Anda di halaman 1dari 6

Machine Translated by Google

Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Biologi, volume 9


Prosiding bersama Konferensi Internasional Pangan ke-2 dan ke-3
Inovasi Keamanan (ICFSI 2018-2019)

Karakterisasi Bunga dan Buah Aren di Kabupaten


Pandegelang dan Serang Banten
Propinsi
*Nurmayulis Nurmayulis Meilani Yusi Ismingsih Sulastri
Departemen Agroekoteknologi mahasiswa Magister Pertanian, Departemen Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sultan Agung Tirtayasa Fakultas Pertanian,
Universitas Sultan Agung Tirtayasa, Kota Serang, Indonesia Universitas Sultan Agung Tirtayasa
Indonesia Center of Execelenc for Food Kota Serang, Indonesia
Security (I-CEFORY), UNTIRTA
(Inovasi Pangan Lokal) Kota Serang,
Indonesia
*nurmayulis@untirta.ac.id

Susiyanti Susiyanti
Departemen Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian,
Universitas Sultan Agung Tirtayasa,
Pusat Eksekutif Pangan Indonesia
Keamanan (I-CEFORY), UNTIRTA
(Inovasi Pangan Lokal)
Kota Serang, Indonesia

Intisari— Aren (Arenga pinnata Merr,) mempunyai nilai mengidentifikasi karakter penting melalui kegiatan karakterisasi dan
ekonomi yang tinggi dan mempunyai potensi ekspor serta dapat evaluasi yang sistematis [1].
diolah menjadi berbagai produk pangan dan non pangan. Aren
merupakan pohon serbaguna karena seluruh bagian pohonnya Salah satu plasma nutfah yang saat ini perlu diperhatikan dan
dapat dimanfaatkan, seperti batang, nira, daun, dll. Karakterisasi dikembangkan di Indonesia adalah tanaman palem (Arenga pinnata
pohon enau lokal telah dilakukan di Kabupaten Pandeglang dan Merr.). Mengingat Aren memiliki fungsi produksi untuk menghasilkan
Serang (Provinsi Banten) yang dimanfaatkan sebagai pohon aren. berbagai komoditas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan berpotensi
eksporyang
bahan pemuliaan untuk menghasilkan tanaman aren yang lebih baik dimasa jika dibudidayakan
akan datangsecara sungguh-sungguh,
(varietas unggul). karena seluruh
Penelitian ini menggunakan metode survei berdasarkan pedoman bagian tanaman dapat diolah menjadi berbagai produk pangan dan non
pengelolaan plasma nutfah perkebunan dari Pusat Penelitian dan pangan.
Pengembangan Perkebunan. Hasil penelitian menunjukkan
adanya keragaman bunga dan bibit pohon enau jantan dan betina Di Provinsi Banten pada tahun 2015, luas areal perkebunan sawit
di kedua kabupaten tersebut. Keanekaragaman fenotipe bunga seluas 2.954 Ha dengan jumlah penduduk terbanyak terdapat di
pada pohon enau terlihat pada jumlah bunga jantan dan betina, Kabupaten Lebak 2.454 Ha. Gula Aren sebagai salah satu komoditas
tinggi bunga jantan dan betina, panjang bunga jantan dan betina, unggulan lokal khas Banten oleh sebagian masyarakat masih diyakini
lingkar bunga jantan dan betina, panjang rangkaian bunga jantan masih belum mampu dibudidayakan secara teknis, perkembangan jumlah
dan betina. bunga majemuk. Keragaman penampakan buah palem tanaman kelapa sangat bergantung pada “kinerja” musang musang
jantan terdapat pada panjang buah, lingkar buah, dan berat buah. tersebut.
Kesimpulannya aksesi yang digunakan pada penelitian ini
Permasalahan utama dalam pengembangan tanaman enau termasuk
menunjukkan variasi penampakan bunga dan buah jantan dan
betina dari aksesi pohon enau yang diamati. di Provinsi Banten adalah pemanfaatan tanaman enau sudah berlangsung
lama, namun perkembangannya menjadi komoditas agribisnis relatif
lambat, karena sebagian dari tanaman enau yang ada justru tumbuh.
secara alami atau belum dibudidayakan. Budidaya Aren belum banyak
Kata Kunci: Arenga pinnata, Banten, Karakterisasi, bunga, dilakukan, karena selama ini yang dilakukan masih sebatas penanganan
buah, fenotip panen, pasca panen, dan pemasaran.

I. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman


Menurut [3], kebutuhan yang paling mendesak saat ini adalah
hayati yang tinggi. Hal ini merupakan salah satu strategi yang paling
penyediaan benih berkualitas tinggi dari tanaman sawit yang berdaya hasil tinggi.
potensial dalam rangka meningkatkan produktivitas, mutu dan daya saing
Hingga saat ini, sumber benih Aren yang berkualitas belum tersedia,
komoditas tanaman melalui pendekatan pemuliaan tanaman. Perhatian
sementara erosi genetik pada tanaman Aren berlangsung begitu cepat.
yang lebih besar terhadap plasma nutfah yang ada perlu ditingkatkan,
Begitu banyak areal tanaman aren yang dialihfungsikan untuk keperluan
khususnya varietas lokal melalui upaya pengelolaan plasma nutfah secara
lain. Jika hal ini dibiarkan terus menerus tanpa adanya upaya penyelamatan
optimal berupa inventarisasi (pengumpulan), pengumpulan data
maka lama kelamaan jenis Aren yang berkualitas akan punah. Hal serupa
(dokumentasi), dan kegiatan konservasi (konservasi) yang kemudian
juga dialami di Provinsi Banten.
dilanjutkan dengan upaya untuk meningkatkan kualitas plasma nutfah yang ada.

Hak Cipta © 2021 Penulis. Diterbitkan oleh Atlantis Tekan BV


Ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan di bawah lisensi CC BY-NC 4.0 -http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/. 207
Machine Translated by Google
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Biologi, volume 9

Benih sawit yang berkualitas akan diperoleh melalui kegiatan bertahap dan mengkarakterisasinya menggunakan International Plant Genetic
dan berkesinambungan yang diawali dengan kegiatan Eksplorasi, Resources Institute (IPGRI) dan Pedoman Balit Palma.
Identifikasi dan Karakterisasi kemudian dilanjutkan dengan seleksi dan Meskipun IPGRI belum mengeluarkan pedoman deskripsi tanaman palem,
pengumpulan. Eksplorasi merupakan pencarian materi genetik tanaman, namun deskripsi IPGRI tentang tanaman kelapa yang merupakan satu
berupa genotipe, kultivar, klon tanaman dari alam seperti tanaman yang keluarga kelapa dengan pohon palem sebagai pedoman dalam identifikasi
ada di petani. Tujuan eksplorasi plasma nutfah adalah untuk dan karakterisasi tanaman palem [7].
memperkenalkan keanekaragaman genetik dari koleksi plasma nutfah
Tanaman sampel yang teridentifikasi adalah tanaman aren.
yang ada. Selanjutnya tujuan pengumpulan plasma nutfah adalah untuk
Tanaman berada dalam kondisi produktif. Identifikasi adalah
mengumpulkan gen-gen yang terdapat pada suatu jenis tanaman yang
termasuk:
akan sangat berguna dalam perbaikan genetik suatu kultivar suatu
tanaman [3]. A. Bunga: dihitung jumlah mayang jantan, panjang rangkaian mayang
jantan, panjang tangkai dan keliling mayang jantan; jumlah mayang betina,
Menurut [4], eksplorasi adalah pencarian materi genetik tanaman, baik
panjang rangkaian mayang betina, panjang dan lingkar tangkai betina,
berupa genotipe, kultivar, klon tanaman, dari alam seperti tanaman yang
jumlah buah pada mayang betina matang fisiologis.
ada di petani atau dari laboratorium atau koleksi individu. Tujuan eksplorasi
plasma nutfah adalah untuk memperkaya keanekaragaman genetik dari
koleksi plasma nutfah yang ada.
B. Komponen buah: dihitung berat buah utuh, panjang dan lebar buah,
jumlah biji per buah, panjang dan lebar biji.
Identifikasi merupakan kegiatan karakterisasi seluruh sifat yang dimiliki
oleh sumber keanekaragaman genetik tanaman. Identifikasi dilakukan
untuk menemukan dan mengenali ciri-ciri taksonomi individu yang beragam AKU AKU AKU. HASIL DAN DISKUSI
dan memasukkannya ke dalam suatu takson [5].
Aren di Provinsi Banten belum dibudidayakan secara khusus. Aren
yang tersebar di beberapa wilayah Banten, khususnya di Kecamatan
Fenotipe adalah suatu sifat (baik struktural, biokimia, fisiologis, dan Serang Kabupaten Pandeglang masih dibiarkan tumbuh liar padahal
perilaku) yang dapat diamati dari suatu organisme yang diatur oleh pemanfaatan tanaman Aren begitu besar. Sebagai gambaran data bunga,
genotipe dan lingkungan serta interaksinya. Pengertian fenotipe mencakup buah, dan biji di Kabupaten Serang terdapat pada lokasi Kecamatan
berbagai tingkatan ekspresi gen suatu organisme. Pada tingkat organisme, Mancak (Sampel TS1-6), Kecamatan Gunung Sari (TS7-TS12), dan
fenotipe adalah sesuatu yang dapat dilihat, diamati dan diukur menurut Kecamatan Ciomas (TS13-TS18). Data Kabupaten Pandegelang diperoleh
sifat atau karakter yang dimiliki. Fenotipe sebagian ditentukan oleh di Kecamatan Cigeulis (TS19-
genotipe individu, sebagian lagi oleh lingkungan tempat individu tersebut
hidup, waktu, dan sejumlah sifat menurut interaksi antara genotipe dan 24), Kecamatan Cinggu (TS25-TS30), Kecamatan Cibaliung (TS31 - TS36)
lingkungan. Waktu biasanya diklasifikasikan sebagai aspek lingkungan [6].

Hasil penelitian yang dilakukan khusus di Kabupaten Pandeglang dan


Serang menunjukkan adanya keragaman karakter fenotipik dari berbagai
tanaman palem.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan karakterisasi bunga Karakterisasi bunga dan buah enau di Kabupaten Pandegelang dan
dan buah plasma nutfah Aren di Kabupaten Pandegelang dan Serang, Kabupaten Serang dapat dilihat pada Tabel 1, sedangkan rincian lengkap
terkait detail karakter yang terdapat pada buah dan buah enau dapat
sebagai langkah awal untuk mendapatkan bahan perakitan gula Aren
unggul di masa depan. dilihat pada Tabel 2 (Kabupaten Pandegelang), dan Tabel 3 (Kabupaten
Serang).
II. BAHAN DAN METODE
Bunga palem berwarna kuning mencolok dan monokarpik. Rata-rata
Lokasi penelitian berada di 2 kabupaten dimana Kabupaten Pandeglang diameter buah biasanya 4 cm. Bentuknya bulat hingga lonjong, umumnya
tepatnya di Kecamatan Cigeulis, Kecamatan Cibaliung, dan Kecamatan berisi 3 biji, dan membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk matang.
Cimanggu, Kabupaten Serang berada di Kecamatan Mancak, Gunung Perbungaan di ketiak daun muncul sendiri-sendiri, mula-mula dari atas dan
Sari, dan Kecamatan Ciomas. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan terus ke bawah hingga ke pohon palem. Saat pohon aren mulai berbunga,
September hingga Desember 2018. penyadapan nira sudah bisa dimulai, namun umumnya petani menunda
kemunculan bunga jantan terlebih dahulu.
Bahan dan peralatan yang digunakan antara lain: tanaman aren,
Getah pohon palem biasanya disadap hanya dari bunga jantan karena
meteran, timbangan digital, pisau, label berperekat, papan merek, alat
bunga betina dikatakan menghasilkan getah dengan kualitas lebih rendah,
tulis, label, tas transparan, tali rafia, sarung tangan, matriks identifikasi dan
dan batang betina yang lebih berserat memerlukan upaya lebih agar bisa
karakterisasi tanaman serta kamera digital. Tahap pertama adalah
disadap. Secara umum, semakin dekat posisi inflasi laki-laki dengan
eksplorasi dengan metode survei dimana dilakukan pengambilan sampel
permukaan tanah, maka semakin sedikit getah yang dihasilkan. Produksi
secara acak per batang (hal ini disebabkan penyebaran pohon palem tidak
nira sekitar 5 liter sehari dapat dihasilkan dari 1 kali pembungaan.
dalam satu hamparan) untuk diambil sampelnya berdasarkan kriteria yang
ada setelah mengetahui karakteristik populasi di sentra. produksi gula aren Jumlah bunga betina di kedua lokasi sama, namun untuk jumlah
yang bertujuan untuk menentukan daerah sasaran penelitian yang bunga jantan yang berasal dari Pandeglang lebih sedikit dibandingkan
mempunyai populasi tanaman aren dengan cara mengamati objek individu dengan di Serang. Tanaman enau yang berasal dari Pandeglang
tanaman. mempunyai bunga betina yang tinggi. Di Kabupaten Pandeglang, pohon
aren ditinjau dari panjang bunga betina, lingkar tangkai bunga betina,
panjang tangkai bunga betina, jumlah bunga jantan, tinggi bunga jantan,
Langkah kedua adalah menentukan sampel tanaman yang sedang
berkembang biak dan mengamati fenotipe serta mengidentifikasinya

208
Machine Translated by Google
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Biologi, volume 9

Panjang bunga jantan (cm), panjang peti bunga jantan, sebanyak 12 sampel (TS 19, TS 20, TS 22, TS 23, TS 24,
panjang buah jantan, dan lingkar buah jantan mempunyai TS 25, TS 27, TS 28, TS 31, TS 34, TS 36). Tanaman sampel
nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang berbobot jantan adalah TS 25 dan TS yang berlokasi di
aren asal Kabupaten Serang. Kecamatan Cimanggu dan TS 30, TS 33, TS 34, TS 35
berada di Kecamatan Cibaliung (Tabel 2). Jumlah mayang
Buah betina dan jantan dari Pandeglang mempunyai rata-rata
betina di Kabupaten Pandeglang bervariasi, jumlah bunga
panjang dan lingkar buah yang lebih panjang dibandingkan dengan
betina terbanyak terdapat pada TS 22 yaitu sebanyak 7
gula aren Serang, namun buah betina dan jantan dari Serang lebih
mayang. Jumlah jantan terbanyak adalah TS 35 yaitu
berat dibandingkan dengan Pandeglang.
sebanyak 5 batang (Tabel 2). Identifikasi buah dengan
Hasil karakterisasi bunga di Kabupaten Pandeglang parameter yang diamati rata-rata berat buah dalam 30 biji,
disajikan pada Tabel 2. Bentuk mayang betina tidak ada panjang, dan lingkar buah terbesar adalah TS 19 dengan
perbedaan. Warna mayang dan warna mayang betina dari berat 33,5 g, panjang 5,8 cm, dan keliling 11,9 cm.
seluruh lokasi sampel hijau tua, warna batang mayang hijau .
coklat hijau kekuningan. Sampel yang mempunyai maye
betina

TABEL 1. Karakterisasi Bunga dan Buah Aren di Kabupaten Pandegelang dan Serang
Distrik Properti
Pandegelang Serang
Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata
Perempuan Jumlah bunga betina 1-7 3,6 1-7 3.7
Bunga mekar Tinggi bunga betina (cm) 111-200,5 141,6 70-160 120.2
Panjang bunga betina (cm) 50-100 62 30-65 48.7
Lingkar tangkai bunga betina 15-50 32.8 15-45 25.9

Panjang tangkai bunga betina (cm) 111-200.5 141.6 70-160 120.2

Inflosensi Pria) Jumlah bunga jantan 1-5 2,2 1-6 1.6


Tinggi bunga jantan (cm) 116-153 129,8 83-147 116.3
Panjang bunga jantan (cm) 40-80 60 25-80 45
Lingkar spikelet (cm) 20-25 21 15-35 22.3
Panjang tangkai bunga jantan (cm) 116-153 129,8 83-147 116.3
Buah Betina Panjang buah betina 3-5.8 4.3 2.7-6 4.7
Keliling buah 7-10.9 9.1 5.8-12 9.2
Berat buah betina] 5-33.5 16.3 5.3-37.8 21.7
Buah Jantan Panjang buah jantan 0,9-3.2 2.2 0.8-2.6 1.8
Lingkar buah jantan 1.3-4.2 2.7 0.4-4 2.5
Berat buah jantan 0.8-1.9 1.4 0.7-3.3 1.75

209
Machine Translated by Google
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Biologi, volume 9

TABEL 2. Detail Karakter Bunga dan Buah Tanaman Aren Asal Kabupaten Pandeglang
Kode sampel
Properti
TS 19 TS 20 TS 21 TS 22 TS 23 TS 24 TS 25 TS 26 TS 27 TS 28 TS 29 TS 30 TS 31 TS 32 TS 33 TS 34 TS 35 TS 36

Jumlah perempuan
1 1 4 7 5 4 1 3 6 3 0 0 5 3 4 4 0 3
bunga

Panjang bunga 80 50 70 60 57 40 70 82 65 25 0 0 50 75 100 56 0 80


betina (cm)

Lingkar bunga betina


30 25 30 40 44 35 28 25 15 28 0 0 40 47 25 30 0 30
petiol
Panjang tangkai
bunga betina (cm) 143 123 113,5 162 166 111 140 150 98 122 0 0 141,5 164 147 120 0 200,5

Jumlah bunga
0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 1 1 0 0 2 1 5 0
jantan

Panjang bunga 0 0 0 0 0 0 70 0 0 0 60 40 0 0 50 63 40 0
jantan (cm)

Lingkar tangkai
bunga jantan (cm) 0 0 0 0 0 0 25 0 0 0 20 20 0 0 20 20 20 0

Panjang tangkai
bunga betina (cm) 0 0 0 0 0 0 116 0 0 0 138 140 0 0 120 101 153 0

Panjang buah 4 4 0 0 0
betina 5,8 3,7 4,8 5,2 4,9 3,8 4,1 3,9 4,5 4,5 3,5 4,8 3,8

Lingkar buah
11,9 7,7 8,6 10,3 10,9 8,2 7,7 8,9 8,7 7,2 0 0 9,8 9,3 8,3 10,2 0 8,4
betina (cm)

Berat buah betina 10 21 0 0 0


33,5 12,8 26,9 20,9 19,8 13,5 13,8 6,5 17,8 17,7 9,1 22,8 12,1
(g)

Panjang buah jantan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0


3,2 0,9 2,4 3,2 1,3
(cm)

Lingkar buah
0 0 0 0 0 0 2,9 0 0 0 7 1,3 0 0 4,2 3 2 0
jantan (cm)

Berat buah jantan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 0 0 1 0


1,7 0,8 1,9 1,7
(cm)

Bentuk bunga MB MB MB MB MB MB MB MB MB MB itu itu MB MB MB MB itu MB


betina (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (9) (9) (0) (0) (0) (0) (9) (0)

Warna bunga betina HT HT HT HT HT Hm HT HT HT Hm tda tda HT HT Hm HT tda HT


(1) (1) (1) (1) (1) (0) (1) (1) (1) (0) (9) (9) (1) (1) (0) (1) (9) (1)

Warna tangkai CK CH CK CK CH CK CK CH CK CK itu itu CK CK CK CK itu CK


bunga betina (0) (1) (0) (0) (1) (0) (0) (1) (0) (0) (9) (9) (0) (0) (0) (0) (9) (0)

Warna bunga betina HT HT HT HT HT HM HT HT HT HM itu tda HT HT HM HT itu HT


(3) (3) (3) (3) (3) (2) (3) (3) (3) (2) (9) (9) (3) (3) (2) (3) (9) (3)

Bentuk bunga itu itu itu itu itu itu MH itu itu itu MH pembawa itu itu pembawa MK pembawa itu
jantan (9) (9) (9) (9) (9) (9) (1) (9) (9) (9) (1) acara (2) (9) (9) acara (2) (0) acara (2) (9)

Warna bunga itu itu itu itu itu itu HT itu itu itu HT HM itu itu HM HT HM itu
jantan (9) (9) (9) (9) (9) (9) (1) (9) (9) (9) (1) (0) (9) (9) (0) (1) (0) (9)

Warna tangkai tda tda tda tda tda tda CK tda tda tda CK CK tda tda CK CH CK tda
daun bunga jantan (9) (9) (9) (9) (9) (9) (0) (9) (9) (9) (0) (0) (9) (9) (0) (1) (0) (9)

Warna bunga itu itu itu itu itu itu HT itu itu itu HM HM itu itu HM HT HM itu
tangkai daun jantan (9) (9) (9) (9) (9) (9) (3) (9) (9) (9) (2) (2) (9) (9) (2) (3) (2) (9)

Bentuk buah itu itu itu


BS BS BS BS BS BS BS BS BS BS BS BS BS BS BS
betina (9) (9) (9)

Warna buah HT HM HM HT HT HT HT HM HM HM itu itu HT HT HM HT itu HM


betina (1) (0) (0) (1) (1) (1) (1) (0) (0) (0) (9) (9) (1) (1) (0) (1) (9) (0)

itu itu tda itu itu itu itu itu itu itu itu
Bentuk buah jantan BS BS BS BS BS
(9) (9) (9) (9) (9) (9) (9) (9) (9) (9) (9)

tda tda tda tda tda tda Hm tda tda tda Hm Hm tda tda Hm Hm Hm tda
Warna buah jantan
(9) (9) (9) (9) (9) (9) (0) (9) (9) (9) (0) (0) (9) (9) (0) (0) (0) (9)

210
Machine Translated by Google
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Biologi, volume 9

TABEL 3. Detail Karakter Bunga dan Buah Tanaman Aren Asal Kabupaten Serang
Kode sampel
Properti
TS 1 TS 2 TS 3 TS 4 TS 5 TS 6 TS 7 TS 8 TS 9 TS 10 TS 11 TS 12 TS 13 TS 14 TS 15 TS 16 TS 17 TS 18

Jumlah bunga betina


1 1 7 6 5 5 6 1 3 7 3 1 2 5 5 1 7 1

Panjang bunga 40 60 30 55 55 40 45 30 60 45 65 50 40 55 55 56 40 46
betina (cm)

Lingkar tangkai
bunga betina 28 40 18 23 30 26 20 15 25 20 45 25 30 20 18 20 40 23

Panjang tangkai
bunga betina (cm) 70 130 160 146 139 113 150 150 150 95 105 137 71 120 114 103 107 103

Jumlah bunga
6 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1
jantan

Panjang bunga 50 40 0 0 45 50 0 25 30 0 0 0 0 0 0 47 80 38
jantan (cm)

Lingkar tangkai
bunga jantan (cm) 20 35 0 0 30 22 0 15 15 0 0 0 0 0 0 23 20 21

Panjang tangkai
bunga betina (cm) 127 110 0 0 124 120 0 135 147 0 0 0 0 0 0 106 95 83

Panjang buah 6
betina 4,8 5,2 5,6 4,3 5,1 5,9 5,7 2,7 3,1 2,8 5,5 5,9 5,2 4,4 3,8 3,2 5,7

Lingkar buah
9,1 8,6 11,7 8,8 10,5 12 11,2 11,6 5,8 7,2 1,6 11 10,5 9,6 9 8,7 7,4 12
betina (cm)

Berat buah betina


26,2 21,5 28,8 14,5 25,7 37,8 29,7 32,2 5,3 7,6 3,3 29,8 31,3 22,9 17,1 12,7 6,9 37,5
(g)

Panjang buah jantan 0 0 0 0 0 0 0 0 0


0,8 1,4 1,5 2,2 2,2 1,6 0,6 2,6 1,5
(cm)

Keliling
2,7 3,2 0 0 3,3 4 0 0,6 0,4 0 0 0 0 0 0 3,6 3,4 1,5
buah jantan (cm)

Berat buah jantan 0 0 0 0 0 0 0 0 0


0,7 1,3 1,5 2,4 1,6 1,2 3,3 2,9 0,83
(cm)

Bentuk bunga MB MB MB MB MB MB MB MB MB MB MB MB MB MB MB MB MB MB
betina (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0) (0)

Warna bunga betina HM HM HT HT HT HT HM HM HT HM HT HT HT HT HM HT HM HT


(0) (0) (1) (1) (1) (1) (0) (0) (1) (0) (1) (1) (1) (1) (0) (1) (0) (1)

Warna tangkai CK CK CK CH CH CH CH CH CH CH CH CH CH CH CK CH CH CK
bunga betina (0) (0) (0) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (1) (0) (1) (1) (0)

Warna bunga betina Hm Hm HG HT HT HT Hm Hm HG Hm HT HT HG HG Hm Hm Hm HT


(2) (2) (1) (3) (3) (3) (2) (2) (1) (2) (3) (3) (1) (1) (2) (2) (2) (3)

Bentuk bunga MB MB itu itu MB MK itu MH MH itu itu itu itu itu itu MK MK MK
jantan (0) (0) (9) (9) (0) (0) (9) (1) (1) (9) (9) (9) (9) (9) (9) (0) (0) (0)

Warna bunga HM HM itu itu HM HM itu HM HT itu itu itu itu itu itu HM HM HM
jantan (0) (0) (9) (9) (0) (0) (9) (0) (1) (9) (9) (9) (9) (9) (9) (0) (0) (0)

Warna tangkai CH CH itu itu CH CH itu CK CK itu itu itu itu itu itu CH CK CK
daun bunga jantan (1) (1) (9) (9) (1) (1) (9) (0) (0) (9) (9) (9) (9) (9) (9) (1) (0) (0)

Warna bunga HM HM itu itu HM HM itu HM HM itu itu itu itu itu itu HT HM HM
tangkai daun jantan (2) (2) (9) (9) (2) (2) (9) (2) (2) (9) (9) (9) (9) (9) (9) (3) (2) (2)

Bentuk buah betina BS BS BS BS BS BS BS BS BS BS BS BS BS BS BS BS BS BS

Warna buah HT HM HM HT HT HT HT HM HM HM HT HM HT HT HM HT HM HM
betina (1) (0) (0) (1) (1) (1) (1) (0) (0) (0) (1) (0) (1) (1) (0) (1) (0) (0)

tda itu itu itu itu itu itu itu itu


Bentuk buah jantan BS BS BS BS BS BS BS BS BS
(9) (9) (9) (9) (9) (9) (9) (9) (9)

HM HM itu itu HM HM itu HM HM itu itu itu itu itu itu HM HM HM


Warna buah jantan
(0) (0) (9) (9) (0) (0) (9) (0) (0) (9) (9) (9) (9) (9) (9) (0) (0) (0)

211
Machine Translated by Google
Kemajuan dalam Penelitian Ilmu Biologi, volume 9

Gambar 1. Penampakan buah dan biji Aren dari beberapa lokasi

Hasil karakterisasi bunga enau asal Kabupaten Serang Kalimantan Timur. Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain.
Manado. Buletin Palma No.38
disajikan pada Tabel 3. Penampakan buah dan biji enau dari
[4] Jusuf, M. 2005. Metode Ekplorasi, Inventarisasi, Evaluasi dan Konservasi
kedua kabupaten tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Setiap Plasma Nutfah. Pusat Penelitian Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor.
bulir bunga mempunyai sedikit bunga betina di ujung bunganya.
ujung dan mengoordinasikan bunga jantan mulai dari sana [5] Ferita, I., Tawarati., Syarif, Z. 2015. Identifikasi dan Karakterisasi Tanaman
Enau (Arengan pinnata) di Kabupaten Gayo Lues. Prosiding Seminar
hingga ujung. Bentuk bunga jantan lebih kecil dibandingkan
Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. Jil. 1 Nomor 1.
bunga betina. Hal: 31-37.
Perbungaan awal muncul dari buku dekat meristem atas [6] Harahap, P. 2017. Eksplorasi dan Identifikasi Tanaman Aren (Arengan
yang sama dengan 3-6 (12) bunga lain yang hanya tumbuh pinnata Merr.) di Kabupaten Tapanuli Selatan. Tesis. Universitas
Sumatera Utara.
bunga betina. Setelah tahap ini, bunga-bunga jantan muncul
[7] IPRI. 1995. Deskriptor Kelapa. Roma Italia.
dalam urutan menurun dari ketiak daun paling atas di bawah
bunga-bunga betina. Perbungaan betina paling atas dibiarkan
berkembang selama kurang lebih 2 tahun hingga buah matang
dan rontok dalam jangka waktu satu tahun setelah pohon
kekurangan energi dan mati perlahan. Tiap ruas hanya
mengalami 1 bunga. Tergantung pada penggunaan,
penyadapan, dan pemasakan pohon enau, pohon tersebut
dapat hidup selama beberapa tahun tetapi menghasilkan buah
dan biji yang lebih kecil. Kinerja bunga jantan, dalam hal ini,
melanjutkan pangkal pohon sebelum pohon mati. Buah yang
matang berwarna kuning, diameter sekitar 5 cm, masing-masing berisi 2-3 biji.
Menurut [7] pohon aren tipe awal mempunyai pohon yang lebih pendek
dan kecil dibandingkan dengan palem tipe In, namun buah dan bijinya juga
lebih kecil dibandingkan dengan palem tipe In. Selanjutnya benih yang
memenuhi syarat sebagai benih berbentuk lonjong dengan ukuran 25-40 x 15-
25 mm berwarna hitam kecoklatan, mengkilat, permukaan licin,
sayatan melintang berbentuk agak segitiga atau bulat. Data
bunga, buah dan biji tidak tersedia di semua lokasi penelitian
ini, hanya pada lokasi tertentu saja. Selain itu, umur pohon
enau yang diamati juga belum diketahui.

IV. KESIMPULAN
Hasil karakterisasi fenotipe pada bunga dan buah pohon
enau di Kabupaten Pandeglang dengan data populasi tanaman
enau yang lebih banyak jika dibandingkan dengan Kabupaten
Serang, Aksesi yang digunakan dalam penelitian ini
menunjukkan adanya variasi kenampakan bunga jantan dan
betina serta buah dari aksesi pohon enau.

REFERENSI
[1] Syukur, C. 2006. Pengelolaan Plasma Nutfah. Pusat Penelitan
Pengembangan Perkebunan. Lokakarya Nasional Genetik di Indonesia:
Manfaat Ekonomi untuk Mewujudkan Ketahanan Nasional. bogor.
[2] Dinas Pertanian Provinsi Banten. 2016. Angka Tetap Statistik
Perkebunan.
[3] Tenda, ET, Makromo, I dan Heliyanto. 2010. Eksplorasi Plasma Nutfah
Aren (Arengan pinnatai Merr.) di Provinsi Kutai Timur

212

Anda mungkin juga menyukai