Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Prodi Agribisnis Dosen Pembimbing
Puji syukur saya ucapkapkan kepada Allah SWT. Karena atas Rahmat dan
Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan laporan praktik kerja lapangan (PKL) tepat
pada waktunya. Laporan disusun berdasarkan data di lapangan, dengan selesainya
laporan praktik kerja lapangan (PKL) ini, saya mengucapkan terima kasih atas
bimbingan dan petunjuk untuk melaksakankan kegiatan PKL ini, kepada yang
terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Herman Fithra, M. T, IPM, ASEAN Eng, selaku Rektor
Universitas Malikussaleh.
2. Ibu Dr. Ir. Mawardati, M. Si, selaku Dekan Fakultas Pertanian Univeritas
Malikussaleh.
3. Bapak Zuriani, S. P,. M. P, selaku Kepala Program Studi Agribisnis Fakultas
Pertanian Universitas Malikussaleh.
4. Bapak Ir. I Made Yogiarta, selaku Manager/ Pengurus di PT. Socfin Indonesia
Bangun Bandar Estate.
5. Bapak Dicky Vincensius Silalahi, S. P., selaku Asisten Divisi I sekaligus
Pembimbing Lapangan di PT. Socfin Indonesia Bangun Bandar Estate.
6. Ayah dan Ibu kami yang selalu memberikan do’a dan restu kepada kami.
7. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu
dalam penulisan laporan ini.
Saya memohon maaf jika terdapat banyak kesalahan dalam penulisan laporan
PKL ini, saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai acuan untuk
perbaikan dalam penulisan laporan kedepannya, dan saya juga berharap semoga
laporan ini bermanfaat bagi penulis dan seluruh pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vi
1. PENDAHULUAN .......................................................................................... 7
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 7
1.2 Tujuan ................................................................................................................. 9
1.3 Manfaat ............................................................................................................... 9
2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 10
2.1 Tanaman Kelapa Sawit .................................................................................... 10
2.1.1 Botani dan Morfologi Kelapa Sawit ................................................. 10
2.1.2 Syarat Tumbuh Kelapa Sawit........................................................... 14
2.2 Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit ................................................................ 15
2.3 Kendala Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit ................................................. 15
3. METODOLOGI PRAKTIK KERJA LAPANG ......................................... 19
3.1 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapang ....................................................... 19
3.2 Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapang ........................................................... 19
3.3 Metode Pengambilan Data .............................................................................. 19
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 20
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ......................................................................... 20
4.1.2 Lokasi Perusahaan .................................................................................. 21
4.1.3. Profil Perusahaan ................................................................................... 22
4.1.4 Visi & Misi Perusahaan ......................................................................... 22
4.1.5 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab dari Struktur Kepengurusan di .. 23
PT. Socfin Indonesia Bangun Bandar Estate ....................................... 23
4.2 Proses Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit ................................................... 24
4.3 Kendala Proses Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit .................................... 34
5. PENUTUP .................................................................................................... 37
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 37
5.2 Saran ................................................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 39
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
1. PENDAHULUAN
7
8
(bibit) kelapa sawit dan pemahaman terhadap sifat dan karakteristik bibit
merupakan faktor penting keberhasilan kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit
(Sunarko,2014).
Kualitas bibit yang dihasilkan di pembibitan akan menentukan keberhasilan
pada saat bibit dipindahkan ke lapangan. Pembibitan kelapa sawit dikenal dengan
istilah double stage atau sistem pembibitan dua tahap. Tahap tersebut adalah
pembibitan awal (Pre nursery) dan pembibitan utama (Main nursery).
Pemeliharaan bibit dilakukan selama 12 bulan dimana pada fase Pre nursery
berlangsung pada umur 1-3 bulan, kemudian bibit dipindahkan ke fase Main
Nursey pada umur 4 bulan (Sunarko, 2009).
Proses pembibitan tidak terlepas dari kendala – kendala proses pembibitan
yang mempengaruhi kualitas bibit yang dihasilkan, bahkan dapat menjadi
penyebab gagalnya proses pembibitan. Kendala proses pembibitan anatara lain
yaitu serangan hama terutama dari kelompok hama. Pemeliharaan di pembibitan
kelapa sawit tidak luput dari serangan OPT terutama dari kelompok hama.
Kebanyakan serangan hama di pembibitan terjadi pada fase Main nursery
(Syamsulbahri, 1996). Kerusakan yang ditimbulkan hama bervariasi tergantung
pada jenis dan populasi hama dilapangan. Secara umum serangan hama dan
penyakit pada kelapa sawit dapat menurunkan produksi sampai 70 % dan diwaktu
yang bersamaan dengan serangan penyakit maka kerusakan bisa mencapai 100%
( Pahan, 2006).
Faktor cuaca dan iklim sering kali juga menjadi kendala dalam proses
pembibitan kelapa sawit. Cuaca ekstrem dapat menjadi kendala, hujan yang
sangat deras dan dalam kurun waktu yang lama dapat menyebabkan kegagalam
dalam proses pembibitan. Begitu juga apabila suhu terlalu panas dapat merusak
kualitas tanah pembibitan.Kekurangan air akan mengganggu aktifitas fisiologis
maupun morfologis, sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Definisi
air yang terus menerus akan menyebabkan perubahan irreversibel (tidak dapat
balik) dan pada gilirannya tanaman akan mati ( Haryati, 2003) Cekaman
kekeringan merupakan penyebab utama penurunan produksi pada tanaman
kelapa sawit. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa cekaman kekeringan
dapat menurunkan konduktansi stomata, fotosintesis, dan pertumbuhan sehingga
pada akhirnya dapat menurunkan produksi ( Hutomo, 1977 dalam kartika, 2012).
9
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktek kerja lapang (PKL) ini adalah untuk mengetahui Proses
Pembibitan Kelapa Sawit dan Mengidentifikasi Kendala Proses Pembibitan
Kelapa Sawit di PT Socfin Indonesia kebun Bagun Bandar Kabupaten Serdang
Bedagai Provinsi Sumatera Utara.
1.3 Manfaat
1. Bagi Penulis, dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah di dapat dari perkuliahan
untuk diterapkan langsung dan dapat menambah pengalaman baru selama
melaksanakan keigiatan praktek kerja lapang (PKL).
2. Bagi Perusahaan, dapat dijadikan bahan referensi dan pertimbangan dalam
mengidentifikasi proses pembibitan kelapa ssawit agar mendapatkan hasil yang
berkualitas dan mutu terjamin.
2. TINJAUAN PUSTAKA
a. Bagian Vegetatif
1. Akar (Radix)
Tanaman kelapa sawit memiliki akar serabut sehingga bentuk akar ini akan
lebih mudah mengalami cekaman kekeringan. Cekaman kekeringan merupakan
suatu kondisi tanaman tidak menerima asupan air yang cukup sehingga
pertumbuhan tanaman kurang optimal yang dapat mempengaruhihasil dari tanaman
tersebut. Biasanya kekeringan akan terjadi apabila ketersediaan air di lingkungan
tersebut terbatas, hal ini terjadi pada saat terjadinya musim kemarau (Maryani,
2012).
Akar tanaman kelapa sawit merupakan suatu bagian terpenting dalam
penyerapan unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Respirasi merupakan
suatu proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Akar tanaman
kelapa sawit juga memiliki fungsi penting lain yaitu sebagai penyangga tanaman
yang dapat menyokong tegaknya tanaman pada ketinggian puluhan meter pada
10
11
tanaman yang berumur 25 tahunan. Akar tanaman kelapa sawit tidak berbuku,
ujungnya runcing dan berwarna putih atau kekuningan. Pada tanaman kelapa sawit
yaitu akar serabut, yang terdiri atas akar primer, sekunder, tersier, dan kuartier yang
mana setiap bagian tersebut memiliki fungsi. Akar primer tumbuh ke bawah di
dalam tanah sampai batas permukaan air tanah. Akar sekunder, tertier, dan kuarter
tumbuh sejajar dengan permukaan air tanah bahkan akar tertier dan kuarter menuju
kelapisan atas atau ke tempat yang banyak mengandung zat hara. Disamping itu,
tumbuh pula akar nafas yang muncul diatas permukaan atau di dalam air tanah.
Penyebaran akar terkonsentrasi pada tanah lapisan atas. Dengan perakaran kuat
tersebut, jarang ditemukan pohon kelapa sawit yang tumbang.
Akar tersier dan kuarter merupakan bagian perakaran paling dekat dengan
permukaan tanah. Kedua akar ini paling banyak ditemukan 2 - 2,5 m dari pangkal
batang dan sebagian besar berada diluar piringan. Pada bagian ini tanahnya akan
lebih remah dan lembap sehingga merupakan lokasi yang paling sesuai untuk
penyebaran pupuk. Akar tertier dan kuarter juga banyak ditemukan sampai dengan
kedalaman 5 m (Fauzi et al., 2012).
2. Batang (Caulis)
Menurut Pahan (2013), batang tanaman kelapa sawit tumbuh tegak lurus ke
atas dan dapat mencapai ketinggian 15-20 m dan tidak bercabang. Batang kelapa
sawit tersebut dibungkus oleh pangkal pelepah daun. Fungsi batang bagi tanaman
tersebut adalah : (1) Sebagai struktur yang mendukung daun, bunga dan buah (2)
Sebagai sistem pembuluh yang mengangkut air, hara dan mineral dari akar ke atas
serta hasil fotosintesis (fotosintant) dari daun ke bawah (3) Berfungsi sebagai organ
penimbun zat makanan.
Batang, lurus dan terlihat seragam, apalagi jika bekas tunasan daun baik dan
pendek akan menjadi pemandangan yang indah. Putaran letak daun jelas terlihat
pada tanaman yang tingginya diatas 1 m. Diatas batang tumbuh tunas dan
primordial daun dan bunga. Pada “giant tree” ukuran batang menjadi besar tapi
tidak normal, bakal buah selalu aborsi, jika tidak perlu dirawat lebih lanjut. Arah
putaran pelepah ada yang kekanan dan ada pula yang ke kiri . pangkal batang tempat
akar tumbuh sampai ketinggian sekitar 25 cm diatas tanah. Batang aslinya tidak
terlihat karena masih ditutupi oleh potongan pangkal pelepah. Namun sering juga
dijumpai pada tanaman diatas 20 tahun, batang aslinya terlihat karena potongan
pelepah mulai lapuk dan biasanya dibagian atas atau tengah (Hakim, 2013).
12
3. Daun (Folium)
Daun merupakan pusat produksi energi dan bahan makanan bagi tanaman.
Bentuk daun, jumlah daun dan susunannya sangat berpengaruhi terhadap tangkap
sinar mantahari. Daun pertama kelapa sawit yang tumbuh pada stadia bibit
berbentuk lanset, kemudian tumbuh daun berbelah dua (bifurcate) dan menyusul
bentuk daun menyirip (pinnate). Pada bibit yang berumur 5 bulan akan dijumpai 5
daun yang berbentuk lanset, 4 daun berbelah dua dan 10 daun berbentuk menyirip
(Fauzi et al., 2008).
Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2008), daun kelapa sawit
membentuk susunan daun majemuk, bersirip genap dan bertulang daun sejajar.
Panjang pelepah daun dapat mencapai 7.5 - 9 m jumlah anak daun perpelepah
adalah 250 - 400 helai. Pertumbuhan pelepah daun mempunyai filotaksi 1/8, yang
artinya setiap satu kali berputar melingkari batang terdapat 8 pelepah daun.
Produksi daun per tahun tanaman dewasa dapat mencapai 20 – 24 helai.
Pada tanah yang subur, daun cepat membuka sehingga makin efektif
melakukan fungsinya sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan sebagai alat
respirasi. Semakin lama proses fotosintesis berlangsung, semakin banyak bahan
makanan yang dibentuk sehingga produksi akan meningkat.
Jumlah kedudukan pelepah daun pada batang kelapa sawit disebut juga
phyllotaxis yang dapat ditentukan berdasarkan perhitungan susunan duduk daun,
yaitu dengan menggunakan rumus duduk daun 1/8. Artinya, setiap satu kali
berputar melingkari batang terdapat duduk daun (pelepah) sebanyak 8 helai.
Pertumbuhan melingkar duduk daun mengarah ke kanan atau ke kiri menyerupai
spiral. Pada tanaman yang normal, dapat dilihat 2 set spiral berselang 8 daun yang
mengarah ke kanan dan berselang 13 daun mengarah ke kiri. Arah duduk daun
sangat berguna untuk menentukan letak duduk daun ke-9 dan ke-17 saat
pengambilan contoh daun. Di samping itu, duduk daun juga berguna untuk
menentukan jumlah daun yang harus tetap ada dibawah buah terendah yang disebut
songgoh.
13
b. Bagian Generatif
a. Bunga (Flos)
Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 2,5 tahun, tetapi
umumnya bunga tersebut gugur pada fase awal pertumbuhan generatifnya.
Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman monoecious. Karena itu, bunga jantan dan
bunga betina kelapa sawit terdapat pada satu pohon, tetapi tidak pada tandan yang
sama.Tetapi sering juga dijumpai bunga jantan dan betina terdapat pada satu tandan
(hermafrodit). Bunga kelapa sawit merupakan bunga majemuk yang terdiri atas
kumpulan spikelet dan tersusun dalam infloresen yang berbentuk spiral. Bunga
jantan maupun bunga betina mempunyai ibu tangkai bunga yang merupakan
struktur pendukung spikelet. Bunga muncul dari ketiak daun. Setiap ketiak daun
hanya dapat menghasilkan satu infloresen (Fadli et al. 2006).
b. Buah (Fructus)
Buah kelapa sawit terdiri atas dua bagian utama yaitu bagian pertama adalah
perikarpium yang terdiri atas epikarpium dan mesokarpium, sedangkan yang kedua
adalah biji yang terdiri atas endokarpium, endosperm dan lembaga atau embrio.
Epikarpium adalah kulit buah yang keras dan licin, sedangkan mesokarpium yaitu
daging buah yang berserabut dan mengandung minyak dengan rendemen paling
tinggi. Endokarpium merupakan tempurung berwarna hitam dan keras. Endosperm
atau disebut juga kernel merupakan penghasil minyak kernel sawit (Palm Kernel
Pil), sedangkan lembaga atau embrio merupakan bakal tanaman (Fauzi et al. 2012).
Varietas tandan kelapa sawit cukup banyak dan diklasifikasikan atas tipe
buah, bentuk luar, tebal cangkang, warna buah, dan lain-lain. Menurut Pahan
(2012), berdasarkan ketebalan cangkang, tanaman kelapa sawit dibagi menjadi tiga
varietas, yaitu:
1. Varietas Dura, dengan ciri-ciri yaitu ketebalan cangkangnya 2-8 mm, dibagian
luar cangkang tidak terdapat lingkaran serabut, daging buahnya relatif tipis, dan
daging biji besar dengan kandungan minyak yang rendah. Varietas ini biasanya
digunakan sebagai induk betina oleh para pemulia tanaman.
2. Varietas Pisifera, dengan ciri-ciri yaitu ketebalan cangkang yang sangat tipis
(bahkan hampir tidak ada). Daging buah pisifera tebal dan daging biji sangat
tipis. Pisifera tidak dapat digunakan sebagai bahan baku untuk tanaman
14
komersial, tetapi digunakan sebagai induk jantan oleh para pemulia tanaman
untuk menyerbuki bunga betina.
3. Varietas Tenera merupakan hasil persilangan antara dura dan pisifera. Varietas
ini memiliki ciri-ciri yaitu cangkang yang yang tipis dengan ketebalan 1,5–4
mm, terdapat serabut melingkar disekeliling tempurung dan daging buah yang
sangat tebal. Varietas ini umumnya menghasilkan banyak tandan buah.
Dari warna buah dapat dibedakan menjadi :
1. Nigrescens : buah muda berwarna violet hingga hitam dan ketika matang
berwarna merah kuning (orange).
2. Virescens : buah muda berwarna hijau dan ketika matang berwarna merah
kuning (orange).
3. Albescens : buah muda kuning pucat tembus cahaya dan memiliki sedikit
karotein.
Biasanya tipe Nigrescens adalah yang digunakan untuk komersial sedangkan
tipe yang lainnya digunakan dalam program pemuliaan.
bibit tersebut akan dipindahkan ke pembibitan utama (main nursery). Pembitan pre
nursery dilakukan selama 2 - 3 bulan, sedangkan pembibitan main nursery selama
10 - 12 bulan. Bibit akan siap tanam pada umur 12-14 bulan (3 bulan di pre nursery
dan 9-11 bulan di main nursery). Beberapa pertimbangan yang harus diintegraskan
dalam rencana pembibitan (Sunarko, 2009).
Benih yang telah berkecambah dan berakar ditanam sedalam 2 - 5 cm di
tengah-tengah polibag dengan hati-hati dan dijaga agar akarnya agar tidak patah.
Bibit yang telah dipindahkan selama 2 minggu ditempatkan di bawah naungan dan
sedikit demi sedikit intensitas cahaya yang masuk ditingkatkan. Penyiraman
dilakukan 2 kali sehari setiap pagi dan sore hari (Pardamean, 2011). Setelah bibit
berumur 2,5 bulan sampai 3 bulan, mulai dilakukan seleksi bibit yang tumbuh kerdil
dan abnormal dibuang, demikian juga bibit yang ganda harus dipisahkan.
Sementara bibit yang kondisinya bagus dipindahkan ke pembibitan utama setelah
mempunyai 3-4 daun dan tinggi bibit 18-20 cm (Pardamean, 2011).
Pembibitan utama main nursery, dalam rangka pelaksanaan pembibitan
utama, bibit dari pembibitan tahap awal di pindah ke kantong plastik yang lebih
besar pada umur sekitar 4 bulan (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2008).
d. Kekurangan air
Kekurangan air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis,
sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Definisi air yang terus
menerus akan menyebabkan perubahan irreversibel (tidak dapat balik) dan pada
gilirannya tanaman akan mati ( Haryati, 2003) Cekaman kekeringan merupakan
penyebab utama penurunan produksi pada tanaman kelapa sawit. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa cekaman kekeringan dapat menurunkan
konduktansi stomata, fotosintesis, dan pertumbuhan sehingga pada akhirnya
dapat menurunkan produksi ( Hutomo, 1977 dalam kartika, 2012).
3. METODOLOGI PRAKTIK KERJA LAPANG
19
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
20
21
PT. Socfin Indonesia memiliki 4 Divisi dan 1 Pabrik Kelapa Sawit (PKS),
dengan komoditas kelapa sawit dan kecambah kelapa sawit dengan total planted
area 4.547,70 Ha.
bibit telah memiliki satu helai daun berwarna hijau tua. Standar pupuk yang
diberikan di PT. Socfindo pada saat pre nursery selain menggunakan urea adalah
pupuk majemuk 15-15-6-4.
Cara aplikasi pupuk selalu dalam bentuk likuid (cairan) dengan cara menyiram
larutan pupuk ke tanah dalam kantong. Pengaplikasian pupuk tidak boleh
diaplikasikan dalam bentuk granular (butiran) karena dapat menyebabkan kerugian
dengan efek kontak (terbakar) pada tanaman
e. Pengendalian gulma
Pembibitan harus tetap dijaga bebas dari gulma. Penyiangan gulma dalam
babybag pada pre nursery dilaksanakan 2 minggu sekali secara manual, termasuk
pekerjaan penambahan tanah dalam kantong bagi bibit-bibit yang terbuka dasar
bonggol akarnya dan bibit yang doyong.
f. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama di pre nursery di basmi dengan bahan Amistartop 325SC,
Santador dan Manzatte secara bergantian. Dengan konsentrasi masing-masing
30 cc/tangki untuk seluruh bibit. Hama yang menyerang bibit pre nursery antara
lain belalang, oryctes dan ulat kantong jenis MC (Mahasena corbeti).
g. Penyiraman
Seminggu sebelum kecambah ditanam, babybag berisi tanah disiram tiap
hari.babybag harus disiram sampai jenuh setiap hari untuk memastikan
kebasahan tanah cukup memadai, tetapi harus dihindari jangan sampai air
tergenang.Setelah kecambah ditanam penyiraman di pre nursery dilakukan dua
kali sehari, yaitu pada pagi hari pukul 07.00 – 10.00 WIB dan sore hari pukul
16.00 – 18.00 WIB terkecuali jika hari hujan dengan curahan minimal 10
27
h. Seleksi
Seleksi dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi semua bibit
yang abnormal dan mempertahankan bibit yang benar-benar sehat, normal, dan
bermutu baik. Seleksi di pre nursery dilakukan dalam 2 tahap yaitu :
Tahap 1 : umur 4-6 minggu
Tahap 2: sesaat sebelum dipindahkan ke polybag (umur 3-3,5 bulan berhelai daun
3-4).
Bibit yang diseleksi pada masa pre nursery adalah sebagai berikut :
• Daun berputar (Twisted leaf).
• Daun sempit seperti rumput (Grass leaf).
• Daun bergulung (Roller leaf).
• Daun berkerut (Crinkle leaf).
• Daun tidak membuka (Colante).
• Bibit terkena serangan penyakit Curvularia dan Blast.
• Daun dengan strip kuning (Chimera).
• Tanaman kerdil (Runt).
2). Persiapan penanaman di polybag juga harus dipisah menurut tanggal tanam dan
nomor kategori yang telah disiapkan terlebih dahulu di pre nursery. Untuk
menghindari terjadinya pencampuran setiap kelompok kategori juga harus
dibuat papan namanya yang berisi tanggal tanam (pemindahan bari babybag ke
polybag ) dan nomor kategori.
Tabel 3. Pemupukan Urea dan NPK Minggu Setelah Tanam ( MST ) Serta Dosis
MST Cara Aplikasi Jumlah dan Jenis Pupuk per Bibit
12 Sebar didalam polybag 3 g NPKMg 15: 15: 6 : 4
13 Sebar didalam polybag 3 g NPKMg 15: 15: 6: 4
15 Sebar didalam polybag 4 g NPKMg 15: 15: 6: 4
17 Sebar didalam polybag 4 g NPKMg 15: 15: 6: 4
19 Sebar didalam polybag 7.5 g NPKMg 15: 15: 6: 4
21 Sebar didalam polybag 7.5 g NPKMg 15: 15: 6: 4
23 Sebar didalam polybag 7.5 g NPKMg 15: 15: 6: 4
25 Sebar didalam polybag 7.5 g NPKMg 15: 15: 6: 4
27 Sebar didalam polybag 7.5 g NPKMg 15: 15: 6: 4
29 Sebar didalam polybag 10 g NPKMg 15: 15: 6: 4
31 Sebar didalam polybag 10 g NPKMg 15: 15: 6: 4
33 Sebar didalam polybag 15 g NPKMg 15: 15: 6: 4+10 g Urea
35 Sebar didalam polybag 15 g NPKMg 15: 15: 6: 4
37 Sebar didalam polybag 15 g NPKMg 15 : 15: 6: 4
39 Sebar didalam polybag 15 g NPKMg 15: 15: 6: 4
41 Sebar didalam polybag 15 g NPKMg 15: 15: 6: 4+15 g Urea
43 Sebar didalam polybag 15 g NPKMg 15: 15: 6: 4
45 Sebar didalam polybag 15 g NPKMg 15: 15: 6: 4
47 Sebar didalam polybag 15 g NPKMg 15: 15: 6: 4+20 g Urea
31
i. Seleksi
Seleksi bertujuan untuk mendapatkan bibit dengan kualitas baik untuk mencapai
hasil produksi sesuai dengan target yang telah direncanakan. Seleksi dilakukan
dengan 4 tahapan, yaitu :
Tahap 1 : umur 4 bulan
Tahap II : umur 6 bulan
Tahap III : umur 8 bulan
Tahap IV : pada saat proses pemindahan ke lapangan (transplanting).
j. Kualitas Bibit
Jumlah bibit yang diseleksi pada main nursery adalah sebanyak 14 % dari
seluruh jumlah bibit yang sudah diseleksi pada pre nursery. Pemilihan kualitas
bibit merupakan salah satu faktor penting dalam mennetukan kesuksesan
investasi di perkebunan kelapa sawit. Ada beberapa ciri-ciri sawit berkualitas,
yaitu :
1) Bentuk tunas yang normal berwarna putih
2) Bentuk anak daunnya melebar dan tidak kusut
3) Keadaan tempurung bibit kelapa sawit berwarna hitam gelap
4) Kondisi akar panjangnya tidak lebihdari 2 sampai 3 sentimeter
5) Kondisi bongkot atau batang dibagian bawah gemuk atau pendek
6) Ukuran atau Panjang calon bibit kelapa sawit 2 sampai 3 meter
7) Bentuk bibit kelapa sawit bulat atau lonjong seperti buah melinjo
Bibit yang telah lulus seleksi dan termasuk kriteria bibit unggul akan siap
ditanam kelapangan area PT. Socfindo kebun bangun bandar dan kebun lainnya.
Untuk bibit yang tidak memenuhi kategori bibit unggul dan tidak siap tanam akan
dimusnahkan oleh PT. Socfindo, bibit akan dicincang dengan menggunakan parang
dan dimusnahkan dengan cara dibakar apabila bibit hasil seleksi terserang penyakit
guna memutus rantai penularan, beberapa kriteria bibit yang akan dimusnahkan
antara lain:
1) Bibit terserang penyakit
2) Bibit kerdil
3) Jarak antar daun tidak normal (pendek/lebar)
4) Anak daun sempit
5) Pelepah memendek
33
Data bibit Pre Nursery s/d 27-09/2021 di kebun Bangun Bandar PT. Socfindo
yaitu :
Tabel 6. Data bibit Pre Nursery
Jenis Jumlah Pokok Umur
Lame 931 pokok 2 bulan 25 hari
Total bibit 932 pokok
3. Saluran Pemasaran
Bibit di pembibitan PT. Socfindo kebun Bangun Bandar seluruhnya digunakan
untuk kebutuhan kebun di PT. Socfindo itu sendiri, apabila kebutuhan bibit untuk
kebun bangun bandar tidak tercukupi dari pembibitan di Kebun Bangun Banadar
maka, bibit akan di penuhi dari wilayah pembibitan PT. Socfindo lainnya. Begitu
juga dengan apabila produksi bibit di pembibitan wilayah Bangun Bandar sudah
terpenuhi dan masih tersisa maka bibit akan diberikan untuk kebun PT. Socfindo
yang lainnya.
