KABUPATEN SUMENEP
SKRIPSI
Oleh :
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata Satu
(S1) pada Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Ilmu dan Teknologi
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura
Oleh :
LEMBAR JUDUL
Oleh :
Disetujui Oleh
Dosen Pembimbing
NIM : 180311100097
Fakultas : Pertanian
Menyatakan bahwa Tugas Akhir (Skripsi) ini asli karya saya sendiri dan
belum pernah diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh derajat kesarjanaan
S-1 baik kepada Universitas Trunojoyo Madura.
Semua informasi yang dimuat dalam Tugas Akhir ini berasal dari Penulis
yang baik yang dipublikasikan maupun tidak dan telah diberikan penghargaan
dengan mengutip narasumber Penulis secara benar, selanjutnya semua isi
dalam laporan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya sebagai Penulis.
Bangkalan,
“Banyak orang yang telah meninggal, tapi nama baik mereka tetap kekal. Dan
banyak orang yang masih hidup, tapi seakan orang mati yang tak berguna”
(Imam Syafi`ie)
Dengan Penuh Rasa Syukur Kupersembahkan Karya Ini Untuk:
Orang Tua yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan dan nasihat
untuk setiap langkah dan keputusan Penulis. Keluarga besar yang selalu
memberikan motivasi dan inspirasi kepada Penulis agar lebih giat dan semangat.
Segenap Guru yang telah sudi mengajarkan dan membimbing serta berbagi
pengalaman berharganya kepada Penulis selama ini.
Sahabat, rekan, dan kawan Penulis yang telah menjadi bagian dari perjalanan.
ABSTRAK
Tanaman sayuran merupakan salah satu tanaman yang sesuai dengan tanah
dan iklim di indonesia. Kandungan yang terdapat pada tanaman sayuran berupa
garam mineral, vitamin, serat, dan sebagainya yang dapat dimanfaatkan dengan
cara dikonsumsi pada bagian daun, buah, bunga, dan ubinya, dan lain-lain.
tingkat konsumsi tanaman sayuran yang terdapat di daerah pedesaan cukup
tinggi serta ketinggian tempat di suatu daerah juga menentukan tanaman
sayuran yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Informasi keberadaanya
dapat digunakan sebagai acuan untuk dikonsumsi dan budidaya yang lebih luas,
karena mampu mendorong dalam meningkatkan produktivitas tananaman
sayuran di Kabupaten Sumenep. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
potensi dan keragaman tanaman apa saja yang dapat dimanfaatkan sebagai
sayuran di Kabupaten Sumenep. Penelitian ini menggunakan beberapa metode
penelitian antara lain yaitu metode eksplorasi, metode purposive sampling dan
metode deskriptif. Penggunaan metode eksplorasi ini merupakan kegiatan
penjelajahan selama penelitian untuk mengumpulkan dan memperoleh data
mengenai jenis – jenis tanaman sayuran serta pemanfaatannya di daerah-daerah
yang diteliti mengenai potensi tanaman sayuran. Hasil survey 4 Kecamatan
didapatkan 41 komoditi Tanaman sayuran. Komoditi tanaman terbanyak
ditemukan di Kecamatan Pasongsongan dengan jumlah 27 jenis tanaman,
sedangkan tanaman paling sedikit berada di Kecamatan Ambunten.dengan
jumlah 15 komoditi tanaman sayuran. Nilai rata-rata persentase komoditi yang
ditemukan dan sudah dimanfaatkan seluruh kecamatan sebanyak 35,97%,
komoditi yang ditemukan dan sudah dimanfaatkan tapi belum maksimal memiliki
nilai persentase sebanyak 12,54%, dan nilai rata-rata persentase dari komoditi
yang ditemukan tapi belum dimanfaatkan sebanyak 7,87%.
ABSTRACT
One type of plant that thrives in Indonesia's soil and climate is the vegetable
plant. The nutrients found in vegetable plants, such as fiber, vitamins, and
mineral salts, can be consumed in the form of leaves, fruit, flowers, and other
vegetables like sweet potatoes. The amount of vegetable crops consumed in
rural areas is fairly large, and the local community's use of particular vegetable
crops is also influenced by the altitude of the location. Due to its potential to
foster greater productivity of vegetable crops in Sumenep Regency, knowledge of
its existence can be used as a reference for cultivation and consumption by a
larger audience. The goal of this study was to identify the variety and potential of
plants in Sumenep Regency that can be grown as vegetables. This study
employs a variety of research techniques, including exploratory, descriptive, and
purposive sampling techniques. When conducting research, this exploratory
strategy is used to gather information about the many kinds of vegetable plants
and how they are used in the places under investigation. 41 vegetable crop
commodities were found in the survey of 4 subdistricts. With 27 different plant
species, Pasongsongan District has the most plant commodities, while Ambunten
District had the fewest, with only 15 different vegetable crops. The average
proportion of goods discovered and used throughout all sub-districts was 35,97%
the average percentage of goods discovered but not used was 12,54% and the
average percentage of goods discovered but not used was as high as 7,87%.
.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Penyusunan Laporan Akhir (Skripsi) dengan judul “Eksplorasi dan Potensi
Tanaman Sayuran di Kabupaten Sumenep (Studi kasus: Kecamatan
Pasongsongan, Kecamatan Dasuk, Kecamatan Rubaru, dan Kecamatan
Ambunten)” dengan lancar dan tepat pada waktunya. Shalawat beserta salam
semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda besar sang proklamator
islam Nabi Muhammad SAW, serta keluarga beliau, para sahabat, Tabi`ut tabi`in,
hingga kepada seluruh umat islam, amin.
1. Bapak Dr. Ec. H. Muh. Syarif, M. Si. selaku Rektor Universitas Trunojoyo
Madura.
2. Bapak Dr. Moh, Fuad Fauzul M, S.TP., M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Trunojoyo Madura.
3. Ibu Dr. Darimiyya Hidayati, S.TP., M.P selaku Ketua Jurusan Ilmu dan
Teknologi Pertanian Universitas Trunojoyo Madura.
4. Ibu Catur Wasonowati S.P.,M.Si selaku Koordinator Program Studi
Agroteknologi Universitas Trunojoyo Madura.
5. Bapak Ir. Achmad Djunaedy, M.P. selaku dosen pembimbing utama yang
telah memberikan pengarahan, petunjuk dan bimbingan selama Penulisan
laporan tugas akhir (skripsi).
6. Bapak Ir. H.Suhartono, M.P selaku dosen seminar yang selalu memberi
arahan dan masukan serta semangat.
7. Seluruh dosen dan tenaga karyawan PLP Agroteknologi yang senantiasa
membagikan ilmu dan pengalaman kepada Penulis.
8. Kedua orang tua Penulis, Bapak Ahmadi Thoha dan Ibu Baitiyah yang selalu
mensupport memberikan motivasi, nasehat dan mendoakan Penulis.
9. Teman-teman satu bimbingan yang selalu memberi semangat dikala Penulis
mulai menyerah.
10. Teman-teman seperjuangan Agroteknologi 2018 yang banyak membantu
Penulis selama kuliah, terima kasih atas kebersamaannya.
