Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum Bioteknologi Akuakultur

KRIOPRESERVASI SPERMA IKAN LELE


(Clarias gariepinus)

Disusun Oleh:

Nama : Adeliana Safitri

NIM : 2011102010010

Kelompok : 2 Shift 1

Asisten : Dwi Anggita Putri

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM ,BANDA ACEH

NOVEMBER ,2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum WR. WB

Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT. yang telah melimpahkan segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum yang berjudul “Kriopres-
ervasi Sperma Ikan Lele (Clarias gariepinus)”, tidak lupa juga saya panjatkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari alam kegelapan kealam yang terang benderang.

Saya berterimakasih kepada asisten yang telah membantu dalam membuat laporan praktikum
ini. Laporan ini saya buat dalam keadaan sebenar-benarnya dan berdasarkan data-data dari hasil
praktikum yang telah dilakukan sebelumnya.

Demikian laporan ini saya buat dan saya menyadari atas ketidaksempurnaan penyusunan
laporan ini. Demi kemajuan penulis, penulis juga mengharapkan adanya masukkan berupa kritik
maupun saran yang membangun. Terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Banda Aceh, November 2023

Praktikan

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2 Manfaat Praktikum........................................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Praktikum.......................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................... 3
BAB III METODELOGI KERJA ....................................................................................................... 6
3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................................................................ 6
3.2 Alat dan Bahan.............................................................................................................................. 6
3.3 Cara Kerja ..................................................................................................................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................................. 7
4.1 Hasil Pengamatan.......................................................................................................................... 7
4.2 Pembahasan................................................................................................................................... 7
BAB V PENUTUP................................................................................................................................. 7
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 10
5.2 Saran ........................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 11
LAMPIRAN......................................................................................................................................... 12

ii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Alat ...................................................................................................... 6

Tabel 3.2 Bahan ..................................................................................................... 6

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 ................................................................................................................12

Gambar 2................................................................................................................12

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Dokumentasi…………………………………..……………………………..12

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kriopreservasi terdiri dari kata krio berasal dari Bahasa Yunani Kuno krúos “es

dingin, dingin, beku” dan preservasi “penyimpanan pada temperatur rendah”.

Kriopreservasi adalah proses mengawetkan organel, sel, jaringan, atau material genetik

lainnya dengan membekukan sampel pada suhu yang sangat rendah. Biasanya dibekukan

pada suhu -196 ˚C menggunakan nitrogen cair atau dengan suhu -79 ˚C menggunakan CO2.

Tujuan utama dari teknik ini adalah untuk menyimpan, memelihara, dan menjamin

kelangsungan hidup suatu materi genetik. Prinsip kerja kriopreservasi, yaitu mengatur

perpindahan air keluar masuk sel melalui proses dehidrasi dan rehidrasi. Terdapat 3 tahapan

proses kriopreservasi, yaitu Freezing (Pembekuan), Storing (Penyimpanan) dan Thawing

(pencairan kembali).

Kriopreservasi adalah proses di mana organel, sel, jaringan, matriks ekstraseluler,

organ, atau struktur biologis lainnya yang rentan terhadap kerusakan akibat kinetika kimia

yang tak teratur dipertahankan dengan pendinginan hingga suhu yang sangat rendah. Dalam

pengembangan kriopreservasi diperlukan alat dan bahan untuk menunjang keberhasilan dari

pengaplikasian teknik ini. Adapun alat yang umum digunakan seperti tabung nitrogen cair,

cryotube, mikropipet, timbangan digital, waterbath. Bahan yang umum digunakan seperti

bahan pengencer (extender dan krioprotektan).

Extender juga berfungsi untuk menghambat aktivasi spermatozoa agar sperma tetap

immotile (tidak bergerak) sehingga menghemat energi dengan demikian kehidupannya

dapat dipertahankan selama proses penyimpanan. Extender bersifat isotonik, memiliki

kapasitas buffering yang baik, mengandung nutrisi, dapat menstabilkan koloid dan

1
antioksidan, bersifat antibakteri dan memiliki kualitas yang baik. Pada umumnya, extender

yang digunakan untuk mengencerkan semen ikan dibuat sesuai dengan komposisi

fisikokimia cairan sperma atau semen dari spesies ikan yang diuji.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan pada praktikum ini adalah mengetahui cara melakukan kriopreservasi

sperma ikan lele

1.3 Manfaaat Praktikum

Adapun manfaat pratikum kali ini adalah mahasiswa dapat mengathui bagaimana cara kerja

pada kriopservasi, mahasiswa mengetahui apa saha bahan pengencer untuk kriopservasi,

dan mahasiswa mengetahui tehnik kripservasi.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ikan lele adalah ikan yang hidup di perairan umum dan merupakan ikan yang bernilai

ekonomis, serta disukai oleh masyarakat. Ikan lele tergolong hewan nocturnal, yaitu lebih

aktif mencari makan di malam hari. Ikan lele umumnya memiliki warna kehitaman atau ke

abuan dengan bentuk tubuh yang panjang dan pipih ke bawah. Memiliki kepala yang pipih

dan tidak memiliki sisik dan terdapat alat pernapasan bantuan. Insang pada ikan lele

berukuran kecil dan terletak dibagian belakang kepala. Jumlah sirip ikan lele sebanyak 68-

79, di bagian sirip dada ada 9-10, di bagian sirip perut 5-6, di sirip dubur 50-60, dan memiliki

4 pasang sungut. Sirip dada di lengkapi dengan duri tajam patil yang memiliki panjang

maksimum hingga mencapai 400 mm. Matanya berukuran 1/8 dari panjang kepalanya.

Giginya berbentuk villiform dan menempel pada rahangnya (Suyanto, 2014).

Ikan lele (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas perikanan yang cukup

popular di masyarakat. Ikan lele ini berasal dari benua Afrika dan pertama kali dibawah ke

Indonesia pada tahun 1984. Ikan lele atau ikan keli, 5 adalah sejenis ikan yang hidup di air

tawar. Panjang baku 5-6 kali tinggi badan dan perbandingan antara panjang baku terhadap

panjang kepala adalah 1: 3-4. Kepala pipih, simetris dan dari kepala sampai punggung

berwarna coklat kehitaman, mulut lebar dan tidak bergerigi, bagian badan bulat dan memipih

ke arah ekor, memiliki patil serta memiliki alat pernapasan tambahan (accesory breathing

organ) berupa kulit tipis menyerupai spons, yang dengan alat pernapasan tambahan ini lele

dapat hidup pada air dengan kadar oksigen rendah (Widodo, 2011).

Teknologi kriopreservasi khususnya pada sel-sel bakal gamet seperti spermatogonia

maupun oogonia spesies yang terancam punah. Berpeluang untuk dihidupkan kembali dan

dapat disimpan dalam waktu yang lama untuk digunakan pada saat diinginkan. Saat ini

3
teknologi kriopreservasi sel gamet spermatozoa (semen) sangat banyak digunakan dan untuk

itu diperlukan teknologi fertilisasi buatan atau inseminasi buatan (Gazali, 2015).

Teknik kriopreservasi merupakan suatu teknik penyimpanan sel hewan, tumbuhan

ataupun materi genetika lain (termasuk semen) dalam keadaan beku melalui reduksi aktivitas

metabolisme tanpa mempengaruhi organel-organel di dalam sel sehingga fungsi fisiologis,

biologis, dan morfologis tetap ada. Teknik kriopreservasi merupakan teknik penyimpanan

yang dilakukan pada suhu yang sangat rendah (-196 ) dalam nitrogen cair. Teknik

kriopreservasi juga sebagai faktor pendukung tambahan yang sangat baik untuk konservasi in

situ dan mungkin juga digunakan dalam program seleksi (Budiono, 2013).

Keunggulan ikan lele dibandingkan dari produk hewan lainnya adalah lebih kaya akan

leusin dan lisin. Leusin (C6H13NO2) merupakan asam amino esensial yang sangat

diperlukan untuk menunjang pertumbuhan anak-anak dan menjaga keseimbangan nitrogen.

Leusin berguna juga untuk perombakan dan pembentukan protein otot. Sedangkan lisin

merupakan salah satu dari 9 (sembilan) asam amino esensial yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan perbaikan jaringan. Lisin termasuk asam amino yang sangat penting dan

dibutuhkan sekali untuk pertumbuhan dan perkembangan anak (Zaki, 2011)

Krioprotektan permeabel yang umum digunakan dalam kriopreservasi antara lain

dimethyl sulfoxide (DMSO) dan propylene glycol (PG). DMSO adalah bahan yang efektif

untuk melarutkan senyawa polar dan non polar, menghambat pertumbuhan bakteri dalam

sampel akuatik, memiliki tingkat toksisitas yang rendah, dan memiliki kemampuan sangat

baik untuk menembus membran biologis tanpa menyebabkan perubahan integritas struktural

sel (Kais et al., 2013).

PG adalah cairan fungsional sebagai cairan anti beku (antifreeze), mencegah

pembentukan es (de-icing), transfer panas (heat transfer), dan unsaturated polyester resins.

4
Madu sebagai salah satu krioprotektan non-permeabel memiliki kandungan fruktosa 38,4%,

sukrosa 1,3%, dan glukosa 30,3% (Ball, 2007) dan memiliki peran penting sebagai

antibakteri, sumber energi dan antioksidan (Sheshtawy et al., 2016).

5
BAB III

METODELOGI KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis, 16 November 2023 pada pukul
08.00 s/d selesai di Laboratorium Nutrisi Ikan, Fakultas Kelautan Dan Perikanan,
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

3.1 Tabel Alat


Nama Alat Jumlah Fungsi

Tabung Nitrogen Cair 1 Unit Untuk membekukan sampel


Crytube 1 Unit Menyimpan sampel
Mikropipet 1 Unit Sebagai alat pemindah sampel
Timbangan digital 1 Unit Menimbang sampel/Bahan
Waterbath 1 Unit Mempertahankan suhu sampel
Gelas Kimia 1 Unit Sebagai wadah larutan
Cawan Petri 1 Unit Sebagai wadah sampel
3.2 Tabel Bahan

Nama Bahan Jumlah Fungsi

Ikan Lele 2 ekor Sampel praktikum


Metanol Secukupnya Larutan fisiologis
Krioprotektan Secukupnya Meminimalkan pengaruh luar
3.3 Cara Kerja
Disiapkan induk jantan dan betina yang telah matang gonad. Selanjutnya bedah/ stripping

untuk pengoleksian sperma. Setelah sperma terkumpul tempatkan dalam ice box, lalu dicampurkan

sperma dengan ekstender NaCl fisiologis dengan ratio 1:20 (sperma:telur). Selanjutnya tambahkan

10% metanol, misalnya sperma yang terkumpul berjumlah 0,5 ml, maka ditambahkan 10 ml

ekstender NaCl fisiologis. Selanjutnya ditambahkan 1 ml krioprotektan metanol. Selanjutnya semua

larutan diaduk secara perlahan, dan didistribusikan ke dalam 3 cryotube volume 1,5 ml cryotube

berisi sampel selanjutnya diequilibrasi selama 5 menit pada suhu 4℃, selanjutnya diprefreezing

pada leher tabung nitrogen cair selama 5 menit setelah itu dicelupkan dalam nitrogen cair selama 1

jam

6
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Adapun hasil pengamatan yang didapat pada praktikum ini adalah sebagai berikut
Gambar Keterangan
Pencampuran sperma dan larutan ek-
stander sebelum masuk ke es box

sesudah dimasukkan ke esbox 5 menit


dengan suhu 4 oC

4.2 Pembahasan
Kriopreservasi merupakan teknik penyimpanan suatu sel hewan, tumbuhan, maupun ma-

teri genetik lainnya seperti Semen dalam keadaan beku atau dengan suhu rendah (-1960C).

Teknik ini melalui reduksi aktivitas metabolisme dan tanpa mempengaruhi fungsi fisiologis,

biologis, dan morfologis organel-organel di dalam sel tersebut. Kriopreservasi terdiri dari kata

krio berasal dari Bahasa Yunani Kuno krúos “es dingin, dingin, beku” dan preservasi

“penyimpanan pada temperatur rendah”.

7
Kriopreservasi adalah proses mengawetkan organel, sel, jaringan, atau material genetik

lainnya dengan membekukan sampel pada suhu yang sangat rendah. Biasanya dibekukan pada

suhu -196 ˚C menggunakan nitrogen cair atau dengan suhu -79 ˚C menggunakan CO2. Tujuan

utama dari teknik ini adalah untuk menyimpan, memelihara, dan menjamin kelangsungan hidup

suatu materi genetik. Prinsip kerja kriopreservasi, yaitu mengatur perpindahan air keluar masuk

sel melalui proses dehidrasi dan rehidrasi. Terdapat 3 tahapan proses kriopreservasi, yaitu

Freezing (Pembekuan), Storing (Penyimpanan) dan Thawing (pencairan kembali).

Extender juga berfungsi untuk menghambat aktivasi spermatozoa agar sperma tetap im-

motile (tidak bergerak) sehingga menghemat energi dengan demikian kehidupannya dapat

dipertahankan selama proses penyimpanan. Extender bersifat isotonik, memiliki kapasitas

buffering yang baik, mengandung nutrisi, dapat menstabilkan koloid dan antioksidan, bersifat

antibakteri dan memiliki kualitas yang baik. Pada umumnya, extender yang digunakan untuk

mengencerkan semen ikan dibuat sesuai dengan komposisi fisikokimia cairan sperma atau

semen dari spesies ikan yang diuji. Komposisi extender yang digunakan, yaitu berupa larutan

garam mineral atau glukosa dengan osmolaritas yang sesuai dengan tekanan osmolaritas cairan

di dalam sel sperma, dan berisi bahan perlindungan terhadap kejutan suhu. Extender yang

umum digunakan dalam kriopreservasi sperma ikan antara lain; larutan Ringer, larutan

fisiologis, marine fish ringer (MFR), glucose-base, artificial seminal plasma (ASP), NaCl,

sucrose.

Krioprotektan adalah zat kimia non elektrolit yang berperan meminimalkan pengaruh

luar terutama suhu dan menghindari proses kehilangan atau kemasukan cairan pada sel akibat

perbedaan tekanan osmotik selama proses pembekuan serta meminimalkan dampak pemben-

tukan kristal es dalam sel sehingga kelangsungan hidup sel dapat dipertahankan. Selain itu,

penambahan krioprotektan berguna untuk menjaga keutuhan membran sel, meningkatkan

8
potensial osmotik media yang dapat mencegah cairan dari dalam sel keluar, sehingga dehidrasi

sel dapat dihindari. Berdasarkan sifat-sifat fisikokimia dan daya permeabilitas membran, maka

krioprotektan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu krioprotektan intraseluler dan krioprotektan

ekstraseluler. Krioprotektan intraseluler atau sering juga disebut krioprotektan permeabel

merupakan pelindung zat yang dapat melalui membran (keluar-masuk) sel karena memiliki

berat molekul yang kecil, tidak elektrolit dan sangat larut dalam air, diantaranya adalah; Dimetil

sulfoksida (DMSO), gliserol (Gly), metanol (MeOH), dimetil asetamida (DMA), 1- 2

propanediol, etilen glikol (EG), metil glikol (2 methoxyethanol), propilen glikol (PG), dan 2,3-

butanadiol (BD). Sedangkan krioprotektan ekstraseluler atau krioprotektan non permeabel

adalah zat yang tidak dapat melalui membran dan memiliki berat molekul yang besar,

diantaranya; monosakarida, disakarida atau polisakarida gula, polivinil pirolidon (PVP),

hidroksietil pati (HES), madu, lipoprotein atau protein yang berasal dari susu, kuning telur dan

minyak nabati.

Sampel yang dugunakan pada pratikum kali ini adalah ikan lele (Clasrias gariepinis)

yang matang gonad.Sampel yang dilihat adalah sperma ikan lele dan setelah melalui beberapa

proses kriopservasi pada sperma ikan lele kita akan menaguji hasil sperma tersebut pada gonad

telur ikan lele yang sudah matang gonad juga, dan akan dilihat sperma yang kita bekukan

berhasil atau tidak.

Pada pratikum ini ada sedikit kendala atau tidak berhasil dikarnakan ikan lele yang

digunakan sebagai sampel tidak matang gonad jadi sperma yang ingin digunakan tidak

mencukupi bahkan masih sangat kecil.

9
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Kriopreservasi biasanya dibekukan pada suhu -196 ˚C menggunakan nitrogen

cair atau dengan suhu -79 ˚C menggunakan CO2

2. Terdapat 3 tahapan proses kriopreservasi, yaitu Freezing (Pembekuan), Stor-

ing (Penyimpanan) dan Thawing (pencairan kembali).

3. Prinsip kerja kriopreservasi, yaitu mengatur perpindahan air keluar masuk sel

melalui proses dehidrasi dan rehidrasi.

4. Extender bersifat isotonik, memiliki kapasitas buffering yang baik, mengan-

dung nutrisi, dapat menstabilkan koloid dan antioksidan, bersifat antibakteri

dan memiliki kualitas yang baik.

5. Sampel yang dugunakan pada pratikum kali ini adalah ikan lele (Clasrias

gariepinis) yang matang gonad.Sampel yang dilihat adalah sperma ikan lele

4.2 Saran

Diharapkan praktikum kedepannya bisa lebih baik lagi dan praktikan tetap

konfdusif agar praktikum berjalan lancar,

10
DAFTAR PUSTAKA
Budiono, 2013. Teknik Kriopservasi. Jawa Tengah

Gazali dan Muhammad Rasyaf, 2015. Teknologi Kripservasi Spermatogonia.

Yogyakarta.

Suyanto, 2014. Pengertian ikan lele dumbo. Jawa Timur

Widodo, 2011. Budidaya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.

Zaki, 2011. Produksi ikan Lele di Indonesia. Kanisius. Jakarta

Kais, B., Schneider, K.E., Keiter, S., Henn, K., Ackermann, C. dan Braunbeck, T.,

2013. DMSO modifies the permeability of the zebrafish (Andio rerio)

chorion-implications for the fish embryo test (FET). Aquatic Toxicology,

33, pp. 229-238. https:// doi.org/10.

Sheshtawy, E.R.I., Badry, E.D.A., Sisy, E.G.A., Nattat, E.W.S. dan Almaty, A.M.A.,

2016. Natural honey as a cryoprotectant to improve Arab stallion post-

thawing sperm parameters. Asian Pacific Journal of Reproduction, 5(4),

pp. 331-334. http://dx.doi.org/10.1016%2Fj.apj r.2016.06.004.

11
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi

Gambar 1 Ikan lele matang gonad Gambar 2 Nitrogen cair

Gambar 3 Sperma ikan lele

12

Anda mungkin juga menyukai