikir meningkatkan
masyarakat. aman, tentram masyarakat praktek hidup
- Orang yang dan nyaman. karena dipercaya sehat dengan gizi
dipecaya oleh masyarakat. seimbang.
masyarakat (+) Menjadi
sekitarnya. pihak penengah
- Menjadi pihak jika ada suatu
penengah bila masalah di
terjadi suatu masyarakat.
masalah di (-)Pengetahuan
masyarakat. mengenai
keseehatan,
sanitasi dan gizi
kurang.
Tokoh Pendukung - Memiliki Mengurangi (+) Memiliki Menyediakan
pemerintahan kekuasaan masalah kekuasaan yang dana, sarana dan
(Kepala Desa, yang kesehatan yang berlandaskan prasarana dalam
RT, RW) berlandaskan ada di hukum. proses
hukum. masyarakat (+) Ikut serta berlangsungnya
- Disegani dan dalam proses pelaksanaan
dihormati oleh mensukseskan program.
masyarakat program dan
sekitar. kooperatif.
- Bertugas (-) Kurangnya
sebagai manajemen
pemimpin di dalam alur
wilayah pelaksanaan
setempat. program, dana
- Mendukung dalam
segala upaya pelaksanaan
untuk program serta
meningkatkan acuh dalam
derajat menangani
kesehatan program.
masyarakat.
6. PRIORITAS MASALAH
No Prevalens Masalah Magnitud Severity Vulnerability Communit Affordabilit Total Prioritas
i e y y
1 34,02% Stunting 5 5 4 5 5 2500 1
2 31,76% Obesitas 4 4 5 4 1 320 2
Sentral
3 30,66% KEK 4 3 2 3 2 144 4
Wanita
Hamil
4 24,91% Wasting 3 2 3 4 3 216 3
5 21,41% KEK 3 3 1 2 2 36 5
WUS

Berdasarkan hasil skoring penentuan prioritas dengan metode matematika diatas,


didapatkan prioritas masalah dari masalah gizi balita di Provinsi Maluku adalah masalah
stunting dengan skor sebesar 2500, sedangkan prioritas masalah pada dewasa adalah
masalah obesitas sentral dengan skor 320. Diurutkan dengan keterangan dibawah ini :
a) Stunting (34,02%):
 M: Berdasarkan hasil penelitian di Provinsi Maluku masalah stunting
termasuk dalam kategori high prevalence yaitu sebesar 34,02%. Jika
dibandingkan dengan ambang batas WHO 1995 masalah stunting di Provinsi
Maluku termasuk kedalam kategori masalah high prevalence (30 – 39%).
 S: Dampak jangka pendek yang akan ditimbulkan oleh stunting adalah
perkembangan motorik dan verbal anak tidak optimal, meningkatnya risiko
kesakitan dan kematian dan penurunan perkembangan kognitif. Sedangkan
dampak jangka panjang yang akan ditimbulkan adalah anak akan menjadi
kerdil, kesehatan reproduksi menurun dan produktivitas anak menjadi tidak
optimal (Kemenkes, 2018).
 V: Provinsi Maluku memiliki 28 rumah sakit, 512 pustu, 209 puskesmas,
2328 posyandu, 354 poskesdes dan 400 tenaga gizi (Maluku Dalam Angka
2020).
 C: Pemerintah telah mengadakan program pemberian PMT pada balita
sebagai dukungan dalam pencegahan dan pengendalian masalah gizi pada
balita (Kemenkes, 2018). Selain itu pemerintah juga telah membuat Gerakan
Percepatan Perbaikan Gizi (Gernas PPG) yang ditetapkan melalui Peraturan
Presiden Nomor 42 tahun 2013 tentang Gernas PPG dalam kerangka 1.000
HPK (BAPENAS, 2018). Pemerintah telah mencanangkan program intervensi
dalam mencegah stunting pada tahun 2018 dengan langkah penurunan
stunting terhadap 100 kabupaten dari 34 provinsi.
 A: Biaya yang dibutuhkan untuk menanggulangi stunting cenderung leih
sedikit karena pencegahan dan pengendalian stunting hanya berlangsung pada
1000 HPK saja.
b) Obesitas sentral (31,76%):
 M: Berdasarkan hasil penelitian di Provinsi Maluku masalah obesitas sentral
termasuk dalam kategori masalah berat yaitu sebesar 31,76%. Jika
dibandingkan dengan ambang batas Depkes 1996 masalah obesitas sentral di
Provinsi Maluku termasuk kedalam kategori masalah masalah berat (≥
20%).
 S: Dampak yang akan terjadi pada orang dewasa yang mengalami obesitas
adalah penyakit metabolik seperti diabetes mellitus tipe 2, penyakit
kardiovaskular seperti hipertensi dan PJK serta penyakit pernapasan seperti
sleep aphnea.
 V: Provinsi Maluku memiliki 28 rumah sakit, 512 pustu, 209 puskesmas,
2328 posyandu, 354 poskesdes dan 400 tenaga gizi (Maluku Dalam Angka
2020).
 C: Pemerintah telah menerbitkan buku pedoman GENTAS atau Gerakan
Nusantara Tekan Obesitas dan membuat kegiatan GERMAS (Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat) untuk mendukung perilaku hidup individu yang
lebih sehat.
 A: Biaya yang dibutuhkan untuk penanganan masalah obesitas cenderung
lebih rendah.
c) Wasting (24,91%):
 M: Berdasarkan hasil penelitian di Provinsi Maluku masalah wasting
termasuk dalam kategori very high prevalence yaitu sebesar 24,91%. Jika
dibandingkan dengan ambang batas WHO 1995 masalah wasting di Provinsi
Maluku termasuk kedalam kategori masalah very high prevalence (≥ 15%).
 S: Dampak yang akan terjadi pada balita yang mengalami wasting adalah
terganggunya pertumbuhan fisik dan kognitif anak bahkan dapat berdampak
terhadap kematian balita.
 V: Provinsi Maluku memiliki 28 rumah sakit, 512 pustu, 209 puskesmas,
2328 posyandu, 354 poskesdes dan 400 tenaga gizi (Maluku Dalam Angka
2020).
 C: Pemerintah telah mencanangkan program PMT balita gizi kurang dan
pemantauan pertumbuhan balita sebagai dukungan dalm pencegahan an
pengendalian balita wasting di Indonesia (Lybaws dan Brigitte 2019).
 A: Dana yang dikeluarkan untuk pemberian PMT balita gizi buruk besar
karena tingginya jumlah kelahiran yaitu sebanyak 15,88 T (Kementrian
Keuangan, 2018).
d) KEK wanita hamil (30,66%):
 M: Berdasarkan hasil penelitian di Provinsi Maluku masalah KEK wanita
hamil termasuk dalam kategori masalah berat yaitu sebesar 30,66%. Jika
dibandingkan dengan ambang batas Depkes 1996 masalah KEK wanita hamil
di Provinsi Maluku termasuk kedalam kategori masalah masalah berat (≥
30%).
 S: Dampak yang akan terjadi pada ibu hamil yang mengalami KEK adalah
dapat mempengaruhi perkembangan janin salah satunya yaitu terjadi nya berat
badan bayi lahir rendah (BBLR), anemia, persalinan sulit dan lama, bayi lahir
prematur, pendarahan setelah persalinan serta persalinan dengan operasi.
 V: Provinsi Maluku memiliki 28 rumah sakit, 512 pustu, 209 puskesmas,
2328 posyandu, 354 poskesdes dan 400 tenaga gizi (Maluku Dalam Angka
2020).
 C: Dukungan yang diberikan pemerintah terkait dengan masalah KEK pada
ibu hamil diantaranya yaitu dengan pemberian PMT, kegiatan kelas ibu hamil
serta penyelenggaraan kegiatan pelayanan antenatal di puskesmas (ibu hamil
mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali) (Kemenkes, 2017).
 A: Dana yang dikeluarkan untuk pemberian PMT ibu hamil sebanyak 15,88 T
(Kementrian Keuangan, 2018).
e) KEK WUS (21,41%):
 M: Berdasarkan hasil penelitian di Provinsi Maluku masalah KEK wanita
usia subur termasuk dalam kategori masalah sedang yaitu sebesar 21,41%.
Jika dibandingkan dengan ambang batas Depkes 1996 masalah KEK wanita
usia subur di Provinsi Maluku termasuk kedalam kategori masalah masalah
sedang (20 – 30%).
 S: Dampak pada wanita usia subur yang mengalami KEK adalah menurunnya
kualitas hidup individu, anemia dan meningkatnya risiko terserang penyakit
infeksi. Masalah KEK pada wanita usia subur harus segera diatasi karena akan
KEK pada wanita usia subur akan berlanjut ke masalah KEK wanita hamil.
Jika masalah KEK pada wanita usia subur sudah diatasi maka masalah KEK
pada wanita hamil akan rendah dan akan menurunkan resiko BBLR pada
calon bayi seorang wanita hamil tersebut.
 V: Provinsi Maluku memiliki 28 rumah sakit, 512 pustu, 209 puskesmas,
2328 posyandu, 354 poskesdes dan 400 tenaga gizi (Maluku Dalam Angka
2020).
 C: Dukungan yang diberikan pemerintah terkait dengan masalah KEK pada
ibu hamil diantaranya yaitu dengan pemberian PMT dan penyuluhan –
penyuluhan oleh kader mengenai KEK.
 A: Dana yang dikeluarkan untuk pemberian PMT KEK wanita usia subur
sebanyak 15,88 T (Kementrian Keuangan, 2018).
7. PROBLEM DAN OBJECTIVE TREE
A. Problem Tree Prevalensi penyakit malaria pada
Provinsi Maluku sebesar 1,21%
Prevalensi stunting balita di
dan prevalensi penyakit ISPA
Provinsi Maluku sebesar
Stunting
sebesar 5,6%.
34,02%.

