Anda di halaman 1dari 20

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN LELE MUTIARA(Clarias

gariepinus) DI BALAI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI


PERIKANAN BUDIDAYA (BPTPB) CANGKRINGAN
SLEMAN YOGYAKARTA

Oleh :
Filujjati Bakhril Wahdah Almaliki
17.401010.42

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TARAKAN
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Judul PKL : Teknik Pembenihan Ikan Lele Mutiara (Clarias


Gariepinus) Di Balai Pengembangan Teknologi
Perikanan Budidaya (BPTPB) Cangkringan Sleman
Yogyakarta
Nama Mahasiswa : Filujjati Bakhril Wahdah Almaliki
Npm : 17.401010.42
Program Studi : Akuakultur

Menyetujui :

Pembimbing Pembimbing Lapangan

Burhanuddin Ihsan, S.Pi., M.Si Maryanto


NIDN. 0021108505 NIP. 196808072006041014

Mengetahui :

Dekan Fakultas Perikanan dan Ketua Program Studi Akuakultur


Ilmu Kelautan
Universitas Borneo Tarakan

Rukisah,S.Pi., M.P., Ph.D Jimmy Cahyadi, S.Pi., M.Si


NIDN. 1128087001 NIDN.1123018001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat alloh SWT karena berkat rahmat dan hidayat-
nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapang yang berjudul “ Pembenihan
Ikan Lele (Clarias Gariepinus), Unit Kerja Budidaya Air Tawar (UKBAT) Wonocatur
Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB) Cangkringan Agromulyo
Daerah Istimewa Yogyakarta”. Penyusunan laporan tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Rukisah Saleh, S.Pi., M.P., Ph.D selaku Dekan Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan, sebagai Penguji
2. Bapak Jimmy Cahyadi , S,Pi., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuakultur Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Borneo Tarakan
3. Bapak Burhanuddin Ihsan, S.Pi., M.Sc, selaku Dosen Pembimbing
4. Kepada seluruh karyawan Unit Kerja Budidaya Air Tawar (UKBAT)
Wonocatur atas kebaikannya selama penulis menjalani Praktik Kerja Lapang.
5. Bapak dan Ibu pembina lapangan yang telah memberikan kesempatan pada Praktik Kerja
Lapang
6. Kepada seluruh yang telah membantu hingga terselesaikannya laporan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan ini maka dibutuhkannya
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya.

Tarakan , Desember 2019

Penulis,

 
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. vii

I. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang.............................................................................. 1
1.2 Tujuan.......................................................................................... 2
1.3 Manfaat........................................................................................ 2

II. KONDISI TEMPAT


2.1 Sejarah Umum (BPTPB)............................................................. 3
2.2 Visi Dan Misi............................................................................... 3
2.3 Keadaan Umum Lokasi............................................................... 4
2.4 Kegiatan Pokok Usaha................................................................. 5
2.5 Struktur Organisasi...................................................................... 5
2.6 Sarana Dan Prasarana.................................................................. 7

III. TINJAUAN METODELOGI


3.1 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan PKL......................................... 9
3.2 Alat Dan Bahan ..................................................................... 9
3.3 Prosedur Kerja .......................................................................... 10
3.4 Metode Prolehan Data .............................................................. 10
3.4.1 Data Primer........................................................................ 10
3.4.1.1 Observasi............................................................... 11
3.4.1.2 Wawancara............................................................. 11
3.4.1.3 Partisipasi Aktif..................................................... 11
3.4.1.4 Dokumentasi.......................................................... 11
3.4.2 Data Sekunder.................................................................... 12

iv
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
LAMPIRAN......................................................................................................

v
DAFTAR TABEL
NO Halaman
1. Alat Yang di gunakan saat Teknik Pembenihan Ikan Lele............................. 3
2. Bahan yang di gunakan dalam kegiatan PKL..................................... 5

vi
DAFTAR GAMBAR
NO Halaman
1. BPTPB Cangkringan, Yogyakarta...................................................... 3
2. Unit Kerja Budidaya Air Tawar Wonocatur....................................... 4
3. Struktur Organisasi BPTPB & UKBAT Wonocatur................................. 6
4. Peta Lokasi UKBAT Wonocatur........................................................ 7

vii
I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Praktik Kerja Lapang yang akan dilaksanakan di Unit Kerja Budidaya Air
Tawar Wonocatur Dinas Kelautan Dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta.
karena Unit ini memiliki banyak komoditas ikan budidaya diantaranya ikan lele
(Clarias gariepinus)
Ikan lele mutiara merupakan salah satu strain ikan lele Afrika (Clarias
gariepinus) hasil pemuliaan Badan Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi
yang telah ditetapkan rilisnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor 77 KEPMEN-KP/2015. Ikan lele mutiara merupakan generasi
ketiga hasil seleksi individu pada populasi sintetik yang dibentuk dari persilangan
populasi ikan lele Mesir, Paiton, Sangkuriang dan Dumbo. Respon seleksi
kumulatif pada generasi ketiga dari populasi dasar ini mencapai 50,64%.
Keunggulan dari ikan lele mutiara memiliki keunggulan performa pertumbuhan,
efisiensi pakan, keseragaman ukuran, daya tahan tinggi terhadap penyakit, masa
pemeliharaan singkat dan memiliki toleransi tinggi terhadap lingkungan
(Iswanto,dkk., 2014).
Budidaya ikan lele merupakan salah satu jenis usaha perikanan yang
semakin berkembang. Ikan lele berkembang pesat dikarenakan teknologi budidaya
yang relatif mudah dikuasai oleh masyarakat, pemasarannya relatif mudah dan
modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah serta dapat dibudidayakan dilahan
sempit dengan padat tebar tinggi. Beberapa tahun terakhir budidaya ikan lele telah
banyak dikembangkan secara intensif. Ikan lele adalah komoditas air tawar yang
sangat mudah dibudidayakan. Karena Ikan lele banyak diminati masyarakat untuk
dikonsmsi (Sunarma, 2004).
Usaha budidaya ikan lele dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen usaha
pembenihan dan segmen usaha pembesaran. Segmen usaha pembenihan yang
bertujuan menghasilkan benih ikan lele dan segmen usaha pembesaran bertujuan
menghasilkan ikan lele yang siap konsumsi (Ahmad, 2010). Budidaya ikan lele
menjadi usaha yang cukup menjanjikan. Karena budidaya ikan lele merupakan
siklus usaha yang relatif pendek yaitu satu setengah bulan untuk pembenihan dan

1
tiga bulan untuk pembesaran. Sehingga perputaran uang untuk kegiatan usaha
menjadi lebih cepat (Sunardy, 2014).
Pembenihan adalah suatu tahap kegiatan dalam budidaya yang sangat
menentukan tahap kegiatan selanjutnya, yaitu pembesaran atau suatu kegiatan
pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan benih dan selanjutnya benih
yang dihasilkan menjadi komponen input bagi kegiatan pembesaran (Effendi,
2004).
Pembenihan merupakan salah satu bagian dari usaha budidaya ikan lele
yang menjadi pilihan banyak orang, hal ini terkait dengan berbagai kelebihan
usaha ini dibandingkan dengan usaha budidaya ikan lainya. Dari pengalaman para
pembenih ikan lele yang sudah sukses di berbagai daerah, terungkap bahwa usaha
pembenihan ikan lele dapat memberikan tingkat keuntungan yang relatif lebih
tinggi dibandingkan dengan usaha ikan konsumsi lainya. Ikan lele Mutiara dirilis
pada 27 Oktober 2014. Merupakan lele unggulan yang berasal dari Balai Riset
Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi.

1.2. Tujuan
Tujuan dari Praktik Kerja Lapang ini sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahi Teknik Pembenihan Ikan Lele Mutiara
(Clarias Gapriepinus). Di Balai Pengembangan Teknologi Perikanan
Budidaya (BPTPB)

1.3. Manfaat
Manfaat yang di dapat dari Praktek Kerja Lapang sebagai berikut:
1. Menambah Pengetahuan Dan Pengalaman Mengenai Teknik Pembenihan
Ikan Lele Mutiara (Clarias Gapriepinus). Di Balai Pengembangan
Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB)
2. Sebagai Informasi Kepada Mahasiswa Dan Stakeholder Mengenai
Pengetahuan Dasar Teknik Pembenihan Ikan Lele Mutiara (Clarias
Gapriepinus) Di Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya
(BPTPB)

2
II. KONDISI TEMPAT PKL

2.1. Sejarah Umum Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya


(BPTPB)
BPTPB Cangkringan adalah salah satu Unit Pelaksanan Teknis Dinas
(UPTD) pada Dinas Kelautan Dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta.
BPTPB Cangkringan memiliki tugas dan fungsi yang tercantum dalam Peraturan
Gubernur nomor 39 Tahun 2008. Diantaranya bertugas menyelenggarakan
pengembangan teknologi budidaya air tawar, budidaya air payau dan budiday air
laut.
Balai Pengembangan Teknologi Perikanan budidaya Cangkringan
(BPTPB) memiliki tujuh unit kerja yaitu Unit Kerja Budidaya Air Tawar
(UKBAT) sebanyak 4 unit, Unit Kerja Budidaya Air Payau (UKBAP) sebanyak 2
unit, dan Unit Kerja Budidaya Air Laut (BAL) 1 unit. Unit kerja-unit kerja
tersebut adalah Unit Kerja Budiadaya Air Tawar (UKBAT) meliputi UKBAT
Cangkringan, UKBAT Wonocatur, UKBAT Sendangsari, dan UKBAT Bejiharjo.
Sedangkan Unit Kerja Budidaya Air Payau (UKBAP) meliputi UKBAP Samas
dan UKBAP Congot serta Unit Kerja Budidaya Air Laut (BAL).

Gambar 1. BPTPB Cangkringan, Yogyakarta

3
2.2 Visi dan Misi
Visi :
Menjadi pengembang teknologi budidaya perikanan yang terdepan dan
berdaya saing
Misi :
1. Mengembangkan teknologi perikanan budidaya yang tepat guna dan berdaya
saing.
2. Melaksanakan perbaikan mutu induk dan benih.
3. Memfasilitasi penyebaran induk dan benih unggul ke masyarakat.
2.3 Keadaan Umum Lokasi
UKBAT Wonocatur berdiri pada tahun 1951 berlokasi di Wonocatur Desa
Tegalmulyo, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta yang dibangun dengan tanah milik pemerintah daerah (PEMPDA)
Daerah Istimewa Yogyakarta. Status hak pakai dengan luas lahan sekitar 2 ha
dengan luas kolam 1.2 ha terdiri 27 kolam. Pada tahun 1996 didirikan bangunan
untuk kegiatan informasi promosi hasil perikanan seluas 1200m3 serta tempat
pemancingan sehingga sejumlah kolam berkurang menjadi 20 buah.

Gambar 2.Unit Kerja Budidaya Air Tawar Wonocatur


Pada bulan Juli 2008 lokasi UKBAT Wonocatur pindah ke Dusun
Cangkringan, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman.
Karena lokasi tersebut dipergunakan untuk kepentingan publikasi yang lain. Saat
itu belum ada lokasi pengganti yang definitif, UKBAT Wonocatur menempati
area UKBAT Cangkringan di bagian barat dengan luas lahan 1 ha.

4
UKBAT Wonocatur menempati tanah seluas 1.155 ha, yang terdiri dari
lahan untuk perkolaman 0.575 ha, lahan untuk bangunan berupa hatchery , gudang
pakan, gudang pupuk dan gudang kapur serta bangunan kantor 0.192 ha, jumlah
kolam 114 dan untuk yang lain-lain 0.388 ha. Kondisi secara umum baik kolam
maupun bangunan permanen dibangun dengan dinding tembok / beton. UKBAT
Wonocatur difokuskan pada komoditas lele, namun untuk pembenihan ikan pada
tahun 2013, selain lele terdapat ikan lain yaitu nila merah dan nila hitam. Jumlah
produksi benih di UKBAT Wonocatur tahun 2013 mencapai 2.719.000 ekor benih
lele, dengan berbagai ukuran.
2.4 Kegiatan Pokok Usaha
UKBAT Wonocatur mempunyai tugas pokok dalam melaksanakan tugas
sebagaimana yang dimaksud, yaitu menyelenggarakan pengembangan teknologi
budidaya air tawar, seperti :
1. Penyusunan program Seksi Budidaya Air Tawar.
2. Pengelolaan data budidaya air tawar.
3. Pelaksanaan pengembangan dan penerapan teknologi budidaya air tawar.
4. Pelaksanaan pembenihan perikanan di air tawar.
5. Pelaksanaan pengkajian untuk benih/induk ikan air tawar.
6. Pelaksanaan perbanyakan dan pengelolaan induk pokok dan induk dasar
ikan air tawar.
7. Pelaksanaan domestifikasi induk/benih ikan alam air tawar.
8. Penyelenggaraan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi
Budidaya Air Tawar.
Dengan adanya UKBAT Wonocatur. Diharapkan tugas-tugas Teknis Perikanan
Budidaya dari Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Khususnya dalam pembenihan dan pengolahan induk serta pelayanan teknologi
budidaya dapat dilaksanakan secara lebih baik.
2.5 Struktur Organisasi
Pembentukan organisasi Balai Pengembangan Teknologi Perikanan
Budidaya (BPTPB) Cangkringan disasarkan pada Peraturan Gubernur Daerah
Istimewa Yogyakarta Nomor 93 Tahun 2015 tentang Pembentukan, Susunan
Struktur Organisasi, Uraian Tugas Dan Fungsi seta Tatakerja Unit Pelaksana

5
Teknis Dinas Kelautan Dan Perikanan. BPTPB dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, mempunyai struktur organisasi yang meliputi Kepala Balai, Sub
Bagian Tata Usaha, Kepala Seksi Budidaya Air Tawar, Kepala Seksi Budidaya
Air Payau, Kepala Seksi Budidaya Air Laut dan Kelompok Jabatan Fungsional
(Gambar 3).

Kepala Balai

Kelompok fungsional

Kepala seksi UKBAT Kepala seksi BAP/BAL Kepala bagian TU

Kepala UKBAT Kepala UKBAP


Cangkringan Samas

Kepala UKBAT Kepala UKBAP


Wonocatur Congot

Kepala UKBAT Kepala UKBAL


Bejiharjo Sundak

Kordinator UKBAT
Wonocatur
Maryanto

Staff HOK
Staff PNS 1. Farid Irfan, S.Pi. Staff PNS
2. Rohman, S.Pi.
1.Wiji 3. Ichsan Yusuf A. 1.Suprayitno, S.Kom.
2. Joko sasongko 4. Dian Hardiyanto
5. Ari Dwipriyanto

Gambar 3. Struktur Organisasi BPTPB & UKBAT Wonocatur

Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya di Unit Kerja


Budidaya Air Tawar (UKBAT) Wonocatur mempunyai sembilan pekerja yang
menurut struktur organisasinya meliputi koordinator Unit Kerja Budidaya Air

6
Tawar Wonocatur, dua staff PNS, lima staff HOK, dan sarjana pendamping.
Koordinatur Unit Kerja Budidaya Air Tawar Wonocatur bertanggung jawab atas
segala kegiatan perikanan budidaya di Unit Kerja Budidaya Air Tawar
Wonocatur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar struktur organisasi
UKBAT Wonocatur Untuk mengetahui tempat Praktik Kerja Lapang III yang

bertempat di Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB)


Cangkringan. Penulis membuat gambaran tempat PKL yang ada di Unit Kerja
Budidaya Air Tawar (UKBAT) Wonocatur. Dengan tujuan melaporkan,
menganalisis lokasi tersebut agar bisa memahami keadaan di lapangan (Gambar
4).

Gambar 4. Peta Lokasi UKBAT Wonocatur


2.6 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh UKBAT Wonocatur (Unit Kerja
Balai Air Tawar) Di Cangkringan Sleman Yogyakarta sebagai berikut :

7
2.6.1. Sarana untuk usaha teknik pembenihan ikan lele (Clarias Gapriepinus) di
UKBAT Wonocatur (Unit Kerja Balai Air Tawar) :
1. Sumber Air
2. Kolam Pemeliharaan Induk
3. Bak Pemijahan dan Penetasan Telur
4. Bak Pemeliharaan Larva
5. Bak Pendederan
6. Kolam Pembesaran
7. Water Quality Checker(WQC)
8. Blower
9. Lemari Pendingin
2.5.2. Prasarana penunjang pada teknik pembenihan ikan lele (Clarias
Gapriepinus) di balai pengembangan teknik perikanan budidaya (Bptpb) :
1. Sumber energi listrik
2. Rumah dinas
3. Gudang pupuk dan kapur
4. Bangunan (Asrama, Mushola, Hatchery,)

8
III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL


Kegiatan Praktik Kerja Lapangan Teknik Pembenihan Ikan Lele (Clarias
gariepinus) dilaksanakan selama 40 hari. Dimulai pada tanggal 20 Januari sampai
dengan 28 Februari 2020. Pelaksanaan PKL bertempat di Unit Kerja Budidaya Air
Tawar (UKBAT) Wonocatur. Balai Pengembangan Teknologi Perikanan
Budidaya (BPTPB) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapang
dalam melakukan kegiatan teknik pembenihan ikan lele sampai dengan proses
panen sebagai berikut (Tabel 1).
Tabel 1.Alat Yang di gunakan saat Teknik Pembenihan Ikan Lele
No Alat Kegunaan
1 Gunting Membedah induk jantan
2 Pinset Mengambil sperma dari tubuh ikan lele
jantan
3 Suntikan Mengambil larutan ovaprim dilarutkan
dengan NaCl dan menyuntikan ke
tubuh induk ikan lele yang akan
dipijahkan
4 Mangkuk plastic Menampung telur dan mencampurnya
dengan sperma
5 Handuk / lap Memegang ikan lele yang akan
distreeping
6 Tisu Ngelap lendir/air pada ikan lele
7 Timbangan Menimbang induk
8 Seser Memilih/menangkap induk
9 Bak fiber Wadah telur
10 Kakaban Tempat berlindung telur
11 Pengaris Mengukur panjang induk
12 Gelas ukur Wadah pelarut sperma
Bahan yang digunakan pada kegiatan praktik kerja lapangan teknik
pembenihan ikan lele dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

9
Tabel 2. Bahan yang di gunakan dalam kegiatan praktik kerja lapangan teknik
pembenihan ikan lele
No Bahan Kegunaan
1 Induk ikan lele Biota untuk dipijahkan
2 Ovaprim Hormon perangsang
3 Larutan NaCl Mencampur atau melarutkan ovaprim
3.3 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja Teknik Pembenihan Ikan Lele (Clarias gariepinus)
yang dilakukan selama Praktik Kerja Lapang (PKL) Di Unit Kerja Balai Air
Tawar (UKBAT) Wonocatur Cangkringan Sleman adalah sebagai berikut :
1. Pemeliharaan Induk
2. Persiapan Bak Pemijahan
3. Seleksi Induk
4. Pemberokan
5. Pembenihan Secara Buatan
6. Penetasan Telur
7. Pengamtan Embriogenesis
8. Pemeliharaan Larva
9. Pendederan
10. Panen Dan Pengemasan
3.4 Metode Perolehan Data
Pengumpulan data pada Praktik Kerja Lapang (PKL) dilakukan dengan dua
macam cara, yaitu pengambilan data primer dan data sekunder. Data primer dapat
didapatkan dengan cara mencatat hasil observasi, wawancara, partisipasi aktif,
serta dokumentasi sedangkan data sekunder yaitu data atau informasi yang
dikumpulkan dan dilaporkan oleh seseorang untuk suatu tujuan tertentu maupun
sebagai ilmiah.
3.4.1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya,
kemudian diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data primer diambil secara
langsung dari sumbernya untuk pertama kali dan belum di proses sama sekali.
Dalam pengumpulan data primer dapat digunakan metode yaitu observasi,
wawancara dan partisipasi aktif maupun memakai instrumen pengukuran tertentu
yang khusus sesuai dengan tujuan.

10
3.4.1.1. Observasi
Observasi adalah studi yang dilakukan dengan sengaja atau rencana
melalui penglihatan atau pengamatan terhadap gejala –gejala spontan yang terjadi
saat itu (Indrawati dkk, 2007). Observasi dilakukan dengan mengamati secara
langsung suatu obyek yang diteliti dan pencatatan secara sistematis mengenai
hasil pengamatan. Dalam Praktik Kerja Lapang (PKL) ini observasi yang
dilakukan adalah dengan cara mengamati, mencatat kegiatan apa yang dilakukan
dan mendokumentasikan hal-hal yang berkaitan dalam kegiatan teknik
pembenihan ikan lele (Clarias gariepinus) di Unit Kerja Budidaya Air Tawar
Wonocatur.
3.4.1.2. Wawancara
Menurut Sugiyono (2016) wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulaan data untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga
apabila peneliti ingin mengetahui lebih dalam mengenai hal  –hal dari responden
yang leih mendalam. Dalam teknik wawancara ini, peneliti melalukan tanya jawab
kepada pemilik perusahaan/instansi secara tatap muka. Melalui wawancara ini,
peneliti akan mengetahui lebih dalam mengenai aktivitas proses kerja
perusahaan/instasi.
3.4.1.3. Partisipasi Aktif
Partisipasi aktif dilakukan dengan cara mengikuti kegiatan pembenihan
ikan lele (Clarias gariepinus) di Unit Kerja Budidaya Air Tawar Wonocatur.
Partisipasi aktif adalah keterlibatan secara langsung dan aktif pada suatu kegiatan
di lapangan. Kegiatan partisipasi aktif ini dapat digunakan untuk mendapatkan
data dan informasi mengenai pembenihan ikan lele (Clarias gariepinus).
3.4.1.4. Dokumentasi
Dokumentasi yang dilakukan dalam Praktik Kerja Lapang ini adalah
dengan cara terlibat secara langsung ke lapangan dan mengambil data atau gambar
yang diperlukan dengan cara dokumentasi seluruh kegiatan-kegiatan yang ada di
lapangan.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari pustaka  –pustaka atau dari laporan-laporan
peneliti terdahulu. Umar (2004) menyatakan data sekunder merupakan data

11
primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk grafik, tabel,
diagram, gambar dan sebagainya, sehingga lebih informatif untuk digunakan oleh
pihak lain dan digunakan oleh periset untuk diproses lebih lanjut. Dalam Praktik
Kerja Lapang ini, data sekunder diperoleh melalui pihak lembaga
pemerintah/balai maupun masyarakat yang terkait dengan pembenihan ikan lele
(Clarias gariepinus).

DAFTAR PUSTAKA

Affandi R. 2002. Biologi Ikan Lele (Clarias sp). Unri Press, Pekanbaru.  

12
Ahmad. 2010. Latar Belakang Ikan Lele (Clarias sp ). Direktorat Jendral
Perikanan Budidaya. Jakarta.  

Anggoro S. 2013. KlasifikasiIkan Lele (Clarias sp). Journal of Management of


Aquatic Resources. 2(3):128- 137.  

Arief M. 2014. Pemberian Pakan Ikan Lele (Clarias sp). Jurnal Ilmiah Perikanan
dan Kelautan. 6(1):49-53. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia.

Bambang I, 2014. Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Lele. Unit Penelitian


Pemuliaan Ikan. Sukamandi.

Djokosetiyanto D. 2012. Kebiasaan Makan Ikan Lele (Clarias sp).

Jurnal  Akuakultur Indonesia.11(2):168-178.

Fitria AS. 2012. Siklus Hidup Ikan Lele (Clarias sp) F5 D30-D70 pada Berbagai
Salinitas. Journal of Aquaculture Management and Technology . 1(1):18-
34.

Madinawati, Serdiati N, Yoel. 2011. Pemberian Pakan Terhadap Pertumbuhan


dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele (Clarias sp).Jurnal Media
Litbang Sulteng . 4(2):83-87.

Sitio K. 2017. Habitat Ikan Lele (Clarias sp), [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor,
Bogor.

Sunardy. 2014 . Siklus Usaha Pembenihan Ikan Lele (Clarias sp). Penebaran
Swadaya. Jakarta.

Sunarma, A. 2004. Pembenihan Ikan Lele (Clarias sp). Makalah Disampaikan


pada Temu Usaha Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Dinas Kelautan
Perikanan, Bandung 4-7 Oktober 2004.Bandung, 13 hal.

13

Anda mungkin juga menyukai