Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIOLOGHI HEWAN AIR

PERHITUNGAN NILAI HEMATOKRIT PADA IKAN MAS


(Cyprinus carpio)

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir praktikum
Fisiologi Hewan Air

Disusun Oleh:

Maghfirah Zahra D. 230110160077


Haifa Chairunnisa 230110160098
Dela Nuraini K 230110160144

Kelas:
Perikanan B / Kelompok 5

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan sebuah
praktikum dan menyelesaikannya dengan baik hingga menjadi sebuah laporan
praktikum.
Laporan praktikum ini adalah sebuah laporan yang kami buat setelah kami
melakukan praktikum pada hari Selasa, 10 Oktober 2017 mengenai Laporan Akhir
Praktikum Fisiologi Hewan Air Perhitungan Nilai Hematokrit Pada Ikan Mas
(Cyprinus carpio). Laporan tersebut kami susun dengan sistematis dan sebaik
mungkin berdasarkan pada hasil praktikum yang sebenarnya.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
sangat berperan penting dalam proses kegiatan praktikum ini. Kami menyadari
sebagai manusia tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu , kami akan menerima
jika ada saran maupun kritik terhadap laporan praktikum yang telah kami susun ini
.

Jatinangor, Oktober 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

BAB Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................... v

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................... 2
1.3 Manfaat ........................................................................ 2
II LANDASAN TEORI
2.1 Biologi Ikan Mas .......................................................... 3
2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas ..................................................... 3
2.1.2 Morfologi Ikan Mas ...................................................... 3
2.1.3 Habitat .......................................................................... 4
2.2 Sistem Peredaran Darah Ikan ....................................... 4
2.2.1 Komponen Penyusun Darah ......................................... 6
2.2.2 Jantung.......................................................................... 7
2.2.3 Saluran Darah pada Ikan .............................................. 8
2.3 Hematokrit .................................................................... 9
2.3.1 Faktor yang Mempebgaruhi Hematokrit ...................... 10
2.3.2 Metode Perhitungan Hematokrit .................................. 11

III METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu ...................................................... 12
3.2 Alat dan Bahan ............................................................ 12
3.3 Metode Praktikum ........................................................ 13
3.3.1 Observasi ...................................................................... 13
3.3.2 Studi Literatur ............................................................... 13
3.4 Prosedur ....................................................................... 14
IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Data Kelompok ................................................... 14
4.2 Hasil Data Kelas ........................................................... 15
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................. 18
5.2 Saran ............................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 19


LAMPIRAN ........................................................................... 20

ii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


1 Alat yang Digunakan dalam Praktikum .......................................... 12
2 Bahan Yang Digunakan dalam Praktikum ...................................... 13

iii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


1 Ikan mas .......................................................................................... 3
2 Sistem Peredaran Darah pada Ikan Teleostei .................................. 6
3 Jantung pada Ikan ............................................................................ 8
4 Bagan Alir Prosedur Praktikum ...................................................... 14
5 Grafik Nilai Hematokrit Kelompok 5 ............................................. 15
6 Grafik Rata-Rata Nilai Hematokrit dan Bobot Ikan
Kelas B ............................................................................................ 17

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


1 Alat.............................................................................................. 19
2 Bahan .......................................................................................... 20
3 Kegiatan ...................................................................................... 20
4 Data Kelompok ........................................................................... 21
5 Data Kelas ................................................................................... 21

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital
keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut
zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, dan
pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti
trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama
dari serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
Darah berfungsi mengedarkan suplai makanan kepada sel-sel tubuh,
membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh, membawa hormon dan enzim ke
organ yang memerlukan. Pertukaran oksigen terjadi dari air dengan karbondioksida
terjadi pada bagian semipermeable yaitu pembuluh darah yang terdapat di daerah
insang. Selain itu, di daerah insang terjadi pengeluaran kotoran yang bernitrogen.
Melalui sel darah, suatu organisme dapat pula diketahui sampai mana
organisme tersebut mengalami pencemaran, baik itu dari media hidupnya dimana
kualitas air tidak memenuhi syarat. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat kita lihat
dari presentase hematokrit yang terkandung dalam darah.
Hematokrit adalah volume sel darah yang di mampatkan atau picked cell
volume ( PCV ). Apabila darah disentrifuge maka akan terbagi ke dalam dua bagian
besar yaitu sl darah dan plasma darah . sel darah terdiri dari sel darah merah (
eritrosit ),sel darah putih ( leukosit) dan keping darah (trombosit) sedangkan plasma
darah merupakan bagian cairan darah terdiri dari air protein,garam anorganik dan
substansi organic bukan protein.
Penghitungan nilai hematokrit yaitu setelah darah diproses seperti yang
akan dijelaskan di dalam percobaan ini,dibaca dalam Reading Chart Hematocrit
dalam satuan %.

1
2

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk bisa menghitung nilai hematokrit dari
ikan mas.

1.3 Manfaat
Praktikum kali ini mempunyai manfaat yaitu praktikan dapat menghitung
nilai hematokrit dari ikan mas dapat mengetahui perbedaan sel darah merah dan
plasma darah setelah sel darah di sentrifuge.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Biologi Ikan Mas


Ikan mas termasuk famili Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri umum, badan
ikan mas berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke samping (compressed) dan
mulutnya terletak di ujung tengah (terminal), dan dapat di sembulkan, di bagian
mulut di hiasi dua pasang sungut (Susanto 2007).

2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas


Ikan mas dapat di klasifikasikan secara taksonomi (Susanto 2007) sebagai
berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio

Gambar 1. Ikan mas

2.1.2 Morfologi Ikan Mas


Tubuh ikan mas digolongkan (3) tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor.
Pada kepala terdapat alat-alat seperti sepasang mata, sepasang cekung hidung yang
tidak berhubungan dengan rongga mulut, celah-celah insang, sepasang tutup
insang, alat pendengar dan keseimbangan yang tampak dari luar (Cahyono 2000).

3
4

Ikan mas memakan segala pakan yang terdapat di dasar air, pertengahan air
dan permukaan air. Pakan alaminya meliputi tumbuhan air, lumut, cacing, keong,
udang, kerang. Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat
memangsa berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun
binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuan dan binatang yang
terdapat di dasar dan tepi perairan.

2.1.3 Habitat
Huet (1971) menyatakan bahwa habitat ikan mas hidup pada kolam-kolam air
tawar dan danau-danau serta perairan umum lainnya. Dalam perkembangannya
ikan ini sangat peka terhadap perubahan kualitas lingkungan. Ikan mas
merupakan salah satu ikan yang hidup di perairan tawar yang tidak terlalu
dalam dan aliran air tidak terlalu deras. Ikan mas dapat hidup baik di daerah
dengan ketinggian 150-600 meter di atas permukaan air laut dan pada suhu 25-
30C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di
perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas 25-30 ppt.

2.2 Sistem Peredaran Darah Ikan


Darah terdiri dari cairan plasma dan sel-sel darah yaitu sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit). Plasma darah
adalah suatu cairan jernih yang mengandung mineral-mineral terlarut, hasil
absorbsi dari pencernaan makanan, buangan hasil metabolisme oleh jaringan,
enzim, antibodi serta gas terlarut. Di dalam plasma darah terkandung garam-garam
anorganik (natrium klorida, natrium bikarbonat dan natrium fosfat), protein (dalam
bentuk albumin, globulin dan fibrinogen), lemak (dalam bentuk lesitin dan
kolesterol), hormon, vitamin, enzim dan nutrient.
Sel darah ikan diproduksi di dalam jaringan hematopoietik yang terletak di
ujung anterior ginjal dan limpa. Berbeda dengan mamalia, pada ikan tidak ada
sumsum tulang. Namun demikian, ikan memiliki limfonodus. Pada ikan, darah
dibentuk di dalam organ ginjal, limpa dan timus. Berdasarkan warna dan fungsi,
darah dikelompokkan menjadi sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih
(leukosit). Sel darah putih dikelompokkan berdasarkan pada ada tidaknya granul
5

dalam sitoplasma, yaitu granulosit dan agranulosit. Kelompok granulosit meliputi


neutrofil, eosinofil dan basofil. Jenis ini memiliki sifat reaksi terhadap zat tertentu
yaitu leukosit eosinofil yang bersifat asidofil (berwarna merah oleh eosin), leukosit
basofil berwarna basofil (ungu) dan leukosit netrofil bersifat tidak basofil maupun
asidofil. Temasuk ke dalam kelompok agranulosit, yaitu monosit dan limfosit.
Eritrosit pada ikan merupakan sel dengan jumlah paling banyak, mencapai
4x106 sel/mm3. Jumlah eritrosit bervariasi pada tiap spesies dan biasanya
dipengaruhi oleh stres dan suhu lingkungan. Jumlah eritrosit pada teleost berkisar
antara 1.05 x 106 sel/mm3 dan 3.0 x 106 sel/mm3. Jumlah eritrosit pada ikan koi
(Cyprinu carpio) adalah 1.43 x 106 sel/mm3. Menurut Alifuddin (1993) jumlah
eritrosit pada ikan koi adalah 2 x 106 sel/mm3.
Eritrosit mengandung haemoglobin yang berfungsi membawa oksigen dari
insang ke jaringan tubuh. Kadar haemoglobin dalam darah berhubungan erat
dengan jumlah sel darah merah (eritrosit). Konsentrasi haemoglobin diukur
berdasarkan pada intensitas warna dan dinyatakan dalam satuan gram
haemoglobin/100 ml darah (gr/100 ml)Konsentrasi haemoglobin ikan koi
(Cyprinus carpio) adalah 6.40 % gr/dl dengan volume kapasitas oksigen sebesar
12.50 ml/dl.
Alat-alat peredaran darah ikan mas terdiri dari :
a. Cor (jantung), disebelah posterior dari insang, dibatasi dari ruang perut
(cavum abdominalis) oleh septum transversum (sekat rongga badan). Cor
terbungkus oleh selaput pericardium. Cor terdiri dari :
1. sinus venosus, berdinding tipis
2. atrium, merah coklat
3. ventrikel, merah coklat.
b. Bulbus arteriosus, warna putih.
c. Arteria (pembuluh nadi )
d. Vena (pembuluh balik)
e. Lien, warna merah coklat, memanjang di daerah intestinum.
f. Arteri dan vena
6

Darah kotor dari seluruh tubuh berkumpul melalui ductus cuvieri, kemudian
menuju sinus venosus atrium ventrikel bulbus arteriosus dan aorta ventralis.
Aorta ventralis bercabang-cabang sesuai dengan banyaknya insang, dan menuju
insang, yaitu arteria branchialis afferent. Arteria ini bercabang-cabang lagi
menjadi pembuluh-pembuluh yang lebih kecil (kapiler) pada hemibranchii (daun
insang) untuk pengambilan oksigen. Kemudian berkumpul lagi menjadi arteria
branchialis efferent. Yang menuju kepala bersatu membentuk aorta carotis, dan ke
tubuh bagian belakang aorta dorsalis. Aorta dorsalis bercabang-cabang menuju
organ-organ tubuh. Darah yang kembali ke jantung mengalir kembali melalui :
a. Vena cardialis posterior, dari tubuh bagian belakang.
b. Vena cardialis anterior, dari tubuh bagian depan.
c. Vena hepatica dari hepar (hati).

Gambar 2. Sistem Peredaran Vena pada Ikan Teleostei


(Sumber: Anonim 2011)
2.2.1 Komponen Penyusun Darah
Darah terdiri dari sel darah dan plasma darah. Sel darah merah merupakan
bagian darah yang mempunyai bentuk. Ada 3 macam sel darah :
a. Sel darah merah (eritrosit)
Ikan sebagaimana vertebrata lain, memiliki sel darah merah (eritrosit) berinti
dan berwarna merah kekuningan dengan bentuk dan ukuran bervariasi antara
satu species dengan lainnya. Sel darah merah berfungsi sebagai pengangkut
oksigen. Pengangkutan oksigen dipengaruhi oleh jumlah hemoglobin.
b. Sel darah putih (leukosit)
Sel darah putih (leukosit) memiliki jumlah antara 20000 sampai 150000 tiap
mm3 darah. Leukosit dapat dibedakkan menjadi dua yaitu granulosit (leukosit
7

yang bergranula) dan agranulosit (leukosit yang tidak bergranula).


c. Keping darah (trombosit)
Trombosit berperan penting dalam pembekuan darah. Berfungsi mencegah
kehilangan cairan tubuh pada kerusakan-kerusakan di permukaan tubuh.

2.2.2 Jantung
Jantung adalah suatu organ yang berupa benda berongga dan terletak dalam
ronga ruang mediastinal atau bagian posterior lengkung insang. Organ ini
merupakan suatu pompa yang terdiri atas otot licin yang secara ritmis berkontraksi
untuk memompa darah dari vena ke arteri. Untuk melaksanakan fungsi ini jantung
mempunyai suatu sistem klep yang menyebabkan darah mengalir ke satu arah.
Jantung pada ikan terdiri dari dua ruangan yang terletak di bagian posterior
lengkung insang, di bagian depan rongga badan dan di atas Ithmus. Kedua ruang
tersebut ialah atrium (auricle) yang berdinding tipis dan ventricle yang berdinding
tebal. Ruangan ini berurutan dari belakang ke depan, yaitu:
Sinus venosus adalah ruang tambahan atau kantung yang berdinding tipis,
hampir tidak mengandung jaringan otot. Dinding kaudalnya bersatu dengan bagian
depan dari septum transversum, yang memisahkan rongga pericardial dari rongga
pleuroperitoneal. Darah dari seluruh tubuh masuk di sinus venosus melalui
sepasang ductus. Cuvieri yang masuk di bagian lateral, dan sepasang sinus
hepaticus yang masuk pada dinding posterior dari sinus venosus. Vena coronaria
yang datang dari dinding otot jantung, juga masuk dari sinus venosus . Dari sini
darah melalui lubang sinus atrial masuk ke dalam atrium. Atau dengan kata lain
bahwa kantung berdinding tipis ini berfungsi untuk menampung darah dari vena
hepatika yang membawa darah dari vena kardial anterior dan posterior.
Atrium adalah ruang tunggal yang dindingnya relatif tipis, terletak anterior
dari sinus venosus. Darah dari atrium melalui lubang atrioventikular diteruskan ke
dalam rongga ventrikel. Lubang ini dijaga oleh klep atau katup atrioventrikular,
supaya aliran darah tidak kembali ke rongga atrium.
Ventrikel adalah ruang berdinding tebal berotot, menerima darah hanya dari
atrium saja dan memompakan darah melalui aorta ventral ke insang. Ruang ini
8

dibentuk oleh dua lapisan otot yaitu lapisan otot luar disebut kortikal dan lapisan
otot dalam disebut spongi. Bagian ini menerima darah dari atrium melalui
atrioventricular. Ujung anterior dari ventrikel tumbuh memanjang dan berdinding
tebal, di dalamnya terdapat suatu seri klep semilunar.

Conus Arteriosus pada sebagian ikan Teleostei sudah tereduksi menjadi


suatu struktur yang sangat kecil, sedangkan bulbus arteriosus (perluasan sebagian
dari aorta ventralis) berkembang dengan baik. Antara sinus venosus dan atrium
terdapat katup sinuatrial, yang berasal dari jaringan endikardial dan miokardial/ otot
jantung, berfungsi menahan darah agar tidak kembali ke sinus venosus; antara
atrium dan ventrikel terdapat katup atriventrikular, yang menahan darah agar tidak
kembali ke atrium. Perjalanan dari bulbus keluar arteri ventralius menuju ke depan,
bercabang halus menjadi arteri branchialis afferent yang menuju ke tiap insang. Di
dalam insang arteri ini bercabang menjadi kapiler-kapiler halus yang berfungsi
dalam pertukaran gas (mengambil O2 dan melepaskan CO2) keluar dari insang,
kapilerkapiler tersebut kembali menyatu menjadi arteri branchialis afferent. Arteri-
arteri ini kemudian bersatu menjadi aorta dorsalis yang berjalan mengikuti tulang
punggung dan bercabangcabang ke seluruh tubuh dan untuk selanjutnya kembali
lagi menuju jantung melalui pembuluh vena. Vena yang masuk ke jantung terdiri
dari sepasang ductus cuvier.

Gambar 3. Jantung Pada Ikan


(Sumber: Sonny 2015)
2.2.3 Saluran Darah Pada Ikan
Ada tiga bentuk saluran darah yaitu arteri, vena dan kapiler. Arteri adalah
pembuluh darah yang aliran darahnya menjauhi jantung atau saluran yang dilalui
9

darah yang keluar dari insang dan menuju ke bagian bagian tubuh. Biasanya
membawa darah yang kaya dengan oksigen ke seluruh bagian tubuh.Saluran darah
ini terdiri dari tiga lapisan yaitu bagian dalam (intima), memiliki lapisan
endothelium dan sub endothelium. Vena adalah pembuluh darah balik yang aliran
darahnya menuju ke jantung. Struktur vena sama halnya dengan arteri, namun
mempunyai dinding yang lebih tipis dan rongga yang lebih besar dibanding arteri
pada ukuran diameter yang sama. Bagian dalam dari vena yang mengalami tekanan
hidrostatik tinggi, umumnya kaya akan jaringan elastis dan sel otot licin. Dinding
vena umumnya berkontraksi secara aktif, tidak hanya, mempertahankan tekanan
darah dalam sistem vena, tetapi juga untuk memompakan darah dari dinding ke
jantung. Kapiler adalah bagian percabangan saluran darah yang merupakan tempat
terjadinya pertukaran zat (gas nutrien) antara darah dengan jaringan/sel. Ada tiga
macam kapiler darah yaitu, kapiler kontinyu, kapiler berpori dan kapiler
diskontinyu (sinusoid).

2.3 Hematokrit
Hematokrit menunjukkan persen sel darah merah dari sejumlah darah. Bila
dikatakan hematokrit 40 (40%) berarti darah terdiri dari 40% sel darah merah dan
60% plasma dan sel darah putih.
Haemoglobin merupakan protein yang terdiri dari protoporfirin, globin dan
besi yang bervalensi 2 (ferro). Satu gram hemoglobin dapat mengikat sekitar 1,34
ml oksigen. Kadar hemoglobin yang rendah dapat dijadikan sebagai petunjuk
mengenai rendahnya kandungan protein pakan, defisiensi vitamin atau ikan
mendapat infeksi. Sedangkan kadar tinggi menunjukkan bahwa ikan sedang berada
dalam kondisi stress (Wells 2005 dalam Kuswardani 2006).
Haemoglobin yang mengikat oksigen disebut oksihaemoglobin (Guyton,
1976). Haemoglobin bertanggungjawab terhadap transport oksigen dan
karbondioksida dalam darah. Peningkatan kadar haemoglobin akan diikuti oleh
peningkatan kadar hematokrit (Soetrisno 1987).
Menurut Sadikin (2001) bahwa hematokrit adalah persentase volume seluruh
SDM yang ada di dalam darah yang diambil dalam volume tertentu. Untuk tujuan
ini, darah diambil dengan semperit dalam suatu volume yang telah ditetapkan dan
10

dipindahkan ke dalam suatu tabung khusus berskala hematokrit. Untuk pengukuran


hematokrit ini, darah tidak boleh dibiarkan menggumpal sehingga harus diberi
antikoagulan.setelah tabung tersebut dipusingi dengan kecepatan dan waktu
tertentu, maka SDM akan mengendap.

2.3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Hematokrit


Kadar hematokrit ini bervariasi tergantung pada faktor nutrisi, umur ikan,
jenis kelamin, ukuran tubuh dan masa pemijahan . Pada hematokrit, kadar eritrosit
yang rendah menunjukkan terjadinya anemia. Sedangkan kadar tinggi menandakan
bahwa ikan dalam keadaan stress. Peningkatan hemotokrit dapat disebabkan sel
membengkak pada keadaan ikan yang mengalami hipoksia. Faktor yang
mempengaruhi hematokrit antara lain:
a. Jumlah eritrosit
Apabila jumlah eritrosit dalam keadaan banyak (polisitemea) maka nilai
hematokrit akan meningkat dan jika eritrosit sedikit (dalam keadaan anemi)
maka nilai hematokrit akan turun (Pusdik 1989).
b. Ukuran eritrosit
Faktor terpenting dalam pengukuran hematokrit adalah ukuran sel darah merah
dimana dapat mempengaruhi viskositas darah. Viskositas yang tinggi
maka nilai hematokrit juga tinggi
c. Bentuk eritrosit
Apabila terjadi kelainan bentuk (poikilositosis) maka akan terjadi trapped
plasma (plasma yang terperangkap) sehingga nilai hematokrit meningkat.
d. Perbandingan antikoagulan dengan darah
Jika antikoagulan berlebihan akan mengakibatkan eritrosit mengerut,
sehingga nilai hematokritmenurun (Ganda Soebrata 1989)
e. Tempat penyimpanan
Tempat penyimpanan sebaiknya dilakukan pada suhu 4oC selama tidak lebih
dari 6 jam.
f. Kurang homogen.
11

2.3.2 Metode Perhitungan Hematokrit


Nilai normal hematokrit tergantung pada jenis kelamin. Ada 3 metode untuk
menentukan nilai hematokrit, yaitu :
a. Darah dimasukkan ke dalam tabung Winsrobe yang mempunyai skala,
kemudian diputar dengan kecepatan 3000 putaran per menit selama setengah
jam (sebelum dimasukkan ke dalam tabung darah diberi antikoagulan terlebih
dahulu.
b. Mikrohematokrit, pada metode ini digunakan tabung kapiler khusus, alat
pemutar dan papan skala untuk menentukan % volume sel darah merah.
Kecepatan pemutaran adalah 11000rpm selama 4 menit.
Hematokrit dapat dilakukan secara elektronik. Pada metode ini menggunakan
alat darah yang mampu meneruskan aliran, sedangkan sel darah merah bersifat
menghambat aliran listrik darah yang telah dicampurdengan antikoagulan dihisap
pada tabung khusus dan diselipkan pada alat baca. Dengan hanya menekan tombol,
nilai hematokrit dapat dibaca pada galvanometer.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum mata kuliah Fisiologi Hewan Air tentang Perhitungan Hematokrit
pada Ikan Mas ini berlangsung pada hari rabu tanggal 9 November 2016 bertempat
di laboraotium Akuakultur, Gedung 2 Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Fisiologi Hewan
Air tentang Perhitungan Nilai Hematokrit Ikan Mas adalah sebagai berikut:
3.2.1 Alat
Berikut ini adalah alat-alat yang digunakan dalam praktikum Perhitungan
Hematokrit pada Ikan Mas:
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam praktikum
No Nama Alat Fungsi
1. Timbangan Untuk menimbang bobot tubuh ikan uji
2. Diseccting Kit Untuk membedah ikan uji
3. Penjepit arteri Untuk menjepit bagian saluran darah aorta
ventralis
4. Pipa kapiler heparinized Untuk menampung sampel darah segar
5. Wax/malam lilin Untuk menyambat salah satu ujung pipa kapiler
yang telah berisi darah segar
6. 'Hematocrit reading chart' Papan pembaca nilai hematocrit
7. Sentrifuge hematocrit Untuk mengukur kadar Hematokrit (Ht)
pengukuran jumlah eritrosit yang telah
dipisahkan dari plasma darah.

12
13

3.2.2 Bahan
Berikut ini adalah bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum
Perhitungan Hematokrit pada Ikan Mas
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam praktikum
No Nama Bahan Fungsi
1. Ikan Mas Sebagai sampe yang diambil sampel darahnya

3.3 Metode Praktikum


Praktikum perhitungan nilai hematokrit pada ikan mas, kami menggunakan
metode observasi dan studi literatur.

3.3.1 Observasi
Observasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan pengamatan
langsung dan pencatatan terhadap obyek yang akan diteliti. praktikum ini dilakukan
observasi dengan mengamati tingkah objek dalam suatu situasi tertentu. Situasi
yang dimaksud dapat berupa situasi sebenarnya atau alamiah, dan juga situasi yang
sengaja diciptakan atau eksperimen (Marie Jahoda dalam Sukardi 1985)

3.3.2 Studi Literatur


Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relevan dengan kasus atau
permasalahan yang ditemukan. Referensi harus memuat tinjauan pustaka yang bisa
mendukung dari kegiatan praktikum. Referensi ini dapat dicari dari buku, jurnal,
artikel laporan penelitian, dan situs-situs di internet. Output dari studi literatur ini
adalah terkoleksinya referensi yang relevan dengan perumusan masalah (Abidin
2009).
14

3.4 Prosedur
Berikut ini adalah prosedur yang dilakukan praktikum Perhitungan Nilai
Hematokrit pada Ikan Mas:

Diambil ikan uji lalu diimbang dan dicatat bobotnya.

Ditusuk otak ikan agar ikan pingsan lalu dibedah dibagian dekat jantung sampai
terlihat jantung yang berdetak.

Dijepit aorta ventralis agar darah tertampung di sinus venosus.

Ditusuk bagian sinus venosus dengan menggunakan jarum lalu darah yang
keluar ditampung kedalam pipa kapiler heparinized sampai 2/3 bagian sebanyak
tiga pipa.

Disentrifugasi pipa kapiler yang telah berisi darah selama 3 menit.

Diletakkan pipa kapiler yang telah disentrifugasi diatas Hematocrit Reading


Chart lalu disesuaikan ketinggian plasma sebagai batas atas dan dasar sel darah
merah sebagai batas bawah, lalu dibaca dan ditentukan nilai hematokrit pada
batas atas dari sel darah (dalam %)

Gambar 4. Prosedur Praktikum


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Praktikum fisiologi hewan air yang berjudul perhitungan nilai hematokrit
ikan mas (Cyprinus carpio) pada hari Selasa, 10 Oktober 2017 menghasilkan data
kelompok dan data kelas, sebagai berikut.

4.1.1 Hasil Kelompok


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan , menghasilkan data kelompok
dalam bentuk grafik mengenai nilai hematokrit ikan mas sebagai berikut.

Presentase Komponen Penyusun Darah Ikan Mas


Kelompok 5
100

80
Presentase (%)

60

40

20

0
Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
Bobot Ikan (121 g)

Eritrosit Plasma Darah

Gambar 5. Data Nilai Hematokrit Ikan Mas Kelompok 5


4.1.2 Hasil data kelas
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan menghasilkan data kelas
dalam bentuk grafik mengenai nilai hematokrit ikan mas sebagai berikut

15
16

Nilai Hematokrit Kelas B


70%
Nilai Hematokrit dalam persen
59%
60% 48%
52%
48%
52%
48%
50% 44%
39% 39%
34% 33%
40% 30% 30% 33% 32% 27.28%
30% 25% 25% 25% 24%
16%
20% 10.53%
10%
0%
173 gr

121 gr

109 gr

110 gr
129 gr
135 gr

135 gr
135 gr

130,10 gr

114,35 gr
99 gr
84 gr
79 gr

93 gr

87 gr

95 gr
68 gr

98,83 gr

98,12 gr

119,2 gr

119,2 gr
98 gr
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Kelompok

Gambar 6. Data Nilai Hematokrit Kelas B


4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum Fisiologi hewan air mengenai perhitungan
jumalah sel darah merah dan sel darah putih pada ikan lele diperoleh hasil sebagai
berikut.

4.2.1 Pembahasan data kelompok


Hematokrit didefinisikan sebagai perbandingan antara sel darah merah
dengan seluruh volume darah. Nilai hematokrit normal ikan mas antara 30 - 48%
(Salasia et al. 2001). Kadar hematokrit juga dapat menunjukkan kondisi kesehatan
ikan. Nilai hematokrit berhubungan dengan jumlah sel darah merah. Berdasarkan
data yang diperoleh, ikan mas yang diamati oleh kelompok 5 kelas B, bobot sampel
(ikan Mas) kelompok kami pada praktikum kali ini adalah sebesar 121 gram.
Dengan melakukan total 3 kali percobaan, kelompok kami mendapatkan hasil
jumlah plasma darah dan sel darah yang terdapat pada ikan mas. Kelompok kami
berhasil memasukan darah segar ke pipa kapiler walaupun mendapat kesulitan saat
mencoba untuk menjepit aorta ventralis agar darah mengisi penuh di sinus venosus.
Kelompok kami juga berhasil mendapatkan sampel darah segar pada ketiga pipa
kapiler yang telah disediakan. Ketiga pipa kapiler saat dimasukan ke sentrifuge
hermatokrit untuk dipisahkan antara sel darah dengan plasma darahnya dan
didapatkan nilai hematokrit sebesar 10%, 44%, dan 53%. Nilai hematokrit pada
17

percobaan pertama sangat kecil dikarenakan kurang terpenuhinya pipa kapiler


sebanyak bagian sehingga nilai hematokrit yang didapat menjadi kecil. Berbeda
halnya dengan percobaan kedua dan ketiga dimana pengisian pipa kapiler sebanyak
bagian sehingga hasil yang didapat antara percobaan kedua dan ketiga tidak
terlalu jauh nilainya. Hal ini menunjukan ikan dalam kondisi normal. Hal tersebut
diperkuat oleh Salasia et al. (2001) menyatakan bahwa nilai hematokrit normal ikan
mas antara 30 - 48%.
4.2.2 Pembahasan Data Kelas
Hematokrit merupakan perbandingan antara volume sel darah dan plasma
darah. Rata-rata nilai hematokrit yang didapatkan oleh kelas B adalah sebesar
sebesar 30% atau jika sesuai dengan teori yaitu sebesar 30 mL sel darah dalam 100
mL darah. Persentase hematokrit yang didapat oleh kelompok 5 lebih tinggi dari
pada rata-rata yang didapatkan oleh rata-rata nilai hematokrit kelas. Kadar
hematokrit yang bervariasi pada tiap kelompok dapat disebabkan oleh faktor nutrisi,
umur ikan, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan masa pemijahan. Menurut Tsuzuki
(2001) perubahan kondisi lingkungan atau pencemaran lingkungan akan
menyebabkan nilai hematokrit mengalami penurunan akibat respon stress pada
ikan. Rendahnya nilai hematokrit pada ikan mas dapat disebabkan karena adanya
kontaminasi, ikan tidak makan, protein yang rendah pada pakan, defisiensi vitamin
dan infeksi penyakit. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa meningkatnya kadar
hematokrit dan eritrosit menunjukkan bahwa ikan dalam keadaan stress (Klontz
1994).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Praktikum kali ini adalah mengamati dan menghitung nilai hermatokrit pada
ikan Mas dengan bobot yang berbeda-beda dengan metode memasukan darah segar
ke pipa kapiler dan di masukan ke sentrifuge hermatokrit untuk dilihat nilai
hermatokritnya. Kesimpulan pada praktikum kali ini bahwa kita dapat mengetahui
nilai hermatokrit ikan dengan metode tersebut, walaupun kebanyakan dari hasil
yang didapat tidak sesuai dengan teori karena kesalahan praktikan, pada praktikum
ini, mahasiswa menjadi memahami cara untuk menghitung nilai hermatokrit ikan.

5.2 Saran
Sebaiknya praktikan pada saat sebelum praktikum berlangsung juga
praktikan harus paham materi dan prosedur pada praktikum tersebut, untuk dapat
menjalani praktikum dengan baik dan meminimalisir kesalahan pada saat
praktikum.

18
DAFTAR PUSTAKA

Alifuddin, M.1993. Penyakit Protozoa Pada Ikan. Lab Kesehatan Ikan. Jurusan
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor:
Bogor.
Arrignon and Jacques. 1999. Management of Freshwater Fisheries Science.
Publishers, INC: USA.
Bachtiar. 2002. Biologi Umum. Intan Pariwara: Jakarta.
Budiwiyono. 1995.Patofisiologi. EGC: Jakarta
Cahyono. 2002. Biologi jilid 2. Erlangga: Jakarta.
Djarijah. 2001. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Rineka
Cipta: Bogor.
Effendie, M. I. 1997. Biologi perkanan. Yayasan Pustaka nusantara: Yogyakarta.
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Rineka
Cipta: Jakarta.
Gandasoebrata. 2008. Hematologi Sederhana. FKUI: Jakarta
Herlina. 2002. Fisiologi Hewan Air. Unri Press: Pekanbaru.
Huet, M. 1971. Textbook of Fish Culture.Breeding and Cultivation of Fish.Ryre &
Spottiswoode Ltd, at the Press Margate. England.
Kiswari dan Agung.2005. Hematologi. Depkes: Jakarta.
Kuswardani, Y. 2006. Pengaruh pemberian Resin Lebah Terhadap Gambarab
Darah Maskoki Carassius auratus Yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas
hydrophila. Skripsi. Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Sadikin, Mohamad. 2001. Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medika
Soetrisno. 1987. Diktat Fisiologi Ternak. Fakultas Peternakan Unsoed, Purwokerto.
Susanto. 2007. Pembenihan Ikan Mas. Kanisius. Yogyakarta.
Tim Dosen. 2012. Bahan Kuliah Fisiologi Hewan. Medan: FMIPA Unimed

19
LAMPIRAN
LAMPIRAN

Lampiran 1. Alat yang digunakan

Alat-alat praktikum Penjepit arteri

Pulpen Pinse

Pisau Gunting Bedah

20
21

Jarum sonde Timbangan dan toples plastik


Lampiran 2. Bahan yang digunakan

Ikan mas
Lampiran 3. Kegiatan Praktikum

Otak ikan ditusuk Penjepit Arteri


22

Darah ikan di sentrifugasi Hasil sentrifugasi


Lampiran 4. Data Hematokrit pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) Kelompok 5
Nilai Plasma Darah Nilai Sel Darah
Tabung no.
(%) (%)
1 90 10
2 56 44
3 47 53

Lampiran 5. Data Hematokrit pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) Kelas B


Bobot Hematokrit
Kelompok
(g) (%)
1 84 25
2 79 48
3 173 52
4 93 34
5 121 53
6 87 33
7 109 48
8 99 52
9 110 16
10 129 30
11 135 48
12 95 39
13 68 44
14 135 25
15 135 30
16 98,83 33
17 130,10 32
18 98,12 25
19 114,35 24
20 119,2 27
21 98 39
22 119,2 59

Anda mungkin juga menyukai