PAPER
Oleh :
RIDHO RAHMATULLAH
( 57214114044 )
Oleh :
RIDHO RAHMATULLAH
( 57214114044 )
Paper Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mengikuti Ujian Akhir Semester
IV
Menyetujui
Menyetujui Mengetahui
(Maria Goreti Eny K. S.St.Pi, M. Mpi.) (Dr. Sinar Pagi Sektiana, S,St,Pi., M.Si)
Dosen Pembimbing Ketua Program Studi
Tanggal Pengesahan :
i
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan PAPER
yang berjudul “BUDIDAYA IKAN GABUS (Channa striata) “. Paper ini disusun dan
diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian akhir semester IV di
Program Studi Teknologi Akuakultur, Politeknik Ahli Usaha Perikanan. Ucapan
terimakasih penulis kepada :
1. Bapak Dr. Sinar Pagi Sektiana, S,St,Pi., M.Si selaku Ketua Program Studi
Teknologi Akuakultur
2. Ibu Maria Goreti Eny K. S.St.Pi, M. Mpi. Sebagai dosen pembimbing, atas
segala arahannya dan nasehat yang telah diberikan dalam pembuatan
tugas ini
3. Ibu dan Bapak tercinta yang sudah mendoakan supaya dalam pembuatan
paper ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Dan segenap pihak pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas
paper ini
( Ridho Rahmatullah )
ii
DAFTAR ISI
Halaman
ii
5.1.3. Pengelolaan Air pada Kolam Induk ..........................................................17
5.1.4. Seleksi induk matang gonad ....................................................................18
5.2 Pemijahan ............................................................................................................18
5.2.1. Teknik pemijahan alami ...........................................................................18
5.2.2. Teknik pemijahan buatan ........................................................................19
5.2.3. Teknik pemijahan semi buatan................................................................20
5.2.4. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi ovulasi .............................20
5.2.5. Fekunditas ...............................................................................................21
5.3 Penetasan telur ikan ............................................................................................21
5.3.1. Teknik penetasan telur ikan .....................................................................21
5.3.2. FR (Feeding Rate) .....................................................................................22
5.3.3. HR (Hatching Rate) ...................................................................................22
5.3.4. Perkembangan telur larva........................................................................23
5.4 Pemeliharaan larva ..............................................................................................23
5.4.1. Teknik pemeliharaan (desain wadah) ......................................................23
5.4.2. Pengelolaan pakan larva/benih ...............................................................24
5.4.3. Pengelolaan air pada bak larva/benih .....................................................24
5.4.4. Pertumbuhan larva/benih .......................................................................24
5.4.5. Kelangsungan Hidup larva/benih .............................................................25
5.5 Pemanenan lava ..................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 26
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Ikan gabus (Channa striata) adalah salah satu ikan asli yang hidup di
perairan tawar di Indonesia, seperti daerah aliran sungai di Sumatera,
Kalimantan dan Jawa1. Merupakan salah satu komoditas jenis ikan air tawar
yang hidup didaerah rawa-rawa maupun sungai yang memiliki nilai ekonomis
tinggi dengan harga jual percentimeters dari panjang tubuhnya dan sangat
bermanfaat dalam dunia medis dan industri. Ikan Gabus memiliki kandungan
nutrisi yang baik terutama albumin. kandungan albumin ikan Gabus
dimanfaatkan bagi tubuh manusia untuk mengatasi berbagai macam
penyakit seperti kekurangan jumlah protein. Dalam hal ini, ikan Gabus
diperlukan jumlah yang sangat banyak sehingga ikan gabus yang telah dapat
didosmestikan perlu dipacu perkembangannya dengan cara pembenihan
ikan gabus2.
Ikan ini sangat digemari karena memiliki daging yang tebal dan rasa
yang khas. Di Sumatera Selatan nilai ekonomisnya terus meningkat karena
ikan gabus selain dapat dimanfaatkan dalam bentuk segar juga telah
digunakan sebagai bahan pembuatan kerupuk, pempek dan olahan lainnya 3.
Ketersediaan lahan budi daya jenis ikan konsumsi air tawar di
Indonesia memberikan peluang besar bagi masyarakat bahkan pengusaha
untuk mengembangkan budi daya ikan gabus. Permintaan dan kebutuhan
pasar lokal maupun luar negeri semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya nilai produksi budidaya Channa striata tiap tahunnya.
berbagai pelaku di bidang perikanan budidaya untuk memberdayakan dan
mengembangkan ikan gabus yang selama ini dikenal sebagai hama dalam
1
Dina Muthmainnah, Syarifah Nurdawati, and Solekha Aprianti, ‘Budidaya (Channa Striata)
Dalam Wadah Karamba Di Rawa Lebak’, Prosiding InSINas, 2012, 319–23.