Rata – rata intake asupan energi


Cakupan pemberian ASI Eksklusif
perkapita dalam sehari sebanyak Rendahnya angka asupan energi dan zat gizi Tingginya prevalensi kejadian penyakit pada anak 0 – 6 bulan sebesar 25,2%
1.782,61 kkal dan asupan protein makro pada balita infeksi dan cakupan IMD pada bayi 0 – 23
perkapita sebanyak 50,69 gr.
bulan sebesar 37,99%.

Rata – rata pengeluaran per kapita


per bulan Provinsi Maluku = Rp. Proporsi perilaku BAB Akses ke Puskesmas

965.838 (Indeks Kesejahteraan dengan benar pada penduduk termasuk ke dalam kategori

Rakyat Maluku 2020) mudah (22,92%), sulit


berusia ≥ 3 tahun = 86,06%
(35,66%) dan sangat sulit
(41,42%).
Proporsi konsumsi makanan
beragam pada anak umur 6 – 23
Rendahnya tingkat konsumsi pangan Rendahnya tingkat pengetahuan Sulitnya akses terhadap
bulan = 18,19% (Riskesdas Pola asuh Ibu terhadap
pada rumah tangga Ibu terkait kesehatan dan pelayanan kesehatan
anak kurang memadai
2018) sanitasi rumah tangga

Indeks ketersediaan
Rendahnya tingkat ketersediaan Rendahnya tingkat keberagaman Rendahnya pengetahuan yang
pangan Provinsi
pangan pada rumah tangga pangan pada rumah tangga berkaitan dengan gizi
Maluku = 58,97%

Persentase penduduk
Skor IKP Maluku berusia 7 – 24 tahun
Rendahnya tingkat ketahanan Rendahnya tingkat pendidikan yang
52,35% (IKP Maluku Tingginya angka kemiskinan
pangan pada rumah tangga dimiliki oleh Ibu yang tidak bersekolah
2019) lagi = 22,08%

Pendapatan perkapita perbulan: Persentase penduduk


Rendahnya pendapatan perkapita miskin = 17,44% (BPS
Rp. 2,20 jt/bulan (BPS 2020)
2020).
B. Objective Tree
Menurunnya angka stunting pada balita

Meningkatnya tingkat konsumsi


pangan pada rumah tangga
8. ANALISIS ALTERNATIF
Menurunnya angka stunting pada balita
Meningkatnya angka asupan energi dan zat gizi Menurunnya prevalensi kejadian
makro pada balita penyakit infeksi

Meningkatnya tingkat pengetahuan Mudahnya akses terhadap


Pola asuh Ibu terhadap
Ibu terkait kesehatan dan sanitasi pelayanan kesehatan
anak memadai
rumah tangga

Meningkatnya tingkat konsumsi


pangan pada rumah tangga
Meningkatnya tingkat ketersediaan Meningkatnya tingkat keberagaman Meningkatnya pengetahuan yang
pangan pada rumah tangga pangan pada rumah tangga berkaitan dengan gizi

Meningkatnya tingkat ketahanan Meningkatnya tingkat pendidikan yang


Menurunnya angka kemiskinan dimiliki oleh Ibu
pangan pada rumah tangga

Meningkatnya jumlah pendapatan


perkapita
Meningkatnya angka asupan energi dan zat gizi Menurunnya prevalensi kejadian
makro pada balita penyakit infeksi

Meningkatnya tingkat pengetahuan Mudahnya akses terhadap


Pola asuh Ibu terhadap
Ibu terkait kesehatan dan sanitasi pelayanan kesehatan
anak memadai
rumah tangga

Meningkatnya tingkat ketersediaan Meningkatnya tingkat keberagaman Meningkatnya pengetahuan yang


pangan pada rumah tangga pangan pada rumah tangga berkaitan dengan gizi

Meningkatnya tingkat ketahanan Meningkatnya tingkat pendidikan yang


Menurunnya angka kemiskinan dimiliki oleh Ibu
pangan pada rumah tangga

Meningkatnya jumlah pendapatan


perkapita
GOAL Menurunkan angka stunting pada balita.
KRITERIA ALTERNATIF 1 ALTERNATIF 2
“Meningkatkan angka asupan “Menurunkan prevalensi
energi dan zat gizi makro kejadian penyakit infeksi”
pada balita”
Sumber Daya

a. Manusia 3 2

b. Dana 3 1
c. Sarana prasarana 4 3
d. Waktu 3 2
1. Dukungan Kebijakan 4 4
2. Dukungan Masyarakat 4 3
3. Keberlangsungan 4 2
TOTAL SKOR 25 17
9. PPM
Summary Of Objectives
Means Of Verification
Objectively Verifiable Indicators (Indikator) Assumptions (Faktor di luar kendali yang harus diperhatikan)
(Sumber data)

Overall goals: Prevalensi stunting pada balita menurun hingga mendekati angka - Riskesdas 2018. - Keterbatasan tenaga kesehatan dalam program pemerintah.
Menurukan prevalensi kejadian stunting pada balita. nasional yaitu dari 34% menjadi sekitar 30% - Data sekunder hasil - Keterbatasan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait
wawancara gizi.
Project Purpose: - Proporsi keberagaman asupan makan pada balita meningkat - Riskesdas 2018. - Keterbatasan akses dalam memenuhi kebutuhan asupan makro.
- Meningkatnya asupan energi dan zat gizi makro pada hingga memenuhi proporsi nasional atau mencapai sekitar 50%. - Data sekunder hasil - Keterbatasan ekonomi keluarga dalam upaya pemenuhan
balita. - Meningkatnya asupan energi dan zat gizi makro pada balita wawancara. asupan balita.
hingga mencapai AKG. - Rendahnya nafsu makan balita karna tidak tertarik dengan
- Meningkatnya proporsi pemberian PMT pada balita menjadi makanan yang disajikan.
sekitar 50%.
Result/Output: - Proporsi keberagaman asupan makan balita meningkat hingga - Riskesdas 2018. - Pada saat kegiatan terdistraksi dengan lingkungan sehingga
- Pengetahuan ibu terhadap makanan yang dikonsumsi memenuhi proporsi nasional atau mencapai sekitar 50%. - Data sekunder hasil tidak memperhatikan pada saat kegiatan.
pada balita meningkat. - Meningkatnya pengetahuan ibu balita mengenai makanan dan wawancara.
- Kesadaran Ibu akan pentingnya gizi seimbang pada gizi yang tepat untuk balita mencapai 80%.
1000 HPK balita meningkat. - Frekuensi makan balita menjadi 3x makan utama dan 2x
- Asupan makan dalam bentuk frekuensi dan porsi makan selingan.
makan balita meningkat.
- Penerapan program yang telah diberikan kepada ibu
balita.
Activities: Input: Output: - Tidak hadirnya responden pada saat pelaksaan kegiatan.
- Kegiatan MMD. - Ibu balita. - Terlaksananya kegiatan - Suasana dan keadaan lingkungan yang kurang kondusif.
- Kegiatan penyuluhan kepada ibu balita dan ibu hamil - Ibu hamil. perizinan di wilayah tersebut.
mengenai gizi seimbang dan pola asuh yang baik - Stake holder wilayah setempat. - Terlaksananya kegiatan
terutama pada 1000 HPK anak. - Tempat dan waktu. penyuluhan pada ibu balita dan
- Kegiatan TTG memanfaatkan bahan lokal yaitu - Sumber dana. ibu hamil.
dengan inovasi produk membuat nugget ikan wortel. - Media: - Terlaksananya kegiatan inovasi
- Kegiatan emodemo isi piringku demi masa depanku.  Poster makanan bagi balita.
 Leaflet - Terlaksananya kegiatan emo
demo bagi ibu balita.
 Power point - Ibu balita dan ibu hamil dapat
 Proyektor memahami materi dan mampu

 Puzzle isi piringku bekerja sama pada saat kegiatan

 Kertas pre test dan post test. berlangsung.

 Lembar kegiatan.
 Peralatan memasak.
 Bahan pangan lokal.
- Tenaga pelaksana.
- Biaya: Rp. 1.380.000

10.POA, SATUAN ACARA PELAKSANAAN DAN TABEL HIPOPOC

A. MMD (Musyawarah Mufakat Desa)


Plan Of Action (POA) MMD
Nama POA : POA Musyawarah Mufakat Desa (MMD)
Desa/Kecamatan : Desa Piliana, Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah.
Tujuan Langkah -Langkah Strategi Kegiatan Sumber daya Penanggung jawab
Kegiatan Instansi/Personil Target & Waktu Jenis dan Sumber
Langsung Pendukung Sasaran (Durasi) Jumlah
Langsung

Mendapatkan 1. Persiapan Mahasiswa, - Target : -Persiapan: 10 menit. - Surat Perizinan: 5 x Rp. 2.000= Rp.10.000 Mahasiswa Atika Indah Putri Rahardja
perizinan, a. Mengundang para Kepala Stakeholder - Form daftar hadir: 1 x Rp. 500 = Rp. 500
-Pelaksanaan: 15 menit
kesepakatan stakeholder setempat seperti Desa, Ketua setempat seperti - MOU: 15 x Rp. 2.000 = Rp. 30.000
serta solusi Kepala Desa, Ketua RW, RW, Ketua Kepala Desa, - Penutup: 5 menit - Proposal Kegiatan: 1 x Rp. 20.000 = Rp. 20.000
dari Kepala Ketua RT dan kader dalam RT dan Ketua RW, Ketua - Pulpen: 1 pak x Rp. 20.000 = Rp. 20.000
- Total: 30 menit.
Desa, ketua proses perizinan kegiatan kader. RT dan kader - Air mineral: 1 dus x Rp.25.000 = Rp.25.000
RW, ketua RT gizi yang akan dilakukan. posyandu di Desa -Snack : (Isi 3 pcs @ Rp.7.000): 20 x Rp. 7.000 = Rp.
dan kader b. Menentukan waktu dan Piliana, Maluku 140.000
untuk dapat tempat yang akan Tengah. -Total Biaya : Rp. 245.500
melaksanakan digunakan.
setiap kegiatan c. Menyiapkan materi yang Sasaran :
program gizi berkaitan dengan kegiatan Ibu balita dan ibu
di Desa atau program gizi yang akan hamil.
Piliana, dilaksanakan.
Maluku d. Menyiapkan surat perizinan
Tengah. dan MOU untuk kegiatan
yang akan dilaksanakan.
e. Membuat rundown kegiatan
intervensi gizi.
f. Membuat daftar hadir.

2. Pelaksanaan
a. Memaparkan apa saja
masalah gizi yang ada serta
tujuan pelaksanaan program
gizi yang akan dilaksanakan
kepada para stakeholder dan
tokoh masyarakat.
b. Memaparkan apa saja
kegiatan dan program
intervensi gizi yang akan
dilaksanakan di daerah
tersebut.
c. Melakukan musyawarah
untuk mencapai mufakat
dengan para stakeholder dan
terkait dengan perizinan.
d. Menandatangani surat
perizinan dan MOU oleh
pelaksana kegiatan dan
pihak stakeholder dan tokoh
masyarakat.
3. Monitoring dan evaluasi.
a. Daftar kehadiran peserta.
b. Kemudahan akses dalam
pelaksanaan kegiatan.
c. Partisipasi dan antusias
masyarakat daerah setempat
dalam kegiatan.
d. Disetujui dan diberikan izin
untuk melakukan program
intervensi gizi.
Satuan Acara Pelaksanaan (SAP) MMD
Nama Kegiatan : Musyawarah Mufakat Desa (MMD)
Topik : Meminta perizinan dalam penyelenggaraan program intervensi gizi
Deskripsi Kegiatan Pokok Bahasan Sasaran & Target Metode Waktu (Tanggal & Lokasi Alat Bantu/Media Evaluasi
Jam)
Mendiskusikan masalah  Menyampaikan apa saja Target: Kepala Ceramah dan tanya Rabu, 20 Januari 2021 Posyandu Desa Piliana,  Surat izin 5 lembar dan form daftar Diizinkannya
gizi yang terdapat di masalah gizi yang ada di Desa, Ketua RT, jawab @ 10.00 – 10.30 WIT Kecamatan Tehoru, hadir. mahasiswa untuk
Desa Piliana, Maluku wilayah tersebut. Ketua RW dan Maluku Tengah  Proposal kegiatan. melaksanakan
Tengah hingga  Menyampaikan rencana kader Posyandu.  Media: Power point, proyektor dan program intervensi
mendapatkan program intervensi gizi. Sasaran: rundown acara. gizi yang sudah
kesepakatan pemecahan  Tanya jawab bersama stake Ibu balita dan ibu direncanakan.
masalah yang nantinya holder. hamil.
akan dilakukan program
intervensi gizi yang
sudah direncanakan.

Tabel Hipopoc MMD


Nama Kegiatan : Musyawarah Mufakat Desa (MMD)
Nama Desa/Kecamatan : Desa Piliana, Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah.
Input Proses Output Outcome
a. Ints/Personil Langsung: Persiapan: 1. Kepala Desa, Ketua RW, ketua RT dan kader Posyandu 1. Terlaksananya program intervensi gizi yang sudah
Mahasiswa 1. Koordinasi dengan kader, Kepala Desa, ketua mengetahui apa saja permasalahan gizi yang ada di Desa direncanakan dengan baik dan teratur.
b. Ints/Personil Pendukung: RW dan ketua RT serta mengajukan izin untuk Piliana, Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah. 2. Pelaksanaan program intervensi gizi dapat diterima dan
 Kader Posyandu. melakukan kegiatan intervensi gizi. 2. Kepala Desa, Ketua RW, ketua RT dan kader Posyandu diikuti oleh masyarakat.
 Kepala Desa. 2. Menentukan waktu dan tempat yang akan menyetujui kegiatan program intervensi gizi.
 Ketua RT digunakan. 3. Kepala Desa, Ketua RW, ketua RT dan kader Posyandu
 Ketua RW 3. Menyiapkan power point yang berisi hasil menandatangani surat perizinan hasil kesepakatan
c. Alat /Bahan dan Jumlah: analisis masalah gizi di Desa Piliana, program gizi.

 Form daftar hadir Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah.

 Timeline kegiatan 4. Menyiapkan daftar intervensi yang akan


dilakukan di Desa Piliana, Kecamatan Tehoru,
 Hasil analisis problem tree
Maluku Tengah.
balita.
5. Membuat daftar hadir tamu undangan
 Form daftar hadir : 1 x Rp. 500
= Rp. 500
Pelaksanaan
 Surat izin : 5 x Rp 2.000 = Rp
1. Pembukaan
10.000
2. Memaparkan apa saja masalah gizi yang ada di
 MOU: 15 x Rp 2.000 = Rp
Desa Piliana, Kecamatan Tehoru, Maluku
30.000
Tengah.
 Proposal kegiatan: 1 x Rp.
3. Menyampaikan kegaiatn dan program rencana
20.000 = Rp. 20.000
intervensi gizi yang akan dilaksanakan di daerah
 Pulpen: 1 x Rp. 20.000 = Rp.
tersebut.
20.000
4. Melakukan tanya jawab.
 Snack dan air mineral: Rp.
5. Dihasilkan musyawarah mufakat dan
165.000
ditandatanganinya surat perizinan dan MOU
 Jumlah dana: Rp. 245.500,-
oleh stake holder setempat.
d. Sumber: Mahasiswa
6. Penutup
e. Lokasi: Posyandu Desa Piliana,
Kecamatan Tehoru, Maluku
Monitoring dan evaluasi
Tengah.
1. Kemudahan akses dalam pelaksanaan kegiatan.
2. Partisipasi dan antusias masyarakat daerah
setempat dalam kegiatan.
3. Disetujui dan diberikan izin untuk melakukan
program intervensi gizi.
B. Penyuluhan
Plan Of Action (POA) Penyuluhan
Nama POA : POA Penyuluhan Gizi Seimbang dan Pola Asuh Pada 1000 HPK.
Desa/Kecamatan : Desa Piliana, Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah.
Tujuan Langkah -Langkah Strategi Kegiatan Sumber daya Penanggung jawab
Kegiatan Instansi/Personil Target & Waktu Jenis dan Sumber

