Anda di halaman 1dari 17

PEMULIAAN TANAMAN

Disusun oleh :
Nama : Fransiska Reyneldis Primavera itu
NPM : 1903542110033
Kelas : Agroteknologi 2 B

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Pemuliaan tanaman adalah kegiatan mengubah susunan genetik individu maupun
populasi tanaman untuk suatu tujuan. Seringkali pemuliaan tanaman disamakan dengan
penangkaran tanaman yang mana kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak
dan menjaga kemurnian. Padahal kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan.
Beda halnya dengan pelaku dari pemuliaan tanaman yang disebut pemulia tanaman.
Karena didasarkan pada pengetahuannya, biasanya seorang pemulia tanaman dapat
menguasai genetika serta agronomi. Seorang pemulia tanaman dapat merakit kultivar
dengan lebih baik dan memiliki ciri-ciri yang khas.
Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu genetik
sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat. Pengetahuan mengenai perilaku
biologi tanaman dan pengalaman dalam budidaya tanaman merupakan hal yang paling
menentukan keberhasilan usaha pemuliaan, sehingga buku-buku teks seringkali
menyebut pemuliaan tanaman sebagaisenidanilmu memperbaiki keturunan tanaman demi
keselamatan manusia. Melalui kegiatan pemuliaan, diharapkan dapat dihasilkan beragam
kultivar unggul baru, selain memiliki produktivitas yang tinggi, juga memiliki beberapa
karakter lain yang mendukung upaya peningkatan kualitas dan daya saing.
Pemuliaan tanaman sendiri didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan penelitian dan
pengembangan genetik tanaman (modifikasi gen ataupun kromosom) untuk merakit
kultivar/varietas unggul yang berguna bagi kehidupan manusia. tujuan umum dalam
pemuliaan tanaman yaitu, peningkatan kepastian terhadap hasil yang tinggi dan perbaikan
kualitas produk yang dihasilkan. Peningkatan kepastian terhadap hasil biasanya diarahkan
pada peningkatan daya hasil, cepat dipanen, ketahanan terhadap organisme pengganggu
atau kondisi alam yang kurang baik bagi usaha tani, serta kesesuaian terhadap
perkembangan teknologi pertanian yang lain. Hasil yang tinggi menjamin terjaganya
persediaan bahan mentah untuk diolah lebih lanjut.
1. 2 Rumusan Masalah
1) Apa pengertian pemuliaan tanaman dan serta tujuannya?
2) Bagaiman mengetahui teknik-teknik terkait den pemuliaan tanaman

1. 3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari pemuliaan tanaman serta tujuannya.
2) Untuk mengetahui teknik-teknik yang terkait dengan pemuliaan tanaman.
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian dan Tujuan Pemuliaan Tanaman


Pemuliaan tanaman adalah perpaduan seni dan ilmu dalam memperbaiki pola genetik
dari populasi tanaman. Jadi ilmu pemuliaan tanaman merupakan perpaduan suatu ilmu
dan seni dalam memanipulir gen. Ilmu ini berdasarkan pengetahuan dasar mengenai
genetika. Disini seseorang yang menjadi pemulia tanaman akan melakukan seleksi
dengan cara memanipulir keragaman genetic untuk mengembangkan jenis baru dari suatu
tanaman yang bersifat unggul.
Sehingga kesimpulan akhir dari pengertian pemuliaan tanaman yaitu rangkaian
kegiatan penelitian dan pengujian atau kegiatan penemuan dan pengembangan suatu
varietas, sesuai dengan metode baku untuk menghasilkan varietas baru dan dapat
mempertahankan kemurnian benih varietas yang dihasilkan.
Pemuliaan tanaman adalah suatu teknologi dan seni untuk memanipuasi gen dan
kromosom atau kemampuan genetik tanaman sehingga sifat-sifat tanaman tersebut
menjadi mulia dan lebih berguna sesuai dengan keperluan manusia yang selalu
meningkat (Ahmad Baehaki dalam Nani Hermiati 2000. Diktat Kuliah Pengantar
Pemuliaan Tanaman.Fakultas Pertanian UNPAD Bandung).
Pemuliaan tanaman adalah ilmu tentang perubahan susunan genetic sehingga
memperoleh tanaman yang menguntungkan manusia.
Tujuan pemuliaan tanaman adalah untuk menciptakan jenis unggul atau jenis
superior yang yang sudah ada dan mempunyai sifat-sifat seperti :
 Jenisnya murni
 Resisten terhadap hama dan penyakit
 Respon terhadap pemupukan
 Mempunyai sifat-sifat agronomis yang disukai
 Daya adaptasi yang besar
 Mempunyai daya atau kemampuan menghasilkan yang tinggi

Sebagai tujuan akhir dalam pemuliaan tanaman adalah untuk mendapatkan sifat dan
hasil yang lebih baik yaitu mempunyai kuantitas baik dan kualitas yang baik.
2. 2 Macam-macam Pemuliaan Tanaman
Keragaman genetik sebagai modal dalam pelaksanaan program pemuliaan
tanaman.Keragaman genetik yang terjadi adanya variabilitas tanaman sebagai sumber
plasma nutfah.Untuk menambah variabilitas tanaman dapat dilakukan dengan :
1. Mengadakan koleksi tanaman
Koleksi dilakukan dengan tukar menukar tanaman, membeli, mencari ke
daerah-daerah. Bahan tersebut dibawa untuk di pelihara dan dikembangkan.
Jenis-jenis langka biasanya mendapatkan perhatian yang lebih besar untuk
dijaga kelestariannya.
2. Introduksi tanaman
Merupakan usaha untuk mendatangkan tanaman dari negara lain atau dari
tempat asal tumbuhnya ke suatu daerah yang baru. Oleh karena itu, tanaman
tersebut harus mengalami aklimatisasi / adaptasi. Proses ini merupakan proses
seleksi alam. Bahan yang merupakan introduksi seperti biji, bagian vegetatip
tanaman dsb. Biasaya tanaman yang diintroduksi tidak hanya tanaman yang
dibudidayakan, tetapi jenis tanaman liar karena sulit didapat. Material yang
diintroduksi berupa biji mudah pengirimannya, utuk yang berupa vegetatip
seperti bulbus, kormus dalam kead sudah dikeringkan dan memerlukan kemasan
yang khusus dan pengirimannya harus cepat. Tanaman yang diintroduksi
disertai keterangan singkat tentang cara pemeliharaan dan persyaratan tumbuh.
Introduksi selain menambah variabilitas tanaman ada manfaat lain seperti
a. Memajukan bidang industri adanya tanaman industri seperti kehutanan,
obat-obatan.
b.Memenuhi kebutuhan aestetika dengan mendatangkan tanaman
ornamental untuk koleksi kebun, taman, gedung, hotel untuk keindahan.
c. Untuk mempelajari asal, distribusi, klasifikasi dan evolusi
d.Untuk meningkatkan mutu tanaman.

2. 3 Teknik dalam Pemuliaan Tanaman


Adapun dalam meningkatkan bibit unggul, usaha yang dapat dilakukan adalah :
1. Seleksi Massa
Seleksi massa (dalam pemuliaan tanaman) adalah salah satu metode seleksi
yang tertua untuk memilih bahan tanam yang lebih baik untuk generasi
selanjutnya. Dalam program pemuliaan tanaman, seleksi ini merupakan yang
paling sederhana dan banyak pemulia yang lebih menggunakan nalurinya dalam
menjalankan metode ini, meskipun sebenarnya dituntut untuk menggunakan dasar
ilmiah.
Seleksi massa ini seperti ketika seorang pemulia mengamati penampilan
fenotip setiap individu dalam suatu populasi lalu memilih individu yang akan
dipelihara keturunannya kelak. Sedangkan seleksi massa negative seperti terutama
dalam memelihara kemurnian sifat suatu populasi individu-individu yang
menyimpang dari penampilan normal dibuang.
Kalangan pemulia tanaman menamakan seleksi massa karena biasanya cara
seleksi ini dilakukan terhadap ukuran populasi yang besar dalam pertanaman di
lading. Kemajuan seleksi dalam seleksi massa yang terbesar dari semua metode
seleksi yang ada, namun harus memperhatikan beberapa hal. Seperti latar
belakang lingkungan harrus dipertimbangkan dalam melakukan seleksi massa
karena seleksi didasari pada fenotip. Selain itu ada pula masalah yang muncul
yaitu jika suatu sifat tidak dapat diamati langsung pada suatu individu, untuk
mengatasinya metode seleksi berbasis kerabat perlu dilakukan. Penggunaan
seleksi dengan penanda berpotensi menghilangkan masalah-masalah ini.
2. Hibridisasi
Hibridisasi adalah suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies
pada setiap tanaman. Tujuan dilakukannya hibridisasi ini adalah untuk
memperoleh organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat bervariasi
jenisnya. Hibridisasi biasanya dilakukan untuk memperoleh kombinasi genetic
yang diperoleh melalui persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipnya.
Biasanya dalam dunia pertanian dan dalam ilmu pemuliaan tanaman, ada
teknik yang dinamakan kastrasi. Kastrasi biasanya digunakan oleh pemulia
tanaman yang berusaha untuk memperbanyak tanaman untuk meningkatkan
produktifitas dari tanaman yang dimuliakan. Kastrasi merupakan proses untuk
menghilangkan kelamin jantan dari suatu bunga pada tanaman untuk menghindari
atau mencegah terjadinya penyerbukkan sendiri. Hal ini karena ketika tanaman
tersebut melakukan penyerbukan sendiri secara terus-menerus akan berdampak
pada produksinya. Mutasi
3. Mutasi
Mutasi merupakan perubahan materi genetic sel tunggal maupun kumpulan
kromosom. Proses mutasi ini dapat terjadi di semua bagian pada tumbuhan,
terutama pada bagian yang sedang aktif untuk tumbuh (mengalami
pembelahan sel). Mutasi gen dapat terjadi secara dua arah, dimana dari
dominan ke resesif maupun sebaliknya. Namun mutasi gen ini lebih sering
terjadi daripada gen dominan.
Apabila gen dominan heterozigot mengalami mutasi, maka akan langsung
dapat diketahui perubahannya. Tetapi untuk gen dominan heterozigot yang
hanya satu mengalami mutasi, baru dapat dilihat perubahan yang akan terjadi,
dan dapat dilihat perubahnnya pada keturunannya.
 Delesi Kromosom
Delesi kromosom merupakan hasil dari kerusakan kromosom di
mana materi genetik yang hilang selama pembelahan sel. Kerusakan
kromosom dapat terjadi di mana saja pada kromosom. Delesi adalah
hilangnya materi genetik dan dapat disebabkan oleh kesalahan dalam
pindah silang kromosom selama meiosis. Sebuah pasangan basa tunggal
ke seluruh bagian dari nukleotida atau sejumlah nukleotida dapat
dihapus. Delesi kromosom dapat menyebabkan beberapa penyakit
genetik yang serius dan juga dapat menyebabkan frameshift.
Delesi Kromosom dapat mempengaruhi pandangan mata, nada
atau kehilangan berat badan kulit. Penghapusan bagian-bagian kecil
kurang fatal, sedangkan penghapusan sebagian besar kromosom
biasanya berakibat fatal. Penghapusan jumlah pasangan yang tidak bisa
dibagi menjadi tiga basa merata akan menyebabkan mutasi frameshift.
Kelainan genetik yang disebabkan karena delesi, termasuk kasus-kasus
seperti infertilitas pria, distrofi otot Duchenne.
 Duplikasi Kromosom
Duplikasi adalah mekanisme utama di mana materi genetik baru
dihasilkan, sehingga materi genetik tambahan. Duplikasi gen dapat
terjadi karena beberapa jenis kesalahan dalam replikasi DNA dan mesin
perbaikan.
Duplikasi onkogen adalah penyebab umum dari kanker, dalam
kasus seperti duplikasi genetik terjadi pada sel somatik dan hanya
mempengaruhi genom sel-sel kanker, bukan seluruh organisme.

 Inversi Kromosom
Kromosom inversi adalah penataan ulang, di mana segmen rusak
dibalik dan dimasukkan kembali ke kromosom. Inversi terjadi ketika
kromosom mengalami kerusakan dan penataan ulang dalam dirinya
sendiri. Inversi kromosom terdiri dari dua jenis: parasentrik dan
perisentrik. Jika inversi mencakup sentromer kromosom, dikenal sebagai
inversi perisentrik. Jika inversi mencakup lengan panjang atau pendek
kromosom dan tidak termasuk sentromer, diketahui sebagai inversi
parasentrik.
Inversi dianggap tidak memiliki efek merusak atau berbahaya dan
kadang-kadang dapat menyebabkan peningkatan risiko keguguran atau
kemandulan untuk beberapa individu yang terkena.
 Isochromosome
Jenis kromosom diproduksi oleh divisi yang tidak tepat sentromer.
Iso Kromosom mengandung baik dua lengan pendek atau dua lengan
panjang. Ini adalah kromosom mana ia telah kehilangan salah satu
lengannya dan diganti dengan salinan tepat dari lengan lainnya. Hal ini
terlihat kadang-kadang pada wanita dengan sindrom Turner atau sel
tumor. Kondisi ini juga dapat menyebabkan isochrosome memiliki dua
sentromer;
Selain dari delesi, duplikasi, inverse, isochromosom, ada juga mutasi
kromosom jenis Aneusomik , Aneuploidi :
Aneusomik : Perubahan ini ditandai dengan adanya perubahan susunan
kromosom pada jumlah pasangannya. Ada beberapa jenis mutasi aneusomik ini,
antara lain :
 Monosomik, yaitu perubahan kromosom dimana salah satu kromosom
hilang dari pasangannya . Sering dirumuskan dengan 2n - 1 ( yang
berarti salah satu kromosomnya hanya satu ).
 Nullisomik,yaitu perubahan kromosom dimana ada satu pasang
kromosom yang hilang. Dirumuskan dengan 2n - 2.
 Trisomik, yaitu perubahan kromosom dimana terjadi penambahan
sebuah kromosom pada salah satu pasangan homolog. Dirumuskan
dengan 2n + 1.
 Tetrasomik, yaitu perubahan kromosom dimana terjadi penambahan 2
buah / satu pasang kromosom. Dirumuskan dengan 2n + 2.
- Aneuploidi : Aneuploidi adalah jenis mutasi kromosom, hal itu
menyebabkan jumlah abnormal kromosom. Aneuploidi terjadi pada sel-sel
sebagai akibat dari kerusakan kromosom atau kesalahan non-disjungsi, ini
mungkin terjadi selama meiosis atau mitosis. Non-disjungsi adalah
kegagalan kromosom homolog yang tidak terpisah dengan benar selama
proses pembelahan sel. Proses ini menghasilkan individu dengan baik
kromosom ekstra atau hilang. Pada mutasi kromosom ini ditemukan ada
beberapa jenis, antara lain :
- Ttriploidi, yaitu terjadi penambahan 1 buah kromosom pada setiap / masing-
masing set kromosom. Yang semula 2n menjadi 3n.
- Tetraploidi, yaitu terjadi penambahan 2 buah kromosom pada setiap /
masing-masing set kromosom. Yang semula 2n menjadi 4n.
- Poliploidi, yaitu terjadi penambahan lebih dari 2 buah kromosom pada
setiap / masing-masing set kromosom. Yang semula 2n menjadi 5n atau
lebih banyak dari itu.

4. Kultur jaringan
Kultur jaringan adalah suatu metode mengisolasi bagian tanaman (baik
protoplasma, sel, jaringan, dan organ) dan menumbuhkannya pada media
buatan dalam kondisi aseptic di dalam ruang yang terkontrol sehingga bagian-
bagian tanaman tersebut dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman
lengkap. Awalnya penggunaan teknik kultur jaringan hanya sekedar untuk
membuktikan teori “totipotensi” yang dikemukakan oleh Scheliden dan
Schwann (1838) yang menyatakan bahwa sel tanaman sebagai unit terkecil
dapat tumbuh dan berkembang apabila dipelihara dalam kondisi yang sesuai.
Saat ini teknik kultur jaringan digunakan bukan hanya sebagai sarana untuk
mempelajari aspek-aspek fisiologi dan biokimia tanaman saja, tetapi sudah
berkembang menjadi metode untuk berbagai tujuan seperti :

 Mikroporpagasi (perbanyakan tanaman secara mikro).


Teknik ini telah banyak digunakan dalam skala industry di berbagai
Negara untuk memproduksi secara komersial berbagai jenis tanaman seperti
tanaman hias (anggrek, bunga potong), tanaman buah-buahan (pisang),
tanaman industry dan kehutanan (kopi, jati). Dengan menggunakan metode
kultur jaringan, jutaan tanaman dengan sifat genetis yang sama dapat
diperoleh hanya dengan berasal adri satu mata tunas. Sehingga metode ini
menjadi salah satu alternative dari perbanyakan tanaman secara vegetatif.
 Perbaikan tanaman
Dalam usaha perbaikan tanaman melalui metoda pemuliaan secara
konvenisonal, untuk mendapatkan galur murni diperlukan waktu enam sampai
tujuh generasi hasil penyerbukan sendiri maupun persilangan. Melalui teknik
kultur jaringan, dapat diperoleh tanaman homozigot dalam waktu singkat
dengan cara memproduksi tanaman haploid melalui kultur polen, antera atau
ovari yang diikuti dengan penggandaan kromosom. Tanaman homozigot ini
dapat digunakan sebagai bahan pemuliaan tanaman dalam rangka perbaikan
sifat tanaman.
 Transformasi genetik
Teknik kultur jaringan telah menjadi bagian penting dalam membantu
keberhasilan rekayasa genetika tanaman (transfer gen). Sebagai contoh
transfer gen bakteri ke dalam sel tanaman akan terekspresi setelah regenerasi
tanaman transgeniknya tercapai.
 Persilangan
Dalam pelaksanaan persilangan tanaman berasal dari species –species
yang sama atau berbeda species atau berbeda genera atau genus dan sesuai
dengan hubungan kekeluargaan tanaman yang disilangkan.
Ada beberapa macam persilangan yaitu :
a. Persilangan intravarietal
Adalah persilangan antara tanaman-tanaman yang varietasnya sama.
Persilangan ini digunakan untuk tanaman yang melakukan penyerbukan
sendiri. Bilamana varietas merupakan campuran individu yang berbeda
genotipnya, persilangan akan menghasilkan tanaman baru yang menunjukkan
kombinasi sifat yang ekonomis lebih baik.
b. Persilangan intervarietal (Intraspecific)
Adalah persilangan antara tanaman-tanaman yang berasal dari varietas-
varietas yang berbeda, tetapi masih dalam species yang sama. Persilangan ini
digunakan sebagai dasar peningkatan mutu tanaman penyerbuk silang dan
penyerbuk sendiri seperti jlagung hibrida dan sebagian hibrid dari tanaman
cerealia.
c. Persilangan interspecifik (Intrageneric)
Adalah persilangan dari tanaman-tanaman yang berbeda species tetapi
masih dalam genus yang sama. Persilangan ini digunakan untuk memindahkan
daya resistensi terhadap penyakit, hama, kekeringan atau cekaman lingkungan
dari satu species ke lain species. Contohnya resistensi dari wheat, tomat, tebu
dll.
d. Persilangan intergeneric
Adalah persilangan antara tanaman-tanaman dari genera yang berbeda.
Misal persilangan antara jagung teosinte, tebu dengan glagah, lobak dengan
kobis.Persilangan ini dilakukan dengan mentransfer daya resistensi hama,
penyakit, kekeringan dari genera-genera yang masih liar ke genera-genera
yang sudah dibudidayakan.
e. Persilangan introgressive
Pada tipe persilangan ini salah satu species seolah-olah sifatnya
mendominir sifat species yang lain sehingga populasi hibrid yang terbentuk
seolah-olah hanya terdiri dari satu jenis species yang mendominir ini.

2.4 Teknik Pemuliaan Tanaman dari Segi Pemenuhan Kebutuhan


Farmatika
Berbagai kemajuan telah dicapai dalam upaya pembudidayaan tumbuhan
farmatika, termasuk upaya pendomestikasian berbagai tumbuhan farmatika
yang termasuk kategori langka dan tererosi. Hasil yang lebih lamban dicapai
di bidang pemuliaan terutama untuk kelompok spesifik tanaman farmatika.
Hasil yang telah dicapai masih perlu ditingkatkan dengan sasaran yang lebih
spesifik untuk keperluan bidang farmasi yang sesuai dengan fitofarmaka dan
penggunaan obat fitoterapi. Salah satu teknik yang akan dibahas dalam
makalah ini yaitu mengenai kultur jaringan. Tanaman farmatika yang salah
satunya menggunakan kultur jaringan adalah tanaman jahe (Zingiber
officinale).
Kultur jaringan merupakan suatu cara memperbanyak tanaman dengan
teknik mengisolasi bagian tertentu dari tanaman seperti : protoplasma, sel,
jaringan, dan organ serta menumbuhkannya pada media nutrisi yang
mengandung zat pengatur tumbuh tanaman di dalam kondisi yang steril,
sehingga bagian-bagian tersebut bisa memperbanyak diri dan beregenerasi
menjadi tanaman lengkap atau sempurna. Adapun prinsip utama dari kultur
jaringan ini adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian
vegetative tanaman dengan mengguakan media buatan yang dilakukan di
tempat steril.
Kultur jaringan atau biakan jaringan sering disebut kultur uin vitro yakni
teknik pemeliharaan jaringan atau bagian dari individu secara buatan yang
dilakukaan di luar individu yang bersangkutan. In vitro adalah bahan
jaringan yang dibiakkan di dalam tabung inkubasi atau cawan petri dari kaca
atau material tembus pandang lainnya. Teknik kultur jaringan dapat
diaplikasikan pada semua makhluk hidup, karena berdasarkan teori
“totipotensi” sel, bahwa setiap sel memiliki potensi genetic seperti zigot
yaitu mampu memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi tanaman
lengkap.

a. Jahe (Zingiber officinale)


Jahe adalah tanaman rimpang yang banyaka digunakan sebagai rempah-
rempah dan obat. Jahe memiliki khasiat antara lain : menurnkan tekanan
darah, dan membantu pencernaan. Jahe juga mengandung antioksidan yang
bermanfaat menetralkan efek merusak dari radikal bebas yang ada di dalam
tubuh. Kendala utama dalam budidaya jahe adalah penyakit layu yang
disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum. Oleh Karena itu, diperlukan
teknologi perbanyakaan jahe yang efektif, salah satunya melalui penyediaan
benih sehat secara in vitro (kulutr jaringan).
Adapun jenis-jenis tanaman jahe berdasarkan ukuran, bentuk dan warna
rimpangnya, jahe tebagi menjadi 3 varietas, yaitu :
 Jahe merah (Zingiber officinale, var.rubrum), rimpangnyaberwarna merah
dan lebih kecil daripada jahe putih kecil, dengan diameter 42-43 mm,
tinggi 52-104 mm, dan panjang 123-126 mm. Sama seperti jahe kecil, jahe
merah selalu dipanen setelah tua, sehingga cocok untuk ramuan obat-
obatan.
 Jahe putih (Zingiber officinale, var.officinarum), atau disebut juga jahe
gajah rimpangnya lebih besar dengan diameter 48-86 mm, tinggi 62-113
mm, dan panjang 158-327 mm. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan,
atau untuk diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.

Perbanyakan tanaman secara in vitro bertujuan untuk memperoleh bahan


tanaman steril yang akan digunakan untuk perbanyakan benih. Oleh karena itu,
diperlukan proses sterilisasi yang tepat untuk mematikan mikroorganisme yang
terdapat pada eksplan sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman.
Keberhasilan sterilisasi dipengaruhi oleh sumber eksplan (tanaman), seperti
tanaman herba atau berkayu, dan kondisi lingkungan (musim hujan atau musim
kemarau).

Sterilisasi pada tanaman jahe meliputi : tipol, antracol, marshal, agrept,


dan bayclin. Ada tiga kategori sterilisasi, yaitu strelisasi ringan, sedang dan berat.
Pada sterilisasi ringan, eksplan direndam dalam cairan pemutih pakaian 20%
selama 10 menit, lalu dibilas dengan air steril. Selanjutnya eksplan dirensam
dalam cairan pemutih pakaian 15% selama 10 menit dan dibilas dengan air steril.
Terakhir eksplan direndam dalam aciran pemutih pakaian 10% selama 10 menit,
lalu dibilas dengan air steril sebanyak 3 kali.

Untuk sterilisasi sedang, eksplan direndam dalam HgCl2 0,1-0,5 mg/l


selama 7 menit, lalu dibilas dengan air steril. Lalu direndam kembali dalam cairan
pemutih pakaian 15% selama 10 menit, kemudian dibilas dengan air steril.
Terakhir eksplan direndam dalam cairan pemutih pakaian 10% selama 10 menit,
kemudain dibilas dengan air steril tiga kali.

Pada sterilisasi berat, eksplan direndam dalam larutan HgCl2 0,1-0,5 mg/l
selama 10 menit, lalu dibilas dengan air steril. Selanjutnya eksplan direndam
dalam alcohol 90% selama 15 menit, lalu dibilas dengan air steril. Terakhir
eksplan direndam dalam cairan pemutih 20% selama 10 menit kemudian dibilas
dengan air steril tiga kali.

Rimpang jahe yang diambil dari lapangan berpeluang besar terkontaminasi


mikroorganisme sehingga perlu distreilisasi. Waktu dan bahan sterilan yang tepat
dapat dapat menjadi acuan dalam sterilisasi rimpang jahe pada penelitian
selanjutnya. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa
keunggulan, antara lain : mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat
diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan
tempat yang luas, mempu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu
yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit
lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional. Factor-faktor yang
mempengaruhi proses perbanyakan tanaman dengan metoda kultur jaringan :

* Bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan awal untuk dikulturkan.


* Wadah dan media tumbuh yang steril
* Lingkungan tumbuh.

Media tumbuh untuk perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan


mengandung komposisi garam anorganik, zat pengatur tumbuh, dan bentuk fisik
media. Media tersebut berfungsi untuk penyediaan air, hara mineral, vitamin, zat
pengatur tumbuh, akses ke atmosfer untuk pertukaran gas, dan pembuangan sisa
metabolisme tanaman pada proses regenerasi kultur jaringan. Umumnya jaringan
dikulturkan pada media padat yang dibuat seperti gel dengan menggunakan agar
(dari rumput laut) atau pengganti agar. Konsentrasi agar yang digunakan berkisar
antara 0.7-1.0%. Pada konsentrasi tinggi agar menjadi sangat keras, sedikit sekali
air yang tersedia, sehingga difusi hara ke tanaman sangat buruk. Agar dengan
kualitas tinggi lebih murni, tidak menganudng bahan lain yang mungkin
mengganggu pertumbuhan.

b. Bahan Bagian Tanaman (Eksplan)

Eksplan adalah bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan awal


untuk perbanyakan tanaman. Faktor eksplan yang penting adalah genotip/varietas,
umur eksplan, letak pada cabang, dan seks (jantan/betina). Bagian tanaman yang
dapat digunakan sebagai eksplan untuk perbanyakan tanaman dengan kultur
jaringan (kulutr in vitro) adalah pucuk muda, batang muda, daun muda, kotiledon,
hipokotil, endosperm, ovary muda, anther, embrio.

c. Lingkungan Tumbuh

Lingkungan tumbuh yang dapat mempengaruhi regenerasi tanaman


meliputi : pH, temperature, panjang penyinaran, intensitas penyinaran,
kualitas sinar, dan kuran wadah kultur. Proses perbanyakan tanaman dengan
teknik kultur jaringan tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman
dengan tejknik kultur jaringan adalah :

1. Pembuatan media merupakan factor penentu dalam perbanyakan dengan


kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis
tanaman yang akan diperbanyak. Media ditempatkan pada tabung reaksi
atau botol-botol kaca.
2. Untuk pengambilan eksplan, bagian tanaman yang sering digunakan untuk
kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
3. Melakukan sterilisasi yaitu segala kegiatan dalam kultur jaringan harus
dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan mengguanakan
alat-alat yang juga steril.
4. Peralatan juga harus disterilkan dengan menggunakan etanol yang
disemprotkan secara merata pada peralatan.
5. Perbanyakan calon tanaman dengan menanam eksplan pada media.
Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghndari adanya
kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung
reaksi yang telah ditanami eksplan diletakkan pada rak-rak dan
ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
6. Pengamatan pada fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya
pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang
dilakukan mulai berkalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari
untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat
adanya kontaminasi oleh bakteri atau jamur. Eksplan yang trkontaminasi
akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan
jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
7. Pemindahan eksplan keluar dari ruangan aspetic ke bedeng. Pemindahan
dilakukan secara hati-hati dan menggunakan sungkup. Sungkup digunakan
untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena
bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit
dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan
barunya, sangkup dilepaskan secara bertahap selanjutnya pemeliharaan
bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan pada bibit
generative.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan berdasarkan pemaparan materi dalam makalah ini adalah

1. Pemuliaan tanaman adalah perpaduan seni dan ilmu dalam memperbaiki pola
genetik dari populasi tanaman. Jadi ilmu pemuliaan tanaman merupakan
perpaduan suatu ilmu dan seni dalam memanipulir gen. Ilmu ini berdasarkan
pengetahuan dasar mengenai genetika.
2. Adapun teknik-teknik dalam pemuliaan tanaman yaitu :
 Seleksi massa, adalah salah satu metode seleksi yang tertua untuk memilih
bahan tanam yang lebih baik untuk generasi selanjutnya.
 Hibridisasi, adalah suatu perkawinan silang antara berbagai jenis spesies
pada setiap tanaman. Tujuan dilakukannya hibridisasi ini adalah untuk
memperoleh organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat
bervariasi jenisnya.
 Mutasi, merupakan perubahan materi genetic sel tunggal maupun
kumpulan kromosom. Bagian-bagian dari mutasi yaitu : delesi, duplikasi,
inverse. Selain itu terdapat pula mutasi kromosom yang terdiri atas :
aneusomik (monosomik, nullisomik, trisomik, tetrasomik), aneuploidi
( ttriploidi, tetraploidi, poliploidi).
 Kultur jaringan, merupakan suatu cara memperbanyak tanaman dengan
teknik mengisolasi bagian tertentu dari tanaman seperti : protoplasma, sel,
jaringan, dan organ serta menumbuhkannya pada media nutrisi yang
mengandung zat pengatur tumbuh tanaman di dalam kondisi yang steril,
sehingga bagian-bagian tersebut bisa memperbanyak diri dan beregenerasi
menjadi tanaman lengkap atau sempurna.
 Persilangan, tanaman berasal dari species –species yang sama atau
berbeda species atau berbeda genera atau genus dan sesuai dengan
hubungan kekeluargaan tanaman yang disilangkan. Selain itu terdapat
beberapa macam teknik persilangan : persilangan intravarietal, persilangan
intervarietal, persilangan interspesifik, persilangan intergenetik,
persilangan introgresive.

3. Tanaman farmatika yang salah satunya menggunakan kultur jaringan adalah


tanaman jahe (Zingiber officinale). Kultur jaringan merupakan suatu cara
memperbanyak tanaman dengan teknik mengisolasi bagian tertentu dari tanaman
seperti : protoplasma, sel, jaringan, dan organ. Jahe adalah tanaman rimpang yang
banyaka digunakan sebagai rempah-rempah dan obat. Jahe memiliki khasiat
antara lain : menurnkan tekanan darah, dan membantu pencernaan. Bibit yang
dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain :
mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah
yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mempu
menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan
dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan
dengan perbanyakan konvensional.

3.2 Saran
Adapun saran berdasarkan pembuatan makalah ini yaitu :
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan kedepannya
semakin banyak cara-cara yang bisa dilakukan untuk meningkatka variabilitas
tanaman atau pemuliaan tanaman khususnya dalam bidang farmatika.
DAFTAR PUSTAKA

Desy, Yulitha. 2012. Pemuliaan Tanaman. http://cheefullpemuliaan.blogspot.com (diakses


pada tanggal 16 Oktober 2016, pukul 22:00).
Sitepoe, Mangku, 2001. Rekayasa Genetika. Grasindo. Jakarta.
Zonakisaran, 2015. Kultur Jaringan Tanaman Jahe. http://trimaputri.blogspot.com (diakses
pada tanggal 16 Oktober 2016, pukul 21:00).

Anda mungkin juga menyukai