11. Kepada semua pihak yang terlibat secara tidak langsung.
Berbagai upaya telah Penulis lakukan dalam penyusunan skripsi ini, akan
tetapi Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu disempurnakan. Penulis
menyadari akan adanya kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu
partisipasi, kritik maupun saran dari pembaca sekalian akan sangat membantu
untuk perbaikan supaya skripsi ini menjadi bahan bacaan yang lebih baik, diluar
itu semua, Penulis berharap supaya laporan ini dapat menambah pengetahuan
pembaca.
Bangkalan,
Penulis,
LEMBAR JUDUL....................................................................................................i
RIWAYAT HIDUP..................................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN........................................................................................iv
ABSTRAK............................................................................................................vii
ABSTRACT.........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR.............................................................................................ix
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xiii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xvii
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
2.3 Ekplorasi................................................................................................17
4.1. Hasil.......................................................................................................22
4.2 Pembahasan..........................................................................................49
V. PENUTUP.....................................................................................................60
5.1 Kesimpulan............................................................................................60
5.2 Saran.....................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................61
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 6 Terong.............................................................................................12
Gambar 2. 7 Mentimun.........................................................................................12
Gambar 2. 8 Tomat..............................................................................................12
Gambar 2. 10 Buncis............................................................................................13
Gambar 2. 14 Bayam...........................................................................................16
Gambar 2. 18 Kangkung......................................................................................16
Gambar 4. 1 (A) Tumpang sari singkong dan cabai rawit (B) Tumpang sari
singkong dan cabai rawit (C) Tumpang sari terung, buncis dan cabai
rawit………………………………………………………………………..30
Gambar 4. 12 (A) Tanaman bawang merah dan terong di tepi lahan tembakau
(B) Tanaman Bawang di tepi lahan pekarangan...............................44
Gambar 4. 16 (A) Tumpang sari cabai rawit dan kacang tanah (B) Tumpang sari
cabai rawit, jagung dan tembakau.....................................................49
Gambar 4. 18 (A) Tanaman kelor di tepi pekarang (B) Tanaman lamtoro di tepi
lahan..................................................................................................50
1
2
I.6 Hipotesis
Diduga terdapat keragaman tanaman yang berpotensi untuk
dimanfaatkan sebagai tanaman sayuran di Kabupaten Sumenep.
II. TINJAUAN PUSTAKA
4
5
pada tahun 2011 terjadi pada bulan April sebesar 6 Knot. Arah angin pada
umumnya lebih dominan 50% berasal dari arah timur terjadi pada bulan mei s/d
Oktober 2011, sedangkan sisanya berasal dari Calm sebesar 33,33% terjadi
pada bulan Maret s/d Mei dan September 2011 dan arah laut 16,67% terjadi
pada bulan Februari dan September 2011 (Statistik, 2021).
Keadaan cuaca dalam setahun di Kabupaten Sumenep pada tahun 2011
dipengaruhi oleh temperatur, kelembabab dan tekanan udara. Rata—rata
temperatur, kelembaban dan tekanan udara, Rata-rata temperatur maximum di
º
Kabupaten Sumenep dalam setahun sebesar 31,5 C/bulan.sedangkan
temperature minimum rata-rata sebesar 25,0 ˚C/bulan. Kelembaban udara
maximum pada tahun 2011 rata-rata 91%/bulan. Sedangkan kelembaban udara
minimum rata-rata sebesar 77%/bulan. Tekanan udara maximum rata-rata dalam
satu tahun sebesar 10008,2 mbs/bulan. Suhu udara maximum rata-rata terendah
sebesar 31,5 0C, dan suhu udara minimum rata-rata sebesar 25,0 0C/bulan.
Rata-rata curah hujan berdasarkan data dari Stasiun Meteorology dan Geofisika
Kalianget sebesar 103,2 mm (Statistik, 2021). Curah hujan terendah terjadi bulan
Mei s/d Oktober 2011 bahkan tidak ada sama sekali. Dengan demikian setiap
tahun hampir semua daerah Kabupaten Sumenep mengalami kering yang agak
panjang.
Menurut Bapeda Sumenep (2013) Kabupaten Sumenep secara umum
berada pada ketinggian antara 0-500 meter di atas permukaan laut. Sedangkan
sebagian lagi berada pada ketinggian antara 500-1000 meter di atas permukaan
laut, sehingga ketinggian lahan di Kabupaten Sumenep dapat dikategorikan
menjadi 2 bagian. pertama, wilayah dengan ketinggian 0-500 meter dpl seluas
208.697,40 Ha atau mencapai luasan sekitar 99,72% dari seluruh luas wilayah
Kabupaten Sumenep. Kedua, wilayah yang memiliki ketinggian 500-1000 meter
dpl mencapai luasan 578,42 Ha atau sekitar 0,28% dari seluruh luas wilayah
Kabupaten Sumenep.
Struktur tanah yang ada di Kabupaten Sumenep sebagian besar terdiri
dari jenis tanah alluvial, mediteran, grumosol, dan regosol. Berdasarkan ciri fisik
tanah di Kabupaten Sumenep dapat digolongkan sebagai berikut, Jenis tanah
Alluvial Hodromorff, terdapat di Kecamatan Saronggi dan Batang-batang. Jenis
tanah Alluvial kelabu kekuningan, Terdapat di kecamatan kota Sumenep dan
6
atas permukaan laut. Contoh tanaman dataran medium seperti seledri, tomat,
mentimun, cabai merah, terung, bayam, bawang daun dan bawang merah.
Sayuran dataran tinggi merupakan sayuran yang terdapat di daerah pegunungan
dengan ketinggian lebih dari 700 meter di atas permukaan laut dengan ciri khas
dataran tinggi adalah udara kering, kelembaban udara nisbi sangat rendah dan
curah hujan rendah. Contoh tanaman dataran tinggi seperti gambas, seledri,
selada, tomat, bawang daun, cabai, kentang, bawang putih, bawang daun.
tanaman sayuran juga di kelompokkan berdasarkan pada bagian
tanaman yang dipanen atau dikonsumsi seperti :
a. Sayuran Bunga (Flower vegetables)
Sayuran bunga merupakan tanaman yang dikonsumsi ataupun dipanen
pada bagian bunga contoh :
1. Bunga Turi (Sesbania grandiflora)
Tanaman turi merupakan tanaman yang biasa dikosumsi oleh masyarakat
pada bagian bunganya berupa lalapan. Pertumbuhan tanaman ini terdapat di
persawahan maupun pekarangan rumah dengan tinggi pohon sekitar 10 meter
dan bercabang. Tanaman turi memiliki bunga yang bertangkai sekitar 2-4 bunga
besar yang erada dalam sebuah tandan ketiak daunnya serta memiliki kuncup
dengan bentuk sabit. Jenis Bunga tanaman turi yakni bunga turi merah dan putih
(Sumayya, 2019).
Tanaman turi memilki kandungan senyawa kimia yang berbeda-beda
antar bagian yang satu dengan yang lainnya. Pada daunnya terdapat senyawa-
senyawa kimia yaitu saponin, tanin, glikosida, peroksidase, vitamin A dan vitamin
B. Bunga tanaman turi mengandung kalsium, zat besi, gula, vitamin A dan
vitamin B. Bunga tanaman turi selain di konsumsi juga dapat digunakan sebagai
pelembut kulit, pencahar dan penyejuk (Hariana, 2013).
