Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGOLAHAN LAHAN GAMBUT DAN PASANG


SURUT

Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Sutisyah, M.P.

Disusun oleh:
KELOMPOK XVI
Arasyid Restu Armin Yunus (203020403025)
Jadug Anggoro Mukti ()
Afrita Else Ria Sihotang (203010403003)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN LAHAN GAMBUT


DAN PASANG SURUT

Telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten Praktikum pada:


Hari : …………….
Tanggal : …………….

ASISTEN PRAKTIKUM

Ollin
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ v
I. PENDAHULUAN
1.1...........................................................................................................Latar
Belakang........................................................................................... 1
1.2...........................................................................................................Tujuan
Praktikum ........................................................................................ 2
1.3...........................................................................................................Manfaat
Praktikum......................................................................................... 2
II. LANDASAN TEORI
2.1...........................................................................................................Gambut
Saprik............................................................................................... 3
2.2...........................................................................................................Gambut
Hermik.............................................................................................. 3
2.3...........................................................................................................Gambut
Fabrik............................................................................................... 4
III. BAHAN DAN METODE
3.1...........................................................................................................Waktu
dan Tempat....................................................................................... 5
3.2...........................................................................................................Alat dan
Bahan ............................................................................................... 5
3.3...........................................................................................................Prosedu
r Kerja .............................................................................................. 5
IV. HASIL PEMBAHASAN
4.1...........................................................................................................Hasil
Pengamatan...................................................................................... 8
4.2...........................................................................................................Pembah
asan .................................................................................................. 9
4.2.1Teknik Pembuatan Medium Mikroorganisme................................ 9
4.2.2Teknik Pengenceran....................................................................... 10
4.2.3Teknik dan Hasil Isolasi Mikroorganisme .................................... 11
4.2.4Teknik dan Hasil Perhitungan Mikroorganisme Metode TPC ..... 12
V. PENUTUP
5.1...........................................................................................................Kesimp
ulan................................................................................................... 16
5.2...........................................................................................................Saran
..........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Teknik Pembuatan Medium Pertumbuhan................................. 9
Gambar 2. Teknik Pembuatan Medium Pertumbuhan ................................ 9
Gambar 3. Pengenceran Kecap.................................................................... 10
Gambar 4. Pengenceran Terasi.................................................................... 10
Gambar 5. Pengenceran Kimchi.................................................................. 10
Gambar 6. Isolasi Terasi.............................................................................. 11
Gambar 7. Isolasi Kecap.............................................................................. 11
Gambar 8. Isolasi Kimchi............................................................................ 11
Gambar 9. Total Plate Count Terasi Hari ke-3............................................ 12
Gambar 10. Total Plate Count Kecap Hari ke-3.......................................... 12
Gambar 11. Total Plate Count Kimchi hari ke-3......................................... 13
Gambar 12. Total Plate Count Terasi Hari ke- 5......................................... 13
Gambar 13. Total Plate Count Kecap Hari ke- 5......................................... 13
Gambar 14. Total Plate Count Kimchi Hari ke- 5....................................... 13
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah gambut merupakan tanah dengan kandungan organik tertinggi yang
belum banyak dimanfaatkan. Karena memiliki kandungan organik yang sangat
tinggi, tanah gambut seringkali disebut sebagai sumber energi yang unik dan tidak
biasa. Di Indonesia sendiri, sebagian besar dari tanah gambut masih berupa lahan
tutupan hutan dan belum dimanfaatkan sepenuhnya. gambut merupakan tanah
basah yang terbentuk dari akumulasi sisa material organik seperti tumbuh-
tumbuhan yang tidak membusuk secara sempurna. Tanah gambut termasuk ke
dalam salah satu tanah yang memiliki kandungan organik tertinggi dan tanah
gambut yang berada di seluruh dunia memiliki potensi energi hingga sebesar 8
miliar terajoule (Suprapto Ma’at 2017).
Indonesia memiliki lahan gambut terluas di antara negara tropis, yaitu
sekitar 21 juta ha, yang tersebar terutama di Sumatera, Kalimantan dan Papua (BB
Litbang SDLP, 2008). Namun karena variabilitas lahan ini sangat tinggi, baik dari
segi ketebalan gambut, kematangan maupun kesuburannya, tidak semua lahan
gambut layak untuk dijadikan areal pertanian. Dari 18,3 juta ha lahan gambut di
pulau-pulau utama Indonesia, hanya sekitar 6 juta ha yang layak untuk pertanian.
Perluasan pemanfaatan lahan gambut meningkat pesat di beberapa propinsi yang
memiliki areal gambut luas, seperti Riau, Kalimantan Barat dan Kalimantan
Tengah. Antara tahun 1982 sampai 2007 telah dikonversi seluas 1,83 juta ha atau
57% dari luas total hutan gambut seluas 3,2 juta ha di Provinsi Riau. Laju
konversi lahan gambut cenderung meningkat dengan cepat, sedangkan untuk
lahan non gambut peningkatannya relatif lebih lambat. Ekosistem lahan gambut
sangat penting dalam sistem hidrologi kawasan hilir suatu DAS karena mampu
menyerap air sampai 13 kali lipat dari bobotnya. Selain itu, kawasan gambut juga
merupakan penyimpan cadangan karbon yang sangat besar, baik di atas maupun
di bawah permukaan tanah. Tanaman tertentu masih dapat tumbuh subur di atas
gambut topogen. Hasil pelapukannya membentuk lapisan gambut baru yang lama
kelamaan membentuk kubah (dome) gambut yang permukaannya cembung.
Gambut yang tumbuh di atas gambut topogen dikenal dengan gambut ombrogen,
yang pembentukannya ditentukan oleh air hujan. Gambut ombrogen lebih rendah
kesuburannya dibandingkan dengan gambut topogen karena hampir tidak ada
pengkayaan mineral (Masganti, M., Marpoyan, P., Wahyunto, W., & Dariah, A.
2014).

1.2 Tujuan Pratikum


Adapun tujuan dari diadakan nya pratikum Pengelolaan kawasan lahan
gambut dan Pasang surut dengan materi pemanfaatan hasil pertanian tanah
gambut adalah :

1. untuk mengetahui karakteristik setiap tanah gambut

2. mahasiswa mengerti jika tanah gambut dapat di jadikan lahan pertanian

3. untuk mengetahui produk lanjutan hasil pertanian tanah gambut

1.3 Manfaat Pratikum


Adapun manfaat dari diadakan nya pratikum Pengelolaan kawasan lahan
gambut dan Pasang surut dengan materi pemanfaatan hasil pertanian tanah
gambut adalah :

1. Mengetahui potensi lahan gambut di dalam bidang industri pangan


2. Mengetahui bagaimana mengolah lahan gambut menjadi perkebunan yang
baik
3. Menambah wawasan mengenai lahan gambut dan mengetahui pengaruh
positif dan negatif dari pengolahan lahan gambut

II. LANDASAN TEORI

2.1 Gambut Saprik


Gambut saprik adalah gambut yang paling matang, dicirikan oleh kandungan
serabut paling rendah yakni <33%, berat isi ≥0,2 g.cm-3 , kandungan air <450%,
warna kelabu sangat kelam kelam hitam. Bahan gambut saprik memiliki warna
yang lebih gelap daripada hemik dan fibrik. Bahan gambut saprik memiliki rataan
bobot isi 0,26 g/cm3 dan rataan kadar air 277%. Tanah gambut memiliki
kemasaman yang tinggi dengan pH kurang dari 4. Rataan C organik untuk bahan
gambut saprik 53,95%. Rataan kadar abu untuk bahan gambut saprik 6,98%.
Tingkat kematangan gambut berkorelasi negatif dengan kemasamaan gambut dan
C organiknya. Namun, tingkat kematangan gambut berkorelasi positif dengan
kadar abunya. Cadangan karbon di Lubuk Gaung untuk bahan gambut saprik
2.050 ton/ha (ketebalan 146 cm). Tingginya cadangan karbon ini menunjukkan
bahwa gambut memiliki fungsi penting sebagai tempat pemendaman karbon
(Suswati, D., Hendro, B., Shiddieq, S., & Indradewa, D. 2011).