2
YESSI RENITA EFENDI, ‘PENGARUH PEMBERIAN PAKAN IKAN BENTUK CAKE
TERHADAP JUMLAH KONSUMSI PAKAN DAN FCR (Feed Conversion Ratio) BENIH IKAN
GABUS (Channa Striata)’, 2016, 1–55.
3
Syarif Hidayatullah, Muslim, and Ferdinand Hukama Taqwa, ‘JURNAL PERIKANANAN DAN
KELAUTAN ISSN 0853 - 7607 Pendederan Larva Ikan Gabus ( Channa Striata ) Di Kolam Terpal
Dengan Padat Tebar Berbeda’, Jurnal Perikananan Dan Kelautan, 2015, 2–7.
1
kolam budidaya, agar ke depan dapat diupayakan sebagai ikan peliharaan
yang bermanfaat serta sebagai komoditas unggulan budidaya perikanan air
tawar
1.2 Tujuan
Berdasarkan Latar Belakang, Makalah ini dibuat dengan bertujuan, sebagai
berikut ;
1. Untuk mengetahui cara pembenihan ikan gabus yang baik dan benar
yang dapat diaplikasikan untuk pembudidaya pemula
2. Untuk mengetahui persiapan awal pembenihan ikan gabus dan proses
panen benih gabus
3. Untuk mecari tahu cara perhitungan HR dan FR
1.3 Manfaat
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada penulis dan masyarakat mengenai Cara Budidaya Pembenihan Ikan
Gabus (Channa striata). Penulis mengharapkan pembaca dapat mengetahui
dan memahami klasifikasi dan morfologi ikan gabus, aspek biologis ikan
gabus, sarana dan prasarana pembenihan ikan gabus, dan cara pembenihan
ikan gabus mulai dari perindukan hingga proses panen benih.
2
BAB II
ASPEK BIOLOGI IKAN GABUS
2.1 Klasifikasi
Ikan gabus atau Snakehead merupakan salah satu jenis ikan air tawar
yang terdiri dari 2 jenis yaitu jenis Channa, terdapat 26 spesies didaerah
Asia, khususnya Malaysia dan Indonesia, dan Parachanna dengan 3 spesies
yang hidup didaerah Afrika Tropis. Beberapa ikan gabus memiliki tubuh yang
kecil, sekitar 17 sentimeter. Namun banyak juga yang memiliki tubuh yang
besar, dan pernah dilaporkan memiliki panjang mencapai 1,8 meter.
Beberapa spesies dari ikan gabus sangat bernilai bila dijadikan makanan,
terutama di India, Asia tenggara, China, dan dataran kecil di Afrika4. Ikan
gabus dalam taksonomi dapat diklasifikasikan sebagai berikut5:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Familia : Channidae
Genus : Channa
Species : Channa striata
4
Arum Wimalasari, ‘PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG ATC (ALKALI TREATED
COTTONII) DAN EKSTRAK DAGING BUAH NAGA TERHADAP KUALITAS FISIK DAN
KIMIA SOSIS IKAN GABUS (SNAKE HEAD)’, 2017, 81.
5
Nurbakti Listyanto and Septyan Andriyanto, ‘IKAN GABUS (Channa Striata) MANFAAT
PENGEMBANGAN DAN ALTERNATIF TEKNIK BUDIDAYANYA’, Media Akuakultur, 4.1
(2009), 18 <https://doi.org/10.15578/ma.4.1.2009.18-25>.
3
Ikan gabus disebut snakehead atau ikan kepala ular karena memiliki
kepala besar dan agak gepeng, mulut besar dengan gigi-gigi besar dan tajam
serta memiliki sisik besar diatas kepalanya. Tubuhnya berbentuk bulat gilig
memanjang, seperti peluru kendali. Sirip punggung memanjang dan sirip
ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ekor
berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh
berwarna putih, mulai dari dagu sampai ke belakang. Sisi samping bercoret -
coret tebal yang agak kabur. Warna ini sering kali menyerupai lingkungan
disekitarnya6.
2.2 Morfologi dan anatomi
Ikan gabus (Channa striata) mempunyai ciri-ciri bentuk tubuh panjang
dan silindris, memiliki warna tubuh bagian punggung dari kepala sampai
ekor hitam dan bagian perut putih dan tubuh ditutupi oleh sisik, mulut lebar
dan bisa ditonjolkan atau dikeluarkan, sirip punggung lebih panjang dari sirip
dubur, sirip ekor agak panjang dan lebar seperti kipas, memiliki sirip dada
dan perut7.
bentuknya seperti ular dengan sisik-sisik besar di atas kepala, oleh
sebab itu, dijuluki sebagai “snake head”. Sisi atas tubuh ikan gabus dari
kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi
bawah tubuh berwarna putih mulai dagu ke belakang. Sisi samping bercoret
tebal dan agak kabur, warna tersebut seringkali menyerupai lingkungan
sekitarnya. Mulut ikan gabus besar, dengan gigi-gigi yang tajam. Sirip
punggung memanjang dengan sirip ekor membulat di bagian ujungnya8.
Bukaan mulut ikan Gabus lebar dan memiliki 4-7 gigi kanin pada bagian
rahang bawah. Pada bagian belakang gigi kanis terdadapat gigi villiform yang
melebar sampai 6 baris pada bagian belakang rahang. Sirip dada setengah
dari panjang kepala dan terdiri 15-17 duri. Sirip punggung terdiri dari 37-46
6
Wimalasari.
7
Pariyanto Pariyanto, Tomi Hidayat, and Endang Sulaiman, ‘STUDI POPULASI IKAN GABUS
(Channa Striata) DI SUNGAI AIR MANNA DESA LEMBAK KEMANG KABUPATEN
BENGKULU SELATAN’, DIKSAINS : Jurnal Ilmiah Pendidikan Sains, 1.2 (2021), 53–60
<https://doi.org/10.33369/diksains.1.2.53-60>.
8
Listyanto and Andriyanto.
4
duri, sirip dubur terdiri dari 23-29 duri, sirip perut terdiri dari 6 duri. Sirip
ekor berbentuk bulat. Sisik di bagian atas kepala berukuran besar, melingkar,
berhimpitan, dan sisik kepala di bagian depan sebagai pusatnya, 9 baris sisik
terdapat diantara bagian preoperculum dan batas posterior dari lingkaran
yang terdiri dari 18-20 sisik predorsal, 50- 57 sisik dibagian lateral yang biasa
disebut sebagai sisik orbit9.
Ikan gabus merupakan ikan air tawar yang bersifat karnivora yang
makanan utamanya adalah cacing, serangga, udang, katak, dan berbagai ikan
lainnya. Selama masa larva ikan gabus memakan zooplankton dan ikan-ikan
kecil sebagai makanannya10.
9
Wimalasari.
10
NURLIZA ZAIYANA, ‘MAKROPATOLOGI DAN HISTOPATOLOGI INSANG, KULIT
DAN SIRIP IKAN GABUS (Channa Striata) YANG TERINFEKSI EKTOPARASIT’, 2016, 1–
23.
11
Liana, Asriyana, and Nur Irawati, ‘Kebiasaan Makanan Ikan Gabus ( Channa Striata ) Di
Perairan Rawa Aopa Watumohai , Desa Pewutaa Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan [
Food Habits of Striped Snakehead ( Channa Striata ) in Rawa Aopa Watumohai Waters , Pewutaa
Village , Angata Distric’, Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan, 5.3 (2020), 148–56.
12
Teguh Imam Supandi, Usman M Tang, and Iskandar Putra, ‘Feeding Made With Different
Protein Content On Growth And Survival Rate ( Chana Striata ) Fingerlings’, Jurnal Online
Mahasiswa Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau, 2015.
5
panjang usus lebih pendek dibanding panjang total ikan, sifat makannya
adalah karnivora. Berdasarkan hasil penelitian lapangan panjang usus ikan
gabus lebih pendek di banding panjang total ikan, hal ini menandakan bahwa
ikan gabus bersifat karnivora.
Di alam ikan gabus pada fase pasca-larva akan memakan pakan alami
sesuai dengan bukaan mulutnya seperti Daphnia dan Cyclops, sedangkan
ikan Gabus yang sudah dewasa akan memakan jenis udang-udangan,
serangga, katak, cacing, dan ikan kecil. Ukuran pakan ikan Gabus dewasa
memiliki kisaran panjang total antara 5,78- 13,4 cm antara lain serangga air,
potongan hewan air, udang, dan detritus13. benih ikan gabus yang dipelihara
secara intensif membutuhkan protein pakan pelet sebesar 43%, sementara
ikan gabus berumur lebih dari 30 hari membutuhkan 36% protein dalam
pakan.
2.4 Habitat
Ikan gabus dapat hidup di daerah yang memiliki kandungan oksigen
dan pH yang rendah. Ikan gabus tersebar dan hidup di daerah danau, sungai,
rawa, dan saluran-saluran air hingga sawah bahkan saluran air yang tidak
mengalir serta sangat toleransi terhadap lingkungan yang beriklim ekstrim
seperti dibenua Asia, Afrika dan Amerika14. pada setiap daerah ikan gabus
memiliki nama yang berbeda- beda biasanya di perairan Indonesia, ikan
gabus banyak ditemukan didaerah Sumatera, Jawa, Sulawesi, Bali, Lombok,
Singkep, Flores, Ambon dan Maluku.
Ikan gabus bersifat predator, kondisi lingkungan dan ketersediaan
pakan yang dapat berpengaruh pada pertumbuhan ikan gabus
(Kusmaningrum, 2015). Ikan gabus sering ditemukan di daerah persawahan,
selokan dan rawa15. Benih ikan gabus banyak ditemukan di daerah perairan
yang banyak rerumputan atau tanaman air dan belukar yang terendam air.
13
EFENDI.
14
EFENDI.
15
ZAIYANA.
6
BAB III
BIOLOGI PRODUKSI IKAN GABUS
3.1 Organ dan sistem reproduksi ikan
Organ reproduksi pada ikan sering disebut dengan gonad. Gonad ikan
jantan terdiri dari sepasang testis yang pada umumya berwarna putih atau
kekuningan. Letak testis menggantung pada dinding tengah rongga perut
(abdomen). Testis berfungsi menghasilkan spermatozoa. Organ reproduksi
atau gonad ikan betina terdiri dari ovarium yang berwarna bening
kemerahan seperti agar-agar. Ovarium terletak di dekat usus, mengisi dua
pertiga rongga perut atau hampir menutupi organ-organ tubuh. Ovarium
berfungsi menghasilkan sel telur atau ovum. Penentuan terhadap tingkat
kematangan gonad (TKG) dari ikan jantan dan betina ditentukan melalui
pengamatan secara visual terhadap morfologi gonad16.
16
Mariani Silvia Br Sihombing, ‘Biologi Reproduksi Ikan Gabus (Channa Striata Bloch, 1793) Di
Waduk Sei Paku Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau’, Jurnal Online
Internasional & Nasional, 7.1 (2019), 0–11.
17
Muslim Muslim, ‘Budidaya Ikan Gabus (Channa Striata)’, 2017, 170.
7
3.2 Produktivitas induk ikan
Parameter yang diukur adalah nisbah kelamin, tingkat kematangan
gonad, Indeks Kematangan Gonad (IKG), fekunditas dan diameter telur. Ikan
gabus jantan mengalami perkembangan gonad pada ukuran 364 mm (TL),
sedangkan ikan gabus betina mulai mengalami perkembangan gonad pada
ukuran 311 mm (TL). Ikan gabus jantan berada pada tingkat kematangan
gonad (TKG) I, II, III dan IV, dan ikan gabus betina juga berada pada tingkat
kematangan gonad (TKG) I, II, III dan IV. IKG ikan jantan berkisar 0,01%-
1,05%, sedangkan ikan betina berkisar 0,04%-3,42%. Fekunditas ikan gabus
berkisar 27.374-54.248 butir dan diameter telur 0.8-1.1 mm18.
18
Sihombing.
8
3.2.1 Ukuran dan umur induk untuk bereproduksi
Tabel 1. Ciri-Ciri Fisik Indukan Ikan Gabus
Kriteria
Indukan Jantan Indukan Betina
Indukan
Warna
Lebih gelap dengan sisik halus Terang dengan sisik kasar
Kulit
Bentuk
Panjang dan perut ramping Pendek, bulat, dan perut buncit
Tubuh
Bentuk
Oval panjang Bulat
Kepala
Saat perut diurut ke arah ekor maka Saat perut diurut ke arah ekor maka akan
Kriteria
akan terlihat cairan berwarna putih terlihat cairan berwarna kuning (ovum)
lainnya
susu (sperma) keluar sebagai bakal telur keluar
19
Sihombing.
9
Tabel 2. Ciri-ciri Seksualitas Primer Ikan Gabus
10
3.2.3 Peningkatan kualitas induk
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan yang
dipelihara antara lain, pakan, stadia/umur, jenis kelamin, genetik,
status kesehatan ikan dan kualitas air. Ikan gabus termasuk golongan
ikan karnivora (pemakan daging), oleh karena itu dalam pemeliharaan
ikan ini, pakan yang diberikan berupa anak kodok dan ikan-ikan kecil
dalam keadaan hidup. Pakan berupa ikan rucah yang sudah mati tidak
disukai, ikan gabus lebih menyukai pakan hidup20. Selain pakan faktor
stadia/umur juga berpengaruh terhadap pola pertumbuhan.
Pada umumnya ikan stadia muda (larva-benih) lebih cepat
daripada ikan yang sudah berumur dewasa/indukan. Ikan gabus yang
dipelihara sudah termasuk kategori ikan dewasa/calon induk, sehingga
pertumbuhannya lebih lambat, karena pada ikan dewasa ada proses
pembentukan dan pematangan gonad yang memerlukan energy yang
cukup besar, sehingga energy yang diperoleh dari pakan sebagian
digunakan untuk aktifitas perkembangan gonad.
Jenis kelamin ikan juga mempengaruhi pola pertumbuhan ikan.
Ada spesies ikan jantan lebih cepat pertumbuhan dibandingkan ikan
betina, begitu juga sebaliknya ada ikan betina lebih cepat dari ikan
jantan. Pada ikan gabus yang dipelihara kecenderungan ikan betina
lebih besar dari ikan jantan, namun hal ini perlu penelitian lebih lanjut
untuk membandingkan pola pertumbuhan ikan gabus jantan dan
betina.
Melalui karakter genetik meliputi variasi genetik, serta tentang
susunan dan bobot molekul DNA, heterogenetas, genotip dan
frekuensi alel, yang mendukung temuan baru teori dan metode
karakter genetic perkawinan silang induk ikan gabus yang besar
manfaatnya untuk pengembangan budidaya ikan gabus di Indonesia21.
20
MUSLIM dan M. SYAIFUDIN, ‘DOMESTIKASI CALON INDUK IKAN GABUS (Channa
Striata) DALAM LINGKUNGAN BUDIDAYA (KOLAM BETON)’, 22.15 (2012), 21–27.
21
Wahyulia Cahyanti, Adang Saputra, and Anang Hari Kristanto, ‘PERFORMA REPRODUKSI
11
Keunggulan yang lain dari ikan gabus ini dagingnya banyak
mengandung albumin yaitu protein dalam serum darah yang penting
digunakan pasca bedah dan mempercepat pembekuan darah, sangat
dibutuhkan dalam masyarakat dan dunia Kedokteran
DAN LARVA IKAN GABUS (Channa Striata Blkr) DENGAN BEBERAPA TEKNIK
PEMIJAHAN’, Jurnal Riset Akuakultur, 16.2 (2021), 99
<https://doi.org/10.15578/jra.16.2.2021.99-106>.
12
BAB IV
SARANA DAN PRASARANA PEMBENIHAN IKAN GABUS
4.1 Sarana
Kegiatan pembenihan merupakan titik awal untuk kegiatan selanjutnya
(pembudidayaan), maka untuk mendukung keberhasilan pembenihan
diperlukan sarana dan prasarana. Sarana yang digunakan adalah : induk ikan
gabus, pakan alami, pakan buatan, waring, jaring, akuarium, aerasi+instalasi,
dan lain-lain.
4.2 Prasarana
Prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan pembenihan ikan gabus
meliputi: bak pemeliharaan larva, bak penggelondongan, bak/kolam
pemeliharaan induk, bak pemijahan.
4.3 Persiapan wadah dan media
Wadah yang digunakan pada pemeliharaan benih ikan gabus adalah
kolam dengan luas 3x3x1 m2 dan memiliki kedalaman minimal 1,5 meter.
Sebelum digunakan kolam dibersihkan. Selanjutnya, diletakkan di bawah
naungan atap yang berbahan plastik transparan atu juga dengan waring22.
Dalam empang diberi tanaman encek gondok supaya ikan gabus nyaman dan
terlindung dari sinar matahari langsung.
Wadah pemijahan untuk ikan gabus biasanya terbuat dari kolam beton
atau bak fiberglass yang berbentuk empat persegi dan ketinggiannya perlu
diperhitungkan, karena sifat / karakteristik ikan gabus yang suka meloncat
keluar dari wadah pemeliharaan / pemijahan. Sehingga perlu diantisipasi
dengan metode pemberian penutup bagian atas berupa waring atau jaring.
Untuk itu diperlukan prosedur-prosedur yang sesuai dalam hal pengelolaan
wadah pemijahan. Prosedur-prosedur dimaksud yang harus diperhatikan,
antara lain :
22
Muhamad Syarliandi Kusuma, Ade Dwi Sasanti, and . Yulisman, ‘KELANGSUNGAN HIDUP
DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GABUS (Channa Striata) YANG DIBERI IKAN
RUCAH BERBEDA SEBAGAI PAKAN’, Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 5.1 (2018), 13–24
<https://doi.org/10.36706/jari.v5i1.5804>.
13
a. Memilih bak yang layak ( tidak bocor )
Antisipasi awal sebelum melakukan pemijahan ikan gabus adalah
pengecekan terhadap kebocoran kolam. Bila terdapat kebocoran
segera ditambal, hal ini berkaitan dengan erat volume air yang harus
terjaga.
b. Membersihkan kotoran (lumut) yang menempel di dinding dan dasar
bak dengan menggunakan sikat
Dinding dan dasar bak pemijahan dibersihkan dengan cara disikat
menggunakan sikat supaya lumut yang melekat pada dinding dan
dasar terlepas dan tidak tersisa. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi
tumbuhnya kembali lumut serta meminimalkan pertumbuhan bibit
penyakit yang menempel di lumut.
c. Membilas dengan cara menyemprotkan air ke dinding dan dasar bak
hingga bersih
Penyemprotan dengan air dimaksudkan untuk membilas bak
yang telah dibersihkan lumutnya. Air disemprotkan secara merata
pada didndik dan dasar bak pemijahan.
d. Mencuci bak secara merata dengan menggunakan detergen
Detergen berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa lumut yang
melekat pada dinding dan bak pemijahan. Caranya adalah ambil wadah
(gayung atau bak plastik), ambil detergen secukupnya lalu campur
dengan air secukupnya pula dan aduk sampai detergen tersebut larut.
Kemudian ambil kain lap, celupkan kain lap tersebut ke dalam cairan
detergen. Langkah selanjutnya adalah gosok-gosokkan kain lap
tersebut pada dinding dan dasar bak pemijahan.
e. Membilas dengan air bersih hingga benar-benar bersih
Pembilasan bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa detergen
yang ada di dinding dan dasar bak pemijahan. Air semprotkan secara
merata pada dinding dan bak pemijahan yang telah dicuci dengan
detergen sampai bersih.
14
f. Mengeringkan bak dibawah terik matahari selama 1-2 hari.
Pengeringan ini dimaksudkan untuk memperoleh wadah
pemijahan yang benar-benar bersih, bebas dari bibit-bibit penyakit
yang diduga menempel pada dinding dan dasar bak.
15
BAB V
PEMBENIHAN IKAN GABUS
5.1 Induk
16
perlu memberikan pakan dengan kadar yang sesuai, yakni sebanyak
3% dari bobot indukan gabus.
17
5.1.4. Seleksi induk matang gonad
5.2 Pemijahan
18
dipermukaan air jadi untuk mengetahui sudah terjadi pemijahan harus
dilakukan pengontrolan setiap hari. Pemijahan ikan gabus ini
berlangsung saat malam hari. Pemijahan ikan gabus pada awalnya
bermula dari kejar-kejaran antara induk jantan dengan induk betina,
setelah itu induk betina akan membalikkan tubuh sambil
mengeluarkan telur dan pada saat yang sama induk jantan juga
mengeluarkan sperma. Proses tersebut tejadi berulang-ulang sampai
telur habis dan pagi harinya telur yang sudah terbuahi akan berwarna
bening dan telur yang tidak terbuahi berwarna. Kemudian telur yang
sudah terbuahi akan menetas selama 48 jam dengan bantuan aerasi23.
23
K Wahyu Hidayat and others, ‘Pembenihan Ikan Gabus (Channa Striata) Secara Alami Pada
Bak Beton Di Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB) Cangkringan Daerah
Istimewa Yogyakarta’, Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan, 10.2 (2019), 83–93.
19
5.2.3. Teknik pemijahan semi buatan
Muslim, ‘PEMIJAHAN IKAN GABUS (Channa Striata) SECARA ALAMI DAN SEMI
24
ALAMI’, Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 5(1) :25-32 (2017), 87.1,2 (2017), 149–200.
20
perubahan kondisi lingkungan yang dapat digunakan sebagai faktor
pemicu pemijahan secara musiman25.
5.2.5. Fekunditas
25
Maheno Sri Widodo, ‘Pengaruh Lama Penyinaran Yang Berbeda Terhadap Kondisi Gonad Ikan
Gabus (Channa Gachua)’, Prosiding Seminar Nasional Tahunan Ke-V Hasil-Hasil Penelitian
Perikanan Dan Kelautan, 2016, 237–44 <http://eprints.undip.ac.id/51276/>.
26
Dwi Amelia, ‘Cara Budidaya Pembenihan Ikan Gabus (Channa Striata)’, Journal of the
American Chemical Society, 123.10 (2013), 2176–81.
21
dalam waktu 24 jam. Sampai dua hari, larva tidak perlu diberi pakan,
karena masih menyimpan makanan cadangan.
Hatching Rate (HR) adalah daya tetas telur atau jumlah telur
yang menetas. Penetasan telur dapat disebabkan oleh faktor gerakan
telur, perubahan suhu, intensitas cahaya, dan kadar oksigen terlarut27.
Dalam penekanan mortalitas telur, yang banyak berperan adalah
faktor kwantitas air dan kualitas telur selain penanganan secara
intensif. Untuk mendapatkan nilai HR sebelumnya dilakukan sampling
larva untuk mendapatkan jumlah total larva yang berhasil menetas.
Nilai satuan Hatching Rate dinyatakan dengan persen (%). Rumus yang
digunakan untuk menghitung hatching rate sebagai berikut:
27
Amelia.
22
5.3.4. Perkembangan telur larva
28
Sirodiana dan Deni Irawan and Balai, ‘PEMELIHARAAN BENIH IKAN GABUS (Channa
Striata) DI KOLAM DENGAN SUBSTRAT DASAR PASIR’, 18.1 (2020), 25–28.
29
Muslim Muslim and Mochamad Syaifudin, ‘Pemeliharaan Benih Ikan Gabus (Channa Striata)
Pada Media Budidaya (Waring) Dalam Rangka Domestikasi’, Prosiding Seminar Nasional
Perikanan, May, 2012, 140–46.
23
hari untuk menumbuhkan plankton. Pada kondisi ini kolam sudah siap
ditebar benih ikan gabus.
24
5.4.5. Kelangsungan Hidup larva/benih
32
Rukmini, ‘PEMBERIAN PAKAN DENGAN KOMBINASI YANG BERBEDA UNTUK
PERTUMBUHAN BENIH IKAN GABUS (Channa Striata Blkr)’, 2013.
25
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Dwi, ‘Cara Budidaya Pembenihan Ikan Gabus (Channa Striata)’, Journal of
the American Chemical Society, 123.10 (2013), 2176–81
Cahyanti, Wahyulia, Adang Saputra, and Anang Hari Kristanto, ‘PERFORMA
REPRODUKSI DAN LARVA IKAN GABUS (Channa Striata Blkr) DENGAN
BEBERAPA TEKNIK PEMIJAHAN’, Jurnal Riset Akuakultur, 16.2 (2021), 99
<https://doi.org/10.15578/jra.16.2.2021.99-106>
EFENDI, YESSI RENITA, ‘PENGARUH PEMBERIAN PAKAN IKAN BENTUK CAKE
TERHADAP JUMLAH KONSUMSI PAKAN DAN FCR (Feed Conversion Ratio)
BENIH IKAN GABUS (Channa Striata)’, 2016, 1–55
Hidayat, K Wahyu, W Prabowo, G Amelia, and D Supanto, ‘Pembenihan Ikan
Gabus (Channa Striata) Secara Alami Pada Bak Beton Di Balai
Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB) Cangkringan Daerah
Istimewa Yogyakarta’, Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan, 10.2 (2019), 83–93
Hidayatullah, Syarif, Muslim, and Ferdinand Hukama Taqwa, ‘JURNAL
PERIKANANAN DAN KELAUTAN ISSN 0853 - 7607 Pendederan Larva Ikan
Gabus ( Channa Striata ) Di Kolam Terpal Dengan Padat Tebar Berbeda’,
Jurnal Perikananan Dan Kelautan, 2015, 2–7
Irawan, Sirodiana dan Deni, and Balai, ‘PEMELIHARAAN BENIH IKAN GABUS
(Channa Striata) DI KOLAM DENGAN SUBSTRAT DASAR PASIR’, 18.1 (2020),
25–28
Kusuma, Muhamad Syarliandi, Ade Dwi Sasanti, and . Yulisman, ‘KELANGSUNGAN
HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GABUS (Channa Striata) YANG
DIBERI IKAN RUCAH BERBEDA SEBAGAI PAKAN’, Jurnal Akuakultur Rawa
Indonesia, 5.1 (2018), 13–24 <https://doi.org/10.36706/jari.v5i1.5804>
Liana, Asriyana, and Nur Irawati, ‘Kebiasaan Makanan Ikan Gabus ( Channa
Striata ) Di Perairan Rawa Aopa Watumohai , Desa Pewutaa Kecamatan
Angata Kabupaten Konawe Selatan [ Food Habits of Striped Snakehead (
Channa Striata ) in Rawa Aopa Watumohai Waters , Pewutaa Village ,
Angata Distric’, Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan, 5.3 (2020), 148–56
26
Listyanto, Nurbakti, and Septyan Andriyanto, ‘IKAN GABUS (Channa Striata)
MANFAAT PENGEMBANGAN DAN ALTERNATIF TEKNIK BUDIDAYANYA’,
Media Akuakultur, 4.1 (2009), 18
<https://doi.org/10.15578/ma.4.1.2009.18-25>
Muslim, ‘PEMIJAHAN IKAN GABUS (Channa Striata) SECARA ALAMI DAN SEMI
ALAMI’, Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 5(1) :25-32 (2017), 87.1,2 (2017),
149–200
Muslim, Muslim, ‘Budidaya Ikan Gabus (Channa Striata)’, 2017, 170
Muslim, Muslim, and Mochamad Syaifudin, ‘Pemeliharaan Benih Ikan Gabus
(Channa Striata) Pada Media Budidaya (Waring) Dalam Rangka Domestikasi’,
Prosiding Seminar Nasional Perikanan, May, 2012, 140–46
Muthmainnah, Dina, Syarifah Nurdawati, and Solekha Aprianti, ‘Budidaya
(Channa Striata) Dalam Wadah Karamba Di Rawa Lebak’, Prosiding InSINas,
2012, 319–23
Pariyanto, Pariyanto, Tomi Hidayat, and Endang Sulaiman, ‘STUDI POPULASI IKAN
GABUS (Channa Striata) DI SUNGAI AIR MANNA DESA LEMBAK KEMANG
KABUPATEN BENGKULU SELATAN’, DIKSAINS : Jurnal Ilmiah Pendidikan
Sains, 1.2 (2021), 53–60 <https://doi.org/10.33369/diksains.1.2.53-60>
Rukmini, ‘PEMBERIAN PAKAN DENGAN KOMBINASI YANG BERBEDA UNTUK
PERTUMBUHAN BENIH IKAN GABUS (Channa Striata Blkr)’, 2013
Sihombing, Mariani Silvia Br, ‘Biologi Reproduksi Ikan Gabus (Channa Striata
Bloch, 1793) Di Waduk Sei Paku Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar,
Provinsi Riau’, Jurnal Online Internasional & Nasional, 7.1 (2019), 0–11
Supandi, Teguh Imam, Usman M Tang, and Iskandar Putra, ‘Feeding Made With
Different Protein Content On Growth And Survival Rate ( Chana Striata )
Fingerlings’, Jurnal Online Mahasiswa Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau, 2015
SYAIFUDIN, MUSLIM dan M., ‘DOMESTIKASI CALON INDUK IKAN GABUS (Channa
Striata) DALAM LINGKUNGAN BUDIDAYA (KOLAM BETON)’, 22.15 (2012),
21–27
27
Widodo, Maheno Sri, ‘Pengaruh Lama Penyinaran Yang Berbeda Terhadap
Kondisi Gonad Ikan Gabus (Channa Gachua)’, Prosiding Seminar Nasional
Tahunan Ke-V Hasil-Hasil Penelitian Perikanan Dan Kelautan, 2016, 237–44
<http://eprints.undip.ac.id/51276/>
Wimalasari, Arum, ‘PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG ATC (ALKALI TREATED
COTTONII) DAN EKSTRAK DAGING BUAH NAGA TERHADAP KUALITAS FISIK
DAN KIMIA SOSIS IKAN GABUS (SNAKE HEAD)’, 2017, 81
ZAIYANA, NURLIZA, ‘MAKROPATOLOGI DAN HISTOPATOLOGI INSANG, KULIT DAN
SIRIP IKAN GABUS (Channa Striata) YANG TERINFEKSI EKTOPARASIT’, 2016,
1–23
28