5.1 Kesimpulan
Pembibitan merupakan proses untuk menumbuhkan dan mengembangkaan
benih atau kecambah menjadi bibit yang siap untuk ditanam. Pemilihan bahan
tanam (bibit) kelapa sawit dan pemahaman terhadap sifat dan karakteristik bibit
merupakan faktor penting keberhasilan kegiatan budidaya tanaman kelapa sawit.
Sistem pembibitan kelapa sawit yang digunakan di PT. Socfindo kebun
Bangun Bandar yaitu pembibitan dua tahap (double stage nursesy). Pembibitan dua
tahap, kecambah ditanam dan dipelihara dulu dalam kantong plastic selama 3 bulan,
yang disebut juga tahap awal (pre nursery) selanjutnya bibit dipindahkan kedalam
kantong plastic besar selama 9 bulan. Tahap terakhir ini disebut sebagai pembibitan
utama (main nursery).
Pada proses pre nursery hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu pemilihan
media tanam. Media tanam yang digunakan harus terhindar dari jamur dan
penyakit, tanah yang digunakan sebaiknya tanah yang gembur, subur bersih dan
banyak mengandung bahan organik. Pemupukan harus diberikan secara teratur dan
dengan dosis yang disarankan sesuai kebutuhan tanaman. Pengendalian gulma juga
harus rutin dilaksanakan baik secara kimiawi dan manual agar areal pembibitan
terhindar dari gulma. Pengendalian hama penyakit harus rutin dilaksanakan
minimal 1 bulan sekali. Penyiraman juga dilakukan apabila tidak ada hujan agar
tanah tetap lembab dan subur. Pada proses main nursery hal-hal yang perlu
diperhatikan tidak berbeda jauh dari proses pre nursery, hanya saja yang berbeda
yaitu ukuran, dosis dan jarak untuk proses kegiatan tidak jauh berbeda.
Kendala pembibitan kelapa sawit adalah halangan dan rintangan yang
mempengaruhi proses pembibitan kelapa sawit. Untuk kendala di PT. Socfindo
sudah dapat ditanggulangi dari intruksi kerja yang diberlakukan di PT. Socfindo
kebun Bangun Bandar.
37
38
5.2 Saran
1. Peningkatan terhadap sikap disiplin dan tanggung jawab terhadap pekerjaan
harus lebih ditingkatkan untuk mencapai target yang sudah direncanakan oleh
perusahaan
2. Proses pembibitan harus lebih memerhatikan intruksi kerja yang sudah
diteapkan pihak management PT. Socfindo untuk meminimalisir terjadinya
kegagalan.
3. Perlu adanya pengawasan yang lebih intensif agar kendala proses pembibitan
dapat teratasi.
DAFTAR PUSTAKA
39
40
LAMPIRAN
Lampiran 6. Dokumentasi
Gambar 11. Bibit yang akan ditanam Gambar 12. Pengikatan bibit yang akan
diantar ke lapangan
Gambar 11. Pengantaran bibit menggunakan Gambar 12. Areal lahan pembenihan
truk biji kelapa sawit
45
Gambar 13. Arahan dari mandor semprot Gambar 14. Pengisisan air kejerigen
untuk dibawa ke lapangan
Gambar 21. Pemupukan kompos mekanis Gambar 22. Proses penimbangan buah
sawit di pabrik
Gambar 23. Stasiun penerimaan buah sawit Gambar 24. Proses memasukkan buah
di pabrik sawit ke lori
48
Gambar 25. Hoisting crane yaitu alat untuk Gambar 26. Stasiun kernel
memindahkan lori ke stiper
Gambar 27. Diskusi Bersama asisten dan Gambar 28. Pengarahan dari operator
mandor panen stasiun klarifikasi