Anda di halaman 1dari 42

Kultur jaringan untuk

penyediaan bibit tanaman dan


rumput laut

Dr. Ir. Erina Sulistiani, MSi.

SEAMEO BIOTROP
Southeast Asian Regional Center for Tropical Biology

Komite Akreditasi Nasional


ISO 9001:2015 Laboratorium Pengujian
Certified LP-221-IDN
Rumput Laut Kotoni Kappaphycus alvarezii

2.3 1.1 0.5 • Rumput Laut Kotoni Banyak dibudidayakan di


3.7 Asia Tenggara karena menghasilkan Karaginan
Indonesia yang bernilai ekonomis tinggi.
Philippines • Karaginan adalah nama komersial dari ekstrak
Malaysia hidrokoloid dari rumput laut Kotoni.
31.9% Tanzania • Karaginan banyak digunakan di industri
60.5% China makanan, kosmetik dan industri obat sebagai:
Others  stabiliser,
(FAO, 2013)
 Pengental
 gelling agents,
 Emulsifiers

• Indonesia adalah negara penghasil rumput


Karaginan
laut kotoni kering terbesar di dunia.

Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 2


@seameobiotrop
@bibitkulturjaringanbiotrop
Kendala
Dalam penyediaan bibit rumput laut Kotoni

Perbanyakan vegetative terus menerus menyebabkan


• Penyediaan bibit sangat penurunan kualitas rumput laut, seperti:
1
tergantung pada musim
• Pertumbuhan Rumput laut menjadi
A lambat

• Spora rumput laut ini sulit • Kandungan karaginan dan gel strength
2
diperoleh B menurun

• Rumput laut mudah terserang penyakit.


C
• Biasanya penyediaan bibit
4 melalui perbanyakan vegetative
secara terus menerus SOLUSI

Kultur jaringan
Bibit Rumput Laut tersedia secara berkesinambungan
dalam jumlah banyak, tanpa dipengaruhi oleh musim.

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 3


@bibitkulturjaringanbiotrop
KULTUR JARINGAN TANAMAN
adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian tanaman seperti sel, jaringan atau organ, serta
membudidayakannya dalam lingkungan yang terkendali (secara in vitro) dan aseptik, sehingga bagian
tanaman tersebut dapat beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali.

daun

tunas

umbi

Tanaman induk Eksplan Kultur in vitro Bibit Siap tanam

Eksplan adalah bagian tanaman induk yang dikulturkan secara in vitro

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 4


@bibitkulturjaringanbiotrop
Laboratorium Kultur Jaringan
Penelitian dan pengembangan kultur jaringan untuk penyediaan bibit tanaman

Jati Anubias

Vanili Pisang Talas Jepang Kentang Porang Eucalyptus

Gaharu Strawberry Aglaonema Caladium Alocasia

• Sejak tahun 1985 melakukan penelitian dan pengembangan kultur jaringan berbagai bibit tanaman
kehutanan, pertanian, hortikultura, tanaman hias dan rumput laut

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 5


@bibitkulturjaringanbiotrop
Aplikasi kultur jaringan untuk perbanyakan bibit rumput
laut diharapkan:
• Dapat memperbanyak bibit unggul rumput laut
dalam skala banyak tanpa dipengaruhi oleh musim
karena diproduksi di dalam laboratorium dalam
kondisi lingkungan yang terkendali.
• Sehingga bibit unggul rumput laut tersedia secara
berkesinambungan.
• Dalam laboratorium kultur jaringan dapat
menyimpan klon-klon induk unggul hasil seleksi
dalam jangka waktu yang lama.

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 6


@bibitkulturjaringanbiotrop
Teknik kultur jaringan berkembang dari adanya:
1. Teori Totipotensi sel, oleh Schwann dan Schleiden, tahun 1838 :
didalam masing-masing sel tumbuhan mengandung informasi genetik dan sarana fisiologis tertentu
yang mampu membentuk tanaman lengkap bila ditempatkan dalam lingkungan yang sesuai”.

2. Penemuan Zat Pengatur tumbuh, oleh Skoog dan Miller, tahun 1957:
Penemuan bahwa regenerasi tunas dan akar secara in vitro dikendalikan secara hormonal oleh Zat
Pengatur Tumbuh sitokinin dan auksin

Tumbuh akar Tumbuh kalus

Tumbuh tunas

Auksin tinggi > Sitokinin Auksin < Sitokinin tinggi Auksin = Sitokinin

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 7


@bibitkulturjaringanbiotrop
Apa saja yang diperlukan untuk kultur jaringan rumput laut?

Fasilitas Laboratorium, aklimatisasi dan keramba jaring apung

Laboratorium sarana aklimatisasi

keramba jaring apung

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 8


@bibitkulturjaringanbiotrop
Peralatan Laboratorium

Air conditioner (AC)

Autoklaf Timbangan
Laminar airflow

Kompor gas Magnetic stirrer hotplate Glassware


Rak kultur

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 9


@bibitkulturjaringanbiotrop
Media Kultur
Kultur jaringan membutuhkan
komposisi Media Kultur yang tepat

• Media kultur adalah media yang diperlukan agar sel atau jaringan tanaman
yang diisolasi dapat tumbuh dan berkembang
• Mempunyai komposisi nutrien yang dapat mendukung pertumbuhan eksplan
sesuai dengan yang diinginkan.
• Komposisi nutrisi untuk pertumbuhan yang optimal berbeda antar jenis
Tanaman hias tanaman, bahkan diantara bagian tanaman yang berbeda.
• Berbagai komposisi media kultur telah diformulasikan :
Contohnya :
• Media Murashige dan Skoog, MS (1962)
• Woody Plant Medium, WPM (Loyd and McCown, 1980)
Rumput laut • Provasoli Enriched Seawater, PES (Provasoli, 1968)

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 10


@bibitkulturjaringanbiotrop
Komponen Media Kultur

Komponen media kultur yang lengkap adalah sebagai berikut :


a. Air destilasi (akuades) atau air bebas mineral sebagai pelarut
b. Hara makro dan mikro
c. Vitamin dan bahan organik lain
d. Gula, sebagai sumber karbohidrat
e. Agar atau Gelrite sebagai pemadat media
f. Zat pengatur tumbuh (Terutama : Auksin dan sitokinin)

Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 11


Pemeliharaan kondisi aseptik laboratorium
• Proses kultur jaringan di laboratorium dan dalam media kultur yang aseptik, bila terjadi
kontaminasi mikroorganisme dalam media kultur maka proses produksi bibit akan gagal.

Hal ini karena :


• Media kultur mengandung mineral dan gula dalam
konsentrasi tinggi, yang dapat mendukung
pertumbuhan bakteri dan jamur.

Kultur steril • Bakteri dan jamur umumnya tumbuh lebih cepat


daripada tanaman yang dikulturkan.
• Sehingga kultur tanaman akan mati karena
kekurangan unsur hara dan terserang penyakit.

Kultur kontaminasi

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 12


@bibitkulturjaringanbiotrop
Teknik Kultur Jaringan untuk produksi bibit tanaman

KULTUR BIJI

Sumber
Foto :
Parno SO

Eksplan: Eksplan biji Disemai secara 2 bulan Subkultur untuk Plantlet siap
Anggrek in vitro pembesaran plantlet aklimatisasi

Paling banyak dilakukan


pada perbanyakan bibit
tanaman Anggrek Sumber
foto:
Tokopedia

Aklimatisasi pembesaran tanaman

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 13


@bibitkulturjaringanbiotrop
Kultur tunas – metode Proliferasi tunas :
• meningkatkan jumlah pertumbuhan (proliferasi) tunas aksiler.
• Pada satu buah nodus dirangsang untuk tumbuh banyak tunas aksiler/lateral.

Hal ini dilakukan dengan cara :


 mematikan dominansi apical
dengan cara
memotong/mematikan tunas
apeks.

 menginduksi pertumbuhan
tunas lateral menggunakan zat
pengatur tumbuh sitokinin.

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 14


@bibitkulturjaringanbiotrop 14
Contoh:
Teknik Proliferasi tunas pada kultur jaringan Eucalyptus pellita

Eksplan: Potongan daun Proliferasi tunas in vitro

Aklimatisasi Bibit siap tanam

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 15


@bibitkulturjaringanbiotrop
Contoh:
Teknik Proliferasi tunas pada kultur jaringan Pisang Cavendish

Eksplan tunas Sterilisasi eksplan Inisiasi tunas Multiplikasi tunas Aklimatisasi Pembesaran bibit
pertama

Pertumbuhan tanaman Pisang Cavendish berasal dari bibit kultur jaringan,


tumbuh seragam dan berbuah secara serentak

@seameobiotrop 16
@bibitkulturjaringanbiotrop
Kultur Tunas - metode kultur Nodus

• Yaitu menumbuhkan tinggi tunas hingga


5-10 cm tanpa cabang, mempunyai 4-5
nodus tunas.
• Kemudian batang tunas tersebut
dipotong-potong, dengan satu buah
nodus (calon tunas) pada setiap
potongan batang tersebut.
• Dengan penambahan ZPT sitokinin pada
media kultur, pada setiap nodus
tersebut kembali diinduksi tunas baru.

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 17


@bibitkulturjaringanbiotrop
Contoh:
Teknik kultur nodus pada kultur jaringan tanaman Jati (Tectona grandis)

Eksplan: Sterilisasi Eksplan Inisiasi tunas Penggandaan tunas


tunas muda

Bibit Siap Tanam pembesaran bibit Aklimatisasi

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 18


@bibitkulturjaringanbiotrop
PERTUMBUHAN BIBIT JATI HASIL KULTUR JARINGAN

Tumbuh seragam, batang lurus dan tidak banyak cabang


10 tahun

4 tahun 7 tahun

Pertumbuhan Diameter lebih


cepat dibandingkan bibit
konvesional
19 cm 24 cm 30 cm

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 19


@bibitkulturjaringanbiotrop
ORGANOGENESIS

Organogenesis adalah proses pembentukan tunas dari eksplan yang tidak memiliki jaringan
meristematik. Tunas yang dihasilkan disebut tunas adventif.

 Tunas adventif ditumbuhkan dari


bagian tanaman yang tidak
umum, seperti bagian daun,
bagian batang antara nodus
(internode), kotiledon atau akar.

Eksplan: Potongan daun Induksi tunas Multiplikasi tunas

Contoh
Organogenesis langsung
pada tanaman Caladium

Aklimatisasi Tanaman Caladium siap jual

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 20


@bibitkulturjaringanbiotrop
ORGANOGENESIS
Contoh:
Organogenesis tidak langsung Pada kultur jaringan Tanaman Ananas sp

 Tunas adventif tumbuh secara tidak


langsung dari eksplan,
 Eksplan membentuk kalus terlebih dahulu
kemudian baru tumbuh tunas adventif.

 Kalus adalah pertumbuhan sel-sel yang


belum berdiferensiasi, sebagai respon
dengan adanya pelukaan.

Sumber Foto : Moreira et al. 2016

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 21


@bibitkulturjaringanbiotrop
Embriogenesis somatik

• Embriogenesis somatik adalah proses pembentukan embrio


dari jaringan somatik tanaman.

Embrio zigotik
• Sel-sel somatik dikembangkan membentuk embrio yang
sama dengan embrio zigotik, yaitu mempunyai struktur
bipolar yang terdiri dari jaringan meristem tunas dan
meristem akar.
• Semua sel somatik dalam tanaman mengandung seluruh set
Embrio somatik informasi genetik yang diperlukan untuk berdiferensiasi
menjadi tanaman utuh.
Sumber foto: Mordhorst et al. 1998

• Pembentukan embrio dari sel somatik merupakan perubahan pola ekspresi gen pada sel somatik
jaringan eksplan menjadi pola ekspresi sel embriogenik sehingga terbentuk embrio somatik.
• Perubahan pola ekspresi gen tersebut bisa diinduksi oleh Zat Pengatur Tumbuh auksin.

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 22


@bibitkulturjaringanbiotrop
a. Embriogenesis somatik langsung

pada tanaman Tulip

pada tanaman Coffea arabica

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 23


@bibitkulturjaringanbiotrop
Contoh
Embriogenesis somatik langsung pada tanaman Coffea sp

Sumber Foto :
Nic Can et al.
2015

Eksplan: Potongan daun Embrio somatik

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 24


@bibitkulturjaringanbiotrop
b. Embriogenesis somatik tidak langsung

Callus Pinus sp

Somatic embryo Pinus sp

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 25


@bibitkulturjaringanbiotrop
Contoh:
Embriogenesis somatik tidak langsung pada kultur jaringan tanaman Kopi

• Teknik embriogenesis somatik biasanya digunakan


pada tanaman yang tidak bisa diperbanyak dengan
teknik kultur tunas, seperti pada tanaman kelapa
sawit, kurma, kopi dan kakao

• Teknik ini sangat potensial menghasilkan bibit dalam


skala banyak, karena satu gumpalan kecil kalus bisa
menghasilkan ratusan hingga ribuan embrio somatik.

• Tetapi aplikasi teknik embriogenesis somatik ini


biasanya lebih sulit dan rumit dibandingkan teknik
lainnya.

Sumber foto:
www.ejbiotechnology.cl

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 26


@bibitkulturjaringanbiotrop
Teknik Kultur Jaringan pada Rumput Laut
1. Kultur Spora
Kultur Spora
K. Sriatum
(Luhan dan
Sollesta, 2010)

Kultur Spora
Gracilaria sp
(Lideman et al, 2016)

1. Spora diisolasi dari rumput laut induk.


2. Spora dikulturkan di laboratorium kultur jaringan.
3. Spora berkecambah membentuk rumput laut muda di media kultur.
4. Rumput laut muda dibudidayakan di bak pembesaran hingga siap dibudidayakan diperairan.

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 27


@bibitkulturjaringanbiotrop
2. Kultur eksplan

1. Talus rumput laut dipotong-potong


kecil.
2. Potongan-potongan talus tersebut
dipelihara di media kultur di dalam
laboratorium kultur jaringan.
3. Setelah itu potongan talus tersebut
diaklimatisasi di rumah kaca dan
perairan.

Kultur eksplan Kultur eksplan Gracillaria


Gelidium sp veruccosa sp
(Titlyanov et al. 2006) (Mulyaningrum et al. 2015)

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 28


@bibitkulturjaringanbiotrop
3. Embriogenesis somatik
1. Eksplan talus diambil dari rumput laut induk
2. Talus dipotong-potong kecil (0.5 – 1.5 cm)
3. Talus ditumbuhkan kalus
4. Regenerasi talus menjadi mikropropagul
5. Regenerasi mikropropagul menjadi plantlet
atau rumput laut muda.

Embriogenesis somatik
Gracilaria corticata
(Kumar et al. 2007)

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 29


@bibitkulturjaringanbiotrop
Kultur jaringan rumput laut Kotoni di SEAMEO BIOTROP
Menggunakan teknik embriogenesis somatik

Induksi kalus Regenerasi kalus menjadi


mikropropagul

Eksplan:
talus muda Regenerasi mikropropagul menjadi plantlet

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 30


@bibitkulturjaringanbiotrop
Tahapan Kultur Jaringan Rumput Laut Kotoni
Menggunakan teknik embriogenesis somatik

1. Aklimatisasi induk 2. Induksi kalus 3. Regenerasi kalus menjadi


mikropropagul
Induk Kotoni
warna hijau
asal Kepulauan
natuna
4. Regenerasi mikropropagul
menjadi plantlet

Plantlet pasca aklimatisasi 5. Aklimatisasi plantlet

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 31


@bibitkulturjaringanbiotrop
Tahapan Kultur Jaringan Rumput Laut Kotoni
Induk Kotoni warna coklat asal dari Takalar, Sulawesi Selatan

Kalus Mikropropagul Plantlet


Induksi kalus Regenerasi kalus menjadi Regenerasi mikropropagul
mikropropagul menjadi plantlet

budidaya di perairan pantai Plantlet siap di Plantlet pasca Aklimatisasi plantlet di


budidaya di perairan aklimatisasi akuarium
pantai

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 32


@bibitkulturjaringanbiotrop
LAMANYA WAKTU KULTUR JARINGAN RUMPUT LAUT KOTONI
Hingga menghasilkan plantlet

4 bulan • Aklimatisasi Induk dan Induksi kalus

• Regenerasi kalus menjadi


4 bulan
mikropropagul

• Regenerasi mikropropagul menjadi


3 bulan
plantlet

1 bulan • Aklimatisasi plantlet di rumah kaca

12 bulan

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 33


@bibitkulturjaringanbiotrop
Penelitian dan pengembangan kultur jaringan rumput laut
di SEAMEO BIOTROP

• SEAMEO BIOTROP telah melakukan penelitian kultur jaringan Kotoni tahun 2010-2012.
• Sejak Tahun 2014, SEAMEO BIOTROP bekerjasama dengan DJPB - Kementrian Kelautan dan Perikanan
penyediaan serta distribusikan bibit kultur jaringan Kotoni secara nasional.
• Sumber eksplan rumput laut Kotoni yang telah berhasil diperbanyak adalah (2011-2015):
 Maumere hijau, dari Kabupaten Natuna
 Maumere coklat, dari Takalar, Sulawesi Selatan
 Maumere coklat, dari Kendari, Sulawesi Tenggara
 Tambalang dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.
• Masih dalam Tahap Penelitian, Sumber eksplan (2020-2023):
 Saccol asal dari Bali, Sumba, Kupang.
 Maumere coklat asal Bantaeng, Sulawesi Selatan
 Maumere coklat asal Biak, Papua

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 34


@bibitkulturjaringanbiotrop
Produksi plantlet rumput laut Kotoni di SEAMEO BIOTROP

Kalus

Mikropropagul Plantlet siap aklim

Kapasitas produksi plantlet rumput laut hingga 100.000 plantlet per tahun Plantlet Pasca
aklim

Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 35


@seameobiotrop
@bibitkulturjaringanbiotrop
Aklimatisasi Plantlet Rumput Laut
Di Perairan Pantai

4 bulan (G4)

Plantlet
± 7-8 cm
Bibit kultur jaringan
rumput laut yang siap
dibudidayakan oleh
pembudidaya
Satu Bulan (G1)
Aklimatisasi menggunakan Keramba Jaring Apung

Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 36


@seameobiotrop
@bibitkulturjaringanbiotrop
UJI COBA PENANAMAN RUMPUT LAUT KOTONI
di perairan pantai Lampung dan Lombok

Laju Pertumbuhan Kandungan


Bibit
Harian (%) karaginan

Kultur jaringan 11,5 – 13.5% 40.3 – 44.0 %

Konvensional 5.8 -7,5 % 32.0 -34.5 %

• Pertumbuhan dan kandungan karaginan dari bibit


Kultur jaringan Stek maumere Stek Tambalang kultur jaringan lebih tinggi dibandingan bibit
konvensional

Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 37


@seameobiotrop
@bibitkulturjaringanbiotrop
PERBANDINGAN RUMPUT LAUT KOTONI KULTUR JARINGAN DAN
BIBIT KONVENSIONAL

Bibit
Konvensional

Bibit Kultur
Jaringan

Sumber foto:
BBPBL Lampung

Bibit Kultur jaringan tumbuh lebih cepat dan lebih tahan terhadap perubahan lingkungan perairan, karena:
• Bibit kultur jaringan masih muda, berasal dari spora yang dikembangkan dengan metode
embriogenesis somatik.

Bibit Kultur jaringan memiliki kandungan karaginan lebih tinggi, karena:


• Bibit kultur jaringan tumbuh subur dan memiliki banyak ujung talus muda, kandungan
karaginan lebih tinggi pada ujung talus muda dibandingkan talus tua

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 38


@bibitkulturjaringanbiotrop
Kerjasama SEAMEO BIOTROP dan Kementerian Kelautan dan Perikanan

Penandatangan MoA

Ruang lingkup Kerjasama :


• Transfer teknologi Kultur Jaringan
• Penyediaan mikropropagul
• Distribusi Bibit Rumput Laut Kultur
Jaringan
• Pendampingan kegiatan produksi

Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 39


@seameobiotrop
@bibitkulturjaringanbiotrop
PROGRAM PENYEDIAAN BIBIT KULTUR JARINGAN RUMPUT LAUT KOTONI SKALA NASIONAL
(PERPRES no. 33 Tahun 2019, Roadmap Pengembangan Industri Rumput Laut)

Diperlukan kegiatan :
Seleksi/pemuliaan RL Lembaga penelitian /
Unggul Universitas/ Balai Budidaya/ 1. Penelitian Kultur Jaringan
Biotrop Rumput Laut Kotoni dengan
sumber eksplan berasal dari
Produksi RL kultur Biotrop/Balai Budidaya berbagai daerah di Indonesia,
jaringan Laut/DKP yaitu Propinsi NTB, NTT,
Ambon, Papua
Penelitian
Aklimatisasi di perairan 2. Penelitian untuk mendapatkan
berkelanjutan oleh Balai Budidaya Laut/
(G1-G5) metode aklimatisasi yang
lembaga penelitian DKP/SMK/Pokdakan/swasta
optimal di berbagai daerah
yang memiliki lingkungan
Kebun bibit Balai Budidaya Laut/ perairan yang berbeda-beda.
(G6 – G10) DKP/SMK/Pokdakan/swasta

Budidaya RL Kotoni
Pembudidaya RL
(G11-G20)

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 40


@bibitkulturjaringanbiotrop
Kelebihan kultur jaringan dibandingkan dengan perbanyakan
bibit secara konvensional :

Kelebihan kultur jaringan :


1. Perbanyakan bibit dapat dilakukan dengan cepat dan dalam skala banyak.
2. Bibit tersedia secara berkesinambungan, tanpa dipengaruhi oleh musim.
3. Bibit yang dihasilkan akan sama dengan induknya, sehingga tingkat keseragaman pertumbuhan
bibit di lapangan sangat tinggi.

Kekurangan kultur jaringan :


1. Membutuhkan biaya operasional dan fasilitas
produksi yang mahal
2. Membutuhkan tenaga kerja yang khusus dan
terampil
3. Harga bibit kultur jaringan lebih mahal

@seameobiotrop Erina Sulistiani - SEAMEO BIOTROP 41


@bibitkulturjaringanbiotrop
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai