PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
seterategi pemuliaan telah berubah dari pendekatan genetika klasik ke pendekatan
baru. Pendekatan klasik dimaksudkan sebagai usaha memindahkan gen-gen
pengatur sifat tertentu dari beberapa plasma nutfah, ke dalan galur/varietas yang
ingin diperbaiki. Pendekatan baru dimaksudkan sebagai pemuliaan populasi,
dimana seluruh populasi tanaman dipandang sebagai satuan pemuliaan, dan bukan
individu-individu tanaman. Varietas unggul baru dihasilkan dari komponen
populasi asal yang beraneka. Pendekatan baru merupakan evolusi terarah, yang
tidak hanya memanfaatkan pengaruh gen major saja, tetapi juga gen minor.
Dengan pendekatan populasi, pemuliaan tanaman didifinisikan sebagai
pengurangan frekuensi gen jelek dan peningkatan prekuensi gen baik.
Suatu keputusan penting yang pertama diambil dalam setiap program
pemuliaan adalah pemilihan plasma nutfah. Plasma nutfah dimaksudkan sebagai
suatu substansi yang terdapat dalam setiap kelompok mahluk hidup dan
merupakan sifat keturunan yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan atau
dirakit untuk menciptakan jenis unggul atau kultivar baru. Plasma nutfah meliputi
segala kultivar unggul masa kini atau masa lampau, kultivar primitive, jenis yang
sudah dimanfaatkan tetapi belum dibudidayakan, kerabat liar, jenis budidaya atau
jenis piaraan. Apabila program pemuliaan tanaman mempunyai tujuan yang luas,
maka plasma nutfah yang diinginkan mempunyai keragaman genetik, adaptasi
luas, relative tahan terhadap hama dan penyakit tertentu. Tetapi bila program
pemuliaan tanaman mempunyai tujuan khusus, informasi yang diperlukan adalah
potensi hasil relative dari masing-masing plasma nutfah. Pemilihan yang
bijaksana terhadap plasma nutfah permulaan merupakan faktor penting untuk
keberhasilan program itu. Pemilihan metode pemuliaan juga merupakan tanggung
jawab penting dari pemulia tanaman. Suatu metode telah diketahui efisien baik
dengan percobaan atau teoritis untuk \ tanaman tertentu, mngkin tidak berlaku
untuk semua situasi. Effisiensi suatu metode dapat di pengaruhi oleh linkage,
intensitas seleksi, besarnya populasi, heritabilitas, dan peran gen (gen action).
Waktu yang dibutuhkan untuk setiap siklus pemuliaan harus diperhitungkan.
Misalnya di daerah tropika, mungkin diperoleh dua atau tiga generasi setiap tahun,
sedang di daerah beriklim sedang mungkin hanya satu kali setahun.
3
Sebagai tujuan akhir dalam pemuliaan tanaman adalah untuk mendapatkan sifat
dan hasil yang lebih baik yaitu mempunyai kuantitas baik dan kualitas yang baik.
4
nomor koleksi (aksesi). Tanpa keanekaragaman, perbaikan sifat tidak mungkin
dilakukan.
Usaha pencarian plasma nutfah baru berarti eksplorasi ke tempat-tempat
yang secara tradisional menjadi pusat keanekaragaman hayati (atau hutan) atau
dengan melakukan pertukaran koleksi. Lembaga-lembaga publik seperti IRRI dan
CIMMYT menyediakan koleksi plasma nutfah bagi publik secara bebas bea,
namun untuk kepentingan bisnis diatur oleh perjanjian antara pihak-pihak yang
terkait.
C. Introduksi
Mendatangkan bahan tanam dari tempat lain (introduksi) merupakan cara
paling sederhana untuk meningkatkan keragaman (variabilitas) genetik. Seleksi
penyaringan (screening) dilakukan terhadap koleksi plasma nutfah yang
didatangkan dari berbagai tempat dengan kondisi lingkungan yang berbeda-beda.
Pengetahuan tentang pusat keanekaragaman (diversitas) tumbuhan penting untuk
penerapan cara ini. Keanekaragaman genetik untuk suatu spesies tidaklah sama di
semua tempat di dunia. N.L. Vavilov, ahli botani dari Rusia, memperkenalkan
teori "pusat keanekaragaman" (centers of origin) bagi keanekaragaman tumbuhan.
Contoh pemuliaan yang dilakukan dengan cara ini adalah pemuliaan untuk
berbagai jenis tanaman buah asli Indonesia, seperti durian dan rambutan, atau
tanaman pohon lain yang mudah diperbanyak secara vegetatif, seperti ketela
pohon dan jarak pagar. Introduksi dapat dikombinasi dengan persilangan.
D. Persilangan
Malai padi dibungkus dengan kertas pelindung untuk mencegah
penyerbukan yang tidak dikehendaki. Persilangan masih menjadi tulang punggung
industri perbenihan sampai saat ini. Persilangan merupakan cara yang paling
populer untuk meningkatkan variabilitas genetik,bahkan sampai sekarang karena
murah, efektif, dan relatif mudah dilakukan.
5
E. Manipulasi kromosom
Yang termasuk dalam cara ini adalah semua manipulasi ploidi, baik
poliploidisasi (penggandaan genom) maupun pengubahan jumlah kromosom.
Gandum roti dikembangkan dari penggabungan tiga genom spesies yang berbeda-
beda. Semangka tanpa biji dikembangkan dari persilangan semangka tetraploid
dengan semangka diploid. Pengubahan jumlah kromosom (seperti pembuatan
galur trisomik atau monosomik) biasanya dilakukan sebagai alat analisis genetik
untuk menentukan posisi gen-gen yang mengatur sifat tertentu. Galur dengan
jumlah kromosom yang tidak berimbang seperti itu mengalami hambatan dalam
pertumbuhannya. Teknik pemuliaan ini sebenarnya juga mengandalkan
persilangan dalam praktiknya.
H. Transfer gen
Transfer gen sebagai alat untuk menghasilkan keragaman genetik tanaman
mulai dikembangkan sejak 1980-an, setelah orang menemukan enzim
endonuklease restriksi dan mengetahui cara menyisipkan fragmen DNA
organisme asing ke dalam kromosom penerima, dan diciptakannya alat
sekuensing DNA. Teknik transfer gen juga memerlukan keterampilan dalam
budidaya jaringan untuk mendukung proses ini. Karena memerlukan biaya sangat
tinggi, hanya industri agrokimia yang sanggup menggunakan metode ini. Akibat
dari hal ini berkembanglah isu "penguasaan gen" sebagai isu politik baru karena
6
gen-gen "buatan" dan kultivar yang dihasilkan dikuasai oleh segelintir perusahaan
multinasional besar.
Dalam transfer gen, fragmen DNA dari organisme lain (baik mikroba,
hewan, atau tanaman), atau dapat pula gen sintetik, disisipkan ke dalam tanaman
penerima dengan harapan gen "baru" ini akan terekspresi dan meningkatkan
keunggulan tanaman tersebut. Strategi pemuliaan ini banyak mendapat
penentangan dari kelompok-kelompok lingkungan karena kultivar yang dihasilkan
dianggap membahayakan lingkungan jika dibudidayakan. Penyisipan gen
dilakukan melalui berbagai cara: transformasi dengan perantara bakteri penyebab
puru tajuk Agrobacterium (terutama untuk tanaman non- monokotil),
elektroporasi terhadap membran sel, biobalistik (penembakan partikel), dan
transformasi dengan perantara virus.
7
tanaman yang ditransformasi harus dapat di-regenerasi menjadi suatu tanaman.
Regenerasi tanaman dapat dilakukan baik secara organogenesis atau
embryogenesis (Sticklen, 1991; Zhong et al., 1991; 1992).
Tanaman transgenik perlu dikarakterisasi secara molekuler untuk
mengkonfirmasi integritas gen yang diintroduksi dan menentukan jumlah kopinya
di dalam genom tanaman. Tanaman tersebut juga perlu dikarakterisasi secara
biokimia untuk menentukan apakah gen tersebut berfungsi dengan benar. Setelah
tahapan biologi seluler dan molekuler dilalui, tanaman transgenic perlu
dikarakterisasi sifat yang diinginkan di laboratorium dan rumah kaca (Herman,
1999). Untuk mengkonfirmasi apakah sifat baru yang diinginkan tersebut dapat
diturunkan maka perlu dilakukan per-silangan genetik.
8
oleh daun akibat laju evaoptranspirasi melebihi laju absorbsi air oleh akar
tanaman, walaupun keadaan air tanah tersedia cukup. Pada lahan kering, cekaman
kekeringan pada tanaman terjadi karena suplai air yang tidak mencukupi. Batasan
kekeringan adalah suatu periode dalam pertumbuhan tanaman di mana terjadi
defisiensi air tanaman atau air tanah yang dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
9
BAB 3
PEMBAHASAN
Dengan kemajuan zaman dan diiringi oleh iklim yang tidak dapat ditebak,
kini mulai bermunculan peneliti-peneliti yang mengembangkan teknik-teknik
pemuliaan demi terciptanya tanaman yang unggul salah satunya tahan terhadap
hama dan cekaman lingkungan. Salah satu contoh dari tanaman tersebut adalah
Jagung Transgenik. Jagung trangenik mungkin sedikit awam didengar ditengah
masyarakat, apalagi ditengah ketakutan masyarakat akan hasil-hasil transgenic
yang diduga akan menyebabkan timbulnya penyakit baru. Namun, jika produksi
transgenic dijaga keamanannya hasil tanaman transgenic pun akan sangat
menguntungkan bagi manusia. Jagung transgenic disini merupakan jagung yang
disisipi bakteri Bacillus thuringiensis. Bakteri ini merupakan predator bagi hama,
sehingga jagung yang disisipi gen Bt akan tahan terhadap serangan hama.
Gen Bt menyebabkan jagung menghasilkan protein Kristal atau Crystal
protein (Cry) yang merupakan protein endotoksin dan bersifat racum pada
serangga. Protein endotoksin ini bersifat racun bagi serangga akan tetapi Cry ini
tidak melekat pada pencernaan mamalia sehingg hewan ternak dan manusia tetap
bisa untuk memakan jagung ini. Penggunaan gen Bt terhadap jagung membuat
penggunaan pestisida menurun, sehingga residu pestisida pada tanaman sedikit.
Negara yang banyak menggenakan jagung ini adakah negara Amerika. Hampir
setengah pertanian jagung Amerika merupakan jagung trasgenik yang disisipi
bakteri Bt. Selain itu, jagung ini pun ternyata sudah menyebab ke seluruh dunia,
hanya saja banyak orang yang tidak mengetahui bahwa jagung ini merupakan
haril transgenetik. Selain jagung, beberapa tanaman juga mulai dikembangkan
hasil transgenetiknya beberapa diantaranya adalah padi dan kedelai. Hal tersebut
dilakukan karena permintaan yang semakin banyak sedangkan iklim yang
semakin tak mendukung. Kejadian-kejadian tersebut membuat ketidak adanya
keseimbngan jika hanya mengandalkan teknik konvensional sehingga terciptalah
tanaman hasil rekayasa genetic, muali dari Jagung Bt, Padi tahan cekaman,
kedelai transgenic dan lain sebagainya
10
BAB 4
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
1. Pemuliaan tanaman adalah perpaduan seni dan ilmu dalam memperbaiki pola
genetik dari populasi tanaman. Jadi ilmu pemuliaan tanaman merupakan
perpaduan suatu ilmu dan seni dalam memanipulir gen. Ilmu ini berdasarkan
pengetahuan dasar mengenai genetika.
2. Pemuliaan tanaman dapat menjadi jalan untuk mengambangkan pertanian yang
sehat tanpa bahan kimia.
3. Tanaman tahan hama dan cekaman dihasilkan dari penyisipan gen makhluk
hidup lain ataupun persilangan genetic dengan tanaman lain.
4. Pemilihan plasma nutfah yang baik akan menentukan hasil dari pemuliaan ini.
11