Disusun Oleh:
Kelas: N
Kelompok: Ubi Jalar
Disetujui Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PERSETUJUAN
RINGKASAN .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI……...………………………………………………………..…….iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii
1. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktikum .......................................................................... 2
2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
2.1 Perkembangan Dan Produksi Tanaman Ubi Jalar di Indonesia .... 3
2.2 Tanaman Ubi Jalar ....................................................................... 4
2.3 Budidaya Tanaman Ubi Jalar ........................................................ 6
2.4 Pengaruh Varietas Dan Asal Stek Bibit Pada Tanaman Ubi Jalar 8
3. BAHAN DAN METODE .................................................................... 10
3.1 Waktu dan tempat ....................................................................... 10
3.2 Alat dan bahan ............................................................................ 10
3.2.1 Alat ....................................................................................... 10
3.2.1 Bahan ................................................................................... 10
3.3 Cara kerja ................................................................................... 11
3.3.1 Pengambilan sampel tanah .................................................. 11
3.3.2 Pengolahan lahan ................................................................ 11
3.3.3 Penanaman .......................................................................... 12
3.3.4 Penyiraman .......................................................................... 12
3.3.5 Pemupukan .......................................................................... 12
3.3.6 Penyiangan gulma................................................................ 12
3.3.7 Penggunaan PGPR .............................................................. 12
3.3.8 Pengamatan ......................................................................... 12
3.3.9 Dokumentasi ........................................................................ 13
3.4 Parameter pengamatan .............................................................. 13
3.4.1 Panjang tanaman ................................................................. 13
3.4.2 Jumlah daun ......................................................................... 13
iii
3.4.3 Jumlah bunga ....................................................................... 13
3.4.4 Presentase tumbuh ............................................................. 14
3.4.5 Pengamatan Arthropoda ...................................................... 14
3.4.6 Intensitas penyakit................................................................ 14
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 16
4.1 Kondisi Umum Lahan.................................................................. 16
4.2 Panjang Tanaman Ubi Jalar ....................................................... 17
4.3 Jumlah Daun Tanaman Ubi Jalar ............................................... 20
4.4 Jumlah Bunga Tanaman Ubi Jalar .............................................. 22
4.5 Persentase Tumbuh Tanaman Ubi Jalar .................................... 23
4.6 Intensitas Serangan Penyakit ..................................................... 25
4.7 Keragaman Arthropoda............................................................... 28
4.8 Pembahasan Umum ................................................................... 30
5. KESIMPULAN ................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 34
LAMPIRAN .............................................................................................. 36
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
1. PENDAHULUAN
Ubi jalar atau ketela rambat berasal dari Benua Amerika. Para ahli
botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah
Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Ubi jalar mulai
menyebar ke seluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropika pada
abad ke-16. Orang-orang Spanyol menyebarkan ubi jalar ke kawasan
Asia, terutama Filipina, Jepang, dan Indonesia.
Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomoea batatas L.) merupakan
tanaman yang dapat dimanfaatkan umbinya karena memiliki kandungan
karbohidrat tinggi yang potensial dan dapat digunakan sebagai sumber
pangan alternatif dari padi, jagung dan singkong. Selain itu ubi jalar juga
mempunyai peranan penting dalam penyediaan bahan pangan, bahan
baku industri maupun pakan ternak. Pengolahan ubi jalar segar atau
sebagai bahan baku industri biasanya diolah menjadi tepung, selai,
makanan ringan dan gula permanen.
Menurut Badan Pusat Statistika (2015), produktivitas ubi jalar pada
tahun 2011-2015 masih berkisar 12-16 ton/ha, masih jauh dari potensi
hasil yang dapat mencapai 20-30 ton/ha. Ini menunjukkan dalam 1 hektar
kehilangan hasil panen ubi jalar mencapi lebih dari 10 ton. Hal tersebut
tentu akan merugikan para petani ubi jalar.
Para petani ubi jalar di Indonesia masih banyak memiliki kendala
salah satunya adalah pengetahuan dan keterampilan petani masih kurang
dalam hal budidaya, pemeliharaan dan penanggulangan OPT. Mengingat
suatu keterampilan dan pengetahuan sangat penting, terutama
pengetahuan mengenai teknologi budidaya tanaman.
Untuk itu teknologi budidaya tanaman perlu dilakuakan dalam
meningkatkan produktifitas ubi jalar. Teknologi produksi tanaman ubi jalar
dengan cara intensifikasi dan ekstenfikasi. Ekstensifikasi merupakan
perluasan lahan untuk komoditas ubi jalar, dari beberapa cara
instensifikasi salah satunya adalah penggunaan bibit unggul. Oleh sebab
itu, dilaksanaan praktikum Teknologi Produksi Tanaman komoditas ubi
2
jalar untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bibit terhadap hasil ubi
jalar.
Produktivitas
123.29 139.29 147.47 152 161.26
(kw/ha)
3. Bunga
Bunga ubi jalar berbentuk terompet dengan panjang 3-5 cm dan
lebar bagian ujung antara 3-4 cm, tumbuh di ketiak daun, kelopak bentuk
lonceng. Mahkota bunga berwarna ungu keputih-putihan dan bagian
dalam mahkota bunga berwarna ungu muda. Kepala putik melekat pada
bagian ujung tangkai putik. Tangkai putik dan kepala putik terletak diatas
bakal buah. Didalam bunga juga terdapat lima buha tangkai sari. Panjang
kelima tangkai ari tersebut berbeda-beda, yakni antara 1,5-2 cm. Pada
setiap ujung-ujung tangkai sari terdapat kotak menyerupai kepala yang
didalamnya beri tepung sari atau benangsari. Letak kepala putik didalam
bunga lebih tinggi dari kepala sari. Dengan demikian, penyerbukan hanya
terjadi jika dibantu arthropoda atau angin.
4. Buah dan Biji
Buah ubi jalar berkotak tiga. Buah akan tumbuh setelah terjadi
penyerbukan. Satu bulan setelah penyerbukan, buah ubi jalar akan
masak. Di dalam buah banyak berisi biji yang sangat ringan. Biji buah
memiliki kulit yang keras.
5. Umbi
Umbi tanaman ubi jalar merupakan bagian yang dimanfaatkan
untuk bahan makanan. Umbi tanaman ubi jalar memiliki mata tunas yang
dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Umbi tanaman ubi jalar terjadi
karena adanya proes diferensiasi akar sebagai akibat terjadinya
penimbunan asimilat dari daun yang membentuk umbi. Umbi tanaman ubi
jalar memiliki ukuran, bentuk, warna kulit, dan warna daging bermacam-
macam, tergantung varietas. Ukuran umbi tanaman ubi jalar bervariasi,
ada yang besar dan ada yang kecil. Umbi tanaman ubi jalar berbentuk
bulat, bulat lonjong, dan bulat panjang. Kulit umbi berwarna putih, kuning,
unggu, jingga, dan merah. Demikian pula daging umbi tanaman ubi jalar
ada yang berwarna putih, kuning, jingga, dan ungu muda.
Menurut Sarwanto (2005), stadia pertumbuhan tanaman ubi jalar
dari bibit sampai umbi siap dipanen berlangsung 100-150 hari, tergantung
varietas dan lingkungan tumbuh. Stadia pembentukan umbi dapat
6
dibedakan atas tiga fase tumbuh, yaitu fase pertumbuhan awal yang
berlangsung sejak bibit ditanam sampai dengan umur 4 minggu, fase
pembentukan umbi berlangsung sejak tanaman berumur 4-8 minggu, dan
fase pengisian umbi berlangsung sejak tanaman berumur 8-17 minggu.
d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan tujuan menambah kesuburan
tanah, dan menyediakan unsur hara bagi tanaman. Dosis pupuk yang
tepat harus berdasarkan hasil analisis tanah atau tanaman di daerah
setempat. Dosis pupuk yang dianjurkan secara umum adalah 45-90 kg
N/ha (100-200 kg urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (50 kg SP 36/ha)
ditambah 50 kg K2O/ha (100 kg KCl/ha).
e. Pengairan
Pengairan dilakukan pada fase awal pertumbuhan. Tanah atau
guludan tempat pertanaman ubi jalar harus diairi, selama 15-30 menit
hingga tanah cukup basah. Pengairan berikutnya masih diperlukan secara
kontinu hingga tanaman ubi jalar berumur 1-2 bulan. Hal yang penting
diperhatikan dalam kegiatan pengairan adalah menghindari agar tanah
tidak terlalu becek (air menggenang).
2.4 Pengaruh Varietas Dan Asal Stek Bibit Pada Tanaman Ubi Jalar
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam teknologi produksi tanaman ubi jalar ini
yaitu ring sampel digunakan untuk mengambil sampel tanah utuh. Ring
master digunakan untuk membantu ring sampel, pada saat ring sampel
memasuki tanah. Balok penekan digunakan untuk menekan ring sampel
dan ring master agar masuk ke dalam tanah. Palu digunakan untuk
memberi tekanan pada balok penekan. Pisau lapang digunakan untuk
mengeluarkan ring. Kantong plastik digunakan untuk wadah menyimpan
sampel tanah yang sudah diambil. Cangkul berfungsi untuk mengolah
tanah. Tali rafia digunakan untuk memberikan batas dan jarak tanam
dalam lahan penanaman. Cetok digunakan untuk membantu dalam
mempermudah penyiangan gulma yang tumbuh lahan. Sprayer digunakan
sebagai alat penyemprotan PGPR (bakteri perakaran pemacu
pertumbuhan tanaman). Gembor atau ember digunakan untuk menyiram
tanaman. Meteran digunakan untuk mengukur panjang tanaman ubi jalar
dan dicatat dalam lembar tabel pengamatan. Dan terakhir adalah kamera
yang digunakan untuk mendokumentasikan perkembangan ubi jalar dan
setiap kegiatan di lahan.
3.2.1 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum yaitu bibit ubi jalar varietas
Beta 2 dan varietas Antin 3, pada bagian pucuk, tengah dan pangkal yang
digunakan sebagai bahan tanam. Bahan selanjutnya ialah pupuk. Pupuk
yang diberikan pada komoditas ubi jalar terdiri dari empat jenis, yaitu
11
pupuk kompos untuk menambah bahan organik tanah, pupuk sp-36 untuk
menyediakan unsur hara fosfor pada tanah, pupuk urea untuk
menyediakan unsur hara nitrogen pada tanah, dan pupuk KCl untuk
menyediakan unsur hara kalium. PGPR yang berfungsi untuk merangsang
pertumbuhan tanaman dengan bantuan bakteri akar. Bahan terkahir ialah
air untuk menyirami tanaman ubi jalar.
3.3.3 Penanaman
Kegiatan penanaman dimulai dengan membuat lubang tanam pada
tiap guludan dengan jarak tanam 50 cm x 50 cm. Tanam bibit ubi jalar
dengan membenamkan batang sedalam 1/3 dari panjang batang bibit
secara mendatar, dan kemudian bibit tanaman ubi jalar tersebut disiram
dengan air.
