Oleh :
RISTIYANINGSIH
NPM. 0417011281
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pertanian Pada Program Strata Satu
FakultasPertanian Universitas Pekalongan
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
PEKALONGAN
2022
PENGARUH MACAM MULSA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS MENTIMUN
(Cucumis sativus L.)
Oleh :
Ristiyaningsih
NPM. 0417011281
SKRIPSI
Telah disetujui dan disahkan
Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian
ii
iii
MOTTO
“Nikmati perjalanan hari ini, jangan terbawa masa lalu atau cemas di masa yang
akan datang. Takdir tuhan selalu lebih baik dari apa yang kamu harapkan”
iv
PERSEMBAHAN
Alhamdulilah puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Buah karya ini saya persembahkan kepada :
1. Kedua orang tua saya Ibu Warsiyah dan Bapak Mahari atas limpahan do’a,
semangat serta biaya hingga saya bisa dititik sekarang ini.
2. Kakakku Mustafiroh dan Adikku Nurul Hikmah terima kasih atas kasih
sayang, dukungan serta do’a selama menempuh pendidikan di perguruan
tinggi.
3. Dosen pembimbing pertama Bapak Ir. Eka Adi Supriyanto, M.P dan dosen
pembimbing kedua Ibu Syakiroh Jazilah, S.P., M.P, serta dosen Penguji
Bapak Ubad Badrudin S.P., M.P dan seluruh dosen pengajar, yang selama
ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan
mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tak ternilai
harganya, agar saya menjadi lebih baik. Terim kasih Bapak Ibu Dosen jasa
kalian tidak akan pernah terlupakan.
4. Teman – teman Fakultas Pertanian angkatan 2017 yang senantiasa saling
membantu, menyemangati, berjuang dan saling mendoakan,bersama kalian
aku dapat merasakan indahnya kebersamaan.
5. Kepada Feri Sustiwi, Susilowati, Niwayan Cindy, Fitri Nurjanah, Pradina
Tiarani, Ade Budi Utomo, Habib, Rifa’i, Rama, Syaifu, Izad, Dwi Alinda,
Tsania, Cholauna, Susilo, Angga, Ardi, Wibowo, Salsabila, Dian Amalia,
dan Bang Huda terima kasih atas semangat, doa, serta bantuannya
sehingga saya bisa sampai dititik sekarang ini.
6. Terimakasih kepada Inna Wahyu Hidayanti, Wulan Putri Oktaviani, telah
memberikan bantuan, semangat serta do’a. semoga kalian panjang umur
sehat selalu.
7. Terimakasih kepada teman-teman Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Pertanian atas pembelajaran berorganisasinya yang luar biasa ini.
8. Terimakasih kepada teman-teman GMNI Pekalongan atas ilmu,
pengetahuan dan pembelajaran berorganisasi yang luar biasa ini.
v
Ristiyaningsih. 0417011281. Pengaruh Macam Mulsa Terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Beberapa Varietas Mentimun (Cucumis sativus L.) di bawah
bimbingan Ir. Eka Adi Supriyanto, M.P dan Syakiroh Jazilah, S.P., M.P.
ABSTRAK
vi
Ristiyaningsih. 0417011281. The Effect Of Mulch On The Growth And
Production Of Several Varieties (Cucumis sativus L) under the guidance Ir. Eka
Adi Supriyanto, M.P and Syakiroh Jazilah., S.P., M.P.
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of mulch on the growth and production of
several varieties of cucumber. It has been implemented in Rowosari Village,
Limpung District, Batang Regency. The experimental design used was the Split
Plot Design consisting of 2 factors with 3 replications. The first factor is the type
of mulch (M) as the main plot (M0 = No Mulch, M1 = Straw Mulch, M2 =
Transparent Mulch, M3 = Black Silver Plastic Mulch) and the second factor is
several varieties (V) as a sub plot (V 1 = Harmony Variety F1, V2 = Bandana
variety F1, V3 = Metavy F1 variety. Data were analyzed by F test, if
significantly different, then followed by the Least Significance Different
(LSD) test 5%. The variables observed were plant height, number of leaves per
plant, flowering time, number of fruit per plant, fruit weight per fruit, longest fruit
length, largest fruit diameter, fruit weight per plant, fruit weight per plot and
longest root length. The results showed that the type of mulch (M) was very
significantly different for all variables. The best kind of mulch is silver black
plastic mulch (M3). Several varieties were very significantly different on all
observed variables except for the plant height variable. The best variety was
achieved by the Harmony F1 (V1) variety. The best interaction was achieved in
the combination of black silver plastic mulch with the Harmony F1 (M 3V1)
variety.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Macam Mulsa
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Mentimun (Cucumis
sativus L). ”
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana
pertanian pada program strata satu Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan.
Penyusunan Skripsi ini mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Penyusunan Skripsi ini mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak,
oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan, yang telah berkenan
memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
2. Ir. Eka Adi Supriyanto, M.P. sebagi Dosen Pembimbing pertama yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi.
3. Syakiroh Jazilah, S.P, M.P. sebagai Dosen Pembimbing kedua yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi.
4. Semua pihak terutama kedua orang tua, teman yang telah memberikan
bantuan, materi, dorongan dan sarannya dalam penyusunan skripsi.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan,
namun demikian mudah-mudahan bermanfaat bagi yang membacanya.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
MOTTO............................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN............................................................................................... v
ABSTRAK.......................................................................................................... vi
ABSTRACT........................................................................................................ vii
DAFTAR ISI....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................... xi
I. PENDAHULUAN........................................................................................... 1
1.6 Hipotesis.................................................................................................... 7
2.4 Mulsa......................................................................................................... 11
ix
2.5 Macam Varietas........................................................................................ 14
4.2 Pembahasan............................................................................................... 40
5.1 Simpulan................................................................................................... 49
5.2 Saran.......................................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 50
LAMPIRAN........................................................................................................ 56
x
DAFTAR TABEL
No Uraian Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Halaman
1. Bagan Kerangka Pemikiran......................................................................... 5
2. Histogram pengaruh macam mulsa terhadap tinggi tanaman...................... 25
3. Histogram pengaruh macam mulsa terhadap jumlah daun
per tanaman.................................................................................................. 26
10. Histogram pengaruh macam mulsa terhadap berat buah per buah............... 31
11. Histogram pengaruh beberapa varietas terhadap berat buah
per buah........................................................................................................ 31
19. Histogram pengaruh macam mulsa terhadap berat buah per petak............. 37
20. Histogram pengaruh beberapa varietas terhadap berat buah per petak........ 37
21. Histogram pengaruh macam mulsa terhadap panjang akar terpanjang........ 38
22. Histogram pengaruh beberapa varietas terhadap panjang
akar terpanjang............................................................................................. 39
pasir kasar, batu bata dan batu gravel. Untuk tanaman semusim, bahan mulsa ini
jarang digunakan untuk tanaman hias dalam pot. Mulsa kimia-sintesis meliputi
bahan-bahan plastik dan bahan-bahan kimia lainnya. Bahan-bahan plastik
berbentuk lembaran dengan daya tembus sinar matahari yang beragam. Bahan
plastik yang saat ini paling sering digunakan sebagai bahan mulsa adalah plastik
transparan, plastik hitam, plastik perak, dan plastik perak hitam. Penggunaan
bahan mulsa tersebut tergantung efek pemulsaan yang diharapkan (Umboh, 2002).
Usaha lain yang mampu meningkatkan produksi mentimun di Indonesia
dapat dilakukan melalui pemuliaan tanaman yaitu mengembangkan varietas-
varietas yang memiliki daya hasil tinggi. Pada proses pemuliaan selanjutnya akan
diperoleh varietas unggul baru (Kusandriani dan Permadi, 1996).
Varietas atau kultivar adalah sekumpulan individu tanaman yang dapat
dibedakan dari setiap morfologi, fisiologi, sitologi dengan nyata untuk usaha
pertanian. Varietas tersebut bila diproduksi akan menunjukkan sifat-sifat yang
dapat dibedakan dari varietas lainnya (Sutopo, 2002).
Tujuan dari pembentukan varietas unggul yaitu untuk meningkatkan
produktivitasseperti potensi daya hasil biji, memperpendek umur panen,
memperbaiki sifat ketahanan terhadap hama (Istyastuti dan Yanuharso, 1996).
Pada saat ini banayak varietas unggul mentimun yang dikembangkan, masing-
masing memiliki sifat genetik yang berbeda.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut :
1. Macam mulsaapakah yangtepat terhadap pertumbuhan dan produksi
mentimun?
2. Varietas apakah yang tepatterhadap pertumbuhan dan produksi mentimun?
3. Apakah terdapat interaksi antara macam mulsa dan beberapa varietas
terhadap pertumbuhan dan produksi mentimun ?
4
Intensifikasi
kandungan air tanah, penekanan gulma dan OPT. Namun manipulasi lingkungan
tumbuh dengan cara teknik budidaya tersebut akan berbeda pengaruhnya jika
dilakukan pada tanaman dengan kultivar yang berbeda, begitu juga perbedaan
jenis mulsa akan berbeda pengaruhnya terhadap perbedaan lingkungan terutama
suhu tanah sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun untuk tiap kultivar
akan berbeda pula (Mahmood dalam Riski, 2015). Berdasarkan penelitian
Futichat et al., (2019) menyimpulkan bahwa penggunaan mulsa plastik hitam
perak memberikan hasil terbaik terhadap parameter jumlah buah.
Upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi tanaman
mentimun dengan penggunaan varietas unggul. Menurut Qamari (2013) kelebihan
varietas unggul yaitu produksi dan ketahanan lebih tinggi terhadap hama dan
penyakit dibandingkan dengan varietas kultivar (non hibrida). Berdasarkan hasil
penelitian Irama (2015) varietas hibrida Harmony F1 menunjukanberat buah per
tanaman tertinggi dibandingkan dengan yang lainnya.
1.6 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka dapat ditarik hipotesis
sebagai berikut :
1. Mulsa plastik hitam perakmerupakan mulsa yang tepat untuk pertumbuhan dan
produksi mentimun.
2. Varietas mentimun harmony F1 merupakan varietas yang tepat untuk
pertumbuhan dan produksi mentimun.
3. Terdapat interaksi antara macam mulsa dan beberapa varietas untuk
pertumbuhan dan produksi mentimun.
8
cabang. Daun mentimun terdiri oleh tangkai daun yang memiliki ukuran
panjang sekitar 24 cm, helai daun yang memiliki ukuran cukup lebar ± 20 cm dan
tulang-tulang daun. Daun berwarna hijau muda hingga hijau tua dan memiliki
permukaan daun yang berkerut (Manalu, 2013).
2.2.4 Bunga
Bunga mentimun berwarna kuning, berbentuk terompet dan berukuran
kecil dengan panjang 2-3 cm. Bunga terdiri dari tangkai bunga, kelopak bunga
berjumlah 5 buah, berwarna hijau, berbentuk ramping, dan berada dibagian bawah
pangkal bunga, mahkota bunga berjumlah 5-6 buah, berwarna kuning terang dan
berbentuk bulat. Bunga mentimun yang telah mekar memiliki diameter antara 30-
35 mm (Manalu, 2013).
Tanaman mentimun termasuk tanaman berumah satu, artinya bunga jantan
dan bunga betina terpisah, tetapi masih dalam satu pohon. Bunga betina
mempunyai bakal buah berbentuk lonjong yang terletak dibawah kelopak bunga,
sedangkan bunga jantan tidak mempunyai bagian yang menonjol (bakal buah).
Bila bakal buah berkembang membesar menjadi buah maka kelopak bunga dan
mahkota bunga terdorong kedepan dan pada akhirnya akan menempel pada pucuk
buah (Sunarjono, 2007).
2.2.5 Buah
Buah mentimun memiliki ukuran panjang 15-25 cm, diameter 5 cm, dan
berat buah 200-450 gr yang terdiri atas kulit buah, daging buah, dan biji diselaputi
lendir. Biji mentimun berbentuk pipih, kulitnya berwarna putih atau putih
kekuningan sampai coklat. Kulit buah mentimun sangat tipis dan basah serta
mempunyai warna yang beragam tergantung varietasnya seperti hijau gelap, putih,
putih kehijauan. Daging buah berwarna putih dan tebal, agak keras, bila dimakan
renyah dan banyak mengandung air (Manalu, 2013).
2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Mentimun
2.3.1 Iklim
Tanaman mentimun dapat tumbuh dan beradaptasi di hampir semua jenis
tanah dan dapat ditanam mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi 1000
mdpl.
10
mengurangi serangan hama (seperti Thrips dan Aphis) dan penyakit. Sedangkan
warna hitam akan menyerap panas sehingga suhu di perakaran tanaman menjadi
hangat dan optimal untuk pertumbuhan akar.
Keuntungan lain dari mulsa plastik adalah dapat diperoleh setiap saat,
memiliki sifat yang beragam terhadap suhu tanah tergantung plastik, dapat
menekan erosi, mudah diangkut sehingga dapat digunakan setiap saat, menekan
pertumbuhan gulma dan dapat digunakan lebih dari satu musim tanam tergantung
perawatan bahan mulsa. Sementara kekurangannya adalah tidak memiliki efek
menambah kesuburan tanah karena sifatnya sukar lapuk dan harga untuk membeli
mulsa plastik relatif mahal. Mulsa plastik sesuai digunakan untuk pembudidayaan
tanaman yang struktur perakarannya dangkal, tajuk tanaman berdaun tidak lebat
dan tinggi tanaman diatas 0,5 meter. Karena mulsa MPHP dapat memantulkan
cahaya matahari sangat banyak, sedangkan cahaya matahari yang diteruskan
sangat kecil akam menyebabkan suhu tanah tetap rendah. (Khaira, 2014).
2.5 Macam Varietas
2.5.1 Varietas Harmony F1
Mentimun hibrida berbentuk silindris cocok didataran rendah sampai
sedang. Pertumbuhan tanaman kuat dan seragam, toleran penyakit kresek (downy
mildew). Tanaman tetap menghasilkan buah yang besar dan lurus (tanpa leher)
meskipun pengairan kurang sempurna. Buah berwarna hijau tua, seragam dan
tidak pahit. Panjang buah ± 25 cm, diameter ±5,7 cm dengan berat 300 g/buah.
Umur panen ± 37 hari setelah pindah tanam dengan potensi hasil 5 -6 kg/tanaman.
(PT. Benih Inti Subur Tani, 2005).
2.5.2 Varietas Bandana F1
Mentimun hibrida tipe lalap cocok di dataran rendah dan menengah,
tanaman sangat vigor. Buah lebat dengan ukuran silindris dan berwarna hijau
muda, warna garis buah putih pudar dan rasa tidak pahit. Agak tahan terhadap
Gummy stem blight atau busuk batang berlendir (Didymella sp.) dan rentan
terhadap Gemini virus. Panjang 18 cm dan diameter buah 4,5 cm, berat per buah
135 g. Umur panen 30 – 35 hari dengan potensi hasil 50 – 60 ton/ha (PT. East
West Seed, 2010).
15
Macam Varietas
Macam Mulsa
V1 V2 V3
M0 M0V1 M0V2 M0V3
M1 M1V1 M1V2 M1V3
M2 M2V1 M2V2 M2V3
M3 M3V1 M3V2 M3V3
3.4 Prosedur Penelitian
Pelaksanaan percobaan meliputi: persiapan benih mentimun, persiapan
lahan, penanaman, pembuatan lubang tanam, penyemaian, penanaman,
pemeliharaan, pemanenan dan pengamatan.
3.4.1 Persiapan Benih Timun
Benih timun yang digunakan adalah varietas Harmony F1, varietas
Bandana F1, varietas Metavy F1. Benih diseleksi terlebih dahulu untuk
mendapatkan kriteria benih yang baik dengan cara benih dimasukkan kedalam air.
Apabila benih tersebut baik maka benih akan tenggelam di dasar air. Benih yang
tenggelam di dasar air diambil untuk dijadikan sebagai bahan tanam.
3.4.2 Persiapan Lahan
Persiapan lahan diawali dengan pengolahan lahan yang dilakukan dengan
cara mencangkul sedalam 30cm dan tinggi bedengan 25 cm, membersihkan sisa-
sisa tanaman maupun gulma serta di beri pupuk kandang 20 ton/ha dengan dosis
7,2 kg per petak. Lahan percobaan tersebut kemudian diratakan dan dibagi dalam
tiga blok dan masing-masing blok dibagi menjadi 12 petak dengan masing-masing
petak berkuran lebar 1,2 meter dan panjang 3,2 meter. Jarak antara blok 50 cm
dan jarak antar petak dalam blok adalah 50 cm. Kemudian bedengan di tutup
dengan mulsa sesuai perlakuan. Untuk mulsa plastik transparan dan hitam perak
di bagian tepi dijepit dengan belahan bambu.
3.4.3 Pembuatan lubang tanam
Mulsa dilubangi dengan alat yang terbuat dari kaleng atau bahan lain yang
memiliki daya hantar panas cukup baik. Kaleng diberi bara api untuk
memudahkan pelubangan mulsa plastik tersebut. Diameter lubang tanam sekitar
10 cm. Kemudian lubang tanam dibuat dengan menggunakan alat yang terbuat
18
dari kayu yang berbentuk bulat berdiameter sama dengan lubang mulsa plastik
dan bagian bawahnya dibuat runcing. Kedalaman lubang tanam sekitar 10 cm – 15
cm atau kira kira cukup untuk menempatkan bibit beserta media tanahnya.
3.4.4 Persemaian
Benih mentimun setelah direndam air hangat selama 15 menit, seleksi benih
yang mengapung dan ambil benih yang tenggelam saja. Siapkan media tanah dan
sekam segar dengan komposisi perbandingan 1:1, campurkan semua bahan hingga
merata dan masukkan kedalam wadah persemaian berupa polybag kecil ukuran
6cm x 8cm. Buat lubang tanam sedalam 3 – 5 cm. Lalu masukan benih
kedalamnya (1 benih per lubang) timbun kembali menggunakan tanah.
3.4.4 Penanaman
Setelah benih berumur 7 hari atau berdaun 3-4 helai, dipindah tanam di
lahan yang sudah disiapkan sebelumnya dengan cara menyobek polybag semai
dan dimasukan ke lubang tanam yang sudah di pasang mulsa sesuai perlakuan
dengan jarak tanam 50 x 50 cm.
3.4.5 Pemeliharaan
1. Pengairan
Pengairan dilakukan dengan menyiram tanaman dengan menggunakan
selang, pengairan dilakukan setiap hari yaitu pada pagi dan sore hari sampai
tanaman berumur 2 – 3 minggu setelah tanam. Atau disesuikan dengan kondisi
iklim dan cuaca.
2. Pemberian Ajir
Pemasangan ajir dilakukan setelah tanaman mentimun berumur 4 – 5 hari
agar tidak mengganggu sistem perakaran. Ajir yang digunakan adalah dari batang
bambu yang dibelah empat, kemudian dibersihkan dan dihaluskan agar tidak
melukai tanaman mentimun. Tinggi ajir yang umum digunakan untuk tanaman
mentimun adalah 2 m dan lebar 2-4 cm, dengan bagian yang dimasukkan ke
dalam tanah adalah 20 cm, ajir ditancapkan dekat dengan batang dan diikat.
Bagian bawah ajir dibuat runcing agar mudah penancapannya. Batang tanaman
mentimun diikat pada turus bambu menggunakan tali rafia. Pengikatan dilakukan
setiap minggu mengikuti perkembangan tinggi tanaman.
19
3. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut rumput/gulma yang ada
disekitar tanaman dan bedengan.Penyiangan dilakukan tergantung kondisi kebun.
4. Penyulaman
Penyulaman adalah tanaman yang pertumbuhannya tidak normal atau
terserang hama dan penyakit atau mati, harus segera diganti dengan tanaman
(bibit) yang baru. Penyulaman ini dilakukan maksimal pada umur 15 hari setelah
tanam, agar pertumbuhan selanjutnya dapat seragam dan memudahkan
pemeliharaan. Cara penyulaman adalah menanam bibit mentimun yang baru pada
lubang tanam bekas tanaman yang mati atau abnormal.
5. Pemupukan
Pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang dosis 20 ton/ha sebagai
pupuk dasar, pada saat pengolahan lahan aplikasinya adalah menyebarkan pupuk
di atas tanah atau di atas petakan secara merata7,2 kg per petak.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan apabila muncul serangan di
lapangan. Pengendalian bisa menggunakan metode kimia menyesuaikan hama dan
penyakit yang menyerang.
7. Pemanenan
Mentimun mulai bisa dipanen setelah berumur ±40 hari setelah tanam.
Buah yang cukup layak dipanen yaitu berwarna sama mulai dari pangkal sampai
ujung. Pemanenan mentimun dilakukan dengan cara memotong tangkai buahnya
kira-kira 2 cm dari pangkalnya menggunakan gunting. Pemetikan dilakukan
dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan ranting-ranting muda, bunga dan
buah-buah lainnya. Buah yang siap panen adalah buah yang jika ditekan akan
terasa lunak dan belum mengeras.
20
Tabel 3. Angka Rata-Rata Dan Analisis Statistik Data Komponen Macam Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa
Varietas Mentimun (Cucumis sativus L.)
Tinggi Jumlah Saat Jumlah Berat Panjang Diameter Berat Buah Berat Buah Panjang akar
Tanaman Daun Berbunga Buah Buah Buah Buah Pertanaman Perpetak Terpanjang
Perlakuan
Pertanaman PerBuah Terpanjang Terbesar (cm)
(cm) (helai) (hst) (buah) (gram) (cm) (mm) (gram) (kwintal)
Macam Mulsa
M0= Tanpa Mulsa 164,80a 64,84a 30,31d 5,19a 248,91a 19,54a 41,79a 611,16a 130,78a 19,23a
M1= Mulsa Jerami 179,11b 66,51b 29,07c 7,59b 255,46b 19,73b 42,74b 823,94b 195,59b 19,65b
M2= mulsa transparan 186,69c 69,40c 28,38b 8,99c 261,10c 21,01c 43,69c 1058,92c 236,00c 22,08c
M3 = mulsa hitam perak 191,71d 72,26c 27,40a 9,47d 281,19d 21,47d 44,57d 1236,40d 267,78d 23,00d
F Hitung 28,38** 277,34** 25,68** 422,97** 41,47** 24,45** 93,95** 411,14** 288,23** 689,96**
F Tabel 5% 4,76 4,49 4,76 4,76 4.76 4,76 4,76 4,76 4,76 4,76
F Tabel 1% 9,78 8,53 9,78 9,78 9,78 9,78 9,78 9,78 9,78 9,78
Uji BNT 5% 8,62 0,77 0,95 0,31 8,48 0,75 0,49 55,72 13,63 0,27
KK 0,49% 0,075% 0,14% 0,10% 0.40% 0,13% 0,06% 1,32% 0,72% 0,05%
Beberapa Varietas
V1 = Harmony F1 183,65 69,42c 28,33a 8,37c 271,53c 21,97c 43,96c 1022,58c 230,06b 21,68c
V2 = Bandana F1 180,08 68,09b 28,72a 7,74b 249,48b 18,77b 43,17b 919,00b 206,20a 20,83b
V3 = Metavy F1 178,00 67,25a 29,32a 7,31a 263,99a 20,56a 42,46a 856,24a 186,35a 20,46a
F Hitung 0,74tn 50,98** 6,79** 46,02** 34,30** 83,21** 66,70** 35,45** 56,36** 56,27**
F Tabel 5% 2,74 3,63 3,63 3,63 3,63 3,63 3,63 3,63 3,63 3,63
F Tabel 1% 4,20 6,23 6,23 6,23 6,23 6,23 6,23 6,23 6,23 6,23
Uji BNT 5% 13,05 0,60 0,74 0,31 7,50 0,69 0,36 55,27 11,42 0,33
KK 0,86% 0,06% 0,12% 0,10% 0,41% 0,13% 0.05% 1,60% 0,70% 0,06%
Keterangan :Angka-angka dalam kolom dan perlakuan yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
berdasarkan Uji BNT pada taraf 5%.
**= berbeda sangat nyata *= berbeda nyata tn = berbeda tidak nyata
23
24
12.000
10.000
8.000
Beberapa Varietas :
6.000
Harmony F1
4.000
Bandana F1
2.000 Metavy F1
.000
Tanpa Mulsa Mulsa Mulsa Hi-
Mulsa Jerami Transparan tam Perak
Macam Mulsa
Gambar 9. Grafik interaksi macam mulsa dan beberapa varietas terhadap jumlah
buah pertanaman.
Gambar 10. Histogram pengaruh macam mulsa terhadap berat buah per buah.
Gambar 11. Histogram pengaruh beberapa varietas terhadap berat buah perbuah.
32
Gambar 12. Histogram pengaruh macam mulsa terhadap panjang buah terpanjang.
Gambar 14. Histogram pengaruh macam mulsa terhadap diameter buah terbesar.
34
Gambar 16. Histogram pengaruh macam mulsa terhadap berat buah pertanaman.
Gambar 18. Grafik interaksi macam mulsa dengan beberapa varietas terhadap
berat buah pertanaman.
4.1.9 Berat Buah Per petak (Kwintal)
Hasil penelitian menunjukan bahwa,macam mulsa berbeda sangat nyata
terhadap berat buah perpetak. Berat buah per petak tertinggi dicapai oleh macam
mulsa hitam perak (M3) yaitu 267,78 kwintal, diikuti mulsa transparan (M2) yaitu
235,99 kwintal,kemudian mulsa jerami (M1) yaitu195,59 kwintal, sedangkan berat
buah perpetak terendah dicapai oleh perlakuan tanpa mulsa (M0) yaitu 130,78
kwintal. Histogram pengaruh jenis macam mulsa terhadap berat buah perpetak
dapat dilihat pada Gambar 19.
37
Gambar 19. Histogram pengaruh macam mulsa terhadap berat buah perpetak.
Gambar 20. Histogram pengaruh beberapa varietas terhadap berat buah perpetak.
38
Gambar 21. Histogram pengaruh macam mulsa terhadap panjang akar terpanjang.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh Macam Mulsa
Hasil penelitian menunjukan bahwa, perlakuan macam mulsa berbeda
sangat nyata terhadap semua variabel yaitu, tinggi tanaman, jumlah daun
pertanaman, saat berbunga, jumlah buah pertanaman, berat buah perbuah, panjang
buah terpanjang, diameter buah, berat buah pertanaman, berat buah perpetak dan
panjang akar terpanjang. Macam mulsa plastik hitam perak (M3) memberikan
hasil terbaik dalam pertumbuhan mentimun.
Tanaman mentimun yang diberi perlakuan mulsa plastik hitam perak
menghasilkan pertumbuhan yang terbaik. Menurut Kartasapoetra (1989), mulsa
plastik hitam perak mampu memantulkan cahaya matahari sehingga proses
fotosintesis akan lebih optimal, sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Warna perak pada bagian atas dapat menghalau hama tanaman
sedangkan warna hitam pada bagian bawah dapat menyerap panas, sehingga suhu
tanah stabil. Hal tersebut memungkinkan perakaran tanaman lebih optimal dalam
pengambilan unsur hara sehingga kebutuhan bagi tanaman terpenuhi.
Menurut Wilkins (1992), penerimaan cahaya pada tunas apikal akan
berpengaruh pada pertumbuhan diferensial. Cahaya matahari mempengaruhi suhu
di sekitar tanaman. Penutupan tanah melalui mulsa plastik hitam perak dapat
meningkatkan kandungan air dalam tanah, karena proses evaporasi dapat ditekan.
Cahaya matahari sangat mendukung dalam perkembangan panjang batang
menjadi lebih baik. Menurut Dwijoseputro (1992), cahaya matahari dapat
mempengaruhi laju fotosintesis, melalui proses tersebut energi cahaya diubah
menjadi energi kimia dalam bentuk karbohidrat. Karbohidrat merupakan bahan
dasar penyusun protein, lemak dan asam organik. Zat-zat tersebut diserap tanaman
untuk pertumbuhan panjang batang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, macam mulsa berpengaruh sangat
nyata terhadap variabel tinggi tanaman dan jumlah daun pertanaman. Sejalan
dengan pendapat Sembiring (2013) yaitu warna perak berfungsi untuk
memantulkan cahaya matahari, sehingga cahaya yang diterima oleh daun lebih
maksimal dan tanaman mampu melangsungkan proses fotosintesis secara optimal.
41
tidak tersedia sepanjang musim tanam, tetapi hanya waktu musim panen padi,
hanya tersedia disekitar sentra budidaya padi sehingga daerah yang jauh dari pusat
budidaya membutuhkan biaya ekstra untuk akomodasi serta tidak dapat digunakan
lagi untuk masa tanam berikutnya (Pertamawati, 2010).
Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan tanpa mulsa memberikan
hasil yang kurang optimal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Menururt Syaifuddin dan Pranowo (2007) menyatakan bahwa perlakuan tanpa
mulsa menyebabkan perubahan kandungan air tanah cukup besar, sehingga terjadi
defisit air yang menghambat pertumbuhan tinggi tanaman. Cekaman air akan
menyebabkan suhu daun meningkat, stomata menutup, dan fotosintesis menurun.
Di sisi lain, rendahnya pertumbuhan dan hasil dari tanaman yang tanpa
diberi mulsa juga diakibatkan adanya persaingan antara tanaman dengan gulma.
Hal ini mengindikasikan bahwa gulma yang tumbuh berdekatan dan bersamaan
dengan tanaman budidaya akan saling mengadakan persaingan. Apabila pada saat
fase vegetatif tanaman tumbuh bersama dengan gulma, maka akan terjadi suatu
interaksi yang negatif dalam memperebutkan air, cahaya dan unsur hara, sehingga
pertumbuhan tanamanakan terhambat karena keberadaan gulma (Moenandir,
2010).
4.2.2 Pengaruh Macam Varietas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, perlakuan macam varietas berbeda
sangat nyata terhadap variabel jumlah daun pertanaman, saat berbunga, jumlah
buah pertanaman, berat buah perbuah, panjang buah terpanjang, diameter buah
terbesar, berat buah pertanaman, berat buah perpetak, dan panjang akar
terpanjang, dan berbeda tidak nyata terhadap variabel tinggi tanaman. Hasil
terbaik dicapai varietas Harmony F1 (V1).
Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa ada perbedaan karakter dari
ketiga varietas yang digunakan. Hal ini diduga disebabkan oleh perbedaan
susunan genetik masing – masing varietas sehingga menunjukkan pengaruh yang
berbeda terhadap lingkungan dan faktor produksi. Menurut Sadjad
(1993)perbedaan daya tumbuh antara varietas yang berbeda ditentukan oleh faktor
genetiknya. Varietas terbaik dicapai oleh varietas Harmony F1 (V1), karena
45
mempunyai berat buah per tanaman tertinggi ( data dapat dilihat pada tabel 4)
dibandingkan dengan varietas Bandana F1 (V2) dan Varietas Metavy F1 (V3).
Meningkatnya berat buah per tanaman dari masing– masing varietas akibat respon
fisiologis yang berbeda dari genetik serta lingkungan. Jika pertumbuhan tanaman
baik, maka diduga laju fotosintesis juga akan berjalan dengan baik sehingga laju
asimilasi akan meningkat, dengan demikian hasil asimilasi yang disalurkan ke
tempat produksi akan banyak yang berakibat pada peningkatan produksi tanaman
mentimun. Amsar at al., (2011) dalam Juanda (2013) mengemukakan bahwa
jumlah daun yang lebih banyak dapat menigkatkan jumlah kloroplas (sebagai
tempat difusi CO2 ke dalam daun) yang sangat menentukan dalam peningkatan
laju fotosintesis. Fotosintat yangdihasilkan dari hasil proses fotosintesis ini
digunakan tanaman untuk proses pertumbuhan dan pada masa generatif akan
dialokasikan untuk pembentukan buah serta menigkatkan berat buah
Varietas Harmony F1 (V1) mempunyai karakteristik bentuk penampang
yaitu : warna batang hijau tua, warna pundak hijau dan ujung buah kuning, bentuk
buah silindris, garis buah berwarna kuning pada ujung buah, ukuran buha 26,2
cm, lebar 5,7 cm, tekstur buah renyah, rasa pangkal buah tidak pahit, buah keras,
jumlah buah per tanaman 8 buah, berat buah per tanaman 2,4kg, berat buah per
buah 300 gram, daya simpan pada suhu 27℃ 6 hari, adaptif didataran rendah
sampai sedang.
Varietas berperan penting dalam produksi tanaman, karena untuk
mencapai hasil yang tinggi sangat ditentukan oleh potensi genetiknya. Potensi
hasil di lapangan dipengaruhi oleh interaksi antara faktor genetik dengan
pengelolaan kondisi lingkungan. Bila pengelolaan lingkungan tumbuh tidak
dilakukan dengan baik, potensi hasil yang tinggi dari varietas unggul tersebut
tidak dapat tercapai (Adisarwanto 2006).
Hasil penelitian menunjukan bahwa beberapa varietas berbeda tidak nyata
terhadap tinggi tanaman. Perbedaan respon yang ditunjukkan pada tinggi tanaman
akibat perbedaan varietas, diduga disebabkan karena adanya perbedaan sifat
genetik dari ketiga varietas yang dicobakan. Perbedaan sifat genetik ini
menyebabkan terjadinya perbedaan tanggap ketiga varietas tersebut terhadap
46
optimal. Sementara itu, pada perlakuan tanpa mulsa terdapat tanaman pengganggu
yang menyebabkan unsur hara tidak langsung diserap tanaman mentimun .
Pengaruh penggunaan varietas berpengaruh terhadap terjadinya variasi
dalam suatu tanaman dapat disebabkan oleh adanya pengaruh lingkungan dan
faktor keturunan atau genetik. Perbedaan kondisi lingkungan memungkinkan
munculnya variasi dimana variasi tersebut dapat menetukan penampilan akhir dari
suatu tanaman (Lakitan, 2004). Adanya pengaruh genetik dari masing-masing
varietas yang digunakan yang dapat menimbulkan keragaman genotip dan fenotip,
sehingga berbeda dalam tiap karakter yang diamati, meskipun ada beberapa sifat
dan ciri yang sama antar varietas. Hal ini sesuai dengan Nasir (2002) yang
menyatakan menurut hukum Liebig walaupun keragaman penampilan tanaman
akibat susunan genetik selalu mungkin terjadi sekalipun bahan tanaman yang
digunakan berasal dari jenis yang sama
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tidak terjadi interaksi antara macam
mulsa dengan beberapa varietas mentimun terhadap variabel tinggi tanaman,
jumlah daun pertanaman, saat berbunga, diameter buah, berat buah per buah,
panjang buah terpanjang, berat buah per petak dan panjang akar terpanjang. Hal
ini dapat disebabkan karena Suatu varietas yang mempunyai kemampuan
memberikan hasil yang tinggi (potensi hasil tinggi), tetapi jika keadaan
lingkungan tidak sesuai maka varietas itu tidak dapat menunjukkan potensi hasil
yang dimilikinya.Menurut Hanafiah (2010), bahwa apabila tidak terjadi interaksi
dari kedua faktor perlakuan, bearti pengaruh suatu faktor sama untuk semua taraf
faktor lainnya dan sama pengaruhnya atau kedudukan dari kedua faktor adalah
sama-sama mendukung pertumbuhan tanaman, tetapi tidak saling mendukung.
Kondisi lingkungan disekitar tanaman seperti iklim, cuaca, tanah, suhu,
kelembaban, sinar matahari, serangan hama penyakit dan kandungan unsur hara.
Sehingga apabila salah satu faktor tersebut belum tercukupi maka tanaman tidak
dapat memberikan hasil yang optimal.
Mangoendidjojo (2003) menyatakan bahwa, variasi yang timbul pada
populasi tanaman yang ditanam pada kondisi lingkungan yang sama maka variasi
tersebut merupakan variasi atau perbedaan yang berasal dari genotipe individu
48
Adrinal dan N. Armon. 1993. Pengaruh berbagai cara pengolahan tanah dan
pemberian mulsa terhadap penyebaran pori tanah Vertisol dan hasil
jagung. Jurnal Penelitian Unand. No. 16/Mei/tahun VI/1994. Hal.132 -
142.
Barus, W.A. 2006. Pertumbuhan dan produksi cabai (Capsicum annuum L.)
dengan penggunaan mulsa dan pemupukan PK. Jurnal penelitian Bidang
ilmu pertanian vol. 4 no. 1. Staf pengajar Kopertis Wil. I dpk Fakultas
Pertanian UNHAM.
Cahyo, Saparinto. 2013. Grow Your Own Vegetables.. Andi: Yogyakarta. Hal
180.
Emma S, Wirakusumah. 1994. Buah dan Sayur Untuk Terapi. Penebar Swadaya
Jakarta.
Hamdani, S.J. 2009. Pengaruh Jenis Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga
Kultivar Kentang (Solanum tuberosum L) Yang Ditanam di Dataran
Medium. Jurnal Agronomi. Indonesia. 37(1): 14-20.
Hamzah, H., P.J Kunu. Dan A. Rumakat 2012. Respons Pertumbuhan dan
Produksi Ketimun (Cucumic sativus L.) Terhadap Sistem Pengoahan
Tanah dan Jark Tanam. Jurnal Agrologia, Vol. 1, No.2 Hal. 106-110.
Ambon.
Haryono, Gembong. 2009. Mulsa Plastik Pada Budidaya Pertanian. Vol. 31 No.
1.
Imdad, Heri Purwanto dan Nawangsih. 2001. Sayuran Jepang. PT. Penebar
Swadaya: Jakarta.
Irama, Siallagan. 2015. Respon Tiga Varietas Mentimun (Cucumis sativus L.)
Terhadap Kompos Tnadan Kosong Kelapa Sawit. Skripsi. Fakultas
Pertanian. Universitas Sriwijaya.
Jella. E.R, A. Suryanto dan L. Setyobudi, 2017. Dampak Aplikasi Mulsa Dan
Generasi Umbi Bibit (G2, G3, Lokal) Pada Tanaman Kentang (Solanum
tuberosum LINN). Buana Sains Vol 17 No 2.
Kadarso. 2008. Kajian Penggunaan Jenis Mulsa Terhadap Hasil Tanaman Cabai
Merah Varietas Red Charm. J. Agros. 10(2):134-139.
Kementerian Pertanian RI. 2019. Produksi dan Luas sayuran di Indonesia 2015-
2019.(Artikel Online) https://www.pertanian.go.id/home/?
show=page&act=view&id=61 diakses 1 November 2020.
Lamont, W.J. 1993. Plastic Mulches for The Production of Vegetable Crops. Hort
Technology. 3(1) : 35- 39.
Mahmudi, S., H. Rianto, Historiawati. 2017. Pengaruh mulsa plastik hitam perak
dan jarak tanam pada hasil bawang merah (Allium cepa var ascalonicum
L.) varietas Biru Lancor. J. Ilmu Pert. Trop. Subtrop. 2:60-62.
Marliah, A., Nurhayati dan Tarmizi. 2012. Pengaruh Jenis Mulsa dan Konsentrasi
Pupuk Organik Cair Super Bionik terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Fakultas Pertanian. Universitas
SyariahKuala Darussalam. Banda Aceh. J floratek. 7: 164-172.
Noorhadi dan Sudadi. 2003. Kajian Pemberian Air Dan Mulsa Terhadap Iklim
Mikro Pada Tanaman Cabai Di Tanah Entisol. Jurnal Ilmu Tanah dan
Lingkungan Fakultas Pertanian UNS Surakarta Vol 4 (1) (2003) : 41-49.
Qamari, N. 2013. Pengaruh Varietas dan Jarak Tanam tehadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Mentimun (Solanum melongena L.). Skripsi. Fakultas
Pertanian. Universitas Syiah Kuala Darusalam, Banda Aceh.
Ramli. 2010. Respon varietas kubis (Brassica oleraceae) dataran rendah terhadap
pemberian berbagai jenis mulsa. Jurnal Agroland 17.
Rizki, Tri. Abdul Hadid dan Hidayanti Mas’ud. 2015. Pengaruh Berbagai Jenis
Mulsa Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Varietas Tanaman Kacang
Panjang (Vigna unguiculata L.). Fakultas Pertanian. Universitas
Tadulako Palu. E-J. Agrotekbis 3 (5) : 579-584.
Sabki. 2016. Pengaruh Warna Mulsa Plastik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Berbagai Varietas Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Skripsi.
Fakultas Pertanian Universitas PGRI Yogyakarta. Yogyakarta.
Sadjad, S. 1993. Dari Benih Kepada Benih. Grasindo, Jakarta. 143 hlm.
Setjanata, S. 1983. Perkembangan Penerapan Pola Tanam dan Pola Usaha Tani
Dalam Usaha Intensifikasi. Bogor : proyek Bimas.
Sudjianto, U. dan V. Kristina. 2009. Studi Pemulsaan dan Dosis NPK pada Hasil
Buah Melon (Cucumis melo L.).Jurnal Sains dan Teknologi. 2 (2): 1-7.
Sukman, Y dan Yakup. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada. 160 hal.
Sutopo, Lita. 2002. Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Yakup dan S. Yarnelis. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta. 160 hal.
55
Zainal, E. 2004. Efek Penggunaan Berbagai Warna Mulsa Plastik pada Iklim
Mikro, Ukuran Umbi dan Produksi Tanaman Kentang Var. Granola
(Solanum Fuberosum L.). Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Lampiran 1. Denah penempatan perlakuan pada percobaan
Blok I Blok II Blok III
50cm
M3 V1 M0 V2 M1 V3
.U
M3 V2 M0 V1 M1 V2
M3 V3 M0 V3 M1 V1
50cm
M0 V3 M2 V3 M3V1
M0 V2 M2 V2 M3 V3
M0 V1 M2 V1 M3 V2 6,5 M
M2 V1 M1 V1 M0 V3
M2 V3 M1 V2 M0 V1
M2 V2 M1 V3 M0 V2
M1 V2 M3 V3 M2 V2
M1 V3 M3 V1 M2 V1
M1V1 M3 V2 M2 V3
28 M
Keterangan :
4. Macam mulsa 2. Macam Varietas
M0 : tanpa mulsa V1 : Varietas Harmony F1
M1: Mulsa Jerami V2 : Varietas Bandana F1
M2 : Mulsa Transparan V3 : Varietas Metavy F1
M3 : Muls Hitam Perak
57
X X X X X
X X X X X
1,2 m
X X X X X
3 meter
Keterangan :
X : Tanaman sample
M0V1 M1V1
M2V1 M3V1
Gambar 31. Pengaruh macam mulsa terhadap panjang akar terpanjang.
Lampiran 19. Data Curah Hujan Bulan Maret April Dan Mei 2021di lapangan
selama percobaan di Desa Rowosari, Kecamatan Limpung,
Kabupaten Batang.
Email : ristiyaningsih39@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL