)
DI BALAI BENIH IKAN (BBI) OMPO KABUPATEN SOPPENG
PROVINSI SULAWESI SELATAN
OLEH :
AKRAMUNNISA
NIT. 20.3.05.069
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui oleh
Direktur Politeknik Kelautan Dan Perikanan Bone
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) 1 ini tepat pada waktunya. Dan tak lupa kita
kirimkan shalawat serta salam kepada baginda Rasulullah SAW yang telah membawa
kita dijalan kebenaran.
Laporan ini merupakan hasil dari pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL) 1 di
BBI Ompo Kabupaten Soppeng. Dalam menyusun laporan ini telah melibatkan
kontribusi pemikiran dan saran konstruktif dari banyak pihak, dan izin Allah SWT.
Laporan ini dapat terselesaikan karena adanya bantuan dari segenap pihak, maka tak
lupa penyusun ucapkan terimakasih kepada :
1. Kedua orang tua yang senantiasa mendoakan kami dan tidak henti-hentinya
memberikan dukungan dan semangat motivasi.
2. Ibu Dra. Ani Leilani Selaku Direktur Politeknik Kelautan Dan Perikanan Bone yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan kegiatan Praktik
Kerja Lapang ini.
3. Bapak Muhammad Syahrir S.P., M.Si selaku pembimbing I dan Ibu Diana Putri
Renitasari, S.Pi., MP selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan
bimbingannya dalam penyempurnaan laporan ini.
4. Bapak Ibu Dosen Politeknik Kelautan Dan Perikanan Bone yang selalu memberikan
dukungan dan doanya, Bapak Andi saifullah Tahir, S.Sos, M.M selaku Kepala BBI
Ompo, serta semua teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan laporan
ini.
Oleh karena itu dengan kerendahan hati penyusun menyampaikan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya, semoga laporan ini bermanfaat bagi
semua para pembaca.
Akramunnisa
ii
DAFTAR ISI
Halaman
I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
II METODE PRAKTIK.............................................................................. 2
LAMPIRAN.............................................................................................. 16
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Alat dan Kegunaannya......................................................................... 2
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Peta Lokasi BBI Ompo Kabupaten Soppeng ................................ 4
2. Pembersihan Kolam ..................................................................... 5
3. Pengolahan Tanah Dasar Kolam dan Tanah Retak ..................... 6
4. Pemupukan .................................................................................. 6
5. Pengisian Air ................................................................................ 7
6. Pemindahan Benih ....................................................................... 7
7. Pemberian Pakan......................................................................... 10
8. Jenis Hama .................................................................................. 10
9. Panen Selektif .............................................................................. 11
10. Panen Total.................................................................................. 12
11. Pengemasan Benih ...................................................................... 12
12. Pemasaran................................................................................... 13
v
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar Halaman
1. Alat yang digunakan dalam kegiatan pendederan ........................ 16
2. Foto bersama pembimbing eksternal ........................................... 17
3. Jurnal harian kegiatan PKL 1 ....................................................... 18
vi
I. PENDAHULUAN
Pendederan terbagi dalam tiga tahap kegiatan yaitu pendederan pertama, kedua,
ketiga dan keempat. Pendederan pertama dilakukan dari benih ikan yang baru
menetas (berukuran panjang sekitar 1 cm), lama pendederan pertama adalah tiga
minggu dan padat penebaran 150-250 ekor/m2. Penebaran kedua dilakukan selama
1 bulan. Padat penebaran 50-75 ekor/m2. Pendederan ketiga dilakukan selama satu
bulan dengan padat penebaran 25-50 ekor/m2, pendederan keempat selama satu
bulan dengan padat penebaran 3- 5 ekor/m2 (Khairuman, 2013).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan PKL 1 ini adalah sebagai berikut :
a. Mampu mengetahui dan melaksanakan secara langsung teknik pendederan
ikan mas dengan baik dan benar.
b. Untuk menambah pemahaman tentang teknik pendederan ikan mas.
c. Mampu mengetahui keterkaitan teori yang didapatkan di perkuliahan dengan
kenyataan yang dilaksanakan dilapangan.
1
II. METODE PRAKTIK
4. Ember Wadah
2
Tabel 2. Bahan dan Kegunaan
No Bahan Kegunaan
Persiapan Kolam
Pemberian Pakan
Pengendalian Hama
Panen
- Panen Total
Pengemasan
- Panen Selektif
Pemasaran
3
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Balai Benih Ikan BBI Ompo terletak di Kecamatan Lalabata bejarak dari ibu kota
kabupaten soppeng ± 7km. Jarak dari ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan ± 160 km. Luas
Lokasi Benih Ikan BBI Ompo 1,49 Ka. Terletak pada 119°53’14,2” bujur timur
04°20’03,1” lintang selatan. Terletak di pinggir jalan raya Kelurahan Laburawung,
Kecamatan Lalabata – Kabupaten Soppeng. Balai Benih Ikan BBI Ompo 1963 dan terus
menerus di bangun sampai sekarang.
a. Pengeringan
Tujuan dari pengeringan kolam yaitu untuk mematikan bibit-bibit hama,
memudahkan proses pembersihan hama di dalam kolam, memudahkan proses
pengolahan tanah dasar kolam. Pengeringan dilakukan dengan cara menutup pipa
pemasukan dan membuka pipa pengeluaran hingga air di kolam habis.
4
b. Pembersihan kolam
Menurut M. Ghufron H. Kordi K (2010). Pembersihan kolam dimaksudkan untuk
membersihkan organisme parasit, virus, jamur, bakteri, hama dan kotoran atau sampah
yang terdapat di dalamnya. Dekontaminasi di lakukan dengan pengeringan atau
penjemuran kolam atau dengan menggunakan bahan kimia telah umum di terapkan.
5
sependapat dengan pernyataan Alam dan Mahendra (2011) yang menyatakan
pengeringan bertujuan untuk mempercepat proses penguraian senyawa-senyawa yang
beracun yang terdapat di dasar kolam dan pengeringan dianggap cukup apabila tanah
dasar sudah retak-retak.
d. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan tujuan untuk merangsang pertumbuhan
fitoplankton. Pernyataan ini sependapat dengan Judantari et all (2008) yang menyatakan
fungsi utama pemupukan adalah menambah unsur hara dan merangsang pertumbuhan
plankton yang menjadi sumber makanan bagi benih ikan. Adapun jenis pupuk yang
digunakan yaitu pupuk urea, karena jenis tanahnya lumpung berpasir, nitrogennya tinggi
dan cepat terurai serta berfungi memberikan substrat untuk pertumbuhan populasi
mikroba dan memacu pertumbuhan pakan alami. Dosis pemberian pupuk yaitu 5gr/m2.
6
dahulu pada pipa pemasukan air bertujuan agar hama-hama atau kotoran lainnya tidak
masuk kedalam kolam (Gambar 5), pintu pengeluaran ditutup dan pintu pemasukan
dibuka. Kolam diisi dengan ketinggian air ±10 cm kemudian kolam dibiarkan selama 2-
3 hari untuk menumbuhkan pakan alami dengan melakukan pemberian probiotik untuk
proses pertumbuhan benih. Hal ini senada dengan pendapat Zein (2016) yang
mengatakan pengisian air dilakukan sampai batas yang ditentukan dan dibiarkan kurang
lebih 4-7 hari, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menumbuhkan pakan alami. Setelah
2-3 hari ketinggian air dinaikkan setinggi 40-70 cm untuk pendederan.
7
3.2.3 Pendederan
Pendederan ikan mas adalah kegiatan untuk mempercepat pertumbuhan benih
ikan mas untuk mencapai ukuran tertentu. Pendederan sebaiknya dilakukan pada saat
suhu masih rendah yakni pagi hari atau sore hari. Pendederan ikan mas terdiri dari
pendederan I, pendederan II dan pendederan III.
a. Pendederan I
Pendederan I menggunakan benih ikan mas yang telah dipanen dari kolam
pemijahan. Ukuran benih ikan mas pada pendederan I yaitu 1cm, umur ± 1 minggu
dengan padat tebar 150 ekor/m2 dan dipelihara dalam waktu pemeliharaan ± 2 minggu
hingga mencapai ukuran 3 cm.
b. Pendederan II
Pendederan II menggunakan benih ikan mas dari hasil panen dari pendederan I.
Ukuran benih ikan mas pada pendederan II yaitu 3 cm umur 2 minggu dengan padat
tebar 75 ekor/m2 dan dipelihara dalam waktu pemeliharaan selama ± 2 minggu hingga
mencapai ukuran 5 cm. Jenis pakan yang diberikan yaitu pellet yang ukuran 1, dengan
frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
c. Pendederan III
Pendederan III menggunakan benih ikan mas dari hasil panen dari pendederan II.
Ukuran benih ikan mas pada pendederan III yaitu 5 cm umur 2 minggu dengan padat
tebar 50 ekor/m2 dengan waktu pemeliharaan selama ± 2 minggu hingga mencapai
ukuran 8 cm. Jenis pakan yang di pakai yaitu pellet yang ukuran 2 dengan frekuensi
pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
Teknik pendederan yang dilakukan senada dengan pendapat Khairuman (2013)
yang mengatakan pada pendederan pertama berukuran 1 cm, lama pemeliharaan 3
minggu dengan padat tebar 150-250 ekor/m2. Pendederan kedua berukuran 3 cm, lama
8
pemeliharaan 1 bulan dengan padat tebar 50-75 ekor/m2. Pendederan ketiga berukuran
5 cm, lama pemeliharaan 1 bulan dengan padat tebar 25-50 ekor/m2.
Sebelum melakukan penebaran benih terlebih dahulu benih di sortir atau
pemerataan ukuran benih ikan dengan tujuan untuk mengurangi adanya persaingan
dalam mencari makanan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wullur et all, (2013) bahwa
penanganan benih sebelum penebaran untuk pembesaran terlebih dahulu dilakukan
penyortiran berdasarkan ukuran untuk rata-rata.
Parameter kualitas air yang optimal bagi ikan mas di BBI Ompo yaitu, Suhu 27-
30oC, pH 6,9-7, DO 5-6 mg/l. Hal ini senada dengan pendapat Suspendi (2017) yang
mengatakan parameter kualitas air yang mendukung pertumbuhan seperti suhu 27oC-
30oC, oksigen terlarut tidak kurang dari 4,0 mg/l.
Pemberian pakan pelet di lakukan setelah benih berumur lebih dari satu minggu
yaitu pada pendederan II, sedangkan untuk benih yang masih berumur 1 minggu diberi
pakan berupa pakan bubuk PSP. Pakan yang diberikan disesuaikan dengan masing-
masing ukuran benih atau sesuai dengan bukaan mulut. Sebelum melakukan pemberian
pakan terlebih dahulu dilakukan pembibisan pakan menggunakan probiotik yang telah
diaktivasi dengan dosis 400ml/1kg pakan. Probiotik yang digunakan merupakan
campuran dari bahan molase 20ml, EM4 20ml, dan air 1liter, bakteri yang terkandung
dalam probiotik adalah bakteri Lactobacillus.
Sistem pemberian pakan yang diberikan yaitu dengan metode biomassa yakni
pemberian pakan dilakukan berdasarkan bobot total ikan yang berada dikolam, dengan
dosis pakan 3% dari biomassa dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari yaitu
pagi dan sore hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yunus (2014) bahwa pakan utama
yang diberikan untuk ikan mas berupa pelet dengan kadar protein 25% dengan dosis
pemberian pakan sebanyak 3-4% dari bobot ikan.
9
Gambar 7. Pemberian Pakan dan Pakan Pellet
3.2.7 Panen
Panen benih ikan mas dilakukan pada suhu masih rendah. Pemanenan benih
dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu panen selektif dan panen total. Panen selektif
dilakukan apabila benih yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit atau sesuai dengan
10
permintaan konsumen dan panen total dilakukan apabila benih ikan yang dibutuhkan
dalam jumlah banyak.
1. 1-3 100
2. 3-5 150-250
3. 5-8 250-500
a. Panen Selektif
Panen selektif dapat dilakukan dengan menggunakan seser yang mempunyai
ukuran 0,10 mm. Pemanenan dilakukan dengan cara memegang sudut-sudut seser.
Setelah benih-benih ikan masuk di dalam seser benih tersebut kemudian di pindahkan
ke dalam ember yang telah di isi air. Setelah pemanenan selesai benih dibawa ke tempat
penampungan sementara (Gambar 9).
b. Panen Total
Sebelum dilakukan panen total terlebih dahulu dilakukan pemasangan saringan
didepan pipa pembuangan, agar bibit yang akan dipanen tidak ikut hanyut pada saat air
dikeluarkan. Setelah itu air dikolam dikurangi secara perlahan sampai ketinggian air
mencapai 2-3 cm. Benih yang berkumpul di depan pintu pengeluaran air di tangkap
menggunakan seser (Gambar 10). Untuk mempermudah proses penangkapan benih
maka dibuatkan kemalir sehingga benih dapat berkumpul di tempat tertentu yang sudah
disediakan. Apabila terdapat kubangan air maka dilakukan pendorongan lumpur secara
11
perlahan lahan agar tidak menimbulkan kekeruhan yang bisa mengakibatkan ikan stres
dan mati akibat kekeruhan air yang terjadi pada kolam saat pemanenan.
a) Menyiapkan alat dan bahan berupa kantong packing, karet gelang, alat grading,
tabung oksigen, air tawar, karung atau sterofoam, seser, dll.
b) Benih ikan mas yang sudah melalui tahap perhitungan dan grading kemudian
dimasukkan kedalam kantong packing yang telah diisi air lalu diberikan oksigen
dengan perbandingan 1:2 (1 air 2 oksigen) atau tergantung dengan jarak
pengangkutan, kepadatan benih disesuaikan dengan kantong packing yang
digunakan. Setelah itu kantong diikat kuat menggunakan karet gelang. Setelah
benih dikemas maka benih siap untuk di ditribusikan.
12
3.2.9 Pemasaran
Pemasaran yang dilakukan di BBI Ompo ada 2 macam, yaitu:
1. Pembeli hanya memesan atau tidak datang ke lokasi. Biasanya pembeli seperti ini
hanya memesan benih yang mereka perlukan atau pembeli yang berasal dari luar
Kabupaten Soppeng. Salah satu kelebihan dari pelayanan BBI Ompo yakni
melakukan pengantaran ke lokasi konsumen.
2. Pembeli langsung datang ke lokasi, biasanya pembeli seperti ini berasal dari
daerah Kabupaten Soppeng. Sehingga ia dapat memilih benih yang sesuai dengan
keinginan.
Benih yang dihasilkan oleh BBI Ompo dipasarkan ke daerah-daerah lain seperti
Kabupaten Bone, Kabupaten Sidrap, Maros, Wajo, Gowa, Barru dan Pare-pare. Sistem
pengangkutan yang dilakukan adalah sistem pengangkutan tertutup, hal ini ditujukan
untuk konsumen yang memesan dan jarak pengantaran jauh.
13
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Dalam teknik pendederan ikan mas ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan,
yaitu : persiapan kolam, pemindahan benih, pendederan, pengamataan kualitas air,
pemberian pakan, pengendalian hama, panen, pengemasan dan pemasaran.
2. Dalam pendederan ikan mas hal yang paling penting dilakukan adalah kegiatan
pemberian probiotik, pupuk, dan pakan.
3. Sistem pemberian pakan yang diberikan yaitu dengan metode biomassa yakni
pemberian pakan dilakukan berdasarkan bobot total ikan yang berada dikolam,
dengan dosis pakan 3% dari biomassa.
4.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
Alam, Mahendra. 2011. Budidaya Ikan Mas. Media Penyuluhan Perikanan Mataram
Aliyas, Ndobe, S., ya’la. Z., R 2016. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Mas
(cyprinus carpio.) yang dipelihara pada Media Bersalinitas Jurnal Sains dan
Teknologi Tadulako.
Judantari, Sri., Khaeruman, Amri Dan Khaerul. 2008. Nila Nirwana Prospek Bisnis Dan
Teknik Budidaya Unggul. Gramedia. Jakarta.
M. Ghufron H. Kordi K (2010). Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Rineka Cipta.
Yogyakarta
Pustaka Setia.
Sucipto, A., Prihatno, E. 2007. Pembesaran Nila Merah Bangkok. Penebar Swadaya.
Jakarta.
15
LAMPIRAN
16
Lampiran 2. Foto bersama pembimbing eksternal
Foto bersama bapak Andi saifullah tahir, S.Sos, M.M selaku Kepala UPTD BPPBIAT
Foto bersama bapak Andi takdir, S.Sos, M.M selaku Kepala tata usaha UPTD BPPBIAT
17
Lampiran 3. Jurnal kegiatan harian PKL 1
18
19