Langsung Pendukung Sasaran (Durasi) Jumlah


Langsung
Meningkatkan 1. Persiapan Mahasiswa Kader Sasaran : -Persiapan: 20 menit. - Form daftar hadir: 1 x Rp. 500 = Rp. 500 Mahasiswa Innas Yuniar
pengetahuan a. Mengundang ibu balita dan Posyandu Desa Seluruh ibu balita - Poster: 3 x Rp. 10.000= Rp. 30.000 Ramadhani
-Pelaksanaan: 30 menit
ibu balita dan ibu hamil di sekitar daerah Piliana dan ibu hamil di - Leaflet: 20 x Rp. 2.500 = Rp. 50.000
ibu hamil Posyandu Desa Piliana Desa Piliana, - Penutup: 5 menit - Form pre test dan post test: 20 x Rp. 2.000 = Rp.
terkait gizi melalui kader Posyandu Maluku Tengah. 40.000
- Total: 55 menit.
seimbang dan untuk melakukan kegiatan - Papan Jalan: 20 x Rp.5.000 : Rp. 100.000
pola asuh yang penyuluhan tentang gizi Target:
- Pulpen: 1 pak x Rp. 20.000 = Rp. 20.000
baik dan benar seimbang dan pola asuh 10 ibu balita dan
- Air mineral: 1 dus x Rp. 25.000 = Rp. 25.000
untuk anak yang baik. 5 ibu hamil.
- Snack : (Isi 3 pcs @ Rp.7.000): 20 x Rp. 7.000 = Rp.
dimulai dari b. Menyiapkan materi yang
140.000
1000 HPK. akan disampaikan.
- Total Biaya : Rp. 405.500
c. Menyiapkan soal pre test
dan post test.
d. Menyiapkan tempat dan
peralatan yang dibutuhkan
selama kegiatan
berlangsung.
e. Membuat suasana yang
nyaman dan kondusif dalam
penyuluhan.
f. Membuat daftar hadir
peserta.

2. Pelaksanaan
a. Mengumpulkan dan
meminta ketersediaan ibu
balita dan ibu hamil untuk
melakukan penyuluhan gizi
seimbang dan pola asuh
yang baik.
b. Pembukaan kegiatan
penyuluhan oleh ketua
pelaksana dan
menyampaikan maksud dari
program penyuluhan gizi
seimbang dan pola asuh.
c. Melakukan pengisian pre
test.
d. Memberikan materi
penyuluhan tentang gizi
seimbang dan pola asuh
yang baik dan benar pada
anak bersama dengan kader
posyandu.
e. Melakukan sesi FGD dan
tanya jawab bersama ibu
balita, ibu hamil dan kader
posyandu yang mengikuti
acara.
f. Melakukan pengisian post
test.
g. Penutupan.

3. Monitoring dan evaluasi.


a. Kehadiran peserta dalam
proses penyuluhan sesuai
dengan target.
b. Partisipasi aktif dari peserta
penyuluhan.
c. Peningkatan pengetahuan
dan perubahan perilaku pada
ibu balita dan ibu hamil
terkait dengan gizi seimbang
dan pola asuh yang baik
pada balita.
d. Seluruh peserta penyuluhan
mengetahui manfaat dari
kegiatan penyuluhan ini.

Satuan Acara Pelaksanaan (SAP) Penyuluhan


Nama Kegiatan : Penyuluhan Ibu Balita dan Ibu Hamil.
Topik : Gizi Seimbang dan Pola Asuh Yang Baik pada 1000 HPK.
Deskripsi Kegiatan Pokok Bahasan Sasaran & Target Metode Waktu (Tanggal & Lokasi Alat Bantu/Media Evaluasi
Jam)
Serangkaian kegiatan  Memaparkan pengertian gizi Sasaran : Ceramah, FGD dan pre Sabtu, 22 Januari 2021 Posyandu Desa Piliana,  Form pretest dan form post test. - Kehadiran peserta
penyuluhan gizi seimbang bagi anak. Seluruh ibu balita – post test. @ 09.00 – 10.00 WIT Kecamatan Tehoru,  Form daftar hadir. penyuluhan.
seimbang dan pola asuh  Menjelaskan manfaat dan dan ibu hamil di Maluku Tengah  Media: - Peningkatan
dengan metode pentingnya gizi seimbang dari Desa Piliana, - Poster mengenai gizi seimbang, ASI pengetahuan ibu
ceramah, FGD dan pre janin hingga anak berumur 2 Maluku Tengah. eksklusif dan stunting. balita dan ibu hamil
– post test untuk tahun karena anak berada pada - Leaflet mengenai gizi seimbang, dalam pre test dan
meningkatkan periode emas pertumbuhan. Target: ASI eksklusif dan stunting. post test terkait
pengetahuan ibu balita  Memaparkan pengertian 10 ibu balita dan 5 dengan gizi
dan ibu hamil mengenai stunting. ibu hamil. seimbang dan pola
gizi seimbang dan pola  Menjelaskan pentingnya asuh yang baik pada
asuh yang baik pada pemberian ASI Eksklusif sebagai balita.
1000 HPK anak. salah satu upaya pencegahan
stunting.
 Menjelaskan apa saja bahaya dan
dampak dari stunting bagi anak.

Tabel Hipopoc Penyuluhan


Nama Kegiatan : Penyuluhan Ibu Balita dan Ibu Hamil mengenai Gizi Seimbang dan Pola Asuh Pada 1000 HPK.
Nama Desa/Kecamatan : Desa Piliana, Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah.
Input Proses Output Outcome
a. Ints/Personil Langsung: Persiapan: 1. 70% peserta penyuluhan dapat hadir. 1. Ibu balita dapat memahami hal – hal yang harus dilakukan
Mahasiswa 1. Mengundang ibu balita dan ibu hamil di sekitar 2. 70% peningkatan pengetahuan peserta melalui post test. untuk mencegah anaknya dari stunting.
b. Ints/Personil Pendukung: daerah Posyandu Desa Piliana melalui kader 2. Ibu hamil memberikan ASI Eksklusif ke bayi nya hingga
Posyandu untuk melakukan kegiatan usia 6 bulan pertama.
 Kader Posyandu. penyuluhan tentang gizi seimbang dan pola asuh 3. Ibu balita dan ibu hamil mampu menerima penjelasan
c. Alat /Bahan dan Jumlah: yang baik. mengenai materi dengan baik melalui peningkatan
 Form daftar hadir 2. Menyiapkan materi yang akan disampaikan. pengetahuan setelah dilakukan nya diskusi yang ditandai

 Poster 3. Menyiapkan soal pre test dan post test. dengan meningkatnya hasil post- test.

 Leaflet 4. Menyiapkan tempat dan peralatan yang


dibutuhkan selama kegiatan berlangsung.
 Form pre test dan post test.
5. Membuat daftar hadir
 Form daftar hadir: 1 x Rp. 500 =
Rp. 500
Pelaksanaan
 Poster: 3 x Rp. 10.000= Rp.
1. Pembukaan
30.000
2. Mengumpulkan dan meminta ketersediaan ibu
 Leaflet: 20 x Rp. 2.500 = Rp.
balita dan ibu hamil untuk melakukan
50.000
penyuluhan gizi seimbang dan pola asuh yang
 Form pre test dan post test: 20 x
baik.
Rp. 2.000 = Rp. 40.000
3. Pembukaan kegiatan penyuluhan oleh ketua
 Papan Jalan: 20 x Rp.5.000 =
pelaksana dan menyampaikan maksud dari
Rp. 100.000
program penyuluhan gizi seimbang dan pola
 Pulpen: 1 pak x Rp. 20.000 =
asuh.
Rp. 20.000
4. Melakukan pengisian pre test.
 Snack dan air mineral: Rp.
5. Memberikan materi penyuluhan tentang gizi
165.000
seimbang dan pola asuh yang baik dan benar
 Total Biaya: Rp. 405.500
pada anak bersama dengan kader posyandu.
d. Sumber: Mahasiswa
6. Melakukan sesi FGD dan tanya jawab bersama
e. Lokasi: Posyandu Desa Piliana,
ibu balita, ibu hamil dan kader posyandu yang
Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah.
mengikuti acara.
7. Melakukan pengisian post test.
8. Penutupan.

Monitoring dan evaluasi


1. Kehadiran peserta dalam proses penyuluhan
sesuai dengan target.
2. Partisipasi aktif dari peserta penyuluhan.
3. Peningkatan pengetahuan dan perubahan
perilaku pada ibu balita dan ibu hamil terkait
dengan gizi seimbang dan pola asuh yang baik
pada balita.
4. Seluruh peserta penyuluhan mengetahui
manfaat dari kegiatan penyuluhan ini.

C. Emodemo
Plan Of Action (POA) Emodemo
Nama POA : POA Emodemo Isi Piringku.
Desa/Kecamatan : Desa Piliana, Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah.
Tujuan Langkah -Langkah Strategi Kegiatan Sumber daya Penanggung jawab
Kegiatan Instansi/Personil Target & Waktu Jenis dan Sumber

Langsung Pendukung Sasaran (Durasi) Jumlah


Langsung

Penyuluhan isi 1. Persiapan Mahasiswa Kader Sasaran: -Persiapan: 10 menit. - Form daftar hadir: 1 x Rp. 500 = Rp. 500 Mahasiswa Shavira Nurulita
piringku untuk a. Mengundang ibu balita di Posyandu Seluruh ibu balita
meningkatkan sekitar daerah Posyandu Desa Piliana di Desa Piliana, - Puzzle: 1 x Rp. 50.000 = Rp. 50.000
-Pelaksanaan: 30 menit
pengetahuan Desa Piliana melalui kader Maluku Tengah. - Papan kardus: 2 x Rp. 5.000 = Rp. 10.000
ibu balita Posyandu untuk melakukan - Penutup: 5 menit - Form pre – post test: 15 x Rp. 2.000 = Rp. 30.000
terkait kegiatan penyuluhan Target : - Pulpen: 1 pak x Rp. 20.000 = Rp. 20.000
- Total: 45 menit.
kelengkapan emodemo tentang isi 10 ibu balita - Air mineral: 15 pcs x Rp. 1.000 = Rp. 15.000
komponen piringku. - Snack : (Isi 3 pcs @ Rp.7.000): 15 x Rp. 7.000 = Rp.
yang terdapat b. Menyiapkan materi yang 105.000
pada menu akan disampaikan. - Total Biaya : Rp. 230.500
makan balita c. Menyiapkan soal pre test dan
serta post test.
kandungan zat d. Menyiapkan peralatan
gizi seimbang puzzle untuk penyuluhan
dan porsi emodemo isi piringku.
makanan yang e. Menyiapkan tempat yang
cukup dari dibutuhkan selama kegiatan
setiap berlangsung.
komponen f. Membuat suasana yang
makanan dari nyaman dan kondusif dalam
setiap menu penyuluhan.
makan. g. Membuat daftar hadir
peserta.

2. Pelaksanaan
a. Mengumpulkan dan
meminta ketersediaan ibu
balita untuk melakukan
penyuluhan emodemo isi
piringku.
b. Pembukaan kegiatan
penyuluhan oleh ketua
pelaksana dan
menyampaikan maksud dari
program penyuluhan
emodemo isi piringku.
c. Melakukan pengisian pre
test.
d. Memberikan materi
penyuluhan tentang isi
piringku.
e. Melakukan kegiatan emo
demo pada ibu balita
bersama kader posyandu.
f. Melakukan tanya jawab.
g. Melakukan pengisian post
test.
h. Penutup.

3. Monitoring dan evaluasi.


a. Kehadiran peserta dalam
proses penyuluhan sesuai
dengan target.
b. Partisipasi aktif dari peserta
penyuluhan.
c. Peningkatan pengetahuan
dan perubahan perilaku pada
ibu balita terkait dengan
porsi makan dan jenis
makanan anak sesuai dengan
isi piringku.
d. Seluruh peserta penyuluhan
mengetahui manfaat dari
kegiatan penyuluhan ini.

Satuan Acara Pelaksanaan (SAP) Emodemo


Nama Kegiatan: Emodemo bagi Ibu Balita.
Topik : Isi Piringku Demi Masa Depanku.
Deskripsi Kegiatan Pokok Bahasan Sasaran & Target Metode Waktu (Tanggal & Lokasi Alat Bantu/Media Evaluasi
Jam)
Serangkaian kegiatan  Menyampaikan pengertian dari Sasaran: Ceramah, games, pre Sabtu, 22 Januari 2021 Posyandu Desa Piliana,  Form daftar hadir. - Kehadiran peserta
penyuluhan tentang isi isi piringku. Seluruh ibu balita – post test dan tanya @ 13.00 – 13.45 WIT Kecamatan Tehoru,  Form pre – post test. penyuluhan.
piringku dengan  Memaparkan manfaat dari isi di Desa Piliana, jawab Maluku Tengah  Media: Power point, proyektor, - Peningkatan
metode ceramah dan piringku. Maluku Tengah. puzzle, papan kardus, kursi dan meja. pengetahuan dan
games menggunakan  Menyampaikan apa saja perubahan perilaku
puzzle isi piringku komponen dari isi piringku. Target : pada ibu balita
untuk meningkatkan 10 ibu balita terkait dengan porsi
pengetahuan ibu balita makan dan jenis
terkait porsi dan jenis makanan anak sesuai
makanan yang baik dan dengan isi piringku.
sesuai dengan anjuran
isi piringku.

Tabel Hipopoc Emodemo


Nama Kegiatan : Emodemo Isi Piringku Demi Masa Depanku
Nama Desa/Kecamatan : Desa Piliana, Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah.
Input Proses Output Outcome
a. Ints/Personil Langsung: Persiapan: 1. 70% peserta penyuluhan dapat hadir. 1. Timbulnya kesadaran pada diri ibu balita dalam
Mahasiswa 1. Mengundang ibu balita di sekitar daerah 2. 70% ibu balita memiliki pemahaman terkait dengan memberikan makanan kepada anaknya dengan menu yang
b. Ints/Personil Pendukung: Posyandu Desa Piliana melalui kader manfaat dan kegunaan dari pedoman isi piringku. beragam, sesuai dengan porsi dan kecukupan gizinya.
 Kader Posyandu. Posyandu untuk melakukan kegiatan 2. Ibu balita dapat menerapkan pedoman isi piringku dalam
c. Alat /Bahan dan Jumlah: penyuluhan emodemo tentang isi piringku. kehidupan sehari – hari.
 Form daftar hadir 2. Menyiapkan materi yang akan disampaikan.

 Form pre – post test. 3. Menyiapkan peralatan puzzle untuk


penyuluhan emodemo isi piringku.
 Puzzle isi piringku. 4. Menyiapkan tempat yang dibutuhkan selama
 Papan kardus kegiatan berlangsung.

 Form daftar hadir : 1 x Rp. 500 5. Membuat suasana yang nyaman dan kondusif
= Rp. 500 dalam penyuluhan.

 Form pre – post test: 15 x Rp. 6. Membuat daftar hadir


2.000 = Rp. 30.000
 Puzzle: 1 x Rp. 50.000 = Pelaksanaan
Rp.50.000 1. Pembukaan
2. Mengumpulkan dan meminta ketersediaan ibu
 Papan kardus: 2 x Rp. 5.000 =
balita untuk melakukan penyuluhan emodemo
Rp. 10.000
isi piringku.
 Pulpen: 1 x Rp. 20.000 = Rp.
3. Menyampaikan maksud dari program
20.000
penyuluhan emodemo isi piringku.
 Snack dan air mineral: Rp.
4. Melakukan pengisian pre test.
120.000
5. Memberikan materi penyuluhan tentang isi
 Jumlah dana: Rp. 230.500,-
piringku.
d. Sumber: Mahasiswa
6. Melakukan kegiatan emo demo pada ibu balita
e. Lokasi: Posyandu Desa Piliana,
bersama kader posyandu.
Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah.
7. Melakukan tanya jawab.
8. Melakukan pengisian post test.
9. Penutup.

Monitoring dan evaluasi


1. Kehadiran peserta dalam proses penyuluhan
sesuai dengan target.
2. Partisipasi aktif dari peserta penyuluhan.
3. Peningkatan pengetahuan dan perubahan
perilaku pada ibu balita terkait dengan porsi
makan dan jenis makanan anak sesuai dengan
isi piringku.
4. Seluruh peserta penyuluhan mengetahui
manfaat dari kegiatan penyuluhan ini.

D. Teknologi Tepat Guna (TTG)


Plan Of Action (POA) Teknologi Tepat Guna (TTG)
Nama POA : POA TTG Nugget Ikan Wortel.
Desa/Kecamatan : Desa Piliana, Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah.
Tujuan Langkah -Langkah Strategi Kegiatan Sumber daya Penanggung jawab
Kegiatan Instansi/Personil Target & Waktu Jenis dan Sumber

Langsung Pendukung Sasaran (Durasi) Jumlah


Langsung

Memberikan 1. Persiapan Mahasiswa Kader Sasaran : -Persiapan: 15 menit. - Form daftar hadir: 1 x Rp. 500 = Rp. 500 Mahasiswa Anisa Riski Nuraini
inovasi produk a. Mengundang ibu balita dan Posyandu Seluruh ibu balita - Poster: 3 x Rp. 10.000= Rp. 30.000 dan Yeni Firdausiah
-Pelaksanaan: 40 menit
makanan ibu hamil di sekitar daerah Desa Piliana dan ibu hamil di - Panduan resep TTG: 20 x Rp. 3.000 = Rp. 60.000 Agusti
kepada ibu Posyandu Desa Piliana Desa Piliana,
balita dan ibu melalui kader Posyandu Maluku Tengah. - Penutup: 5 menit - Form post test: 20 x Rp. 1.000 = Rp. 20.000
hamil untuk untuk melakukan kegiatan - Pulpen: 1 pak x Rp. 20.000 = Rp. 20.000
- Total: 60 menit.
meningkatkan TTG menggunakan bahan Target : - Peralatan masak(kompor, wajan, baskom, sendok,
keterampilan pangan lokal yaitu membuat 10 ibu balita dan sutil, saringan,dll): 1 paket x Rp. 100.000 = Rp.
ibu balita nugget ikan wortel. 5 ibu hamil. 100.000
dalam b. Menyiapkan resep masakan - Bahan demo masak:
melakukan yang akan dipraktekkan. - Ikan kerapu: ½ kg x Rp. 130.000 = Rp. 65.000.
pengolahan c. Menyiapkan tempat dan - Wortel: ½ kg x Rp. 8.000 = Rp. 4.000.
bahan peralatan yang dibutuhkan - Tepung terigu: ½ kg x Rp. 10.000 = Rp. 5.000
makanan selama kegiatan - Tepung roti: ¼ kg x Rp. 15.000 = Rp. 7.500.
dengan berlangsung. - Telur: 2 butir x Rp. 2.000 = Rp. 4.000.
memanfaatkan d. Membuat suasana yang - Minyak goreng: ½ liter x Rp. 28.000 = Rp. 16.000
bahan pangan nyaman dan kondusif. - Air mineral: 1 dus x Rp. 25.000 = Rp. 25.000
lokal. 2. Pelaksanaan - Snack : (Isi 3 pcs @ Rp.7.000): 20 x Rp. 7.000 = Rp.
a. Mengumpulkan dan 140.000
meminta ketersediaan ibu - Total Biaya : Rp. 497.000
balita dan ibu hamil untuk
melakukan demo masak
TTG nugget ikan wortel.
b. Pembukaan kegiatan oleh
ketua pelaksana dan
menyampaikan maksud dari
program TTG.
c. Menyampaikan apa yang
akan dipraktekkan dalam
sesi TTG.
d. Mengajak peserta
melakukan demo masak
TTG bersama – sama.
e. Melakukan tanya jawab
bersama ibu balita, ibu hamil
dan kader posyandu yang
mengikuti acara.
f. Melakukan pengisian post
test.
g. Penutupan.
3. Monitoring dan evaluasi.
a. Kehadiran peserta dalam
proses penyuluhan sesuai
dengan target.
b. Partisipasi aktif dari peserta
penyuluhan.
c. Tingkat minat peserta dalam
mengikuti kegiatan demo
masak membuat inovasi
produk pangan.
d. Seluruh peserta penyuluhan
mengetahui manfaat dari
kegiatan penyuluhan ini.

Satuan Acara Pelaksanaan (SAP) Teknologi Tepat Guna (TTG)


Nama Kegiatan : Teknologi Tepat Guna (TTG) pada Ibu Balita dan Ibu Hamil.
Topik : Inovasi produk nugget ikan wortel.
Deskripsi Kegiatan Pokok Bahasan Sasaran & Target Metode Waktu (Tanggal & Lokasi Alat Bantu/Media Evaluasi
Jam)
Serangkaian kegiatan Berkreasi mengolah makanan yang Sasaran : Demonstasi Minggu, 23 Januari Posyandu Desa Piliana,  Form daftar hadir. - Kehadiran peserta
inovasi produk dengan inovatif berbasis bahan pangan Seluruh ibu balita pembuatan nugget 2021 @ 09.00 – 10.00 Kecamatan Tehoru, Maluku  Poster. dalam proses
metode demo masak lokal sumber protein (ikan) agar dan ibu hamil di ikan wortel WIT Tengah  Panduan resep TTG. penyuluhan sesuai
untuk meningkatkan menjadi penambah nafsu makan Desa Piliana,  Form post test. dengan target.
keterampilan ibu balita dan digemari oleh balita. Maluku Tengah. - Minat peserta dalam
 Media: Alat masak.
dan ibu hamil dalam mengikuti kegiatan
membuat inovasi Target : demo masak membuat
produk makanan yaitu 10 ibu balita dan 5 inovasi produk pangan
untuk PMT sumber ibu hamil. meningkat.
protein. - Pengetahuan peserta
mengenai inovasi
produk pangan
menggunakan bahan
lokal meningkat.

Tabel Hipopoc Teknologi Tepat Guna (TTG)


Nama Kegiatan : Teknologi Tepat Guna (TTG) pada Ibu Balita dan Ibu Hamil Inovasi Nugget Ikan Wortel.
Nama Desa/Kecamatan : Desa Piliana, Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah.
Input Proses Output Outcome
a. Ints/Personil Langsung: Persiapan: 1. 70% peserta penyuluhan dapat hadir. 1. Menambah kreativitas dan ketertarikan peserta dalam
Mahasiswa 1. Mengundang ibu balita dan ibu hamil di 2. 70% ibu balita memiliki pemahaman baru terkait dengan megolah inovasi produk pangan “Nugget Ikan Wortel”
b. Ints/Personil Pendukung: sekitar daerah Posyandu Desa Piliana melalui inovasi produk pangan menggunakan bahan pangan lokal. menjadi makanan berbahan dasar sumber protein yang baik
 Kader Posyandu. kader Posyandu untuk melakukan kegiatan 3. 70% ibu balita dan ibu hamil mengetahui cara bagi balita maupun ibu hamil
c. Alat /Bahan dan Jumlah: TTG menggunakan bahan pangan lokal yaitu memanfaatkan bahan lokal menjadi makanan yang bergizi.
 Form daftar hadir membuat nugget ikan wortel.

 Peralatan masak 2. Menyiapkan resep masakan yang akan

 Poster dipraktekkan.
3. Menyiapkan tempat dan peralatan yang
 Panduan resep TTG
dibutuhkan selama kegiatan berlangsung.
 Form post test. 4. Membuat suasana yang nyaman dan kondusif.
 Form daftar hadir : 1 x Rp. 500 5. Membuat daftar hadir peserta.
= Rp. 500 Pelaksanaan
 Form post tes: 20 x Rp. 1.000 = 1. Pembukaan
Rp. 20.000 2. Mengumpulkan dan meminta ketersediaan ibu

 Poster: 3 x Rp. 10.000= Rp. balita dan ibu hamil untuk melakukan demo

30.000 masak TTG nugget ikan wortel.

 Panduan resep TTG: 20 x Rp. 3. Menyampaikan maksud dari program TTG.


3.000 = Rp. 60.000 4. Menyampaikan apa yang akan dipraktekkan

 Pulpen: 1 pak x Rp. 20.000 = dalam sesi TTG.

Rp. 20.000 5. Mengajak peserta melakukan demo masak


TTG bersama – sama.
 Peralatan masak(kompor, wajan,
6. Melakukan tanya jawab bersama ibu balita,
baskom, sendok, sutil,
ibu hamil dan kader posyandu yang mengikuti
saringan,dll): 1 paket x Rp.
acara.
100.000 = Rp. 100.000
7. Mengikuti post test
 Bahan demo masak:
8. Penutup
- Ikan kerapu: ½ kg x Rp.
Monitoring dan evaluasi
130.000 = Rp. 65.000.
1. Kehadiran peserta dalam proses penyuluhan
- Wortel: ½ kg x Rp. 8.000 =
sesuai dengan target.
Rp. 4.000.
2. Partisipasi aktif dari peserta penyuluhan.
- Tepung terigu: ½ kg x Rp.
3. Tingkat minat peserta dalam mengikuti
10.000 = Rp. 5.000
kegiatan demo masak membuat inovasi produk
- Tepung roti: ½ kg x Rp.
pangan.
15.000 = Rp. 7.500
4. Seluruh peserta penyuluhan mengetahui
- Telur: 2 butir x Rp. 2.000 =
manfaat dari kegiatan penyuluhan ini.
Rp. 4.000.
- Minyak goreng: ½ liter x Rp.
28.000 = Rp. 16.000
 Snack dan air mineral: Rp.
165.000
 Jumlah dana: Rp. 497.000,-
d. Sumber: Mahasiswa
e. Lokasi: Posyandu Desa Piliana,
Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah.

Anda mungkin juga menyukai