Anda di halaman 1dari 32

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PUPUK

ORGANIK DAN BEBERAPA PESTISIDA NABATI TEHADAP


PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG (Ipomea reptans)

LAPORAN

Oleh :

ANGGIE JUNITA BATUBARA


2104290085
AGROTEKNOLOGI 2
KELOMPOK 1

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PUPUK
ORGANIK DAN BEBERAPA PESTISIDA NABATI TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans)

LAPORAN

Oleh:

PUTRI AMELIA
2104290065
AGROTEKNOLOGI 2
KELOMPOK 1

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat mengikuti mata kuliah
Praktikum Pertanian Organik di Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan

Asisten Praktikum

Fauzy Nur Azhari Pane, S.P. Dodo Wiranda, S.P.

Aisyah Putri

Penanggung Jawab

Assoc. Prof. Dr. Ir. Asritanarni Munar, M.P.


KATA PENGANTAR

Puji Syukur khadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat kesempatan dan
kekuatan bagi penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum
Fisiologi Tumbuhan “Pengaruh Pemberian Berbagai Macam Pupuk Organik
Dan Beberapa Pestisida Nabati Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Kangkung (Ipomea reptans).
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan Terima kasih kepada:
1. Orang Tua penulis yang telah memberi dan dukungan baik secara moral
maupun material
2. Ibu Assoc. Prof. Dr. Asritanarni Munar M.P., Selaku Dosen Penangung Jawab
Praktikum Pertanian Organik Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.
3. Abang Fauzy Nur Azhari S.P. Selaku Asisten Praktikum Praktikum Pertanian
Organik Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
4. Abang Dodo Wiranda S.P. Selaku Asisten Praktikum Praktikum Pertanian
Organik Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
5. Kakak Aisyah Putri Selaku Asisten Asisten Praktikum Praktikum Pertanian
Organik Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
6. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan partisipasinya baik dalam
pembuatan Laporan dan Dokumentasi
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

Medan, Juli 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................. iii
DAFTAR TABEL.................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... v
PENDAHULUAN.................................................................................. 1
Latar Belakang........................................................................ 1
Tujuan Praktikum................................................................... 3
Kegunaan Praktikum.............................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 4
BAHAN DAN METODE...................................................................... 8
Tempat dan Waktu.................................................................. 8
Bahan dan Alat....................................................................... 8
Pelaksanaan Praktikum........................................................... 9
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 10
Hasil ....................................................................................... 13
Pembahasan............................................................................ 15
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................. 19
Kesimpulan............................................................................. 19
Saran....................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 20
LAMPIRAN........................................................................................... 22

i
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Penanaman kangkung ..........................................................

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul
Halaman
1. Tabel Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

Kangkung............................................................................................ 13

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Halaman

1. Proses pembukaan lahan dan pembuatan plot...................................... 22

2. Pembuatan Plot..................................................................................... 22

3. Penanaman Benih Kangkung................................................................ 22

4. Membuang Serasa atau Sisa-sisa Tanaman.......................................... 22

5. Proses Penyiraman Tanaman................................................................ 23

6. Proses Aplikasi Pupuk Organik Cair (POC)......................................... 23

7. Proses Aplikasi Ekoenzim.................................................................... 23

8. Proses Pengamatan Tanaman Kangkung.............................................. 23

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Halaman

1. Deskripsi Tanaman kangkung Darat (Ipomea reptans Poir).............. 20


2. Bagan Plot........................................................................................... 21
3. Dokumentasi....................................................................................... 22
4. Laporan Sementara............................................................................. 24

v
vi
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sayuran merupakan salah satu komoditas holtikultura yang berperan

penting bagi kesehatan manusia yaitu dalam mensuplai mineral dan vitamin yang

kurang dipenuhi oleh bahan pangan lainnya. Sayuran sangat penting dalam

menetralisir asam yang diproduksi karena konsumsi daging, keju, dan makanan

lainnya. Gizi dalam sayuran dapat meningkatkan daya cerna metabolisme secara

menimbulkan daya tahan terhadap gangguan penyakit atau kelemahan jasmani

lainnya (Asahri, 2016).

Kangkung darat (Ipomoea reptans Poir) adalah tanaman semusim atau

tahunan yang merupakan sayuran daun yang penting di kawasan Asia Tenggara

dan Asia Selatan. Sayuran kangkung mudah dibudidayakan, berumur pendek dan

harga relatif murah. Karena itu, kangkung merupakan sumber gizi yang baik bagi

masyarakat secara umum. Konsumsi kangkung mulai digemari oleh masyarakat

terbukti dengan sadarnya masyarakat peduli dengan gizi yang terkandung

disayuran kangkung. Kandungan gizi kangkung cukup tinggi terutama vitamin A,

vitamin C, zat besi, kalsium, potasium, dan fosfor (Sofiari, 2009). Di Indonesia

dikenal dua tipe kangkung yaitu kangkung darat dan kangkung air. Kangkung

tergolong sayuran yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung

disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach, berasal dari

India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan

Australia dan bagian negara Afrika (Suroso dan Novi, 2020)

Kangkung darat (Ipomea reptans) merupakan salah satu jenis tanaman

sayur yang tergolong dalam famili Convolvulaceae dan banyak digemari oleh
2

seluruh lapisan masyarakat. Sayuran ini memiliki rasa yang renyah dan kaya akan

sumbe gizi yakni protein, lemak, karbohidrat, p, Fe, vitamin A dan B yang penting

bagi Kesehatan tubuh. Meningkatnya permintaan masyarakat tehadap kangkong

darat dapat membuat sayur ini banyak beredar di pasar local maupun modern dan

harganya pun rekatif murah dibandingkan dengan jenis sayuran lainnya. Para

petani melakukan upaya untuk memenuhi kebutuhan konsumen baik dalam segi

kualitas maupun kuantitas. Salah satu upaya peningkatan hasil produksi yang

dapat dilakukan adalah pemupukan (Fahrudin dan Fuat, 2018)

Rata-rata produksi kangkung darat di Indonesia pada tahun 2012 sampai

dengan tahun 2016 mengalami angka yang fluktuatif. Jumlah produksi pada tahun

2012 sebesar 320.144 ton, kemudian mengalami penurunan jumlah produksi pada

tahun 2013 yaitu menjadi sebesar 308.477 ton, meningkat lagi pada tahun 2014

yaitu menjadi sebesar 319.618 ton, dan mengalami penurunan lagi pada tahun

2015 yaitu menjadi sebesar 305.080 ton, pada tahun 2016 menjadi jumlah

produksi terendah dalam 5 tahun terakhir yaitu sebesar 297.130 ton. Permasalahan

yang menyebabkan sedikitnya dan semakin menurunnya hasil panen atau produksi

selain dari masalah kegiatan budidaya, masalah terbesarnya adalah semakin

sempitnya lahan produktif untuk ditanami tanaman tidak terkecuali tanaman

kangkung darat. Oleh karena itu perlu ada upaya untuk memperluas daerah lahan

untuk ditanami tanaman Kangkung Darat (Saparso dkk., 2018).

Selama ini para petani masih menggunakan pupuk anorganik dalam

membudidayakan kangkong darat. Hal ini dikarenakan pupuk anorganik lebih

mudah didapatkan di pasaran namun harganya relatife lebih mahal. Penggunaan


3

pupuk anorganik dalam jangka Panjang terbukti telah menimbulkan maslah serius

bagi lingkungan, antara lain pecemaran tanah dan air, penurunan tingkat

kesuburan dan ketrgantungan petani secara ekonomi dan social. Penggunaan

pupuk anorganik juga memiliki dampak berbahaya bagi Kesehatan manusia. Oleh

karena itu, diperlukan budidaya kangkong darat secara organic agar dapat

mengurangi dampak negative tersebut (Dewanto dkk., 2016)

Penggunaan pupuk organik dapat memperbaiki kondisi tanah menjadi subur

dan kaya akan jasad renik yang bermanfaat. Pupuk organik dapat didapat dengan

mudah dan harganya jauh lebih murah. Petani dapat memanfaatkan limbah rumah

tangga atau limbah peternakan, seresah daun atau sisa tanaman yang telah

dipanen. Biaya yang minimal akan meningkatkan pendapatan petani dan sumber

makanan sehat yang dikonsumsi pun akan terpenuhi dengan melakukan budidaya

organik. Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki yaitu: granulasi tanah,

aerasi dan drainase tanah, meningkatkan kemampuan tanah menahan air,

memperbaiki sifat kimia dan sifat biologis tanah, serta tidak menyebabkan polusi

tanah dan air. Pupuk organik cair adalah pupuk yang bahan dasarnya berasal dari

hewan atau tumbuhan yang sudah mengalami fermentasi berupa cairan dan

kandungan bahan kimia di dalamnya maksimum 5%. Pada dasarnya pupuk

organik cair lebih baik dibandingkan dengan organik padat. Hal ini disebabkan

penggunaan pupuk organik cair memiliki beberapa kelebihan yaitu

pengaplikasiannya lebih mudah, unsur hara yang terdapat didalam pupuk organik

cair mudah diserap tanaman, mengandung mikroorganisme yang banyak,

mengatasi defisiensi hara, mampu menyediakan hara secara cepat, proses

pembuatannya memerlukan waktu yang lebih cepat, serta penerapannya mudah


4

yaitu tinggal disemprotkan ke tanaman (Siboro et al., 2018).

Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai jenis pupuk organik dan

pestisida nabati terhadap pertumbuhan tanaman kangkung.

Kegunaan Praktikum

Adapula kegunaan praktikum ini antara lain:

1. Untuk mendapatkan wawasan keilmuan Pertanian Organik.

2. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikal test Praktikum Pertanian

Organik.
TINJAUAN PUSTAKA

Taknsonomi dan Klasifikasi Tanaman Kangkung (Ipomea reptans)

Kangkung (Ipomoea reptans poir) termasuk ke dalam

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Solanales

Famili : Convolvulaceae

Genus : Ipomoea

Spesies : Ipomoea reptans L. Poir

Kangkung darat memiliki karakteristik warna bunga putih hingga merah muda,

daun agak kecil, warna batang putih kehijauan hingga keunguan. (Indra dkk.,

2019).

Morfologi Tanaman Kangkung (Ipomea reptans)

Tanaman kangkung memiliki akar tunggang dengan percabangan yang

menyebar ke berbagai arah. Akar tunggang tumbuh dari batang yang berongga

dan berbuku – buku. Akar kangkung dapat menembus kedalaman tanah hingga 60

- 100 cm dan melebar secara horizontal hingga mencapai jarak 150 cm. Tanaman

kangkung memiliki batang berbentuk bulat dan berlubang serta banyak sekali

mengandung air (herbaceus). Sifat batang tanaman ini berbuku - buku dan

berwarna putih atau cokelat tua. Batang tanaman kangkung umumnya tumbuh

tegak seperti tanaman darat lainnya. Tangkai daun tanaman kangkung terletak
15

pada bagian buku - buku batang. Pada bagian ketiak daun terdapat mata tunas

yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Tanaman kangkung umumnya

memiliki helaian daun berbentuk daun tunggal dengan ujung meruncing. Pada

bagian permukaan atas daun memiliki warna hijau tua, sedangkan pada bagian

permukaan bawah memiliki warna hijau muda. Daun memiliki warna hijau

keputih - putihan atau hijau kelam dengan semburat ungu dibagian tengah. Bunga

yang dimiliki tanaman kangkung berbentuk menyerupai bentuk terompet.

Mahkota bunga memiliki warna putih dan merah lembayung. Tanaman ini

memiliki buah dengan bentuk oval dan memiliki 3 butir biji di bagian dalam,

Ketika masih berusia muda, buah memiliki warna hijau dan akan berubah menjadi

hitam ketika sudah memasuki usia tua. Buah berukuran kecil sekitar 10 mm dan

umur buah tidak lama. Bentuk biji atau benih tegak bulat dan bersegi - segi.

Berwarna cokelat kehitam-hitaman ketika sudah tua dan berwarna hijau pada saat

usia muda. Biji tanaman kangkung termasuk pada jenis dikotil atau biji berkeping

dua. Biji dapat berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman yang dilakukan secara

generatif (Muntashilah dkk., 2015).

Syarat Tumbuh Tanaman Kangkung (Ipomea reptans )

Sumber daya dan ekosistem di wilayah Indonesia sangat bervariasi,

terutama kondisi curah hujan dan temperatur udara. Jumlah curah hujan berkisar

antara 500 – 5000 mm/tahun sedangkan temperatur udara dipengaruhi oleh

ketinggian tempat. Setiap naik 100 meter, maka temperatur udara turun 10C. Di

permukaan laut, temperatur rata-rata sekitar 280C dan di dataran tinggi

(pegunungan) 2000 meter dari permukaan laut sekitar 180C. Kangkung dapat

tumbuh dan berproduksi dengan baik jika dibudidayakan pada tempat dengan
16

ketinggian maksimal 2000 meter diatas permukaan laut. Tanaman ini

membutuhkan tanah yang gembur dan mengandung banyak bahan organik sebagai

tempat tumbuhnya, untuk kangkung darat khususnya tidak menyukai lahan yang

tergenang karena akarnya mudah membusuk, sedang kangkung air membutuhkan

tanah yang selalu tergenang. Kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau

lahan yang mendapatkan sinar matahari yang cukup sebagai tempat tumbuhnya,

karena di lahan yang ternaungi tanaman kangkung akan tumbuh memanjang.

Kangkung merupakan tanaman yang memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi

sehingga dapat tumbuh dihampir semua kondisi lahan, namun jika ditanam pada

lahan yang memiliki suhu udara relatif panas batang tanaman ini akan mengeras.

Waktu bertanam yang baik ialah pada musim hujan untuk kangkung darat atau

musim kemarau untuk kangkung air. Tanaman kangkung membutuhkan lahan

yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang

terlindungi (ternaungi), tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi)

tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau

yang panjang. Apabila tanaman di tanam di tempat yang tegak terlindung, maka

kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen (Faisal, 2016)

Media tanam

Budidaya kangkung darat dapat dilakukan di lahan sempit dengan

memanfaatkan penggunaan media tanam dalam polybag. Budidaya kangkung

dalam polybag lebih efisien dan menguntungkan secara ekonomi. Selanjutnya

dalam budidaya dalam polibag diperlukan media tanam yang sesuai. Media tanam

memiliki tiga fungsi utama yaitu: 1) menyediakan ruang udara dan air; 2)
17

membantu memaksimalkan pertumbuhan akar; dan 3) secara fisik dapat

menegakkan tanaman. Media tanam umumnya berasal dari bahan organik dan

anorganik, tetapi media tanam yang digunakan merupakan kombinasi beberapa

jenis bahan untuk memperoleh keseimbangan dalam menyediakan ruang udara

dan kapasitas menahan air untuk pertumbuhan tanaman yang optimal. Terdapat

berbagai jenis media tanam dengan perbedaan kandungannya masing-masing,

diantaranya pasir, tanah, pupuk kandang, sekam padi, serbuk gergaji dan sabut

kelapa. Selain itu, limbah sampingan dari hasil tanaman dapat digunakan sebagai

media tanam seperti abu boiler yang berasal dari pembakaran tandan kosong

kelapa sawit (Lada & Pombos, 2019).

Pupuk Organik

Definisi pupuk organik menurut American Plant Food Control Officials

(AAPFCO) adalah bahan yang mengandung karbon dan satu atau lebih unsur hara

selain H dan O yang esensial untuk pertumbuhan tanaman. sedangkan menurut

USDA National Organic Program adalahsemua pupuk organik yang tidak

mengandung bahan terlarang dan berasal dari bahan alami yaitu dari tanaman atau

hewan, sewage sludge, dan bahan non organik tidak termasuk. Menurut USEPA,

pupuk organik adalah manure atau kompos yang diaplikasikan ke tanaman

sebagai sumber unsur hara. Berbagai definisi diatas pada intinya adalah bahwa

pupuk organik mengadung unsur karbon dan unsur hara lainnya yang

berkombinasi dengan karbon. Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari

tumbuhan mati, kotoran hewan dan/atau bagian hewan dan/atau limbah organik

lainnya yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair, dapat
18

diperkaya dengan bahan mineral, dan/atau mikroba yang bermanfaat untuk

meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah serta memperbaiki sifat

fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik dapat dibuat dari berbagai jenis

bahan, antara lain sisa tanaman (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu,

sabut kelapa), serbuk gergaji, kotoran hewan, limbah media jamur, limbah pasar,

rumah tangga, dan pabrik serta pupuk hijau. Oleh karena bahan dasar pembuatan

pupuk organik sangat bervariasi, maka kualitas pupuk yang dihasilkan sangat

beragam sesuai dengan kualitas bahan dasar dan proses pembuatannya

(Hartatik dkk., 2015).

Pengertian Ekoenzim dan Peranan

Limbah atau sampah di masa sekarang ini harus diusahakan seminimal

mungkin, dan hendaknya limbah tidak merusak lingkungan, seperti limbah kimia

yang berasal dari sabun deterjen di setiap rumah tangga. Oleh karena itu, banyak

usaha dari pemerintah dan juga para pegiat lingkungan untuk mengurangi

penggunaan barang yang memiliki kandungan cairan yang tidak cukup untuk

bebas mengalir, atau mengurangi pemakaian barang yang sulit didaur ulang; serta

mengusahakan mengolah limbah atau sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Pemanfaatan sampah organik hasil sisa limbah rumah tangga yang diolah menjadi

salah satu bentuk konservasi lingkungan seperti ecoenzym yang dapat

dimanfaatkan sebagai penggunaan pembersih rumah tangga agar tidak

menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan dan kesehatan maupun lingkungan.

Dimana ecoenzym ini merupakan hasil proses fermentasi bahan alami seperti

protein tumbuhan, mineral dan hormon yang memiliki banyak fungsi yang dapat
19

memperpanjang lama simpanan pada buah- buahan hasil panen atau penanganan

pasca panen. substrat organik yang dapat bertahan karena aksi katalisator

biokimia, yakni enzim yang dihasilkan oleh mikroba hidup tertentu, seperti asam

organik, protein sel tunggal, antibiotik, dan biopolymer (Nazurahani dkk., 2022)

Hipotesis Penelitian

1. Ekoenzim Nabati diduga berpengaruh nyata terhadap peningkatan

pertumbuhan dan produksi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir).

2. Poc buah-buahan diduga berpengaruh nyata terhadap peningkatan

pertumbuhan dan produksi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans Poir).

3. Adanya interaksi antara pemberian ekoenzim nabati dan poc buah-buahan

terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kangkung darat

(Ipomoea reptans Poir).


20

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilakukan pada lahan percobaan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara di Jl. Dwikota Desa Sampali

Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang dengan Ketinggian tempat ± 27 mdpl.

Praktikum ini dilaksanakan pada hari selasa11 Juli 2023 pada pukul 10.00 –

11.15 WIB.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada Praktikum Pertanian Organik ini yaitu

Cangkul, Terpal atau Plastik tebal, Blender, Baskom plastik, Saringan dan

Penghalus.

Adapun bahan yang digunakan pada Praktikum Pertanin Organik ini yaitu

Kompos ternak (cair atau padat), pestisida nabati (jenis) dan Kangkung

(Ipomoea reptans Poir)

Metode Praktikum
Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancang Acak Kelompok

(RAK). Data hasil penelitian akan dianalisis pertama digunakan untuk melihat

pengaruh pemberian perlakuan POC, yang kedua untuk melihat pengaruh

pemberian perlakuan Ekoenzim serta yang ketiga untuk melihat pengaruh

pemberian perlakuan Kompos.

Metode analisis data untuk Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial

adalah sebagai berikut:

Yijk = µ + αj + βk + (αβ)jk + Ɛijk


21

Yijk : Hasil pengamatan dari faktor pupuk kandang pada taraf – j dan

faktor

limbah industri tempe pada taraf ke – k dalam ulangan ke – i

µ : Efek nilai tengah

αj : Efek dari faktor pupuk kandang pada taraf ke-j

βk : efek dari faktor limbah industri tempe pada taraf ke-k

(αβ)jk : Efek kombinasi dari faktor Pupuk kandang pada taraf ke-j dan

faktor limbah indusrti tempe pada taraf ke-k

Ɛijk : Efek eror dari faktor Pupuk kandang pada taraf ke-j dan faktor

limbah industri tempe pada taraf ke-k serta ulangan ke-i

Pelaksanaan Praktikum

Pembukaan Lahan

Pastinya lahan dibersihkan dari sisa-sisa tanaman arau gulma tanaman

perdu yang dapat mengganggu pengolahan tanah. Pastikan areal tanam yang

diinginkan diolah untuk penanaman tumpang sari harus bersih dari gulma maupun

tanaman yang sejenis. Pembukaan lahan seperti ini bisa dilakukan dengan alat

seperti cangkul. Dilakukannya ini supaya gulma yang ada dilahan hilang.

Pembuatan Bedengan

Setelah melakukan pembukaan lahan, proses berikutnya adalah membuat

bedengan. Fungsi bedengan tersebut adalah untuk memudahkan pembuangan air

hujan melalui solokan, memudahkan meresapnya air hujan maupun air

penyimpanan kedalam tanah serta memudahkan untuk proses pemeliharaan

tanaman.

Penyemaian
22

Tanaman juga perlu dilakukan penyemaian. Benih yang disemai bedengan

yang berukuran 0,5x1 m2 atau luas ukuran sesuai dengan kebutuhan bibit. Adapun

penyemaian menggunakan wadah plastic (polybag) dengan luas sesuai dengan

kebutuhan bibit. Sebelum disemai, benih direndam dengan air selama 2 jam.

Setelah perendaman, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang. Benih yang

tenggelam digunakan untuk disemai.

Penanaman

Untuk penanaman tumpeng sari ini dilakukan dengan cara menanam benih

yang berkualitas tinggi agar dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Tanaman

tumpang sari ditanam dilahan yang sudah ditentukan dan sudah dibersihkan

dengan gulma. Tanaman tumpang sari ini dapat berproduksi dengan baik apabila

terawatt secara maksimal.

Penyisipan

Penyisipan perlu dilakukan untuk tanaman tumpang sari yang tidak

tumbuh pada saat dipindah tanam akibat hama, penyakit ataupun kerusakan

mekanis lainnya. Penyisipan dilakukan paling lama 5 HSTP dan dilakukan pada

sore hari. Hal ini dilakukan untuk menggantikan tanaman yang tidak tumbuh atau

mati.

Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari dan tergantung keadaan

cuaca sedang turun hujan penyiraman tidak perlu dilakukan dengan catatan air

hujan telah mencukupi kebutuhan tanaman. Penyiraman dilakukan dengan

menggunakan gembor dan air bersih pada seluruh tanaman.


23

Pemupukan

Pemupukan pada tanaman merupakan salah satu hal yang penting untuk

dilakukan untuk mencukupi nutrisi pada tanaman. Pupuk yang diberikan terdiri

dari pupuk kandang, pupuk kompos, poc atau npk. Pupuk kendang diaplikasikan

bersamaan ketika pengolahan lahan. Sedangkan pupuk anorganik yang

diaplikasikan secara bertahap.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan secara rutin yaitu bisa setiap 3 minggu sekali.

Tujuan dilakukan penyiangan ini agar nutrisi dalam tanah tidak habis dicuri

tanaman liar. Untuk cara penyiangan yang lebih mudah dengan mencabutnya

langsung.

Parameter Pengamatan

Tinggi Tanaman

Pengamatan tinggi tanaman diamati setiap 2 minggu sekali mulai umur 2

MST sampai panen. Diukur dengan cara mengukur tinggi tanaman dari pangkal

batang sampai ke daun tertinggi, serta dinyatakan dalam cm.

Jumlah Daun

Jumlah daun dihitung apabila daun terbuka lebar, maka dari itu perlu

dilakukan hal tersebut untuk menentukan tanaman dapat berproduksi dengan baik

atau tidak.
24

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Hasil Tanaman Kangkung 2 Mst sampai 6 Mst


Parameter 2 MST 3 MST 6 MST Total Rataan
Pengamatan
Tinggi 14,51 31,2 41,62 87,33 29,11
Tanaman
Jumlah 7,12 8,5 8,75 24,37 8,12
Daun

Pembahasan

Pada Tabel 1. Dapat dilihat tinggi tanaman kangkong semakin naik pada

setiap minggunya mulai dari 14,51, 31,1 41,62,. Ini disebabkan oleh pembeian

dari pupuk yang dapat menunjang pertumbuhan kangkong setiap minggunya. Hal

ini sesuai dengan literatur Lisnawati (2018) yang menyatakan bahwwa pemberian

pupuk pada suatau tanaman dapat menambah jumlah produksi dan kualitasnya

selain itu bertambahnya tinggi suatu tanaman merupakan hasil pertumbuhan organ

batang tanaman. Pertumbuhan suatu organ tidak terlepas dari sel-sel penyusunnya.

Pertumbuhan tinggi batang terjadi di dalam meristem interkalar dari ruas, ruas itu

memanjang sebagai akibat meningkatnya jumlah dan meluasnya sel.

Pada table diatas dapat dilihat jumlah daun dari tanman kangkong juga

meningkat pada setiap mingguny mulai dari 7,12, 8,5 dan 8,75. Hal ini disebabkan

oleh pemberian dari poc yang memiliki kandungan unsur N yang tinggi sehingga

dapat memperlancar fotosintesis. Hal ini sesuai dengan liteatur Gardener (2019)

yang menyatakan bahwa adanya unsur nitrogen yang terkandung sesuai untuk
25

kebutuhan tanaman sehingga pertumbuhan tanamannya menjadi optimal.Daun

berfungsi sebagai organ utama fotosintesis pada tumbuhan tingkat tinggi. Umur

daun mempengaruhi fotosintesis, proses penuaan menyebabkan kelambanan

proses fotosintesis.

Berdasarkan hasil pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun diketahui bahwa

pemupukan merupakan suatu keharusan agar kebutuhan hara terpenuhi dan

tanaman dapat memberikan hasil yang optimal. Dengan pemberian pupuk organik

ke dalam tanah menyebabkan tanah menjadi gembur, pertumbuhan akarnya baik

dan hara yang tersedia didalam tanah akan mudah diserap oleh tanaman. Hal ini

sesuai dengan literatur (Robiansah dkk., 2017) yang menyatakan bahwa

Penggunaan pupuk kandang ke lahan pertanian akan berpengaruh terhadap tanah

antara lain memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk

diolah dan mudah ditembus akar, mempermudah pengolahan tanah pada tanah-

tanah yang strukturnya pejal atau tanah berat, dapat meningkatkan daya menahan

air, sehingga kemampuan tanah untuk menyediakan air menjadi lebih banyak dan

kelembaban tanah dapat terjaga, serta dapat menyediakan hara yang lengkap (N,

P, K, Ca, Mg, S) walaupun dalam jumlah yang relatif kecil.


26

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum kali ini adalah

Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :

1. Kangkung adalah tanaman holtikultura yang banyak di budidayakan di

indonesia.yang tidak membutuhkan perawatan khusus

2. Tanaman kangkung dapat tumbuh di tanah yang gembur, banyak mengandung

humus, subur. Dengan derajat keasamaan (pH) tanah yang berkisar antara 5,5-

6,5

3. Pemeberian pupuk organik cair mampu memperbaiki agregat tanah dan

menggemburkan tanah

4. Pemberian aplikasi POC dan ecoenzym pada tanaman kangkung meningkatkan

pertumbuhan daun , batang dan sel sel baru

5. Tanaman kangkung mampu bertahan pada musim kemaru dan musim hujan.

Saran

Saran yang ingin saya berikan sebaiknya praktikan membawa alat alat

lengkap untuk proses penanaman dan melakukan pengaplikasian pupuk organik,

insektisda nabati dan ecoenzym dengan tepat sesuai arahan asisten dosen.
27

DAFTAR PUSTAKA

Ashari.2022.Deskripsi Mikroskopis dan Kandungan Mineral Tanaman


Kangkung. Skripsi. Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor.
Dewanto, Nurhayati, dan Murzani. 2021. Efek Kombinasi Pupuk N, P, K dan
Cara Pemupukan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kangkung darat. J.
Floratek, 6 : 165–170.
Fahrudin.2019. Respon Tanaman Kangkung (Ipomea reptans) terhadap Tingkat
Takaran Pemberian Nitrogen dan Kepadatan Populasi. Prosiding Pekan
Serealia Nasional
Faisal, W. S. 2015. Identifikasi Status Hara (N) Tanaman kangkung (Ipomea
reptans) pada Tanah Regosol. Planta Tropika: Journal of Agro Science,
3(1), 8–15.
Gardener, M., A.F. Aziez, dan Tyas, S. 2020. Pengaruh Dosis dan Cara
Penempatan Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sayuran Serat
Tinggi. Agrineca10(2):105-12.
Hartatik. 2020. Pertumbuhan dan Hasil Benih tanaman Sawi dan Kangkung yang
diberi Ecoenzym.Vegetalika 1(4) : 1-10.
Indra, D. 2020. Sayur-sayuran Sumber Serat dan Antioksidan. Bogor. Jurusan
Tekologi Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian
Bogor.
Lada, Y. S., Nurlaelah, I., & Pombos, A. 2016. Pengaruh Pupuk Organik
Terhadap Pertumbuhan Kangkung.
Lisnawati.2017. Pengelolaan Media pada Tanaman Kangkung. Balai Penelitian
Tanaman Hortikultura.
Muntasilah, R. U., & Susila, A. D. 2015. Sumber Sebagai Hara Pengganti AB
mix pada Budidaya Sayuran Daun Secara Hidroponik. Jurnal Hortikultura
Indonesia, 6(1), 11.
Nazurahani, M. dan Sri. 2020. Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Holtikultura Pada Berbagai Waktu Pemberian Pupuk Nitrogen dan
Ketebalan Mulsa Jerami. J. Agroland 17(3) : 184 – 191.
Saparso, E.E. 2022. Pemanfaatan Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir) dalam
Pembuatan Biskuit Tinggi Serat Makanan. Skripsi. Bogor. Jurusan Gizi
Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.
28

Siboro, R.D.E. 2021. Kadar Beberapa Vitamin dan Protein Kangkung dan Hasil
Olahannya.Skripsi. Bogor. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor. 86 hal
Sofiari, B. 2019. Pengaruh Ekstrak Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir)
Terhadap Efek Sedasi Pada Mencit BALB/C. Skripsi. Semarang. Fakultas
Kedokteran. Universitas Diponegoro. 41
Suroso, S. P. A., & Novi, K. D. 2020. Pelatihan Pembuatan Eco-Enzyme Sebagai
Hand sanitizer dan Desinfektan Pada Masyarakat Dusun Margo Sari Desa
Rasau Jaya Tiga Dalam Upaya Mewujudkan Desa Mandiri Tangguh Covid-
19 Berbasis Eco-Community. Jurnal Buletin Al-Ribaath, 17(2), 98
Wiryono, A.I. 2021. Perancangan Proses Pengolahan dan Pendugaan Umur
Simpan Ecoenzym. Skripsi. Bogor. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut
Pertanian Bogor. 60
1

Lampiran 3. Dokumentasi

Gambar 1. Proses pembukaan lahan dan pembuatan plot

Gambar 2. Pembuatan Plot

Gambar 3. Penanaman Benih Kangkung


2

Gambar 4. Membuang Serasa atau Sisa-sisa Tanaman

Gambar 5. Proses Penyiraman Tanaman

Gambar 6. Proses Aplikasi Pupuk Organik Cair (POC)

Gambar 7. Proses Aplikasi Ekoenzim


3

Gambar 8. Proses Pengamatan Tanaman Kangkung


4

Anda mungkin juga menyukai