Disusun Oleh:
HELENA LEOVINI
09/281775/PN/11596
Program Studi: Agronomi
Hari/Tanggal Presentasi : Rabu/12 Desember 2012
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun oleh:
Nama : Helena Leovini
NIM : 09/281775/PN/11596
Makalah Seminar ini telah disahkan dan disetujui sebagai kelengkapan mata kuliah
pada semester I tahun ajaran 2012/2013 di Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada.
Mengetahui :
Komisi Seminar
Jurusan Budidaya Pertanian
Mengetahui :
Ketua Jurusan
Budidaya Pertanian
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………..... iv
INTISARI ............................................................................................................. 1
I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................................ 2
IV. PENUTUP....................................................................................................... 23
A. Kesimpulan.................................................................................................. 23
B. Saran ........................................................................................................... 23
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Grafik Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap
Tinggi Tanaman Tomat ...................................................................... 19
Gambar 2. Grafik Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap
Berat Kering Tanaman Tomat ............................................................ 20
Gambar 3. Grafik Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap
Jumlah Buah Tomat per Tanaman ...................................................... 20
Gambar 4. Grafik Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap
Bobot Buah Tomat per Tanaman ........................................................ 21
Gambar 5. a) Buah Tomat Kualitas Baik .............................................................. 22
b) Buah Tomat Kualitas Rendah ......................................................... 22
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Serapan Unsur Hara Esensial pada Buah Tanaman Tomat
dalam Bobot Buah 22,40 ton/ha ............................................................ 6
Tabel 2. Kadar Unsur Hara Esensial Makro dan Mikro pada Tanaman
Tomat Berdasarkan Perbandingan Bobot Kering ................................. 7
INTISARI
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tomat (Solanum lycopersicum L.) memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Hal ini dapat dilihat pada keunggulan-keunggulannya dalam memenuhi beberapa fungsi
penting kehidupan. Fungsi-fungsi tersebut, antara lain fungsi pemenuhan kebutuhan
pangan, fungsi pemenuhan kebutuhan ekonomi, fungsi kesehatan, dan fungsi estetika.
Selain itu, tomat juga memiliki keunggulan pada jangkauan persebarannya. Tanaman ini
dapat tumbuh di daerah tropis hingga daerah sub-tropis tanpa harus bergantung pada
musim tanam.
Dari tahun ke tahun, permintaan pasar terhadap tomat semakin meningkat,
sedangkan produktivitas tomat belum mampu menyeimbangkan peningkatan tersebut.
Produktivitas tomat perlu lebih ditingkatkan lagi guna memenuhi kebutuhan dalam
negeri maupun ekspor. Banyak hal yang dapat dilakukan guna meningkatkan
produktivitas tomat, mulai dari perbaikan teknis budidaya tomat hingga perlakuan
pascapanen. Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam perbaikan teknik
budidaya tomat ialah ketersediaan hara yang cukup sebagai bahan makanan tanaman
untuk tumbuh dan berkembang sehingga mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil
tomat. Ketersediaan hara ini berkaitan dengan mineral-mineral yang disediakan oleh
tanah ataupun media tanam. Semakin banyak unsur yang disediakan oleh media tanam
untuk mencukupi kebutuhan tanaman, maka semakin baik media tanam tersebut dan
hasil tanaman pun akan semakin baik pula. Tidak semua media tanam memiliki tingkat
kesuburan yang sama. Oleh sebab itu, dibutuhkan pemasukkan unsur-unsur hara dari
luar, contohnya dengan cara pemberian pupuk.
Pemupukan sangat menentukan dalam peningkatkan produktivitas tanaman.
Petani sayuran dalam teknik pemupukan saat ini sering kali melebihi dosis anjuran. Hal
ini dikhawatirkan dalam jangka panjang dapat merusak sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah (Wahyunindyawati et al., 2012). Untuk menanggulangi hal tersebut, diperlukan
suatu sistem pemupukan yang ramah terhadap lingkungan dan aman bagi tanaman.
Pupuk organik dapat menjadi salah satu alternatif yang tepat dalam mengatasi
permasalahan tersebut karena fungsinya yang dapat memberikan tambahan bahan
organik, hara, memperbaiki sifat fisik tanah, serta mengembalikan hara yang terangkut
oleh hasil panen.
Penggunaan pupuk organik diharapkan dapat memperbaiki kesuburan tanah
sekaligus menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman tomat. Pupuk
organik cair adalah salah satu jenis pupuk yang dapat digunakan untuk meningkatkan
produktivitas tomat. Hal ini didukung karena pupuk organik cair mengandung unsur
hara makro dan mikro yang cukup tinggi sebagai hasil senyawa organik bahan alami
yang mengandung sel-sel hidup aktif dan aman terhadap lingkungan serta pemakai.
Bentuk pupuk organik cair yang berupa cairan dapat mempermudah tanaman
dalam menyerap unsur-unsur hara yang terkandung di dalamnya dibandingkan dengan
pupuk lainnya yang berbentuk padat. Dalam pengaplikasiannya, selain diberikan
melalui tanah yang kemudian diserap oleh akar tanaman, pupuk organik cair juga dapat
diaplikasikan melalui daun tanaman tomat guna mendukung penyerapan unsur hara
secara optimal. Hal ini diharapkan dapat memberikan pertumbuhan, hasil, dan mutu
tanaman tomat yang lebih baik.
B. Tujuan
Untuk mengetahui manfaat pupuk organik cair pada budidaya tanaman tomat
(Solanum lycopersicum L.).
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Solanum
Spesies : Solanum lycopersicum L.
Tanaman tomat berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2 meter.
Tanaman ini termasuk tanaman semusim (annual ) yang berarti memiliki siklus hidup
yang singkat dan umurnya hanya untuk satu kali periode panen, yaitu sekitar 4 bulan.
Tanaman ini akan mati setelah berproduksi (Tim Penulis Penebar Swadaya, 2009).
Tomat mempunyai akar tunggang tumbuh menembus ke dalam tanah dan akar serabut
menyebar ke arah samping tetapi dangkal. Batang tanaman tomat berbentuk persegi
empat hingga bulat, menebal pada buku-bukunya, berbatang lunak sedikit berkayu
tetapi cukup kuat, berbulu atau berambut halus warnanya hijau keputihan dan diantara
bulu-bulu tersebut terdapat rambut kelenjar, batang tanaman tomat dapat bercabang.
Bentuk daun tanaman tomat adalah oval dan letaknya berseling. Bagian ujung daun
berbentuk runcing, namun pangkalnya membulat. Bagian tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip serta agak melengkung ke dalam. Daun
berwarna hijau merupakan daun majemuk ganjil, yaitu antara 5-7 helai. Di sela-sela
daun terdapat 1-2 pasang daun kecil. Tomat mempunyai bunga majemuk yang tumbuh
dari batang (cabang) yang masih muda, berkumpul dalam rangkaian berupa tandan dan
membentuk jurai yang terdiri atas dua baris bunga. Tiap-tiap jurai terdiri atas 5 hingga
12 bunga. Mahkota bunganya berbentuk bintang, berjumlah enam, dan berwarna kuning
muda. Bakal buahnya ada yang membulat panjang, ada yang berbentuk bola, dan ada
yang berbentuk jorong melintang. Bunganya merupakan hermafrodit berjenis kelamin
dua yang melakukan penyerbukan sendiri dengan garis tengah 2 cm. Benang sari
tanaman tomat berjumlah enam dan berwarna kuning cerah. Benang sari mengelilingi
putik bunga. Kelopak bunga berjumlah enam dan letaknya menggantung (Pracaya,
1998; Rosalina, 2008).
Buah tomat berdaging, kulitnya tipis licin mengkilap, beragam dalam bentuk
maupun ukurannya, biasanya berbentuk bulat agak lonjong atau bulat telur, dan
warnanya kuning atau merah. Buah ini banyak mengandung biji lunak yang pipih
berwarna kekuning-kuningan yang tersusun berkelopak dan dibatasi oleh daging buah.
Tomat merupakan bentuk hasil buah segar. Sifat- sifat fisik buah tomat merupakan salah
satu aspek mutu yang sangat penting diperhatikan, karena hal tersebut dapat
mempengaruhi besarnya harga jual buah tomat (Desmarina, 2009; Balai Penelitian
Tanaman Sayur, 1997).
kemasaman tanah (pH) yang sesuai untuk budidaya tomat ialah berkisar 5,0-7,0.
Akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen. Oleh karena itu, tanaman
tomat tidak boleh tergenangi oleh air. Dalam pembudidayaan tanaman tomat,
sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar sehingga tidak perlu dibuat
teras-teras dan tanggul.
e. Ketinggian Tempat
Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di dataran tinggi
maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman tomat yang sesuai untuk
ditanam di dataran tinggi, misalnya varietas Kada, sedangkan varietas yang sesuai
ditanam di dataran rendah, misalnya varietas Intan, varietas Ratna, varietas LV, dan
varietas CLN. Selain itu, ada varietas tanaman tomat yang cocok ditanam di dataran
rendah maupun di dataran tinggi, antara lain varietas tomat GH 2, varietas tomat GH
4, varietas Berlian, dan varietas Mutiara (Didit, 2010).
Tabel 2. Kadar Unsur Hara Esensial Makro dan Mikro pada Tanaman
Tomat Berdasarkan Perbandingan Bobot Kering
No Nama Unsur Hara Kadar
1. Karbon (C) 45 %
2. Hidrogen (H) 45 %
3. Oksigen (O) 6%
4. Nitrogen (N) 1,5 %
5. Kalium (K) 1,0 %
6. Kalsium (Ca) 0,5 %
7. Fosfor (P) 0,2 %
8. Magnesium (Mg) 0,2 %
9. Sulfur (S) 0,1 %
10. Klor (Cl) 100 mg/kg
11. Besi (Fe) 100 mg/kg
12. Boron (B) 50 mg/kg
13. Mangan (Mn) 20 mg/kg
14. Seng (Zn) 20 mg/kg
15. Tembaga (Cu) 6 mg/kg
16. Molibdenum (Mo) 0,1 mg/kg
Sumber: Hanafiah (2005)
Peranan-peranan unsur hara bagi tanaman tomat dapat dilihat sebagai berikut (Klinik
Tani Organik, 2012).
a. Karbon (C)
Sumber: Unsur karbon yang diperlukan tanaman tomat dapat diserap dari udara
(CO2) dan dari dalam tanah (kemungkinan HCO 3-). Unsur ini diasimilasi
oleh tanaman sebagai CO 2. Proses ini dinamakan karboksilasi yang
memfiksasi CO2 untuk fotosintesis.
Unsur karbon berperan sebagai pembangun bahan organik karena sebagian besar
bahan kering tanaman terdiri dari bahan organik.
Gejala kekurangan: Proses fotosontesis akan terganggu sehingga terjadi kesulitan
dalam menghasilkan unsur organik.
b. Hidrogen (H)
Sumber: Unsur hidrogen ini diambil oleh tanaman tomat dalam bentuk air (H 2O) dan
urin ternak. Unsur ini diserap dalam bentuk air dari larutan tanah atau dari
udara jika kondisinya humid.
Unsur hidrogen berperan sebagai elemen pokok pembangun bahan organik.
Gejala kekurangan: Terjadi kesulitan dalam menghasilkan molekul organik.
Gejala kekurangan: Perakaran tanaman tidak sempurna, tanaman kerdil dan kurus,
daun menjadi mongering, dan warnanya menjadi kemerah-
merahan dan coklat.
f. Kalium (K)
Sumber: Unsur kalium tersedia bagi tanaman dalam bentuk kation K +. Unsur ini
biasanya tersedia dalam kotoran ternak, urin ternak, dan rumput gajah.
Unsur kalium berperan dalam:
1. Membantu pembentukan zat karbohidrat.
2. Merangsang pembentukan hijau daun dan bunga.
3. Meningkatkan daya serap akar.
4. Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit.
5. Mengatur kesetimbangan pupuk nitrogen dan fosfat.
6. Meningkatkan kadar gula, lemak, dan rasa pada buah.
Gejala kekurangan: Pembentukan lamban dan tanaman menjadi kerdil, pucuk daun
menguning seperti terbakar pada tepi-tepinya, kematian pucuk
akar dan akar rambut, serta penyerapan unsur hara terganggu.
g. Sulfur (S)
Sumber: Unsur sulfur diserap dari larutan tanah dalam bentuk SO 42- dan dapat
diserap dari udara sebagai SO2. Fraksi organik S dapat tersedia untuk
tanaman melalui proses mineralisasi yang dilakukan oleh mikrobia.
Tanaman dapat pula memanfaatkan SO2 sebagai bagian dari pasokan S.
Senyawa SO2 diadsorpsi melalui stomata dan didistribusikan ke seluruh
tubuh tanaman sehingga menjadi bagian dari protein S, asam amino S, dan
sulfat S. Unsur ini biasanya tersedia dalam kotoran ternak dan air kelapa.
Unsur sulfur berperan dalam:
1. Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau.
2. Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen.
3. Mendukung proses pembulatan zat gula.
4. Memperbaiki kualitas dan meningkatkan produksi serta nilai gizi hasil panen
karena peningkatan kadar protein, gula, lemak, dan vitamin.
5. Memperbaiki rasa dan warna hasil panen.
6. Menjaga tanaman agar lebih sehat dan lebih tahan terhadap hama, penyakit, dan
kekeringan.
Mn lebih banyak berhubungan dengan cuaca. Suhu yang sejuk juga dapat
menghambat proses mineralisasi Mn organik.
Unsur mangan berperan dalam:
1. Meningkatkan pertumbuhan akar.
2. Meningkatkan resistensi terhadap penyakit tanaman.
3. Mendukung perkembangan buah.
4. Mendukung terjadinya sintesis klorofil.
5. Terlibat dalam aktivasi berbagai enzim yang terlibat dalam proses fotosintesis dan
respirasi.
Gejala kekurangan: Warna daun muda berubah dan di beberapa tempat jaringan
daun mati, pertumbuhan kerdil, dan pembentukan biji kurang
baik.
tanam. Selain itu, pupuk ini juga dapat diaplikasikan melalui daun dengan cara
menyemprotkannya ke permukaan daun.
b. Pupuk organik cair berbahan dasar limbah pertanian
Beberapa bahan yang berasal dari limbah pertanian dapat dimanfaatkan menjadi
pupuk organik cair, seperti dedaunan, buah-buahan yang sudah busuk, air kelapa,
dan limbah pertanian lainnya. Rangga et al. (2008) menyatakan bahwa air kelapa
mengandung unsur kalium cukup banyak. Selain kaya mineral, air kelapa juga
mengandung gula dan protein. Mineral lain yang terkandung dalam air kelapa,
antara lain natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu),
fosfor (P) dan sulfur (S). Disamping itu, air kelapa juga mengandung berbagai
macam vitamin, seperti asam sitrat , asam nikotinat , asam pantotenal , asam folat ,
niacin, riboflavin, dan thiamin. Pupuk ini dapat diaplikasikan melalui akar
tanaman dengan cara menyiramkannya ke media tanam. Selain itu, pupuk ini juga
dapat diaplikasikan melalui daun dengan cara menyemprotkannya ke permukaan
daun.
2. Pupuk organik cair hasil industri
Pupuk organik cair ini diproduksi secara industrial sehingga menghasilkan
bermacam-macam merek dagang yang komersial dan memiliki spesifikasi tertentu.
Biasanya pupuk organik ini mencantumkan komposisi unsur hara yang terkandung
secara jelas. Contoh pupuk organik cair ini, antara lain: Elang Biru, Promo,
Superbiota Plus, Organik RI 1, Super A1, Super Boy, Sitto, Nutrisi Saputra, dan
Biokultur.
Aplikasi pupuk organik cair dapat dilakukan dengan 2 cara, antara lain: aplikasi
melalui akar tanaman dan aplikasi melalui daun tanaman.
1. Aplikasi melalui akar tanaman
Cara ini biasanya dilakukan dengan mengaplikasikan pupuk secara langsung ke
media tanam, seperti tanah. Taufika (2011) menyatakan bahwa tanaman akan mudah
mengatur penyerapan komposisi pupuk yang dibutuhkan jika terjadi kelebihan
kapasitas pupuk organik cair yang diberikan pada tanah karena bentuknya yang cair.
Pupuk organik cair dalam pemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadi
penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat. Hal ini disebabkan pupuk organik
cair 100 % larut.
3. Membutuhkan waktu yang relatif lebih lama karena aplikasi pupuk diharapkan
merata untuk masing-masing tanaman, khususnya yang diaplikasikan melalui daun.
4. Tidak semua pupuk organik cair memiliki komposisi kandungan unsur hara secara
jelas sehingga pemberian dosis pupuk terhadap tanaman sulit untuk ditentukan.
menyerap hara sehingga ada manfaatnya apabila pupuk cair tidak hanya diberikan di
sekitar tanaman saja, tapi juga di atas daun-daun. Penggunaan pupuk cair lebih
memudahkan pekerjaan, dan penggunaan pupuk cair berarti dapat melakukan tiga
macam proses dalam sekali pekerjaan, yaitu memupuk tanaman, menyiram tanaman,
dan mengobati tanaman (Anonim, 2008).
Adapun beberapa manfaat yang dimiliki oleh pupuk organik cair dalam
mendukung pertumbuhan dan perkembangan serta hasil tomat, antara lain:
1. Dengan menggunakan pupuk organik cair, tanaman tomat dapat memperoleh unsur-
unsur hara yang diperlukan untuk mendukung pembentukan klorofil sehingga dapat
meningkatkan terjadinya proses fotosintesis.
2. Beberapa unsur esensial yang terkandung di dalam pupuk organik cair dapat
merangsang pembentukan bunga dan buah serta pertumbuhan akar dan tunas.
3. Aplikasi pupuk organik cair dapat mengurangi terjadinya pengguguran daun, bunga,
dan bakal buah.
4. Adapun unsur-unsur tertentu yang mengaktivasi beberapa enzim yang berkaitan
dengan pertumbuhan tanaman tomat, seperti merangsang pertumbuhan cabang
produksi tanaman tomat.
5. Pupuk organik cair ini juga bermanfaat memperkuat struktur dinding sel tanaman
tomat dan memperkokoh tanaman serta meningkatkan resistensi tanaman terhadap
hama, patogen penyebab penyakit, dan cekaman lingkungan (cekaman kekeringan
dan cekaman cuaca).
Manfaat-manfaat tersebut di atas akan terlihat secara nyata jika di dukung dengan
aplikasi dosis pupuk organik cair, cara aplikasi, dan waktu yang tepat. Dosis pupuk
organik cair yang tepat ini merupakan suatu besaran yang digunakan pada saat aplikasi
pupuk guna menghasilkan pertumbuhan dan hasil tanaman yang optimal. Apabila dosis
pupuk yang diberikan kurang dari kebutuhan hara tanaman tomat, maka hasil yang
diperoleh pun tidak optimal karena jumlah unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman tidak terpenuhi secara baik sehingga metabolisme dalam tubuh tanaman tidak
berlangsung baik. Begitu pula sebaliknya, jika dosis pupuk organik cair melebihi batas
toleransi tanaman tomat, maka pertumbuhan tanaman tomat akan terhambat sehingga
hasil yang diperoleh pun tidak optimal. Hal ini disebabkan oleh berlebihnya unsur-unsur
hara yang diberikan yang dapat menyebabkan terganggunya sistem metabolisme dalam
tubuh tanaman dan dapat mengakibatkan keracunan. Selain itu, sistem penyerapan air
dan unsur-unsur hara oleh akar di dalam tanah secara osmosis dapat terganggu karena
adanya perbedaan konsentrasi yang cukup tinggi antara tanah dan akar tanaman.
Pekatnya pupuk organik cair yang digunakan akan meningkatkan konsentrasi larutan
pada tanah. Keadaan ini juga akan mengakibatkan penyusutan pada protoplasma sel
akar sehingga akan mengganggu sistem penyerapan air dan unsur-unsur hara, bahkan
air akan ikut keluar jika tekanan di dalam sel akar lebih rendah dibandingkan tekanan di
sekitar sel. Hal ini akan berlangsung hingga mencapai keseimbangan tekanan antara
keduanya. Fenomena tersebut sejalan dengan penelitian Lestari (2012) bahwa
konsentrasi pupuk organik cair sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman tomat. Pertumbuhan dan hasil tersebut dapat dilihat dari grafik-grafik di bawah
ini tentang pengaruh konsentrasi pupuk organik cair Nutrisi Saputra terhadap tinggi
tanaman tomat, berat kering tanaman tomat, jumlah buah tomat per tanaman, dan bobot
buah tomat per tanaman.
konsentrasi pupuk mencapai 6000 ppm. Pupuk organik cair dengan konsentrasi 6000
ppm menghasilkan jumlah buah tomat per tanaman yang paling banyak. Peningkatan
konsentrasi pupuk organik cair lebih dari 6000 ppm menunjukkan penurunan pada
jumlah buah tomat per tanaman.
maksimal 1 %, sedangkan Mutu II, meliputi: varietas seragam, tidak terlalu matang,
tidak lunak, ukuran buah seragam, kotoran maksimal 10 %, dan busuk maksimal 1 %
(Adiyoga et al., 2004).
a) b)
Gambar 5. a) Buah Tomat Kualitas Baik, b) Buah
Tomat Kualitas Rendah
Sumber: Didit (2010)
Gambar 5 menunjukan perbedaan kualitas buah tomat yang dihasilkan. Hal ini
dapat terjadi oleh beberapa hal, salah satunya adalah kebutuhan hara. Buah yang busuk
dapat diakibatkan oleh serangan hama dan patogen penyebab penyakit. Serangan ini
memperlihatkan ketahanan tanaman tomat yang kurang baik. Ketahanan tanaman tomat
terhadap serangan organisme pengganggu tersebut dapat dicegah dengan memenuhi
unsur P, K, S, Ca, Cu, dan Mn yang berperan dalam meningkatkan resistensi terhadap
serangan organisme pengganggu tanaman dan membentuk dinding sel yang kokoh
sebagai antisipasi serangan tersebut.
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Pupuk organik cair memiliki manfaat yang baik bagi pertumbuhan dan hasil
tanaman tomat bila diaplikasikan dengan cara, waktu, dan dosis yang tepat. Manfaat ini
dapat dilihat secara nyata pada pertumbuhan dan hasil tanaman tomat, seperti
merangsang pertumbuhan akar, tunas, bunga, dan bakal buah, serta meningkatkan daya
tahan terhadap hama, patogen terhadap penyakit, dan juga cekaman lingkungan
sehingga hasil tanaman tomat menjadi optimal.
B. Saran
Dalam aplikasi pupuk organik cair, perlu dilakukan tinjauan terhadap aspek-aspek
lingkungan untuk lebih mengoptimalkan manfaat dari pupuk organik cair tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Penelitian Tanaman Sayur. 1997. Teknologi Produksi Tomat. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Desmarina, R. 2009. Respon tanaman tomat terhadap frekuensi dan taraf pemberian air.
Skripsi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Klinik Tani Organik. 2012. Kebutuhan Tanaman terhadap Unsur Hara Mikro.
<http://kliniktaniorganik.com/?p=5208>. Diakses pada tanggal 21 November
2012.
Lestari, A. P. 2011. Pengaruh pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
tomat ( Lycopersicum esculentum Mill.). Jurnal Agroqua 9 : 1-7.
Rosalina, R. 2008. Pengaruh konsentrasi dan frekuensi penyiraman air limbah tempe
sebagai pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tomat ( Lycopersicum
esculentum Mill.). Skripsi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Malang, Malang.
Taufika, R. 2011. Pengujian beberapa dosis pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman wortel ( Daucus carota L.). Jurnal Tanaman Hortikultura.
Tim Penulis Penebar Swadaya. 2009. Budidaya Tomat Secara Komersial. Penerbar
Swadaya.
LAMPIRAN
Daftar pertanyaan dan jawaban hasil diskusi seminar kelas “Pemanfaatan Pupuk
Organik Cair pada Budidaya Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum L.)”.
1. Siti Afrohul Qonita (11849)
Pertanyaan:
a. Kapan waktu yang tepat untuk pengaplikasian pupuk organik cair?
b. Apakah ada perbedaan waktu antara aplikasi pupuk yang melalui daun dan aplikasi
pupuk yang melalui akar?
Jawaban:
a. Pupuk organik cair tepat diaplikasikan pada pagi hari saat matahari belum terik. Jika
diaplikasikan pada siang hari, pupuk organik cair cenderung akan cepat menguap dan
menjadi kurang efektif.
b. Tidak ada perbedaan waktu aplikasi di antara keduanya, yaitu pada pagi hari, hanya
saja aplikasi pupuk melalui daun belum dapat dilakukan pada masa pembibitan
karena pada masa pembibitan daun belum tumbuh sempurna. Dalam hal ini, daun
cenderung hanya sebagai lubuk ( sink ) yang belum dapat memenuhi proses
fotosintesis, sedangkan aplikasi melalui daun ini dilakukan selagi stomata daun
terbuka. Jika aplikasi pupuk melalui daun ini dilakukan saat stomata daun menutup,
dimungkinkan pupuk organik cair yang disemprotkan hanya menempel di permukaan
daun. Apabila konsentrasi pupuk terlalu pekat saat aplikasi tersebut, maka sangat
dimungkinkan juga akan terjadi kerusakan pada jaringan tanaman tersebut.
Jawaban:
a. Apabila aplikasi melalui akar, air kelapa dapat disiramkan secara langsung ke media
tanam, sedangkan bila aplikasi melalui daun, air kelapa dapat disemprotkan secara
langsung ke permukaan daun.
b. Air kelapa yang baik digunakan sebagai pupuk ialah air kelapa muda karena masih
mengandung banyak unsur yang dibutuhkan tanaman dan hormon tumbuh, seperti
auksin, giberillin, dan sitokinin. Pada kelapa tua, unsur-unsur yang dibutuhkan
tanaman sudah banyak dimanfaatkan untuk pembentukan endosperma sehingga
kurang efektif untuk digunakan sebagai pupuk.
c. Secara umum, pupuk yang berasal dari limbah pertanian dan peternakan memiliki
kemiripan, seperti urin sapi dengan air kelapa. Keduanya memiliki unsur-unsur hara
penting yang dibutuhkan oleh tanaman.