Anda di halaman 1dari 7

1.

Pengertian Hidroponik (Budidaya Tanpa Tanah)

Hidroponik berasal dari dua suku kata bahasa Yunani yang digabungkan yaitu
"hydro" yang berarti air dan "ponos" yang artinya tenaga kerja, jadi hidroponik mempunyai
arti bekerja dengan menggunakan air.

Seiring dengan perkembangannya, beberapa ahli mengemukakan pengertian


hidroponik secara berbeda, yaitu sebagai ilmu (sain) dan sebagai teknik (metode). Jones
(2005) mengutip pengertian hidroponik sebagai ilmu berdasarkan uraian, Harris tahun 1977
bahwa hidroponik moderen adalah "ilmu tentang pertumbuhan tanaman yang ditumbuhkan
dalam media selain tanah, dengan menggunakan campuran unsur hara esensial tanaman yang
dilarutkan dalam air", dan penjelasan Resh (2013) yang mendefinisikan hidroponik sebagai
"ilmu tentang menumbuhkan. tanaman tanpa menggunakan tanah, namun dengan
menggunakan media inert (seperti kerikil, pasir, gambut, vermikulit, batu apung, atau serbuk
gergaji), yang ditambahkan larutan nutrisi yang mengandung semua unsur hara penting yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman".

Pengertian hidroponik sebagai suatu teknik menurut Wignarajah (1995) dan Jensen
(1997) dalam Jones (2014) diterangkan bahwa hidroponik adalah teknik untuk
menumbuhkan tanaman tanpa tanah dalam kultur cair air atau larutan nutrisi (air yang
mengandung pupuk) dengan atau tanpa menggunakan media tidak alami (artifisial) seperti:
Pasir, kerikil, vermikulit, rockwool, perlite, moss, sabut, atau serbuk gergaji untuk menopang
tanaman. Lebih lanjut, Jensen mendefinisikan pertumbuhan tanaman tanpa media sebagai
hidroponik cair dan menumbuhkan tanaman menggunakan media sebagai hidroponik
agregat. Pengertian lain Devries (2003), mendefinisikan hidroponik sebagai suatu upaya yang
mana semua nutrisi dipasok ke tanaman melalui air irigasi, dengan media substrat selain
tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dan berproduksi untuk tujuan komersial.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian Hidroponik ialah teknik


menumbuhkan tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media, yang ditambahkan
larutan nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Selain menggunakan media air, hidroponik juga mencakup budidaya tanaman yang
menggunakan media substrat seperti pasir, kerikil, sabut kelapa, sekam, arang sekam,
rockwool, dll. Oleh karena itu hidroponik disebut juga dengan istilah budidaya tanpa tanah
(soilless culture). Beberapa istilah lain hidroponik selain soilless culture ialah aqua culture,
hydroculture, nutriculture, soilless ogriculture, tank farming dan chemical culture.
Hidroponisis ialah istilah bagi orang yang berkecimpung dalam praktek budidaya secara
hidroponik, sedangkan hidroponikum merupakan istilah untuk bangunan atau kebun, tempat
di mana budidaya hidroponik diusahakan (Jones, 2005).Prinsip dasar hidroponik adalah
memperkaya air dengan garam- garam nutrisi seperti yang terkandung dalam tanah. Apabila
dalam sistem budidaya dengan media tanah, tanaman memperoleh unsur hara dari dalam
tanah, maka pada sistem hidroponik, tanaman mengambil hara dari dalam larutan nutrisi
yang mengandung zat- zat anorganik. Media hidroponik substrat pada umumnya bersifat
inert, artinya media tanam yang tidak menyediakan unsur hara esensial bagi pertumbuhan
tanaman, sehingga kebutuhan nutrisi tanaman diberikan dalam bentuk larutan.

Sumber:

https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=lMuEDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=info:ALHI9pEchzIJ:scholar.goo
gle.com/
&ots=x12lT_WZwL&sig=IAPWqsBK1jm5QWKHkExdC5A__Es&redir_esc=y#v=onepag
e&q&f=false

2. Manfaat hidroponik

 Tanaman hidroponik memaksimalkan ruang

Menanam tanaman hidroponik tidak membutuhkan ruang yang luas. Metode ini
bisa dipraktikkan di ruang yang kecil, seperti teras rumah atau balkon. Salah satu alasan
tanaman hidroponik tidak membutuhkan lahan yang luas adalah karena akarnya tidak
menyebar untuk mencari kelembapan dan nutrisi. Air dan nutrisinya dikirim ke akar
secara langung. Ini berarti bahwa sistem akar tanaman hidroponik membutuhkan lahan
yang jauh lebih kecil.

 Tanaman hidroponik menghemat air

Menanam tanaman di air sebenarnya menggunakan lebih sedikit air, jika


dibandingkan menanam tanaman di tanah. Faktanya, tanaman hidroponik dapat tumbuh
dengan air hingga 98 persen lebih sedikit dibanding tanaman yang ditanam secara
tradisional. Hal ini penting karena berdasarkan laporan WHO, hanya 71 persen populasi
dunia yang memiliki layanan air minum yang dikelola dengan aman.

 Tanaman hidroponik memfasilitasi iklim mikro

Tanaman hidroponik dapat dengan mudah terkandung dalam rumah kaca


hidroponik sehingga mereka memiliki iklim mikro tersendiri. Di fasilitas yang suhunya
terkontrol, tanaman dapat tumbuh sepanjang tahun, terlepas dari iklim atau cuaca di luar

 Tanaman hidroponik menghasilkan pangan berkualitas tinggi


Kebun tanaman hidroponik memiliki mikrobioma tersendiri sehingga dapat
ditanaman di mana saja. Ini berarti tanaman hidroponik dapat dipanen pada puncak
kematangan sehingga makanan nabati yang ditanama dengan hidroponik bisa
dikonsumsi dalam kondisi yang masih sangat segar.

 Tanaman hidroponik lebih cepat panen

Sebagian besar buah dan sayur membutuhkan waktu beberapa bulan untuk
mencapai kematangan, jika ditanam dengan metode tradisional.

Sumber :https://www.kompas.com/sains/read/2021/09/29/093200923/5-manfaat-tanaman-
hidroponik?page=all#page2.

3. Jenis hidroponik

1.)Nutrien Film Technique (NFT)

Disebut Nutrien Film Technique (NFT) karena pada sistem hidroponik ini, pemberian
nutrisi tanaman dilakukan dengan mengalirkan selapis larutan nutrisi setinggi kira-kira 3
mm pada perakaran tanaman. Jika lebih dari itu apalagi sampai menyebabkan perakaran
terbenam terlalu dalam, tanaman bakal sulit mendapat pasokan oksigen dalam jumlah
memadai.
Peralatan yang dibutuhkan untuk budi daya hidroponik NFT adalah talang air, styrofoam,
rockwool, pompa air, slang, pipa PVC, dan bak air. Kelebihan hidroponik NFT adalah
mudah mengendalikan perakaran tanaman, kebutuhan tanaman akan air dapat terpenuhi
dengan cukup, keseragaman nutrisi dan tingkat konsentrasi larutan nutrisi yang
dibutuhkan oleh tanaman juga dapat disesuaikan dengan umur dan jenis tanaman, serta
tanaman dapat diusahakan beberapa kali dengan periode yang pendek. Sementara itu,
kekurangannya adalah dibutuhkan biaya yang relatif besar untuk proses pembuatannya
dan dalam proses perlakuannya juga sangat bergantung pada aliran listrik.

2.) Wick System

Wick hidroponik atau sistem sumbu adalah metode hidroponik paling sederhana karena
hanya memanfaatkan prinsip kapilaritas air. Larutan nutrisi dari bak penampungan
menuju perakaran lanaman pada posisi di atas dengan perantaraan sumbu, mirip cara
kerja kompor minyak.
Peralatan yang dibutuhkan untuk hidro- ponik sistem sumbu adalah rockwool, sumbu,
dan wadah penampungan larutan nutrisi Sumbu dalam sistem ini biasanya menggunakan
bahan-bahan yang mudah menyerap air, seperti kain vlanel. Kelebihan hidroponik sistem
sumbu adalah mudah merakitnya sehingga cocok bagi pemula.. Kekurangannya adalah
nutrisi dan oksigen cepat mengendap karena air tidak bergerak sehingga tanaman tidak
mendapat pasokan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah cukup.

3.) Floating System


Floating system atau rakit apung dikenal juga dengan istilah raff system atau water
culture system. Prinsip sistem hidroponik ini adalah tanaman ditanam dalam keadaan
diapungkan tepat di atas larutan nutrisi, biasanya dengan bantuan styrofoam sebagai
penopangnya. Posisi tanaman diatur sedemikian rupa sehingga perakaran menyentuh
larutan nutrisi. Karena akar terendam larutan nutrisi, akar tanaman yang dibudidayakan
dengan sistem ini rentan mengalami pembusukan. Karena itu, untuk menambah oksigen
terlarut, biasanya dialirkan udara ke dalam larutan tersebut menggunakan
aerator.Peralatan yang digunakan dalam hidroponik rakit apung adalah styrofoam,
rockwool, ember atau bak penampung larutan nutrisi. Kelebihan hidroponik rakit apung
adalah tanaman mendapat pasokan air dan nutrisi secara terus- menerus. Mempermudah
perawatan karena tanaman tidak perlu disemprot.

4.) Ebb and Flow

Ebb and Flow biasa juga disebut hidroponik sistem pasang surut. Disebut demi- kian
karena pada sistem ini larutan nutrisi diberikan. dengan cara menggenangi atau
merendam wilayah perakaran untuk beberapa waktu tertentu. Setelah itu. larutan nutrisi
dialirkan kembali ke bak penampungan. Prinsip kerja dari sistem ini adalah larutan nutrisi
dialirkan ke dalam wadah atau bak penanaman berisi pot yang. telah diisi media tanam.
Pompa dihubungkan dengan pengatur waktu atau timer. sehingga lama dan periode
penggenangan dapat diatur. sesuai kebutuhan tanaman. Pada dasar bak dipasang sipon
yang berfungsi mengalirkan kembali larutan nutrisi ke bak penampung secara otomatis.
5.) Drip Irrigation

Drip irrigation atau fertigasi sering juga disebut dengan irigasi tetes. Hidroponik ini
menggunakan prinsip irigasi tetes untuk mengalirkan larutan nutrisi ke wilayah perakaran
tanaman melalui slang irigasi menggunakan dripper yang sudah diatur dalam selang
waktu tertentu sehingga nutrisi yang dialirkan bisa optimal dan memenuhi kebutuhan
tanaman. Metode ini mengadopsi teknologi irigasi tetes yang mula pertama
diperkenalkan di Israel, lalu menyebar hampir ke seluruh penjuru dunia. Pada awalnya
teknologi ini sangat cocok diterapkan pada kondisi lahan kering berpasir, air yang sangat
terbatas, iklim yang kering, dan komoditas yang diusahakan mempunyai n ilai ekonomi
yang tinggi. Dalam drip irrigation, larutan nutrisi tidak dialirkan kembali ke bak
penampung sehingga pengaturan waktu dan frekuensi penyiraman sangat diperlukan dan
perlu dilakukan secara cermat agar pemberian nutrisi dapat efisien tanpa ada nutrisi yang
terbuang.

Pada hidroponik drip irrigation atau irigasi tetes, larutan nutrisi diberikan dengan cara
meneteskan pada wilayah perakaran tanaman. Komponen utama irigasi tetes adalah pipa
paralon dengan dua ukuran yang berbeda. Paralon berdiameter lebih besar digunakan sebagai
pipa utama sementara yang lebih kecil digunakan sebagai pipa tetes. Pipa utama berfungsi
sebagai pembagi air ke setiap pipa tetes. Pipa tetes diberi lubang-lubang untuk meneteskan air
ke setiap tanaman sesuai dengan jarak antar-tanaman. Untuk mengalirkan air dari sumbernya
diperlukan pompa air yang dilengkapi dengan kran dan saringan air ke pipa utama. Tidak lupa
juga pipa konektor untuk sambungan.
Sumber :
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=e6fMBgAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA2&dq=info:S4S-
pYympkIJ:scholar.google.com/
&ots=l8KvhiYB7a&sig=JSIFYMEJxnneMRo3ctK2S8xtNnQ&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

Anda mungkin juga menyukai