3.3.4 Penyiraman
Penyiraman dilakukan per tanaman dan tanah disekitar guludan
dengan menggunaman gembor atau ember berisi air. penyiraman rutin
dilaksanakan setiap sore hari.
3.3.5 Pemupukan
Hal pertama dalam melakuan pemupukan adalah melakukan
penghitungan kebutuhan pupuk. Pemupukan dimulai pada satu minggu
setelah tanam dengan 100 Kg/Ha SP36 tiap tanaman dengan kebutuhan
pupuk 2,5 gram/lubang tanam. Pada dua minggu setelah tanam, dilakukan
pemupukan KCl dan Urea masing-masing 150 Kg/Ha dan 100Kg/Ha
dengan kebutuhan masing-masing tanaman 3,75 gram dan 2,5 gram,
untuk 2-3 kali aplikasi. Pupuk diberikan dengan cara ditugal di samping
tanaman dengan jarak 5 cm dari lubang tanam.
3.3.6 Penyiangan gulma
Penyiangan gulma rutin dilakukan sejak awal pengolahan tanah,
kemudian dilanjut padasatu minggu setelah tanam.Kegiatan penyiangan
gulma ini adalah untuk menghilangkan gulma dari lahan agar mencegah
terjadinya perebutan unsur hara antara tanaman ubi jalar dengan gulma.
∑(𝒏 𝒙 𝒗)
𝒊= 𝒙𝟏𝟎𝟎%
𝒁𝒙𝑵
Keterangan:
I =intensitas/beratnya kerusakan/serangan (%)
N = jumlah contoh yang diamati
V = nilai skor untuk tiap kategori kerusakan
N = jumlah total sampel yang diamati
Z = nilai skor kategori kerusakan yang tertinggi
Skala serangan :
0 : tidak ada kerusakan pada daun tanaman yang diamati
15
Dari data diatas, terlihat bahwa rata-rata panjang tanaman ubi jalar
terus mengalami peningkatan dari minggu ke minggu pada setiap
perlakuannya. Pada perlakuan Beta 2 stek atas, rata-rata panjang
tanaman ubi jalar pada 2 mst adalah 15,2 cm, pada 3 mst 20 cm, pada 4
mst 28,2 cm, pada 5 mst 51,2 cm, pada 6 mst 71,2 cm, pada 7 mst 94 cm,
dan pada 8 mst rata-rata panjang tanaman ubi jalar adalah 112,6 cm.
Pada perlakuan beta 2 stek tengah, rata-rata panjang tanaman ubi jalar
pada 2 mst adalah 13 cm, pada 3 mst 13,8 cm, pada 4 mst 24,8 cm, pada
5 mst 47,8 cm, pada 6 mst 78,4 cm, pada 7 mst 100,6 cm, dan pada 8 mst
rata-rata panjang tanaman ubi jalar 119,4 cm. Pada perlakuan Beta 2 stek
bawah, rata-rata panjang tanaman ubi jalar pada 2 mst adalah 17,8 cm
pada 3 mst 20,2 cm, pada 4 mst 34,4 cm, pada 5 mst 55 cm, pada 6 mst
85 cm, pada 7 mst 108,4 cm, dan pada 8 mst rata-rata panjang tanaman
ubi jalar adalah 126,4 cm. Pada perlakuan Antin 3 stek atas, panjang rata-
rata tanaman ubi jalar adalah 19 cm pada 2 mst, pada 3 mst 23,6 cm,
pada 4 mst 61,6 cm, pada 5 mst 96,6 cm, pada 6 mst 163,6 cm, pada 7
mst 200,8 cm, dan pada 8 mst 237,2 cm. Pada perlakuan Antin 3 stek
tengah, rata-rata panjang tanaman ubi jalar pada 2 mst 13,1 cm, pada 3
mst 14,3 cm, pada 4 mst 90,8 cm, pada 5 mst 146,4 cm, pada 6 mst 194
cm, dan pada 8 mst 253,2 cm. Sedangkan pada perlakuan Antin 3 stek
19
bawah panjang rata-rata tanaman ubi jalar pada 2 mst 20,4 cm, pada 3
mst 21,6 cm, pada 4 mst 23,6 cm, pada 5 mst 91,2 cm, pada 7 mst 113,8
cm, sedangkan pada 8 mst 185,4 cm. Dari data rata-rata panjang
tanaman ubi jalar tersebut, didapatkan grafik sebagai berikut.
Rata-rata Panjang 300
250 Beta 2 Stek Atas
Tanaman (cm)
tumbuhnya jika dibandingkan dengan stek tengah dan stek bawah. Jika
kelembaban lahan optimal, stek atas segera melanjutkan
pertumbuhannya, sedangkan stek batang bagian tengah dan bawah lebih
dulu membentuk tunas baru dari mata tunas yang terdapat pada buku
ruas batang. Hasil pengamatan rata-rata panjang tanaman ubi jalar yang
diamati tidak sesuai dengan literatur tersebut. Hal ini terlihat pada panjang
tanaman ubi jalar tertinggi pada verietas Antin 3 yang berasal dari stek
tengah dan terendah terlihat pada varietas Beta 2 stek atas.
daun, 6 MST 269,4 helai daun, 7 MST 484,4 helai daun dan 8 MST 635,2
helai daun. Pada varietas Beta 2 stek bawah pada umur 2 MST adalah 9,4
helai daun, 3 MST 20,4 helai daun, 4 MST 65,6 helai daun, 5 MST 141,8
helai daun, 6 MST 261 helai daun, 7 MST 433,4 helai daun dan 8 MST
603,8 helai daun. Pada varietas Antin 3 stek atas pada umur 2MST adalah
3,8 helai daun, 3 MST 7,6 helai daun, 4 MST 31,8 helai daun, 5 MST 88,4
helai daun, 6 MST 123,2 helai daun, 7 MST 138,4 helai daun dan 8 MST
154,8 helai daun. Pada varietas Antin 3 stek tengah pada umur 2 MST
adalah 6,2 helai daun, 3 MST 14,2 helai daun, 4 MST 36,4 helai daun, 5
MST 63,8 helai daun, 6 MST 107,8 helai daun, 7 MST 171 helai daun dan
8 MST 247,8 helai daun. Pada varietas Antin 3 stek bawah pada umur 2
MST adalah 5,4 helai daun, 3 MST 11,4 helai daun, 4 MST 21,4 helai
daun, 5 MST 40,2 helai daun, 6 MST 73,2 helai daun, 7 MST 91,2 helai
daun dan 8 MST 140,4 helai daun. Dari data rata-rata jumlah daun
tanaman ubi jalar tersebut, didapatkan grafik sebagai berikut.
800
Rerata Jumlah Daun Ubi Jalar
700
600 Beta 2 Stek Atas
500
Beta 2 Stek Tengah
(Helai)
400
Beta 2 Stek Bawah
300
200 Antin 3 Stek Atas
100 Antin 3 Stek Tengah
0 Antin 3 Stek Bawah
2 3 4 5 6 7 8
Umur Taman ( MST)
ruas antara 1-3 cm dan setiap ruas ditumbuhi daun. Sehingga dengan
demikian varietas Beta 2 memiliki jumlah daun yang lebih banyak
daripada varieta Antin 3. Berdasarkan data pengamatan, varietas Beta 2
dan Antin 3 asal stek tengah memiliki jumlah daun tertinggi dibandingkan
asal stek yang lain. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian oleh Djufry
(2011), penggunaan asal stek pucuk dengan berbagai varietas
memberikan hasil pertumbuhan yang lebih baik termasuk jumlah daun
pada tanaman ubi jalar, dibandingkan dengan penggunaan stek batang
tengah maupun bawah.
Dari data yang diperoleh, rata-rata jumlah bunga pada tanaman ubi
jalar varietas Beta 2 stek tengah, varietas Antin 3 stek tengah dan stek
bawah di semua umur tanaman menunjukan jumlah yang rendah yaitu 0
bunga. Pada varietas Beta 2 stek atas pada umur tanaman 7 MST dan 8
MST memiliki rata-rata jumlah bunga masing-masing 0,4 dan 0,2. Pada
23
varietas Beta 2 stek bawah pada umur tanaman 8 MST memilii rata-rata
jumlah bunga 0,2. Pada varietas Antin 3 stek atas pada umur tanaman 6
MST dan 7 MST rata-rata jumlah bunga nya sama yaitu 0,2. Berdasarkan
data jumlah bunga tersebut, diperoleh grafik sebagai berikut:
0.45
0.4
Rerata Jumalh Bunga
0.35
Beta 2 Stek Atas
0.3
0.25 Beta 2 Stek Tengah
0.2 Beta 2 Stek Bawah
0.15
Antin 3 Stek Atas
0.1
0.05 Antin 3 Stek Tengah
0 Antin 3 Stek Bawah
2 3 4 5 6 7 8
Umur Tanaman (MST)
Dari grafik jumlah bunga terlihat bahwa varietas Beta 2 dan Antin 3
yang berasal dari stek pucuk memiliki tingkat pertumbuhan bunga yang
lebih cepat jika dibandingkan dengan stek tengah dan stek bawah dari
masing-masing varietas. Namun pembentukan bunga pada varietas Antin
3 stek atas lebih cepat dari varietas Beta 2 stek atas. Hal ini dikarenakan
kedua varietas memiliki karakteristik yang berbeda. Menurut Supadmi
(2009) bahwa varietas-varietas ubi jalar mempunyai karakteristik yang
bervariasi termasuk pembentukan bunga. Asal stek juga mempengaruhi
waktu pembentukan bunga. Hapsari (2011) yang menyatakan bahwa stek
yang paling baik untuk dijadikan bibit adalah stek atas. Stek batang yang
diambil dari bagian tengah maupun bawah biasanya tumbuh relatif lambat
sehingga waktu pembentukan bunga juga lebih lambat.
tumbuh tanaman ubi jalar pada usia 2 sampai 8 minggu setelah tanam
(mst).
Tabel 5. Persentase Tumbuh Tanaman
120
100
Persentase Tumbuh
0
2 mst 3mst 4 mst 5 mst 6 mst 7 mst 8 mst
Umur Tanaman
0.9
0.8 Beta 2 Stek Atas
0.7
Beta 2 Stek Tengah
0.6
0.5 Beta 2 Stek bawah
0.4 Antin 3 Stek Atas
0.3
0.2 Antin 3 Stek Tengah
0.1 Antin 3 Stek Bawah
0
2 3 4 5 6 7 8
Umur Tanaman (mst)
Dokumentasi
No Spesies Peran
Pribadi Literatur
(Prabaningrum dkk,2014)
(Prabaningrum dkk,
2014)
(Prabaningrum dkk,
2014)
Tanaman ubi jalar dapat ditanam pada berbagai jenis media tanam
atau tekstur tanah, namun tanah dengan pH 5,5-7,5 dengan tekstur tanah
pasir berlempung yang gembur dan halus lebih bagus pertumbuhannya.
(ILO, 2015). Persentase C-organik pada tanah lahan Jatimulyo FP-UB
dikategorikan rendah, C/N rasio rendah dan KTK termasuk dalam
golongan tinggi. Hal ini berarti lahan Jatimulyo FP-UB termasuk dalam
kriteria baik untuk pertumbuhan tanaman ubi jalar, hanya saja perlu
31
terdapat pada buku ruas batang. Hal tersebut terlihat pada panjang
tanaman ubi jalar tertinggi pada verietas Antin 3 yang berasal dari stek
tengah dan terendah terlihat pada varietas Beta 2 stek atas.
Hasil rata-rata jumlah daun tanaman ubi jalar pada setiap varietas
juga dipengaruhi oleh perbedaan faktor genetik dan perbedaan
karakteristik. Menurut Fevi (2008) ubi jalar varietas Beta 2 memiliki
karakteristik batang yang beruas-ruas dan panjang satu ruas antara 1-3
cm dan setiap ruas ditumbuhi daun. Hasil praktikum menunjukkan varietas
Beta 2 memiliki jumlah daun yang lebih banyak dari pada varieta Antin 3.
Apabila pengaruh asal stek Varietas Beta 2 dan Antin 3 asal stek tengah
memiliki jumlah daun tertinggi dibandingkan asal stek yang lain. Hal ini
tidak sesuai dengan hasil penelitian oleh Djufry (2011), penggunaan asal
stek pucuk dengan berbagai varietas memberikan hasil pertumbuhan
yang lebih baik termasuk jumlah daun pada tanaman ubi jalar,
dibandingkan dengan penggunaan stek batang tengah maupun bawah.
Pada pengamatan tanaman ubi jalar semua perlakuan asal stek
dan varietas tersebut varietas unggul yang tahan terhadap serangan
penyakit. Hal ini dibuktikan dari data pengamatan yang tidak terbukti
adanya tanaman yang terserang penyakit, terutama dari penyakit kudis
(Sphaceloma batatas) dan hama boleng (Cylas formicarius). Sedangkan
hama yang menyerang tanaman ubi jalar yaitu, belalang hijau, kutu kebul
dan ulat uret. Hama belalang memberikan gejala dan tanda terbesar
berupa lubang-lubang pada daun. Menurut Balitkabi (2011), tanaman ubi
jalar kedua varietas agak tahan terhadap hama boleng (Cylas
formicarius), varietas Beta 2 memiliki karakteristik tahan penyakit kudis
(Sphaceloma batatas), dan varietas Antin 3 memiliki karakteristik agak
tahan terhadap penyakit kudis (Sphaceloma batatas).
5. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
TS 2 3 4 5 6 7 8
1. 13 18 33 63 90 131 161
2. 18 22 32 57 73 95 105
3. 17 21 32 55 91 104 120
4. 15 18 21 49 63 105 123
5. 13 21 23 32 39 48 54
TS 2 3 4 5 6 7 8
1. 12 13 14 24 70 102 142
2. 11 12 13 21 38 52 70
5. 15 15 21 39 56 75 80
TS 2 3 4 5 6 7 8
1. 15 18 21 32 70 110 115
2. 18 20 30 37 57 78 101
5. 19 22 26 40 63 86 105
Rata-
19 23,6 61,6 96,8 163,6 200,8 237,2
Rata
42
5. 13 13 31 61 90 136 215
Rata-
13,1 14,3 65,8 90,8 146,4 194 253,2
Rata
1. 17 18 20 41 67 86 136
2. 27 28 28 60 60 73 127
3. 18 19 19 58 99 127 214
Rata-
20,4 21,6 23,6 59 91,2 113,8 185,4
Rata
43
TS 2 3 4 5 6 7 8
5. 4 8 9 13 52 105 197
Rata-
5,8 16,6 56,4 125 262,6 473,6 588
Rata
Rata-
7,2 15,6 56,2 125,6 269,4 484,4 635,2
Rata
44
Rata-
9,4 20,4 65,6 141,8 261 433,4 603,8
Rata
TS 2 3 4 5 6 7 8
Rata-
3,8 7,6 31,8 88,4 123,2 138,4 154,8
Rata
45
1. 4 10 23 44 66 119 223
3. 7 11 27 49 82 169 242
5. 4 10 28 58 97 152 181
Rata-
6,2 14,2 36,4 63,8 107,8 171 247,8
Rata
1. 6 10 19 28 38 45 74
2. 4 8 18 32 67 85 121
3. 4 11 19 37 58 83 127
4. 4 10 18 40 85 111 182
Rata-
5,4 11,4 21,4 40,2 73,2 91,2 140,4
Rata
46
TS 2 3 4 5 6 7 8
1. 0 0 0 0 0 2 1
2. 0 0 0 0 0 0 0
3. 0 0 0 0 0 0 0
4. 0 0 0 0 0 0 0
5. 0 0 0 0 0 0 0
Rata-
0 0 0 0 0 0,4 0,2
Rata
TS 2 3 4 5 6 7 8
1. 0 0 0 0 0 0 0
2. 0 0 0 0 0 0 0
3. 0 0 0 0 0 0 0
4. 0 0 0 0 0 0 0
5. 0 0 0 0 0 0 0
Rata-
0 0 0 0 0 0 0
Rata
47
TS 2 3 4 5 6 7 8
1. 0 0 0 0 0 0 0
2. 0 0 0 0 0 0 0
3. 0 0 0 0 0 0 0
4. 0 0 0 0 0 0 0
5. 0 0 0 0 0 0 1
Rata-
0 0 0 0 0 0 0,2
Rata
TS 2 3 4 5 6 7 8
1. 0 0 0 0 0 0 0
2. 0 0 0 0 0 0 0
3. 0 0 0 0 1 1 0
4. 0 0 0 0 0 0 0
5. 0 0 0 0 0 0 0
Rata-
0 0 0 0 0,2 0,2 0
Rata
48
TS 2 3 4 5 6 7 8
1. 0 0 0 0 0 0 0
2. 0 0 0 0 0 0 0
3. 0 0 0 0 0 0 0
4. 0 0 0 0 0 0 0
5. 0 0 0 0 0 0 0
Rata-
0 0 0 0 0 0 0
Rata
TS 2 3 4 5 6 7 8
1. 0 0 0 0 0 0 0
2. 0 0 0 0 0 0 0
3. 0 0 0 0 0 0 0
4. 0 0 0 0 0 0 0
5. 0 0 0 0 0 0 0
Rata-
0 0 0 0 0 0 0
Rata
49
TS 2 3 4 5 6 7 8
1. 0 0 0 0 0 0 0
2. 0 0 0 0 0 0 0
3. 0 0 0 0 0 0 0
4. 0 0 0 0 0 0 0
5. 0 0 0 0 0 0 0
Rata-
0 0 0 0 0 0 0
Rata
Perhitungan :
Sampel 1 :
(𝟖𝒙𝟎)+(𝟏𝟖𝒙𝟎)+(𝟕𝟕𝒙𝟎)+(𝟏𝟓𝟕𝒙𝟎)+(𝟑𝟖𝟗𝒙𝟎)+(𝟔𝟒𝟓𝒙𝟎)+(𝟕𝟐𝟓𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0 %
0𝑥 2028
Sampel 2 :
(𝟖𝒙𝟎)+(𝟑𝟒𝒙𝟎)+(𝟏𝟏𝟒𝒙𝟎)+(𝟐𝟑𝟓𝒙𝟎)+(𝟒𝟎𝟏𝒙𝟎+(𝟔𝟔𝟎𝒙𝟎)+(𝟕𝟖𝟐𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥2234
Sampel 3 :
(𝟓𝒙𝟎)+(𝟏𝟐𝒙𝟎)+(𝟒𝟕𝒙𝟎)+(𝟏𝟐𝟎𝒙𝟎)+(𝟐𝟐𝟖𝒙𝟎)+(𝟓𝟖𝟗𝒙𝟎)+(𝟔𝟕𝟐𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥 1673
Sampel 4 :
(𝟒𝒙𝟎)+(𝟏𝟏𝒙𝟎)+(𝟑𝟓𝒙𝟎)+(𝟏𝟎𝟎𝒙𝟎)+(𝟏𝟒𝟑𝒙𝟎)+(𝟑𝟔𝟎𝒙𝟎)+(𝟓𝟔𝟒𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥 1317
Sampel 5 :
(𝟒𝒙𝟎)+(𝟖𝒙𝟎)+(𝟗𝒙𝟎)+(𝟏𝟑𝒙𝟎)+(𝟓𝟐𝒙𝟎)+(𝟏𝟎𝟓𝒙𝟎)+(𝟏𝟗𝟕𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥 388
50
TS 2 3 4 5 6 7 8
1. 0 0 0 0 0 0 0
2. 0 0 0 0 0 0 0
3. 0 0 0 0 0 0 0
4. 0 0 0 0 0 0 0
5. 0 0 0 0 0 0 0
Rata-
0 0 0 0 0 0 0
Rata
Perhitungan :
Sampel 1 :
(𝟔𝒙𝟎)+(𝟕𝒙𝟎)+(𝟐𝟕𝒙𝟎)+(𝟔𝟖𝒙𝟎)+(𝟏𝟔𝟑𝒙𝟎)+(𝟐𝟕𝟖𝒙𝟎)+(𝟑𝟖𝟐𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0 %
0𝑥 931
Sampel 2 :
(𝟗𝒙𝟎)+(𝟏𝟔𝒙𝟎)+(𝟒𝟕𝒙𝟎)+(𝟏𝟏𝟏𝒙𝟎)+(𝟐𝟑𝟒𝒙𝟎)+(𝟒𝟐𝟏𝒙𝟎)+(𝟔𝟓𝟗𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥1497
Sampel 3 :
(𝟏𝟎𝒙𝟎)+(𝟏𝟖𝒙𝟎)+(𝟔𝟕𝒙𝟎)+(𝟏𝟐𝟖𝒙𝟎)+(𝟐𝟖𝟖𝒙𝟎)+(𝟓𝟑𝟗𝒙𝟎)+(𝟔𝟗𝟎𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥 1740
Sampel 4 :
(𝟔𝒙𝟎)+(𝟏𝟔𝒙𝟎)+(𝟔𝟔𝒙𝟎)+(𝟏𝟕𝟕𝒙𝟎)+(𝟑𝟔𝟏𝒙𝟎)+(𝟔𝟏𝟏𝒙𝟎)+(𝟕𝟒𝟒𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥 1981
Sampel 5 :
(𝟓𝒙𝟎)+(𝟐𝟏𝒙𝟎)+(𝟕𝟒𝒙𝟎)+(𝟏𝟒𝟒𝒙𝟎)+(𝟑𝟎𝟏𝒙𝟎)+(𝟓𝟕𝟑𝒙𝟎)+(𝟕𝟎𝟏𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥1819
51
TS 2 3 4 5 6 7 8
1. 0 0 0 0 0 0 0
2. 0 0 0 0 0 0 0
3. 0 0 0 0 0 0 0
4. 0 0 0 0 0 0 0
5. 0 0 0 0 0 0 0
Rata-
0 0 0 0 0 0 0
Rata
Perhitungan :
Sampel 1 :
(𝟖𝒙𝟎)+(𝟏𝟐𝒙𝟎)+(𝟑𝟎𝒙𝟎)+(𝟓𝟑𝒙𝟎)+(𝟏𝟑𝟒𝒙𝟎)+(𝟐𝟓𝟖𝒙𝟎)+(𝟑𝟖𝟐𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0 %
0𝑥 877
Sampel 2 :
(𝟏𝟎𝒙𝟎)+(𝟐𝟒𝒙𝟎)+(𝟖𝟐𝒙𝟎)+(𝟐𝟐𝟑𝒙𝟎)+(𝟐𝟗𝟏𝒙𝟎)+(𝟒𝟖𝟓𝒙𝟎)+(𝟔𝟕𝟗𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥1794
Sampel 3 :
(𝟏𝟐𝒙𝟎)+(𝟐𝟖𝒙𝟎)+(𝟗𝟐𝒙𝟎)+(𝟏𝟏𝟕𝒙𝟎)+(𝟑𝟖𝟒𝒙𝟎)+(𝟓𝟓𝟕𝒙𝟎)+(𝟕𝟏𝟐𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥1912
Sampel 4 :
(𝟗𝒙𝟎)+(𝟏𝟗𝒙𝟎)+(𝟔𝟓𝒙𝟎)+(𝟏𝟖𝟖𝒙𝟎)+(𝟐𝟒𝟔𝒙𝟎)+(𝟒𝟖𝟖𝒙𝟎)+(𝟕𝟐𝟖𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥1351
Sampel 5 :
(𝟖𝒙𝟎)+(𝟏𝟗𝒙𝟎)+(𝟔𝟗𝒙𝟎)+(𝟏𝟐𝟖𝒙𝟎)+(𝟐𝟒𝟎𝒙𝟎)+(𝟑𝟕𝟗𝒙𝟎)+(𝟓𝟏𝟖𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥1351
52
TS 2 3 4 5 6 7 8
1. 0 0 0 0 0 0 0
2. 0 0 0 0 0 0 0
3. 0 0 0 0 0 0 0
4. 0 0 0 0 0 0 0
5. 0 0 0 0 0 0 0
Rata-
0 0 0 0 0 0 0
Rata
Perhitungan :
Sampel 1 :
(𝟒𝒙𝟎)+(𝟕𝒙𝟎)+(𝟒𝟎𝒙𝟎)+(𝟖𝟑𝒙𝟎)+(𝟏𝟒𝟗𝒙𝟎)+(𝟏𝟓𝟖𝒙𝟎)+(𝟏𝟔𝟕𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0 %
0𝑥 608
Sampel 2 :
(𝟓𝒙𝟎)+(𝟖𝒙𝟎)+(𝟐𝟑𝒙𝟎)+(𝟓𝟒𝒙𝟎)+(𝟏𝟎𝟑𝒙𝟎)+(𝟏𝟐𝟑𝒙𝟎)+(𝟏𝟓𝟓𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥471
Sampel 3 :
(𝟑𝒙𝟎)+(𝟔𝒙𝟎)+(𝟏𝟗𝒙𝟎)+(𝟗𝟖𝒙𝟎)+(𝟏𝟎𝟐𝒙𝟎)+(𝟏𝟐𝟓𝒙𝟎)+(𝟏𝟓𝟗𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥511
Sampel 4 :
(𝟒𝒙𝟎)+(𝟗𝒙𝟎)+(𝟒𝟏𝒙𝟎)+(𝟏𝟎𝟐𝒙𝟎)+(𝟏𝟐𝟖𝒙𝟎)+(𝟏𝟑𝟕𝒙𝟎)+(𝟏𝟒𝟎𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥561
Sampel 5 :
(𝟑𝒙𝟎)+(𝟖𝒙𝟎)+(𝟑𝟔𝒙𝟎)+(𝟏𝟎𝟓𝒙𝟎)+(𝟏𝟑𝟓𝒙𝟎)+(𝟏𝟒𝟗𝒙𝟎)+(𝟏𝟓𝟑𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥589
53
TS 2 3 4 5 6 7 8
1. 0 0 0 0 0 0 0
2. 0 0 0 0 0 0 0
3. 0 0 0 0 0 0 0
4. 0 0 0 0 0 0 0
5. 0 0 0 0 0 0 0
Rata-
0 0 0 0 0 0 0
Rata
Perhitungan :
Sampel 1 :
(𝟒𝒙𝟎)+(𝟏𝟎𝒙𝟎)+(𝟐𝟑𝒙𝟎)+(𝟒𝟒𝒙𝟎)+(𝟔𝟔𝒙𝟎)+(𝟏𝟏𝟗𝒙𝟎)+(𝟐𝟐𝟑𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0 %
0𝑥 489
Sampel 2 :
(𝟏𝟏𝒙𝟎)+(𝟐𝟎𝒙𝟎)+(𝟓𝟓𝒙𝟎)+(𝟕𝟓𝒙𝟎)+(𝟏𝟑𝟓𝒙𝟎)+(𝟐𝟏𝟐𝒙𝟎)+(𝟐𝟖𝟔𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥794
Sampel 3 :
(𝟕𝒙𝟎)+(𝟏𝟏𝒙𝟎)+(𝟐𝟕𝒙𝟎)+(𝟒𝟗𝒙𝟎)+(𝟖𝟐𝒙𝟎)+(𝟏𝟔𝟗𝒙𝟎)+(𝟐𝟒𝟐𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥511
Sampel 4 :
(𝟓𝒙𝟎)+(𝟐𝟎𝒙𝟎)+(𝟒𝟗𝒙𝟎)+(𝟗𝟑𝒙𝟎)+(𝟏𝟓𝟗𝒙𝟎)+(𝟐𝟎𝟑𝒙𝟎)+(𝟑𝟎𝟕𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥836
Sampel 5 :
(𝟒𝒙𝟎)+(𝟏𝟎𝒙𝟎)+(𝟐𝟖𝒙𝟎)+(𝟓𝟖𝒙𝟎)+(𝟗𝟕𝒙𝟎)+(𝟏𝟓𝟐𝒙𝟎)+(𝟏𝟖𝟏𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥530
54
TS 2 3 4 5 6 7 8
1. 0 0 0 0 0 0 0
2. 0 0 0 0 0 0 0
3. 0 0 0 0 0 0 0
4. 0 0 0 0 0 0 0
5. 0 0 0 0 0 0 0
Rata-
0 0 0 0 0 0 0
Rata
Perhitungan :
Sampel 1 :
(𝟔𝒙𝟎)+(𝟏𝟎𝒙𝟎)+(𝟏𝟗𝒙𝟎)+(𝟐𝟖𝒙𝟎)+(𝟑𝟖𝒙𝟎)+(𝟒𝟓𝒙𝟎)+(𝟕𝟒𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0 %
0𝑥 220
Sampel 2 :
(𝟒𝒙𝟎)+(𝟖𝒙𝟎)+(𝟏𝟖𝒙𝟎)+(𝟑𝟐𝒙𝟎)+(𝟔𝟕𝒙𝟎)+(𝟖𝟓𝒙𝟎)+(𝟏𝟐𝟏𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥335
Sampel 3 :
(𝟒𝒙𝟎)+(𝟏𝟏𝒙𝟎)+(𝟏𝟗𝒙𝟎)+(𝟑𝟕𝒙𝟎)+(𝟓𝟖𝒙𝟎)+(𝟖𝟑𝒙𝟎)+(𝟏𝟐𝟕𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥339
Sampel 4 :
(𝟒𝒙𝟎)+(𝟏𝟎𝒙𝟎)+(𝟏𝟖𝒙𝟎)+(𝟒𝟎𝒙𝟎)+(𝟖𝟓𝒙𝟎)+(𝟏𝟏𝟏𝒙𝟎)+(𝟏𝟖𝟐𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥450
Sampel 5 :
(𝟗𝒙𝟎)+(𝟏𝟖𝒙𝟎)+(𝟑𝟑𝒙𝟎)+(𝟔𝟒𝒙𝟎)+(𝟏𝟏𝟖𝒙𝟎)+(𝟏𝟑𝟐𝒙𝟎)+(𝟏𝟗𝟖𝒙𝟎)
𝐼𝑃 = 𝑥 100% = 0%
0𝑥572
55
Jumlah Tanaman
Total (Lubang 24 24 24 24 24 24 24
Tanam) (a)
Jumlah Tanaman
21 16 16 16 24 24 24
Hidup (b)
% Tumbuh = (b/a) x
87,5% 66% 66% 66% 100% 100% 100%
100%
Jumlah Tanaman
Total (Lubang 24 24 24 24 24 24 24
Tanam) (a)
Jumlah Tanaman
24 22 24 24 24 24 24
Hidup (b)
% Tumbuh = (b/a) x
100% 91,6% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
56
Jumlah Tanaman
Total (Lubang 27 27 27 27 27 27 27
Tanam) (a)
Jumlah Tanaman
27 27 27 26 27 27 27
Hidup (b)
% Tumbuh = (b/a) x
100% 100% 100% 96,2% 100% 100% 100%
100%
Jumlah Tanaman
Total (Lubang 24 24 24 24 24 24 24
Tanam) (a)
Jumlah Tanaman
19 19 21 21 22 22 22
Hidup (b)
% Tumbuh = (b/a) x
79,1% 79,1% 87,5% 87,5% 91,6% 91,6% 91,6%
100%
57
Jumlah Tanaman
Total (Lubang 27 27 27 27 27 27 27
Tanam) (a)
Jumlah Tanaman
27 27 23 23 23 23 23
Hidup (b)
% Tumbuh = (b/a) x
100% 100% 85,1% 85,1% 85,1% 85,1% 85,1%
100%
Jumlah Tanaman
Total (Lubang 24 24 24 24 24 24 24
Tanam) (a)
Jumlah Tanaman
22 20 20 20 20 20 20
Hidup (b)
% Tumbuh = (b/a) x
91,6% 83,3% 83,3% 83,3% 83,3% 83,3% 83,3%
100%
58
3. Kebutuhan SP36
Diketahui : Rekomendasi dosis KCl untuk tanaman ubi jalar 100
kg/ha
Jarak tanam 50 cm x 50 cm = 2500 cm2
Jawab :
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 100000000
Jumlah populasi = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚 = =40000 / ha
2500
𝐾𝑒𝑏 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑒𝑘𝑡𝑎𝑟 100
Keb perlubang tanam = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 = 40000=2,5 g