Anda di halaman 1dari 3

Pemuliaan dan Pengadaan Bahan Tanaman

Pemuliaan tanaman adalah kegiatan mengubah susunan genetik individu maupun populasi
tanaman untuk suatu tujuan. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran
tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian; pada
kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan. Selain melakukan
penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu genetik sehingga diperoleh tanaman yang
lebih bermanfaat.

Pengetahuan mengenai perilaku biologi tanaman dan pengalaman dalam budidaya tanaman
merupakan hal yang paling menentukan keberhasilan usaha pemuliaan, sehingga buku-buku teks
seringkali menyebut pemuliaan tanaman sebagai seni dan ilmu memperbaiki keturunan tanaman
demi kemaslahatan manusia. Di perguruan tinggi, pemuliaan tanaman biasa dianggap sebagai
cabang agronomi (ilmu produksi tanaman) atau genetika terapan, karena sifat multidisiplinernya.

Pelaku pemuliaan tanaman disebut pemulia tanaman. Karena pengetahuannya, seorang


pemulia tanaman biasanya juga menguasai agronomi dan genetika. Tugas pokok seorang pemulia
tanaman adalah merakit kultivar yang lebih baik: memiliki ciri-ciri yang khas dan lebih bermanfaat
bagi penanamnya.

Aplikasi kultivar unggul padi dan gandum merupakan salah satu komponen penting dalam
Revolusi Hijau, suatu paket penggunaan teknologi modern secara massal untuk menggenjot
produksi pangan dunia, khususnya gandum roti, jagung, dan padi. Dilihat dari sudut pandang
agribisnis, pemuliaan tanaman merupakan bagian dari usaha perbenihan yang menempati posisi
awal/hulu dari keseluruhan mata rantai industri pertanian.

A. Tujuan pemuliaan dan karakteristik beberapa populasi

1. Tujuan dalam pemuliaan tanaman

Tujuan dalam pemuliaan tanaman dapat bersifat spesifik. Tanaman di bagian kanan atas
warna daunnya menjadi merah apabila tempat tumbuhnya mengandung nitrogen dioksida. Sifat
ini dimanfaatkan untuk mendeteksi keberadaan ranjau yang melepaskan senyawa tersebut.

Tujuan dalam program pemuliaan tanaman didasarkan pada strategi jangka panjang untuk
mengantisipasi berbagai perubahan arah konsumen atau keadaan lingkungan. Pemuliaan padi,
misalnya, pernah diarahkan pada peningkatan hasil, tetapi sekarang titik berat diarahkan pada
perakitan kultivar yang toleran terhadap kondisi ekstrem (tahan genangan, tahan kekeringan, dan
tahan lahan bergaram) karena proyeksi perubahan iklim dalam 20–50 tahun mendatang. Tujuan
pemuliaan akan diterjemahkan menjadi program pemuliaan.

Ada dua tujuan umum dalam pemuliaan tanaman: peningkatan kepastian terhadap hasil
yang tinggi dan perbaikan kualitas produk yang dihasilkan.

Peningkatan kepastian terhadap hasil biasanya diarahkan pada peningkatan daya hasil,
cepat dipanen, ketahanan terhadap organisme pengganggu atau kondisi alam yang kurang baik
bagi usaha tani, serta kesesuaian terhadap perkembangan teknologi pertanian yang lain. Hasil yang
tinggi menjamin terjaganya persediaan bahan mentah untuk diolah lebih lanjut. Tanaman yang
berumur singkat (genjah) akan memungkinkan efisiensi penggunaan lahan yang lebih tinggi.
Ketahanan terhadap organisme pengganggu atau kondisi alam yang tidak mendukung akan
membantu pelaku usaha tani menghindari kerugian besar akibat serangan hama, penyakit, serta
bencana alam. Beberapa tanaman tertentu yang dalam usaha budidayanya melibatkan banyak
peralatan mekanik memerlukan populasi yang seragam atau khas agar dapat sesuai dengan
kemampuan mesin dalam bekerja.

Usaha perbaikan kualitas produk adalah tujuan utama kedua. Tujuan semacam ini dapat
diarahkan pada perbaikan ukuran, warna, kandungan bahan tertentu (atau penambahan serta
penghilangan substansi tertentu), pembuangan sifat-sifat yang tidak disukai, ketahanan simpan,
atau keindahan serta keunikan. Perkembangan bioteknologi di akhir abad ke-20 telah membantu
pemuliaan terhadap tanaman yang mampu menghasilkan bahan pangan dengan kandungan gizi
tambahan (pangan fungsional) atau mengandung bahan pengobatan tertentu (pharmcrops,
kegiatannya dikenal sebagai crop pharming).

2. Karakteristik populasi kelapa sawit

Empat benih kelapa sawit jenis dura yang diintroduksi oleh kolonial Belanda pada tahun 1848
di Kebun Raya Bogor, dan kemudian dikembangkan di daerah Deli, Sumatera Utara menjadi
populasi dasar hampir seluruh program pemuliaan kelapa sawit di dunia. Populasi ini dikenal
sebagai dura Deli, yang memiliki karakter cangkang yang tebal, bobot tandan yang besar, dan
jumlah tandan yang sedikit. Penemuan sifat ketebalan cangkang pada kelapa sawit pada 1941,
yang berkorelasi dengan tingkat produksi minyak menjadi tonggak dasar untuk pelibatan populasi
tenera/pisifera dalam program pemuliaan kelapa sawit. Populasi tenera/pisifera yang digunakan
dalam pemuliaan kelapa sawit di Indonesia umumnya diintroduksi dari Afrika (Zaire, Kamerun,
Nigeria, dan Pantai Gading). Populasi ini memiliki karakter cangkang yang tipis untuk tenera, non
cangkang pada pisifera, bobot tandan yang rendah, dan jumlah tandan yang banyak. Kedua
populasi, dura dan tenera/pisifera, memiliki sifat-sifat yang saling komplemen yang dibutuhkan
dalam perakitan varietas unggul.

B. Pemuliaan kelapa sawit di Indonesia dan negara lainnya

Perkembangan industri kelapa sawit Indonesia yang menakjubkan selama 20 tahun terakhir
tidak terlepas dari peran bahan tanaman di dalamnya. Meski hanya berkontribusi 7%-8% dari total
biaya produksi, namun keberadaan bahan tanaman sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu
perkebunan. Pemilihan bahan tanaman dengan kualitas unggul menjamin tingkat produksi yang
stabil untuk masa ekonomi selama 25 tahun. Karakter unggul varietas kelapa sawit dapat dilihat
dari mutu genetis (potensi hasil tinggi), mutu fisiologis (daya tumbuh), dan mutu morfologis
(keseragaman dan higienitas benih).

Pemerintah Indonesia telah merilis 37 varietas kelapa sawit dengan berbagai karakter
unggulan yang menyertainya. Varietas-varietas ini berasal dari 9 produsen benih (8 produsen
dalam negeri, 1 produsen dari luar negeri), yang umumnya berlokasi di wilayah Sumatera. Dengan
kapasitas produksi sekitar 225 juta benih per tahun, dan pilihan yang semakin beragam, sebenarnya
tidak ada alasan bagi pekebun untuk tidak menggunakan benih yang telah bersertifikasi secara
resmi. Namun demikian, kesulitan dalam distribusi dan akses untuk mendapatkan benih
unggul masih sering terjadi khususnya di remote area, seperti area pengembangan di Kalimantan,
Sulawesi, dan Papua. Upaya dari produsen benih melalui sistem waralaba bibit diharapkan mampu
untuk mengurangi kesenjangan akses dalam mendapat benih kelapa sawit unggul.

Bagaimana sebuah varietas unggul kelapa sawit dirakit? Perakitan varietas unggul kelapa
sawit dilakukan melalui proses yang sangat panjang, tenaga ahli dari berbagai bidang ilmu, lokasi
pengujian yang luas, serta biaya yang tidak sedikit. Kegiatan perakitan ini memadukan antara
teknologi, seni dan intuisi dalam proses persilangan, pengujian, seleksi, dan perbanyakan. Kita
mengenal kegiatan perakitan varietas unggul ini sebagai aktivitas pemuliaan tanaman.

C. Pengadaan bahan tanaman


Proses pengadaan bahan tanaman dimulai dari Divisi Breeding Research and Development
(BRD), yaitu penentuan populasi dasar tanaman kelapa sawit. Populasi dasar tersebut
kemudian dilakukan rekombinasi dan evaluasi. Seleksi dilakukan terhadap pohon kelapa sawit
yang akan digunakan sebagai pohon induk dan pohon bapak. Terhadap pohon induk dan pohon
bapak yang terpilih kemudian dilakukan penyerbukan oleh polinator. Tandan yang sudah
matang fisiologis (umur 4.5-5 bulan) dipanen dan tandan diangkut ke bagian persiapan
benih. Proses dari penyerbukan hingga pengangkutan tandan merupakan bagian kegiatan Divisi
Pohon Induk. Tandan yang telah diangkut ke persiapan benih kemudian diproses hingga
menjadi benih yang siap untuk dikecambahkan. Benih yang telah berkecambah sesuai dengan
standar mutu kemudian siap disalurkan kepada konsumen. Proses dari persiapan benih hingga
pengecambahan merupakan bagian dari kegiatan produksi benih, sedangkan penyaluran
benih kepada konsumen merupakan kegiatan dari pemasaran. Perlu waktu sekitar 9
bulan untuk memperoleh benih mulai dari awal penyerbukan.

Anda mungkin juga menyukai