PENDAHULUAN
1
2
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui potensi dan keragaman tanaman
apa saja yang dapat dimanfaatkan sebagai sayuran di kabupaten sumenep.
I.6 Hipotesis
Diduga terdapat keragaman tanaman yang berpotensi untuk dimanfaatkan
sebagai tanaman sayuran di kabupaten sumenep.
II. TINJAUAN PUSTAKA
4
5
pada tahun 2011 terjadi pada bulan April sebesar 6 Knot. Arah angin pada
umumnya lebih dominan 50% berasal dari arah timur terjadi pada bulan mei s/d
Oktober 2011, sedangkan sisanya berasal dari Calm sebesar 33,33% terjadi
pada bulan Maret s/d Mei dan September 2011 dan arah laut 16,67% terjadi
pada bulan Februari dan September 2011 (Statistik, 2021).
Keadaan cuaca dalam setahun di Kabupaten Sumenep pada tahun 2011
dipengaruhi oleh temperatur, kelembabab dan tekanan udara. Rata—rata
temperatur, kelembaban dan tekanan udara, Rata-rata temperatur maximum di
0
kabupaten sumenep dalam setahun sebesar 31,5 C/bulan.sedangkan
0
temperature minimum rata-rata sebesar 25,0 C/bulan. Kelembaban udara
maximum pada tahun 2011 rata-rata 91%/bulan. Sedangkan kelembaban udara
minimum rata-rata sebesar 77%/bulan. Tekanan udara maximum rata-rata dalam
satu tahun sebesar 10008,2 mbs/bulan. Suhu udara maximum rata-rata terendah
sebesar 31,5 0C, dan suhu udara minimum rata-rata sebesar 25,0 0C/bulan.
Rata-rata curah hujan berdasarkan data dari Stasiun Meteorology dan Geofisika
Kalianget sebesar 103,2 mm. Curah huajn terendah terjadi bulan Mei s/d Oktober
2011 bahkan tidak ada sama sekali. Dengan demikian setiap tahun hampir
semua daerah Kabupaten Sumenep mengalami kering yang agak panjang
(Statistik, 2021).
Menurut Bapeda (2013) Kabupaten sumenep secara umum berada pada
ketinggian antara 0-500 meter diatas permukaan laut. Sedangkan sebagian lagi
berada pada ketinggian antara 500-1000 meter diatas permukaan laut, sehingga
ketinggian lahan di Kabupaten Sumenep dapat dikategorikan menjadi 2 bagian.
pertama, wilayah dengan ketinggian 0-500 meter dpl seluas 208.697,40 Ha atau
mencapai luasan sekitar 99,72% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Sumenep.
Kedua, wilayah yang memiliki ketinggian 500-1000 meter dpl mencapai luasan
578,42 Ha atau sekitar 0,28% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Sumenep.
Struktur tanah yang ada di kabupaten Sumenep sebagian besar terdiri dari
jenis tanah alluvial, mediteran, grumosol, dan regosol. Berdasarkan ciri fisik
tanah di kabupaten Sumenep dapat digolongkan sebagai berikut, Jenis tanah
Alluvial Hodromorff, terdapat di Kecamatan Saronggi dan Batang-batang. Jenis
tanah Alluvial kelabu kekuningan, Terdapat di kecamatan kota Sumenep dan
Saronggi. Jenis tanah Litosol, terdapat di kecamatan Guluk-guluk dan Lenteng.
6
Gambar 2. 2 Brokoli
(Susilawati, 2017)
3. Bunga Turi (Sesbania grandiflora)
(Susilawati, 2017)
5. Bunga Pepaya
Gambar 2. 6 Terong
(Susilawati, 2017)
2. Mentimun (Cucumis sativus)
10
Gambar 2. 7 Mentimun
(Susilawati, 2017)
3. Tomat (Lycopersicum esculentum Mil)
Gambar 2. 8 Tomat
(Susilawati, 2017)
4. Labu siam (Sechium edule)
Gambar 2. 10 Buncis
(Susilawati, 2017)
Gambar 2. 11 Kapri
(Susilawati, 2017)
3. Kacang panjang (Vigna sinensis)
12
Gambar 2. 14 Bayam
(Susilawati, 2017)
2. Kubis (Brassica oleracea)
Gambar 2. 15 Kubis
(Susilawati, 2017)
3. Sawi hijau (Brassica rapa)
Gambar 2. 18 Kangkung
(Susilawati, 2017)
6. Selada (Lactuca sativa)
Gambar 2. 19 Selada
16
(Susilawati, 2017)
e. Sayuran Batang (Stem vegetables)
1. Asparagus (Asparagus officinalis)
Gambar 2. 20 Asparagus
(Susilawati, 2017)
2. Rebunga bambu (Bambusa oldhamii)
Gambar 2. 22 Kailan
(Susilawati, 2017)
17
18
Gambar 2. 24 Lobak
(Susilawati, 2017)
3. Wortel (Daucus carota L.)
Gambar 2. 25 Wortel
19
(Susilawati, 2017)
4. Kentang (Solanum tuberosum)
Gambar 2. 26 Kentang
(Susilawati, 2017)
g. Sayuran Umbi lapis (bulb vegetables)
1. Bawang merah (Allium ascalonicum L.)
II.3 Ekplorasi
.Eksplorasi merupakan langkah awal yang perlu ditempuh dalam mencari
varietas. Eksplorasi dapat dilakukan ke beberapa daerah dan mendata informasi,
baik morfologi maupun genetika (Gusman, 2010). Menurut yusuf (2008) dalam
Suryani & Owbel, (2020) Eksplorasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan dan mengoleksi semua sumber keragaman genetic yang
tersedia.
Eksplorasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan melalui penjelajahan
lapangan dengan tujuan agar memperoleh pengetahuan lebih banyak (Sulistyo
et al., 2015). Studi eksplorasi merupakan penelitian yang berangkat dari
beberapa rasional dan petunjuk untuk mengindentifikasi masalah yang
22
sayuran yang ada di kebun maupun di pekarangan rumah dan dihabitat asli tanaman sayuran
tersebut, agar semua variasi yang ada dalam tanaman dapat diwakili.
Pendataan tanaman sayuran berdasarkan pada pemanfaatan bagian tanaman yang
diketahui melalui observasi juga wawancara dengan masyarakat sekitar lokasi titik sampel
terkait pemanfaatan yang dilakukan pada bagian tanaman yang digunakan sebagai sayur
seperti daun, batang, bunga, buah, biji, dan bagiain lain seperti tunas, kulit buah dsb.
Sumber : https://www.pinhome.id/blog/peta-madura
a. Pra-Eksplorasi
Tahapan ini dilakukan untuk mencari data sekunder berupa literatur – literatur jurnal dan
informasi ke dinas-dinas mengenai tanaman sayuran, syarat tumbuh, manfaat dan mencari
informasi dari masyarakat mengenai pekarangan, kebun maupun lokasi habitat tempat tanaman
sayuran. Selain itu mencari data atau referensi pendukung tentang tanaman sayur atau
tanaman-tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai sayur termasuk di dalamnya sayuran
25
indigenous, serta melakukan survey pasar untuk mengetahui tanaman-tanaman apa saja yang
sudah dikomersialkan di kabupaten sumenep.
26
b. Eksplorasi
Tahap selanjutnya yaitu ekplorasi, pada tahapan ini dilakukan untuk mendapatkan data
primer langsung dari tempat penelitian. Ekplorasi di lakukan di Kecamatan Ambunten,
Pasongsongan, Rubaru dan Kecamatan Dasuk. Langkah langkah kegiatan Ekplorasi yaitu:
melakukan kegiatan wawancara terhadap narasumber pemilik pekarangan maupun kebun
sayuran, hasil wawancara ditulis di form yang telah disiapkan, langkah selanjutnya yaitu
mencatat hasil observasi lapang mengenai jenis tanaman sayuran apa saja yang ada di lokasi
tersebut, selanjutnya dilakukan pendataan tanaman sayuran berdasarkan pada pemanfaatan
bagian tanaman yang diketahui melalui pra-eksplorasi juga wawancara dengan masyarakat
sekitar lokasi titik sampel terkait pemanfaatan yang dilakukan pada bagian tanaman yang
digunakan sebagai sayur seperti daun, batang, bunga, buah, biji, dan bagian lain seperti tunas,
kulit buah dsb. Langkah selanjutnya yaitu dokumentasi tanaman sayuran dalam bentuk foto dan
data apa saja yang diperoleh pada observasi lapang ditulis di buku catatan lapangan Setiap
kecamatan dilakukan pengambilan 12 titik lokasi untuk mengumpulkan dan menganalisa jenis –
jenis sayuran yang ada dilokasi tersebut. Sehingga total titik pengambilan sampel dari 4
Kecamatan di Kabupaten sumenep yaitu berjumlah 48 titik lokasi penelitian.
c. Penyajian data
Penyajian data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan teks naratif. Data yang
disajikan yaitu data jenis - jenis tanaman sayuran hasil penelitian, jumlah pemanfaatan tanaman
sayuran, bagian tanaman yang dimanfaatkan seperti daun, batang, bunga dll dan hasil manfaat
tersebut (bentuk olahan). Hasil penelitian dari pemanfaatan tanaman yang ditemukan
dicantumkan nilai rata-rata pemanfaatan dalam bentuk grafik.
Data yang diperoleh akan dimasukkan dalam bentuk tabel dan dilanjutkan dengan
perhitungan persentase pada komoditi yang dimanfaatkan atau belum oleh masyarakat. setelah
itu, dilakukan analisa secara kualitatif dan deskriptif.
Rumus persentase :
27
Jumlah tanaman X
x 100 %
Total jenis tanaman
4.1. Hasil
Jambu Mete 2
1 Asam Jawa 19 Ѵ
(Tamarindus
indica)
Accem
2 Labu Kuning 7 Ѵ
(Cucubita
moschata Duch)
Labu koneng
3 Pisang 62 Ѵ
(Musa
paradisiaca var)
Gheddhang
4 Cabe Merah ȸ Ѵ
(Capsicum
Annum L.)
Cabbhi mera
5 Bayam 37 Ѵ
(Amaranthus)
Tarnya`
6 Talas ȸ Ѵ
(Colocasia
esculenta)
Tales
7 Pepaya 35 Ѵ Ѵ
(Carica papaya)
Kates
8 Lamtoro 14 Ѵ
(Leucena
leucocephala)
Plandingan
31
9 Kemangi 16 Ѵ Ѵ
(Ocimum
basilicum)
Kemangih
10 Singkong ȸ Ѵ Ѵ
(Manihot
esculenta)
Shabreng
11 Kelor 85 Ѵ
(Moringa
oleifera)
Marongghi
12 Kacang Panjang 6 Ѵ
(Vigna
unguiculata
ssp.)
Oto` Kalepat
13 Buncis 1.646 Ѵ
(Phaseolus
vulgaris)
Arches
14 Terung 562 Ѵ
(Solanum
melongena L.)
Terrong
15 Jagung 2.500 Ѵ
(Zea Mays)
Jeghung
16 Nangka 3 Ѵ
(Artocarpus
heterophyllus)
17 Cabe hijau 42 Ѵ
(Capsicum
frutescens)
Cabbhi Ijo
18 Bambu ȸ Ѵ
(Bambusa Sp.)
32
Perreng
33
Gambar 4. 1 (A) Tumpang sari singkong dan cabai rawit (B) Tumpang sari singkong dan cabai rawit (C)
Tumpang sari terung, buncis dan cabai rawit.
Petani di kecamatan rubaru sudah mengenal sistem tanaman pola tanam polikultur
dengan pola tumpang sari yaitu sistem pola tanam yang menggabungkan dua jenis atau lebih
34
tanaman dalam satu lahan dan waktu yang bersamaan, Pada Gambar 4. 1 A dapat menjadi
contoh adanya tanaman singkong yang menjadi pagar hidup dari lahan tanaman cabai rawit,
gambar B terdapat tumpang sari jagung dan cabai rawit dan gambar C terdapat tanaman terung
yang digabungkan dengan tanaman bunci dan cabai rawit. Sehingga orientasi dari pola tanam
tumpang sari tersebut dapat menjadi penunjang bagi petani dalam penjualan hasil panen,
sekalipun sebagian kecil dari hasil panen digunakan konsumtif petani.
kacang panjang juga dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Hal ini berdasarkan kurangnya
edukasi ke petani mengenai bagian tanaman yang juga dapat dijadikan sebagai sayuran.
Pada gambar 4.3 juga terdapat tanaman kelor yang dijadikan sebagai pagar lahan
tanaman jagung. Pemanfaatan tanaman kelor tersebut oleh petani di Kecamatan Rubaru hanya
digunakan untuk konsumsi sebagai kuah tidak berorientasi ke dalam penjualan hasil panen.
Tanaman pisang merupakan jenis tanaman yang tidak termasuk musiman dan dapat
berbuah setiap tahun. Tanaman pisang di Kecamatan Rubaru pada gambar 4.4 hanya dibiarkan
tumbuh dengan sendirinya tanpa adanya perlakuan lain seperti penyiraman, pemupukan dan
lainnya. Selain itu, Berdasarkan dari gambar tesebut pemanfaatan tongkol tanaman pisang di
Kecamatan Rubaru dibilang rendah dan hanya sebagian petani yang memanfaatkannya
sebagai sayuran. Sehingga perlu adanya edukasi mengenai manfaat dan kandungan dari
tongkol tanaman pisang agar dapat dimanfaatkan dan tidak dibiarkan begitu saja.
1 Asam Jawa 4 Ѵ
(Tamarindus
indica)
Accem
2 Labu Kuning 16 Ѵ
(Cucubita
moschata Duch)
Labu koneng
3 Pisang 47 Ѵ
(Musa
39
paradisiaca var)
Gheddhang
4 Sawi 3.500 Ѵ
(Brassica juncea
L.)
Sawi
5 Bayam 18 Ѵ
(Amaranthus)
Tarnya`
6 Talas ȸ Ѵ
(Colocasia
esculenta)
Tales
7 Pepaya 3 Ѵ Ѵ
(Carica papaya)
Kates
8 Lamtoro 12 Ѵ
(Leucena
leucocephala)
Plandingan
9 Kemangi 8 Ѵ Ѵ
(Ocimum
basilicum)
Kemangih
10 Singkong 4.233 Ѵ Ѵ
(Manihot
esculenta)
Shabreng
11 Kelor 195 Ѵ
(Moringa
oleifera)
Marongghi
12 Kacang Panjang 2.453 Ѵ
(Vigna
unguiculata
ssp.)
Oto` Kalepat
40
13 Mangga 9 Ѵ
(Mangifera
indica)
Pao
14 Jambu mete 2 Ѵ
(Anacardium
occidentale)
Jambu Monyet
15 Jagung 962 Ѵ
(Zea Mays)
Jeghung
16 Nangka 2 Ѵ
(Artocarpus
heterophyllus)
Nangka
17 Turi 6 Ѵ
(Sesbania
grandiflora)
Toroy
18 Bambu ȸ Ѵ
(Bambusa Sp.)
Perreng
19 Kacang Hijau 1.000 Ѵ
(Vigna radiata)
Arta`
20 Laos 1.040 Ѵ
(Alpinia
galanga)
Laos
21 Timun 3.515 Ѵ
(Cucumis
sativus)
Temon
22 Sukun 1 Ѵ
(Morinda
citrifolia)
Sokon
41
23 Mengkudu 2 Ѵ
(Luffa
acutangula)
Pache
24 Kunyit 8 Ѵ
(Curcuma longa
Linn.)
A Konyi` B
Jumlah 17.036
Tanaman sawi dan timun merupakan tanaman yang paling banyak ditemukan di
kecamatan dasuk. Hasil panen pada tanaman sawi dapat dimanfaatkan pada bagian daun
yang dapat digunakan sebagai sayur sedangkan tanaman timun pada buahnya Pola tanam
yang digunakan untuk kedua tanaman tersebut menggunakan sistem monokultur yaitu
penanaman tunggal atau satu jenis tanaman saja. Keunggulan dari pola tanam monokultur
dapat mengefisiensi terhadap biaya yang lebih rendah.
A B
43
Penanaman labu kuning oleh petani di Desa Dasuk ditanam di tanah pekarangan
tanpa memperhatikan jarak tanam dengan memanfaatkan lahan kosong yang tidak digunakan
hal tersebut juga terdapat pada tanaman talas yang ditanam disebelah lahan tanaman timun
yang kosong. Pemanfaatan tanaman labu kuning oleh petani yaitu berasal dari buahnya yang
biasanya dijadikan sayur lodeh dan untuk tanaman talas pada bagian batangnya yang juga
dapat dibuat sayur tumis dan kuah.
A B
GambarPola
4. 8 (A) Tumpang
tanam sari kacang
tumpang hijau dan
sari juga jagung
telah (B) Tumpang
banyak saridilakukan oleh petani
dilakukan
singkong dan jagung
seperti yang terdapat pada gambar 4.8 A yaitu tanaman kacang hijau dan jagung dan gambar B
singkong yang ditanam di pinggiran lahan. orientasi dari pola tanam tumpang sari tersebut
untuk memberikan nilai tambah dari hasil panen dan juga untuk mengifisensi kegagalan hasil
panen. Jagung oleh kalangan petani dimanfaatkan sebagai campuran nasi, kuah dan gorengan
sedangkan untuk kacang hijau biasa dibuat kaldu. Singkong juga bisa dimanfaatkan sebagai
campuran nasi dan lalap rebus.
Lahan pekarang rumah petani tidak jarang terdapat tanaman turi. tanaman turi
merupakan salah satu tanaman yang banyak ditemukan di depan rumah petani dengan jenis
warna yang berbeda-beda yaitu warna merah dan putih. Tanaman turi dapat di manfaatkan
sebagai sayuran pada bagian bunganya yang biasa dibuat sebagai Lalap dengan sambal..
1 Terung 11 Ѵ
(Solanum
melongena)
Terrong
2 Petai 1 Ѵ
(Parkia
speciosa)
Pette
3 Pisang 39 Ѵ
(Musa
paradisiaca var)
Gheddhang
47
4 Kecipir 54 Ѵ
(Psophorcarpus
tetragonolobus)
Kaceper
5 Bayam 7 Ѵ
(Amaranthus)
Tarnya`
6 Talas 80 Ѵ
(Colocasia
esculenta)
Tales
7 Pepaya 118 Ѵ Ѵ
(Carica papaya)
Kates
8 Lamtoro 12 Ѵ
(Leucena
leucocephala)
Plandingan
9 Jeruk Purut 1 Ѵ Ѵ
(Citrus hystrix)
Jeruk Porot
10 Singkong 104 Ѵ Ѵ
(Manihot
esculenta)
Shabreng
11 Kelor 31 Ѵ
(Moringa
oleifera)
Marongghi
12 Kacang Panjang 1.050 Ѵ
(Vigna
unguiculata
ssp.)
Oto` Kalepat
13 Bawang Merah 2.000 Ѵ
(Allium cepa L.)
Bhabhang
merah
48
14 Kangkung 104 Ѵ Ѵ
(Ipomea
aquatica)
Kangkong
15 Serai 3 Ѵ
(Cymbopogon
citratus)
Serre
16 Nangka 1 Ѵ
(Artocarpus
heterophyllus)
17 Turi 4 Ѵ
(Sesbania
grandiflora)
Toroy
18 Bambu ȸ Ѵ
(Bambusa Sp.)
Perreng
19 Kacang Hijau 1.520 Ѵ
(Vigna radiata)
Arta`
20 Seledri 5 Ѵ
(Apium
graveolens)
Seledri
21 Timun 8 Ѵ
(Cucumis
sativus)
Temon
22 Tomat 510 Ѵ
(Solanum
lycopersicum)
Tomat
23 Bawang Daun 33 Ѵ
(Allium porrum)
Bhabang Dhaun
24 Kunyit 21 Ѵ
49
(Curcuma longa
Linn.)
Konyi`
25 Gambas 31 Ѵ
(Luffa
acutangula)
Langker
26 Ubi 87 Ѵ
(Ipomea
batatas)
Obhi
27 Cabai 1.008 Ѵ
(Capsicum
frutescens)
Jumlah 6.843
50
ada perawatan khusus seperti penyiangan, pemupukan dan perawatan. Padahal potensi dari
hasil panen tanaman pisang sangat berguna selain dari tongkol pisang menjadi sayuran lodeh,
pisang yang masih muda juga bisa digunakan sebagai campuran nasi.
Pemanfaatan tepian lahan tidak hanya terdapat pada tanaman pisang dan tanaman
kacang panjang, Tanaman timun yang merupakan salah satu tanaman sayuran yang biasa
dimanfaatkan sebagai sayuran bening atau lodeh. Penanaman tanaman timun juga di lakukan
di tepian lahan dan beorientasi terhadap penjualan hasil panen Selain itu terdapat juga tanaman
bawang merah dan tanaman terong.
A B
Gambar 4. 13 (A) Tanaman bawang merah dan terong di tepi lahan tembakau (B)
Tanaman Bawang di tepi lahan pekarangan.
52
Tanaman kecipir merupakan tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai sayuran tumis.
Tanaman kecipir yang terdapat di Kecamatan Pasongsongan di tanam sebagai pagar hidup
tanpa dilakukan perawatan seperti halnya penyiangan. Orientasi dari hasil panen berupa
penjualan ke pasar dan hanya sebagian kecil yang dikonsumsi sendiri. Pemanfaatan pagar
hidup di pekarangan rumah tidak hanya tanaman kecipir, ada juga tanaman ubi dan kangkung.
53
Tanaman ubi dan kangkung merupakan tanaman yang digunakan sebagaii pagar hidup
di salah satu rumah petani dengan orientasi dari penanaman tersebut hanya untuk dikonsumsi
saja bukan untuk penjualan hasil panen. Pemanfaatan tanaman ubi tidak jauh beda dengan
tanaman kangkung yang dimanfaatkan pada bagian daun menjadi tumis ataupun sayur bening.
A B
dimanfaatkan sebagai tumis, sayur bening, dan sambal. Sedangkan bawang merah dapat
digunakan sebagi bumbu masakan.
kelor 23
Lognitude: 113.707792 Jagung 1
Lamtoro 1
bayam, kelor, lamtoro, singkong, pepaya, pisang. Hasil pemanfaatan dari tanaman yang
ditemukan dijelaskan pada tabel 4.9.
1 Asam Jawa 3 Ѵ
(Tamarindus
indica)
Accem
2 Pisang 17 Ѵ
(Musa
paradisiaca var.)
Gheddhang
3 Bayam 12 Ѵ
(Amaranthus)
Tarnya`
4 Jagung 805 Ѵ
(Zea Mays)
Jeghung
5 Pepaya 7 Ѵ Ѵ
(Carica papaya)
Kates
6 Lamtoro 9 Ѵ
(Leucena
leucocephala)
Plandingan
7 Singkong 45 Ѵ Ѵ
(Manihot
esculenta)
Shabreng
8 Kelor 47 Ѵ
(Moringa
oleifera)
Marongghi
57
9 Turi 4 Ѵ
(Sesbania
grandiflora)
Toroy
10 Kacang hijau 8.600 Ѵ
(Vigna radiata)
Arta`
11 Cabai rawit 12.500 Ѵ
(Siling labuyo)
Cabbhi
12 Kacang Tanah 2.500 Ѵ
(Arachis
hypogaea L.)
Oto`
13 Timun 1.000 Ѵ
(Cucumis
sativus)
Temon
14 Jeruk purut 1 Ѵ Ѵ
(Citrus hystrix)
Jeruk porot
15 Terung 2 Ѵ
(Solanum
melongena L.)
Terrong
Jumlah 25.552
A B
Gambar 4. 17 (A) Tumpang sari cabai rawit dan kacang tanah (B) Tumpang sari cabai rawit,
jagung dan tembakau
58
Petani di kecamatan Ambunten sudah mengenal pola tanam tumpang sari sehingga
tidak heran jika banyak tanaman yang ditumpang sarikan seperti pada gambar 4.17 A
tanaman cabai rawit dan tanaman kacang tanah yang menggunakan mulsa jerami. Pada
gambar B selain dengan kacang tanah tanaman cabai rawit juga banyak di tumpang sarikan
dengan tanaman tembakau maupun jagung. Pemanfaatan tanaman cabai rawit sebagai
campuran tumis, bumbu maupun sambal sedangkan kacang tanah biasanya digunakan untuk
Bumbu atau sambal. Tidak hanya tanaman cabai rawit dan kacang tanah yang di tumpang
sarikan ada juga tanaman jagung dan kacang panjang.
Tumpang sari jagung dan kacang panjang merupakan tanaman yang paling banyak
diminati oleh petani di kecamatan ambunten. Selain dapat meminimalisir kegagalan panen juga
dapat menjadi nilai tambah dalam penjualan hasil panen. Jagung merupakan salah satu
tanaman pokok yang dapat dibuat menjadi campuran nasi dan sayur bening, sedangkan
tanaman kacang hijau dapat dimanfaatkan untuk tumis, sayur bening dan tumis
Gambar 4. 19 (A) Tanaman kelor di tepi pekarang (B) Tanaman lamtoro di tepi lahan.
59
Selain pola tanam tumpang sari di kecamatan Ambunten juga terdapat pola tanam
monokultur yang hanya memanfaatkan satu jenis tanaman sayuran saja yaitu tanaman timun.
Pola tanam monokultur selain menghemat biaya juga dapat menghasilkan hasil panen dengan
jumlah besar. Orientasi dari pola tanam yang dilakukan secara monokultur hanya untuk
penjualan hasil panen.
4.2 Pembahasan
Terrong
2 Tomat ++
(Solanum
lycopersicum)
Ranteh
3 Seledri ++
(Apium
graveolens)
Seledri
4 Singkong + + + +
(Manihot
esculenta)
Shabreng
5 Kacang Panjang ++ ++ ++
(Vigna
unguiculata ssp.)
Oto` Kalepat
6 Pisang + + + +
(Musa
paradisiaca var)
Gheddhang
7 Bayam ++ ++ ++ ++
(Amaranthus)
Tarnya`
8 Nangka - - -
(Artocarpus
62
heterophyllus)
Nangka
9 Kunyit ++ ++ ++
(Curcuma longa
Linn.)
Konyi`
10 Serai ++
(Cymbopogon
citratus)
Serre
11 Cabai rawit ++ ++ ++
(Siling labuyo)
Cabbhi
12 Lamtoro + + + -
(Leucena
leucocephala)
Plandingan
13 Kecipir ++
(Psophorcarpus
tetragonolobus)
Kaceper
14 Kacang Hijau ++ ++ ++ ++
(Vigna radiata)
Arta`
15 Bawang Merah ++
(Allium cepa L.)
Bhabhang merah
16 Kangkung ++
(Ipomea
63
aquatica)
Kangkong
17 Ubi - -
(Ipomoea
batatas)
Obhi
18 Timun ++ ++ ++
(Cucumis
sativus)
Temon
19 Gambas ++ ++
(Luffa
acutangula)
Langker
20 Talas - - -
(Colocasia
esculenta)
Tales
21 Pepaya + + + +
(Carica papaya)
Kates
22 Bambu ++ ++ ++
(Bambusa Sp.)
Perreng
23 Turi ++ ++ ++ ++
(Sesbania
grandiflora)
Toroy
24 Bawang Daun ++
64
(Allium porrum)
Bhabang Dhaun
25 Jeruk Purut ++ ++
(Citrus hystrix)
Jeruk Porot
26 Petai +
(Parkia speciosa)
Pette
27 Kelor ++ ++ ++ ++
(Moringa oleifera)
Marongghi
28 Sawi ++
(Brassica juncea
L.)
Sawi
29 Labu Kuning ++ ++
(Cucubita
moschata Duch)
Labu koneng
30 Laos ++
(Alpinia galanga)
Laos
31 Jambu mete - -
(Anacardium
occidentale)
Jambu Monyet
32 Asam Jawa ++ ++ ++
(Tamarindus
indica)
65
Accem
33 Sukun -
(Morinda
citrifolia)
Sokon
34 Mengkudu -
(Luffa
acutangula)
Pache
35 Kemangi + +
(Ocimum
basilicum)
Kemangih
36 Mangga ++
(Mangifera
indica)
Pao
37 Buncis ++
(Phaseolus
vulgaris)
Arches
38 Cabe hijau +
(Capsicum
frutescens)
Cabbhi Ijo
39 Jahe ++
(Zingiber
officinale)
Jhei
66
40 Jagung ++ ++ ++
(Zea Mays)
Jeghung
41 Kacang Tanah ++
(Arachis
hypogaea L.)
Oto`
Ket : ++) ditemukan dan sudah dimanfaatkan
+) ditemukan, dimanfaatkan tidak maksimal
-) ditemukan dan masih belum dimanfaatkan
Kecamatan Ambunten merupakan salah satu kecamatan yang memiliki sedikit komoditi
tanaman yang ditemukan yaitu sebanyak 15 tanaman. Pertanian di Kecamatan Ambunten juga
banyak ditemukan sistem tumpang sari sehingga tidak heran jika pada tanaman pokok seperti
tembakau banyak diselingi dengan komoditi tanaman sayuran lain seperti Jagung, kacang hijau,
dan cabai rawit. Jagung merupakan salah satu tanaman yang paling banyak dimanfaatkan
sebagai campuran nasi ataupun sayur, kacang hijau banyak dimanfaatkan menjadi kaldu
sedangkan cabai rawit biasa digunakan untuk sambal ataupun tumis. Selain digunakan sebagai
konsumsi sendiri masyarakat di Kecamatan Ambunten juga menjadikan orientasi hasil panen
untuk di per jual belikan di pasar.
sebab merupakan nilai rata-rata pada semua lintang dan waktu.. Iklim dan kelembapan
merupakan komponen penting yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan
keduanya memiliki keterkaitan untuk menjadikan lingkungan yang maksimal dalam
pertumbuhan tanaman (Wijayanto & Nurunnajah, 2012).
Selain suhu dan kelembaban distribusi cahaya pada ketinggian tempat yang berbeda
juga dapat mempengaruhi pencahayaan. Semakin tinggi suatu tempat ntensitas cahaya yang
diterima akan semakin sedikit. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan iklim pada suatu
daerah dengan dampak yang paling dapat dilihat pada penurunan suhu udara. Menurut alam
(2014) dalam Istiawan & Kastono, (2019) intensitas cahaya yang ada sebagai sumber panas
dan kecepatan angin untuk menyebarkan udara panas dapat mempengaruhi terhadap suhu
udara.. Suhu udara rendah akan meningkatkan kelembaban . sebaliknya suhu udara yang
tinggi akan menurunkan kelembaban. Salah satu jurnal Fatchurrozak et al., (2013) perbedaan
suhu dari tiap ketinggian menjadikan proses metabolisme pada suatu tanaman mengalami
perbedaan, sehingga menjadikan hasil metabolisme sekunderpun juga berbeda.
Berdasarkan hasil eksplorasi komoditi yang dimanfaatkan akan tetapi belum secara
maksimal tertinggi terdapat di kecamatan rubaru dengan nilai rata-rata sebesar 14, 63%,
sedangkan kecamatan ambunten merupakan yang paling rendah sebesar 9, 75% , kecamatan
lainnya seperti dasuk dan pasongsongan dengan nilai yang sama yaitu sebesar 12,19%. Faktor
yang menjadikan pemanfaatan berbeda di setiap kecamatan bisa berasal dari budaya maupun
kebiasaan masyarakat. Pada umumnya masyarakat di kecamatan rubaru membudidayakan
tanaman lokal di lahan lebih berpotensi untuk di komersialkan hal tersebut melihat dari hasil
panen yang banyak di orientasikan kepasar daripada tanaman yang di tanam di pekarangan
lahan atau dijadikan pagar hidup biasanya masyarakat hanya memanfaatkan sebagai konsumtif
saja.
Faktor lain yang menjadi penyebab rendahnya masyarakat dalam pemanfaatan
tanaman sayuran yaitu berupa ketergantungan terhadap tanaman yang memang sudah
menjadi kebiasaan di tengah masyarakat seperti, kelor, kangkung, sawi, bayam, seledri, serai,
bawang daun yang dimanfaatkan pada bagian daunnya.. Selain itu ada juga tanaman labu,
asam jawa, kacang panjang,, timun, terong, tomat, gambas, dan jeruk purut yang sudah tidak
asing di tengah masyarakat dalam memanfaatkannya pada bagian buahnya. Sedangkan untuk
tanaman seperti talas, nangka, ubi, jambu mete, mengkudu merupakan tanaman yang asing
71
untuk dijadikan sebagai sayuran padahal potensi dari tanaman tersebut sangat banyak baik dari
bagian generative maupun bagian vegetative. Berdasarkan hal tersebut menjadikan tanaman
yang masih asing untuk dimanfaatkan tidak dibudidayakan secara serius oleh masyarakata
sekitar.
Selain dari faktor tersebut ada juga hal yang menjadikan tanaman kurang maksimal
dalam pemanfaatannya sesuai dengan kebiasaan masyarakat salah satunya yaitu selera (suka
atau tidak suka) terhadap suatu komoditi yang dapat dikarenakan rasa atau bau, seperti pada
tanaman .pete, dan gambas dengan bau serta rasa yang khas. Selera tersebut dapat
mempengaruhi terhadap budidaya serta pemanfaatannya terhadap suatu komoditi. Terdapat
beberapa komoditi yang ditemukan seperti pepaya dan talas, komoditi ini selain dapat
dimanfaatkan untuk menjadi sayur, masyarakat lebih memilih untuk dikomersialkan pada saat
buah tersebut telah matang.
Komoditi tanaman yang belum dimanfaatkan secara maksimal masih cukup melimpah
sekalipun tidak dibudidayakan, komoditi-komoditi tersebut masih memiliki potensi besar bagi
petani baik dari segi komersial maupun konsumtif, karena seiring perkembangan waktu pola
pikir masyarakat tentang kesehatan akan semakin berkembang. Salah satu kandungan yang
dibutuhkan untuk kesehatan yaitu asupan serat yang hanya dapat ditemukan dari sayur
maupun buah.
Sehingga perlu adanya edukasi atau sosialisasi mengenai pemanfaatan tanaman yang
dapat digunakan menjadi sayur baik pada bagian vegetative maupun generative, karena sebab
tingginya pemanfaatan yang belum maksimal karena kurangnya pengetahuan masyarakat
terhadap pemanfaatan tanaman tersebut. Di kecamatan pasongsongan daun tanaman
singkong dapat dijadikan tumis dan sayur serta umbinya dijadikan lalap rebus ataupun keripik.
Semantara di kecamatan Dasuk tanaman singkong hanya dimanfaatkan umbinya saja dan
daunnya tidak dimanfaatkan. Oleh sebab itu, perlu adanya suatu sosialisai ataupun edukasi
terhadap masyarakat mengenai pemanfaatan komoditi tanaman yang berpotensi menjadi
sayuran untuk dapat memenuhi konsumsi kebutuhan sayur sehingga dapat dinilai berkualitas
oleh FAO (Food and Agriculture Organization).
72
V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil survei eksplorasi dan potensi tanaman sayuran yang dilakukan pada 4
kecamatan (Kecamatan Rubaru, Kecamatan Dasuk, Kecamatan Pasongsongan, Kecamatan
Ambunten) di Kabupaten Sumenep, dapat disimpulkan :
V.2 Saran
Perlu adanya sosialisasi atau edukasi mengenai pemanfaatan tanaman sayuran baik
dari bagian vegetaitif maupun generative. Sehingga sosialisasi darii hal tersebut dapat
menjadikan masyarakat berwawasan dalam pemanfaatan tanaman sayuran, baik dari segi
konsumtif maupun penjualan hasil panen.