Anda di halaman 1dari 116

Oleh:

I DEWA PUTU SUKAWIRAWAN, S.ST., M.P.


UPTD Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS)
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Sumedang
PENGERTIAN HIDROPONIK

Bahasa Yunani:
hydro (air) dan ponos (mengerjakan)

“Cara budidaya tanaman dengan


menggunakan medium air / Cara
budidaya tanaman dengan media bukan
tanah”
Mengapa kita perlu mempertimbangkan system bercocok
tanam hidroponik?

1. Semakin berkurangnya lahan produktif;


2. Kurangnya minat generasi muda utk bertani;
3. Minat konsumen terhadap produk pertanian berkualitas baik;
4. Tingginya tingkat kerusakan ekologis lahan pertanian (fisik &
kimia) tanah shg produksi menurun;
5. Dll.
Keunggulan Bertani System Hidroponik:
1. Dapat dilakukan sendiri;
2. Penggunaan pupuk dan air lebih efisien;
3. Relatif aman dari serangan hama / penyakit;
4. Bertani tanpa kotor;
5. Murah dan Mudah;
6. Mengatasi keterbatasan lahan (luas dan kualitas);
7. Mampu mengatasi keterbatasan tenaga kerja krn tidak
ada kegiatan yang memerlukan tenaga intensif untuk
pekerjaan berat seperti pengolahan tanah dan
pemberantasan gulma;
Keunggulan Bertani System Hidroponik (lanjutan):

8. Fleksible (Dapat dilakukan dimana saja);


9. Sebagai solusi atas berkurangnya lahan produktif akibat alih
fungsi lahan;
10. Meningkatkan prestice shg dapat menarik minat kaum
milenial sebagai petani modern;
11. Kualitas produk lebih baik dari pertanian konvensional shg
harga jual meningkat;
12. Larutan nutrisi tanaman dapat dipasok sesuai dengan tingkat
kebutuhan tanaman;
13. Dapat diusahakan di lahan tidak subur maupun di lahan yang
sempit
Pengelompokan Tanaman dalam Budidaya System
Hidroponik:

Sayuran Daun
Sayuran Buah
Tanaman Buah semusim
Tanaman Hias Daun
Tanaman Hias Bunga
Jenis-jenis Media Tanam Hidroponik
1. Air
2. Rockwool
3. Arang sekam
4. Zeolit
5. Hydroton
6. Cocopiet
7. dll

Pupuk untuk Budidaya Tanaman


System Hidroponik
1. Nutrisi AB Mix (Sayuran Daun, Sayuran Buah, Tanaman
Buah, Tanaman Bunga, dll)
2. Nutrisi lainnya
System dalam Budidaya Hidroponik:
1. Hidroponik System Pasang Surut
2. Hidroponik System NFT (Net Film Technique)
3. Hidroponik System DFT (Deep Flow Technique)
4. Hidroponik System Wick
5. Hidroponik System Aeroponik
6. Hidroponik System Dript (Irigasi Tetes)
7. Hidroponik System Rakit Apung
8. Hidroponik System Tower
9. Hidroponik System Aquaponik
10.Hidroponik System Dutch Bucket
Hidroponik System Pasang Surut
1. Hidroponik System Pasang Surut

Hidroponik system pasang surut biasa dibuat dalam skala kecil


hanya untuk pajangan, namun cocok untuk para hobiis. Bahan
yang dipergunakan cukup sederhana, terdiri dari pipa paralon,
corong atau botol aqua bekas, dengan media zeolit atau rockwool
maupun hydrotone, dilengkapi pompa celup yang dihubungkan
dengan timer dan wadah nutrisi. Tanaman yang ditanam sesuai
kehendak pengguna, tinggal mengatur nutrisinya.
System kerjanya adalah pompa yang dihidup-matikan oleh
timer akan mengangkat nutrisi ke media tanam beberapa saat lalu
mengalir kembali ke bak penampung, demikian seterusnya.
Sehingga akar tanaman cukup nutrisi dan cukup pula oksigennya,
sehingga pertumbuhannya sempurna.
Hidroponik System Pasang Surut
Hidroponik System Pasang Surut
Hidroponik System Pasang Surut
Hidroponik System NFT
(Net Film Technique)
Hidroponik system NFT (Nutrient Film Technique),
adalah suatu system budidaya tanpa media tanah dengan
mengalirkan nutrisi secara tipis pada suatu permukaan
secara terus menerus.
System ini biasanya menggunakan bahan utama berupa
talang air atau pipa PVC yang diatur berjejer atau
bertingkat dengan kemiringan 5% dan dialiri larutan
nutrisi mulai dari ujung yang lebih tinggi sehingga
nutrisi akan mengalir ke ujung yang lebih rendah dan
nutrisi akan masuk dan tertampung lagi pada bak nutrisi
lalu dipompa lagi naik secara terus menerus terutama
pada siang hari.
HIDROPONIK SYSTEM NFT
Hidroponik System NFT
(Net Film Technique)
Hidroponik System DFT
(Deep Flow Technique)

DFT adalah suatu system hidroponik dengan posisi gully / talang


atau pipa rata dari ujung yang satu ke ujung yang lain.
Kedalaman air dipertahankan pada kedalaman tidak lebih dari 8
cm, supaya beban tidak terlampau berat bagi talang.
Air masuk pada ujung yang satu dan keluar melalui lubang pada
ketinggian 8 cm pada ujung yang lain.
Aerasi pada sistem ini kurang sempurna, sehingga sulit untuk
mencapai produksi yang tinggi. Namun aman pada saat terjadi
pemadaman listrik krn ada genangan air di dalam pipa atau talang.
HIDROPONIK SYSTEM DFT
Perbedaan System NFT dengan DFT
Hidroponik System Wick

Wick System (Sistem Sumbu) adalah sistem hidroponik paling


sederhana. Pada prinsipnya, sistem sumbu ini hanya
membutuhkan sumbu (bahan dari kain flannel) yang dapat
menghubungkan antara larutan nutrisi pada bak penampung
dengan media tanam.
Hidroponik System Aeroponik

Aeroponik adalah hasil modifikasi dari hidroponik. Aeroponik


berasal dari kata aero dan phonos. Aero berarti udara. Udara
tersebutlah yang menjadi pembeda antara aeroponik dengan
hidroponik. Metode aeroponik hanya memerlukan air dan tidak
memerlukan bantuan media yang lainnya semacam pasir dan kerikil.
Jadi, akar tanaman dibiarkan menggantung di udara. Diliput oleh
kabut butiran halus larutan nutrisi, melalui sprinklers / jetspray yang
digerakkan oleh pompa tekanan tinggi, secara terus menerus tanpa
henti, yang kandungan oksigen terlarutnya sangat tinggi, yang sangat
menunjang proses respirasi. Larutan yang tidak mengenai akar
dikumpulkan dan dialirkan kembali ke tandon / reservoir larutan
nutrisi, untuk resirkulasi.
Hidroponik System Aeroponik
Hidroponik System Aeroponik
Hidroponik System Dript
(Irigasi Tetes)
Drip System atau Drip Irrigation System adalah salah satu
jenis sistem hidroponik yang prinsipnya memberikan air dan
nutrisi dalam bentuk tetesan yang menetes secara terus menerus
sesuai kebutuhan tanaman. Tetesan diarahkan tepat pada daerah
perakaran tanaman agar tanaman dapat langsung menyerap air
dan nutrisi yang diberikan.
Hidroponik System Dript
(Irigasi Tetes)
Hidroponik System Dript
(Irigasi Tetes)
Hidroponik System Dript
(Irigasi Tetes)
Hidroponik System Dript
(Irigasi Tetes)
Hidroponik
System Rakit Apung
Kolam dengan kedalaman 40 cm, diisilarutan nutrisi setebal 30 cm,
diapungi styrofoam tebal 3 cm, diberi berpuluh lubang tanam,
ditanami anak semai sayuran daun, dengan akarnya menjuntai ke
dalam larutan nutrisi. Dengan blower ditambahkan udara ke dalam
tandon, untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut.
Hidroponik
System Rakit Apung
Hidroponik
System Rakit Apung
Hidroponik
System Rakit Apung
Hidroponik
System Tower
Hidroponik system tower adalah bentuk verticultur dengan
fertigasi menyerupai aeroponik karena menggunakan semburan
larutan nutrisi yang memancar secara terus menerus ataupun
berkala dan tersirkulasi. System tower sangat hemat lahan dan
efektif .
Yang perlu diperhatikan adalah ukuran pipa yang dipergunakan
berukuran minimal 4” sehingga pompa dapat tersimpan di dalam
pipa tower.
Hidroponik System Tower
Hidroponik System Tower
Hidroponik System Tower
Hidroponik System Tower
Hidroponik
System Aquaponik
Aquaponik adalah metode bertanam yang memungkinkan petani
tidak hanya memproduksi tanaman, namun juga beternak ikan.
Metode yang satu ini mengombinasikan antara metode hidroponik
dengan metode budidaya hewan air.
Aeroponik terbilang sangat efisien karena petani bisa
memproduksi ikan dan tanaman secara bersamaan. Antara ikan dan
tanamanpun saling menguntungkan satu sama lain.
Hidroponik System Aquaponik
Hidroponik System Aquaponik
Hidroponik System Aquaponik
Hidroponik System Aquaponik
Hidroponik
System Hidroganik
Hidroganik adalah sutu system budidaya tanaman dan ikan yang
mirip dengan aquaponik, namun disempurnakan dengan
menggunakan media organik pada tanaman yang dibudidayakan.
Hidroganik adalah istilah yang belum umum digunakan di kalangan
pegiat hidroponik, namun system ini sangat efektif pada budidaya
padi hidroponik organik.
Hidroponik System Hidroganik
Hidroponik
Dutch Bucket System
Dutch Bucket System (DBS) dalam metode hidroponik,
pertama-kali dikembangkan di negeri kincir angin,
Belanda. Sampai saat ini Dutch Bucket System
merupakan teknik hidroponik yang paling populer di
dunia.

Pertanian modern dalam skala besar di negara asalnya


yaitu Belanda rata-rata menggunakan teknik ini, karena
terbukti mampu meningkatkan hasil panen dengan teknik
yang sederhana. Dutch Bucket System juga dikenal
dengan istilah Bato Bucket System.
Media tanam: hidroton, perlite, batu apung atau zeolit, dapat juga menggunakan
cocopeat, arang sekam dan zeolit. Campuran cocopeat dan arang sekam
diletakkan pada lapisan bawah sedangkan zeolit diatasnya. Bucket tidak diisi
penuh dengan media tanam, tetapi hanya seperempat bagian saja.

Jenis tanaman yang banyak ditanam dengan DB System antara lain: Tomat,
semangka, terung, cabai, paprika, anggur, mentimun dan melon. Namun demikian
sebenarnya hampir semua jenis tanaman semusim bisa ditanam menggunakan
sistem ini.

Beberapa kelebihan pada DB System antara lain :


a.Fleksibel, Dutch Bucket System bisa diaplikasikan baik skala kecil (hobi)
maupun skala besar (skala budidaya).
b.Sederhana dan relatif murah karena bisa dibuat dengan barang-barang bekas dan
peralatan seadanya.
c.Tanaman lebih subur dan produktif, karena adanya sirkulasi air dan nutrisi yang
memungkinkan terdapat lebih banyak oksigen pada larutan nutrisi tersebut.
TAHAPAN PELAKSANAAN BUDIDAYA
PERTANIAN SYSTEM HIDROPONIK
1. Penyiapan instalasi hidroponik sesuai system yang akan
diterapkan
2. Penyiapan alat dan bahan
3. Penyiapan nutrisi AB Mix
4. Persiapan penyemaian benih sayuran
5. Penyediaan larutan (Cek PPM dan pH)
6. Penanaman bibit
7. Pemeliharaaan tanaman
8. Panen
9. Sortasi , grading dan packaging
10.Distribusi & pemasaran
Media Hidroponik

ROCKWOOL
EKAM YANG DIPADATKAN SEKAM DIPADATKAN DAN
DIPOTONG-POTONG

CAMPURAN BERBAGAIMACAM
BAHAN ORGANIK
PERLIT

CLAY-GRANULAR / HYDROTON
Nutrisi Hidroponik Sayuran Daun

Nutrisi hidroponik :
bisa didapatkan di toko-toko pertanian. Umumnya komposisi
nutrisi ini terdiri dari berbagai jenis pupuk yang mengandung
unsur makro dan mikro.

Unsur makro :
Nitrogen (N), Kalcium (Ca), Fosfor (P), Magnesium (Mg), Kalium
(K) dan Sulfur (S).

Unsur mikro :
Mangan (Mn), Besi (Fe), Magnesium (Mg), Klor (Cl), Boron (B),
Seng (Zn) dan Molibdenum (Mo), Cuprum (Cu).
Formula Nutrisi Hidroponik 1

Untuk formula nutrisi Hidroponik yang pertama kita akan membuat 2 komposisi terpisah
yaitu komposisi A dan komposisi B.
Komposisi A : Kalium Nitrat 616 gram
Kalsium Nitrat 1176 gram
Fe EDTA 38 gram

Komposisi B : Kalium Sulfat 36 gram


Kalium Dihidrofosfat 335 gram
Ammonium Sulfat 122 gram
Magnesium Sulfat 790 gram
Asam Borat 4 gram
Mangan Sulfat 8 gram
Zinc Sulfat 1,5 gram
Cupri Sulfat 0,4 gram
Ammonium Hepta Molibdat 0,1 gram

Bahan-bahan lain : Air


2 wadah larutan (untuk komposisi A dan B)
masing-masing kapasitas 20 liter
1. Tabel Usia Tanaman
2. Tabel Ph dan PPM setiap jenis tanaman
3. Video Hidroponik

Anda mungkin juga menyukai