Turi termasuk kedalam tanaman toleran salinitas. Turi dapat tumbuh
optimal meskipun pada konsentrasi Nacl 2.000 - 4.000 ppm (DHL 3,13 – 6,25
dS/m). Tanaman turi dapat tumbuh dan berproduksi optimal meski berada dalam
salinitas tinggi (DHL mencapai 8,7 dS/m) pada tanah salin dengan pemberian
mulsa jerami padi (Kusmiyati et al., 2016)
2. Jantung Pisang
8
dan berlobang di bagian tengah. Bentuk buah bulat hingga memanjang, dengan
ujung biasanya runcing. Warna buah ketika masih muda hijau gelap dan setelah
masak hijau muda hingga kuning. Bunga pepaya memiliki mahkota bunga
berwarna kuning pucat dengan tangkai pada batang. Bunga biasanya ditemukan
disekitar pucuk (Putra, 2016)
Kandungan senyawa pada bunga pepaya berupa Alkaloida,
flavonoida, tanin, steroida-triterpenoida, saponin dan glikosida (Aryahidayani,
2020). Bunga jantan pepaya selain dapat digunakan sebagai sayuran, dapat juga
dipakai sebagai obat peambah nafsu makan bagi anak kecil. Selain rebusan
bunga pepaya ini juga dipakai sebagai obat yang manjur untuk menyembuhkan
penyakit kuning (Yuniati, 1995)
Pepaya dapat tumbuh di dataran rendah 1000 m dpl dengan curah
huja 1000-2000 mm/tahun. Suhu udara yang dibutuhkan berkisar 22-26ºC
dengan kelembaban udara sekitar 40%. Angin sebaiknya tidak terlalu kencang
agar penyerbukan berlangsung optimal. Pepaya menyukai tanah subur, gembur,
mengandung humus, dan mampu menahan air. Derajat keasaman tanah (pH)
yang ideal bagi pertumbuhan pepaya berkisar 6-7 (pH netral). Kondisi drainase
yang buruk akan merusak pertanaman pepaya, karena pepaya tidak dapat
tumbuh dalam keadaan tergenang (Fardilawati, 2008) dalam (Shodiq, 2017).
Gamb
Gamb
ar 2. 2 Jantung Pisang
ar 2. 1 Bunga Turi
(Susilawati, 2017)
(Susilawati, 2017)
10
(0,3 g), kalsium (5 mg), fosfor (27 mg), zat besi (0,5 mg), vitamin A (karoten)
1500 SI, vitamin B (tiamin) 60 mg dan vitamin C 40 mg (Pudjiatmoko, 2008)
dalam (Mardaus et al., 2019).
Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah
750 mm-1.250 mm/tahun. Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan
air tanah bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi teknis.
Curah hujan yang tinggi juga dapat menghambat persarian. Suhu udara rata-rata
harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah suhu siang hari
18-29 derajat C dan pada malam hari 10-20 derajat C (Pudjiatmoko, 2008) dalam
(Mardaus et al., 2019).
Gambar 2. 4 Terong
(Susilawati, 2017)
Gambar 2. 5 Mentimun
(Susilawati, 2017)
Gambar 2. 6 Tomat
13
(Susilawati, 2017)
14
Gambar 2. 7 Buncis
(Susilawati, 2017)
Gambar 2. 8 Kacang panjang
(Susilawati, 2017)
tinggi dengan ketinggian 500-2000 m dpl. Kondisi iklim yang sesuai untuk
pertumbuhan kangkung adalah daerah yang mempunyai suhu malam 18ºC dan
siang harinya 28ºC (Sitinjak, 2018).
Gambar 2. 9 Bayam
Gambar 2. 10 Sawi hijau
(Susilawati, 2017)
(Susilawati, 2017)
Gambar 2. 11 Kangkung
(Susilawati, 2017)
untuk menampung nira. Tunas muda atau rebung mempunyai rasa manis, dan
banyak dibuat untuk sayur (Yulianti, 2018).
Rebung adalah nama umum untuk terubus bambu. Rebung juga dapat
disebut tunas muda dari bambu. Rebung pada pemanfaatannya biasa digunakan
dalam kuliner atau makanan tradisional masyarakat Indonesia. Rebung disajikan
dengan diiris dan kuah sayur. Jenis-jenis rebung yang biasa dikonsumsi di
Indonesia antara lain jenis bambu betung (Dendrocalamus asper), bambu legi
(Giganthocloa atter) yang banyak tumbuh di daerah jawa dan bambu tabah
(Giganthocloa nigrociliata) yang banyak ditemui di daerah Tabanan Bali dan
Sukabumi, Jawa Barat (Kencana et al., 2012) dalam (Patty et al., 2014).
Rebung segar memiliki kandungan gizi yang sebagian besar mengandung
terdiri dari air yaitu sebesar 90,6% (Rachmadi, 2011). Rebung jenis bambu tabah
segar mengandung air (92,2%), protein (2,29%), pati (1,68%), serat (3,07%) dan
HCN (7,97 ppm). Keunggulan dari rebung tabah segar adalah memiliki
kandungan protein dan serat lebih tinggi dibanding rebung bambu betung
(Dendrocalamus asper) dengan kandungan HCN lebih rendah (Kencana et al.,
2020) dalam (Patty et al., 2014). Rebung segar mempunyai kandungan serat
serta kandungan protein dan abu yang berbeda-beda pada tiap bagiannya.
Rebung segar bagian ujung mengandung serat lebih kecil dibandingkan pada
bagian pangkal. Kandungan protein dan abu dengan bagian ujung lebih tinggi
dibandingkan bagian pangkal (Kurosawa, 1969) dalam (Patty et al., 2014).
Bambu dapat tumbuh dengan baik pada berbagai jenis tanah pada
ketinggian 0-2000 m di atas permukaan laut. Bahkan, bambu dapat tumbuh pada
tanah marginal yang kurang subur sekalipun. Bambu termasuk jenis tanaman
yang mmemiliki pertumbuhan sangat cepat. Dalam waktu sekitar 3 tahun sejak
ditanam, sebatang bambu sudah dapat membentuk rumpun yang sangat rapat.
Curah hujan yang dibutuhkan sekitar 1200 mm per tahun atau minimal 10 mm
per bulan. Sedangkan kelembaban udara yang dibutuhkan sekitar 50-80 persen
(Kencana et al., 2012).
19
Barat. Sedangkan provinsi penghasil bawang merah terbesar di luar Jawa adalah
Nusa Tenggara Barat, dengan produksi sebesar 117.513 ton atau sekitar 9,52
persen dari total produksi bawang merah nasional, diikuti oleh Sumatera Barat.
B. Cabai Besar
Cabai besar dengan kontribusi produksi sebesar 1.074.602 ton atau
sekitar 9,02 persen terhadap produksi sayuran nasional . sentra produksi cabai
besar di Indonesia adalah Pulau Jawa dengan total produksi sebesar 556.669
ton atau sekitar 51,80 persen dari total produksi cabai besar nasional. Adapun
provinsi penghasil cabai besar terbesar adalah Jawa Barat dengan produksi
sebesar 253.296 ton atau sebesar 23,57 persen dari total produksi cabai besar
nasional, diikuti oleh Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan provinsi
penghasil cabai besar terbesar di luar Jawa adalah Sumatera Utara, dengan
produksi sebesar 147.810 ton atau sekitar 13,75 persen dari total produksi cabai
besar nasional, diikuti oleh Sumatera Barat.
C. Tomat
Tomat dengan kontribusi produksi sebesar 915.987 ton atau sekitar 7,69
persen terhadap produksi sayuran nasional. Sentra produksi tomat di Indonesia
adalah Pulau Jawa dengan total produksi sebesar 434.202 ton atau sekitar 47,40
persen dari total produksi tomat nasional. Adapun provinsi penghasil tomat
terbesar adalah Jawa Barat produksi sebesar 304.687 ton 33,26 persen dari total
produksi tomat nasional, diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sedangkan
provinsi penghasil tomat terbesar di luar Jawa adalah Sumatera Utara, dengan
produksi sebesar 84,339 ton atau sekitar 9,21 persen dari total produksi tomat
nasional, diikuti oleh Sumatera Barat.
III. METODE PENELITIAN
24
25
Sumber : https://peta.web.id/peta/kec/kota-sumenep-158
a. Pra-Eksplorasi
Tahapan ini dilakukan untuk mencari data sekunder berupa literatur –
literatur jurnal dan informasi ke dinas-dinas mengenai tanaman sayuran, syarat
tumbuh, manfaat dan mencari informasi dari masyarakat mengenai pekarangan,
kebun maupun lokasi habitat tempat tanaman sayuran. Selain itu mencari data
atau referensi pendukung tentang tanaman sayur atau tanaman-tanaman yang
dapat dimanfaatkan sebagai sayur termasuk di dalamnya sayuran indigenous,
serta melakukan survei pasar untuk mengetahui tanaman-tanaman apa saja
yang sudah dikomersialkan di Kabupaten Sumenep.
26
b. Eksplorasi
Tahap selanjutnya yaitu ekplorasi, pada tahapan ini dilakukan untuk
mendapatkan data primer langsung dari tempat penelitian. Ekplorasi dilakukan di
Kecamatan Ambunten, Pasongsongan, Rubaru dan Kecamatan Dasuk.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak sebanyak 12 titik sampel di setiap
Kecamatan dengan teknik eksplorasi. Langkah langkah kegiatan ekplorasi yaitu:
melakukan kegiatan wawancara terhadap narasumber pemilik pekarangan
maupun kebun sayuran, hasil wawancara ditulis di form yang telah disiapkan,
langkah selanjutnya yaitu mencatat hasil observasi lapang mengenai jenis
tanaman sayuran apa saja yang ada di lokasi tersebut, selanjutnya dilakukan
pendataan tanaman sayuran berdasarkan pada pemanfaatan bagian tanaman
yang diketahui melalui pra-eksplorasi juga wawancara dengan masyarakat
sekitar lokasi titik sampel terkait pemanfaatan yang dilakukan pada bagian
tanaman yang digunakan sebagai sayur seperti daun, batang, bunga, buah, biji,
dan bagian lain seperti tunas, kulit buah dsb. Langkah selanjutnya yaitu
dokumentasi tanaman sayuran dalam bentuk foto dan data apa saja yang
diperoleh pada observasi lapang ditulis di buku catatan lapangan Setiap
kecamatan dilakukan pengambilan sampel dilakukan secara acak di 12 titik
lokasi untuk mengumpulkan dan menganalisa jenis – jenis sayuran yang ada
dilokasi tersebut. Sehingga total titik pengambilan sampel dari 4 Kecamatan di
Kabupaten Sumenep yaitu berjumlah 48 titik lokasi penelitian.
c. Penyajian data
Penyajian data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan teks
naratif. Data yang disajikan yaitu data jenis - jenis tanaman sayuran hasil
penelitian, jumlah pemanfaatan tanaman sayuran, bagian tanaman yang
dimanfaatkan seperti daun, batang, bunga dll dan hasil manfaat tersebut (bentuk
olahan). Hasil penelitian dari pemanfaatan tanaman yang ditemukan
dicantumkan nilai rata-rata pemanfaatan dalam bentuk tabel.
27
Data yang diperoleh akan dimasukkan dalam bentuk tabel dan dilanjutkan
dengan perhitungan persentase pada komoditi yang dimanfaatkan atau belum
oleh masyarakat. setelah itu, dilakukan analisa secara kualitatif dan deskriptif.
1.1. Hasil
Jambu Mete 2
1 Asam Jawa 19 Ѵ
(Tamarindus
indica)
Accem
2 Labu Kuning 7 Ѵ
(Cucubita
moschata Duch)
Labu koneng
3 Pisang 62 Ѵ
(Musa
paradisiaca var)
Gheddhang
4 Cabe Merah ȸ Ѵ
(Capsicum
Annum L.)
Cabbhi mera
5 Bayam 37 Ѵ
(Amaranthus)
Tarnya`
6 Talas ȸ Ѵ
(Colocasia
esculenta)
Tales
7 Pepaya 35 Ѵ Ѵ
(Carica papaya)
Kates
8 Lamtoro 14 Ѵ
(Leucena
leucocephala)
Plandingan
9 Kemangi 16 Ѵ Ѵ
(Ocimum
basilicum)
Kemangih
10 Singkong ȸ Ѵ Ѵ
(Manihot
31
esculenta)
Shabreng
11 Kelor 85 Ѵ
(Moringa
oleifera)
Marongghi
12 Kacang Panjang 6 Ѵ
(Vigna
unguiculata
ssp.)
Oto` Kalepat
13 Buncis 1.646 Ѵ
(Phaseolus
vulgaris)
Arches
14 Terung 562 Ѵ
(Solanum
melongena L.)
Terrong
15 Jagung 2.500 Ѵ
(Zea Mays)
Jeghung
16 Nangka 3 Ѵ
(Artocarpus
heterophyllus)
17 Cabe hijau 42 Ѵ
(Capsicum
frutescens)
Cabbhi Ijo
18 Bambu ȸ Ѵ
(Bambusa Sp.)
Perreng
19 Kacang Hijau 838 Ѵ
(Vigna radiata)
Arta`
20 Jahe 19 Ѵ
(Zingiber
officinale)
Jhei
21 Kunyit 8 Ѵ
32
(Cucurma longa
linn.)
Konyi`
22 Ubi ȸ Ѵ
(Ipomoea
batatas)
Obhi
23 Turi 87 Ѵ
(Sesbania
grandiflora)
Toroy
24 Gambas 12 Ѵ
(Luffa
acutangula)
Langker
25 Jambu mete 502 Ѵ
(Anacardium
occidentale)
Jambu Monyet
Jumlah 6.482 A
Gambar 4. 1 (A) Tumpang sari singkong dan cabai rawit (B) Tumpang sari singkong dan
cabai rawit (C) Tumpang sari terung, buncis dan cabai rawit.
Pada gambar 4.2 juga terdapat tanaman kelor yang dijadikan sebagai
pagar lahan tanaman jagung. Pemanfaatan tanaman kelor tersebut oleh petani di
34
Bambu ȸ
Kacang panjang 1.000
Singkong 500
Bayam 4
Terong 6
Kecamatan Dasuk Sawi 1.500
Desa Mantajun Timun 2.000
Dusun Karang Pocok Bayam 3
Kelor 27
Pisang 5
Jambu Monyet 1
Pisang 7
Mangga 2
Laos 4
1 Asam Jawa 4 Ѵ
(Tamarindus
indica)
Accem
2 Labu Kuning 16 Ѵ
(Cucubita
moschata Duch)
Labu koneng
3 Pisang 47 Ѵ
(Musa
37
paradisiaca var)
Gheddhang
4 Sawi 3.500 Ѵ
(Brassica juncea
L.)
Sawi
5 Bayam 18 Ѵ
(Amaranthus)
Tarnya`
6 Talas ȸ Ѵ
(Colocasia
esculenta)
Tales
7 Pepaya 3 Ѵ Ѵ
(Carica papaya)
Kates
8 Lamtoro 12 Ѵ
(Leucena
leucocephala)
Plandingan
9 Kemangi 8 Ѵ Ѵ
(Ocimum
basilicum)
Kemangih
10 Singkong 4.233 Ѵ Ѵ
(Manihot
esculenta)
Shabreng
11 Kelor 195 Ѵ
(Moringa
oleifera)
Marongghi
12 Kacang Panjang 2.453 Ѵ
(Vigna
unguiculata
ssp.)
Oto` Kalepat
13 Mangga 9 Ѵ
(Mangifera
indica)
Pao
38
14 Jambu mete 2 Ѵ
(Anacardium
occidentale)
Jambu Monyet
15 Jagung 962 Ѵ
(Zea Mays)
Jeghung
16 Nangka 2 Ѵ
(Artocarpus
heterophyllus)
Nangka
17 Turi 6 Ѵ
(Sesbania
grandiflora)
Toroy
18 Bambu ȸ Ѵ
(Bambusa Sp.)
Perreng
19 Kacang Hijau 1.000 Ѵ
(Vigna radiata)
Arta`
20 Laos 1.040 Ѵ
(Alpinia
galanga)
Laos
21 Timun 3.515 Ѵ
(Cucumis
sativus)
Temon
22 Sukun 1 Ѵ
(Morinda
citrifolia)
Sokon
23 Kunyit 8 Ѵ
(Curcuma longa
Linn.)
Konyi`
Jumlah 17.036
Keterangan : ȸ ) Tidak terbatas
39
A B
A B
A B
Gambar 4. 7 (A) Tumpang sari kacang hijau dan jagung (B) Tumpang sari
singkong dan jagung
41
Pola tanam tumpang sari juga telah banyak dilakukan dilakukan oleh
petani seperti yang terdapat pada gambar 4.8 A yaitu tanaman kacang hijau dan
jagung dan gambar B singkong yang ditanam di pinggiran lahan. orientasi dari
pola tanam tumpang sari tersebut untuk memberikan nilai tambah dari hasil
panen dan juga untuk mengifisensi kegagalan hasil panen. Jagung oleh
kalangan petani dimanfaatkan sebagai campuran nasi, kuah dan gorengan
sedangkan untuk kacang hijau biasa dibuat kaldu. Singkong juga bisa
dimanfaatkan sebagai campuran nasi dan lalap rebus.
Kecamatan Singkong 15
Pasongsongan Bayam 2
Desa Prancak Pisang 4
Kacang Hijau 20
42
Dusun Platokan
Kecamatan Nangka 1
Pasongsongan Kunyit 6
Desa Prancak Serai 2
Cabai 3
Bayam 3
Dusun Platokan
Lamtoro 2
Kecipir 4
Kecamatan Bayam 2
Pasongsongan Bawang daun 10
Desa Prancak Terung 5
Kangkung 40
Ubi 80
Dusun Billa Mabu
Timun 8
Oyong 4
Kecamatan Talas 15
Pasongsongan Kacang Panjang 315
Desa Prancak Pepaya 4
Pisang 2
Bambu ȸ
Dusun Billa Mabu
Talas 8
Turi 2
Kecamatan Lamtoro 1
Pasongsongan Kacang panjang 20
Desa Prancak Bawang daun 23
Jeruk purut 1
Pete 1
Dusun Billa Mabu
Mangga 1
Kecamatan Singkong 27
Pasongsongan Tomat 5
Desa Prancak Cabai 1.000
Terung 7
Dusun Billa Mabu
Pisang 11
Bambu ȸ
Kecamatan Lamtoro 2
Pasongsongan Bawang merah 1.500
Bambu ȸ
43
Kecamatan Singkong 20
Pasongsongan Lamtoro 2
Desa Prancak Ubi 7
Talas 15
Dusun Platokan
Pepaya 8
Turi 2
Kelor 15
Kecamatan Kecipir 50
Pasongsongan Kelor 3
Desa Prancak Bambu ȸ
Tomat 500
Dusun Platokan
Pisang 8
Singkong 17
Kacang Panjang 700
Kecamatan Pepaya 2
Pasongsongan Bambu ȸ
Desa Prancak Serai 1
Cabai 5
Dusun Platokan
Tomat 3
Terung 3
Seledri 2
Pisang 10
Kunyit 4
10 Singkong 104 Ѵ Ѵ
(Manihot
esculenta)
Shabreng
11 Kelor 31 Ѵ
(Moringa
oleifera)
Marongghi
12 Kacang Panjang 1.050 Ѵ
(Vigna
unguiculata
ssp.)
Oto` Kalepat
13 Bawang Merah 2.000 Ѵ
(Allium cepa L.)
Bhabhang
merah
14 Kangkung 104 Ѵ Ѵ
(Ipomea
aquatica)
Kangkong
15 Serai 3 Ѵ
(Cymbopogon
citratus)
Serre
16 Nangka 1 Ѵ
(Artocarpus
heterophyllus)
17 Turi 4 Ѵ
(Sesbania
grandiflora)
Toroy
18 Bambu ȸ Ѵ
(Bambusa Sp.)
Perreng
19 Kacang Hijau 1.520 Ѵ
(Vigna radiata)
Arta`
20 Seledri 5 Ѵ
(Apium
46
graveolens)
Seledri
21 Timun 8 Ѵ
(Cucumis
sativus)
Temon
22 Tomat 510 Ѵ
(Solanum
lycopersicum)
Tomat
23 Bawang Daun 33 Ѵ
(Allium porrum)
Bhabang Dhaun
24 Kunyit 21 Ѵ
(Curcuma longa
Linn.)
Konyi`
25 Gambas 31 Ѵ
(Luffa
acutangula)
Langker
26 Ubi 87 Ѵ
(Ipomea
batatas)
Obhi
27 Cabai 1.008 Ѵ
(Capsicum
frutescens)
Jumlah 6.843
selain dari tongkol pisang menjadi sayuran lodeh, pisang yang masih muda juga
bisa digunakan sebagai campuran nasi.
A B
Gambar 4. 12 (A) Tanaman bawang merah dan terong di tepi lahan tembakau (B)
Tanaman Bawang di tepi lahan pekarangan.
