OLEH:
DANIEL TRI WAHYUDI
2204112302
KELOMPOK 2
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini yang berjudul “Manajemen Budidaya
Rawa”. Laporan ini ditulis berdasarkan berbagai sumber serta infomasi dari
berbagai media yang berhubungan dengan materi
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
asisten praktikum Manajemen Budidaya Rawa yang telah membimbing
penulis dalammengerjakan laporan ini, serta ucapan terimakasih kepada
semua pihak yang telahmembantu dan memberi motivasi kepada penulis
hingga laporan ini selesai.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan pratikum ini masih
belum sempurna maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis
harapkan demi penulisan laporan yang lebih baik lagi kedepannya.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat.
I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum ..................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3
2.1 Ikan Gurame .................................................................................. 3
2.1.1. Klasifikasi dan Morfologi ........................................................ 4
2.1.2. Habitat ..................................................................................... 5
2.2 Tanaman Pakcoy ............................................................................ 5
2.2.1. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Pakcoy ........................... 5
2.3 Sistem Resirkulasi Akuaponik ....................................................... 5
2.3.1. Pengertian Akuaponik .............................................................. 6
III. METODE PRAKTIKUM .................................................................. 9
3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................ 9
3.2 Alat dan Bahan .............................................................................. 9
3.3 Metode Praktikum ......................................................................... 10
3.4 Prosedur Praktikum ....................................................................... 10
3.4.1 Persiapan Wadah Tanaman ....................................................... 11
3.4.2 Persiapan Wadah Pemeliharaan dan Perakitan Sistem ............. 12
3.4.3 Penebaran Ikan dan Pengaktifan Sistem ................................... 13
3.5 Analisa Data .................................................................................. 16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 17
4.1 Hasil .............................................................................................. 17
4.1.1 Teknik Budidaya Ikan Gurame Sistem Akuaponik .................. 17
4.1.1.1 Prosedur yang Dilakukan ..................................................... 18
4.1.1.2 Pengukuran Parameter Uji ................................................... 19
4.1.2 Analisa Data .............................................................................. 19
4.2 Pembahasan ................................................................................... 20
4.2.1 Pertumbuhan ............................................................................. 20
4.2.2 Perbandingan Efektivitas Keempat Data Sistem Akuaponik.... 20
V. PENUTUP ............................................................................................ 21
5.1 Kesimpulan.................................................................................... 21
5.2 Saran .............................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Rawa merupakan istilah umum yang digunakan untuk semua daerah yang
tergenang air baik secara musiman maupun permanen dan memiliki keragaman
flora dan fauna yang khas (Hardiansyah et al. 2018). Perairan rawa memiliki
karakteristik fisik, kimia, dan biologi yang khas, pada umumnya banyak ditumbuhi
semak, pH air rendah dan kandungan O2 terlarut rendah (Asyari, 2017). Hutan rawa
gambut mempunyai nilai konservasi yang tinggi dan fungsi-fungsi lainnya seperti
fungsi hidrologi, cadangan karbon, dan biodiversitas yang penting untuk
kenyamanan lingkungan dan kehidupan satwa serta sebagai tempat mencari makan
(feeding ground), tempat mengasuh anak (nursery ground), dan tempat memijah
(spawning ground). Jika ekosistemnya terganggu maka intensitas dan frekuensi
bencana alam akan makin sering terjadi, bahkan lahan gambut tidak hanya dapat
menjadi sumber CO2 , tetapi juga gas rumah kaca lainnya seperti metana (CH4 )
dan nitrousoksida (N2O). Budidaya ikan rawa saat ini menjadi daya tarik tersendiri
bagi pembudidaya ikan, namun masih belum dimanfaatkan secara optimal
produksinya, untuk meningkatkannya dapat dengan menggunakan sistem bioflok
yang merupakan alternatif baru dalam mengatasi masalah kualitas air dalam
akuakultur yang diadaptasi dari teknik pengolahan limbah domestik secara
konvensional (De Schryver et al. 2016).
Akuaponik merupakan sebuah alternatif yang membudidayakan tanaman
dan ikan dalam satu tempat. Teknik ini mengintegrasikan budidaya ikan secara
tertutup (resirculating aquaculture) yang dipadukan dengan tanaman. Dalam
proses ini tanaman memanfaatkan unsur hara yang berasal dari kotoran ikan.
Bakteri pengurai akan mengubah kotoran ikan menjadi unsur nitrogen, kemudian
unsur tersebut akan dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi pada tanaman. Sistem
akuaponik juga dapat dilakukan di perkotaan yang lahan kosongnya terbatas.
Akuaponik sejatinya bisa diterapkan dalam skala kecil untuk rumahan atau bahkan
untuk skala komersial. Budidaya ikan merupakan usaha utama, hasil sayuran
merupakan usaha sampingan atau tambahan. Keuntungan akuaponik untuk kolam
dan ikan adalah kebersihan air kolam tetap terjaga, air tidak mengandung zat-zat
yang berbahaya bagi ikan karena dalam sistem akuaponik terdapat proses filtrasi.
Melalui sistem resirkulasi, air di dalam kolam dimanfaatkan oleh sayuran kemudian
sisa atau pembuangan air dari sayuran akan masuk kembali ke dalam kolam.
Tanaman air yang ada pada sistem akuaponik diharapkan mampu mengurangi zat
organik dengan menyerap limbah air budidaya ikan, selain itu, tanaman juga
berperan sebagai biofilter dengan menguraikan zat beracun menjadi zat yang tidak
berbahaya bagi ikan sekaligus menghasilkan oksigen untuk digunakan ikan (Zidni
et al., 2019). Beberapa tanaman air dan sayuran telah dikombinasikan dengan
budidaya ikan pada sistem akuaponik seperti kangkung, selada dan pakcoi
(Rahmadhani et al., 2020).
Ikan gurami (Osphronemus goramy) merupakan ikan asli perairan
Indonesia yang sudah menyebar ke wilayah Asia Tenggara dan Cina. Ikan ini
memiliki labirin sehingga ikan ini habitatnya dapat ditemukan di rawa-rawa dan 2
secara taksonomi ikan ini termasuk famili Osphronemidae. Ikan gurami termasuk
komoditas yang banyak dikembangkan oleh para petani. Permintaan pasar terhadap
ikan gurami (Osphronemus goramy) cukup tinggi karena rasa dagingnya yang enak,
pemeliharaannya mudah, serta harganya yang relatif stabil. Selain itu, ikan gurami
merupakan bahan pangan yang mempunyai kandungan gizi tinggi yang bermanfaat
bagi manusia terutama untuk kesehatan dan pertumbuhan (Nurjanah et al.2011).
Oleh karena itu, penulis telah melakukan praktikum mengenai budidaya ikan
gurami menggunakan media air rawa dengan sistem bioflok.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum manajemen budidaya rawa ini yaitu untuk
menambah wawasan serta mengetahui bagaimana cara melakukan budidaya ikan
menggunakan media air rawa dengan sistem resirkulasi akuaponik.
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat dari ptaktikum manajemen budidaya rawa ini yaitu diharapkan
dapat melakukan budidaya ikan menggunakan media air rawa terutama pada sistem
akuaponik akuaponik dan bagaimana manajemen dalam pemeliharaannya serta
dapat menambah wawasan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan:
EP = Efisiensi Pakan (%)
Wo = Bobot biomassa ikan uji pada awal pratikum (g)
Wt = Bobot biomassa ikan uji pada akhir pratikum (g)
Wm = Jumlah bobot ikan yang mati (g)
F = Jumlah pakan yang diberikan (g)
Keterangan :
SR = Tingkat kelulushidupan (%)
No = Jumlah ikan uji pada awal pratikum (ekor)
3.5.4 Kualitas Air
Kualitas air merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan kegiatan
budidaya ikan patin. Hal tersebut dikarnakan kualitas air yang kurang baik dapat
menyebabakan ikan mudah terserang penyakit. Cara yang dilakukan yakni dengan
mengukur kualitas air seperti suhu dengan menggunakan termometer, dan pH
dengan menggunakan pH meter.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, maka didapatkan hasil data
sampling yang dilakukan selama 3 x sampling.
289,65
100
97
92
44
5,97
1,79
0,69
0,16
6,6
2,4
1,7
1,4
1,2
0,7
4.2 Pembahasan
4.2.1. Laju Pertumbuhan
Spesifik Laju pertumbuhan spesifik merupakan % dari selisih berat akhir
dan berat awal, dibagi dengan lamanya waktu pemeliharaan. Berdasarkan gambar
2 terlihat laju pertumbuhan spesifik yang baling baik adalah kelompok boster
dengan nilai 6,6%. Tingginya LPS ini dipengaruhi juga oleh pemberian pakan yang
diberikan pada ikan.
4.2.2 Efisiensi Pakan
Pengukuran efesiensi pakan bertujuan untuk mengetahui berapa banyak
pakan yang habis dikonsumsi selama pemeliharaan. Efisiensi pakan dipengaruhi
oleh tingkat konsumsi pakan dan pertambahan bobot ikan. Berdasarkan gambar 2
nilai efisiensi pakan yang baik adalah kelompok boster dengan nilai 97%.
4.2.3 Tingkat Kelulusan Hidup (Survival Rate)
Tingkat kelulusan hidup merupakan hasil akhir ikan yang hidup selama
pemeliharaan. Tingkat kelulushidupan merupakan salah satu parameter
dikatakannya sebuah kegiatan budidaya berhasil semakin tinggi nilai SR tersebut
maka budidaya yang dilakukan bagus. Berdasarkan gambar 2 nilai tingkat kelulusan
hidup yang paling baik adalah kelompok boster.
4.2.4 Feed Conversion Ratio (FCR)
Rasio pemberian pakan adalah salah satu faktor yang sangat menentukan
sebera banyak pakan yang di serap oleh tubuh ikan. Factor ini menjadi tolak ukur
berhasil atau tidaknya budidaya kita. Berdasarkan gambar 2 FCR yang memiliki
nilai paling bagus adalah dari kelompok boster yaitu 1,2.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka di dapatkan
kesimpulan sebagai berikut.
1. Sistem akuaponik merupakan teknologi budidaya yang memanfaatkan
sirkulasi air untuk menunjang tingkat pemanfaatan ammonia. Dengan
adanya sistem ini ammonia dapat diolah oleh tumbuhan menjadi nitrit dan
nitrogen yang bermanfaat bagi ikan maupun pakcoy itu sendiri. Dan
teknologi budidaya ini bisa menghasilkan 2 produk sekaligus dan dapat
mengemat lahan.
2. Sistem akuaponik bukanlah yang paling terbaik dari sistem lainnya karena
masih memiliki kekurangan. Meskipun seperti itu tetapi sistem ini masih
bisa disempurnakan lagi. Hasil dari LPS 2,4%, EP 0,16, FCR 5,97 dan SR
92%.
5.2 Saran
Untuk praktikan selanjutnya diharapkan praktikan diharapkan
memperhatikan arahan yang di berikan pada saat praktikum Budidaya Rawa agar
memperoleh hasil budidaya yang maksimal dan melakukan prosedur secara tepat
dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN