Anda di halaman 1dari 13

Bioteknologi

1
Hertiur, Bryan, Grace, Nadila, Raymond,
Gustav
A. Pengertian Bioteknologi

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup


(bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol)
dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Bioteknologi merupakan
gabungan dari beberapa ilmu, di antaranya biokimia, mikrobiologi, mikologi, fisiologi,
genetika, biologi molekuler, dan kimia.

Ciri-ciri utama bioteknologi


-Adanya agen biologi, berupa mikroorganisme, tumbuhan, atau hewan.
-Adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri.
-Produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
-Adanya produk turunan atau jasa yang dipakai dari proses penggunaan agen biologi.
B. Bioteknologi Pertanian

1. Kultur jaringan
Kultur jaringan (tissue culture) berarti membudidayakan suatu jaringan makhluk hidup menjadi individu
baru yang mempunyai sifat sama seperti induknya. Pelaksanaan teknik kultur jaringan tumbuhan dilakukan
berdasarkan teori sel seperti yang dikemukakan oleh Schleiden dan Schwann, yaitu sel tumbuhan
mempunyai kemampuan totipotensi. Totipotensi adalah kemampuan setiap sel tumbuhan yang jika
diletakkan dalam lingkungan yang sesuai, akan tumbuh menjadi tumbuhan sempurna. Kultur jaringan akan
lebih besar keberhasilannya apabila menggunakan jaringan meristem. Teknik kultur jaringan sebenarnya
sangat sederhana, yaitu suatu sel atau irisan jaringan tanaman yang disebut eksplan secara aseptik diletakkan
dan dipelihara dalam medium padat atau cair yang telah berisi nutrisi.
2. Insektisida dari Bakteri.

Insektisida adalah zar yang dapat membasmi serangga. Beberapa bakteri


menghasilkan zat yang mematikan bagi serangga sehingga dimanfaatkan
sebagai insektisida. Bakteri yang digunakan sebagai insektisida adalah
Bacillus thuringiensis. Bacillus thuringiensis dikulturkan dalam tangka
fermenter. Lalu, ICP yang dihasilkan oleh bakteri tersebut ditampung dan
dicampur dengan cairan yang lengket. Cairan tersebut digunakan untuk
membunuh hama yang memakan tumbuhan. Menurut laporan WHO pada
tahun 1999, sebanyak 13.000 ton produk B. thuringiensis diproduksi setiap
tahunnya melalui teknologi fermentasi aerobik. Sebagian besar produk
tersebut yang mengandung ICP dan spora hidup, sedangkan sebagian lainnya
mengandung spora yang telah diinaktivasi.
3. Pembastaran
Pembastaran atau persilangan merupakan perkawinan antara dua individu
tanaman yang berbeda varietas, tetapi masih dalam satu spesies.
Pembastaran merupakan cara yang sederhana, murah, dan paling mudah
untuk menghasilkan tanaman pangan varietas unggul.
Contoh perkawinan silang:
Perkawinan silang antara sapi shorthor dengan sapi brahman
-Sapi shorthor hidup di daerah sub tropis yang tidak tahan terhadap iklim
panas tetapi dagingnya banyak.
-Sapi brahman (dari india) tahan terhadap iklim yang panas, akan tetapi
daging yang dihasilkan oleh sapi ini relatif sedikit.
Persilangan dari kedua sapi diatas, diharapkan dapat menghasilkan
varietas baru yaitu sapi yang tahan terhapad iklim panas dan mampu
menghasilkan daging dalam jumlah yang banyak. Dengan begitu, sapi ini
dapat di kembang biakan di daerah tropis karena sudah tahan terhadap
panas. Persilangan dari kedua sapi diatas menghasilkan sapi santa
gertrudis.
4. Teknologi Nuklir

A. Mutasi tanaman untuk


mendapatkan varietas unggul. b. Pemberantasan hama tanaman.

Varietas unggul dapat diperoleh Penggunaan sinar radioaktif untuk


dengan cara meradiasi sel atau pemberantasan hama bertujuan
jaringan tanaman sehingga terjadi untuk memandulkan hama jantan.
perubahan gen yang dapat Pengendalian hama secara fisik
menyebabkan perubahan sifat merupakan upaya atau usaha dalam
makhluk hidup. Mutasi merupakan memanfaatkan atau mengubah
salah satu teknik yang telah faktor lingkungan fisik sehingga
dikembangkan secara luas sebagai dapat menurunkan populasi hama
upaya untuk meningkatkan dan penyakit
keragaman genetik tanaman untuk
mendapatkan sifat baru sebagai
sarana untuk perbaikan genetik
tanaman
d. Mengetahui
masa pemupukan
yang paling baik.
c. Pengawetan makanan Setiap tanaman mempunyai
masa pertumbuhan yang
Penggunaan sinar radioaktif dalam berbeda. Untuk mendapatkan
pengawetan makanan bertujuan untuk hasil yang maksimal, perlu
menghambat pertunasan, memperpanjang pemupukan yang tepat sesuai
masa simpan, mengurangi bakteri pembusuk dengan masa pertumbuhan,
pada daging, membebaskan rempah-rempah Pupuk hendaknya
dari kuman, dan mengendalikan kuman disemprotkan ketika matahari
penyebab penyakit pada makanan tidak sedang terik-teriknya.
Paling ideal dilakukan sore
atau pagi.
5. Pengelolaan Lahan Pertanian
a. b.
Pengelolaan Penggunaan
tanah bibit unggul.
Tanah yang baik adalah tanah yang Bibit unggul adalah bibit yang
subur sehingga mampu menyediakan mempunyai sifat-sifat unggul, seperti
bahan kebutuhan tanaman. Agar tanah berproduksi tinggi. Penggunaan benih
mampu menyediakan bahan berupa air yang bermutu menjamin keberhasilan
dan unsur hara, tanah harus gembur dan usaha tani. Keturunan benih diketahui,
cukup rongga udara, cukup mengandung mutu benih terjamin dan kemurnian
bahan organik, dan mempunyai kadar genetik diketahui. Pertumbuhan lebih
asam dan basa tertentu. cepat dan seragam dan populasi
tanaman optimum, sehingga
mendapatkan hasil yang tinggi.
c. Pemupukan
Tujuan pemupukan adalah mengembalikan unsur hara yang hilang. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
dosis pupuknya, masa pertumbuhan dari tanaman, serta jenis pupuk. Pemupukan dilakukan dengan cara
meyebar pupuk secara merata pada tanah-tanah di sekitar pertanaman atau pada waktu
pembajakan/penggaruan terakhir. Pemupukan dengan cara disebar biasanya dilakukan sehari sebelum
tanam, kemudian diinjak-injak agar pupuk masuk ke dalam tanah.

d. Pengairan yang baik.


Peningkatan produksi pangan juga dipengaruhi oleh pengairan yang baik. Pada lahan tadah
hujan, pengairan bergantung pada hujan. Hal itu dilakukan agar dapat mengatasi masalah
keterbatasan air. Maka dari itu, dibuatlah waduk untuk menampung air. Intensitas pengairan
sebaiknya disesuaikan dengan kondisi tanaman yang sedang dibudidayakan, jangan sampai
pengairan yang dilakukan menyebabkan kondisi tanah menjadi terlalu lembab. Hal ini bisa
menjadi masalah baru bagi tanaman yang memiliki daya tahan rendah terhadap kelembaban
yang tinggi.
e. Pemberantasan hama, gulma, dan penyakit
tanaman.
Cara pengendalian hama dan penyakit dengan kimia adalah dengan
menggunakan pestisida seperti insektisisa, fungisida dan herbisida. Pengendalian
ini memang terbilang mudah dan hasilnya maksimal, akan tetapi memiliki dampak
negatif bagi lingkungan sekitar, salah satunya adalah menimbulkan polusi udara.
Secara ekologis dengan mengadakan rotasi tanaman, dan secara fisika untuk
memandulkan hewan jantan. Di dalam melakukan kegiatan budi daya,
pengendalian hama dan penyakit sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya
kerugian oleh pembudidaya dan kerugian bagi orang banyak akibat mutu rendah
dan penyakit yang menyerang. Untuk itu perlu dilakukan pemberantasan hama
dan penyakit dengan baik.
6. Teknologi Hidroponik

Bahasa Yunani hydro (air) dan ponos (mengerjakan/kata dasar “kerja”) : air yang bekerja.
Ponik (cara budidaya) Hidroponik: cara budidaya tanaman dengan menggunakan medium
air, cara budidaya tanaman dengan media bukan tanah, pemberian air dan pupuk secara
bersamaan sesuai dengan kebutuhan tanama, umur dan kondisi lingkungan.
Cara budidaya tanaman dengan sistem kerja melibatkan air dan nutrisi,dimana akar
dikuatkan oleh media tanam selain tanah juga dikenal dengan “Urban Farming,” gaya hidup
masyarakat perkotaan dalam bercocok tanam tanpa tanah yang mudah,praktis, dan bersih,
solusi permasalahan perkotaan akan minimnya lahan dan mengatasi pemanasan global
dikarenakan efek rumah kaca.
.
7. Rekayasa Genetika.

Rekayasa Genetika merupakan suatu usaha memanipulasi sifat genetic makhluk hidup untuk
menghasilkan makhluk hidup yang memiliki sifat yang diinginkan. Rekayasa Genetika dapat
dilakukan dengan menambah, mengurangi, atau menggabungkan dua materi genetic yang
berasal dari dua organisme berbeda.
Prinsip dasar teknologi rekayasa genetika adalah memanipulasi perubahan komposisi asam
nukleat DNA atau menyelipkan gen baru ke dalam struktur DNA mahluk hidup penerima, hal
ini berarti bahwa gen yang disisipkan pada mahluk hidup penerima dapat berasal dari mahluk
hidup lain. Rekayasa genetik tetap memiliki kekurangan, yaitu: Keseimbangan ekosistem
bisa terganggu karena dominasi GMO atas spesies alami. Gangguan kesehatan akibat
penggunaan hasil rekayasa genetik ialah reaksi alergis yang sudah dapat dibuktikan.
Sekian dan Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai