Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Kultur Jaringan

Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian-bagian tanaman seperti sel,
jaringan, atau organ serta menumbuhkannya secara aseptis (bebas hama) di dalam atau di atas
suatu medium budidaya.
Fungsi kultur jaringan yaitu agar bagian-bagian tanaman yang ditumbuhkan tersebut dapat
memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali.
Prinsip Dasar Kultur Jaringan
1. Autonom dan Totipotensi
Dasar yang digunakan dalam melakukan kultur pada jaringan tumbuhan yaitu karena sel
tumbuhan bersifat autonom dan mempunyai totipotensi.
Sel bersifat autonom artinya dapat mengatur aktivitas hidupnya sendiri.
Maksudnya, sel tumbuhan dapat melakukan metabolisme serta tumbuh dan berkembang secara
independen jika diisolasi dari jaringan induknya.
Totipotensi adalah kemampuan dari sel tumbuhan untuk beregenerasi menjadi
tanaman lengkap kembali. Teori totipotensi sel (cellular totipotency) menyebutkan bahwa
setiap sel tanaman memiliki kapasitas untuk beregenerasi membentuk tanaman secara
utuh. Tanaman baru yang diperoleh dengan cara ini bersifat identik dengan induknya, dan
disebut plantlet.
2. Hormon Pertumbuhan
Tumbuhan memiliki hormon endogen yang bisa memacu pertumbuhan, seperti auksin
dan sitokinin. Hormon ini akan memacu pembelahan sel tumbuhan sehingga terjadi
pertumbuhan.
Dengan menambah hormon pertumbuhan (auksin) pada kultur sel, sel-sel atau jaringan ini akan
membelah membentuk massa sel-sel kalus yang belum terdiferensiasi.

Tahapan Kultur Jaringan


Dalam teknik kultur jaringan bagian tumbuhan yang ditumbuhkan pada media kultur
dinamakan eksplan. Eksplan merupakan bagian kecil dari tanaman (sel, jaringan, atau organ)
yang digunakan untuk memulai suatu kultur.
Bagian tumbuhan yang baik untuk dijadikan objek kultur jaringan haruslah eksplan yang masih
muda (primordia), sel-selnya masih bersifat meristematis, dan sudah mengalami proses
deferensiasi.
Proses Kultur in vitro Tanaman
Pada kultur jaringan, tahap-tahap perkembangan sel somatik menjadi embrio sama dengan
pertumbuhan zigot. Bedanya zigot (2n) dihasilkan melalui perkawinan sperma dan ovum yang
bersifat haploid (n). Pertumbuhan embrio ini dimulai dari sel → globular → bentuk jantung →
bentuk torpedo →bentuk kotiledon → tumbuhan muda
Apa itu Inseminasi Buatan?
Inseminasi Buatan (IB) adalah Proses memasukkan semen beku (Spermatozoa) yang telah
dicairkan yang berasal dari ternak jantan unggul ke-dalam saluran alat reproduksi betina,
Sehingga mampu meningkatkan mutu genetik hewan ternak dalam waktu singkat dan
menghasilkan anakkan berkualitas dalam jumlah banyak menggunakan bantuan manusia dan
alat khusus yang disebut ‘insemination gun‘.

Manfaat Inseminasi Buatan pada Hewan

Untuk peternak teknologi IB sangat bermanfaat baik dari segi ekonomis, Selengkapnya manfaat
IB antara lain:

1. Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan.


2. Dapat mengatur jarak kelahiran antar ternak dengan baik.
3. Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding).
4. dapat di simpan dalam jangka waktu yang lama, dengan memanfaatkan teknologi dan alat yang
tepat.
5. Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah
mati.
6. Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu
besar.
7. Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan
hubungan kelamin.

Tujuan Inseminasi Buatan pada Hewan

Berikut beberapa tujuan melakukan Inseminasi Buatan

1. Memperbaiki mutu genetika pada hewan ternak


2. Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga
mengurangi biaya
3. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang
lebih lama
4. Mengurangi gangguan Fisik pada sapi betina saat waktu kawin.
5. Meningkatkan populasi angka kelahiran ternak secara cepat dan teratur
6. Mencegah penyebaran / penularan penyakit kelamin akibat penyakit alami.

Tingkat keberhasilan inseminasi Buatan sendiri.. Di tentukan oleh beberapa faktor seperti:
Kualitas Semen, Ketepatan waktu IB, Inseminator dan lingkungan betina.
Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya.
Hidroponik juga dikenal sebagai soilless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi
hidropnik berarti budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah
sebagai media. Dengan memenuhi kebutuhan nutrisi (unsur hara) setiap tanaman dapat tumbuh
dengan baik walaupun tidak menggunakan media tanah. Selain nutrisi unsur lain yang harus
diperhatikan antara lain adalah kebutuhan oksigen, air dan sinar matahari.

Kelebihan tanaman hidroponik antara lain ramah lingkungan, hemat air karena penggunaan air
hanya 1/20 dari tanaman biasa, efisiensi tenaga dan waktu, tidak membutuhkan tempat yang
luas, dapat ditanam dimana saja, pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman
dapat terjaga, tidak mengenal musim dan lain-lain.

DASAR SISTEM HIDROPONIK

1. SISTEM SUMBU (WICK)


2. SISTEM KULTUR SIR (WATER CULTURE)/RAKIT APUNG
3. SISTEM PASANG SURUT (EBB AND FLOW/FLOOD AND DRAIN)
4. SISTEM FERTIGASI (FERTILIZER AND DRIP IRRIGATION
5. SISTEM NFT (NUTRIENT FILM TECHNIQUE)
6. SISTEM AEROPONIK

MEDIA TANAM HIDROPONIK

Beberapa contoh media tanam hidroponik yaitu : Arang sekam, Rock wool, spon/busa, Serbuk
serabut kelapa, Zeolite, Pecahan genteng/batu bata, Kerikil, Serbuk serat pakis, dll.

NUTRISI HIDROPONIIK

Larutan nutrisi terdiri dari berbagai garam pupuk yang dilarutkan ke dalam air dan digunakan
sebagai sumber nutrisi bagi tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik. Nutrisi untuk
tanaman hidroponik disesuaikan dengan kebutuhan unsur hara setiap tanaman, sehingga
tanaman bisa optimal pertumbuhannya. Nutrisi hidroponik biasa disebut nutrisi AB mix yang
oleh formulatornya disesuaikan dengan jenis tanaman.

CONTOH MENANAM HIDROPONIK DENGAN WICK SYSTEM

1. Potong rockwool seperti dadu ukuran 2cm x 2cm x 2cm (rockwool dpt diganti dg media
tanam yang lainnya). Basahi rockwool dengan air biasa.
2. Buat lubang di tengah rockwool dengan tusuk gigi.
3. Masukkan benih ke dalam lubang (jangan terlalu dalam).
4. Tutup dan simpan di tempat yang gelap.
5. Setelah benih pecah kulit/keluar bakal akar/berkecambah, segera kenalkan dengan sinar
matahari (agar tidak etiolasi/kutilang atau kurus tinggi langsing) dan jaga kelembaban
rockwool. Setiap hari basahi rockwool supaya lembab.
6. Siapkan wadah, larutkan nutrisi AB mix (1 liter air + nutrisi A 5ml + nutrisi B 5ml)
7. Pindahkan rockwool dengan semaian yang telah berdaun 4 atau lebih pada netpot yang
telah diberi sumbu dan nutrisi.
8. Letakkan pada lokasi yang terkena sinar matahari.
Pengertian
Jika diartikan secara harfiah berarti vertikultur adalah budaya bercocok tanam ke arah vertikal
atau atas. Atau lebih tepat lagi, bertingkat.
Tempat yang Digunakan
Tidak seperti teknik bercocok tanam yang menggunakan pot yang dirasa berat, vertikultur
menggunakan beberapa tempat yang buat kamu bisa dengan ringan menggunakannya serta
praktis, yaitu rak susun, rak gantung, pipa bekas, dan botol minuman bekas.
Lalu Apa Saja Media Tanamnya?
Ada dua media tanam yang bisa digunakan untuk bercocok tanam vertikal ini, yaitu:
 Media tanah, yang mampu memberikan nutrisi dan unsur hara yang sangat diperlukan
tanaman untuk dapat tumbuh, serta menjadi tempat yang tepat untuk cadangan air
 Media bukan tanah atau hidroponik, cara ini juga bisa kamu gunakan jika kamu kesulitan
menemukan tanah gembur di sekitar rumahmu. Hidroponik ini juga ramah lingkungan,
dan tidak perlu repot disiram terlalu banyak
Jenis Tanaman Apa Saja yang Bisa Ditanam?
Tanaman yang bisa ditanam dalam veltikultur adalah tanaman sayuran seperti seledri, bawang,
cabai, tomat, terong, sawi, kangkung, dan bayam.
Namun perlu diingat tanaman sayuran yang hendak ditanam ini harus disesuaikan dengan wadah
yang ada, dan mempunyai akar yang pendek.
Apa Saja Manfaatnya?
Vertikultur tentunya memberikan beberapa manfaat dalam kehidupan manusia, yaitu:
Mempercantik Tata Ruang Kota
Dengan adanya vertikultur hal tersebut dapat diminimalkan karena akan memberikan kesejukan
dan kesegaran bagi warga kota.
Menghemat Penggunaan Tanah
Dengan vertikultur tanah yang digunakan bisa sesuai dengan porsinya, namun bisa digarap dan
memberikan hasil yang cukup maksimal.
Menghemat Penggunaan Air
Vertikultur sendiri bisa menjadi solusi untuk menghemat air karena wadahnya yang terbatas
mampu mengontrol penggunaannya.
Membantu Memproduksi Oksigen
Namun dengan kamu menerapkan vertikultur, setidaknya kamu dapat menerima oksigen bahkan
lebih tinggi. Hal ini tentu saja dapat membantu perubahan iklim.
Meminimalkan Sampah
Melalui vertikultur kamu sebenarnya diajak untuk mengurangi sampah karena bisa kamu jadikan
tempat tanam, dan sampah organik berupa daun-daun atau kotoran bisa kamu jadikan pupuk.
Sebagai Arena Belajar
Dengan melakukan vertikultur ini kamu sebenarnya juga tengah belajar bercocok tanam yang
tentu saja positif untuk kesehatan fisik dan mental.

Anda mungkin juga menyukai