A. Materi Reguler
Teknologi Reproduksi Tumbuhan
1. Hidroponik
Hidroponik sebagai upaya Konservasi air dan penggunaan limbah Lingkungan
Air adalah salah satu komponen penting, bukan hanya dalam agama Islam, namun juga
dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Bagaimana tidak, 70% tubuh manusia terdiri dari air,
setiap hari kita tidak pernah terlepas dari air, untuk minun, mandi, berwudhu, mencuci dan lain-
lain.
Ga
mbar 1. Metode penanaman secara Hidroponik sebagai upaya konservasi air.
Vertikultur adalah teknik budidaya tanaman dengan cara membuat instalasi secara
bertingkat (vertikal) dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah tanaman.Teknik budidaya ini
merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas.
Media dalam penanaman menggunakan vertikultur dapat menggunakan tanah atau dengan
menggunakan air (dipadukan dengan hidroponik).Manfaat penanaman teknik Vertikultur
Selain meningkatkan jumah tanaman, teknik ini akan merangsang seseorang untuk
menciptakan kreasi dalam menjaga keanekaragaman hayati di lingkungan tempat tinggal
sehingga menciptakan suasana alami yang menyenangkan, serta memperoleh hasil
panenan yang sehat dan berkualitas. Struktur penanaman secara vertikal, dapat memudahkan
kita dalam membuat dan memeliharanya.Model, bahan, ukuran, dan wadah dalam teknik
vertikultur sangat beragam dan dapat disesuaikan dengan kondisi dan keinginan.
Pada umumnya adalah berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak
tangga, atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan
lembaran karung beras pun bisa, karena salah satu filosofi dari vertikultur adalah memanfaatkan
benda-benda bekas di sekitar kita. Tanaman yang akan ditanam dengan teknik ini sebaiknya
disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan berakar
pendek. Tanaman sayuran yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain selada,
kangkung, bayam, kemangi, tomat, pare, kacang panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun
lainnya.
B. Materi Remedial
Proses/tahapan Kultur jaringan
Media pertumbuhan kultur jaringan yang digunakan biasanya berupa agar-agar yang
ditambah dengan unsur hara dan vitamin yang dibutuhkan tumbuhan. Media tersebut juga dapat
ditambah dengan hormon pertumbuhan misalnya auksin dan sitokinin. Auksin akan memacu
pertumbuhan akar, sedangkan sitokinin akan memacu pertumbuhan tunas. Komposisi media
kultur tergantung pada species tumbuhan yang akan di kultur.
Bagian tumbuhan yang ditumbuhkan dalam media kultur disebut dengan eksplan.
Eksplan yang sering digunakan adalah merupakan bagian tumbuhan yang memiliki sel yang aktif
membelah seperti ujung akar dan ujung batang. Potongan eksplan/bagian tumbuhan yang
ditanam pada media kultur akan tumbuh menjadi kalus. Kalus merupakan massa sel yang belum
terdeierensiasi. Dan kalus tersebut akan tumbuh menjadi tanaman lengkap yang kita sebut
dengan plantlet. Jika plantlet sudah mencapai ukuran tertentu, plantlet harus segera dipindahkan
pada medium tanah atau ditanam dengan sistem hidroponik.
Kultur jaringan dapat membantu menyediakan bibit pertanian yang bersifat identik
dengan induknya, seragam dan berjumlah banyak dalam waktu yang singkat. Tanaman yang
biasanya dikultur adalah tanaman unggul atau tanaman langka yang bernilai ekonomi tinggi
antara lain anggrek, pisang abaca (batang semu sebagai penghasil serat), tanaman obat, tebu,
kentang, wortel, mawar, krisan, dan mangga. Keunggulannya juga tidak memerlukan lahan
pertanian yang luas untuk memproduksi bibit tanaman.
Teknik dan tahap kultur jaringan sebagai berikut:
1. Sterilisasi eksplan
Dengan cara merendam dalam bahan kimia (sterilan) selama beberapa menit lalu dicuci
dengan air steril. Hal ini bertujuan untuk membunuh mikrobia yang menempel pada eksplan.
2. Inokulasi
Penanaman eksplan pada media kultur yang dilengkapi dengan unsur makro dan mikro
3. Meletakkan botol yang berisi eksplan pada ruangan yang suhu dan penyinarannya terkontrol
sampai terbentuk kalus.
4. Subkultur memindahkan ke media yang menggunakan hormon auksin sampai beberapa kali
sampai tumbuh menjadi plantlet.
5. Plantlet dikeluarkan dari botol dan akarnya dibersihkan dengan air bersih.
6. Plantlet ditanam ke pot-pot kecil dan diletakkan di tempat yang tidak terkena cahaya matahari
langsung.
7.Aklimatisasi
Bila plantlet sudah tumbuh kuat, tanaman bisa dipindahkan ke media tanah atau lahan
pertanian yang terkena cahaya matahari langsung
C. Materi pengayaan
Kawin suntik ( Inseminasi buatan)
Kawin suntik atau dikenal dengan istilah inseminasi buatan (IB) adalah pemasukan sperma
(semen) dari sapi jantan yang unggul kedalam saluran reproduksi sapi betina dengan bantuan
manusia. Inseminasi buatan ini dilakukan dengan cara memasukkan sperma (semen) yang telah
dibekukan dengan menggunakan alat semacam suntikan. Inseminasi buatan memiliki
Beberapa manfaat, antara lain:
1. Efesiensi waktu
Sebelum dikenal teknologi ini, peternak sapi harus mencari sapi penjantan yang unggul untuk
mengawini sapi betina. Namun, dengan inseminasi buatan, peternak sapi cukup mamanggil
inseminator (orang yang menyediakan jasa inseminasi buatan) dan pemilik sapi dapat
menentukan jenis bibit sperma (semen) yang mereka inginkan.
2. Efesiensi biaya.
Dengan inseminasi buatan peternak sapi cukup memelihara sapi betina,
tidak perlu memelihara sapi penjantan, sehingga biaya yang dikeluarkan dapat dikurangi.
3. Memperbaiki kualitas anakan sapi
Dengan inseminasi buatan, sapi jenis lokal dapat menghasilkan anakan
sapi yang unggul. Karena bibit sperma (semen) yang dimasukkan dapat berasal dari sapi-sapi
unggulan, bahkan dari sapi-sapi luar negeri
https://disnak.lebakkab.go.id/inseminasi-buatan-ib-pada-ternak-ruminansia/