2.2 Gambut Hemik


Gambut hemik merupakan gambut transisi, kandungan serabutnya 33-66%,
berat isi 0,1-0,19 g.cm-3, kandungan air 450-850%, warna coklat kelabu. Gambut
yang berada dibawah permukaan biasanya berserat hemik dengan serpihan kayu
yang mudah dikenali dan material akar berserat halus yang dikelilingi oleh
matriks partikel organik yang lebih terurai. Gambut hemik dikenal sebagai
gambut semi berserat atau dekomposisi menengah (setengah matang). Hemik
berisi 33% - 66% dari serat selain itu hemik mengandung lebih banyak kandungan
air dari pada gambut amorf (Safitri, I. 2017).

2.3 Gambut Fibrik


Gambut fibrik adalah gambut yang tingkat kematangannya paling rendah,
sehingga masih banyak mengandung serabut yakni > 66%, berat isi < 0,1 g.cm-3 ,
kandungan air lebih dari 850%, berwarna coklat kuning cerah-coklat kemerahan
(Sitanggang, M. H. P. 2013)
III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat


Adapun waktu dan tempat di laksanakan nya Praktikum pengolahan lahan
gambut dan pasang surut dilaksanakan pada hari Sabtu 19 November 2022 pukul
15.00-17.00 Wib. Bertempat di kebun bapak slamet.

3.2 Alat Dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang di gunakan pada praktikum pengolahan lahan
gambut dan pasang surut adalah berupa kertas pendataan dan alat tulis.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja yang dilakukan pada saat praktikum Praktikum
pengolahan lahan gambut dan pasang surut antara lain sebagai berikut:
1. menganalisis karakterstik dan jenis tanah gambut yang ada di kebun pak slamet
2. mengamati jenis buah yang berada di kebun pak slamet
3. setelah di amati, minimal mengambil 3 jenis buah untuk di tindak lanjuti
produk kelanjutan nya
IV. HASIL PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1. Pengamatan Praktikum
N Jenis Karakteristi Pengelolaan Hasil Produk Olahan
o Tanaman k Tanah Lahan Panen dan Lanjutan
Usaha Tani Pemasaran
1 pepaya Gambut Kebun Buah Buah, Puding, Sabun
Saprik Pemasaran
Pribadi
2 Alpukat Gambut Kebun Buah Buah, Jus,
Saprik Pemasaran Puding,Tiramisu
Pribadi
3 Jeruk bali Gambut Kebun Buah Buah, Manisan,Rujak
Saprik Pemasaran
Pribadi
4 Kelengkeng Gambut Kebun Buah Buah, Manisan
Saprik Pemasaran
Pribadi
5 Jambu Biji Gambut Kebun Buah Buah, Agar-agar,
Saprik Pemasaran Rujak
Pribadi
6 Buah Naga Gambut Kebun Buah Buah, Rujak, Agar-
Saprik Pemasaran agar
Pribadi

4.2 Pembahasan

DAFTAR PUSTAKA

Masganti, M., Marpoyan, P., Wahyunto, W., & Dariah, A. (2014). Karakteristik
dan potensi pemanfaatan lahan gambut terdegradasi di Provinsi
Riau.
Istina, I. N., Widiastuti, H., & Widianto, h. potensi bakteri pelarut fosfat dan
diazotrof dari rhizosfer kelapa sawit tanah gambut saprik terhadap
pertumbuhan bibit kelapa sawit. Jurnal Agroteknologi, 10(2), 76-
84.
Suswati, D., Hendro, B., Shiddieq, S., & Indradewa, D. (2011). Identifikasi sifat
fisik lahan gambut Rasau Jaya III Kabupaten Kubu Raya untuk
pengembangan jagung. Perkebunan dan Lahan Tropika, 1(2), 31-
41.
Safitri, I. (2017). Penetapan Cadangan Karbon Bahan Gambut Saprik, Hemik, dan
Fibrik (Studi Kasus di Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Lubuk
Gaung, Kecamatan Sungai Sembilan, Dumai)..
Sitanggang, M. H. P. (2013). Eksplorasi dan Potensi Jamur Pelarut Fosfat pada
Ekosistem Lahan Gambut Fibrik dan Hemik (Doctoral dissertation,
Universitas Sumatera Utara).

Anda mungkin juga menyukai