Anda di halaman 1dari 8

Eknik Vertikultur, definisi dan keunggulan

Reviewed by irwanbee on Mar 27, 2013

Author
 Hemat Tempat
 Kemudahan Pembuatan

 Kemudahan Perawatan
Teknik Vertikultur merupakan cara bertanam yang dilakukan dengan menempatkan media tanam
dalam wadah-wadah yang disusun secara vertical, atau dapat dikatakan bahwa vertikultur
merupakan upaya pemanfaatan ruang ke arah vertical. Dengan demikian penanaman dengan system
vertikultur dapat dijadikan alternative bagi masyarakat yang tinggal di kota, yang memiliki lahan
sempit atau bahkan tidak ada lahan yang tersisa untuk budidaya tanaman.
Jenis-jenis tanaman yang dibudidayakan biasanya adalah tanaman yang memiliki nilai ekonomi
tinggi, berumur pendek atau tanaman semusim khususnya sayuran (seperti seledri, caisism, pack-
choy, baby kalian, dan selada), dan memiliki system perakaran yang tidak terlalu luas.
Keunggulan Teknik Vertikultur :
1. Hemat lahan dan air
2. Mendukung pertanian organik
3. Wadah media tanam disesuaikan dengan kondisi setempat
4. Umur tanaman relative pendek
5. Pemeliharaan tanaman relative sederhana
6. Dapat dilakukan oleh siapa saja yang berminat.
Pengertian Teknik Vertikultur
Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris (vertical dan culture) artinya sistem
budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Cara bercocok tanam secara
vertikultur ini sebenarnya sama saja dengan bercocok tanam di kebun atau di sawah. Perbedaannya
terletak pada lahan yang digunakan. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5
batang tanaman. Dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman.
Banyak sedikitnya tanaman yang akan kita budidayakan bergantung pada model wadah yang kita
gunakan.

Bentuk-bentuk Teknik Vertikultur


Vertikultur dapat dikerjakan dengan memanfaatkan bahan-bahan dan peralatan yang ada di sekitar
kita. Pemilihan wadah media sebaiknya dipilih dari bahan yang cukup kokoh dan mampu berdiri
tegak.
Beberapa rancangan wadah media yang umum digunakan adalah :
 Kolom wadah media disusun secara vertical. Setiap wadah disusun dalam posisi tegak/berdiri dan
diberi lubang pada permukaannya sebagai tempat terbuka atau sebagai lubang tanam.
 Kolom wadah media disusun secara horizontal. Setiap wadah dibuat dalam bentuk kolom secara
mendatar (pot, polybag, kresek) yang kemudian disusun dalam rak-rak kea rah vertikal
 Wadah media gantung. Wadah media disusun saling berhubungan lalu digantung, sehingga
menyerupai pot-pot gantung.
Langkah – langkah Pengerjaan Budidaya Tanaman secara Vertikultur :
 Memperhatikan kondisi lahan yang akan digunakan untuk budidaya tanaman (luas lahan)
 Penyiapan wadah media tanam sesuai dengan kondisi yang ada (dapat berupa bambu, pipa
paralon/PVC, talang air, pot plastic, kaleng bekas, polybag, plastik kresek, dll)
 Pembuatan bangunan vertikultur
 Penyiapan media tumbuh tanaman (pupuk organic + tanah)
 Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan, tergantung kepada besar tajuk tanaman,
kebutuhan sinar matahari, dan wadah yang dipilih sebagai tempat penanaman. Ke-3 faktor ini harus
diperhitungkan jika dalam satu unit bangunan vertikultur dibudidayakan beberapa jenis tanaman
sekaligus.
 Budidaya tanaman (Persemaian, Pembibitan, Pemeliharaan, Panen dan Pasca Panen)
Teknik Hidroponik Sederhana yang
Bisa Dicoba Oleh Pemula
Teknik Hidroponik – Bagi kamu yang sedang belajar atau sudah menggeluti bidang
penanaman tanaman dengan cara hidroponik, maka artikel berikut sangat cocok untuk kamu.
Budidaya hidroponik seperti yang kita ketahui bersama, merupakan metode menanam
tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya.

Akan tetapi, menggunakan media air dengan memaksimalkan penggunaan larutan nutrisi
yang diperlukan tanaman dengan takaran yang sesuai dan tepat.

Kelebihan Sistem Budidaya Hidroponik


1. Mengatasi permasalahan tak tersedianya tanah untuk media tanam
2. Meminimalisir masalah penyakit pada tanaman yang umum terjadi pada tanaman yang
ditanam di tanah
3. Kemungkinan suplai dan penanaman tanaman yang berkelanjutan.
4. Mendapatkan hasil yang lebih banyak dengan luas area penanaman yang sama
5. Kualitas hasil yang lebih bagus daripada media tanah
6. Lebih sedikitnya penggunaan air dan pupuk sebab terencana dan terukur.
Itulah 6 kelebihan budidaya tanaman dengan metode hidroponik. Tentu semua metode ada
kelebihan dan ada kekurangannya.

Termasuk hidroponik yang juga memiliki kekurangan sebagai berikut:

Kekurangan Sistem Budidaya Hidroponik


1. Modal awal yang lumayan besar, yakni penyediaan alat dan perlengkapan, media serta
nutrisi.
2. Perlu perawatan dan perhatian yang lebih ekstra
3. Perlu wawasan pengetahuan yang lumayan cukup tentang tanaman berikut
kebutuhannya
4. Penyebaran infeksi penyakit sangat mudah terjadi.
Cukup itu saja kekurangan yang ada pada budidaya hidroponik. Semoga bisa menjadikanmu
tertarik untuk semakin belajar mengenai metode hidroponik selanjutnya.

Selanjutnya akan dibahas tentang teknik hidroponik untuk bercocok tanam tanpa tanah yang
bisa kamu lakukan sendiri.

WAJIB BACA: Daftar Peralatan Hidroponik yang Perlu Anda Ketahui Sebelum Menanam
Teknik Hidroponik Berdasarkan Aliran Nutrisi
Secara umum, budidaya dengan menggunakan teknik hidroponik digolongkan menjadi dua
jenis jika berdasarkan pada aliran nutrisi yang digunakan yakni: sistem bersirkulasi dan
sistem non-sirkulasi.

1. Sistem bersirkulasi
Sistem bersirkulasi disebut juga sistem putar dimana air nutrisi yang dipakai sebagai
pemenuh kebutuhan tanaman akan jatuh kembali dan mengalir lewat akar menuju sebuah
penampungan.
Selanjutnya air nutrisi dalam penampungan tersebut akan digunakan kembali pada tanaman
dengan bantuan pompa atau sejenisnya untuk mengalirkannya.

Sistem ini memiliki kekurangan yakni dapat menyebabkan perubahan tingkat pH pada air
yang tentu saja tak baik untuk tanaman. Hal ini nantinya perlu dilakuakan pengecekan secara
teratur oleh pembudidaya.

2. Sistem non-sirkulasi
Sistem ini disebut juga sistem sekali pakai yang mana air nutrisi yang digunakan sebagai
pemenuh kebutuhan tanaman jika terdapat kelebihannya maka tak didaur ulang namun akan
langsung dibuang.

Terdengar boros memang, namun sebenarnya jika mampu mengatur waktu yang pas untuk
pemberian nutrisi maka tentu saja air nutrisi dapat terserap secara maksimal, dan kelebihan
air pun menjadi sedikit.

Nah, itulah 2 jenis teknik bertanam secara hidroponik yang perlu anda ketahui terlebih
dahulu. Selanjutnya kita akan lebih detil membedakan teknik-teknik budidaya hidroponik
dengan harapan nantinya anda bisa memilih teknik mana yang mudah dan efektif untuk
diaplikasikan.

Teknik-teknik Budidaya Hidroponik


Selanjutnya akan dibahas mengenai teknik budidaya hidroponik dengan harapan kamu bisa
memilih teknik mana yang sesuai, mudah, dan efektif diaplikasikan.

Paling tidak, ada 6 teknik yang dikenal dalam sistem hidroponik, yakni:

1. Water culture system

Jika diterjemahkan secara bebas dalam bahasa Indonesia, maka water culture system ini
dapat diartikan sebagai metode menanam hidroponik sistem rakit apung.

Teknik ini cukup sederhanan dalam aplikasinya dan konsepnya ialah membiarkan akar
tanaman mengapung di air nutrisi sehingga tanaman akan mendapat asupan gizi selama 24
jam sehari semalam non-stop.

Alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat sistem rakit apung ialah sebagai berikut:

 Penampungan atau baik untuk air nutrisi


 Media tanam, bisa berupa rockwool
 Netpot
 Styrofoam
 Benih tanaman
 Larutan nutrisi hidroponik
2. Drip system

Disebut juga sistem tetes yang merupakan teknik hidroponik yang sangat umum dipakai
sebab cara kerjanya yang lumayan sederhana.

Teknik hidroponik ini menggunakan timer sebagai pengatur penetesan air nutrisi kepada
tanaman.

BACA YUK: Budidaya Hidroponik Beserta Penjelasan Lengkapnya


3. Aeroponic system

Teknik hidroponik ini menggunakan udara sebagai media tanamnya. Konsepnya ialah
dengan membiarkan akar tanaman menggantung.

Selanjutnya, akar tanaman tersebut disemburkan air nutrisi yang diperlukannya dengan
menggunakan irigasi sprinkler.

Alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat sistem hidroponik ini ialah:

 Bibit Tanaman
 Styrofoam
 Media tanam bisa berupa rockwool
 Sprinkler
 Pompa air
 Pipa Paralon dan Etilen
 Larutan nutrisi hidroponik
4. Wick system

Cara bertanam hidroponik dengan wick system atau sistem sumbu jika dibandingkan dengan
teknik lain maka tergolong yang paling sederhana.

Teknik ini juga yang paling umum digunakan terutama oleh para hobiis yang menanam
hidroponik secara sederhana di rumah.

Konsep dalam sistem sumbu ini ialah dengan memberikan nutrisi tanaman di media
tumbuhnya melalui sumbu yang dipakai sebagai reservoir.

Jadi, akar pada tanaman tak langsung tercelup ke dalam air. Tetapi mereka tumbuh dalam
bahan penahan air seperti misalnya sabut kelapa atau rockwool.

Sistem ini bisa memakai berbagai media tanam, contohnya serat/serbuk kulit kelapa, kerikil
pasir, sekam bakar, atau rockwool sebagai bahan penahan/penyimpan airnya

Sedangkan untuk sumbunya, bisa digunakan kapas, kain bekas, atau sumbu kompor.

Cara bertanam hidroponik sistem sumbu disebut sebagai metode yang paling sederhana dan
mudah sebab tak memerlukan adanya listrik dalam prakteknya.

Larutan air nutrisi akan sampai pada akar tanaman hanya dengan memanfaatkan sifat
kapilaritas air.

Ujung sumbu diletakkan dalam reservoir berisi larutan, sedangkan ujung lain diletakkan pada
media tanam menuju akar tanaman.

Selain akan membasahi akar, media tanam yang dilalui oleh sumbu juga ikut lembab oleh
larutan nutrisinya nantinya.

Selain simpel, kelebihan sistem sumbu ini juga terdapat pada keleluasaan akar tanaman
untuk bernafas menyedot udara bersamaan dengan air nutrisi.

Seperti yang kita tahu, asupan udara yang cukup juga diperlukan untuk pertumbuhan
tanaman selain air nutrisi.

Kelebihan lainnya ialah saat larutan nutrisi pada reservoir/penampungan sudah habis, maka
bisa diisi ulang lagi tanpa menggunakan pompa dengan mudah, tak seperti teknik hidroponik
yang lain.
5. Ebb and flow system

Disebut juga sistem pasang surut yakni dimana nutrisi atau pupuk diberikan dengan cara
merendam atau menggenangi media tanam/zona akar selama kurun waktu tertentu.
Setelahnya, nutrisi tadi akan kembali dialirkan ke penampungan.

Prinsip kerja sistem ini ialah memompa nutrisi ke penampungan yang berisi pot yang sudah
diisi media tanam yang diletakkan di atasnya.

Sebuah pompa dihubungkan dengan timer yang mana dapat kemudian mengatur lama serta
periode penggenangan. Di dasar bak dipasang siphon yang berguna untuk mengalirkan
nutrisi ke penampungan secara otomatis.

6. NFT system

Dalam prakteknya sistem NFT ini ialah dengan menempatkan tanaman pada styrofoam
dengan akar dibiarkan menjuntai. Styrofoam kemudian diletakkan pada talang yang miring
5% atau turun 5 cm/m saat dipasang.

Dalam talang tersebut kemudian dialirkan air nutrisi setingga 3-4 mm baik secara berseling
(batas maksimal tak dialiri air biasanya 10 menit) atau secara terus menerus.

Air nutrisi yang sudah dialirkan ke dalam talang tersebut lalu dikembalikan lage ke dalam
penampungan.

Kelebihan dari teknik NFT ini ialah tanaman dapat tumbuh dengan lebih cepat, kualitas
hasilnya terjaga, dan dapat dihasilkan produk off season sehingga dapat dipanen saat
dibutuhkan.

Sementara itu, kekurangannya ialah nutrisi yang digunakan untuk kebutuhan tanaman dapat
menyebabkan pompa perendaman rusak. Jika terjadi kegagalan pemompaan atau gagal
listrik, maka dipastikan tanaman tidak mendapatkan nutrisi untuk dapat bertahan hidup.

Anda mungkin juga menyukai