49
A B
Jagung
Desa Ambunten Barat Kacang hijau 5
Dusun Durbugan Cabai rawit 1.000
Lamtoro 1.300
1
1 Asam Jawa 3 Ѵ
(Tamarindus
indica)
Accem
2 Pisang 17 Ѵ
(Musa
paradisiaca var.)
Gheddhang
3 Bayam 12 Ѵ
(Amaranthus)
Tarnya`
4 Jagung 805 Ѵ
(Zea Mays)
Jeghung
5 Pepaya 7 Ѵ Ѵ
(Carica papaya)
Kates
6 Lamtoro 9 Ѵ
(Leucena
leucocephala)
Plandingan
7 Singkong 45 Ѵ Ѵ
(Manihot
esculenta)
Shabreng
8 Kelor 47 Ѵ
(Moringa
oleifera)
Marongghi
9 Turi 4 Ѵ
(Sesbania
grandiflora)
Toroy
10 Kacang hijau 8.600 Ѵ
(Vigna radiata)
Arta`
11 Cabai rawit 12.500 Ѵ
54
(Siling labuyo)
Cabbhi
12 Kacang Tanah 2.500 Ѵ
(Arachis
hypogaea L.)
Oto`
13 Timun 1.000 Ѵ
(Cucumis
sativus)
Temon
14 Jeruk purut 1 Ѵ Ѵ
(Citrus hystrix)
Jeruk porot
15 Terung 2 Ѵ
(Solanum
melongena L.)
Terrong
Jumlah 25.552
A B
Gambar 4. 16 (A) Tumpang sari cabai rawit dan kacang tanah (B) Tumpang sari cabai rawit,
jagung dan tembakau
Gambar 4. 18 (A) Tanaman kelor di tepi pekarang (B) Tanaman lamtoro di tepi lahan.
.
56
4.2 Pembahasan
lengkap. Kacang hijau mengandung kalori sekitar 323 kalori, protein 22,9 g, dan
zat besi 7,5 mg/ 100 g bdd. Kandungan lemak dalam kacang hijau relative sedikit
(1-1,2%) dan lebih rendah disbanding kacang-kacangan yang lain. Selain itu
kacang hijau mempunyai kandungan B1 yang sangat bermanfaat untuk ibu
menyusui (Millenda Sari et al., 2020).
E. Tanaman Timun
Tanaman timun merupakan salah satu tanaman yang dapat menjadi
sumber antioksidan alami karena memiliki kandungan vitamin C dan flavonoid
yang dapat memutus reaksi radikal bebas. Oleh karena itu, mentimun dapat
digunakan sebagai produk kecantikan contohnya untuk mengurangi mata
sembab, menghaluskan dan mengencangkan kulit, mengurangi noda pada
wajah, dapat menetralkan kulit yang berminyak. Selain itu, mentimun dapat
digunakan untuk pengobatan, yaitu untuk menurunkan tekanan darah,
menyembuhkan penyakit kuning, melancarkan buang air kecil, menjaga
kesehatan tulang, anti kanker, mencegah dehidrasi dan menghancurkan batu
ginjal (Agustin & Gunawan, 2019).
F. Tanaman Kelor
Tanaman kelor memiliki nilai manfaat dalam pengobatan, sumber
makanan, produk kosmetik dan kecantikan, serta memiliki kemampuan sebagai
bahan penjernih air. Tanaman kelor merupakan salah satu tanaman yang paling
bermanfaat di dunia. Tanaman kelor kaya akan nutrisi karena mengandung
berbagai macam senyawa fitokimia pada daun, polong, dan biji. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tanaman kelor mampu memberikan vitamin C 7 kali lebih
besar dibandingkan 1 buah jeruk, vitamin A 10 kali lebih besar dibandingkan
wortel, kalsium 17 kali lebih tinggi dibandingkan susu, protein 9 kali lebih tinggi
dibandingkan yoghurt, kalium 15 kali lebih tinggi dibandingkan pisang dan zat
besi 25 kali lebih tinggi dibandingkan bayam (Rani et al., 2019).
G. Tanaman Asam Jawa
Asam jawa mengandung kadar protein dan karbohidrat yang tertinggi
dibanding buah lain. Selain itu, terdapat berbagai asam organic, termasuk tartaric
acid, acetic acid, citric acid, formic acid, malic acid, dan succinic acid; asam
amino, invert glucose (25-30%); pectin; protein; lemak; beberapa pyrazine (trans-
2-hexenal); dan beberapa thiazoles (2-ethylthiazole, 2-methylthiazole) sebagai
60
bahan yang menimbulkan bau (Putri, 2014). Asam jawa dapat digunakan untuk
mengatasi berbagai penyakit yang diakibatkan oleh mikroba seperti sakit perut,
diare, disentri beberapa infeksi bakteri, mengatasi luka, dan berbagai penyakit
lainya (Silalahi, 2020).
H. Jagung
Jagung merupakan hasil palawija yang memegang peranan penting
dalam pola menu makanan masyarakat setelah beras. Ditinjau dari segi gizi,
jagung merupakan bahan pangan sumber karbohidrat dan protein. Jumlah lemak
dan protein pada jagung tergantung umur dan varietas jagung tersebut. Pada
jagung muda, kandungan lemak dan proteinnya lebih rendah bila dibandingkan
dengan jagung yang tua. Selain itu, jagung juga mengandung karbohidrat yang
terdiri dari pati, serat kasar, dan pentosan (Lalujan et al., 2017).
Jagung memiliki banyak manfaat untuk kesehatan karena jagung
merupakan sumber serat dan kaya akan nutrisi penting bagi tubuh. Kandungan-
kandungan yang terdapat didalam jagung memiliki kemapuan untuk melindungi
tubuh dari berbagai macam penyakit. Kandungan serat yang tinggi berperan
dalam pencegahan penyakit yang menyerang pencernaan seperti sembelit dan
wasir serta kanker kolorektal. Antioksidan pada jagung juga berperan sebagai
agen anti-kanker (Tridayanti, 2016).
Terrong
2 Tomat ++
(Solanum
lycopersicum)
Ranteh
3 Seledri ++
(Apium
graveolens)
Seledri
61
4 Singkong + + + +
(Manihot
esculenta)
Shabreng
5 Kacang Panjang ++ ++ ++
(Vigna
unguiculata ssp.)
Oto` Kalepat
6 Pisang + + + +
(Musa
paradisiaca var)
Gheddhang
7 Bayam ++ ++ ++ ++
(Amaranthus)
Tarnya`
8 Nangka - - -
(Artocarpus
heterophyllus)
Nangka
9 Kunyit ++ ++ ++
(Curcuma longa
Linn.)
Konyi`
10 Serai ++
(Cymbopogon
citratus)
Serre
11 Cabai rawit ++ ++ ++
(Siling labuyo)
Cabbhi
12 Lamtoro + + + -
(Leucena
leucocephala)
62
Plandingan
13 Kecipir ++
(Psophorcarpus
tetragonolobus)
Kaceper
14 Kacang Hijau ++ ++ ++ ++
(Vigna radiata)
Arta`
15 Bawang Merah ++
(Allium cepa L.)
Bhabhang merah
16 Kangkung ++
(Ipomea
aquatica)
Kangkong
17 Ubi - -
(Ipomoea
batatas)
Obhi
18 Timun ++ ++ ++
(Cucumis
sativus)
Temon
19 Gambas ++ ++
(Luffa
acutangula)
Langker
20 Talas - - -
(Colocasia
esculenta)
Tales
63
21 Pepaya + + + +
(Carica papaya)
Kates
22 Bambu ++ ++ ++
(Bambusa Sp.)
Perreng
23 Turi ++ ++ ++ ++
(Sesbania
grandiflora)
Toroy
24 Bawang Daun ++
(Allium porrum)
Bhabang Dhaun
25 Jeruk Purut ++ ++
(Citrus hystrix)
Jeruk Porot
26 Petai +
(Parkia speciosa)
Pette
27 Kelor ++ ++ ++ ++
(Moringa oleifera)
Marongghi
28 Sawi ++
(Brassica juncea
L.)
Sawi
29 Labu Kuning ++ ++
(Cucubita
moschata Duch)
Labu koneng
30 Laos ++
64
(Alpinia galanga)
Laos
31 Jambu mete - -
(Anacardium
occidentale)
Jambu Monyet
32 Asam Jawa ++ ++ ++
(Tamarindus
indica)
Accem
33 Sukun -
(Morinda
citrifolia)
Sokon
34 Mengkudu -
(Luffa
acutangula)
Pache
35 Kemangi + +
(Ocimum
basilicum)
Kemangih
36 Mangga ++
(Mangifera
indica)
Pao
37 Buncis ++
(Phaseolus
vulgaris)
Arches
38 Cabe hijau +
(Capsicum
65
frutescens)
Cabbhi Ijo
39 Jahe ++
(Zingiber
officinale)
Jhei
40 Jagung ++ ++ ++
(Zea Mays)
Jeghung
41 Kacang Tanah ++
(Arachis
hypogaea L.)
Oto`
Keterangan : ++) ditemukan dan sudah dimanfaatkan
+) ditemukan, dimanfaatkan tidak maksimal
-) ditemukan dan masih belum dimanfaatkan
tanaman talas, jambu monyet, sukun, mengkudu dan nangka sekalipun sedikit
masyarakat yang memanfaatkannya sebagai tanaman sayuran. Mengkudu
merupakan salah satu tanaman yang daunnya dapat dijadikan sebagai
campuran nasi goreng, Tidak jauh beda dengan tanaman talas, jambu monyet,
sukun dan nangka yang juga memiliki potensi dalam menjadi tanaman sayuran.
Akan tetapi,, karena kurangnya edukasi tentang tanaman-tanaman yang dapat
dimanfaatkan baik pada bagian vegetative maupun generative. Sehingga
menjadikan masyarakat di Kecamatan Dasuk masih memanfaatkan tanaman
sayuran yang sudah lumrah baik hasil panen yang di orientasai kedalam jual beli
maupun konsumtif.
Hasil ekplorasi di Kecamatan Pasongsongan di ketinggian 120 mdpl
menghasilkan beberapa komoditi tanaman yang juga sudah di temukan
dimanfaatkan, dibudidayakan serta berorientasi kepada penjualan hasil panen
secara maksimal lebih banyak dari kecamatan lain berjumlah sebanyak 19
tanaman yaitu : terong, tomat, seladri, kacang panjang, bayam, kunyit, serai,
cabe, kecipir, kacang hijau, bawang merah, kangkung, timun, oyong, bambu, turi,
bawang daun, jeruk purut dan kelor. Sedangkan komoditi tanaman yang sudah
ditemukan akan tetapi pemanfaatannya belum maksimal di masyarakat
Kecamatan Pasongsongan sebanyak 5 tanaman yaitu Singkong, pisang,
lamtoro, pepaya dan pete dengan persentase 12,19%. Selain banyaknya
tanaman yang dimanfaatkan ada juga tanaman yang ditemukan tapi belum
dimanfaatkan sebanyak 3 komoditi seperti : nangka, ubi jalar dan tales dengan
persentase 7,31%..
Kecamatan Pasongsongan memiliki potensi yang sangat tinggi dalam
pemanfaatan tanaman sayuran. tidak menutup kemungkinan masih terdapat
beberapa tanaman yang ditemukan tetapi tidak dimanfaatkan secara maksimal
seperti pada tanaman talas, ubi jalar dan nangka. Padahal batang dari tanaman
talas dan biji nangka dapat digunakan sebagai sayur lodeh sedangkan daun ubi
jalar dapat dimanfaatkan sebagai tumis. Sehingga tidak heran jika beberapa
tanaman yang ditemukan di tepian lahan maupun pekarangan pemanfaatannya
tidak jauh beda dengan daerah Kecamatan Lain selain sebagai konsumtif juga
berorientasi pada penjualan hasil panen.
68
kesehatan yaitu asupan serat yang hanya dapat ditemukan dari sayur maupun
buah.
Berdasarkan dari hasil survey tersebut perlu adanya edukasi atau
sosialisasi mengenai pemanfaatan tanaman yang dapat digunakan menjadi
sayur baik pada bagian vegetative maupun generative, karena sebab tingginya
pemanfaatan yang belum maksimal karena kurangnya pengetahuan masyarakat
terhadap pemanfaatan tanaman tersebut. Di Kecamatan Pasongsongan daun
tanaman singkong dapat dijadikan tumis dan sayur serta umbinya dijadikan lalap
rebus ataupun keripik. Semantara di Kecamatan Dasuk tanaman singkong hanya
dimanfaatkan umbinya saja dan daunnya tidak dimanfaatkan. Oleh sebab itu,
perlu adanya suatu sosialisai ataupun edukasi terhadap masyarakat mengenai
pemanfaatan komoditi tanaman yang berpotensi menjadi sayuran untuk dapat
memenuhi konsumsi kebutuhan sayur sehingga dapat dinilai berkualitas oleh
FAO (Food and Agriculture Organization).
72
5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Agustin, V., & Gunawan, S. (2019). Uji Fitokimia Dan Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Mentimun (Cucumis Sativus). Tarumanagara Medical Journal, 1(2),
195–200.
Arief Hariana. (2013). 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya (S. Nugroho (ed.); I).
Aryahidayani, W. (2020). Aktivitas Bunga dan Daun Pepaya (Carica papaya L.)
Varietas Bangkok dan California dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri
Patogen.
Astija, & Djaswintari. (2020). Analisis Kandungan Lemak pada Abon yang dibuat
dari Jantung Pisang (Musa paradisiaca) dan Ikan Sidat (Anguilla
marmorata). Journal of Nutrition College, 9(4), 241–246.
Badan Pusat Statitik Jawa Timur. (2021). Luas Panen Tanaman Sayuran dan
Buah-buahan Semusim Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman di
Provinsi Jawa Timur.
Fitriningtyas, A. N., Sutarno, S., & Fuskhah, E. (2019). Aplikasi Beberapa Jenis
Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai
Rawit (Capsicum frutescens l.). Journal of Agro Complex, 3(1), 32–39.
73
74
Hamzah, H., Kunu, P. J., & Rumakat, A. (2012). Respons Pertumbuhan dan
Produksi Ketimun (Cucumis sativus L) Terhadap Sistem Pengolahan Tanah
dan Jarak Tanam. Agrologia, 1(2), 106–110.
Hermanto, C., Maharijaya, A., Arsanti, I. W., Hayati, M., Rosliani, R., Setyawati,
C. A., Husni, I., Sari, M., Wibawa, T., Sunarto, B., Kurdi, Adin, A., Julietha,
D., Suad, D., Efendi, M., Hariyanto, Nggaro, Y. Y., Anggraeni, F., Waludin,
J., … Setiani, R. (2017). Pedoman Budidaya Bawang Merah Menggunakan
Benih Biji. In Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat.
Kemenkes. (2019). Hari Bawa Bekal Nasional. Pusat Data Dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI, 1–10.
Kencana, P. K. D., Widia, W., & Antara, N. S. (2012). Praktek Baik Budi Daya
Bambu Rebung Tabah (Gigantochloa nigrociliata BUSE-KURZ).
Kurdianingsih, S., Rahayu, A., & Setyono. (2015). Efektifitas Pupuk Kalium
Organik Cair dan Tahapan Pemupukan Kalium Terhadap Pertumbuhan,
Produksi, dan Daya Simpan Kacang Panjang (Vigna sesquipedalis (L.)
Fruhw.) Kultivar KP-1. Jurnal Agronida, 1(2), 92–105.
Kusmiyati, F., Sumarsono, K., & Pangestu, E. (2016). Influence of rice straw
mulch on saline soil: Forage production, feed quality and feed intake by
Sheep. Journal of the International Society for Southeast Asian Agricultural
Sciences, 22(1), 42–51.
75
Lalujan, L., Djakarsi, S., Tuju, T., Rawung, D., & Sumual, M. (2017). Komposisi
Kimia dan Gizi Jagung Lokal Varietas “Manado Kuning” sebagai Bahan
Pangan Pengganti Beras. Jurnal Teknologi Pertanian, 8(1), 47–54.
Mardaus, Sari, I., & Yusuf, E. Y. (2019). Produksi Tanaman Tomat (Solanum
lycopersicum L.) dengan Pemberian SP-36 dan Dolomit di Tanah Gambut.
Jurnal Agro Indragiri, 4(2), 25–35.
Mayani, N., Kurniawan, T., & Marlina. (2015). Pertumbuhan Tanaman Kangkung
Darat ( Ipomea reptans Poir ) Akibat Perbedaan Dosis Kompos Jerami
Dekomposisi Mol Keong Mas. Lentera, 15(13), 59–63.
Melsasail, A., Siwalette, J. D., & Puttileihalat, P. M. (2018). Analisis Potensi Dan
Strategi Pengembangan Tanaman Sayuran (Studi Kasus Di Negeri Tawiri
Kecamatan Teluk Ambon). Agrilan : Jurnal Agribisnis Kepulauan 6(3), 315.
Millenda Sari, A., Melani, V., Novianti, A., Purwara Dewanti, L., & Sa, M. (2020).
Formulasi Dodol Tinggi Energi Untuk Ibu Menyusui dari Puree Kacang Hijau
(Vigna radiata l), Puree Kacang Kedelai (Glycine max), Dan Buah Naga
Merah (Hylocereus polyrhizus). Jurnal Pangan Dan Gizi, 10(02), 49–60.
Munthe, K., Pane, E., & Panggabean, E. L. (2018). Budidaya Tanaman Sawi (
Brassica juncea L. ) Pada Media Tanam Yang Berbeda Secara Vertikultur.
Agrotekma: Jurnal Agroteknologi Dan Ilmu Pertanian, 2(2), 138–151.
Patty, R. H., Antara, N. S., & Arnata, I. W. (2014). Pengaruh Bagian Rebung dan
Perlakuan Pendahuluan terhadap Karakteristik Tepung dari Rebung Bambu
Tabah (Gigantochloa nigrociliata BUSE – KURZ). Jurnal Rekayasa Dan
Manajemen Agroindustri, 2(2), 87–98.
Sarif, P., Hadid, A., & Wahyudi, I. (2015). Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi
(Brassica juncea L.) Akibat Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Urea. Jurnal
Agrotekbis, 3(5), 585–591.
Subandriyo, Kusumo, S., Hasanah, M., Thohari, Machmud, S. M., & Husni
Kasim, A. H. A. N. (2002). Pedoman Pembentukan Komisi Daerah dan
Pengelolaan Plasma Nutfah.
Sulistyo, R. H., Soetopo, L., & Damanhuri. (2015). Eksplorasi dan Identifikasi
Karakter Morfologi Porang ( Amorphophallus Muelleri B .) Di Jawa Timur.
Jurnal Produksi Tanaman, 3(5), 353–361.
Sumayya. (2019). Uji Toksisitas Ekstrak Air Daun Turi (Sesbania grandiflora (L.)
Pers.) Pada Embrio Ikan Zebra.
77
Yuan Shan, C., & Iskandar, Y. (2018). Studi Kandungan Kimia dan Aktivitas
Farmakologi Tanaman Kunyit (Curcuma longa L.). Jurnal Farmaka, 16(2),
547–555.
Yulianti, M. (2018). Pengaruh Umur Dan Bagian Rebung Terhadap Warna Dan
Sifat Kimia Tepung.
78
79
Labu koneng
14 Sawi Daun Tumis
(Brassica juncea L.)
Sawi
15 Kelor Daun Sayur bening
(Moringa oleifera)
Marongghi
16 Petai Buah Lalap dan
(Parkia speciosa) campuran sambel
Pette
17 Jeruk Purut Buah Campuran
(Citrus hystrix) sambel
Jeruk Porot Daun
Bumbu sayur
lodeh, sup, kari,
tumis.
18 Bawang Daun Daun Sayur bening,
(Allium porrum) tumis.
Bhabang Dhaun
19 Turi Bunga Tumis
(Sesbania grandiflora)
Toroy
20 Bambu Tunas Sayur lodeh,
(Bambusa Sp.) tumis
Perreng
21 Pepaya Buah Sayur lodeh
(Carica papaya) Tumis dan lalap
Kates Bunga
rebus
22 Talas Batang Sayur tumis
(Colocasia esculenta)
Tales
23 Gambas Buah Sayur bening,
(Luffa acutangula) tumis.
Langker
24 Timun Buah Sayur lodeh,
(Cucumis sativus) bening, lalap,
Temon
25 Ubi Daun Tumis dan sayur
(Ipomoea batatas) bening.
Obhi
26 Kangkung Daun Tumis dan sayur
(Ipomea aquatica) bening.
Kangkong Batang
80
A. Kecamatan Rubaru
C. Kecamatan Pasongsongan
(Tahun
) (Tahun)
1 Rosidah 60 0
2 Syaiful 40 0
3 Busar 70 0
4 Mutia 58 1
5 Marsuto 53 6
6 Supandi 48 6
7 Halim 30 9
8 Rahwini 55 9
9 Tahol 55 6
10 Mustaha 72 3
11 Sulaini 63 0
12 Mona 50 0
D. Kecamatan Ambunten
Tumpang sari terung, buncis dan Tanaman Kelor sebagai pagar lahan
cabai rawit. tanaman jagung
Tumpang sari jagung dan kacang Tumpang sari cabai rawit, jagung
panjang dan tembakau